Grafik pertumbuhan adalah alat penting untuk memantau perkembangan si Kecil. Namun, masih banyak orang tua yang keliru dalam membacanya. Kesalahan ini bisa berdampak pada salah tafsir terhadap kondisi tumbuh kembang anak.Selain memastikan pengukuran dilakukan dengan benar, orang tua juga perlu memperhatikan faktor lain yang berperan dalam pertumbuhan si Kecil. Pola makan seimbang, termasuk asupan nutrisi harian yang cukup, sangat penting untuk mendukung perkembangan optimal. Untuk mendapatkan asupan nutrisi harian yang cukup, si Kecil tidak hanya mendapatkannya dari makanan utama saja, tapi juga lewat camilan. Oleh karena itu, pilihlah camilan yang sehat, contohnya POIPOI, snack praktis kaya kandungan kalsium yang dapat mendukung pertumbuhan tulang anak.Lantas, bagaimana cara membaca grafik pertumbuhan yang benar? Jenis Grafik Pertumbuhan yang Perlu Dipahami<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/558859b733ff10a8106a620867342e4d_1746443640516.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="Screenshot 2025-05-05 at 18.11.25.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Ada beberapa jenis grafik pertumbuhan yang digunakan dalam pemantauan anak, di antaranya:<ul><li>Berat Badan menurut Umur (BB/U) – Menunjukkan apakah berat badan anak sesuai dengan jenis kelamin dan usianya.[1]</li><li>Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) – Mengukur tinggi badan anak sesuai dengan kelompok jenis kelamin dan usianya.[2]</li><li>Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) – Menilai apakah anak mengalami gizi kurang, gizi lebih, atau obesitas sesuai jenis kelamin.[3]</li><li>Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) – Digunakan untuk menilai proporsi tubuh anak berdasarkan berat dan tinggi badan.[4]</li></ul> Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan Orang Tua<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/956b10f6c98ea71312abb3ed729bd107ae_1746443670050.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="Screenshot 2025-05-05 at 18.11.30.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Banyak orang tua melakukan kesalahan saat membaca grafik pertumbuhan, seperti:<ul><li>Mengukur tinggi badan dengan cara yang tidak tepat: Posisi anak harus tegak, tanpa alas kaki, dan kepala menghadap lurus.[5]</li><li>Membandingkan pertumbuhan anak dengan anak lain: Setiap anak memiliki pola pertumbuhan yang berbeda, sehingga perlu dibandingkan dengan grafik standar WHO atau CDC.[6]</li><li>Menganggap satu kali pengukuran sudah cukup: Pemantauan pertumbuhan harus dilakukan secara berkala untuk melihat tren perkembangan anak.[7]</li><li>Tidak memahami arti persentil: Jika anak berada di persentil 10 misalnya, bukan berarti mengalami gangguan pertumbuhan, tetapi dibandingkan dengan 100 anak lain, 90 anak memiliki ukuran lebih besar.[8]</li><li>Mengabaikan perubahan pola pertumbuhan: Jika grafik pertumbuhan menunjukkan penurunan atau stagnasi dalam beberapa bulan, segera konsultasikan dengan dokter.[9]</li></ul> Mengapa Pemantauan Pertumbuhan Itu Penting?Memantau pertumbuhan anak sejak dini membantu mendeteksi risiko stunting, obesitas, atau masalah gizi lainnya.[10] Dengan pemantauan yang rutin, MomDad bisa memastikan si Kecil tumbuh sehat dan optimal sesuai usianya.Dukung Pertumbuhan Optimal dengan Nutrisi yang Tepat<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/0f8ff1d2ac4c39d866d9910102cbfe27eb_1746443782714.webp" class="e-rte-image e-imginline" alt="1386509864p.webp" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Selain pemantauan pertumbuhan, pastikan si Kecil mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, termasuk kalsium untuk kesehatan tulang.[11] Salah satu cara mudah adalah dengan memberikan PoiPoi Snack sebagai camilan sehat:<ul><li>Kaya kalsium untuk mendukung pertumbuhan tulang</li><li>Diperkaya dengan vitamin dan mineral penting</li><li>Praktis, lezat, dan cocok untuk camilan anak</li><li>Tersedia dalam lima varian rasa lezat: Mix Fruit, Veggie, Beef &amp; Cheese, Milky, dan Milky Melon</li></ul>Dengan pemantauan pertumbuhan yang tepat dan asupan nutrisi seimbang, MomDad bisa mendukung tumbuh kembang si Kecil secara optimal! Tertarik coba untuk si Kecil? POIPOI bisa MomDad dapatkan di toko-toko terdekat dan dapat juga dibeli secara online di official store POIPOI di Shopee, Tokopedia, dan Blibli. Referensi:<ul><li>World Health Organization. Child growth standards. 2006.</li><li>Centers for Disease Control and Prevention. Growth Charts. 2022.</li><li>de Onis M, et al. WHO child growth standards. The Lancet. 2006.</li><li>Kuczmarski RJ, et al. CDC Growth Charts: United States. National Center for Health Statistics. 2000.</li><li>WHO Multicentre Growth Reference Study Group. Measuring a child's growth. 2007.</li><li>CDC. Clinical growth charts and reference data. 2020.</li><li>Tanner JM. Growth as a mirror of conditions in society. Archives of Disease in Childhood. 1986.</li><li>Wright CM, et al. How to interpret growth charts accurately. BMJ. 2011.</li><li>WHO. Indicators for assessing infant and young child feeding practices. 2010.</li><li>UNICEF. Stunting in children: A global issue. 2021.</li><li>Golden NH, et al. Optimizing bone health in children and adolescents. Pediatrics. 2014.</li></ul>

Jangan Keliru! Begini Cara Tepat Membaca Grafik Pertumbuhan Anak

jangan-keliru--begini-cara-tepat-membaca-grafik-pertumbuhan-anak-1746443865675

<p style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ;"><span style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-weight: 700;"><span style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-size: 14pt;">Bahan:<ul style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ;"><li style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-size: 12pt;">30 gr mangga matang</li><li style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-size: 12pt;">30 gr pisang</li><li style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-size: 12pt;">20 ml air matang</li></ul><div style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ;"><p style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ;">Cara Membuat:<div style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ;"><ol style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ;"><li style="--tw-scale-x: 1; --tw-scale-y: 1; --tw-pan-x: ; --tw-pan-y: ; --tw-pinch-zoom: ; --tw-scroll-snap-strictness: proximity; --tw-gradient-from-position: ; --tw-gradient-via-position: ; --tw-gradient-to-position: ; --tw-ordinal: ; --tw-slashed-zero: ; --tw-numeric-figure: ; --tw-numeric-spacing: ; --tw-numeric-fraction: ; --tw-ring-inset: ; --tw-ring-offset-width: 0px; --tw-ring-offset-color: #fff; --tw-ring-color: rgb(59 130 246 / 0.5); --tw-ring-offset-shadow: 0 0 #0000; --tw-ring-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow: 0 0 #0000; --tw-shadow-colored: 0 0 #0000; --tw-blur: ; --tw-brightness: ; --tw-contrast: ; --tw-grayscale: ; --tw-hue-rotate: ; --tw-invert: ; --tw-saturate: ; --tw-sepia: ; --tw-drop-shadow: ; --tw-backdrop-blur: ; --tw-backdrop-brightness: ; --tw-backdrop-contrast: ; --tw-backdrop-grayscale: ; --tw-backdrop-hue-rotate: ; --tw-backdrop-invert: ; --tw-backdrop-opacity: ; --tw-backdrop-saturate: ; --tw-backdrop-sepia: ; --tw-contain-size: ; --tw-contain-layout: ; --tw-contain-paint: ; --tw-contain-style: ; font-size: 12pt;">Campur mangga, pisang, dan air, lalu haluskan.</li></ol></div></div>

Snack MPASI: Pure Mangga Pisang

snack-mpasi--pure-mangga-pisang-1746443431143

Memenuhi kebutuhan gizi anak tidak hanya terbatas pada makanan utama, tetapi juga melalui pemberian camilan sehat di sela waktu makan. Camilan berperan penting dalam menjaga energi anak tetap stabil serta memberikan tambahan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, memilih camilan sehat, alami, dan berkualitas menjadi hal yang penting. Berikut lima pilihan camilan sehat alami buatan Indonesia yang dapat mendukung asupan gizi si Kecil!Nayz Puding Susu<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8ad4133b3910c98ce0e1f6d7cc3065434_1746417109715.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="camilan sehat_1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Nayz Puding Susu merupakan camilan sehat yang diformulasikan khusus untuk bayi usia 12 bulan ke atas. Terbuat dari bahan-bahan alami dan diperkaya dengan susu, camilan ini membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian si Kecil. Kandungan utama seperti susu sapi berperan sebagai sumber kalsium dan protein yang penting untuk pertumbuhan tulang dan otot. Tekstur pudingnya lembut, sehingga aman dikonsumsi. Dengan rasa yang lezat dan bebas dari pengawet, pewarna, maupun perisa buatan, <a class="e-rte-anchor" href="https://shopee.co.id/Nayz-Puding-Susu-Camilan-Bayi-usia-12-ukuran-100g-i.181781377.22242413862" title="https://shopee.co.id/Nayz-Puding-Susu-Camilan-Bayi-usia-12-ukuran-100g-i.181781377.22242413862" target="_blank">Nayz Puding Susu</a> menjadi pilihan snack praktis yang mendukung perkembangan motorik oral serta memberikan energi tambahan untuk aktivitas si Kecil sehari-hari.&nbsp;Pureats Freeze Dried Fruits<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/d62118e2a6d109527ed613a5c715d5104b_1746417153515.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="camilan sehat_2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Camilan sehat yang terbuat dari 100% buah segar pilihan ini diproses dengan metode freeze drying, sehingga kandungan nutrisi alaminya tetap terjaga tanpa tambahan gula, pengawet, atau pewarna buatan. Camilan ini kaya akan serat, vitamin C, serta antioksidan alami yang bermanfaat untuk mendukung daya tahan tubuh dan kesehatan pencernaan si Kecil. Dengan teksturnya yang renyah dan rasa buah yang tetap otentik, Pureats menjadi alternatif snack praktis yang aman untuk balita, sekaligus membantu mengenalkan rasa alami buah sejak dini. Cocok dikonsumsi langsung atau dijadikan topping pada makanan, <a class="e-rte-anchor" href="https://shopee.co.id/Pureats-Freeze-Dried-Fruits-Snack-Buah-Kering-Balita-i.980088153.18079830737" title="https://shopee.co.id/Pureats-Freeze-Dried-Fruits-Snack-Buah-Kering-Balita-i.980088153.18079830737" target="_blank">Pureats Freeze Dried Fruit</a> juga membantu melatih keterampilan menggigit dan mengunyah pada anak usia dini.Sunkrisps Rainbow Stick<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/10bbb5e71b9410e9052e67510d28e44d6109_1746417182549.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="camilan sehat_3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Sunkrisps Rainbow Stick adalah camilan sehat berbahan dasar sayuran dan umbi-umbian lokal pilihan, seperti wortel, bayam, ubi ungu, dan jagung, yang diolah tanpa tambahan MSG, pengawet, maupun pewarna buatan. Setiap stik renyah mengandung serat alami, vitamin, dan mineral yang penting untuk mendukung pertumbuhan, menjaga kesehatan pencernaan, serta membiasakan si Kecil mengenal rasa alami dari bahan-bahan bergizi sejak dini. Dengan bentuk yang mudah digenggam dan warna yang menarik, <a class="e-rte-anchor" href="https://shopee.co.id/Sunkrisps-Rainbow-Stick-Original-Stik-Pelangi-Original-50-Gr-i.1021483360.28331703983" title="https://shopee.co.id/Sunkrisps-Rainbow-Stick-Original-Stik-Pelangi-Original-50-Gr-i.1021483360.28331703983" target="_blank">Rainbow Stick</a> juga mendukung stimulasi sensorik anak saat makan.Selain Rainbow Stick original, Sunkrisps juga menghadirkan varian camilan sehat lainnya seperti <a class="e-rte-anchor" href="https://shopee.co.id/Sunkrisps-Mini-Rainbow-Stick-Beef-BBQ-Mini-Stik-Pelangi-Rasa-Beef-BBQ-8-gr-i.1021483360.28030779861" title="https://shopee.co.id/Sunkrisps-Mini-Rainbow-Stick-Beef-BBQ-Mini-Stik-Pelangi-Rasa-Beef-BBQ-8-gr-i.1021483360.28030779861" target="_blank">Sunkrisps Mini Rainbow Stick Beef BBQ</a> dengan rasa gurih alami dari daging sapi, serta <a class="e-rte-anchor" href="https://shopee.co.id/Sunkrisps-Rainbow-Noodle-Mie-Pelangi-Rasa-Mi-Goreng-45-gr-i.1021483360.29030888942" title="https://shopee.co.id/Sunkrisps-Rainbow-Noodle-Mie-Pelangi-Rasa-Mi-Goreng-45-gr-i.1021483360.29030888942" target="_blank">Sunkrisps Rainbow Noodle</a>, mi sayur yang praktis dan bergizi untuk MPASI atau menu sehari-hari si Kecil. Yuk, dapatkan varian produk Sunkrip <a class="e-rte-anchor" href="https://shopee.co.id/babyceria.shop?entryPoint=ShopBySearch&amp;searchKeyword=baby%20ceria" title="https://shopee.co.id/babyceria.shop?entryPoint=ShopBySearch&amp;searchKeyword=baby%20ceria" target="_blank">di sini</a> dan dapatkan promo 5.5 agar belanja bisa lebih murah, mulai dari Rp2.000!Proty Chicken Chips<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/40c3a56d103e42451ad4a6b1917f89463_1746417333392.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="camilan sehat_5.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Camilan tinggi protein berbahan dasar dada ayam asli ini, diolah secara khusus menjadi keripik renyah tanpa tambahan pengawet maupun MSG. Setiap kepingannya mengandung protein hewani berkualitas tinggi yang penting untuk mendukung pertumbuhan otot, menjaga kekuatan tubuh, dan membantu pembentukan enzim serta hormon anak. Selain itu, <a class="e-rte-anchor" href="https://shopee.co.id/PROTY-Snack-Sehat-Chicken-Chips-Original-(1-pcs)-Keripik-Daging-Ayam-Cemilan-Tinggi-Protein-i.1096034061.19594263504" title="https://shopee.co.id/PROTY-Snack-Sehat-Chicken-Chips-Original-(1-pcs)-Keripik-Daging-Ayam-Cemilan-Tinggi-Protein-i.1096034061.19594263504" target="_blank">Proty Chicken Chips</a> juga rendah gula dan rendah karbohidrat, menjadikannya pilihan camilan yang lebih sehat bagi anak-anak maupun anggota keluarga lainnya. Teksturnya yang ringan dan gurih membuatnya mudah dinikmati tanpa rasa bersalah, sambil tetap memenuhi kebutuhan nutrisi harian secara praktis.Poupow Mustofa Wortel<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/4a73102e802025fbcbb6c591bfa808231_1746417363989.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="camilan sehat_4.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Jika biasanya mustofa identik dengan bahan kentang saja, kali ini Poupow menghadirkan mustofa perpaduan antara kentang dan wortel untuk bayi. Kandungan wortel di dalamnya kaya akan beta-karoten yang penting untuk menjaga kesehatan mata serta mendukung sistem kekebalan tubuh si Kecil. Sementara itu, kentang sebagai sumber karbohidrat kompleks dapat membantu memberikan energi yang dibutuhkan anak untuk beraktivitas. Teksturnya yang renyah namun tetap aman untuk bayi membuat camilan ini cocok dijadikan pilihan sehat untuk menemani waktu ngemil si Kecil. Dengan cita rasa gurih alami dari bahan-bahan berkualitas, <a class="e-rte-anchor" href="https://shopee.co.id/Poupow-Mustofa-Wortel-Mustofa-kentang-MPASI-Snack-Sehat-Kriuk-i.1010958317.25391306201?sp_atk=fd7c6e91-3796-49ec-ac43-3b586f2c4be1&amp;xptdk=fd7c6e91-3796-49ec-ac43-3b586f2c4be1" title="https://shopee.co.id/Poupow-Mustofa-Wortel-Mustofa-kentang-MPASI-Snack-Sehat-Kriuk-i.1010958317.25391306201?sp_atk=fd7c6e91-3796-49ec-ac43-3b586f2c4be1&amp;xptdk=fd7c6e91-3796-49ec-ac43-3b586f2c4be1" target="_blank">Poupow Mustofa Wortel</a> bisa jadi alternatif camilan yang enak sekaligus bergizi.&nbsp;Memilih camilan sehat alami untuk anak merupakan langkah penting dalam memastikan kebutuhan nutrisinya terpenuhi dengan optimal. Dengan pemilihan snack yang tepat, orang tua dapat mendukung tumbuh kembang si Kecil secara menyeluruh, baik dari segi fisik, kognitif, maupun emosional.

5 Pilihan Camilan Bergizi untuk Penuhi Nutrisi si Kecil

5-pilihan-camilan-bergizi-untuk-penuhi-nutrisi-si-kecil-1746431907211

Cyberbullying merupakan bentuk perundungan yang dilakukan melalui teknologi digital seperti media sosial, pesan teks, email, atau platform daring lainnya. Ciri khas dari cyberbullying meliputi niat untuk menyakiti, dilakukan berulang kali, adanya ketimpangan kekuasaan, dan seringkali dilakukan secara anonim. Nah, agar si Kecil tidak menjadi pelaku cyberbullying, pastikan MomDad terapkan hal berikut, ya.﻿﻿﻿﻿Mengapa Anak Bisa Menjadi Pelaku Cyberbullying?Di era digital saat ini, anak-anak tumbuh dengan akses mudah ke teknologi dan media sosial. Namun, kemudahan ini juga membawa risiko, salah satunya adalah cyberbullying. Meskipun banyak perhatian diberikan kepada korban, penting bagi orang tua untuk memastikan bahwa anak tidak menjadi pelaku cyberbullying. Perilaku ini dapat berdampak negatif pada perkembangan sosial dan emosional anak, serta memiliki konsekuensi hukum. Oleh karena itu, pencegahan sejak dini sangat penting.Beberapa faktor yang dapat mendorong anak menjadi pelaku cyberbullying antara lain:<ul><li>Kurangnya empati: Anak mungkin tidak menyadari atau memahami dampak dari tindakan mereka terhadap orang lain.</li><li>Lingkungan keluarga yang tidak mendukung: Kurangnya kasih sayang, kontrol perilaku yang lemah, atau penggunaan disiplin yang keras dapat meningkatkan risiko anak terlibat dalam perilaku agresif.</li><li>Pengaruh teman sebaya: Tekanan dari teman atau keinginan untuk diterima dalam kelompok dapat mendorong anak melakukan perundungan.</li><li>Anonimitas daring: Kemampuan untuk bersembunyi di balik identitas anonim di internet dapat membuat anak merasa bebas untuk melakukan tindakan yang tidak akan mereka lakukan secara langsung.</li></ul>﻿﻿Cara Mencegah Anak Menjadi Pelaku Cyberbullying﻿﻿Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan orang tua untuk mencegah anak terlibat dalam cyberbullying:<ul><li>Membangun Komunikasi Terbuka: Dorong anak untuk berbicara tentang aktivitas online mereka. Tunjukkan bahwa MomDad tertarik dan peduli tanpa menghakimi, sehingga si Kecil merasa nyaman berbagi pengalamannya.</li><li>Menerapkan Pola Asuh Positif: Pola asuh yang penuh kasih sayang, memberikan dukungan terhadap kemandirian anak, dan menetapkan struktur yang jelas dapat mengurangi kemungkinan anak terlibat dalam perilaku negatif. Sebaliknya, pola asuh yang otoriter atau tidak konsisten dapat meningkatkan risiko tersebut.&nbsp;</li><li>Memberikan Edukasi tentang Etika Digital: Ajarkan anak tentang pentingnya menghormati orang lain di dunia maya, memahami konsekuensi dari tindakan mereka, dan bagaimana menggunakan teknologi secara bertanggung jawab.&nbsp;</li><li>Mengawasi Aktivitas Online Anak: Gunakan alat kontrol MomDad dan atur batasan waktu penggunaan perangkat. Namun, penting untuk melakukan ini dengan transparansi dan diskusi terbuka agar tidak merusak kepercayaan si Kecil.&nbsp;</li><li>Menjadi Teladan yang Baik: Anak cenderung meniru perilaku orang tua. Tunjukkan sikap empati, hormat, dan tanggung jawab dalam interaksi MomDad , baik secara langsung maupun online.</li></ul>Mencegah anak menjadi pelaku cyberbullying memerlukan pendekatan proaktif dari orang tua. Dengan membangun komunikasi yang terbuka, mengajarkan empati, menetapkan aturan yang jelas, memantau aktivitas online, dan menjadi teladan yang baik, orang tua dapat membantu anak menjadi pengguna internet yang bertanggung jawab dan beretika. Langkah-langkah ini tidak hanya melindungi anak dari konsekuensi negatif perilaku online, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan positif bagi semua.Referensi:<ul><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.verywellmind.com/the-psychology-of-cyberbullying-5086615" title="https://www.verywellmind.com/the-psychology-of-cyberbullying-5086615" target="_blank">The Psychology of Cyberbullying</a>&nbsp;</li><li>Olga Gómez-Ortiz, Eva M Romera, Rosario Ortega-Ruiz, Rosario Del Rey. Parenting Practices as Risk or Preventive Factors for Adolescent Involvement in Cyberbullying: Contribution of Children and Parent Gender. Int J Environ Res Public Health. 2018 Nov 27;15(12):2664.</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://cyberbullying.org/parenting-preventing-bullying-cyberbullying" title="https://cyberbullying.org/parenting-preventing-bullying-cyberbullying" target="_blank">The Role of Parents in Preventing Bullying and Cyberbullying</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://pansafekids.com/blog/5-strategies-to-safeguard-children-from-cyberbullying" title="https://pansafekids.com/blog/5-strategies-to-safeguard-children-from-cyberbullying" target="_blank">5 Strategies to Safeguard Children from Cyberbullying</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://tacklebullying.ie/the-role-of-parents-in-preventing-bullying-and-cyberbullying" title="https://tacklebullying.ie/the-role-of-parents-in-preventing-bullying-and-cyberbullying" target="_blank">The Role of Parents in Preventing Bullying and Cyberbullying&nbsp;</a></li></ul>

Cegah Anak Jadi Pelaku Cyberbullying, Terapkan Hal Ini!

cegah-anak-jadi-pelaku-cyberbullying--terapkan-hal-ini--1746411146458

Imunisasi merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan anak, melindungi mereka dari berbagai penyakit berbahaya. Di Indonesia, layanan imunisasi tersedia di berbagai fasilitas kesehatan, termasuk Posyandu dan klinik. Meskipun keduanya bertujuan memberikan perlindungan melalui vaksinasi, terdapat perbedaan dalam pelaksanaan dan layanan yang diberikan. Memahami perbedaan ini dapat membantu MomDad memilih layanan yang paling sesuai untuk kebutuhan si Kecil.Buat MomDad yang masih suka galau mau imunisasi si Kecil di mana, berikut panduan untuk mengetahui perbedaannya.Aksesibilitas dan LokasiPosyandu: Merupakan pos pelayanan terpadu yang dikelola oleh masyarakat dan biasanya berlokasi di desa atau kelurahan. Posyandu memudahkan akses bagi masyarakat di daerah terpencil atau pedesaan untuk mendapatkan layanan kesehatan dasar, termasuk imunisasi.&nbsp;Klinik: Biasanya terletak di area perkotaan dan dikelola oleh pemerintah atau swasta. Klinik menyediakan layanan kesehatan yang lebih luas danjuga memiliki fasilitas kuratif yang tidak tersedia di layanan&nbsp; Posyandu.Tenaga KesehatanPosyandu: Dikelola oleh kader kesehatan masyarakat yang telah mendapatkan pelatihan dasar. Mereka bekerja sama dengan bidan desa atau petugas puskesmas dalam memberikan layanan imunisasi.&nbsp;Klinik: Dilengkapi dengan tenaga medis profesional seperti dokter dan perawat yang memiliki kualifikasi lebih tinggi dan dapat menangani kasus-kasus medis yang lebih kompleks.Jadwal dan Ketersediaan LayananPosyandu: Biasanya membuka layanan secara periodik, misalnya sekali sebulan, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Hal ini dapat membatasi fleksibilitas bagi orang tua dalam menentukan waktu imunisasi anak.Klinik: Menyediakan layanan setiap hari kerja dan memiliki jam operasional yang lebih panjang, memberikan fleksibilitas lebih bagi orang tua dalam mengatur jadwal imunisasi anak.Fasilitas dan PeralatanPosyandu: Memiliki fasilitas yang lebih sederhana dan terbatas. Namun, dengan dukungan dari puskesmas dan pemerintah, Posyandu tetap mampu memberikan layanan imunisasi dasar secara efektif.Klinik: Dilengkapi dengan peralatan medis yang lebih lengkap dan canggih, memungkinkan penanganan yang lebih menyeluruh dan cepat terhadap berbagai kondisi kesehatan.Biaya Layanan﻿﻿Posyandu: Layanan imunisasi di Posyandu umumnya diberikan secara gratis sebagai bagian dari program pemerintah untuk meningkatkan cakupan imunisasi nasional.Klinik: Biaya layanan di klinik bervariasi tergantung pada jenis vaksin dan kebijakan masing-masing klinik. Beberapa klinik swasta mungkin mengenakan biaya untuk layanan imunisasi tertentu.Memilih antara Posyandu dan klinik untuk imunisasi anak tergantung pada berbagai faktor, termasuk lokasi, ketersediaan waktu, dan preferensi pribadi. Posyandu menawarkan akses mudah dan gratis bagi masyarakat di daerah terpencil, sementara klinik menyediakan layanan yang lebih fleksibel dengan fasilitas yang lebih lengkap. Yang terpenting adalah memastikan si Kecil mendapatkan imunisasi sesuai jadwal untuk melindunginya dari penyakit yang dapat dicegah.Referensi:<ul><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.savethechildren.net/blog/reaching-unreachable-immunization-through-posyandu" title="https://www.savethechildren.net/blog/reaching-unreachable-immunization-through-posyandu" target="_blank">REACHING THE UNREACHABLE WITH IMMUNIZATION THROUGH POSYANDU | Save the Children International.</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.unicef.org/indonesia/health/vaccines-and-diseases-they-prevent" title="https://www.unicef.org/indonesia/health/vaccines-and-diseases-they-prevent" target="_blank">Unicef Indonesia. (2023). Vaccines and Diseases They Prevent.</a></li><li>Emily Gibson, Mariam Zameer, Rebecca Alban, Luc Mahougbé Kouwanou. Community Health Workers as Vaccinators: A Rapid Review of the Global Landscape, 2000–2021. Glob Health Sci Pract. 2023 Feb 28;11(1):e2200307.</li></ul>

Ini Bedanya Imunisasi di Posyandu & Klinik

ini-bedanya-imunisasi-di-posyandu---klinik-1746191941204

Di sebuah hutan kecil yang damai, hiduplah seekor tikus mungil bernama Timo. Timo adalah tikus yang pintar dan penasaran. Tapi... Ada satu hal yang selalu membuatnya gugup, yaitu bertanya.Tiap kali Timo tidak tahu sesuatu, dia hanya diam dan menunduk. Saat teman-temannya di sekolah hutan bertanya pada Guru Burung Hantu, Timo cuma mencatat diam-diam, walau sebenarnya dia juga bingung.Suatu hari, Guru Burung Hantu memberi tugas membuat rumah kecil dari ranting. Semua murid mulai bekerja dengan semangat. Tapi Timo bingung. Dia tidak tahu cara menempelkan ranting supaya tidak roboh.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/c6f6ee6a11dc95142902173a8cd310f93_1746186263829.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="dongeng 2.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> "Kalau aku tanya, nanti diketawain nggak ya?" pikir Timo sambil menatap lem kecil di depannya.Saat dia termenung, datanglah si Kelinci Lala. “Timo, kamu kenapa bengong?”Timo ragu sejenak, tapi akhirnya berkata pelan, “Aku nggak ngerti cara tempelnya…”Lala tersenyum, “Oh itu gampang! Yuk aku ajarin. Tapi kenapa nggak tanya aja ke Guru Burung Hantu?”Timo mengangkat bahu. “Takut…”“Ah Timo, bertanya itu bukan berarti kamu bodoh, tapi berarti kamu pengen tahu lebih banyak! Semua hewan hebat juga suka tanya, lho.”Timo pun memberanikan diri. Dia mengangkat tangan dan bertanya pada Guru Burung Hantu dan sang guru malah tersenyum lebar.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/718dac7310865fc4566100abae10a1f6b4_1746186286327.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="dongeng 3.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> “Wah, pertanyaan bagus sekali, Timo!” katanya. “Justru dengan bertanya, kamu belajar dan bertumbuh.”Sejak hari itu, Timo tidak ragu lagi buat bertanya. Bahkan dia sering bantu temannya yang malu bertanya. Keberanian menurutnya bukanlah tentang tidak takut sama sekali, tetapi tentang tetap bergerak maju di tengah ketakutan.

Dongeng: Si Tikus Kecil yang Belajar Berani untuk Bertanya

dongeng--si-tikus-kecil-yang-belajar-berani-untuk-bertanya-1746186366425

Mengajarkan kemandirian pada anak sejak dini bukan hanya tentang membuat mereka bisa melakukan segala sesuatunya sendiri, tetapi juga tentang membangun rasa percaya diri, tanggung jawab, dan kemampuan untuk mengambil keputusan. Menurut teori perkembangan psikososial <a class="e-rte-anchor" href="https://www.verywellmind.com/erik-eriksons-stages-of-psychosocial-development-2795740" title="https://www.verywellmind.com/erik-eriksons-stages-of-psychosocial-development-2795740" target="_blank">Erik Erikson, tahap "Autonomy vs. Shame and Doubt"</a> yang terjadi pada usia 18 bulan hingga 3 tahun adalah periode krusial di mana anak mulai belajar untuk mandiri. Jika pada tahap ini anak diberikan kesempatan untuk mencoba dan belajar, ia akan tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan mandiri.Lantas, gimana sih cara mengajarkan anak mandiri sejak usia dini? Yuk, ikuti tips stimulasi berikut!Mengapa Penting Mengajarkan Kemandirian sejak Dini?Kemandirian yang diajarkan sejak dini membantu anak dalam:​<ul><li>Meningkatkan rasa percaya diri: Anak yang diberi kesempatan untuk mencoba sendiri akan merasa lebih percaya diri.​</li><li>Mengembangkan keterampilan hidup: Seperti berpakaian sendiri, makan sendiri, dan merapikan mainan.​</li><li>Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah: Dengan mencoba sendiri, anak belajar dari kesalahan dan mencari solusi.​</li><li>Mempersiapkan anak untuk tantangan di masa depan: Anak yang mandiri lebih siap menghadapi berbagai situasi baru.</li></ul>Strategi Mengajarkan Kemandirian di RumahNah, MomDad bisa lho mengajarkan si Kecil mandiri sejak usia dini dengan mencoba tips berikut di rumah:1.&nbsp;Berikan Kesempatan untuk Melakukan Tugas SederhanaMulailah dengan memberikan tugas-tugas sederhana yang sesuai dengan usia anak, seperti:<ul><li>Merapikan mainan setelah bermain​</li><li>Membawa piring ke dapur setelah makan​</li><li>Memilih pakaian sendiri​</li></ul>Memberikan anak kesempatan untuk melakukan bagian dari rutinitas harian sendiri dapat membantu mereka menjadi lebih mandiri.2. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung KemandirianAtur rumah sedemikian rupa agar anak dapat mengakses barang-barangnya sendiri, seperti:<ul><li>Menyimpan mainan di tempat yang mudah dijangkau​</li><li>Menempatkan pakaian di laci bawah​</li><li>Menyediakan bangku kecil agar anak dapat mencapai wastafel​</li></ul>Dengan lingkungan yang mendukung, anak akan lebih mudah untuk mencoba melakukan sesuatu sendiri.3. Berikan PilihanMemberikan pilihan kepada anak, seperti memilih baju yang ingin dipakai atau memilih camilan, membantu mereka belajar membuat keputusan dan merasa dihargai.4. Biarkan Anak Mengalami KesalahanKesalahan adalah bagian dari proses belajar. Biarkan anak mencoba dan belajar dari kesalahan mereka, tentunya dengan pengawasan yang tepat. Hal ini akan mengajarkan mereka untuk bertanggung jawab dan mencari solusi.5. Berikan Pujian atas Usaha, Bukan Hanya Hasil&nbsp;Fokuslah pada usaha yang dilakukan anak, bukan hanya pada hasil akhirnya. Misalnya, "Mama bangga kamu mencoba memakai sepatu sendiri," daripada hanya mengatakan "Bagus, kamu berhasil memakai sepatu."Mengajarkan kemandirian pada anak sejak dini adalah investasi jangka panjang untuk perkembangan mereka. Dengan memberikan kesempatan, dukungan, dan lingkungan yang tepat, anak akan tumbuh menjadi individu yang percaya diri, bertanggung jawab, dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Ingatlah bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatan yang berbeda, jadi bersabarlah dan terus dukung si Kecil dalam proses belajar mandiri.Referensi: <a class="e-rte-anchor" href="https://www.brighthorizons.com/article/children/children-developing-independence-right-balance" title="https://www.brighthorizons.com/article/children/children-developing-independence-right-balance" target="_blank">Children Developing Independence: What is the Right Balance? | Bright Horizons&nbsp;</a>

Stimulasi Ajarkan Anak Mandiri sejak Dini, Bisa Coba di Rumah

stimulasi-ajarkan-anak-mandiri-sejak-dini--bisa-coba-di-rumah-1746185920062

Di era digital saat ini, anak-anak semakin akrab dengan short video atau video berdurasi pendek seperti TikTok, YouTube Shorts, dan Instagram Reels. Konten yang singkat dan menarik ini memang menghibur, namun para ahli mulai mengkhawatirkan dampaknya terhadap perkembangan anak. Berikut dampak paparan short video pada anak.Penurunan Rentang KonsentrasiPenelitian menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan video pendek dapat menurunkan kemampuan anak untuk fokus dalam jangka waktu lama. Fenomena ini dikenal sebagai "TikTok Brain", di mana otak terbiasa dengan stimulasi cepat dan kesulitan untuk mempertahankan perhatian pada tugas yang memerlukan konsentrasi lebih lama. ​Gangguan pada Fungsi KognitifStudi lain menemukan bahwa penggunaan video pendek secara berlebihan dapat mengganggu fungsi perhatian dan konsentrasi anak. Anak-anak yang kecanduan video pendek menunjukkan defisit perhatian dan kesulitan dalam memproses informasi yang kompleks.Penurunan Prestasi AkademikKonsumsi video pendek yang tinggi juga dikaitkan dengan penurunan prestasi akademik. Penelitian menunjukkan bahwa semakin sering siswa sekolah dasar menggunakan video pendek, semakin rendah kinerja akademik mereka, dengan perhatian sebagai mediator dalam hubungan ini.Anak Jadi Minim LiterasiShort video seperti di TikTok, Reels, dan Shorts memanjakan otak dengan rangsangan cepat dan instan. Akibatnya, otak terbiasa dengan reward instan, jadi makin sulit menikmati aktivitas yang butuh fokus lebih lama, termasuk membaca artikel panjang atau buku.Meskipun video pendek dapat menjadi sumber hiburan dan informasi, penting bagi MomDad untuk mengawasi dan membatasi konsumsi anak. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:​<ul><li>Menetapkan batas waktu harian untuk menonton video pendek.</li><li>Mendorong aktivitas alternatif yang merangsang kognitif, seperti membaca atau bermain di luar ruangan.</li><li>Mengajak anak berdiskusi tentang konten yang mereka tonton untuk meningkatkan pemahaman dan refleksi.​</li></ul>Dengan pendekatan yang bijak, MomDad dapat membantu si Kecil menikmati teknologi tanpa mengorbankan perkembangan kognitif dan prestasi akademiknya.Referensi:<ul><li><a class="e-rte-anchor" href="https://jolt.richmond.edu/2024/03/06/tiktok-brain-can-we-save-childrens-attention-spans" title="https://jolt.richmond.edu/2024/03/06/tiktok-brain-can-we-save-childrens-attention-spans" target="_blank">TikTok Brain: Can We Save Children’s Attention Spans?</a></li><li>Tingting Yan, Conghui Su, Weichen Xue, Yuzheng Hu, Hui Zhou. Mobile phone short video use negatively impacts attention functions: an EEG study. Front Hum Neurosci. 2024 Jun 27;18:1383913.</li><li>Mohd Asif. Examining the Influence of Short Videos on Attention Span and its Relationship with Academic Performance. May 2024International Journal of Science and Research (IJSR) 13(4):8.&nbsp;</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.psypost.org/new-tiktok-research-short-video-use-linked-to-lower-academic-performance-in-children" title="https://www.psypost.org/new-tiktok-research-short-video-use-linked-to-lower-academic-performance-in-children" target="_blank">New TikTok research: Short video use linked to lower academic performance in children&nbsp;</a></li></ul>

Jangan Keliru! Begini Cara Tepat Membaca Grafik Pertumbuhan Anak

Jangan Keliru! Begini Cara Tepat Membaca Grafik Pertumbuhan Anak

Snack MPASI: Pure Mangga Pisang

Snack MPASI: Pure Mangga Pisang

5 Pilihan Camilan Bergizi untuk Penuhi Nutrisi si Kecil

5 Pilihan Camilan Bergizi untuk Penuhi Nutrisi si Kecil

Cegah Anak Jadi Pelaku Cyberbullying, Terapkan Hal Ini!

Cegah Anak Jadi Pelaku Cyberbullying, Terapkan Hal Ini!

Ini Bedanya Imunisasi di Posyandu & Klinik

Ini Bedanya Imunisasi di Posyandu & Klinik

Dongeng: Si Tikus Kecil yang Belajar Berani untuk Bertanya

Dongeng: Si Tikus Kecil yang Belajar Berani untuk Bertanya

Stimulasi Ajarkan Anak Mandiri sejak Dini, Bisa Coba di Rumah

Stimulasi Ajarkan Anak Mandiri sejak Dini, Bisa Coba di Rumah

Anak Suka Nonton Short Video? Awas, Dampaknya Bisa Begini

Anak Suka Nonton Short Video? Awas, Dampaknya Bisa Begini