Merangkak adalah salah satu tahap perkembangan motorik pada bayi yang biasanya terjadi pada usia 6-10 bulan. Merangkak merupakan tahap penting dalam perkembangan motorik bayi karena membantu menguatkan otot dan persendian pada tangan dan kaki serta membantu meningkatkan kemampuan koordinasi gerakan. Umumnya, ada beberapa gaya merangkak yang terjadi pada bayi. Apa aja, sih?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a81015bcedaad5a5732c72896341a8a9f_1680765925231.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-04-06T142518.974.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Sumber: Patrick SK, Noah JA, Yang JF. Developmental constraints of quadrupedal coordination across crawling styles in human infants. J Neurophysiol. 2012 Jun;107(11):3050-61. doi: 10.1152/jn.00029.2012. Epub 2012 Mar 7. PMID: 22402655; PMCID: PMC3378364. Classic crawl. Pada gaya ini, bayi menggunakan kedua tangan dan lutut untuk menumpu badannya dan ia bergerak menggunakan gerakan menyilang, yaitu ketika tangan kanan maju maka akan diikuti oleh lutut kirinya (gambar A)Bear crawl. Pada gaya ini, bayi bergerak juga dengan gerakan menyilang pada classic crawl. Perbedaannya hanyalah bayi menggunakan kedua tangan dan kaki untuk menopang beban tubuhnya dan posisi sendi lutut dan siku ada pada keadaan lurus, seperti seekor beruang.&nbsp;Step crawl mix. Pada gaya ini, terdapat perpaduan gerakan menjejak dengan merangkak. Misalnya, pada gambar C bayi bergerak menggunakkan kaki kiri dan lutut kanan. Ketika kaki kiri menjejak maka lengan kiri dan tungkai kanan akan bergerak maju bersama, serta lutut kanan akan diayunkan ke depan dan digunakan untuk bertumpu, kemudian lengan kiri bergerak ke depan dan disusul oleh kaki kiri yang menjejak kembali (gambar C).Belly crawl. Pada gaya ini, bayi bergerak menggunakan kedua siku dan perut menempel ke lantai seperti seorang tentara (gambar D).Bottom scooting. Bayi bergerak menggunakan bokong sebagai tumpuan dan ia dapat bergerak maju menggunakan ayunan lengannya (gambar E).Step stoop mix using three limbs. Pada gerakan ini, bayi memulai dengan posisi duduk bertumpu pada bokong dan paha salah satu sisi (misal sisi kanan), kemudian bergerak maju hingga beban bertumpu pada ketiga titik yaitu salah satu tangan, salah satu kaki (satu sisi dengan lengan) dan kaki sisi sebelahnya. Kemudian, bayi akan mengayunkan tungkai yang digunakan untuk menopang dan akhirnya disusul dengan gerakan kaki yang digunakan untuk menjejak (gambar F) .Perlu diingat bahwa setiap bayi memiliki tempo perkembangan yang berbeda-beda, sehingga tidak perlu khawatir jika si Kecil tidak mengikuti tahapan perkembangan dengan waktu yang sama dengan bayi lainnya. Namun, jika MomDad memiliki kekhawatiran tentang perkembangan motorik atau tumbuh kembang si Kecil, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter anak.<div style="text-align: justify;">MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); text-align: left; font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. </div>

Kenali 6 Gaya Merangkak Bayi, yang Mana Favorit si Kecil?

kenali-6-gaya-merangkak-bayi--yang-mana-favorit-si-kecil--1681382754995

Mengukur tinggi anak pada saat masa pertumbuhan perlu dilakukan untuk mengetahui apakah pertumbuhan anak sesuai dengan umurnya. Nah, untuk mengukur tinggi anak pun ada beberapa tips yang bisa diterapkan agar hasil yang diperoleh lebih akurat, antara lain [1]:<ul><li style="text-align: justify;">Jangan gunakan sepatu atau kaus kaki tebal.</li><li style="text-align: justify;">Lepaskan berbagai hiasan rambut yang mungkin akan mengganggu pengukuran.</li><li style="text-align: justify;">Usahakan agar kepala, bahu, bokong, serta tumit anak menempel ke dinding seperti gambar di bawah ini. Selain itu, pastikan anak berdiri tegak, kaki menempel ke lantai, bahu tegak dan simetris, serta lengan diletakkan di sisi tubuh.</li></ul><span style="font-size: 11pt; font-family: Arial; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><img src="https://lh5.googleusercontent.com/BpCrXEddHJ_qi9-zl8uClFcHyTFTZ30t8fgv3YwFqZ2CpZpQXolwq1xnYChVlphsDPQPssKLlvKHv0tFe4_F0Zeb-o2y8Sgv-z7cFtVw_r8ZmWL3kUC_7X5P_UID7pwwVPIxLDMzTfLdXShI7ZTg0A" width="264" height="430" style="margin-left:0px;margin-top:0px;" class="e-rte-image e-imginline"> <ul><li style="text-align: justify;">Lakukan pengukuran di lantai yang rata, tidak berkarpet, dan dinding yang datar tanpa lekukan</li><li style="text-align: justify;">Pastikan anak menatap lurus ke depan dan arah pandangan sejajar dengan lantai</li><li style="text-align: justify;">Gunakan pengukur yang permukaannya datar untuk mengukur tinggi kepala agar terbentuk sudut yang tepat dengan dinding. Turunkan pengukur perlahan hingga menyentuh bagian puncak kepala</li><li style="text-align: justify;">Pastikan mata orang yang mengukur berada pada ketinggian yang sama dengan pengukur kepala</li><li style="text-align: justify;">Berikan tanda batas dimana pengukur kepala bertemu dengan dinding, lalu gunakan meteran untuk mengukur panjang antara lantai dengan garis batas kepala tersebut</li><li style="text-align: justify;">Catat pengukuran dengan akurat hingga ketelitian 0,1 cm.</li></ul>Pada anak dibawah usia 2 tahun, pengukuran panjang badan menggunakan alat yang disebut infantometer. Selain itu, alas tidur yang digunakan harus bersifat kokoh, datar, dan horizontal dengan ketepatan pengukuran hingga 1 mm. Pengukuran harus dilakukan oleh dua orang pemeriksa. Pemeriksa pertama bertugas memfiksasi bagian kepala bayi dan menempelkan puncak kepala bayi di bagian “headboard”. Pastikan juga agar batang tubuh dan pinggul anak lurus di atas permukaan infantometer. Sedangkan pemeriksa kedua bertugas untuk meluruskan kedua kaki bayi dan memposisikan kaki dengan jari kaki menghadap ke atas dan menempelkannya ke “footboard”. Kemudian, catat pengukuran dengan ketelitian 0,1 cm [2].Nah, itu dia beberapa tips mengukur tinggi badan anak dan juga mengukur tinggi anak dibawah usia 2 tahun. Agar lebih akurat, MomDad bisa melakukannya dengan dokter anak saat sedang melihat perkembangan dan pertumbuhan anak. Semoga bermanfaat!Sumber foto: AdobeStockReferensi:<ol><li style="text-align: left;">Division of Nutrition, Physical Activity, and Obesity, National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion - Measuring Children’s Height and Weight Accurately At Home <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/childrens_bmi/measuring_children" title="https://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/childrens_bmi/measuring_children">https://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/childrens_bmi/measuring_children </a> </li><li style="text-align: left;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.rch.org.au/uploadedFiles/Main/Content/childgrowth/Growth_measuring_under2.pdf" title="https://www.rch.org.au/uploadedFiles/Main/Content/childgrowth/Growth_measuring_under2.pdf">https://www.rch.org.au/uploadedFiles/Main/Content/childgrowth/Growth_measuring_under2.pdf</a></li></ol>

Begini Cara Mengukur Tinggi Badan Anak agar Akurat!

begini-cara-mengukur-tinggi-badan-anak-agar-akurat--1681119135867

Normalnya, anak akan memberi respon apabila MomDad memanggil atau ketika ia mendengar suara. Namun, ada kalanya MomDad menemukan si Kecil tidak memberi respon saat dipanggil atau pun mendengar suara. Kalau begini, apakah termasuk red flag dalam tumbuh kembang?Usia bayi dapat merespon suara<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/c8fcb95b6d92b890ab75dff96b41f179_1680062303483.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-29T105811.710.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Sekitar 18 minggu usia kehamilan, seorang bayi sudah mampu mendengar suara di dalam tubuh Mom, misalnya bunyi detak jantung. Pada usia 27-29 minggu kehamilan, bayi juga dapat mendengar suara yang berasal di luar tubuh Mom, misalnya seperti suara Mom sendiri. Pada saat ia lahir cukup bulan, kemampuan bayi mendengar akan sama seperti orang dewasa. Bayi baru lahir dapat menunjukkan respon terhadap suara, misalnya kaget jika mendengar suara atau terbangun saat tidur jika mendengar suara. Pada usia sekitar 2-3 bulan, bayi mulai dapat menunjukkan reaksi terhadap suara serta memberikan respon kepada orang tuanya dengan mengeluarkan suara.Pada usia 3 bulan, bayi dapat menoleh ke arah suara sebagai bentuk respon terhadap bunyi (mencari sumber suara) serta menyukai mainan atau benda-benda yang menimbulkan bunyi [1] [2].Penyebab bayi belum merespon suaraApabila bayi belum menunjukkan respon terhadap suara di usia yang telah disebutkan di atas, maka MomDad perlu melakukan pemeriksaan terhadap fungsi pendengaran bayi dengan dokter agar dapat diketahui penyebabnya [3][4]. Kondisi anak yang tidak merespon suara di usia tersebut dapat merupakan red flag dari tumbuh kembangnya.Cara menstimulasi bayi agar peka terhadap suara<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/77c8ce5c8ce82ac57b569b210e6d9233d_1680062311298.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-29T105713.529.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> MomDad bisa melakukan beberapa cara untuk menstimulasi bayi agar peka terhadap suara, lho. MomDad perlu memastikan bahwa pendengaran bayi normal. Jika sudah diperiksa dan diketahui normal, maka MomDad dapat menstimulasi pendengarannya dengan sering mengajak bayi bicara atau bercanda, membuat berbagai macam suara, mengenalkan bayi terhadap berbagai jenis benda yang membuat suara (misalnya icik-icik, suara remasan kertas, dan lain-lain) yang ada di sekitar bayi [5].Apabila pendengaran anak dirasa sudah semakin parah dan semakin sering tidak merespon suara di sekitar, segera konsultasikan dengan dokter agar dapat diketahui penyebab serta cara untuk mengatasinya.MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Referensi:<ol><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/mencegah-terlambat-bicara-pada-anak" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/mencegah-terlambat-bicara-pada-anak">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/mencegah-terlambat-bicara-pada-anak </a></li><li style="text-align: justify;">Infant Hearing Program - Ontario Ministry of Children, Community, and Social Services</li><li style="text-align: justify;">Centers for Disease Control and Prevention,, National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/not-talk.html" title="https://kidshealth.org/en/parents/not-talk.html">https://kidshealth.org/en/parents/not-talk.html </a></li></ol>

Si Kecil Nggak Merespon Suara, Perlukah Khawatir?

si-kecil-nggak-merespon-suara--perlukah-khawatir--1680517604166

Sebelum mulai berbicara, bayi akan melewati beberapa tahapan salah satunya yaitu cooing. Cooing merupakan tahapan pertama untuk bayi mulai bicara. Pada usia berapa bayi akan mulai cooing dan bagaimana cara menstimulasi bayi? Yuk, cari tahu jawabannya pada penjelasan di bawah ini! Pengertian cooing<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/7253f8447dc51032ba3024cfc4d564c101_1679940191811.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-28T010227.758.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Pada usia 2-3 bulan, bayi mulai dapat membuat suara-suara seperti ‘aah’ atau ‘uuh’ yang dikenal dengan istilah cooing. Bayi juga senang bereksperimen dengan berbagai bunyi yang dapat dihasilkannya, misalnya suara menyerupai berkumur [1][2][3][4]. Selain itu, bayi juga mulai bereaksi terhadap orang lain dengan mengeluarkan suara. Setelah usia 3 bulan, bayi akan mencari sumber suara yang didengarnya dan menyukai mainan yang mengeluarkan suara [1][2].Pada umumnya bayi akan melewati tahapan bicara cooing (usia 2 bulan) dan babbling (usia 4-6 bulan), sampai akhirnya ia dapat memproduksi kata pertama. Sebelum mengkategorikan seorang bayi memiliki speech delay, sebaiknya MomDad perlu sadar akan parameter perkembangan lain seperti motor kasar atau halus, respon terhadap sekitar, adanya perilaku unik atau tidak lazim yang mungkin dapat mengarahkan pada diagnosis tertentu [<a class="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/not-talk.html" title="https://kidshealth.org/en/parents/not-talk.html" target="_blank">5</a>].Cara menstimulasi untuk melatih cooing<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/e4efccfd57d2c169dd889fa51044106915_1679940296693.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-28T010240.745.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Untuk menstimulasi bayi cooing, ada beberapa cara yang bisa MomDad lakukan. Misalnya seperti sering mengajak bayi bicara, interaksi dua arah, menarasikan kegiatan, menyanyikan bayi, serta mengajak bayi mengenal buku dan membaca [6].Jangan lupa untuk terus mengajak bayi bicara dengan cara-cara yang sudah disebutkan di atas untuk membantu stimulasi cooing pada bayi.MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Referensi:<ol><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/mencegah-terlambat-bicara-pada-anak" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/mencegah-terlambat-bicara-pada-anak">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/mencegah-terlambat-bicara-pada-anak </a></li><li style="text-align: justify;">Language Acquisition. Helen Tager-flusberg, in Encyclopedia of the Human Brain, 2002. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B0122272102001849)</li><li style="text-align: justify;">The Human Infant as Imitative Generalist: A 20-Year Progress Report on Infant Imitation with Implications for Comparative Psychology. ANDREW N. MELTZOFF, in Social Learning in Animals, 1996. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780122739651500170)" title="https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780122739651500170)">https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780122739651500170) </a></li><li style="text-align: justify;">Reviewed by: Julia K. Hartnett, MS, CCC-SLP, Speech &amp; Language Therapy at Nemours Children's Health </li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/baby/babbling#encouraging-it" title="https://www.healthline.com/health/baby/babbling#encouraging-it">https://www.healthline.com/health/baby/babbling#encouraging-it</a></li></ol>

Kapan Bayi Bisa Ucapkan Kata Pertamanya?

kapan-bayi-bisa-ucapkan-kata-pertamanya--1679997739671

Dalam masa pertumbuhan, anak tidak mungkin bisa langsung berbicara. Sebelum mampu berbicara, anak akan melewati masa babbling, yang perlahan akan berkembang menjadi satu atau dua kita hingga kalimat yang jelas. Apabila bayi belum mampu babbling, apakah tanda tumbuh kembangnya terganggu? Usia anak mampu babbling<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f105b0aeda44cd51f25101010a2972dad235_1679900160703.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-27T135551.659.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Babbling adalah tahapan perkembangan bahasa pada bayi yang ditandai dengan keluarnya suara kombinasi konsonan dan vokal, misalnya ‘ma’, ‘da’, ‘pa’, atau ‘um’. Kemudian, babbling akan berulang muncul misalnya ‘mamamama’, ‘papapapa’, dan akhirnya bayi akan mampu mengkombinasikan berbagai bunyi seperti ‘mabaga’ dan seterusnya. Ketika bayi melakukan babbling, sebenarnya ia belajar menggunakan mulutnya untuk menghasilkan suara, berkomunikasi dan merupakan cikal bakal bicara. Selain itu, bayi juga mulai dapat mengatur nada bicaranya sesuai emosi yang dirasakannya dengan ekspresi wajah yang sesuai [1].Umumnya, bayi usia 6 bulan telah bisa mengeluarkan babbling sederhana seperti ‘mammm’ ‘daaa’, ‘ummm’. Bahkan babbling juga dapat dijumpai sejak bayi berusia 4 bulan [1].Stimulasi untuk mencegah keterlambatan babbling<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/64fc75e3c101db55a104c1fed951ed172_1679900181958.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-27T135532.510.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Prinsipnya, stimulasi untuk mengajak anak bicara dapat mencegah keterlambatan bicara. Beberapa hal yang dapat MomDad lakukan di antaranya [2][3]:Descriptive talkNarasikan segala sesuatu yang ada di sekitar anak, misalnya saat ingin membuka kulkas, MomDad dapat berkata “Yuk, kita cari susu yang kamu mau di kulkas”. Selain itu, buat anak familiar dengan suara, bunyi, dan ajak anak untuk memperhatikan sumber bunyi, misalnya ‘Wah, suara apa ya itu? Suara burung berkicau! Dimana ya burungnya, coba kita dengarkan lagi.’Pastikan ada kontak mataSaat mengajak anak bicara, pastikan untuk sejajarkan mata dengan mata anak.Bacakan bukuSaat membacakan anak buku, tunjuk gambar yang ada di buku dan sebutkan namanya. Pada anak yang lebih besar, MomDad dapat mengajaknya berinteraksi dengan menunjuk apa yang kita sebut dan sebaliknya menanyakan apa yang ada di buku dan mendorong anak untuk mengatakannya secara verbal.No more baby talkBicaralah sesuai bahasa yang seharusnya, menggunakan kata yang jelas, kalimat pendek, sederhana dan dapat dimengerti anak. Jika bisa, pastikan agar anak memperhatikan gerakan bibir agar ia dapat mempelajari cara pengucapan yang benar dari suatu kata.Self-talkNarasikan pada anak tentang apa yang sedang Mom lakukan, misalnya “Kita akan mengganti popok kamu, mama akan buka celana kamu kemudian merobek popok kamu, setelah itu kita akan ke kamar mandi untuk membersihkan tempat kamu pipis, lalu kita akan mengenakan popok dan celana kamu lagi."Parallel talkBicarakan tentang objek yang sedang ia perhatikan, misalnya anak sedang mengamati kucing, maka MomDad dapat mengatakan “Wah, lucu ya kucingnya. Apa ya warnanya?” dan lain-lain.Perhatikan, hargai, dan beri responMeskipun pengucapan anak belum jelas, tetap hargai setiap usaha anak untuk berbicara dan hindari menyela anak, misalnya dengan memberikan senyuman, pujian, atau pelukan.&nbsp;Kapan MomDad perlu khawatir jika bayi tidak kunjung babbling?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/396c4798263f3ec73767f7a7d2fc1674_1679900277592.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-27T135748.517.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Apabila si Kecil belum kunjung babbling pada usia 9 bulan, maka MomDad perlu segera berkonsultasi dengan dokter. Dengan begitu dokter dapat melakukan pemeriksaan pada perkembangan anak untuk mengetahui penyebabnya.Itulah penjelasan mengenai bayi yang belum mampu babbling. Dengan mencoba hal-hal yang telah disebutkan di atas, MomDad dapat menstimulasi bayi untuk babbling.MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber foto: FreepikReferensi:<ol><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://pathways.org/babbling/" title="https://pathways.org/babbling/">https://pathways.org/babbling/ </a></li><li style="text-align: justify;">Developed by the Child Development Program in conjunction with Brisbane North Primary Health Network. Updated: July 2016</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara</a></li></ol>

Kapan Anak Dikatakan Terlambat Babbling?

kapan-anak-dikatakan-terlambat-babbling--1679900390230

Mendekati bulan Ramadan, MomDad perlu memperhatikan kebutuhan cairan anak saat puasa apabila ia sudah mulai berpuasa. Hal tersebut penting dilakukan agar nantinya anak tidak mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan dan agar MomDad tahu berapa banyak kebutuhan cairan yang diperlukan anak saat sahur dan berbuka. Gimana sih cara menghitung asupan cairan pada anak saat puasa? Bagaimana cara menghitung kebutuhan cairan anak saat puasa?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/afb18b97ba31f827ff5a059176b8f6b9_1679715384359.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="cairan 1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Kebutuhan cairan anak dapat dihitung berdasarkan formula berikut ini [1 &amp; 2]:<ul><li style="text-align: justify;">0-10 kg pertama	: 100 ml/kg</li><li style="text-align: justify;">10-20 kg berikutnya	: 50 ml/kg</li><li style="text-align: justify;">&gt;20 kg			: 25 ml/kg</li></ul>Sebagai contoh, seorang anak dengan berat badan 15 kg akan memerlukan 10 x 100 ml + 5 x 50 ml yaitu sekitar 1250 ml per hari. Namun perlu diingat bahwa jumlah ini tidak mutlak dan dapat dipengaruhi oleh level aktivitas anak dan kelembaban udara lingkungan. Pastikan untuk minum sekurang-kurangnya satu gelas air putih saat sahur dan buka puasa. Untuk anak, kebutuhan cairan akan bergantung pada berat badannya. Namun rata-rata mungkin membutuhkan 6-7 gelas per hari dengan anggapan bahwa anak mulai diajari berpuasa kira-kira usia 7 tahun dan berat badan yang umum sekitar 20 kg [1].Kemudian di jam anak boleh minum, MomDad dapat memenuhi kebutuhan hariannya misalnya minum dua gelas air setaip 2 jam sampai waktunya tidur. Susu juga dapat menjadi sumber asupan cairan yang bernutrisi yang dapat diberikan kepada si Kecil.Apa dampak dehidrasi terhadap kegiatan sehari-hari dan kesehatan anak?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/15f210102eb2cce89331a73efc778df668_1679715785215.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-25T104258.155.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Ketika berpuasa, seorang anak akan rentan terhadap dehidrasi dan hipoglikemia atau kurangnya kadar gula dalam darah. Hal ini sangat tergantung usia dan kemampuan si Kecil untuk mengungkapkan keluhannya. MomDad dapat melihat apabila anak tampak lemas, kencing yang semakin kurang, mata tampak cekung, dan mulut terlihat kering , termasuk jika anak tampak sulit untuk dibangunkan. Kurangnya gula darah dapat ditunjukkan dengan anak yang tampak lemas, sulit dibangunkan saat tidur, dan keluar keringat dingin [2].Selain itu, dehidrasi dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh secara umum dan spesifik organ. Hal ini akan sangat bergantung pada derajat dehidrasi, mulai dari ringan hingga yang berat atau fatal. Gejala dehidrasi dapat berupa perhatian yang menurun, gangguan termoregulasi, kebingungan, sakit kepala, sulit memusatkan perhatian, lemas, intelektual menurun, kekakuan otot, kulit menjadi berkerut atau kurang elastis, nyeri berkemih, urin menjadi pekat, nyeri dada dan perut, denyut jantung yang cepat, tekanan darah turun, nafas menjadi cepat, gangguan keseimbangan elektrolit dan metabolik, hipokalemia, hypo/hypernatremia, hipoglikemia dan asidosis metabolik hingga gejala berat seperti koma, syok, gagal ginjal, hingga penurunan kesadaran [3].Itu dia penjelasan mengenai kebutuhan cairan anak saat berpuasa. Agar anak terhindar dari kondisi yang telah disebutkan di atas, jangan lupa untuk memenuhi kebutuhan cairan anak saat sahur dan berbuka, ya.Sumber foto: FreepikReferensi:<ol><li style="text-align: justify;">Holliday MA, Ray PE, Friedman AL. Fluid therapy for children: facts, fashions and questions. Arch Dis Child. 2007 Jun;92(6):546-50. doi: 10.1136/adc.2006.106377. Epub 2006 Dec 15. PMID: 17175577; PMCID: PMC2066164.</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/nutrition/Pages/Choose-Water-for-Healthy-Hydration.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/nutrition/Pages/Choose-Water-for-Healthy-Hydration.aspx">https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/nutrition/Pages/Choose-Water-for-Healthy-Hydration.aspx </a></li><li style="text-align: justify;">Pardede SO, Santoso BI, Hardinsyah, Siregar P. Hidrasi sehat. Jakarta: Centra communications; 2019.</li></ol>

Cara Menghitung Kebutuhan Cairan Anak saat Puasa

cara-menghitung-kebutuhan-cairan-anak-saat-puasa-1680177270511

Terlambat bicara pada anak menjadi salah satu gangguan tumbuh kembang yang dikhawatirkan banyak orang tua. Anak yang masih belum berbicara dengan jelas di usia tertentu, bisa menjadi salah satu gejala yang perlu diwaspadai. Lantas, apa sih yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah keterlambatan bicara pada anak dan kapan sebaiknya orang tua perlu khawatir? Penyebab anak terlambat bicara<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/55fe211b2279da3af9e1a6e10c0c0e205_1679559709096.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-23T151931.914.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Kecepatan seorang anak dalam belajar bicara berbeda satu sama lain. Pada usia dua tahun, anak diharapkan telah mampu mengucapkan kalimat yang terdiri atas dua kata. Namun, terdapat tanda – tanda perkembangan pada usia tertentu yang perlu dicapai sebelum ia mampu berbicara lancar. Ketika hal ini tidak terjadi, misalnya apabila pada ulang tahun pertama anak masih belum mengoceh babbling, ada baiknya berkonsultasi ke dokter anak agar dapat dilakukan penilaian.Ada berbagai kemungkinan penyebab terlambat bicara pada anak, seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Kelainan bentuk organ penghasil suara</li><li style="text-align: justify;">Gangguan pendengaran</li><li style="text-align: justify;">Gangguan perilaku</li><li style="text-align: justify;">Gangguan perkembangan umum</li><li style="text-align: justify;">Specific language impairment</li><li style="text-align: justify;">Disabilitas intelektual</li><li style="text-align: justify;">Kurang stimulasi</li><li style="text-align: justify;">Masalah psikososial dan penyebab lainnya.</li></ul>Beberapa gangguan dapat terjadi bersamaan, misalnya anak dengan gangguan pendengaran juga memiliki gangguan perilaku.Diagnosis penyebab terlambat bicara berbeda pada tiap anak, derajat bobotnya juga berbeda, sehingga jenis penanganan dan lama terapi disesuaikan dengan masing – masing anak. Hasilnya pun berbeda. Sebagai contoh, penanganan anak yang terlambat bicara karena gangguan pendengaran. Pada kasus ini, disarankan agar anak memakai alat bantu dengar sejak dini, di samping terapi wicara dan terapi lain apabila dibutuhkan. Semakin dini dilakukan penanganan, diharapkan hasil yang dicapai akan maksimal.Bagaimana pencegahan terlambat bicara?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/5e7dce51536a725e3e8d2feda564ef68_1679559720868.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-23T152059.313.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Dalam banyak kasus, kuncinya ada pada stimulasi perkembangan yang baik dan ketepatan waktu dalam menemukan tanda awal penyimpangan perkembangan anak. Sayangnya, beberapa keadaan yang menyebabkan terlambat bicara terjadi sejak lahir bahkan sejak di kandungan, sehingga membutuhkan penanganan sedini mungkin. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan.Stimulasi perkembangan bicara dan bahasa dapat dilakukan sejak dini. Contoh kegiatannya meliputi:<ul><li style="text-align: justify;">Membaca dengan suara jelas</li><li style="text-align: justify;">Mengajak bayi dan anak bercakap – cakap</li><li style="text-align: justify;">Memberi respon terhadap ocehan bayi dengan kata – kata sederhana</li><li style="text-align: justify;">Menjawab pertanyaan, atau bernyanyi.&nbsp;</li></ul>Perlu dicatat, bahwa gawai dan televisi bukan metode stimulasi yang baik.Pahami tahap perkembangan normal pada anak. Salah satu sumber acuan adalah buku kesehatan anak yang memuat data kelahiran , berat badan, dan rekam imunisasi yang diberikan segera setelah anak lahir. Rata – rata buku itu memuat panduan perkembangan normal dan stimulasi pada anak.Tidak lupa juga untuk melakukan pemeriksaan deteksi dini gangguan perkembangan secara berkala di fasilitas kesehatan. Deteksi ini dapat dilakukan pada hari ketiga setelah bayi lahir.Tanda bahaya gangguan bicara<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/682cd3dc8d59a1a765d2584290073c43_1679559739336.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-23T151955.528.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> MomDad perlu waspada apabila anak mengalami gejala gangguan bicara, seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Tidak bersuara sama sekali sampai usia 6 bulan</li><li style="text-align: justify;">Tidak mengoceh babbling sampai usia 12 bulan</li><li style="text-align: justify;">Tidak ada satu kata yang bukan mengoceh atau meniru ucapan orang lain pada usia 16 bulan</li><li style="text-align: justify;">Tidak mampu menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan terhadap benda pada usia 20 bulan</li><li style="text-align: justify;">Kurang mampu berbagi perhatian atau ketertarikan dengan orang lain pada usia 20 bulan</li><li style="text-align: justify;">Tidak mampu membuat frase yang bermakna setelah usia 24 bulan</li><li style="text-align: justify;">Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan</li><li style="text-align: justify;">Sering mengulang ucapan orang pada usia 30 bulan</li><li style="text-align: justify;">Respon yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi</li><li style="text-align: justify;">Hilangnya kemampuan bicara yang sebelumnya telah tercapai</li></ul>Apabila MomDad menemukan gejala seperti di atas, jangan ragu untuk konsultasikan kondisi si Kecil ke dokter atau melalui&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>.Artikel ini pernah dimuat di Apa Kata Dokter, Kompas, pada tanggal 16 Oktober 2016. Ikatan Dokter Anak Indonesia

Tips Mencegah Anak Terlambat Bicara, Lakukan Hal Ini!

tips-mencegah-anak-terlambat-bicara--lakukan-hal-ini--1679563093846

Tak hanya di 1000 hari pertama kehidupan, gangguan perkembangan pada anak juga bisa muncul saat anak memasuki usia pra-sekolah. Ada anak yang terlihat sehat, namun gerakannya terkesan lamban dalam melakukan berbagai kegiatan sehari-hari, misalnya tidak dapat bersepeda dengan teman-temannya atau masih membutuhkan bantuan dalam berpakaian. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi pada anak yang lamban dalam beraktivitas? Gangguan perkembangan<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/810cf818d579bc1fac4e3ab58a276c7c_1679557627664.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-23T132838.598.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Contoh di atas adalah gambaran ‘anak lamban’ yang tidak jarang ditemukan. Istilah anak lamban di sini sebenarnya adalah terjemahan bebas dari “clumsy child”. Dalam terminologi terbaru, hal ini disebut Gangguan Perkembangan Koordinasi (GPK), sebagai terjemahan dari Developmental Coordination Disorder yang artinya gangguan keterampilan motor (alat gerak) yang berpengaruh terhadap kemampuan untuk melakukan tugas umum sehari-hari. Gangguan ini bukan karena kelainan visus, mental retardasi atau palsi serebral tetapi karena ketidakmampuan melakukan kordinasi antara beberapa fungsi sensoris, gerak kasar dan halus.Anak yang mengalami gangguan perkembangan koordinasi perlu mendapat perhatian orang tua dan guru sekolah dasar mengingat dampaknya terhadap tumbuh kembang anak. Gangguan pertumbuhan yang dimaksud di sini yaitu anak menjadi gemuk/obesitas karena menarik diri dari aktivitas fisik.Gangguan perkembangan dapat berupa prestasi belajar/akademik yang rendah, sering gagal dalam ujian karena tulisan yang jelek dan lamban. Di dalam keluarga, kemandirian anak kurang, sering dibantu oleh anggota keluarga lain, cenderung terjadi kecelakaan seperti menjatuhkan barang.Gangguan perkembangan lainnya berupa :<ul><li style="text-align: justify;">Di lingkungan sosial, aktivitas fisik bersama teman bermain berkurang dan penolakan oleh teman kelompok bermainnya, anak lebih senang bermain dengan anak yang lebih kecil umurnya</li><li style="text-align: justify;">Emosi dan perilaku, cepat marah bila anak mengalami kesulitan dengan tugas sehari-hari</li><li style="text-align: justify;">Kepercayaan diri kurang atau tidak ada, karena sering disebut sebagai anak lamban atau ceroboh</li></ul>Gejala gangguan perkembangan dari berbagai aspek<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1ef69f421c1044469cfe78aaa7342777_1679557641459.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-23T133014.849.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Mengingat dampak gangguan perkembangan koordinasi ini terhadap tumbuh kembang anak, maka orang tua perlu mengenal gejala dan cara membantu anak.Gejala anak lamban/gangguan perkembangan koordinasi pada usia pra-sekolah :<ul><li style="text-align: justify;">Terlambat dalam perkembangan motor kasar dan halus,</li><li style="text-align: justify;">Sering menabrak benda, mudah jatuh, makan cenderung berantakan dan lebih memilih menggunakan tangan , kesulitan dalam menggenggam pensil atau menggunakan gunting</li></ul>Gejala anak lamban pada usia sekolahAspek fisik:<ul><li style="text-align: justify;">Mudah terjatuh bila berjalan atau lari, tidak dapat memperkirakan jarak secara akurat</li><li style="text-align: justify;">Kesulitan beraktivitas fisik bersama teman seperti bermain sepak bola</li><li style="text-align: justify;">Komentar guru olahraga : lamban, dan kesulitan mempelajari aktivitas fisik yang baru.</li></ul>Aspek belajar:<ul><li style="text-align: justify;">Sering mengubah postur tubuh selama menulis untuk menyesuaikan posisi buku, lambat dalam menyalin/menulis, tulisan tangan jelek karena kesulitan dalam memanipulasi pena.</li><li style="text-align: justify;">Tidak dapat memotong, melipat ketika melakukan kerajinan tangan.</li></ul>Aspek perawatan diri:<ul><li style="text-align: justify;">Sulit mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, sehingga tampak lusuh</li><li style="text-align: justify;">Mudah menjatuhkan benda atau menumpahkan minuman</li></ul>Penelitian menunjukkan bahwa GPK tidak akan menghilang dengan usia. Namun, anak akan menunjukkan perbaikan yang jelas setelah pelatihan.Tips menghadapi GPK pada anak<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/827aae1065eb37b47fe9ea885aabccd47_1679557649013.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-23T133248.313.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Konsultasikan anak ke klinik tumbuh kembang bila ada kecurigaan gangguan perkembangan koordinasi seperti : terlambat mencapai tonggak perkembangan motor: jalan, merangkak, duduk, menabrak benda, clumsy/lamban, prestasi buruk dalam olahraga, tulisan tangan yang jelek. Dalam hal ini penting deteksi dini agar dapat diberikan pelatihan yang tepat sedini mungkin untuk meminimalkan gejala , disamping untuk meningkatkan kepercayaan diri.Bila terbukti anak mengalami gangguan perkembangan koordinasi, orang tua berperan penting dalam membantu anak baik di rumah maupun di sekolah. Berikut tips yang bisa MomDad lakukan saat anak alami GPK:<ul><li style="text-align: justify;">Dorong anak untuk berpartisipasi dalam olahraga yang disukainya.</li><li style="text-align: justify;">Perkenalkan kegiatan individu (misal : berenang) dahulu, kemudian berkelompok.</li><li style="text-align: justify;">Dorong anak berinteraksi dengan temannya melalui kegiatan lain (misalnya musik, seni)</li><li style="text-align: justify;">Pilihkan pakaian yang mudah untuk dipakai atau dilepas</li><li style="text-align: justify;">Dorong anak melakukan kegiatan praktis sehari-hari terutama yang banyak menggunakan koordinasi tangan dan kaki, dan tonjolkan kelebihan anak.</li><li style="text-align: justify;">Bekerja sama dengan guru, bahas kesulitan anak dan cara mengatasinya</li></ul>Sementara itu, tips yang dapat dilakukan oleh guru untuk si Kecil:<ul><li style="text-align: justify;">Pastikan posisi anak sudah sesuai dengan meja kerjanya. Kaki anak harus menginjak lantai, lengan harus ditopang di atas meja dengan nyaman.</li><li style="text-align: justify;">Menetapkan tujuan jangka pendek yang realistis untuk anak</li><li style="text-align: justify;">Menyediakan waktu ekstra bagi anak untuk menyelesaikan tugas akademik</li><li style="text-align: justify;">Memperkenalkan komputer untuk mengurangi jumlah tulisan tangan</li><li style="text-align: justify;">Fokus pada tujuan dari pelajaran yang diberikan.</li><li style="text-align: justify;">Metode presentasi lain agar anak dapat menunjukkan pemahaman subjek, misalnya, menggunakan gambar untuk menggambarkan ide mereka</li></ul>Dalam edukasi fisik:<ul><li style="text-align: justify;">Buat partisipasi, bukan kompetisi, karena partisipasi adalah tujuan utama</li><li style="text-align: justify;">Hargai usaha anak, bukan keterampilan. Beri dorongan umpan balik positif</li><li style="text-align: justify;">Gabungkan kegiatan yang memerlukan respon koordinasi lengan dan kaki</li><li style="text-align: justify;">Biarkan anak mengambil peran kepemimpinan</li><li style="text-align: justify;">Modifikasi peralatan untuk mengurangi risiko cedera.</li></ul>Belum dipastikan apa penyebab gangguan perkembangan koordinasi pada anak. Banyak teori/hipotesis tentang penyebab GPK. Namun, salah satu penyebabnya adalah karena adanya ketidakmampuan anak untuk mengintegrasikan informasi sensorik yang masuk ke otak untuk menghasilkan gerakan yang terampil.Diperkirakan terdapat pada 5% - 15% pada populasi sekolah dasar dan paling sedikit 5% - 6% dari semua anak. Perbandingan rasio laki-laki : perempuan = 2 : 1.Penelitian lain menunjukkan hampir 50% anak dengan ADHD ( Attention Deficit Hyperactivity Disorder) mengalami juga gangguan perkembangan koordinasi, demikian pula kesulitan belajar dan gangguan bahasa spesifik juga dapat disertai gangguan perkembangan koordinasi (GPK).MomDad mau&nbsp;share&nbsp;informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); text-align: inherit; font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Daftar Pustaka:<ul><li style="text-align: justify;">Zwicker JG, Missiuna C, Harris SR, Boyd LA. Developmental coordination disorder : A review and update. European Journal of Paediatric Neurology 2012; 16 : 573-581.</li><li style="text-align: justify;">Missiuna C. Does your child have DCD ?.Today’s kids in motion. 2003: 22-24. Diakses pada : 8 oktober 2015. Diunduh dari : <a classname="e-rte-anchor" href="http://" title="http://">http:// </a>dcd.canchild.ca/</li><li style="text-align: justify;">Missiuna C, Rivard L, Pollock N. Children with Develeopmental Coordination Disorder : at home, at school, and in the community. 2011 : 5 – 8. Diakses pada : 8 oktober 2015. Diunduh dari : <a classname="e-rte-anchor" href="http://www.canchild.ca" title="http://www.canchild.ca">http://www.canchild.ca </a></li><li style="text-align: justify;">Missiuna C, Gaines R, Soucie H, McLean J. Parental questions about developmental coordination disorder: A synopsis of current evidence. Paediatr Child Health 2006; 11(8) : 507- 512.</li><li style="text-align: justify;">What is DCD. Diakses pada : 23 september 2015. Diunduh dari : <a classname="e-rte-anchor" href="http://www.mscdevelopmentaldisorders.org" title="http://www.mscdevelopmentaldisorders.org">http://www.mscdevelopmentaldisorders.org</a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh DR. Dr, Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si.

Kenali 6 Gaya Merangkak Bayi, yang Mana Favorit si Kecil?

Kenali 6 Gaya Merangkak Bayi, yang Mana Favorit si Kecil?

Begini Cara Mengukur Tinggi Badan Anak agar Akurat!

Begini Cara Mengukur Tinggi Badan Anak agar Akurat!

Si Kecil Nggak Merespon Suara, Perlukah Khawatir?

Si Kecil Nggak Merespon Suara, Perlukah Khawatir?

Kapan Bayi Bisa Ucapkan Kata Pertamanya?

Kapan Bayi Bisa Ucapkan Kata Pertamanya?

Kapan Anak Dikatakan Terlambat Babbling?

Kapan Anak Dikatakan Terlambat Babbling?

Cara Menghitung Kebutuhan Cairan Anak saat Puasa

Cara Menghitung Kebutuhan Cairan Anak saat Puasa

Tips Mencegah Anak Terlambat Bicara, Lakukan Hal Ini!

Tips Mencegah Anak Terlambat Bicara, Lakukan Hal Ini!

Anak Lamban Beraktivitas? Waspada Gangguan Perkembangan!

Anak Lamban Beraktivitas? Waspada Gangguan Perkembangan!