BB Anak Susah Naik? Ketahui Bahaya & Cara Penanganannya!
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Berat Badan, BB Seret
Berat badan (BB) yang kurang atau seret pada anak dapat berpotensi membahayakan kesehatan mereka. BB anak susah naik bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti kurangnya asupan nutrisi, penyakit refluks gastroesofagus, penyakit tertentu, hingga gangguan penyerapan makanan. Lantas, apa sih bahayanya jika BB anak susah naik dan bagaimana cara penanganannya? Yuk, scroll artikel ini sampai bawah agar tahu jawabannya!
Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak-anak yang memiliki berat badan yang jauh di bawah rata-rata untuk usia dan tinggi mereka mungkin mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Ini dapat memengaruhi perkembangan fisik dan kognitif mereka. [1]
Kurangnya Energi
Berat badan yang kurang dapat mengakibatkan kurangnya energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, aktivitas fisik, dan fungsi tubuh yang sehat. Anak-anak dengan kurang berat badan mungkin merasa lemah dan kekurangan energi. [2]
Risiko Penyakit
Anak-anak dengan berat badan yang seret memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi dan penyakit. Sistem kekebalan tubuh mereka mungkin kurang kuat, sehingga membuat mereka rentan terhadap penyakit. [3]
Masalah Kesehatan Mental
Masalah berat badan pada anak-anak juga dapat memengaruhi kesehatan mental mereka. Ini termasuk rendahnya harga diri, depresi, dan masalah emosional lainnya yang dapat terjadi akibat tekanan sosial dan perasaan tidak nyaman terkait dengan berat badan.[4]
Gangguan Makan
Anak-anak dengan berat badan yang seret mungkin berisiko mengembangkan gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia, ketika mereka tumbuh dewasa. Ini bisa menjadi masalah serius yang memengaruhi kesehatan jangka panjang mereka. [5]
Jika si Kecil mengalami kesulitan dalam kenaikan berat badan, tidak perlu cemas karena ada beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Beri ASI eksklusif. Bayi yang belum genap berusia 6 bulan sebaiknya cukup diberi ASI secara eksklusif. Hal ini dikarenakan sistem pencernaan bayi yang belum siap untuk mengolah makanan, sehingga ASI menjadi makanan terbaik untuknya.
- Menyusui sesering mungkin. Jika berat badan si kecil kurang, MomDad sebaiknya menyusui sesering mungkin. Bahkan, bayi yang baru lahir harus disusui setidaknya setiap 1,5 jam atau 2 jam sekali. Menyusui secara teratur akan membantu menaikkan berat badan bayi ke angka ideal.
- Cek perlekatan dan posisi menyusui. Tidak hanya memberikan ASI eksklusif dan sering menyusui, tapi MomDad juga perlu memastikan lagi apakah perlekatan dan posisi menyusui sudah benar atau belum. Pastikan agar Mom dan bayi sama-sama berada dalam posisi nyaman saat menyusui, serta pelekatan bayi ke puting payudara ibu sudah efektif.
- Beri MPASI tepat waktu dan adekuat. Jika bayi sudah berusia 6 bulan, ini waktu yang tepat untuk memberinya makanan pendamping ASI (MPASI). MomDad bisa menambahkan makanan yang mengandung banyak kalori, seperti telur, ikan, daging, keju, hingga kentang.
- Periksa ke dokter. Jika sudah mencoba berbagai cara, namun berat badan bayi tak kunjung bertambah, sebaiknya MomDad periksakan kondisi si Kecil ke ahlinya. Dokter akan memeriksa kondisi dan melihat apakah si Kecil memiliki masalah tertentu, serta memberikan solusi terbaik.
Penting untuk memantau pertumbuhan dan berat badan anak secara rutin, memberikan nutrisi yang cukup, dan mencari bantuan medis jika anak memiliki masalah berat badan yang serius. Keseimbangan nutrisi dan pola makan yang sehat sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal pada anak-anak.
Referensi:
- Victora, C. G., et al. (2008). Maternal and child undernutrition: consequences for adult health and human capital. The Lancet, 371(9609), 340-357.
- Black, R. E., et al. (2008). Maternal and child undernutrition: global and regional exposures and health consequences. The Lancet, 371(9608), 243-260.
- Bhutta, Z. A., et al. (2013). Evidence-based interventions for improvement of maternal and child nutrition: what can be done and at what cost? The Lancet, 382(9890), 452-477.
- Puhl, R. M., & King, K. M. (2013). Weight discrimination and bullying. Best Practice & Research Clinical Endocrinology & Metabolism, 27(2), 117-127.
- Smink, F. R. E., et al. (2013). Prevalence and severity of DSM-5 eating disorders in a community cohort of adolescents. International Journal of Eating Disorders, 46(6), 610-619.