Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas seputar penyebab dan ciri gangguan pendengaran pada bayi. Secara umum, gangguan pendengaran pada bayi disebabkan karena beberapa kondisi medis, seperti faktor genetik, infeksi, bayi prematur, diabetes pada ibu, dan lain sebagainya. Nah, untuk melatih bayi yang memiliki gangguan pendengaran, MomDad dapat melakukan stimulasi sebagai berikut.&nbsp;Stimulasi untuk merangsang pendengaran bayi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672731989030-ee3bb2c2.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1171175274-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Anak yang memiliki gangguan pendengaran perlu dievaluasi untuk mengetahui apa penyebab gangguan pendengarannya, sehingga dapat ditangani sesuai dengan penyebabnya. Misalnya, anak yang mengalami ketulian akibat Sindrom Rubella Kongenital memerlukan pemasangan implan koklea disertai dengan terapi oleh tenaga professional. Hal ini diperlukan untuk mengoptimalkan perkembangan bahasanya.&nbsp;Sementara, anak yang mengalami tuli konduktif akibat otitis media memerlukan tindakan untuk memperbaiki gangguan konduksi yang menyebabkan gangguan pendengaran.&nbsp;&nbsp;Nah, berikut ini beberapa aturan umum yang bisa MomDad lakukan untuk berkomunikasi dengan anak yang memiliki gangguan pendengaran, seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Peganglah bayi dekat dengan MomDad agar ia bisa menatap wajah MomDad atau letakkan bayi pada posisi tertentu yang memungkinkannya selalu bisa melihat MomDad</li><li style="text-align: justify;">Hindari suara bising di sekitar agar si Kecil bisa menggunakan kemampuan mendengarnya dengan semaksimal mungkin</li><li style="text-align: justify;">Berikan kontak mata sesering mungkin saat sedang berkomunikasi dengan si Kecil</li><li style="text-align: justify;">Ikuti gerakan dan suara yang dibuat oleh si Kecil, lalu berikan jeda agar ia bisa menimpali&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Berkomunikasi pada anak dengan aktivitas yang ia senangi&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Lakukan komunikasi sesering mungkin</li><li style="text-align: justify;">Berkonsultasi dengan tenaga profesional untuk melatih anak dengan gangguan pendengaran agar mampu mendengar semaksimal mungkin dan juga berbicara&nbsp;&nbsp;</li></ul><div style="text-align: justify;">Nah, itulah beberapa stimulasi yang bisa MomDad lakukan untuk merangsang pendengaran si Kecil, khususnya jika ia mengalami gangguan pendengaran.</div><div style="text-align: justify;">MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. </div>

Stimulasi untuk Merangsang Pendengaran Bayi

stimulasi-untuk-merangsang-pendengaran-bayi-1672732240450

<table class="e-rte-table" style="text-align: inherit; background-color: unset; width: 1059.33px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="width: 267.072px;">Nama Kegiatan</td><td style="width: 791.262px;" class="">Mengajarkan Anak Melompat</td></tr><tr><td class="" style="width: 267.072px;">Usia</td><td style="width: 791.262px;" class="">2-3 tahun</td></tr><tr style="height: 28px;"><td class="" style="width: 267.072px;">Ranah Perkembangan​</td><td class="" style="width: 791.262px;">Motorik kasar </td></tr></tbody></table>Cara Bermain: <ul><li>Posisikan si Kecil di atas kursi kecil atau permukaan yang lebih tinggi dari tempat MomDad. Arahkan ia melompat dengan kedua kaki.</li><li>Bisa juga dilakukan di kolam renang. Posisikan ia berdiri di ujung kolam renang, tekuk lututnya lalu berikan instruksi untuk melompat ke arah MomDad yang berada di dalam kolam.&nbsp;</li><li>Pastikan kegiatan melompat dilakukan dengan pengawasan orang dewasa.</li></ul>Referensi: Panduan Tumbuh Kembang dan Stimulasi Anak Usia 0 - 5 Tahun oleh Rumah Dandelion

Stimulasi Usia 2-3 Tahun: Mengajarkan Anak Melompat

stimulasi-usia-2-3-tahun-mengajarkan-anak-melompat-1672554214054

<table class="e-rte-table" style="text-align: inherit; background-color: unset; width: 1059.33px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="width: 25.2125%;">Nama Kegiatan</td><td style="width: 74.6931%;" class="">Belajar Berjalan</td></tr><tr><td class="" style="width: 25.2125%;">Usia</td><td style="width: 74.6931%;" class="">9-12 bulan</td></tr><tr style="height: 28px;"><td class="" style="width: 25.2125%;">Ranah Perkembangan​</td><td style="width: 74.6931%;" class="">Motorik kasar </td></tr></tbody></table>Cara Bermain: <ul><li>Tingkatkan durasi si Kecil untuk berjalan sambil dititah. Sebagai permulaan, mulai dengan melatihnya berjalan dengan memegang kedua tangannya.</li><li>Saat sudah terlihat mulai bisa berjalan stabil dan cepat, latih ia berjalan hanya dengan berpegangan di satu tangan.</li><li>Pada saat melatih si Kecil berjalan, kurang disarankan untuk menggunakan baby walker karena kurang melatih otot-otot kaki bayi.</li></ul>Referensi: Panduan Tumbuh Kembang dan Stimulasi Anak Usia 0 - 5 Tahun oleh Rumah Dandelion

Stimulasi Bayi Usia 9-12 Bulan: Belajar Berjalan

stimulasi-bayi-usia-9-12-bulan-belajar-berjalan-1672452289513

Saat si Kecil sudah mulai belajar menyikat gigi, pastinya ia juga akan belajar cara berkumur yang berkaitan dengan kemampuan oromotor. Apabila belum bisa berkumur, tak jarang anak-anak justru menelan air dan membuat MomDad khawatir. Well, supaya hal ini tidak terjadi lagi, MomDad dapat mengajarkan si Kecil berkumur dengan cara berikut!Usia yang tepat mengajarkan anak berkumur<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672296906184-6a441fd1.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-483079831-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> MomDad bisa mengajarkan anak untuk berkumur sekitar sebelum usia 3 tahun. Anak pada usia ini pada umumnya sudah dapat mengerti perintah sederhana serta memiliki kemampuan oromotor untuk meludah. Kemampuan meludah ini sebaiknya telah dimiliki anak pada usia 3 tahun karena pada usia ini, American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) menyarankan penambahan jumlah pasta gigi berfluoride pada saat menyikat gigi. Sebelum usia 3 tahun, AAPD hanya menyarankan penggunaan pasta gigi sebesar biji beras atau seulas tipis agar aman bila tertelan.Selain itu menunjukan cara berkumur, MomDad sebaiknya juga menjelaskan fungsi berkumur sebelum dan sesudah menyikat gigi.&nbsp;<div style="text-align: justify;">Menghadapi anak berkumur yang airnya masih suka ditelan </div><img src="https://storage.primaku.com/editor/1672296917035-0c1b98e6.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1244725858-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Apabila anak masih kesulitan meludah, Maka MomDad dapat menggunakan air matang sebagai permulaan dalam menyikat gigi, agar air yang tertelan lebih aman dibandingkan air mentah.Tips mengajarkan anak berkumur<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672296962275-b4ae4da5.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1146261291-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Berkumur dan meludah dapat dilatih dengan cara melatih otot-otot oromotor si Kecil. Jadi, sebelum anak menginjak usia 3 tahun, MomDad perlu mencoba beberapa tips berikut ini:<ul><li style="text-align: justify;">Ajarkan anak untuk memaksimalkan fungsi otot-otot oromotornya dengan aktivitas-aktivitas menyenangkan, seperti bermain alat musik tiup, meniup lilin, minum dengan sedotan, atau bermain kiss-bye.</li><li style="text-align: justify;">Menerapkan metode tell-show-do: MomDad dapat memberitahukan cara dan memberi contoh berkumur bersama dengan si Kecil.</li><li style="text-align: justify;">MomDad bisa menggunakan permainan-permainan sederhana untuk mencoba meludah setelah menyikat gigi. Misalnya, instruksikan anak untuk meludah pada ‘target’, seperti pada saluran air di wastafel.</li><li style="text-align: justify;">Jika si Kecil berhasil melakukan, berikan apresiasi. Jika belum berhasil, beri motivasi agar ia mau mencoba lagi pada saat menyikat gigi esok hari.</li></ul>Itulah beberapa cara untuk mengajarkan anak berkumur dengan benar. Selain itu, jangan lupa untuk membuat rutinitas membersihkan gigi minimal 2x sehari agar kesehatan gigi dan mulut si Kecil tetap terjaga.MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Referensi:<ul><li style="text-align: left;">American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD). (2021). Periodicity of examination, preventive dental services, anticipatory guidance/counseling, and oral treatment for infants, children, and adolescents. AAPD. Retrieved 20 June 2022 from <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.aapd.org/globalassets/media/policies_guidelines/bp_periodicity.pdf." title="https://www.aapd.org/globalassets/media/policies_guidelines/bp_periodicity.pdf.">https://www.aapd.org/globalassets/media/policies_guidelines/bp_periodicity.pdf.</a></li><li style="text-align: left;">American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD). (2021). Policy on early childhood caries (ECC): Classifications, consequences, and preventive strategies. AAPD. Retrieved 20 June 2022 from <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.aapd.org/media/policies_guidelines/p_eccclassifications.pdf." title="https://www.aapd.org/media/policies_guidelines/p_eccclassifications.pdf.">https://www.aapd.org/media/policies_guidelines/p_eccclassifications.pdf.</a></li><li style="text-align: left;">Australian Research Centre for Population Oral Health (ARCPOH). (2012). Outcome of fluoride consensus workshop 2012 to review fluoride guidelines from 2005. ARCPOH. Retrieved 20 June 2022 from <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.adelaide.edu.au/arcpoh/dperu/fluoride/Outcome_of_fluoride_consensus_workshop_2012.pdf." title="https://www.adelaide.edu.au/arcpoh/dperu/fluoride/Outcome_of_fluoride_consensus_workshop_2012.pdf.">https://www.adelaide.edu.au/arcpoh/dperu/fluoride/Outcome_of_fluoride_consensus_workshop_2012.pdf.</a></li><li style="text-align: left;">Gussy, M., Rosie, A., Carpenter, L., Virgo-Milton, M., Calache, H., Dashper, S., Leong, P., de Silva, A., de Livera, A., Simpson, J., &amp; Waters, E. (2015). Natural history of dental caries in very young Australian children. International Journal of Paediatric Dentistry, 26(3), 173-183. <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1111/ipd.12169." title="https://doi.org/10.1111/ipd.12169.">https://doi.org/10.1111/ipd.12169.</a></li><li style="text-align: left;">Kawashita, Y., Kitamura, M., &amp; Saito, T. (2011). Early childhood caries. International Journal of Dentistry, 2011, Article 725320, 1-7. <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1155/2011/725320." title="https://doi.org/10.1155/2011/725320.">https://doi.org/10.1155/2011/725320.</a></li><li style="text-align: left;">Peres, K.G., Chaffee, B.W., Feldens, C.A., Flores-Mir, C., Moynihan, P., &amp; Rugg-Gunn, A. (2018). Breastfeeding and oral health: Evidence and methodological challenges. Journal of Dental Research, 97(3), 251-258. <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1177/0022034517738925." title="https://doi.org/10.1177/0022034517738925.">https://doi.org/10.1177/0022034517738925.</a></li><li style="text-align: left;">Pitts, N.B., Zero, D.T., Marsh, P.D., Ekstrand, K., Weintraub, J.A., Ramos-Gomez, F., Tagami, J., Twetman, S., Tsakos, G., &amp; Ismail, A. (2017). Dental caries. Nature Reviews Disease Primers, 3, Article 17030. <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1038/nrdp.2017.30." title="https://doi.org/10.1038/nrdp.2017.30.">https://doi.org/10.1038/nrdp.2017.30. </a></li><li style="text-align: left; font-size: 12pt;">Poskitt, E.M.E., &amp; Stewart, L. (2017). Infancy, childhood and adolescence. In C. Geissler &amp; H. Powers (Eds), Human nutrition (13th edn, pp.311-336). Oxford University Press.</li><li style="text-align: left;">Tinanoff, N., Baez, R.J., Diaz Guillory, C., Donly, K.J., Alberto Feldens, C., McGrath, C., Phantumvanit, P., Pitts, N.B., Seow, W.K., Sharkov, N., Songpaisan, Y., &amp; Twetman, S. (2019). Early childhood caries epidemiology, aetiology, risk assessment, societal burden, management, education, and policy: Global perspective. International Journal of Paediatric Dentistry, 29(3), 238‐248. <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1111/ipd.12484." title="https://doi.org/10.1111/ipd.12484.">https://doi.org/10.1111/ipd.12484.</a></li><li style="text-align: left;">Walsh, T., Worthington, H.V., Glenny, A-M., Marinho, V.C.C., &amp; Jeroncic, A. (2019). Fluoride toothpastes of different concentrations for preventing dental caries. Cochrane Database of Systematic Reviews 2019, 3, CD007868. <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1002/14651858.CD007868.pub3." title="https://doi.org/10.1002/14651858.CD007868.pub3.">https://doi.org/10.1002/14651858.CD007868.pub3.</a></li></ul>Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Ajarkan si Kecil Berkumur dengan Cara Ini, yuk!

ajarkan-si-kecil-berkumur-dengan-cara-ini--yuk--1673407935839

Seiring perkembangannya, bayi akan belajar tengkurap dengan sendirinya. Namun, tak ada salahnya jika MomDad ingin melatihnya. Bila berlatih dengan tepat, otot anak akan lebih cepat stabil dan siap melaksanakan tahap selanjutnya.&nbsp;Nah, untuk tahu bagaimana cara menstimulasi si Kecil untuk bisa tengkurap, MomDad perlu mengetahui beberapa hal berikut ini. Yuk, simak ada apa saja!Usia bayi siap tengkurapBayi dapat diajarkan untuk tengkurap setelah bayi pulang dari rumah sakit atau tempat bersalin. Tummy time diketahui dapat menguatkan otot bahu, punggung, dan perut sehingga memudahkan bayi untuk tengkurap sendiri nantinya.Dalam sehari, MomDad bisa melatihnya sekitar 2-3 sesi selama tidak lebih dari 5 menit. MomDad bisa melakukan latihan ini setelah tidur siang atau saat mengganti popok bayi. Nantinya, saat umurnya menginjak 4 bulan, ketika kekuatan otot bayi sudah mulai meningkat, MomDad dapat&nbsp; menambahkan durasi latihan tiap sesi hingga maksimum 30 menit. Berikut beberapa gerakan untuk melatih bayi tengkurap:<ul><li style="text-align: justify;">Lap soothe</li></ul><img src="https://storage.primaku.com/editor/1672286253106-9006aba4.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="1.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> <ul><li style="text-align: justify;">Tummy to tummy</li></ul><img src="https://storage.primaku.com/editor/1672286263700-48543f89.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="2.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> <ul><li style="text-align: justify;">Tummy down carry</li></ul><img src="https://storage.primaku.com/editor/1672286273509-18433580.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="3.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Stimulasi apa saja yang bisa dilakukan untuk melatih bayi tengkurap?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672286371277-1ab1f695.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1207724727-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;">Selain stimulasi gerakan di atas, MomDad juga bisa membantu bayi berguling bila sudah dalam posisi miring. Pastikan bayi berada pada alas yang lembut dan aman seperti kain, selimut atau karpet namun tidak terlalu empuk agar wajah bayi tidak terbenam dan hidungnya tertutupi.&nbsp;Stimulasi juga bisa dilakukan dengan menggunakan mainan yang dapat diraih sehingga bayi berguling sendiri. Bayi biasanya akan tertarik dengan mainannya dan mencoba untuk meraihnya. Untuk itu, MomDad bisa menggerakkan mainan si Kecil untuk melatihnya tengkurap.Apa yang perlu dihindari saat melatih bayi tengkurap?Pastikan tidak meninggalkan bayi sendirian saat bayi sudah mulai belajar tengkurap. Kita tidak pernah tahu kapan bayi akan bisa tengkurap sendiri. Meninggalkan bayi sendiri padai usia yang sudah masuk usia bayi tengkurap sendiri berisiko menyebabkan bayi jatuh dari tempat tidur.Melatih bayi tengkurang memang membutuhkan waktu. Prosesnya pun tergantung kepada si Kecil, bisa lambat atau cepat. Jadi, perlu kesabaran orang tua untuk melakukan hal ini.&nbsp;MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Cara Menstimulasi Bayi agar Bisa Tengkurap

cara-menstimulasi-bayi-agar-bisa-tengkurap-1674637420330

Belakangan ramai di sosial media permainan lato yang dimainkan oleh anak-anak. Lato merupakan permainan asal Amerika Serikat yang sudah ada sejak tahun 1960-an. Permainan ini terbuat dari dua bola polimer padat berukuran diameter 5, yang mana setiap bolanya tersambung oleh sebuah tali. Kedua bola tersebut kemudian dibenturkan satu sama lain menggunakan satu tangan dengan gerakan naik turun, sehingga menimbulkan suara yang cukup nyaring.Meski saat ini sedang digandrungi, namun ada nggak sih manfaat bermain lato bagi anak-anak?Manfaat bermain lato untuk anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672212918182-7b3baa5a.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1452715638-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Permainan lato membutuhkan konsentrasi dan koordinasi mata-tangan yang baik agar kedua bola bisa terus saling beradu. Semakin lama permainan lato berlangsung, kedua bola akan semakin cepat beradu, sehingga anak perlu lebih fokus dan berkonsentrasi. Selain itu, bermain lato juga bisa menjadi salah satu alternatif agar anak lepas dari gadget. So, apabila MomDad ingin mengurangi screen time pada si Kecil, permainan lato bisa menjadi solusi.Kekurangan permainan latoMeski baik untuk melatih konsentrasi dan koordinasi mata, serta tangan, permainan lato juga memiliki kekurangan. Permainan ini bukanlah aktivitas fisik yang dibutuhkan anak untuk bergerak yang dapat menyehatkan dan mendorong tumbuh kembangnya. Sebab, anak usia 6-17 tahun membutuhkan aktivitas fisik setidaknya 60 menit atau lebih dengan intensitas sedang hingga tinggi setiap harinya.Selain itu, saat bermain lato, anak juga tidak memiliki interaksi dengan anak lainnya. Padahal, bermain bersama anak lain mampu melatih keterampilan bersosialisasi, seperti menunggu giliran, bergantian, koordinasi, dan kerja sama.&nbsp;Kesimpulannya, permainan lato memang bermanfaat bagi anak, namun sebaiknya anak tidak dibiarkan bermain lato sepanjang hari. Anak tetap harus melakukan aktivitas fisik agar tetap bergerak.MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.Referensi:Division of Nutrition, Physical Activity, and Obesity, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion

Viral Permainan Lato, Adakah Manfaatnya untuk Anak?

viral-permainan-lato,-adakah-manfaatnya-untuk-anak-1672212935017

<table class="e-rte-table" style="text-align: inherit; background-color: unset; width: 1059.33px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="width: 271.076px;">Nama Kegiatan</td><td style="width: 787.257px;" class="">Menirukan Suara Binatang</td></tr><tr><td class="" style="width: 271.076px;">Usia</td><td style="width: 787.257px;" class="">3-6 bulan</td></tr><tr style="height: 28px;"><td class="" style="width: 271.076px;">Ranah Perkembangan​</td><td style="width: 787.257px;" class="">Aspek bahasa </td></tr></tbody></table>Cara Bermain: <ul><li>Kenalkan berbagai suara bunyi binatang. Pada usia ini, si Kecil biasanya senang melihat boneka atau gambar binatang.</li><li>Sebutkan nama lalu tirukan bunyi atau cara memanggilnya. Misalnya, "ini anjing, bunyinya guk guk guk.. Bagaimana bunyi anjing? Guk.. Guk.. Guk!"</li></ul>Referensi: Panduan Tumbuh Kembang dan Stimulasi Anak Usia 0 - 5 Tahun oleh Rumah Dandelion

Stimulasi Bayi Usia 3-6 Bulan: Menirukan Suara Binatang

stimulasi-bayi-usia-3-6-bulan-menirukan-suara-binatang-1672125167956

Dalam mengawasi tumbuh kembang si Kecil, salah satu fase perkembangan yang sangat penting adalah momen ketika bayi bisa mengangkat kepalanya sendiri. Penting bagi MomDad untuk mengetahui usia berapa bayi seharusnya bisa mengangkat kepalanya sendiri serta kondisi yang perlu dikhawatirkan jika bayi belum bisa mengangkat kepalanya. Agar tahu lebih lengkapnya, yuk simak penjelasan di bawah ini! Kapan bayi bisa mengangkat kepalanya sendiri?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672025199825-2061561c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1331245251-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pada gambar di bawah MomDad bisa melihat bahwa terdapat urutan perkembangan kemampuan bayi dalam mengangkat kepala. Pada umumnya, bayi berusia 1-2 bulan dapat mengangkat kepala hingga membentuk sudut 30-45 derajat. Lalu, mendekati usia 2 bulan, bayi akan dapat mengangkat kepala dan dada sehingga sudut kepala dengan bidang datar membentuk sudut sekitar 45-60 derajat. Kemudian, pada usia 3 bulan, bayi akan mampu mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut 90 derajat, bisa bertopang siku, serta memiliki kontrol kepala yang baik.<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672024594884-05e9c6b9.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="kepala.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Stimulasi agar bayi mampu mengangkat kepala<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672025081402-598ec5b4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1042026260-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Untuk stimulasi mandiri, MomDad bisa melakukan beberapa hal ini untuk melatih bayi mengangkat kepalanya sendiri. Salah satunya dengan tummy time. Pada tummy time, MomDad meletakkan bayi pada posisi telungkup di atas perutnya. Kemudian, tunjukkan mainan yang diletakkan sekitar setinggi mata bayi sehingga ia tertarik untuk melihat dan berusaha untuk mengangkat kepalanya. Tummy time bisa dilakukan sesering mungkin dalam sehari dengan durasi mencapai 30 menit saat bayi dalam kondisi bangun.Jika si Kecil sudah bisa melihat benda yang ada di depannya, MomDad bisa meletakkan letak mainan tersebut lebih tinggi dari posisi mata sehingga bayi dapat mengikuti gerak benda dengan mengangkat kepalanya lebih tinggi, serta menggerakkan mainan dari kiri ke kanan dan juga sebaliknya.Selain tummy time, MomDad juga bisa meletakkan beberapa mainan berwarna cerah, cermin, gambar dengan warna kontras setinggi mata bayi. Ikut bermain dengan si Kecil juga disarankan, lho! Gunanya agar bayi tidak merasa bosan dan semakin bersemangat untuk menegakkan kepalaPerlu diingat juga untuk menghindari kebiasaan menempatkan bayi di gendongan atau bouncer secara terus menerus agar bayi bisa memiliki kesempatan untuk bergerak dan melatih kemampuan motoriknya.Kapan orang tua perlu khawatir?​<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672025139463-77fca857.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1215165561-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> MomDad perlu khawatir saat anak belum bisa mengangkat kepalanya jika:<ul><li style="text-align: justify;">Pada usia 3 bulan belum bisa mengangkat kepalanya sendiri pada posisi tengkurap</li><li style="text-align: justify;">Bayi tampak kaku dan otot nampak tegang</li><li style="text-align: justify;">Bayi tampak lemas, seperti boneka</li><li style="text-align: justify;">Kepala bayi masih tertinggal saat ditarik dari posisi terlentang ke posisi duduk</li><li style="text-align: justify;">Hanya menggunakan salah satu sisi anggota geraknya, misalnya hanya menggerakan tangan dan tungkai bawah kiri saja</li><li style="text-align: justify;">Pada usia 3 bulan tidak dapat memegang benda</li><li style="text-align: justify;">Pada usia 3 bulan mata bayi tidak mengikuti objek yang bergerak pada usia 3 bulan</li><li style="text-align: justify;">Adanya preferensi kepala pada salah satu sisi, misalnya bayi selalu memiringkan kepala ke kanan atau kiri dengan keterbatasan menengok ke sisi sebaliknya</li></ul>Apabila si Kecil menunjukkan gejala seperti di atas, segera konsultasikan kondisinya ke ahli, ya.MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber foto: FreepikReferensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-6mo.html" title="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-6mo.html">https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-6mo</a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-2mo.html#tips" title="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-2mo.html#tips">https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-2mo</a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/ncbddd/developmentaldisabilities/causes-and-risk-factors.html#:~:text=These%20factors%20include%20genetics%3B%20parental,environmental%20toxins%2C%20such%20as%20lead" title="https://www.cdc.gov/ncbddd/developmentaldisabilities/causes-and-risk-factors.html#:~:text=These%20factors%20include%20genetics%3B%20parental,environmental%20toxins%2C%20such%20as%20lead">https://www.cdc.gov/ncbddd/developmentaldisabilities/causes-and-risk-factors</a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Stimulasi untuk Merangsang Pendengaran Bayi

Stimulasi untuk Merangsang Pendengaran Bayi

Stimulasi Usia 2-3 Tahun: Mengajarkan Anak Melompat

Stimulasi Usia 2-3 Tahun: Mengajarkan Anak Melompat

Stimulasi Bayi Usia 9-12 Bulan: Belajar Berjalan

Stimulasi Bayi Usia 9-12 Bulan: Belajar Berjalan

Ajarkan si Kecil Berkumur dengan Cara Ini, yuk!

Ajarkan si Kecil Berkumur dengan Cara Ini, yuk!

Cara Menstimulasi Bayi agar Bisa Tengkurap

Cara Menstimulasi Bayi agar Bisa Tengkurap

Viral Permainan Lato, Adakah Manfaatnya untuk Anak?

Viral Permainan Lato, Adakah Manfaatnya untuk Anak?

Stimulasi Bayi Usia 3-6 Bulan: Menirukan Suara Binatang

Stimulasi Bayi Usia 3-6 Bulan: Menirukan Suara Binatang

Kapan Bayi Mampu Mengangkat Kepala?

Kapan Bayi Mampu Mengangkat Kepala?