Mengajarkan kemandirian pada anak sejak dini bukan hanya tentang membuat mereka bisa melakukan segala sesuatunya sendiri, tetapi juga tentang membangun rasa percaya diri, tanggung jawab, dan kemampuan untuk mengambil keputusan. Menurut teori perkembangan psikososial <a class="e-rte-anchor" href="https://www.verywellmind.com/erik-eriksons-stages-of-psychosocial-development-2795740" title="https://www.verywellmind.com/erik-eriksons-stages-of-psychosocial-development-2795740" target="_blank">Erik Erikson, tahap "Autonomy vs. Shame and Doubt"</a> yang terjadi pada usia 18 bulan hingga 3 tahun adalah periode krusial di mana anak mulai belajar untuk mandiri. Jika pada tahap ini anak diberikan kesempatan untuk mencoba dan belajar, ia akan tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan mandiri.Lantas, gimana sih cara mengajarkan anak mandiri sejak usia dini? Yuk, ikuti tips stimulasi berikut!Mengapa Penting Mengajarkan Kemandirian sejak Dini?Kemandirian yang diajarkan sejak dini membantu anak dalam:​<ul><li>Meningkatkan rasa percaya diri: Anak yang diberi kesempatan untuk mencoba sendiri akan merasa lebih percaya diri.​</li><li>Mengembangkan keterampilan hidup: Seperti berpakaian sendiri, makan sendiri, dan merapikan mainan.​</li><li>Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah: Dengan mencoba sendiri, anak belajar dari kesalahan dan mencari solusi.​</li><li>Mempersiapkan anak untuk tantangan di masa depan: Anak yang mandiri lebih siap menghadapi berbagai situasi baru.</li></ul>Strategi Mengajarkan Kemandirian di RumahNah, MomDad bisa lho mengajarkan si Kecil mandiri sejak usia dini dengan mencoba tips berikut di rumah:1.&nbsp;Berikan Kesempatan untuk Melakukan Tugas SederhanaMulailah dengan memberikan tugas-tugas sederhana yang sesuai dengan usia anak, seperti:<ul><li>Merapikan mainan setelah bermain​</li><li>Membawa piring ke dapur setelah makan​</li><li>Memilih pakaian sendiri​</li></ul>Memberikan anak kesempatan untuk melakukan bagian dari rutinitas harian sendiri dapat membantu mereka menjadi lebih mandiri.2. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung KemandirianAtur rumah sedemikian rupa agar anak dapat mengakses barang-barangnya sendiri, seperti:<ul><li>Menyimpan mainan di tempat yang mudah dijangkau​</li><li>Menempatkan pakaian di laci bawah​</li><li>Menyediakan bangku kecil agar anak dapat mencapai wastafel​</li></ul>Dengan lingkungan yang mendukung, anak akan lebih mudah untuk mencoba melakukan sesuatu sendiri.3. Berikan PilihanMemberikan pilihan kepada anak, seperti memilih baju yang ingin dipakai atau memilih camilan, membantu mereka belajar membuat keputusan dan merasa dihargai.4. Biarkan Anak Mengalami KesalahanKesalahan adalah bagian dari proses belajar. Biarkan anak mencoba dan belajar dari kesalahan mereka, tentunya dengan pengawasan yang tepat. Hal ini akan mengajarkan mereka untuk bertanggung jawab dan mencari solusi.5. Berikan Pujian atas Usaha, Bukan Hanya Hasil&nbsp;Fokuslah pada usaha yang dilakukan anak, bukan hanya pada hasil akhirnya. Misalnya, "Mama bangga kamu mencoba memakai sepatu sendiri," daripada hanya mengatakan "Bagus, kamu berhasil memakai sepatu."Mengajarkan kemandirian pada anak sejak dini adalah investasi jangka panjang untuk perkembangan mereka. Dengan memberikan kesempatan, dukungan, dan lingkungan yang tepat, anak akan tumbuh menjadi individu yang percaya diri, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Ingatlah bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda, jadi bersabarlah dan terus dukung si Kecil dalam proses belajar mandiri.Referensi: <a class="e-rte-anchor" href="https://www.brighthorizons.com/article/children/children-developing-independence-right-balance" title="https://www.brighthorizons.com/article/children/children-developing-independence-right-balance" target="_blank">Children Developing Independence: What is the Right Balance? | Bright Horizons&nbsp;</a>

Stimulasi Ajarkan Anak Mandiri sejak Dini, Bisa Coba di Rumah

stimulasi-ajarkan-anak-mandiri-sejak-dini--bisa-coba-di-rumah-1746185920062

Di era digital saat ini, anak-anak semakin akrab dengan short video atau video berdurasi pendek seperti TikTok, YouTube Shorts, dan Instagram Reels. Konten yang singkat dan menarik ini memang menghibur, namun para ahli mulai mengkhawatirkan dampaknya terhadap perkembangan anak. Berikut dampak paparan short video pada anak.Penurunan Rentang KonsentrasiPenelitian menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan video pendek dapat menurunkan kemampuan anak untuk fokus dalam jangka waktu lama. Fenomena ini dikenal sebagai "TikTok Brain", di mana otak terbiasa dengan stimulasi cepat dan kesulitan untuk mempertahankan perhatian pada tugas yang memerlukan konsentrasi lebih lama. ​Gangguan pada Fungsi KognitifStudi lain menemukan bahwa penggunaan video pendek secara berlebihan dapat mengganggu fungsi perhatian dan konsentrasi anak. Anak-anak yang kecanduan video pendek menunjukkan defisit perhatian dan kesulitan dalam memproses informasi yang kompleks.Penurunan Prestasi AkademikKonsumsi video pendek yang tinggi juga dikaitkan dengan penurunan prestasi akademik. Penelitian menunjukkan bahwa semakin sering siswa sekolah dasar menggunakan video pendek, semakin rendah kinerja akademik mereka, dengan perhatian sebagai mediator dalam hubungan ini.Anak Jadi Minim LiterasiShort video seperti di TikTok, Reels, dan Shorts memanjakan otak dengan rangsangan cepat dan instan. Akibatnya, otak terbiasa dengan reward instan, jadi makin sulit menikmati aktivitas yang butuh fokus lebih lama, termasuk membaca artikel panjang atau buku.Meskipun video pendek dapat menjadi sumber hiburan dan informasi, penting bagi MomDad untuk mengawasi dan membatasi konsumsi anak. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:​<ul><li>Menetapkan batas waktu harian untuk menonton video pendek.</li><li>Mendorong aktivitas alternatif yang merangsang kognitif, seperti membaca atau bermain di luar ruangan.</li><li>Mengajak anak berdiskusi tentang konten yang mereka tonton untuk meningkatkan pemahaman dan refleksi.​</li></ul>Dengan pendekatan yang bijak, MomDad dapat membantu si Kecil menikmati teknologi tanpa mengorbankan perkembangan kognitif dan prestasi akademiknya.Referensi:<ul><li><a class="e-rte-anchor" href="https://jolt.richmond.edu/2024/03/06/tiktok-brain-can-we-save-childrens-attention-spans" title="https://jolt.richmond.edu/2024/03/06/tiktok-brain-can-we-save-childrens-attention-spans" target="_blank">TikTok Brain: Can We Save Children’s Attention Spans?</a></li><li>Tingting Yan, Conghui Su, Weichen Xue, Yuzheng Hu, Hui Zhou. Mobile phone short video use negatively impacts attention functions: an EEG study. Front Hum Neurosci. 2024 Jun 27;18:1383913.</li><li>Mohd Asif. Examining the Influence of Short Videos on Attention Span and its Relationship with Academic Performance. May 2024International Journal of Science and Research (IJSR) 13(4):8.&nbsp;</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.psypost.org/new-tiktok-research-short-video-use-linked-to-lower-academic-performance-in-children" title="https://www.psypost.org/new-tiktok-research-short-video-use-linked-to-lower-academic-performance-in-children" target="_blank">New TikTok research: Short video use linked to lower academic performance in children&nbsp;</a></li></ul>

Anak Suka Nonton Short Video? Awas, Dampaknya Bisa Begini

anak-suka-nonton-short-video--awas--dampaknya-bisa-begini-1746185025403

Resep MPASI Tinggi Protein: Tim Kakap

resep-mpasi-tinggi-protein--tim-kakap-1746184809736

Snack Tinggi Protein: Otak-Otak Udang

snack-tinggi-protein--otak-otak-udang-1745986453984

Kaldu jadi salah satu bahan andalan dalam MPASI karena rasanya gurih alami dan kaya nutrisi. Tapi sayangnya, masih banyak orang tua yang belum paham pentingnya menyimpan kaldu dengan cara yang tepat. Padahal, penyimpanan yang salah bisa bikin kaldu terkontaminasi bakteri atau malah kehilangan kandungan gizinya, lho. Gimana sih cara menyimpan kaldu yang tepat? Tips Menyimpan KalduKaldu, apalagi yang dibuat dari tulang atau daging, sangat mudah terkontaminasi bila dibiarkan di suhu ruang terlalu lama. Penelitian menunjukkan bahwa bakteri bisa berkembang biak cepat pada suhu antara 4°C–60°C (zona bahaya makanan). Itu sebabnya penting untuk langsung mendinginkan kaldu dalam waktu 2 jam setelah dimasak.Berikut cara menyimpan kaldu yang disarankan:<ul><li>Dinginkan Cepat: Gunakan wadah kecil atau rendam panci kaldu di air es agar cepat turun suhunya sebelum masuk kulkas.</li><li>Pakai Wadah Tertutup: Simpan dalam wadah food-grade kedap udara untuk mencegah kontaminasi.</li><li>Label dan Tanggal: Selalu beri label tanggal pembuatan agar tahu kapan harus digunakan.</li><li>Bekukan: Untuk penyimpanan lebih dari 2 hari, sebaiknya simpan di freezer. Kaldu bisa bertahan 2–3 bulan jika dibekukan dengan benar.</li></ul> Menyimpan kaldu dengan baik, dapat memberikan manfaat untuk MPASI, seperti:<ul><li>Gizi tetap terjaga</li><li>Tekstur dan rasa tidak berubah</li><li>Aman dikonsumsi anak setiap kali dibutuhkan</li></ul> Kaldu bisa jadi penyelamat MPASI harian, tapi hanya kalau disimpan dengan benar. Dengan tahu cara simpan yang aman, orang tua bisa tenang memberikan MPASI bergizi dan aman untuk si Kecil. Yuk, mulai biasakan simpan kaldu dengan cara yang tepat demi kesehatan anak! Referensi:<ul><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.fsis.usda.gov/news-events/news-press-releases/new-year-new-opportunities-food-safety" title="https://www.fsis.usda.gov/news-events/news-press-releases/new-year-new-opportunities-food-safety" target="_blank">New Year, New Opportunities for Food Safety</a></li><li>Harvard T.H. Chan School of Public Health. “Home Food Safety”</li></ul>

Begini Cara Menyimpan Kaldu MPASI yang Benar

begini-cara-menyimpan-kaldu-mpasi-yang-benar-1745943675668

Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">60 gr atau 4 sdm nasi</li><li style="font-size: 12pt;">45 gr daging ikan nila atau 1/2 ikan nila ukuran sedang (ambil dagingnya), cincang</li><li style="font-size: 12pt;">20 gr tahu</li><li style="font-size: 12pt;">10 gr bayam</li><li style="font-size: 12pt;">100 ml kaldu ikan</li><li style="font-size: 12pt;">10 ml atau 2 sdt minyak sayur untuk menumis</li><li style="font-size: 12pt;">Garam secukupnya (jika diperlukan)</li></ul><div><p style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ;"><span style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-weight: 700;"><span style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-size: 14pt;">Bumbu Halus:<ul style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ;"><li style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-size: 12pt;">1 siung bawang putih</li><li style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-size: 12pt;">1 buah bawang merah</li></ul><div><p style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ;"><span style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-weight: 700;"><span style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-size: 14pt;">Cara Membuat:<ol style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ;"><li style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-size: 12pt;">Tumis bumbu halus hingga harum.</li><li style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-size: 12pt;">Masukkan cincangan ikan nila ke dalam bumbu, lalu tambahkan tahu dan bayam.</li><li style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-size: 12pt;">Masukkan nasi, tambahkan kaldu ikan dan garam, lalu masak hingga matang dan mengental.</li><li style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-size: 12pt;">Saring hingga halus.</li></ol></div></div>

Resep MPASI Tinggi Zat Besi: Bubur Tahu Nila

resep-mpasi-tinggi-zat-besi--bubur-tahu-nila-1745829038744

Tantangan yang sering dihadapi orang tua adalah memastikan bahwa MPASI yang diberikan tidak hanya mencukupi secara kuantitas, tetapi juga berkualitas dan bervariasi. Variasi nutrisi dalam MPASI penting untuk mencegah kekurangan zat gizi tertentu dan membantu bayi mengenal berbagai rasa serta tekstur makanan. Bagaimana sih memvariasikan nutrisi pada MPASI agar gizi si Kecil terpenuhi? Simak tipsnya di bawah, ya. Mulai dengan Makanan Kaya Zat BesiZat besi merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan otak. Sumber zat besi hewani seperti daging merah, ayam, dan ikan memiliki ketersediaan hayati tinggi.Perkenalkan Berbagai Jenis Sayur dan BuahMemberikan berbagai jenis sayur dan buah sejak dini membantu bayi mengenal beragam rasa dan tekstur, serta menyediakan vitamin dan mineral penting. Mulailah dengan sayuran seperti wortel, labu, dan bayam, serta buah-buahan seperti pisang, apel, dan pir.​ Namun perlu diingat, bahwa sayur dan buah sifatnya hanya pengenalan saja ya MomDad, bukan sebagai menu atau hidangan utama.Sertakan Sumber Protein Nabati dan HewaniProtein penting untuk pertumbuhan jaringan tubuh. Selain daging, sumber protein lain seperti telur, tahu, tempe, dan kacang-kacangan dapat dimasukkan dalam menu MPASI. Variasi sumber protein membantu memenuhi kebutuhan asam amino esensial bayi. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak bisa dibentuk sendiri oleh tubuh, sehingga perlu asupan dari makanan.Gunakan Bahan Makanan Lokal dan MusimanMemanfaatkan bahan makanan lokal dan musiman tidak hanya lebih ekonomis tetapi juga memastikan kesegaran dan kandungan nutrisi yang optimal. Misalnya, menggunakan ubi jalar, jagung, atau daun kelor sebagai bagian dari menu MPASI.Hindari Penambahan Garam dan GulaBayi tidak memerlukan tambahan garam dan gula dalam makanannya, khususnya saat MPASI pertama. Penggunaan garam dan gula dapat membebani ginjal bayi dan membentuk preferensi rasa yang kurang sehat di kemudian hari. Jika ingin memperkaya rasa pada MPASI, sebaiknya gunakan bahan-bahan alami, seperti daun salam, kayu manis, atau bawang putih. Memberikan variasi nutrisi dalam MPASI adalah kunci untuk memastikan bayi mendapatkan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang optimal. Dengan memperkenalkan berbagai jenis makanan sejak dini, orang tua membantu bayi mengembangkan kebiasaan makan sehat yang akan bertahan hingga dewasa. Referensi:<ul><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.who.int/health-topics/complementary-feeding" title="https://www.who.int/health-topics/complementary-feeding" target="_blank">World Health Organization. (2023). Complementary feeding</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://naitreetgrandir.com/en/step/0-12-months/feeding/introducing-complementary-foods/" title="https://naitreetgrandir.com/en/step/0-12-months/feeding/introducing-complementary-foods/" target="_blank">Naître et grandir. (n.d.). Introducing complementary foods</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://naitreetgrandir.com/en/step/0-12-months/feeding/introducing-complementary-foods/" title="https://naitreetgrandir.com/en/step/0-12-months/feeding/introducing-complementary-foods/" target="_blank">Introducing complementary foods</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.mdpi.com/2072-6643/15/13/3041" title="https://www.mdpi.com/2072-6643/15/13/3041" target="_blank">MDPI. (2023). Dietary Strategies for Complementary Feeding between 6 and 24 Months: A Narrative Review&nbsp;</a></li></ul>

Tips Memberikan Variasi Nutrisi MPASI agar Gizi Terpenuhi

tips-memberikan-variasi-nutrisi-mpasi-agar-gizi-terpenuhi-1745827676136

Masa pemberian MPASI merupakan fase krusial dalam tumbuh kembang anak. Namun, tidak sedikit orang tua yang menghadapi tantangan ketika berat badan si kecil tidak bertambah sesuai harapan. Kondisi ini bisa menjadi sumber kekhawatiran, terutama jika sudah mencoba berbagai jenis makanan namun hasilnya tetap nihil. Lantas, permasalahan MPASI apa aja sih yang bikin berat badan anak seret? 1. Pengenalan MPASI yang Terlalu Dini atau TerlambatWaktu yang tepat untuk memulai MPASI adalah di usia 6 bulan. Memperkenalkan makanan padat sebelum usia ini dapat meningkatkan risiko obesitas di kemudian hari, sementara keterlambatan dapat menyebabkan kekurangan nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan optimal. Studi menunjukkan bahwa pengenalan MPASI sebelum usia 4 bulan atau setelah 6 bulan dapat berdampak negatif pada pertumbuhan anak [1].2. Asupan Energi dan Protein yang Tidak MemadaiSelama masa MPASI, penting untuk memastikan bahwa makanan yang diberikan mengandung cukup energi dan protein. Kekurangan asupan ini dapat menyebabkan pertumbuhan yang lambat. Penelitian menunjukkan bahwa asupan energi dan protein yang lebih tinggi selama masa MPASI berhubungan dengan peningkatan berat badan yang lebih besar pada bayi [2].3. Kurangnya Variasi dan Kepadatan Nutrisi dalam MakananMemberikan makanan yang bervariasi dan kaya nutrisi sangat penting. Diet yang monoton dan kurang padat nutrisi dapat menyebabkan defisiensi mikronutrien dan pertumbuhan yang terhambat. Anak-anak membutuhkan makanan yang tidak hanya mengenyangkan tetapi juga kaya akan vitamin dan mineral penting.4. Masalah Kesehatan yang MendasarBeberapa kondisi medis seperti infeksi kronis, gangguan pencernaan, atau masalah metabolik dapat mempengaruhi nafsu makan dan penyerapan nutrisi, yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan berat badan. Penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika ada kekhawatiran mengenai pertumbuhan anak.5. Praktik Pemberian Makan yang Tidak TepatCara pemberian makan juga memainkan peran penting. Memberi makan anak secara paksa atau dalam suasana yang tidak menyenangkan dapat menyebabkan anak menolak makanan, yang berdampak pada asupan nutrisi mereka. Menciptakan lingkungan makan yang positif dan responsif dapat membantu meningkatkan nafsu makan anak. Menangani masalah berat badan anak yang sulit naik selama masa MPASI memerlukan pendekatan yang holistik. Memastikan waktu pengenalan MPASI yang tepat, menyediakan makanan yang kaya energi dan nutrisi, serta menciptakan lingkungan makan yang positif adalah langkah-langkah penting. Jika setelah melakukan berbagai upaya berat badan anak tetap tidak bertambah, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi anak untuk evaluasi lebih lanjut. Referensi:<ul><li>Dewey, K. G., &amp; Chaparro, C. M. (2007). Session 4: Mineral metabolism and body composition iron status of breast-fed infants. Proceedings of the Nutrition Society, 66(3), 412–422.</li><li>Michaelsen, K. F., Hoppe, C., Roos, N., Kaestel, P., Stougaard, M., Lauritzen, L., ... &amp; Mølgaard, C. (2009). Choice of foods and ingredients for moderately malnourished children 6 months to 5 years of age. Food and Nutrition Bulletin, 30(3_suppl3), S343–S404.</li></ul>

Stimulasi Ajarkan Anak Mandiri sejak Dini, Bisa Coba di Rumah

Stimulasi Ajarkan Anak Mandiri sejak Dini, Bisa Coba di Rumah

Anak Suka Nonton Short Video? Awas, Dampaknya Bisa Begini

Anak Suka Nonton Short Video? Awas, Dampaknya Bisa Begini

Resep MPASI Tinggi Protein: Tim Kakap

Resep MPASI Tinggi Protein: Tim Kakap

Snack Tinggi Protein: Otak-Otak Udang

Snack Tinggi Protein: Otak-Otak Udang

Begini Cara Menyimpan Kaldu MPASI yang Benar

Begini Cara Menyimpan Kaldu MPASI yang Benar

Resep MPASI Tinggi Zat Besi: Bubur Tahu Nila

Resep MPASI Tinggi Zat Besi: Bubur Tahu Nila

Tips Memberikan Variasi Nutrisi MPASI agar Gizi Terpenuhi

Tips Memberikan Variasi Nutrisi MPASI agar Gizi Terpenuhi

5 Masalah MPASI yang Bikin Berat Badan Anak Seret Terus

5 Masalah MPASI yang Bikin Berat Badan Anak Seret Terus