Sebuah proyek peningkatan kualitas (Quality Improvement, QI) yang melibatkan alur kerja manajemen standar dengan kriteria pemulangan yang ketat untuk pasien anak dengan nyeri perut di Rumah Sakit KK Women's and Children's di Singapura telah menghasilkan perbaikan yang signifikan. Penelitian ini berhasil mengurangi lama tinggal (Length of Stay, LOS), jumlah pemeriksaan yang tidak perlu, dan jenis pemeriksaan yang dimintakan, tanpa mengakibatkan kesalahan diagnosis. Menurut para peneliti, ini bukan hanya meningkatkan kenyamanan pasien, tetapi juga menghemat biaya bagi pasien dan rumah sakit. Proyek QI seperti ini membuktikan bahwa protokol standar dapat meningkatkan hasil pasien dan memandu manajemen klinis yang lebih baik.

Sebagian besar pasien (61 persen) yang dirawat di Departemen Bedah Anak (PAS) mengalami nyeri perut non-bedah selama tiga siklus Plan-Do-Study-Act (PDSA) yang dilakukan. Pada siklus PDSA ketiga, terjadi peningkatan kepatuhan terhadap alur kerja (80,7 persen) dengan penurunan LOS median sebesar 1 hari, jumlah median pemeriksaan darah, tinja, dan urin sebanyak 1, serta pengurangan jenis pemeriksaan yang dimintakan. Selain manfaat secara medis, pasien juga dapat melakukan penghematan biaya, dengan pengurangan jumlah pemeriksaan yang dimintakan dan lama rawat yang diperlukan. Ini menghasilkan penghematan biaya sekitar SGD 678 per pasien, dengan potensi penghematan tahunan hingga SGD 1.366.848 untuk rumah sakit tersebut.

Dengan fokus pada peningkatan hasil pasien dan efisiensi, proyek QI ini memberikan contoh bagaimana standarisasi alur kerja dapat menghasilkan manfaat yang signifikan dalam perawatan kesehatan anak-anak.

Referensi:
Lu LH, Arbab H, Cheng CS, Yin OL, Caroline OCP. Standardized management of pediatric abdominal pain admissions improves patient outcomes – A quality improvement project. Proceedings of Singapore Healthcare. 2023;32. doi:10.1177/20101058231188875