BB Anak Nggak Normal? Waspada Risiko Weight Faltering!
Author: Sekar Retno Ayu
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: BB Anak, BB Normal, Weight Faltering, Tumbuh Kembang
MomDad, pernah nggak sih MomDad merasa khawatir melihat si kecil tampak lebih kurus atau justru lebih gemuk dibanding teman-teman sebayanya? Sering kali kita bertanya-tanya, apakah berat badannya sudah sesuai dengan usianya? Nah, penting banget untuk mengetahui apakah berat badan si Kecil berada di jalur yang benar. Artikel ini akan membantu MomDad memahami tanda-tanda berat badan yang tidak normal pada anak, cara mengukurnya dengan tepat, hingga langkah pencegahan yang bisa dilakukan agar tumbuh kembang si Kecil berjalan optimal!
Tanda-tanda BB Anak Tidak Normal
Ketika si Kecil tampak terlalu kurus atau gemuk dibandingkan teman-teman seusianya, ini bisa menjadi alarm bagi MomDad untuk lebih memperhatikan pertumbuhannya. Pengukuran antropometri sangat penting untuk memastikan apakah anak mengalami berat badan kurang, gizi buruk, atau sebaliknya, gizi lebih hingga obesitas. Mengukur berat dan tinggi anak secara rutin adalah cara terbaik untuk mengetahui kondisi ini.
Bagaimana Cara Mengidentifikasi Kelebihan atau Kekurangan Berat Badan Anak?
Agar MomDad bisa tahu pasti, pengukuran berat badan harus dilakukan dengan benar. Misalnya, untuk bayi, timbang dalam keadaan telanjang dan ukur tinggi badannya saat tidur. Sedangkan, untuk anak yang lebih besar, pastikan anak hanya memakai pakaian tipis. Data ini kemudian diplot ke kurva pertumbuhan WHO, di mana:
- Berat badan kurang terdeteksi jika berada di bawah -2 SD
- Berat badan sangat kurang di bawah -3 SD
- Risiko berat badan lebih jika melebihi +1 SD
Jangan lupa, penting juga untuk mengukur tinggi badan dan membandingkannya dengan berat badan menggunakan rasio BB/TB atau Indeks Massa Tubuh (IMT) sesuai usia anak.
Dampak Jangka Panjang Jika Berat Badan Tidak Normal
Kekurangan berat badan yang berlarut-larut bisa mengakibatkan weight faltering atau gagal tumbuh. Ini memengaruhi hampir semua organ tubuh anak, dari tulang, otot, otak, hingga sistem kekebalan tubuh. Anak yang malnutrisi lebih mudah terkena infeksi karena sistem imunnya lemah. Akibatnya, nafsu makan semakin menurun, mikronutrien tak terserap optimal, dan akhirnya memperburuk kondisi gizi si kecil. Jika dibiarkan, ini bisa mengarah pada stunting, yang menjadi hambatan serius pada pertumbuhan fisik anak.
Sebaliknya, anak yang mengalami obesitas berisiko tinggi terhadap berbagai masalah kesehatan seperti diabetes, hipertensi, dan gangguan jantung di kemudian hari. Jadi, sangat penting untuk menjaga berat badan anak tetap ideal.
Kapan Harus Khawatir & Konsultasi dengan Dokter?
Jika MomDad merasa berat badan si Kecil tidak sesuai standar usianya atau jika ada perlambatan dalam pertumbuhannya, segera konsultasikan dengan dokter. Terutama jika grafik pertumbuhan anak mulai mendatar atau menyimpang dari kurva pertumbuhan yang normal. Dokter akan membantu mengevaluasi apakah ada masalah yang mendasari, seperti gangguan penyerapan nutrisi atau masalah kesehatan lain yang mempengaruhi berat badan anak.
Faktor yang Memengaruhi Berat Badan Anak Meski Pola Makannya Sehat
Kadang meskipun pola makan si Kecil sudah sehat, berat badannya tetap sulit naik. Berikut beberapa faktor yang bisa menjadi penyebabnya:
- Kurangnya asupan nutrisi: pola pemberian makan yang tidak tepat, manajemen laktasi yang salah, atau kekurangan makanan bergizi akibat masalah ekonomi.
- Meningkatnya kebutuhan tubuh: anak yang sering mengalami infeksi berulang, penyakit jantung bawaan, atau masalah tiroid.
- Gangguan penyerapan makanan: misalnya, alergi susu sapi, penyakit metabolisme bawaan, atau masalah malabsorpsi yang membuat nutrisi tidak diserap dengan baik oleh tubuh.
Setiap kasus harus dievaluasi secara individual dengan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab pasti dari kondisi ini.
Yuk, Cegah Berat Badan si Kecil Tetap Optimal!
Untuk mencegah masalah berat badan pada anak, MomDad bisa mulai dengan memberikan nutrisi yang seimbang sesuai usia si Kecil. Jangan lupa penuhi kebutuhan tidurnya setiap hari, pastikan si Kecil aktif bergerak, dan pantau pertumbuhannya secara berkala menggunakan aplikasi PrimaKu.
Jika berat badannya mulai menyimpang dari normal atau pertumbuhannya melambat, segera konsultasikan dengan dokter agar masalah bisa diatasi sejak dini.
Referensi:
- Homan GJ. Failure to Thrive: A Practical Guide. Am Fam Physician. 2016 Aug 15;94(4):295-9.
- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI ANAK