Dampak Strict Parenting pada Pertumbuhan Anak
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Strict Parenting, Parenting Lifestyle, Parenting, Pola Asuh, Pola Asuh Otoriter
Setiap orang tua pasti punya cara masing-masing untuk mendidik anak. Dari berbagai cara parenting yang ada, ada satu jenis parenting yang sebaiknya MomDad hindari, yaitu strict parenting atau pola asuh otoriter. Pasalnya, strict parenting dapat memengaruhi tumbuh kembang anak, terutama dari segi mental. Apa sih bahayanya? Yuk, simak penjelasan singkat di bawah!
Pengertian strict parenting/pola asuh otoriter
Orang tua dengan pola asuh otoriter percaya bahwa anak-anak harus mengikuti aturan tanpa kecuali dan memiliki ekspektasi tinggi terhadap anak-anaknya. Pola asuh otoriter ini cenderung mengutamakan aturan atau kehendak dari satu pihak saja, yakni orang tua, dan tidak memberikan kesempatan anak berdiskusi. Strict parenting pun memiliki dampak bagi yang tumbuh kembang anak, antara lain:
- Anak tidak belajar disiplin dan tanggung jawab
Strict parenting membuat anak kehilangan kesempatan untuk belajar self discipline dan tanggung jawab memberi Batasan secara otoriter dan tidak berempati terhadap sudut pandang anak mungkin dapat menghentikan perilaku buruk sementara waktu, namun tidak mengajarkan anak mengontrol diri dan belajar bertanggung jawab atas perbuatannya.
- Strict parenting mengajarkan disiplin lewat rasa takut
Anak menuruti orang tua bukan karena mereka “ingin” tetapi karena takut mendapat hukuman. Anak belajar dari contoh di sekitarnya dan hal ini mengajarkan anak untuk menjadi “perundung” bagi teman-temannya yang lebih “lemah” darinya
- Anak jadi membangkang
Anak yang dibesarkan dengan strict parenting cenderung lebih membangkang terutama di usia remaja seseorang yang merasa “dikontrol” akan berusaha agar ida dapat lepas dari control tersebut.
- Anak mudah terpengaruh teman sebaya
Anak-anak dari pola asuh otoriter seperti ini juga lebih rentan terhadap pengaruh teman sebaya karena tidak terbiasa atau tidak diberi kesempatan membuat keputusan sendiri dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini juga seringkali berusaha mencari kasih sayang di tempat-tempat yang salah.
- Merusak hubungan anak dan orang tua
Strict parenting membuat orang tua mengebelakangkan empati alami terhadap anak, misalnya saat menghukum anak, tanpa memperhitungkan dari sisi pandang anak.
Itulah dampak strict parenting atau pola asuh otoriter yang dapat memengerahui tumbuh kembang si Kecil.
Bagaimana cara MomDad menerapkan parenting pada si Kecil? Yuk, share cerita MomDad di Forum Parenting bersama orang tua lainnya!
Referensi:
- Hosokawa R, Katsura T. Role of Parenting Style in Children's Behavioral Problems through the Transition from Preschool to Elementary School According to Gender in Japan. Int J Environ Res Public Health. 2018 Dec 21;16(1):21.
- https://parentingscience.com/authoritative-parenting-style/
- Delvecchio E, Germani A, Raspa V, Lis A, Mazzeschi C. Parenting Styles and Child's Well-Being: The Mediating Role of the Perceived Parental Stress. Eur J Psychol. 2020 Aug 31;16(3):514-531.
- Talib, Johari & Mohamad, Zulkifli & Mamat, Maharam. (2015). Effects of Parenting Style on Children Development.
- Krisdiantini, A., Setyoboedi, B., & Krisnana, I. (2021). THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENTING STYLE AND CHILDREN’S DEVELOPMENT AGED PRE-SCHOOL. Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, 4(4), 386–394.
- https://www.ahaparenting.com/read/strict-parenting