Anak sering Memar, Kapan Curiga Hemofilia?
Author: Dr. Stefanus Gunawan, SpA(K),Msi.Med
Topik: Hemofilia, Lebam, Lebam Tidak Normal
Memar atau kebiruan pada kulit merupakan hal yang sering dialami oleh anak. Memar biasanya terjadi pada anak-anak ketika mereka terjatuh pada permukaan yang keras ketika bermain atau pada saat berolahraga. Umumnya, memar yang timbul akibat benturan tersebut adalah sesuatu yang normal. Namun, MomDad juga harus waspada bahwa ada memar yang tidak normal, lho!
Penyebab memar
Memar pasti diawali oleh adanya perdarahan. Perdarahan terjadi akibat adanya gangguan pada dinding pembuluh darah. Pada anak sehat, jika gangguan dinding pembuluh darah tersebut tidak terlalu besar, maka proses pembekuan darah akan menghentikan perdarahan tersebut. Memar akan terjadi bila terjadi bekuan darah di bawah kulit sebagai hasil dari kerusakan pembuluh darah.
Nah, ada satu memar yang disebabkan penyakit bernama hemofilia, yaitu gangguan pembekuan darah yang diturunkan secara genetik dari garis keturunan ibu (x-linked recessive). Pada anak yang mengalami hemofilia, terjadi penurunan kadar faktor pembekuan darah sehingga mudah terjadi perdarahan spontan atau perdarahan sulit berhenti. Hemofilia harus dicurigai pada pasien dengan riwayat sebagai berikut:
- Jenis kelamin laki-laki
- Mudah memar kebiruan tanpa penyebab yang jelas terutama pada masa bayi dan balita
- Bengkak dan nyeri pada sendi
- Riwayat perdarahan yang sulit berhenti pasca trauma atau setelah tindakan medis seperti cabut gigi, sirkumsisi, atau operasi lainnya
- Adanya keluhan yang sama pada saudara laki-laki pasien atau saudara laki-laki ibu pasien
Terdapat 2 jenis hemofilia, yaitu hemofilia A (kekurangan faktor VIII) dan hemofilia B (kekurangan faktor IX). Jumlah penderita hemofilia A lebih banyak daripada hemofilia B, dengan total penyandang hemofilia di Indonesia pada tahun 2018 adalah sebanyak 2098 orang.
Gejala hemofilia
Gejala utama hemofilia adalah perdarahan yang sulit berhenti, perdarahan memanjang, dan mudahnya anak berdarah, terutama pada area sendi dan otot. Diagnosis pasti hemofilia dilakukan dengan pemeriksaan kadar faktor VIII dan IX. Berdasarkan aktivitas faktor VIII dan IX yang ditemukan, hemofilia diklasifikasikan sebagai:
- Ringan: aktivitas faktor >5-40%. Perdarahan sendi yang terjadi umumnya akibat trauma atau operasi, sangat jarang terjadi perdarahan spontan
- Sedang: aktivitas faktor 1-5%. Perdarahan spontan atau akibat trauma ringan lebih sering terjadi, sekitar 1 kali per bulan
- Berat: aktivitas faktor <1%. Perdarahan sendi spontan dapat terjadi 1-2 kali per minggu.
Selain perdarahan sendi, terdapat perdarahan serius lain yang dapat dialami anak dengan hemofilia, seperti perdarahan otot, mulut, gusi, hidung, dan saluran kemih. Perdarahan yang termasuk mengancam nyawa meliputi perdarahan otak, saluran cerna, leher, dan tenggorok.
Referensi
Diakses pada 25 November 2022:
- Bruises and bruising, didapat dari https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/bruises
- Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran: Tata laksana hemofilia. Didapat dari https://www.idai.or.id/professional-resources/pedoman-konsensus/pedoman-nasional-pelayanan-kedokteran-tata-laksana-hemofilia