Meta PixelPerubahan Warna Kulit pada Newborn, Mana yang Normal & Tidak?<!-- --> | Articles | <!-- -->PrimaKu - Pelopor Aplikasi Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

Perubahan Warna Kulit pada Newborn, Mana yang Normal & Tidak?

Author: Tim PrimaKu

15 Okt 2025

Topik: Newborn, Warna Kulit Bayi, Warna Kulit, 0-3 bulan

Kulit bayi baru lahir sering mengalami perubahan warna dan ini bisa disebabkan oleh berbagai hal di dalam tubuhnya. Sebagian besar perubahan warna kulit bersifat normal dan akan hilang dengan sendirinya, namun ada juga yang bisa menjadi tanda masalah kesehatan. Kondisi ini biasanya lebih terlihat pada bayi prematur, karena kulit mereka lebih tipis dibanding bayi cukup bulan. Yuk, kenali arti tiap perubahan warna kulit berikut agar MomDad bisa tahu kapan perlu waspada.


Acrocyanosis (Tangan dan Kaki Biru)

Kondisi ini sangat umum dan normal pada jam-jam pertama setelah bayi lahir. Biasanya, tangan dan kaki bayi tampak kebiruan karena darah dan oksigen sedang difokuskan ke organ vital seperti otak, paru, dan ginjal, bukan ke ujung-ujung tubuh.

Warna biru ini akan hilang sendiri setelah sirkulasi darah bayi menyesuaikan diri. Acrocyanosis bisa muncul lagi ketika bayi merasa kedinginan (misalnya setelah mandi), tapi akan membaik begitu tubuhnya hangat.

Cyanosis (Warna Biru di Wajah atau Seluruh Tubuh)

Cyanosis berbeda dari acrocyanosis karena biasanya tampak di area mulut, wajah, atau seluruh tubuh. Kondisi ini muncul saat darah bayi tidak membawa cukup oksigen, misalnya karena gangguan pada jantung atau paru-paru.

Jika bayi menangis keras, wajah atau lidahnya bisa tampak biru sebentar, itu masih normal. Namun bila warna biru tidak hilang setelah bayi tenang, segera bawa ke dokter atau IGD karena bisa menandakan bayi kekurangan oksigen.

Mottling (Kulit Belang atau Berpola Marmer)

Mottling membuat kulit bayi terlihat pucat kebiruan dan belang-belang seperti pola jaring. Kadang bagian kulit yang tidak belang tampak sangat pucat. Kondisi ini sering muncul pada bayi prematur atau bayi yang sedang sakit, terutama di ruang perawatan intensif (NICU). Pada bayi lain, mottling bisa menandakan gangguan jantung bawaan, sirkulasi darah yang buruk, atau infeksi. Jika MomDad melihat kulit bayi tampak belang seperti ini, segera konsultasikan ke dokter.

Jaundice (Kulit dan Mata Kuning)

Jaundice atau kuning pada kulit dan mata adalah hal yang umum terjadi setelah lahir, sekitar setengah dari bayi baru lahir mengalaminya. Warna kuning biasanya mulai dari wajah, lalu turun ke dada, perut, hingga kaki. Kondisi ini terjadi karena tubuh bayi sedang memecah sel darah merah dan menghasilkan zat bernama bilirubin, yang menyebabkan warna kuning.

Hati bayi akan memproses bilirubin dan membuangnya lewat urine dan feses. Namun, pada bayi prematur atau jika kadar bilirubin terlalu tinggi, hati mungkin belum mampu bekerja optimal sehingga perlu perawatan khusus seperti fototerapi. Jika warna kuning tampak semakin menyebar atau tidak hilang setelah 2 minggu, segera periksa ke dokter.

Perubahan Warna Kulit Lain yang Perlu Diperhatikan

Segera hubungi dokter jika MomDad melihat tanda-tanda berikut:

  • Kemerahan di sekitar pusar atau area sunat, bisa jadi tanda infeksi.
  • Memar yang tidak wajar.
  • Bintik merah kecil akibat pembuluh darah pecah, yang bisa disebabkan oleh infeksi atau gangguan pembekuan darah.

Sebagian besar perubahan warna kulit pada bayi adalah bagian dari proses adaptasi tubuh setelah lahir dan akan hilang sendiri. Namun, bila perubahan warna tampak menyebar, tidak kunjung hilang, atau disertai tanda lain seperti kesulitan bernapas atau demam, jangan tunda untuk memeriksakan bayi ke dokter.

Kulit bayi bisa memberi banyak “petunjuk” tentang kondisi kesehatannya, jadi penting bagi MomDad untuk selalu memperhatikan perubahan kecil sekalipun.


Referensi: Skin Color Changes in the Newborn | Saint Luke's Health System