<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 191.99px;">Kategori </td><td style="vertical-align: top; width: 883.01px;" class="">Makanan utama</td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 191.99px;">Waktu memasak</td><td style="vertical-align: top; width: 883.01px;" class="">60 - 90 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 191.99px;">Usia </td><td style="vertical-align: top; width: 883.01px;" class="">12 bulan ke atas</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 191.99px;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 883.01px;" class="">4 porsi</td></tr><tr style="height: 53px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 191.99px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 883.01px;" class="">Tahu merupakan jenis protein nabati, bisa diberikan untuk menambah asupan protein dalam rangka meningkatkan berat badan. </td></tr><tr style="height: 198px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 191.99px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 883.01px;" class="">204 kkal energi9 gram karbohidrat15,8 gram lemak7,9 gram protein3,3 mg zat besi0,8 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>&nbsp;150 g tahu</li><li>30 g wortel, parut halus</li><li>2 siung bawang putih, haluskan</li><li>3 sdm tepung tapioka</li><li>1 butir telur ayam</li><li>1/4 sdt gula pasir</li><li>1/4 lada putih bubuk</li><li>1/8 sdt garam</li></ul>Bahan lainnya:<ul><li>2 butir telur, kocok lepas</li><li>Minyak untuk menggoreng</li></ul>Cara membuat:<ul><li>Haluskan tahu dengan garpu. Campurkan wortel, bawang putih, tepung, telur, gula, garam, dan lada bubuk. Aduk rata.</li><li>Panaskan kukusan. Lapisi loyang atau pinggan tahan panas dengan plastik lekat dan oles dengan sedikit minyak.</li><li>Tuangkan adonan tahu, padatkan, kemudian ratakan.</li><li>Kukus selama 20 menit hingga matang. Angkat dan diamkan hingga hangat.</li><li>Keluarkan dari loyang, potong sesuai selera.</li><li>Panaskan minyak. Ambil 1 potong nugget tahu, celupkan ke kocokan telur.</li><li>Goreng nugget tahu hingga kuning keemasan. Angkat dan tiriskan. Sajikan hangat.</li></ul><div><div>Referensi: Menu MPASI 911 6-24 Bulan ke Atas oleh Safira Devina, dr. Conny Tanjung Sp.A(K) &amp; dr. Titis Prawitasari Sp.A(K):&nbsp; Bunny &amp; Monky</div><div>Ilustrasi foto:&nbsp;Shutterstock</div></div>

Nugget Tahu

nugget-tahu

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.0074%;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 82.8996%;">Camilan </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.0074%;">Waktu memasak</td><td style="vertical-align: top; width: 82.8996%;" class="">10 - 15 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.0074%;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 82.8996%;">12 bulan ke atas</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.0074%;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 82.8996%;" class="">4 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.0074%;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 82.8996%;" class="">Alpukat kaya akan asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) yang merupakan sumber lemak baik. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.0074%;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 82.8996%;" class="">226 kkal energi193 gram karbohidrat22,2 gram lemak1,5 gram protein0,2 mg zat besi0,3 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>200 ml krim kocok</li><li>100 g daging buah alpukat matang</li><li>15 g gula bubuk</li></ul>Cara membuat:<ul><li style="font-size: 12pt;">Kocok krim dengan mikser hingga kaku.</li><li style="font-size: 12pt;">Haluskan daging buah alpukat dengan garpu.</li><li style="font-size: 12pt;">Campurkan krim kocok, buah alpukat, dan gula bubuk. Aduk rata.</li><li style="font-size: 12pt;">Bagi ke 4 wadah @75 ml. Simpan di pembeku selama 6 jam.</li><li style="font-size: 12pt;">Sajikan dingin.</li></ul><div>Referensi:&nbsp;Menu MPASI 911 6-24 Bulan ke Atas oleh Safira Devina, dr. Conny Tanjung Sp.A(K) &amp; dr. Titis Prawitasari Sp.A(K):&nbsp; Bunny &amp; Monky</div><div>Ilustrasi foto: Freepik</div>

Mousse Alpukat

mousse-alpukat

Memberikan ASI eksklusif secara maksimal tentunya menjadi harapan banyak ibu. Untuk itu, para ibu melakukan berbagai hal yang bisa membantu meningkatkan dan memperlancar produksi ASI. Banyaknya mitos yang beredar kerap kali menyesatkan dan tidak memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Nah, coba simak beberapa makanan berikut yang dipercaya dapat meningkatkan dan memperlancar produksi ASI.FenugreekMeskipun mekanisme kerjanya belum jelas diketahui. namun fenugreek diperkirakan mengandung fitoestrogen yang dipercaya mampu meningkatkan ekspresi reseptor prolaktin. Dalam sebuah penelitian, pada ibu yang baru melahirkan, mereka yang mengonsumsi teh herbal dengan kandungan fenugreek dibandingkan dengan kelompok ibu yang tidak mengonsumsi fenugreek, didapatkan hasil bahwa suplementasi herbal ini bermanfaat untuk meningkatkan produksi ASI secara bermakna pada hari ketiga dan mempercepat kembalinya bayi ke berat lahir di hari-hari pertama kehidupan.Fenugreek merupakan galaktagogue herbal yang paling banyak dipakai oleh ibu menyusui di seluruh dunia. Food and Drug Administration (FDA) mengategorikan fenugreek aman dikonsumsi.Daun katuk (sauropus androgynus)Dipercaya secara turun temurun sejak dulu, ternyata konsumsi daun katuk telah terbukti secara ilmiah dapat meningkatkan dan memperlancar ASI, lho! Pada sebuahh penelitian yang dilakukan pada uji coba hewan tikus, daun katuk dapat meningkatkan ekspresi gen prolaktin dan oksitosin sebesar 15.75-25.77 kali lipat. Namun, konsumsi daun katuk berlebihan dapat menyebabkan ngantuk, konstripasi, dan bronkiolitis obliterans.Daun torbangun (coleus amboinicus)<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664955154504-5c62a176.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mom-breastfeeds-her-newborn-son-breastfeeding-lactation-women-happy-motherhood.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Sering dikonsumsi oleh, penduduk Sumatera Utara, khususnya daerah Simalungun, untuk dikonsumsi sebagai sayur atau dimasak dalam bentuk sop, daun torbangun ternyata dapat meningkatkan proliferasi sel kelenjar payudara dalam sekresi ASI. Penelitian membuktikan bahwa pemberian daun torbangun selama 1 bulan dapat meningkatkan produksi ASI sebanyak 65% dibanding plasebo mulai hari ke-14. Namun demikian, tidak banyak penelitian mengenai Torbangun, sehingga penggunaanya perlu penelitian lebih lanjut.Daun kelor (moringa)Moringa sering digunakan sebagai galaktagogue di Filipina. Penelitian tentang daun kelor yang diberikan dalam bentuk kapsul sebanyak 2x350 mg menunjukkan bahwa produksi ASI meningkat setiap harinya dibandingkan plasebo selama 8 hari pada ibu dengan bayi cukup bulan yang lahir spontan. Terdapat juga bukti penelitian lain yang menunjukkan peningkatan prolaktin di tubuh serta perbedaan berat badan bayi di usia 4 bulan pada kelompok yang mendapat galaktogogue ini.Itulah kelima jenis makanan yang dapat membantu produksi ASI. Apakah Mom sudah pernah mencobanya atau baru ingin menjajalnya nih?Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar menyusui? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikReferensi:<ul><li style="text-align: justify;">Ali, Z., Bukari, M., Mwinisonaam, A. et al. Special foods and local herbs used to enhance breastmilk production in Ghana: rate of use and beliefs of efficacy. Int Breastfeed J 15, 96 (2020). <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1186/s13006-020-00339-z" title="https://doi.org/10.1186/s13006-020-00339-z">https://doi.org/10.1186/s13006-020-00339-z </a></li><li style="text-align: justify;">Donovan TJ, Buchanan K. Medications for increasing milk supply in mothers expressing breastmilk for their preterm hospitalised infants. Cochrane Database Syst Rev. 2012 Mar 14;(3):CD005544. doi: 10.1002/14651858.CD005544.pub2. PMID: 22419310.</li><li style="text-align: justify;">Brodribb W. ABM Clinical Protocol #9: Use of Galactogogues in Initiating or Augmenting Maternal Milk Production, Second Revision 2018. Breastfeed Med. 2018 Jun;13(5):307-314. doi: 10.1089/bfm.2018.29092.wjb. PMID: 29902083.</li><li style="text-align: justify;">Bazzano AN, Hofer R, Thibeau S, Gillispie V, Jacobs M, Theall KP. A Review of Herbal and Pharmaceutical Galactagogues for Breast-Feeding. Ochsner J. 2016 Winter;16(4):511-524. PMID: 27999511; PMCID: PMC5158159.</li><li style="text-align: justify;">Turkyılmaz C, Onal E, Hirfanoglu IM, Turan O, Koç E, Ergenekon E, Atalay Y. The effect of galactagogue herbal tea on breast milk production and short-term catch-up of birth weight in the first week of life. J Altern Complement Med. 2011 Feb;17(2):139-42. doi: 10.1089/acm.2010.0090. Epub 2011 Jan 24. PMID: 21261516.</li><li style="text-align: justify;">Soka S, Alam H, Boenjamin N, Agustina TW, Suhartono MT. Effect of Sauropus androgynus leaf extracts on the expression of prolactin and oxytocin genes in lactating BALB/C mice. J Nutrigenet Nutrigenomics. 2010;3(1):31-6. doi: 10.1159/000319710. Epub 2010 Aug 26. PMID: 20798550.</li><li style="text-align: justify;">Bunawan H, Bunawan SN, Baharum SN, Noor NM. Sauropus androgynus (L.) Merr. Induced Bronchiolitis Obliterans: From Botanical Studies to Toxicology. Evid Based Complement Alternat Med. 2015;2015:714158. doi: 10.1155/2015/714158. Epub 2015 Aug 27. PMID: 26413127; PMCID: PMC4564651.</li><li style="text-align: justify;">Damanik R, Wahlqvist ML, Wattanapenpaiboon N. Lactagogue effects of Torbangun, a Bataknese traditional cuisine. Asia Pac J Clin Nutr. 2006;15(2):267-74. PMID: 16672214.</li><li style="text-align: justify;">Espinosa-Kuo CL. A randomized-controlled trial on the use of malunggay (Moringa oleifera) for augmentation of the volume of breastmilk among mothers of term infants. Filipino Fam Physician. 2005; 43 1: 26- 33.</li><li style="text-align: justify;">Yabes-Almirante C, Lim CHTN. Effectiveness of Natalac as a galactagogue. J Pak Med Assoc. 1996; 71 3: 265- 272.</li><li style="text-align: justify;">Ananta Y. The use of galactagogue in helping mothers breastfeed successfully. Siang klinik IDAI Jaya 7 Maret 2021.</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://breastfeeding.support/what-is-a-galactagogue/" title="https://breastfeeding.support/what-is-a-galactagogue/">https://breastfeeding.support/what-is-a-galactagogue/ </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.llli.org/selection-and-use-of-galactagogues-2/" title="https://www.llli.org/selection-and-use-of-galactagogues-2/">https://www.llli.org/selection-and-use-of-galactagogues-2/ </a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Jenis Makanan yang Dipercaya dapat Meningkatkan Produksi ASI

jenis-makanan-yang-dipercaya-dapat-meningkatkan-produksi-asi

Pemakaian gurita bisa dibilang sudah jadi ‘wejangan’ dari orang tua terdahulu. Banyak yang menganggap bahwa penggunaan gurita pada bayi berguna untuk mengecilkan perut atau mengempiskan pusar bodong.Lantas, yang jadi pertanyaan MomDad kini adalah amankah menggunakan kain gurita pada bayi? Apakah manfaat dan fungsi kesehatan dari wejangan ini bagi bayi? Untuk mengetahui lebih lengkapnya, yuk simak!Bayi baru lahir tidak perlu memakai gurita<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664954076544-cdd10bf9.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1014519426-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pemakaian gurita pada bayi kini perlahan sudah mulai ditinggalkan. Pasalnya, penggunaan gurita justru berbahaya bagi bayi karena bisa membuatnya kesulitan bernapas. Salah satu yang dijadikan alasan penggunaan gurita pada bayi yakni karena orang tua merasa khawatir perut bayi yang besar.Namun, sebenarnya perkembangan otot dan lemak yang ada di area perut si Kecil memang belum sempurna. Alhasil menyebabkan perut terlihat tidak proporsional seperti kembung. Namun, seiring bertumbuhnya si Kecil, perutnya akan mengecil dengan sendirinya karena pertumbuhan serta perkembangan kulit, lemak, dan otot si Kecil makin sempurna.Efek samping pemakaian gurita<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664954084424-d24710f5.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-959464870-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Penggunaan gurita dapat menyebabkan gangguan napas pada bayi karena bayi lebih banyak bernapas menggunakan otot perut. Gurita yang diikat terlalu kencang dapat mengakibatkan gangguan pengembangan rongga dada dan perut pada bayi yang dapat menyebabkan masuknya udara ke paru-paru bayi menjadi berkurang.Selain itu, pada bayi baru lahir, penggunaan gurita dapat menutupi tali pusat yang belum puput. Tali pusat harus dibiarkan kering sendiri di udara bebas, dan dijaga agar tetap bersih dari urin maupun kotoran bayi (dari popok) yang berisiko menyebabkan infeksi tali pusatPerawatan bayi dengan bedong yang dianjurkan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664954091704-acf14366.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1174864943-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Merawat bayi dengan membungkus kain bedong sudah jadi kebiasaan sebagian orang tua sejak dulu. Selain untuk memberi kehangatan, terkadang orang tua cemas melihat bayinya reflek terkejut seperti kaki yang kejang dan gemetar. Padahal, gerakan kejut ini merupakan hal normal yang akan menghilang sendiri saat bayi memasuki usia 3 bulan. Cara mengatasinya dengan memberi kehangatan dan kenyamanan seperti dengan memeluk, meletakkan telapak tangan ibu di dada bayi, atau menggunakan pakaian hangat.&nbsp;Kalau MomDad tetap ingin membedong si Kecil, pilihlah pakaian dari bahan yang lembut, menyerap air dan tidak kaku. Bayi hanya perlu memakai atasan, popok atau celana, selimut dan topi jika bayi kedinginan. Tidak dianjurkan untuk membedong karena membatasi gerak bayi.&nbsp;Selain itu, <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/EE1c" title="https://primaku.page.link/EE1c" target="_blank">tidak dianjurkan pula untuk terus menggunakan sarung tangan</a> maupun kaos kaki karena terdapat indera peraba yang merupakan alat untuk belajar pada bayi. Jangan gunakan gurita karena bayi bernafas lebih banyak menggunakan otot-otot&nbsp;Nah, sekarang MomDad sudah tahu kan bahwa menggunakan gurita yang terlalu ketat bisa bermasalah bagi pernapasan si Kecil? Untuk itu, mulai sekarang sebaiknya menghindari membedong bayi dengan sangat kencang, ya, MomDad.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar bayi newborn? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Perlu Enggak, sih Bayi Memakai Gurita? 

perlu-enggak--sih-bayi-memakai-gurita--

Melihat anak lemas karena demam pasti membuat MomDad merasa khawatir. Alhasil, orang tua mencari beragam cara demi kesembuhan anak. Sayangnya, cara-cara yang dilakukan oleh orang tua bisa saja salah dan justru membuat demam anak makin parah.&nbsp;Enggak mau kan seperti itu? Nah, kalau gitu, yuk cari tahu apa saja yang tidak boleh dilakukan orang tua saat anak demam berikut ini!Mengompres dengan alkohol atau air dingin<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664952632668-64c1f726.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1305785264-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Saat terjadi demam, mitos lama yang berkembang adalah membalur tubuh anak dengan alkohol agar demamnya turun. Padahal, hal ini sama sekali tidak bermanfaat menurunkan demam, lho! Justru bisa meningkatkan risiko intoksikasi alkohol pada anak.&nbsp;Selain itu, sebaiknya mengompres anak dengan air hangat agar thermostat suhu di dalam tubuhnya berusaha menurunkan suhu tubuh yang sedang demam.Memaksa anak untuk makan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664952800980-2722ffaf.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="family-food-child-eating-parenthood-concept-feeding-kids-hungry-kid-refusing-eat-healthy_265223-60609.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Kondisi demam terkadang menimbulkan efek anoreksia sehingga anak menolak makan. MomDad perlu mencukupi kebutuhan cairan si Kecil. Peningkatan suhu tubuh bisa membuat anak rentan dehidrasi. Untuk itu, akan lebih baik beri anak cukup minuman air putih atau jus buah dibandingkan terus memaksa anak untuk makan.Memberikan anak obat anti demam tanpa mengukur suhu terlebih dahulu<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664952881220-f71609d4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-669744762-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Anak dikatakan demam bila suhu ketiaknya di atas 37,5°C. MomDad dapat mulai memberikan obat penurun panas saat suhu ketiak di atas 38°C. Bila hanya menggunakan tangan, belum tentu si Kecil benar-benar demam dan pemberian obat penurun panas pun bukannya tanpa efek samping sama sekali.Memakaikan anak pakaian tebal berlapis-lapis<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664952898200-1fb1b1a5.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-528290460-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Kebanyakan orang tua mungkin refleks memakaikan baju atau selimut tebal pada anak saat demam terjadi. Padahal, cara ini keliru, lho! Pakaian yang terlalu tebal pun dapat meningkatkan suhu tubuh karena udara panas yang terperangkap dalam tubuh malah ditutupi..Cukup pakaikan anak baju tipis dan selimut tipis selama ia demam.Cepat-cepat memberikan antibiotik tanpa berkonsultasi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664953041192-5437d579.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sick-daughter-taking-medicine-as-treatment-cure-remedy-while-lying-sofa-health-recovery-home-ill-girl-being-given-medication-with-spoon-by-her-loving-caring-mother_590464-67718.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Sebaiknya hindari memberi antibiotik tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Tidak semua demam disebabkan oleh infeksi bakteri, dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko resistensi antibiotik.&nbsp;Pemberian obat penurun panas seperti paracetamol atau ibuprofen bisa jadi cara yang tepat dibandingkan memberikan antibiotik. Paracetamol bisa dikomsumsi anak mulai dari usia 2 bulan, sementara ibuprofen mulai dari usia 6 bulan. Namun, pastikan dosis yang diberikan sesuai dengan berat dan usia anak. Pastikan juga anak tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat tertentu.Setiap orang tua pasti ingin anaknya segera sembuh dan segar kembali. Namun, ada beberapa cara yang memang harus dihindari orang tua agar demam anak tidak makin parah. Selain itu, ada baiknya untuk membawa anak ke dokter jika demam lebih dari 3 hari agar mendapatkan penanganan yang tepat.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Hindari Lakukan 5 Hal Ini Saat si Kecil Demam!

hindari-lakukan-5-hal-ini-saat-si-kecil-demam-

Banyak sekali susu UHT dijual di pasaran. Selain praktis, susu UHT juga dijual dengan harga yang relatif terjangkau. Tapi, MomDad perlu tahu bahwa, memilih susu UHT untuk anak tidak boleh sembarangan, lho! Ada beberapa hal yang perlu MomDad perhatikan, salah satunya adalah kandungan nutrisi di dalam susu UHT tersebut. Apa itu susu UHT?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664866701848-a7a514f7.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="glass-jar-full-milk_23-2148211462.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Susu UHT merupakan produk susu yang telah melewati proses pemanasan tingkat tinggi dalam waktu singkat yang dikenal dengan nama Ultra-High Temperature (UHT), untuk menghilangkan bakteri yang ada di dalamnya.Umumnya, susu dengan teknik pemanasan seperti ini dipanaskan dengan suhu sekitar 135 °C – 150 °C selama 2 – 3 detik. Meskipun prosesnya sangat singkat, hal ini tidak menghilangkan nutrisi-nutrisi yang ada di dalam susu. Justru, susu sapi segar akan lebih aman untuk dikonsumsi dan dapat disimpan dalam waktu yang lama. Meski begitu, MomDad disarankan untuk segera mengnsumsi susu UHT&nbsp;setelah kemasan&nbsp;dibuka, dengan takaran atau ketentuan penyajian yang berlaku.Kandungan <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PxYd" title="https://primaku.page.link/PxYd" target="_blank">susu UHT</a> ternyata hampir sama dengan susu sapi murni, lho! Susu UHT mengandung kalsium, zat besi, magnesium, asam amino, fosfor, zinc, yang dibutuhkan si Kecil untuk proses tumbuh kembangnya.Susu UHT untuk anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664866863473-cc86e283.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="carton-containers-dairy-produce_23-2147935437.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pemberian susu UHT untuk anak tidak boleh sembarangan. Setidaknya, ia sudah berusia 2 tahun dan tidak memiliki riwayat <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/1hvL" title="https://primaku.page.link/1hvL" target="_blank">alergi susu sapi</a>. Selain itu, perlu MomDad ketahui, susu UHT tidak bisa digunakan sebagai pengganti ASI.&nbsp;Saat membeli susu UHT, MomDad perlu memperhatikan hal berikut ini:<ul><li style="text-align: justify;">Pilih susu UHT full cream</li></ul>Susu UHT full cream memiliki kandungan lemak yang tidak direduksi. Anak yang berusia kurang dari 2 tahun tidak disarankan untuk membatasi asupan lemak karena masih sangat dibutuhkan untuk perkembangan otaknya.<ul><li style="text-align: justify;">Pilihlah susu UHT yang berasal dari susu segar</li></ul>Di antara banyaknya susu UHT, ada beberapa produsen yang mencampurkan air dan perisa ke dalam kemasan UHT. Hal ini tentu akan mengubah kandungan nutrisi di dalamnya. Sebelum membeli, sebaiknya MomDad membaca label kemasan dan memilih UHT yang menggunakan susu sapi segar 100%.<ul><li style="text-align: justify;">Pilihlah UHT yang plain</li></ul>Umumnya UHT plain tidak mengandung perisa atau gula tabahan di dalamnya. Kandungan gula pun dibatasi, hanya 5% dari kebutuhan harian anak. Jadi, anak yang berusia 1 tahun diperkirakan hanya mendapatkan secara maksimal asupan gula adalah 12-15 gram per hari yang setara dengan 3-4 sendok teh.<ul><li style="text-align: justify;">Perhatikan Kemasan</li></ul>Susu UHT dapat bertahan lama tanpa masuk lemari pendingin, sepanjang kemasan tidak tampak menggembung. Namun, ketika sudah dibuka, susu akan cepat menjadi rusak, begitupun kandungan nutrisinya. Jadi, sebaiknya MomDad memilih kemasan yang sesuai dengan kemampuan minum si Kecil, yaitu kemasan dalam sekali minum.<ul><li style="text-align: justify;">Perhatikan Kandungan susu</li></ul>MomDad wajib membaca label yang tertera di kemasan susu UHT. Apabila si Kecil menyukai susu UHT yang mengandung perisa, maka pastikan jumlah tambahan gulanya tidak melebihi batas maksimal hariannya. Sebab, asupan gula berlebih meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti diabetes, obesitas, hipertensi di kemudian hari. Selain itu, juga dapat meningkatkan risiko karies gigi (gigi berlubang) pada si Kecil.Itulah sederet tips untuk MomDad dalam memilih susu UHT untuk si Kecil. Jangan lupa, selain periksa kandungan nutrisi di dalam label kemasannya, perhatikan juga tanggal kedaluwarsa ya MomDad. Semoga membantu!Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Perhatikan 5 Hal Ini Saat Memilih Susu UHT untuk si Kecil

perhatikan-5-hal-ini-saat-memilih-susu-uht-untuk-si-kecil

Selama menyusui, Mom sering kali mendapatkan banyak pantangan makanan yang dipercaya dapat memengaruhi si kecil, salah satunya adalah makanan pedas. Ada yang bilang, kalau Mom makan pedas selama menyusui akan membuat anak jadi rewel. Benar enggak, sih? Busui makan pedas bikin anak jadi rewel?Sebenarnya, Mom yang sedang hamil maupun menyusui tidak memiliki pantangan makanan dengan rasa tertentu, salah satunya pedas, selama Mom tidak mengalami keluhan, seperti nyeri perut, perih di area ulu hati, diare, dan sebagainya.Penelitian menunjukkan bahwa, bayi yang terkena berbagai rasa lewat cairan amnion selama kehamilan dan ASI, akan memiliki toleransi lebih tinggi terhadap variasi rasa pada makanan saat sudah mengonsumsi MPASI.Suatu penelitian dari Korea menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis makanan yang umumnya dihindari saat ibu hamil maupun menyusui, antara lain kafein, makanan pedas, makanan mentah, alkohol, dan beberapa jenis makanan yang menimbulkan gas seperti brokoli, kol, kubis.Makanan pedas dipercaya dapat menyebabkan kolik, kembung, diare dan ruam pada bayi, namun hingga saat ini belum terbukti. Beberapa jenis makanan dengan rasa yang kuat seperti bawang putih mungkin dapat mengubah rasa ASI, namun tidak terbukti menimbulkan gejala saluran cerna pada bayi. Beberapa bayi memang dapat menunjukkan intoleransi terhadap jenis makanan tertentu, namun sifatnya individual (sama seperti beberapa orang tidak bisa makan pedas), sehingga rekomendasi menghindari makanan pedas untuk semua ibu menyusui tidak memiliki bukti yang cukup.Penyebab anak rewel<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664864557768-08cbe208.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="cute-baby-white-dress-is-crying-stay-with-parents-house_208349-1366.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/5os7" title="https://primaku.page.link/5os7" target="_blank">Anak yang rewel dapat disebabkan oleh berbagai hal</a>, misalnya lapar, tidak nyaman karena popoknya basah, nyeri perut, kepanasan, mengantuk, dan lain sebagainya. Penting bagi Mom untuk mencari penyebab yang mungkin menjadi alasan bayi rewel dan tidak langsung menunjuk pada makanan tertentu yang dikonsumsi oleh busui.&nbsp;Risiko busui makan makanan pedas<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664864719373-99346687.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="thai-spicy-chili-sauce-nam-prik-kapi-paste-with-mixed-herb-ingredient-traditional-thai-food-cuisine_640221-269.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Banyak isu yang beredar bahwa ibu yang sedang menyusui tidak diperbolehkan makan makanan pedas. Nyatanya, sejauh ini belum ada cukup bukti dari efek makanan pedas terhadap bayi yang menyatakan berbahaya.Namun, jika Mom mengalami keluhan, seperti rasa terbakar di dada, nyeri perut, diare saat mengonsumsi makanan pedas, maka segera berhenti dan hindari makanan dengan rasa tersebut.So, Mom enggak perlu khawatir ya jika ingin mengonsumsi makanan pedas selama menyusui. Kecuali kalau Mom memiliki keluhan terentu.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar menyusui? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Referensi:<ul><li style="text-align: justify;">Jeong G, Park SW, Lee YK, Ko SY, Shin SM. Maternal food restrictions during breastfeeding. Korean J Pediatr. 2017 Mar;60(3):70-76. doi: 10.3345/kjp.2017.60.3.70. Epub 2017 Mar 27. PMID: 28392822; PMCID: PMC5383635.</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/breastfeeding/spicy-food-while-breastfeeding#foods-to-eat" title="https://www.healthline.com/health/breastfeeding/spicy-food-while-breastfeeding#foods-to-eat">https://www.healthline.com/health/breastfeeding/spicy-food-while-breastfeeding#foods-to-eat </a></li></ul>Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Busui Makan Pedas Bikin Anak Jadi Rewel?

busui-makan-pedas-bikin-anak-jadi-rewel-

Sering kali ditemui kasus dimana setelah anak sakit, durasi tidurnya menjadi lebih lama dari biasanya. Hal ini mungkin membuat MomDad cemas dan bertanya-tanya ‘apakah hal ini termasuk normal?’ Untuk menjawab rasa penasaran dan mengurangi kekhawatiran MomDad, yuk kita bahas bersama!Tidur anak lebih lama setelah sakit<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664853392686-a627d8dc.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="newborn-baby-girl-sleeping-blue-sheets-home_1139-1648.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> MomDad jangan terlalu khawatir jika mendapati tidur si Kecil menjadi lebih lama setelah sakit, karena ini merupakan hal yang normal. Anak yang memiliki durasi tidur lebih lama setelah sakit sedang berada dalam masa recovery atau pemulihan, Jadi, anak membutuhkan waktu untuk beristirahat agar kondisinya segera membaik dan pulih.Istirahat adalah salah satu hal yang diperlukan anak ketika sakit. Umumnya anak yang sakit menjadi kurang aktif dan mudah lelah sehingga tertidur lebih sering dan lama. Selama anak sadar penuh pada saat bangun, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.&nbsp;Pola tidur akan kembali menjadi normal setelah masa pemulihan selesai, yang biasanya membutuhkan waktu beberapa hari.Untuk membantu memaksimalkan pemulihan, MomDad bisa melakukan beberapa tips berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Berikan makanan yang bergizi seimbang</li><li style="text-align: justify;">Pastikan asupan cairannya cukup</li><li style="text-align: justify;">Buat anak merasa nyaman</li><li style="text-align: justify;">Biarkan anak beristirahat</li><li style="text-align: justify;">Berikan vitamin</li></ul>Kapan orang tua perlu khawatir?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664853399528-deabf2ae.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mother-hand-holding-digital-thermometer-measure-check-her-son-illness-flu-fever-while-baby-is-sleep-bed-with-wet-white-cloth-fabric-his-forehead-relief-temperature_157563-11.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Dikutip dari healthdirect.gov.au, MomDad perlu khawatir jika menemukan gejala sebagai berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Anak tampak kurang aktif</li><li style="text-align: justify;">Terlalu lemah untuk bangun maupun menangis</li><li style="text-align: justify;">Tidak menunjukan respon terhadap pengasuhnya</li><li style="text-align: justify;">Tidak mau makan dan minum</li><li style="text-align: justify;">Mengalami kesulitan bernapas</li><li style="text-align: justify;">Muncul ruam dengan bintik-bintik merah atau ungu</li><li style="text-align: justify;">Wajah tampak pucat</li><li style="text-align: justify;">Selalu tidur</li></ul>Jangan ragu untuk konsultasikan kondisi si Kecil ke ahli ya, MomDad. Semoga informasi di atas menjawab dan mengurangi rasa khawatir MomDad.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Referensi:&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthdirect.gov.au/looking-after-a-sick-child" title="https://www.healthdirect.gov.au/looking-after-a-sick-child">https://www.healthdirect.gov.au/looking-after-a-sick-child</a>Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Nugget Tahu

Nugget Tahu

Mousse Alpukat

Mousse Alpukat

Jenis Makanan yang Dipercaya dapat Meningkatkan Produksi ASI

Jenis Makanan yang Dipercaya dapat Meningkatkan Produksi ASI

Perlu Enggak, sih Bayi Memakai Gurita?

Perlu Enggak, sih Bayi Memakai Gurita?

Hindari Lakukan 5 Hal Ini Saat si Kecil Demam!

Hindari Lakukan 5 Hal Ini Saat si Kecil Demam!

Perhatikan 5 Hal Ini Saat Memilih Susu UHT untuk si Kecil

Perhatikan 5 Hal Ini Saat Memilih Susu UHT untuk si Kecil

Busui Makan Pedas Bikin Anak Jadi Rewel?

Busui Makan Pedas Bikin Anak Jadi Rewel?

Normalkah Anak Tidur Lebih Lama setelah Sakit? Ini Kata Ahli!

Normalkah Anak Tidur Lebih Lama setelah Sakit? Ini Kata Ahli!