BB Anak Turun secara Persisten, Waspada Gejala TB
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Tuberkulosis, TB, Vaksin BCG
Sampai saat ini, tuberkulosis (TB) masih merupakan masalah kesehatan yang penting di dunia, terutama pada anak. TB atau yang sering disebut sebagai “flek” merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Tuberkulosis adalah penyakit yang menular dan bukan penyakit yang diturunkan secara genetik, maka seorang anak dapat terkena TB karena tertular dari pasien TB.
Penularan TB berasal dari percikan dahak, ludah, atau droplet penderita TB saat batuk atau bersin. Apabila percikan tersebut mengandung bakteri tuberkulosis, bakteri tersebut dapat masuk ke saluran pernapasan orang yang sehat dan menginfeksi orang tersebut.
Faktor Risiko Penularan TB
Ada 3 faktor penyebab yang dapat meningkatkan resiko sakit TB pada anak, antara lain:
- Usia. Anak balita dan remaja beresiko tinggi terkena sakit TB karena usia.
- Kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh yang turun dapat meningkatkan resiko sakit TBC, misalnya gizi buruk, diabetes mellitus, penyakit ganas (kanker), konsumsi obat yang menurunkan imunitas jangka panjang, HIV, dan lain-lain.
- Kontak erat. Anak yang melakukan kontak erat dengan pasien TB paru yang infeksius pada umumnya akan mengalami resiko sakit TB.
Gejala TB
Gejala klinis TB pada anak dapat berupa sistemik atau umum. Gejala umum TB pada anak sering dijumpai adalah:
- Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya atau terjadu gagal tumbuh (failure to thrive) meskipun telah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik dalam waktu 1-2 bulan.
- Demam lama (lebih dari 2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain). Demam umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan spsifik TB pada anak apabila tidak disertai dengan gejala umum lain.
- Batuk lama lebih dari 2 minggu. Batuk bersifat nin-remitting (tidak pernah reda atau intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat disingkirkan. Batuk tidak membaik dengan pemberian antibiotika atau obat asma (sesuai indikasi).
- Lesu dan anak kurang aktif bermain.
Gejala-gejala tersebut sering dianggap tidak khas, karena bisa dijumpai pada penyakit lain. Namun demikian, sebenarnya gejala TB bersifat khas, yaitu menetap (lebih dari 2 minggu) walaupun sudah diberikan terapi yang adekuat, misalnya antibiotika atau anti malaria untuk demam, antibiotika atau obat asma untuk batuk lama, dan pemberian nutrisi yang adekuat untuk masalah berat badan.
Untuk mencegah si Kecil dari TB, MomDad bisa memberikan vaksin BCG yang dapat mencegah sakit TB berat. Namun, tetap saja perlindungannya tidak bersifat 100% karena banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan vaksin. Lakukan Booking Vaksin sesuai jadwal melalui aplikasi PrimaKu untuk dapatkan promo menguntungkan setiap bulannya.
Selain itu, meskipun si Kecil sehat, mereka harus tetap minum obat pencegah TB. Sebab anak, terutama balita, yang kontak erat dengan pasien TB paru berisiko tinggi terinfeksi dan sakit TB berat yang bisa menimbulkan kematian. Dengan minum obat pencegah, anak akan terhindar dari kondisi tersebut.
Referensi: Petunjuk Teknis Manajaemen dan Tatalaksana TB Anak oleh Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 2016