Strategi Pemberian MPASI yang Baik berdasarkan WHO
Author: Dhia Priyanka
Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A
Topik: MPASI, Tips
Memasuki usia 6 bulan, bayi sudah mulai MPASI. Tak hanya sekadar memberikan makan ke si Kecil saja, MPASI membutuhkan strategi yang tepat, karena hal ini sangat berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Lantas, strategi MPASI seperti apa sih yang wajib diketahui para orang tua? Yuk, simak rekomendasi dari WHO berikut!
Tepat waktu
MPASI diberikan ketika ASI saja sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan energi bayi, yaitu mulai usia 6 bulan. Penting untuk memperhatikan waktu pengenalan makanan pada bayi, karena diketahui bahwa pemberian makanan yang terlalu dini akan menurunkan asupan ASI dan meningkatkan kemungkinan penyapihan dini. Selain itu, bila organ pencernaan bayi belum siap, akan menimbulkan risiko berbagai masalah kesehatan. Begitu pula dengan pemberian MPASI yang terlalu lambat, dapat meningkatkan risiko gagal tumbuh karena kurangnya zat gizi.
Adekuat
Pemberian MPASI yang adekuat adalah memenuhi kebutuhan gizi secara lengkap dan seimbang, diberikan dengan frekuensi dan tekstur yang sesuai untuk usia bayi. Sebab, satu jenis makanan tidak dapat mewakili seluruh kandungan gizi, untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi secara lengkap perlu pemberian MPASI yang bervarian.
Beberapa rekomendasi WHO dalam pemberian MPASI:
- Hindari memberikan makanan yang dapat membuat tersedak, seperti kacang-kacang utuh, anggur, atau wortel mentah.
- Bila makanan diberikan dengan konsisten/tekstur yang tidak tepat, bayi akan makan dengan jumlah yang lebih sedikit atau butuh waktu lama untuk menghabiskan makanannya, sehingga dapat mengganggu asupan makan.
- Hindari memberikan minuman teh atau kopi, karena mengandung zat tanin yang dapat mengganggu penyerapan besi.
- Hindari memberikan minuman berpemanis, karena dapat menurunkan nafsu makan untuk makanan yang lebih bergizi.
Aman & higienis
Menjaga kebersihan dan keamanan makanan selama masa MPASI sangat penting untuk menghindari terjadinya kontaminasi bakteri yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan anak. Dalam praktik persiapan MPASI, WHO merekomendasi langkah-langkah:
- Mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan sebelum makan.
- Selalu cuci tangan setelah dari toilet dan membersihkan kotoran bayi.
- Pisahkan talenan yang digunakan untuk memotong bahan makanan mentah dan makanan matang.
- Menyimpan makanan di tempat yang bersih dan aman.
- Segera menyajikan makanan setelah diolah.
- Menggunakan peralatan yang bersih untuk menyiapkan dan menyajikan makanan.
- Menghindari penggunaan botol susu yang sulit dibersihkan.
Diberikan secara responsif
Pemberian MPASI yang optimal tidak hanya bergantung dari makanan apa yang disajikan, tetapi juga mencakup cara menyajikannya, waktu makan, suasana makan, dan siapa yang menyajikan makanan pada anak. Langkah-langkah pemberian MPASI secara responsif merujuk pada petunjuk WHO, di antaranya:
- Memberi makan bayi secara langsung dan mendampingi anak yang lebih besar untuk bisa makan sendiri, serta peka terhadap rasa lapar dan kenyang.
- Memberikan makanan dengan sabar, mendorong anak untuk makan tetapi tidak memaksa.
- Jika anak menolak makan, coba dengan memberikan kombinasi variasi makanan yang berbeda rasa, tekstur, dan cara pemberiannya.
- Meminimalkan distraksi anak ketika waktu makan, misal tidak dengan menonton TV.
- Waktu makan adalah periode belajar bagi anak, orang tua diharapkan dapat membuat suasana yang menyenangkan ketika waktu makan.
So, apabila si Kecil sudah mulai MPASI, jangan lupa untuk terapkan strategi di atas ya, MomDad!
MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di Forum MPASI & Laktasi! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.
Referensi: BEABA X MPASI Bayi Sehat 100 Resep & Panduan Lengkap MPASI Bayi Sehat