Anakku Menolak Naik Tekstur, Kenapa ya?
Author: Annasya
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: Tekstur MPASI
Saat sudah mulai proses makan, bayi akan diberikan MPASI dengan tekstur yang sesuai dengan usianya. Seiring berjalannya waktu, tekstur makanan yang diberikan akan berubah dari lembut menjadi lebih kasar. Namun, ada bayi yang tidak akan selalu langsung menerima perubahan tekstur yang baru. Apa sih penyebab bayi menolak naik tekstur?
Selain dipengaruhi oleh perkembangan fisik, seperti kemampuan anak untuk duduk sendiri dan untuk mempertahankan leher tetap tegak, kemampuan seorang anak untuk makan tentu juga dipengaruhi oleh perkembangan oromotor atau perkembangan kemampuan otot-otot mulut dan sekitarnya. Dalam tahun pertama kehidupannya, seorang anak akan mengalami perkembangan fisik dan neurologis yang meningkatkan kemampuannya untuk makan makanan dengan tekstur yang cair atau lunak hingga semakin padat.
Saat lahir, kemampuan makan seorang bayi hanya memerlukan refleks hisap dan telan saat sedang memproses ASI atau susu yang masuk ke dalam mulutnya. Pada usia 4-6 bulan, seorang bayi dengan perkembangan normal akan mampu untuk duduk dengan bantuan dan mempertahankan leher agar tetap tegak. Kemudian, seiring dengan perluasan rongga mulut dan pergerakan lidah yang semakin kompleks, anak di usia ini akan mampu menelan atau melepehkan makanan.
Pada usia 6-9 bulan, seorang anak akan dapat memindahkan makanan dari satu sisi mulut ke sisi lainnya, dapat menelan makanan dengan tekstur yang lebih kental, duduk sendiri tanpa bantuan. Seiring dengan pertumbuhan gigi seri depan, bayi mulai dapat melakukan gerakan memotong makanan atau menggigit. Tekstur yang direkomendasikan untuk diberikan pada rentang usia 6-9 bulan adalah makanan yang dihaluskan hingga menjadi bubur kental (puree) atau makanan yang dilumatkan (mashed). Tekstur ini kemudian dapat ditingkatkan menjadi bubur saring halus lalu bubur saring kasar.
Pada usia 9-12 bulan, anak sudah dapat merapatkan bibir ketika disuapi, sehingga ia dapat membersihkan makanan yang ada di sendok. Bayi juga sudah dapat menggigit makanan dengan tekstur yang lebih keras. Tekstur yang dianjurkan pada usia ini adalah cincang halus (minced), cincang kasar (chopped), atau makanan yang dapat dipegang anak (finger foods).
Saat mencapai usia 12-24 bulan, seorang anak dapat beradaptasi dengan segala macam bentuk makanan, namun belum dapat mengunyah secara sempurna. Kemunculan gigi geraham pertama pada usia 12-18 bulan akan meningkatkan kemampuan anak mengunyah dan “mengaduk” makanan di dalam mulutnya. Pada usia ini, seorang anak seharusnya sudah dapat mengonsumsi makanan keluarga dengan tekstur yang disesuaikan, misalnya diberikan potongan ayam yang disuwir kecil atau makanan yang dicincang seperlunya.
Penolakan terhadap tekstur merupakan hal yang kompleks dan perlu diketahui dasar pemberian rekomendasi terkait tekstur pada usia tertentu terlebih dahulu. Bayi yang menolak naik tekstur dapat disebabkan karena adanya masalah sensori, oromotor, maupun psikologis yang memerlukan evaluasi tenaga ahli untuk menentukan penyebab tepatnya.
Sebelum memutuskan, ada baiknya kalau MomDad mencari tahu apa penyebab si Kecil menolak naik tekstur, sehingga bisa diatasi sesuai diagnosisnya. Maka dari itu, MomDad disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Apa dampaknya jika bayi terlambat naik tekstur?
Periode kritis memperkenalkan makan pada bayi adalah pada usia 6-9 bulan. Pada masa itu, bayi perlu diperkenalkan pada berbagai rasa dan tekstur makanan. Keterlambatan pengenalan rasa dan tekstur ini akan berisiko mengakibatkan masalah makan di kemudian hari, seperti misalnya anak hanya mau makan rasa atau tekstur tertentu.
Suatu penelitian menunjukkan bahwa anak yang diperkenalkan makanan bertekstur setengah padat di atas usia 9 bulan ternyata mengonsumsi lebih sedikit variasi makanan pada usia 7 tahun termasuk buah dan sayuran dibandingkan dengan anak yang dikenalkan makanan bertekstur setengah pada pada usia 6-9 bulan. Tak hanya itu, masalah makan juga lebih banyak dijumpai ketika anak berusia 15 bulan dan 7 tahun apabila anak diperkenalkan makanan bertekstur setengah padat di atas usia 9 bulan.
Keterlambatan naik tekstur pada anak dapat mengakibatkan masalah makan nantinya. Oleh karena itu, MomDad perlu konsultasi dengan dokter apabila si Kecil menolak naik tekstur untuk mengetahui penyebabnya sehingga bisa diatasi dengan tepat.