primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Anak Laki-Laki Lebih Rentan Alami Speech Delay?

Author: Fitri Permata

Editor: dr. Dini Astuti Mirasanti, Sp.A

Topik: Speech Delay, Terlambat Bicara

Ada persepsi umum bahwa anak laki-laki berkembang lebih lambat dibandingkan anak perempuan, termasuk dalam hal bicara. Berdasarkan beberapa penelitian mengenai keterlambatan bicara atau speech delay. Memang, jumlah anak laki-laki yang mengalami speech delay lebih banyak dibandingkan anak perempuan. Namun, jenis kelamin bukanlah satu-satunya faktor risiko bagi keterlambatan bicara anak. Masih banyak faktor risiko lain, seperti kondisi keluarga, interaksi dengan keluarga, riwayat keluarga dengan speech delay, riwayat paparan layar atau gawai di usia sangat muda dengan waktu yang berlebihan, dan juga riwayat gangguan kesehatan serius di masa bayi. 

Tidak ada perbedaan gejala keterlambatan bicara pada anak perempuan dan laki-laki. Anak yang kemampuan bicaranya belum sesuai usianya saat ini dikategorikan sebagai anak yang mengalami keterlambatan bicara. Banyak sekali faktor risiko yang dapat berkontribusi terhadap keterlambatan bicara. Jenis kelamin laki-laki hanya salah satu faktor risiko saja, namun pada umumnya faktor risiko keterlambatan bicara dapat dibedakan menjadi faktor lingkungan dan juga faktor intrinsik/faktor dalam diri anak. Faktor lingkungan meliputi tingkat Pendidikan orangtua, lingkungan rumah, besarnya ukuran keluarga, stimulasi yang didapatkan anak, dan tingkat sosioekonomi. Sedangkan, faktor intrinsik meliputi status kesehatan anak, jenis kelamin, dan riwayat kelahiran berisiko (berat lahir rendah, kejang pada masa bayi).

Fisher (2017) menegaskan bahwa tidak ada perbedaan nyata antara laki-laki dan perempuan dalam hal risiko keterlambatan bicara dan bahasa. Penelitian Van Hulle dkk. (2004) menunjukkan bahwa faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap perkembangan bahasa dibandingkan faktor genetik. Daripada jenis kelamin, faktor-faktor lain seperti kesulitan memahami bahasa atau riwayat keluarga memberikan risiko lebih tinggi untuk anak mengalami keterlambatan bahasa.


Referensi:

  • Mondal N, Bhat B, Plakkal N, Thulasingam M, Ajayan P, dkk. Prevalence and Risk Factors of Speech and Language Delay in Children Less Than Three Years of Age. J Compr Ped. 2016;7):e33173.
  • Kumar A, Zubair M, Gulraiz A, Kalla S, Khan S, Patel S, dkk. An assessment of risk factors of delayed speech and language in children: a cross-sectional study. Cureus. 2022;14:e29623.
  • Fisher, E.L. A systematic review and meta-analysis of predictors of expressive-language outcomes among late talkers, Journal of Speech, Language and Hearing Research, 60 (10), 2017, 2935-2948
  • Van Hulle, C., Goldsmith, H. & Lemery, S. Genetic, Environmental, and Gender Effects on Individual Differences in Toddler Expressive Language. Journal of Speech, Language and Hearing Research, 47 (4), 2004, 904-912


familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: