<table class="e-rte-table" style="text-align: inherit; background-color: unset; width: 1059.33px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="width: 25.8735%;">Nama Kegiatan</td><td style="width: 74.0321%;" class="">Belajar Berdiri </td></tr><tr><td class="" style="width: 25.8735%;">Usia</td><td style="width: 74.0321%;" class="">6-9 bulan</td></tr><tr><td class="" style="width: 25.8735%;">Ranah Perkembangan​</td><td style="width: 74.0321%;" class="">Motorik kasar </td></tr></tbody></table>​Bahan:﻿﻿<ul><li>Mainan favorit si Kecil</li><li>Sofa atau meja yang rendah</li></ul>Cara Bermain:<ul><li>Letakkan mainan favorit si Kecil di sofa atau meja yang rendah saat si Kecil sedang duduk di lantai untuk mendorong keingannya mengangkat badan ke posisi berdiri.</li><li>Pilih perabotan yang kuat dan stabil untuk menghindari risiko jatuh dan menimpa bayi.</li></ul>Referensi: Panduan Tumbuh Kembang dan Stimulasi Anak Usia 0 - 5 Tahun oleh Rumah Dandelion

Stimulasi Anak Usia 6-9 Bulan: Belajar Berdiri

stimulasi-anak-usia-6-9-bulan--belajar-berdiri

<table class="e-rte-table" style="text-align: inherit; background-color: unset; width: 1059.33px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="width: 27.4788%;">Nama Kegiatan</td><td style="width: 72.4268%;" class="">Sensory Bag </td></tr><tr><td class="" style="width: 27.4788%;">Usia</td><td style="width: 72.4268%;" class="">3-6 bulan</td></tr><tr><td class="" style="width: 27.4788%;">Ranah Perkembangan​</td><td style="width: 72.4268%;" class="">Motorik halus </td></tr></tbody></table>​Bahan:﻿﻿<ul><li>Ziplock</li><li>Sereal</li><li>Waterbeads</li><li>Baby oil yang diteteskan pewarna makanan</li></ul>Cara Bermain:<ul><li>Isi ziplock dengan sereal, waterbeads, dan baby oil.</li><li>Letakkan ziplock di lantai. Lakban pinggirnya agar tidak bergeser. Bebaskan bayi bereksplorasi.</li></ul>Sumber foto:&nbsp;entertainyourtoddler.com&nbsp;Referensi: Panduan Tumbuh Kembang dan Stimulasi Anak Usia 0 - 5 Tahun oleh Rumah Dandelion<a classname="e-rte-anchor" href="https://busytoddler.com/taby-sticky-wall/" title="https://busytoddler.com/taby-sticky-wall/"></a>

Stimulasi Anak Usia 3-6 Bulan: Sensory Bag

stimulasi-anak-usia-3-6-bulan--sensory-bag

Tumbuh kembang si Kecil akan berlangsung pesat dalam tahun pertama kehidupannya. Dari bulan ke bulan, kemampuan motoriknya akan terus berkembang. Oleh karena itu, penting bagi MomDad untuk memahami pola tumbuh kembang si Kecil, khususnya saat menginjak usia 6-9 bulan. Sebab,&nbsp; di&nbsp;saat inilah si Kecil sudah semakin aktif dan tertarik untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya.Tonggak perkembangan si Kecil usia 6-9 Bulan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1667974479751-9b48b0c8.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-494476054-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> MomDad mungkin bertanya-tanya,&nbsp; di usia 6-9 bulan si Kecil sudah bisa apa saja sih? Nah, saat di usia ini, tidak hanya fisiknya saja yang berkembang, tetapi si Kecil juga sudah bisa menunjukkan berbagai keterampilan yang menggemaskan, seperti belajar merangkak, babbling, dan lainnya.Berikut ini adalah daftar berbagai perkembangan si Kecil saat usia 6-9 bulan yang perlu MomDad ketahui.Motor kasar<ul><li style="text-align: justify;">Si Kecil mulai duduk tanpa bantuan</li><li style="text-align: justify;">Duduk dan meraih mainan tanpa terjatuh atau terguling</li><li style="text-align: justify;">Menggunakan kedua tangan saat bermain di posisi duduk</li><li style="text-align: justify;">Berpindah posisi dari tengkurap atau terlentang ke posisi duduk</li><li style="text-align: justify;">Mulai merangkak atau berusaha berpindah tempat</li><li style="text-align: justify;">Mengangkat kepala dan menggunakan siku untuk menopang tubuh saat tummy time</li><li style="text-align: justify;">Memutar kepala dan mengikuti arah objek saat duduk</li><li style="text-align: justify;">Dapat menahan beban tubuhnya dengan kedua kaki saat berdiri ditopang</li><li style="text-align: justify;">Beberapa bayi mulai memanjat furnitur dan bergerak sambil berpegangan pada furnitur</li></ul>Namun, MomDad perlu waspada jika motor kasarnya seperti berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Si Kecil tidak dapat menahan atau menyangga kepala dengan baik saat tummy time atau duduk</li><li style="text-align: justify;">Belum berguling</li><li style="text-align: justify;">Belum duduk sendiri usia 9 bulan</li><li style="text-align: justify;">Tidak merespon atau menunjukkan pergerakan, seperti merayap, ngesot, atau merangkak saat diletakkan untuk bermain</li><li style="text-align: justify;">Tidak dapat menopang tubuh dengan kedua kaki atau tungkai bawah tampak lemas</li></ul>Motor halus<ul><li style="text-align: justify;">Mengambil benda kecil menggunakan ibu jari dan jari telunjuk (berkembang dari raking grasp ke pincer grasp)</li><li style="text-align: justify;">Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lain</li><li style="text-align: justify;">Menggunakan kedua tangan secara bergantian (tidak ada dominasi tangan) saat bermain</li><li style="text-align: justify;">Membuka beberapa halaman board book sekaligus</li><li style="text-align: justify;">Eksplorasi berbagai bentuk, ukuran, dan tekstur benda menggunakan tangan dan mulutnya</li><li style="text-align: justify;">Bereksperimen dengan kekuatan tangan untuk mengambil benda-benda, misalnya: mengambil botol memerlukan tenaga yang lebih besar dibandingkan boneka</li></ul>MomDad perlu waspada jika menemukan beberapa hal berikut ini:<ul><li style="text-align: justify;">Tangan masih terkepal</li><li style="text-align: justify;">Bayi menggunakan satu tangan dominan sebelum usia 1 tahun</li><li style="text-align: justify;">Tidak berusaha memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan lain usia 9 bulan</li><li style="text-align: justify;">Tidak mengeksplorasi objek menggunakan mulut, mata dan tangan</li><li style="text-align: justify;">Tidak dapat membawa mainan ke garis tengah usia 6 bulan</li></ul>Bahasa dan kognitif<ul><li style="text-align: justify;">Babbling seperti baba, mama, papa</li><li style="text-align: justify;">Melihat ke objek atau orang yang familiar saat disebutkan namanya</li><li style="text-align: justify;">Mengenal nama atau nama panggilannya sendiri</li><li style="text-align: justify;">Tertarik berkomunikasi dua arah menggunakan suara, ekspresi wajah, dan gestur</li><li style="text-align: justify;">Dapat mengikuti perintah sederhana diikuti gestur</li><li style="text-align: justify;">Memahami beberapa kata yang sudah sering digunakan</li><li style="text-align: justify;">Menggunakan bahasa non verbal seperti menggelengkan kepala untuk berkata tidak</li><li style="text-align: justify;">Mengikuti bunyi suara</li></ul>MomDad perlu waspada jika perkembangan bahasa si Kecil:<ul><li style="text-align: justify;">Si Kecil tidak merespon terhadap suara atau nama saat dipanggil</li><li style="text-align: justify;">Tidak babbling</li></ul>Personal sosial <ul><li>Tertarik bermain dan berinteraksi dengan orang lain (misalnya bermain ciluk-ba)</li><li>Senang bermain dengan alat musik</li><li>Mengangkat tangan untuk meminta digendong</li><li>Tertarik mengeksplorasi sekitar saat diletakkan di lantai</li><li>Berusaha meraih benda atau mainan saat diletakkan di lantai</li><li>Dapat mempertahankan kontak mata saat bermain</li><li>Mulai menunjukkan stranger anxiety atau si Kecil tampak takut dan tidak nyaman dengan orang asing</li></ul>MomDad perlu waspada jika:<ul><li style="text-align: justify;">Si Kecil tidak tampak tertarik dengan lingkungan sekitar</li><li style="text-align: justify;">Tidak tertarik berinteraksi dengan orang lain atau tidak ada kontak mata</li></ul>Mengetahui tahap tumbuh kembang bayi usia 6-9 bulan ternyata sangat menarik ya, MomDad! Yuk, beri dukungan ke si Kecil dengan memberikan stimulasi yang tepat agar tumbuh kembangnya optimal.&nbsp;Namun, jika MomDad menemukan tanda red flag,&nbsp;jangan ragu untuk konsultasikan kondisi si Kecil ke dokter spesialis anak, ya.MomDad mau&nbsp;share&nbsp;informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Daftar bacaan:<ul><li style="text-align: justify;">Medise BE. Mengenal keterlambatan perkembangan umum pada anak. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://pathways.org/growth-development/7-9-months/milestones/" title="https://pathways.org/growth-development/7-9-months/milestones/">https://pathways.org/growth-development/7-9-months/milestones/ </a></li><li style="text-align: justify;">Red flags early identification guide for children aged birth to five years. 2nd edition. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.childrens.health.qld.gov.au/wp-content/uploads/PDF/red-flags-a3.pdf" title="https://www.childrens.health.qld.gov.au/wp-content/uploads/PDF/red-flags-a3.pdf">https://www.childrens.health.qld.gov.au/wp-content/uploads/PDF/red-flags-a3.pdf </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/infant-development/art-20047086" title="https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/infant-development/art-20047086">https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/infant-development/art-20047086 </a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Ini Sederet Perkembangan Bayi Usia 6-9 Bulan yang Perlu MomDad Tahu!

ini-sederet-perkembangan-bayi-usia-6-9-bulan-yang-perlu-momdad-tahu-

Berolahraga di tempat terbuka dapat membantu si Kecil tetap sehat. MomDad dapat mengenalkan olahraga ringan kepada si Kecil dengan kegiatan-kegiatan ringan. Ada banyak manfaat yang bisa si Kecil dapatkan dengan berolahraga, seperti melatih pembentukan tulang dan otot yang kuat, melatih aktivitas jantung dan paru agar sehat, serta mengontrol berat badan dan meningkatkan rasa percaya dirinya. Nah, olahraga seperti apa sih yang bisa dikenalkan ke si Kecil?Bersepeda roda tiga<img src="https://storage.primaku.com/editor/1667101623016-3c8d424a.jpg" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="istockphoto-1391000210-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Baca Juga:&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/ts1k" title="https://primaku.page.link/ts1k" target="_blank">Ini Olahraga yang Sesuai Usia si Kecil untuk Melatih Stimulasi!</a>Berolahraga dengan menggunakan sepeda roda tiga dapat memberikan kesempatan si Kecil untuk menghabiskan energinya dan membantunya belajar koordinasi.SenamGerakan senam dapat memperkuat otot punggung dan perut si Kecil.YogaSelain melatih gerakan tubuh, si Kecil juga bisa berlatih pernapasan, relaksasi, dan meditasi yang baik untuk perkembangan emosional dan meningkatkan konsentrasi.Menggiring bola<img src="https://storage.primaku.com/editor/1667101649200-454b62bb.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1395974591-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Melatih kecepatan, ketangkasan, dan kekuatan otot-otot kaki, baik saat berlari, menendang, dan mengoper bola.BerenangGerakan renang baik untuk perkembangan motorik, karena tangan hingga kaki bergerak dan beradaptasi dengan orang lain.Yuk, mulai kenalkan olahraga sejak dini guna melatih motorik kasar dan halus&nbsp;pada si Kecil melali kegiatan di atas!MomDad mau&nbsp;share&nbsp;informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber foto: iStockReferensi: #JANGANSalah Mengasuh Bayi

Kenalkan si Kecil Olahraga Melalui Kegiatan Ini, yuk!

kenalkan-si-kecil-olahraga-melalui-kegiatan-ini--yuk-

Sejak bayi lahir ia mengalami pengalaman indrawi yang diterima melalui mata, telinga, hidung, kulit, dan mulutnya. Nah di antara kelima indra tersebut, yuk, berkenalan lebih jauh dengan indra penghidu yang terdiri dari hidung, saraf penghidu, serta pusat penghidu di otak yang berhubungan dengan bagian-bagian otak lain. Uniknya indra penghidu sudah terbentuk sejak di dalam kandungan dan berfungsi dengan baik saat bayi lahir.&nbsp;Perkembangan indra penghindu<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666680819838-a3940532.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="indra penghidu.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Fungsi indra penghidu mulai berkembang sejak usia kandungan 22 minggu, ketika gerak pernapasan dalam kandungan mulai menciptakan gerakan cairan ketuban keluar masuk lubang hidung, dan menjadi lengkap sekitar usia kandungan 33 minggu.Sejak dalam kandungan, bayi belajar mengenali bau dan rasa melalui cairan ketuban. Pengenalan terhadap bau dan rasa cairan ketuban bermanfaat bagi bayi yang baru lahir karena bau air susu ibu (ASI) agak mirip dengan cairan ketuban, sehingga adaptasi bayi untuk mulai menyusui segera setelah lahir dapat berlangsung dengan mudah. Bau dan rasa cairan ketuban juga dipengaruhi oleh makanan ibu dalam masa kehamilan terutama pada trimester akhir, sehingga bayi telah akrab dengan bau dan rasa makanan tertentu.Cara merangsang indra penghidu<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666681010614-38e8ec94.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="indra penghidu 2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan MomDad untuk membantu bayi mengembangkan indra penghidunya:<ul><li>Bicarakan dengan tenaga kesehatan saat pemeriksaan kehamilan agar sedapat mungkin proses kelahiran bayi diikuti oleh inisiasi menyusu dini. Inisiasi menyusu dini sangat membantu proses adaptasi bayi dengan dunia luar, membantu kedekatan ibu dan bayi, dan berperan penting dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif.</li><li>Bayi baru lahir memiliki sistem indra penghidu yang telah berfungsi baik. Aroma orang tua memiliki efek menenangkan bagi bayi. Untuk membantu bayi mengenal aroma dari MomDad sebaiknya tidak menggunakan parfum atau pewangi yang sangat menonjol atau tajam terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan.</li><li>Hindari bayi dengan asap rokok, karena asap rokok sudah dikenali oleh indera penciuman bayi dan dianggap sebagai bau yang tidak menyenangkan.</li><li>Selama dalam masa menyusui, sebaiknya jenis makanan ibu bervariasi. Pemberian ASI eksklusif membantu transisi bayi mengenal rasa dan aroma makanan keluarga. Apabila jenis makanan ibu bervariasi, bayi juga dapat mulai mengenal rasa dan aroma makanan yang biasa dimakan ibu.</li></ul><img src="https://storage.primaku.com/editor/1666681034196-93ea6411.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="indra penghidu 3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> <ul><li>Ketika bayi mulai makan makanan padat, ia akan menggunakan indra penghidu dan pengecapnya untuk memutuskan apakah kira-kira ia akan suka makanan itu atau tidak. MomDad dapat melihat reaksi bayi, dan melakukan penyesuaian sambil berinteraksi dengan bayi.</li><li>MomDad dapat mencoba memperkenalkan berbagai macam bau sejak awal, namun ada baiknya menunda perkenalan jenis bau yang terlalu tajam pada tahun-tahun pertama. Biasanya bayi akan lebih dapat menerima bau dan rasa yang cenderung “manis”, baru kemudian belajar menyukai bau dan rasa yang lain.</li></ul>Di sisi lain, penelitian menunjukkan bahwa perkenalan bau dan rasa makanan baru membutuhkan sekitar 10-15 kali percobaan sebelum bayi dan anak mulai mengenali dan memutuskan apakah ia menyukai makanan tersebut atau tidak. MomDad atau pengasuh dapat memperkenalkan makanan baru dengan cara memakan beberapa suap dan menggambarkan bau dan rasanya yang enak kepada anak.Nah, itu dia penjelasan mengenai indra penghidu pada bayi. Yuk, coba tips di atas agar perkembangan indra penghidu si Kecil optimal!MomDad mau&nbsp;share&nbsp;informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Referensi: Dr.Catharine M.Sambo,Sp.A (Ikatan Dokter Anak Indonesia)Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Yuk, Kenali Cara Merangsang Indra Penghidu pada Bayi!

yuk--kenali-cara-merangsang-indra-penghidu-pada-bayi-

Pencapaian fase tumbuh kembang anak berbeda-beda. Ada yang sudah bisa berbicara sebelum genap berusia satu tahun, ada juga yang belum meski usianya hampir mencapai dua tahun. Biasanya di usia 5 bulan, bayi mulai bisa mengeluarkan kata-kata walau tidak jelas. Namun, jika sudah lewat dua tahun si kecil juga belum bisa berbicara, MomDad perlu waspada. Karena itu, MomDad bisa mulai melakukan berbagai stimulasi bicara pada anak sejak dini.<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666604436076-aee60881.jpg" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="happy-couple-embracing-looking-newborn-child-yellow-background-talking-little-daughter-with-love-smile-parents-wearing-white-t-shirts-happy-family-indoor (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Baca Juga:&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="dan perkembangan anak hanya di PrimaKu. https://primaku.page.link/55j5" title="dan perkembangan anak hanya di PrimaKu. https://primaku.page.link/55j5" target="_blank">Tahapan Berbicara pada Anak Berdasarkan Usia</a>1. Descriptive talk: narasikan segala sesuatu yang ada di sekitar anak. Misalnya, saat ingin membuka kulkas ibu dapat berkata, "Yuk, kita cari susu yang kamu mau di kulkas!" Buat anak juga familiar dengan suara dan bunyi dan ajak anak memperhatikan sumber bunyi, seperti, "Wah, suara apa ya itu? Suara burung berkicau! Di mana ya burungnya, coba kita dengarkan lagi!"2. Pastikan ada kontak mata: sejajarkan mata kita dengan mata anak dan dapatkan perhatiannya ketika kita mengajaknya bicara.3. Bacakan buku: tunjuk gambar yang ada di buku dan sebutkan namanya. Pada anak yang lebih besar, kita dapat mengajaknya berinteraksi dengan menunjuk apa yang kita sebut dan sebaliknya, menanyakan apa yang ada di buku dan mendorongnya untuk mengatakannya secara verbal.4. No more baby talk: bicaralah sesuai bahasa yang seharusnya, menggunakan kata jelas, kalimat pendek, sederhana, dan dapat dimengerti anak. Jika bisa, pastikan agar anak memperhatikan gerakan mulut dan bibir agar ia dapat mempelajari cara pengucapan yang benar dari suatu kata.5. Self talk: narasikan atau ceritakan apa yang sedang Mom lakukan. Misalnya, “Kita akan mengganti popok kamu, mama akan buka celana kamu kemudian merobek popok kamu, setelah itu kita akan ke kamar mandi untuk membersihkan tempat kamu pipis, kemudian kita akan mengenakan popok dan celanamu lagi.”6. Parallel talk: bicarakan tentang objek yang sedang ia perhatikan. Misalnya, ia sedang mengamati kucing, maka kita dapat mengatakan, “Wah, lucu ya kucingnya? Apa ya warnanya?”7. Perhatikan, hargai, dan beri respons: meskipun pengucapan anak belum jelas, tapi hargai setiap usaha anak untuk berbicara, dan hindari menyela anak. Misalnya dengan memberikan senyuman, pujian, atau pelukan.Itu dia beberapa tips yang bisa MomDad lakukan untuk menstimulasi bicara anak sejak dini. Pada dasarnya anak belajar dengan melihat langsung orang tuanya. Karena itu, ajarkan bicara yang baik padanya ya, MomDad!MomDad mau&nbsp;share&nbsp;informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Tips Menstimulasi Bicara pada Anak Sejak Dini, yuk Dicoba!

tips-menstimulasi-bicara-pada-anak-sejak-dini--yuk-dicoba-

Setiap perkembangan si Kecil tentu menjadi hal yang membahagiakan bagi kedua orang tua. Duduk menjadi salah satu pencapaian dalam tumbuh kembang bayi yang paling penting di satu tahun pertama kehidupannya. Meskipun begitu, MomDad tidak boleh sembarangan saat ingin menstimulasi anak belajar duduk. Simak informasi selengkapnya, yuk!Bayi belajar duduk<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665634815385-40132038.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="baby-boy-wearing-diaper-white-sunny-bedroom (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bagi bayi, duduk memerlukan usaha besar. Mereka akan mulai duduk dengan bantuan, seperti bersandar pada MomDad atau bantal, begitu mereka sudah mampu mengangkat kepala dan lehernya. Ini biasanya terjadi di usia 4-5 bulan. Setelahnya, bayi akan mulai melatih keseimbangan menggunakan kedua tangannya saat duduk. Di usia 6-8 bulan, bayi bisa duduk sendiri, dan begitu menginjak 9 bulan, mereka bisa mencari posisi duduk sendiri.Kemampuan bayi untuk duduk dipengaruhi kemampuan motorik kasarnya, yakni gerakan yang melibatkan otot-otot besar, seperti otot leher, bahu, perut, punggung, dan pinggang, serta motorik halus, seperti menyentuh dan menggenggam. Perkembangan bayi berbeda-beda, sehingga kemampuan bayi untuk bisa duduk juga berbeda-beda. Namun, umumnya bayi sudah mulai belajar duduk di usia 4 bulan.Stimulasi untuk bayi belajar duduk<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665634881179-1420fe83.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="baby-is-happy-bed_1150-15664.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Untuk itu, MomDad bisa mulai menstimulasi bayi dengan melakukan beberapa cara berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Berikan waktu tummy time lebih banyak. Saat melakukan tummy time, bayi akan mengangkat kepala dan dadanya, sehingga otot-otot lehernya lebih kuat. Selain itu, kontrol kepalanya juga akan membantu bayi untuk bisa duduk.</li><li style="text-align: justify;">Ajak bayi untuk melihat ke atas saat melakukan tummy time. MomDad bisa mengalihkan perhatiannya menggunakan mainan berwarna cerah atau bunyi-bunyian untuk membuatnya melihat ke atas. Cara ini juga bisa membantu memeriksa apakah penglihatan dan pendengaran bayi berfungsi dengan baik.</li><li style="text-align: justify;">Biarkan bayi berlatih duduk dengan dibantu bantal atau bersandar di tubuh MomDad. Begitu bayi terbiasa, berikan mainan atau obyek lain di depannya untuk membuatnya ingin duduk.</li></ul>Saat bayi berlatih duduk, MomDad harus selalu berada dekat dengannya untuk mencegahnya jatuh. Jangan lupa untuk menggunakan alas yang empuk di lantai seperti karpet atau selimut saat bayi berlatih duduk, ya. MomDad mau&nbsp;share&nbsp;informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Bayi Mulai Belajar Duduk?

kapan-waktu-yang-tepat-untuk-bayi-mulai-belajar-duduk-

Melihat anak tumbuh sehat dan tinggi mungkin menjadi harapan bagi banyak orang tua. Tinggi badan dipengaruhi oleh banyak hal, ada yang yang dapat dioptimalkan, namun ada juga yang merupakan genetik dari keluarga. Nah, ada beberapa tips yang bisa dilakukan orang tua untuk mengoptimalkan stimulasi agar anak <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/3oMS" title="https://primaku.page.link/3oMS" target="_blank">tumbuh tinggi</a>. Simak, yuk!Makanan bergizi seimbang<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665552455118-8314988d.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="stylish-mother-with-long-hair-green-dress-sitting-with-her-little-cute-daughter.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Makanan bergizi seimbang yang mengandung cukup karbohidrat, protein, lemak, serta mikronutrien berupa vitamin dan mineral merupakan bahan baku pembentukan tulang dan otot. Konsumsi makanan dari berbagai variasi jenis makanan seperti biji-bijian, daging (ikan, sapi, atau unggas), kacang-kacangan, sayuran, buah serta produk susu dan turunannya mencukupkan kebutuhan tubuh akan makro dan mikronutrien tersebut.Kebutuhan kalsium juga perlu dicukupi lewat makanan yang dikonsumsi sehari-hari, misalnya produk susu dan turunannya, kacang-kacangan, ikan teri, tahu, tempe, sayuran berdaun; namun jumlahnya tidak perlu berlebihan. Kalsium merupakan mineral yang diperlukan untuk membangun massa tulang, namun kalsium bukan satu-satunya bahan baku yang diperlukan. Untuk membangun tulang juga diperlukan asupan energi, protein, zat besi dan stimulasi berupa aktivitas fisik yang bersifat penguatan tulang.Jadwal tidur<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665552697663-f9aeb546.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="little-cute-girl-bed-with-toy.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Tidur memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak, tidak kalah dari nutrisi dan aktivitas fisik. Dalam tidur terjadi banyak aktivitas sel otak yang berperan besar dalam perkembangan kematangan otak pada tahun-tahun pertama kehidupan. Tidur juga memiliki sifat restoratif yang terkait dengan pemeliharaan daya tahan tubuh dan pertumbuhan fisik, pemulihan tubuh dari kelelahan, serta perbaikan fokus dan konsentrasi.<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665552690753-7863484e.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="tidur.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Tidur juga bisa membantu mengoptimalkan tinggi badan anak. Ketika tidur, tubuh akan menghasilkan hormon-hormon penting. Salah satunya, hormon pertumbuhan yang mempengaruhi tinggi badan anak. American academy of sleep medicine (AASM) telah merumuskan kebutuhan tidur anak berdasarkan usia. Meskipun hal ini dapat bervariasi antar individu dan tidak bersifat mutlak, namun dapat dijadikan patokan apakah kebutuhan tidur anak tercukupi.Aktivitas fisik<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665552663555-22bbdec4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="funny-starts-kids-fashion-concept-group-teen-girls-running-park-children-colorful-clothes-lifestyle-trendy-colors-concepts.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Aktivitas fisik yang rutin dilakukan sesuai usia akan meningkatkan produksi hormon pertumbuhan serta mempengaruhi komposisi tubuh. Aktivitas fisik diperlukan agar nutrisi yang telah dikonsumsi tubuh dapat digunakan untuk pertumbuhan tulang dan otot. Tanpa aktivitas fisik, kalsium yang dikonsumsi tidak dapat digunakan tulang, dan hanya akan dibuang lagi melalui kencing yang pada akhirnya meningkatkan risiko pembentukan batu saluran kencing.Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi kalsium tanpa aktivitas fisik tidak akan meningkatkan kepadatan tulang, sementara aktivitas fisik tanpa tambahan konsumsi kalsium justru dapat meningkatkan kepadatan tulang. Peran aktivitas fisik untuk meningkatkan kepadatan tulang jauh lebih penting daripada konsumsi kalsium.Ketiga faktor di atas penting untuk membantu anak mencapai potensi tinggi genetiknya. Namun, <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/z7Xs" title="https://primaku.page.link/z7Xs" target="_blank">tinggi badan</a> dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga pemenuhan ketiga faktor di atas belum tentu dapat membuat anak mencapai potensi tinggi genetiknya. Pemantauan pertumbuhan sangat penting dilakukan secara berkala sehingga setiap masalah pertumbuhan dapat dideteksi dan mendapatkan tatalaksana dini yang adekuat.MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli.Referensi:<ul><li style="text-align: justify;">Borer KT. The effects of exercise on growth. Sports Med. 1995 Dec;20(6):375-97. doi: 10.2165/00007256-199520060-00004. PMID: 8614759.</li><li style="text-align: justify;">Van Cauter E, Plat L. Physiology of growth hormone secretion during sleep. J Pediatr. 1996 May;128(5 Pt 2):S32-7. doi: 10.1016/s0022-3476(96)70008-2. PMID: 8627466. <a classname="e-rte-anchor" href="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8627466/" title="https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8627466/">https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8627466/</a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/sleep/Pages/healthy-sleep-habits-how-many-hours-does-your-child-need.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/sleep/Pages/healthy-sleep-habits-how-many-hours-does-your-child-need.aspx">https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/sleep/Pages/healthy-sleep-habits-how-many-hours-does-your-child-need.aspx </a></li></ul>Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Stimulasi Anak Usia 6-9 Bulan: Belajar Berdiri

Stimulasi Anak Usia 6-9 Bulan: Belajar Berdiri

Stimulasi Anak Usia 3-6 Bulan: Sensory Bag

Stimulasi Anak Usia 3-6 Bulan: Sensory Bag

Ini Sederet Perkembangan Bayi Usia 6-9 Bulan yang Perlu MomDad Tahu!

Ini Sederet Perkembangan Bayi Usia 6-9 Bulan yang Perlu MomDad Tahu!

Kenalkan si Kecil Olahraga Melalui Kegiatan Ini, yuk!

Kenalkan si Kecil Olahraga Melalui Kegiatan Ini, yuk!

Yuk, Kenali Cara Merangsang Indra Penghidu pada Bayi!

Yuk, Kenali Cara Merangsang Indra Penghidu pada Bayi!

Tips Menstimulasi Bicara pada Anak Sejak Dini, yuk Dicoba!

Tips Menstimulasi Bicara pada Anak Sejak Dini, yuk Dicoba!

Kapan Waktu yang Tepat untuk Bayi Mulai Belajar Duduk?

Kapan Waktu yang Tepat untuk Bayi Mulai Belajar Duduk?

Tips Mengoptimalkan Stimulasi agar Anak Tumbuh Tinggi

Tips Mengoptimalkan Stimulasi agar Anak Tumbuh Tinggi