primaku
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu di:
playstoreappstore

Kenali Perbedaan Pingsan dan Kejang pada Anak!

Author: Radhita Rara

Editor: dr. Lucyana Alim Santoso, Sp.A

Topik: Kejang, Pingsan

Sebagai orang tua, MomDad pasti khawatir kalau mengetahui si kecil jatuh pingsan. Anak-anak kerap kali tiba-tiba ambruk saat mengikuti upacara bendera atau saat ujian berlangsung. 

Kondisi ini memang mengkhawatirkan dan membuat orang disekitar panik. Ada kalanya, pingsan disertai dengan tubuh yang kaku seperti kejang. Lantas, apa ya yang membedakan pingsan dan kejang pada pada anak-anak dan bagaimana pertolongan pertama yang bisa dilakukan? Nah, untuk mengetahuinya, yuk simak artikel berikut ini!

Penyebab pingsan dan kejang pada anak

istockphoto-497263576-612x612.jpg

Pingsan yang dalam istilah kedokteran disebut sebagai sinkop, terjadi ketika aliran darah yang membawa oksigen ke otak berkurang. Pada kondisi tersebut, anak akan kehilangan kesadaran dan terkadang jatuh. Hal yang mirip juga dapat terjadi pada kejang. Pada anak yang mengalami kejang, anak akan terjatuh karena kehilangan kesadaran, dengan atau tanpa menunjukkan gerakan seperti kaku atau kelojotan.

Seperti telah disebutkan di atas, pingsan disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak. Beberapa pemicu berkurangnya aliran darah tersebut adalah dehidrasi (kurang cairan), penggunaan obat-obatan tertentu, belum/kurang makan, berdiri terlalu lama, dan yang lebih jarang terjadi adalah mengalami penyakit tertentu, seperti penyakit jantung. Anak yang menderita gangguan irama jantung dapat mengalami pingsan berulang. 

Penelitian menunjukkan bahwa ada sebuah tipe pingsan yang berhubungan dengan gen, yaitu pingsan yang disebabkan oleh suatu refleks yang bernama refleks vasovagal. Ketika anak mengalami sesuatu yang membuat stress, baik secara fisik maupun emosional, otak akan memberikan sinyal kepada jantung untuk memompa lebih lambat sehingga tekanan darah turun, suplai darah ke otak berkurang, dan anak pingsan. 

Tanda-tanda anak akan pingsan 

istockphoto-464764722-612x612.jpg

Ada beberapa tanda-tanda yang bisa diwaspadai sebelum anak akan jatuh pingsan, seperti berikut ini:

  • Anak mengaku pusing
  • Mual
  • Merasa dunia berputar
  • Pandangan menggelap atau samar-samar
  • Kadang-kadang anak akan mengaku seperti akan pingsan

Lalu apa beda pingsan dengan kejang? Pingsan disebabkan oleh berkurangnya suplai darah yang mengangkut oksigen ke otak, sedangkan kejang disebabkan oleh masalah atau gangguan bangkitan kelistrikan di otak. Pada kejang, gangguan kesadaran dapat diikuti dengan gerakan-gerakan khas kejang, baik kaku maupun kelojotan. Gerakan tersebut tidak berhenti ketika dipegang. 

Setelah kejang berhenti, umumnya anak akan tertidur. Jenis gerakan yang muncul saat kejang sangat bergantung kepada bagian otak yang mengalami masalah bangkitan. Tidak semua kejang disertai dengan gerakan-gerakan khas kejang. Ada kejang yang hanya bermanifestasi sebagai kehilangan kesadaran sementara tanpa disertai gerakan-gerakan khas kejang.

Cara memastikan anak mengalami pingsan atau kejang

istockphoto-1214259795-612x612.jpg

Memiliki ciri khas yang hampir sama, untuk memastikan anak mengalami pingsan atau kejang, orang tua harus memeriksakan anak ke dokter. Hal ini sangat penting untuk dilakukan apabila pingsan atau kejang sudah terjadi berulang. Dokter akan menanyakan riwayat pingsan tersebut secara rinci, menanyakan adanya faktor risiko epilepsi, dan melakukan pemeriksaan menyeluruh. Apabila masih terdapat keraguan, dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa elektrokardiografi (EKG) dan elektroensefalografi (EEG) untuk menilai aktivitas kelistrikan jantung dan otak. 

Cara mencegah anak pingsan

Ada beberapa hal yang bisa MomDad lakukan untuk mencegah anak yang kerap kali pingsan, seperti berikut ini:

Minum cukup air untuk memastikan volume darah yang mengalir ke otak cukup. Saat kita berdiri, otak berada pada bagian teratas tubuh kita sehingga memerlukan volume darah yang cukup agar dapat dicapai oleh peredaran darah..

Konsumsi garam dalam jumlah cukup untuk membantu mempertahankan tekanan darah. Tentu saja, jumlah konsumsi garam harus mengikuti anjuran konsumsi garam per hari, tidak boleh berlebih. 

Makan teratur, terutama sarapan. Hal ini untuk mencegah turunnya kadar gula darah saat kita beraktivitas.  

Semoga informasi di atas berguna dan MomDad mampu membedakan kondisi kejang dan pingsan pada anak.

Apabila punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil, MomDad dapat tanyakan pada ahli di Forum Tanya Dokter. Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh ahli, lho!

Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

familyfamily
Baca artikel tumbuh kembang anak di PrimaKu!
Unduh sekarang
playstoreappstore
Rekomendasi Artikel
Lihat semua
primaku
Aplikasi tumbuh kembang anak Indonesia. Didukung penuh oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
Mitra resmi kami:
kemenkesidaibkkbn
Unduh PrimaKu
playstoreappstore
© 2023 All rights reserved PRIMAKU, Indonesia
Cari kami di: