MomDad apakah pernah lihat adanya tonjolan atau benjolan lunak di bawah kulit sekitar perut atau alat kelamin si Kecil? Bisa jadi ini pertanda hernia. Umumnya, hernia terdiri dari dua macam, yaitu inguinal dan umbilical. Nah, yang sering ditemukan pada anak laki-laki dan perempuan adalah hernia inguinalis. Lantas, bagaimana pencegahan hernia dapat dilakukan?Pencegahan hernia pada anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661325817993-fd538e6b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1130235240-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Semua bayi memiliki jaringan yang berbentuk terowongan di selangkangan yang disebut kanalis inguinalis. Kanal ini terentang antara perut bayi hingga area alat kelamin bayi. Normalnya, kanal ini akan menutup segera sebelum lahir. Namun, pada beberapa bayi, kanal ini gagal menutup dan menyebabkan bukaan yang dapat dilewati oleh usus bayi, suatu kondisi yang disebut dengan hernia inguinal. Nah, jadi dapat disimpulkan bahwa hernia tidak dapat dicegah.Faktor risiko hernia Beberapa faktor risiko terjadinya hernia inguinal, antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Kelahiran prematur</li><li style="text-align: justify;">Riwayat keluarga dengan hernia</li><li style="text-align: justify;">Penyakit cystic fibrosis</li><li style="text-align: justify;">Gangguan pertumbuhan panggul</li><li style="text-align: justify;">Undescensus testis</li><li style="text-align: justify;">Memiliki masalah dengan organ berkemih </li></ul>Jika si Kecil diketahui mengalami hernia, cara mengatasinya harus disesuaikan dengan jenis hernia yang dialami. Satu-satunya cara mengatasi hernia inguinal adalah dengan proses pembedahan.Pembedahan atau operasi ini bertujuan untuk menghindari tonjolan atau benjolan bertambah besar, menghitam, mengeras, dan merusak jaringan-jaringan bawah kulit. Jika dibiarkan tanpa penanganan, hernia inguinalis bisa merusak jaringan tubuh anak secara permanen.Selain itu, dalam banyak kasus, pembedahan harus dilakukan segera ketika hernia ditemukan. Sebab, usus si Kecil bisa tersangkut di kanalis inguinalis. Bila ini terjadi, suplai darah ke usus bisa terputus dan menyebabkan kerusakan pada usus anakPembedahan pada kasus hernia inguinal ini bergantung pada derajatnya letak atau posisi hernia tersebut. Maka, MomDad bisa diskusikan dengan dokter bedah dahulu untuk menentukan waktu yang tepat untuk operasi perbaikan hernia inguinal pada si Kecil.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar&nbsp;kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Referensi:<ul><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=inguinal-and-umbilical-hernia-90-P01998" title="https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=inguinal-and-umbilical-hernia-90-P01998">https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=inguinal-and-umbilical-hernia-90-P01998</a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/4337-inguinal-hernia-treatment-for-children#:~:text=If%20your%20baby%20was%20born,the%20development%20of%20a%20hernia." title="https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/4337-inguinal-hernia-treatment-for-children#:~:text=If%20your%20baby%20was%20born,the%20development%20of%20a%20hernia.">https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/4337-inguinal-hernia-treatment-for-children#:~:text=If%20your%20baby%20was%20born,the%20development%20of%20a%20hernia.</a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Inguinal_hernia/" title="https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Inguinal_hernia/">https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Inguinal_hernia/</a></li></ul>Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Hernia pada Anak, Apakah Bisa Dicegah?

hernia-pada-anak--apakah-bisa-dicegah-

Menjadi orang tua merupakan salah satu babak kehidupan baru yang penuh tantangan. Menyesuaikan kehidupan yang tadinya hanya berdua pasangan, kemudian ditambah kehadiran sosok bayi mungil, tak jarang bisa membuat stres. Apalagi di masa-masa setelah melahirkan, banyak ibu baru yang mengalami kecemasan, khawatir bagaimana mengurus bayinya. Hal ini disebut sebagai postnatal anxiety. Nah, jika MomDad berada di fase ini, coba simak penjelasannya lebih lanjut, yuk! Apa itu postnatal anxiety?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661311863157-2f79c941.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="unhealthy-sick-indian-female-suffers-from-insomnia-asian-young-woman-taking-painkiller-medicine-relieve-headache-pain-drink-glass-water-sitting-bed-her-bedroom-home-morning (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Postnatal anxiety adalah kecemasan yang terjadi setelah ibu melahirkan bayinya. Kondisi ini dapat terjadi bersamaan dengan depresi setelah melahirkan (postnatal atau postpartum), baik pada ayah maupun ibu baru. Gejala yang terjadi dapat meliputi gejala fisik, emosi, dan perilaku.Adapun gejala fisik yang biasa terjadi ketika mengalami postnatal anxiety antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Kesulitan tidur bahkan ketika bayi sedang tidur</li><li style="text-align: justify;">Otot tegang atau dada terasa berat</li><li style="text-align: justify;">Berdebar-debar, bernapas lebih cepat, berkeringat dan kepanasan</li><li style="text-align: justify;">Pusing atau merasa kesemutan pada tangan, kaki, atau wajah</li><li style="text-align: justify;">Perubahan pada pola BAB (buang air besar)</li></ul>Tak hanya gejala fisik, postnatal anxiety juga bisa berupa gejala emosi, yaitu: <ul><li style="text-align: justify;">Sulit untuk tidak merasa cemas</li><li style="text-align: justify;">Sulit berkonsentrasi</li><li style="text-align: justify;">Gelisah, mudah marah, mudah panik</li><li style="text-align: justify;">Merasa “aku tidak sanggup”</li><li style="text-align: justify;">Berpikir sesuatu yang buruk akan terjadi pada diri sendiri, suami, maupun bayi</li></ul>Sedangkan dari segi perilaku, postnatal anxiety dapat berupa:<ul><li style="text-align: justify;">Menghindar untuk melakukan tugas harian atau bepergian keluar rumah</li><li style="text-align: justify;">Memeriksa bayi berulang kali</li><li style="text-align: justify;">Perubahan pola makan, seperti menolak makan atau makan berlebihan</li></ul>Apa yang harus dilakukan?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661311870221-30e10e16.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="young-pensive-woman-during-psychotherapy-appointment-doctor-s-office (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Biasanya postnatal anxiety bersifat sementara. Namun, jika tidak ditangani dengan benar, gejalanya bisa berlanjut menjadi serius. Karena itu, dibutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar agar ibu bisa kembali pada kondisi sehat dan normal. Beberapa yang bisa dilakukan Dad antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Sebagai bentuk perhatian, bertanyalah kepada ibu apa yang dia rasakan, tanpa memberikan penghakiman</li><li style="text-align: justify;">Bantu ibu baru merawat bayi agar ibu dapat beristirahat</li><li style="text-align: justify;">Tawarkan pijat agar ibu merasa lebih rileks</li><li style="text-align: justify;">Ajak ibu berekreasi sederhana, seperti menonton film bersama, makan di restoran, atau sekedar berjalan-jalan naik mobil</li><li style="text-align: justify;">Tawarkan bantuan untuk kegiatan sehari-hari seperti mencuci piring, memasak, dan belanja kebutuhan dapur</li><li style="text-align: justify;">Ajak dan temani ibu berkonsultasi dengan tenaga profesional bila kondisi semakin mengkhawatirkan&nbsp;</li></ul>Jika gejala postnatal anxiety tak kunjung membaik, ibu bisa menemui konsultan keluarga atau psikolog yang bisa membantu mengobatinya.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar&nbsp;kesehatan ibu, serta anak? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Ciri Ibu Alami Postnatal Anxiety, Rasa Cemas setelah Melahirkan

ciri-ibu-alami-postnatal-anxiety--rasa-cemas-setelah-melahirkan

Saat buang air besar (BAB), bayi memang kerap kali mengejan untuk mengeluarkan feses atau kotoran dari dalam tubuhnya. Namun, mungkin MomDad pernah melihat si Kecil mengejan dengan sangat keras, hingga wajahnya memerah. Apa sih yang membuat si Kecil mengejan dengan keras?Penyebab bayi mengejan keras<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661229747855-f07e5b79.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="hands-mother-put-baby-s-diaper-hygiene-newborn-child_74906-3235.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Mengejan merupakan hal yang normal bagi bayi karena mereka sedang belajar untuk merilekskan anus yang tertutup untuk mengeluarkan fesesnya. Oleh karena itu, mengejan merupakan tanda bayi sedang belajar BAB. Jika si Kecil dalam keadaan berbaring, ia memerkukan sedikit tekanan di perut karena melawan gaya gravitasi, yang membuatnya mengejan keras. Penyebab lainnya,&nbsp;bayi yang mengejan keras bisa disebabkan karena ukuran feses yang besar, konsistensi feses keras, atau kering.Mengejan keras pertanda sembelit<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661229730704-b06588e3.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="bantal 2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Perlu diketahui, mengejan juga bisa menjadi tanda bahwa si Kecil sedang mengalami sembelit. Sembelit dapat terjadi jika feses mengendap di usus terlalu lama. Penyebab sembelitpun tentu berbeda-beda. Namun pada umumnya, sembelit pada bayi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Komposisi diet tidak seimbang (kurang serat atau terlalu banyak konsumsi dairy product atau&nbsp;produk susu)</li><li style="text-align: justify;">Kurangnya asupan cairan</li><li style="text-align: justify;">Bayi kurang bergerak</li><li style="text-align: justify;">Ada rasa nyeri saat BAB, misalnya karena ada ruam popok yang parah, lecet di anus atau sekitarnya</li><li style="text-align: justify;">Pada bayi yang lebih besar, dapat berhubungan dengan toilet training atau keengganan menggunakan toilet umum</li></ul>Kondisi ini tentunya membuat MomDad khawatir akan kondisi si Kecil. Namun, MomDad bisa mengetahui apakah si Kecil mengalami sembelit atau tidak dengan memperhatikan tanda-tanda seperti berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Frekuensi BAB kurang dari 3 kali seminggu (pengecualian untuk bayi yang mendapat ASI eksklusif dan berusia lebih dari 1 bulan)</li><li style="text-align: justify;">Menangis ketika BAB karena nyeri</li><li style="text-align: justify;">Tidak mengeluarkan feses setelah mengejan selama 10 menit</li></ul>Selain itu, MomDad juga perlu tahu, apabila bayi mengejan namun feses yang keluar lunak, tanpa nyeri dan frekuensi BAB normal, maka proses mengejan tersebut bukan merupakan bagian dari sembelit.Sembelit yang dialami pada bayi kurang dari 2 tahun biasanya disebabkan karena kurangnya pemberian minum, buah dan sayuran, atau takaran susu yang berlebihan. Maka, pertolongan pertama yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan tambahan air putih sebanyak 15-20 mililiter 3-4 kali sehari, berikan buah-buahan yang berserat, dan berikan susu dengan takaran yang sesuai.Jika si Kecil mengejan selama 10 menit, namun BAB tidak bisa keluar, kemungkinan besar ia mengalami sembelit. So, jangan ragu untuk langsung berkonsultasi kepada dokter ya, MomDad.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar&nbsp;kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/constipation/" title="https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/constipation/">https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/constipation/ </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/gangguan-pencernaan-pada-bayi-2" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/gangguan-pencernaan-pada-bayi-2">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/gangguan-pencernaan-pada-bayi-2 </a></li></ul>Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Si Kecil kok Mengejan Keras Saat BAB, Kenapa ya?

si-kecil-kok-mengejan-keras-saat-bab--kenapa-ya-

MomDad pernah mendengar istilah tortikolis? Tortikolis merupakan&nbsp;kondisi ketika leher bayi tertekuk ke salah satu sisi.&nbsp;Jenisnya pun ada dua, yaitu&nbsp;tortikolis yang didapat dari gaya hidup si Kecil dan tortikolis kongenital yang sudah ada sejak lahir; di mana kepala bayi terlihat miring ke salah satu sisi dan dagunya ke arah yang berlawanan. Biasanya, kondisi tortikolis kongenital tidak terdeteksi jelas setelah lahir, tetapi lebih terlihat ketika bayi berusia beberapa minggu. Lantas, apa sih gejala dan penyebabnya?Penyebab dan gejala tortikolis<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660895976045-083d0edc.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="bantal 2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Gejala yang timbul saat si Kecil alami tortikolis adalah timbulnya benjolan berbentuk kacang pada area leher yang biasa disebut&nbsp;pseudotumor. Nah, ketika ini terjadi kepada bayi akan terlihat lebih ‘peyang’ akibat tekanan yang tidak seimbang pada kedua sisi belakang kepala.Sementara penyebab tortikolis sendiri masih belum diketahui sepenuhnya, namun terdapat beberapa kondisi yang dipercaya menjadi pemicu adanya tortikolis seperti iskemia yang merupakan gangguan yang menghambat pada aliran darah menuju janin, trauma saat persalinan hingga malposisi janin di dalam rahim. Namun, tortikolis juga bisa menjadi gejala dari penyakit lain yang lebih serius. Tapi MomDad tidak perlu khawatir! Kondisi ini sangat responsif terhadap fisioterapi, terutama jika dilakukan sejak dini. Tapi jangan disepelekan, lho! Tortikolis yang terlambat diatasi dapat mengakibatkan abnormalitas struktur permanen.Pencegahan tortikolis&nbsp;<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660895984331-3f96513c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="WhatsApp_Image_2022-08-16_at_4.55.32_PM.jpeg.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Nah, sebelum terlambat, berikut cara mencegah tortikolis! MomDad harus tahu, pencegahan terhadap tortikolis sangat tergantung pada penyebabnya. Tortikolis yang disebabkan oleh malposisi di dalam rahim memerlukan pemantauan selama masa kehamilan untuk mendeteksi adanya kondisi yang mendasari, seperti air ketuban yang sedikit atau adanya kelainan kongenital lain. Melalui kondisi ini, MomDad dapat mencegah tortikolis yang disebabkan oleh perawatan setelah lahir agar leher bayi tidak hanya menekuk ke satu sisi. Berikut merupakan beberapa hal yang dapat MomDad lakukan:&nbsp;<ul><li style="text-align: justify;">Menggendong bayi pada kedua sisi bergantian</li><li style="text-align: justify;">Batasi penggunaan peralatan bayi seperti bouncer</li><li style="text-align: justify;">Ganti posisi atau arah kepala bayi setiap tidur, misalnya miring ke kanan atau miring ke kiri</li><li style="text-align: justify;">Susukan bayi pada kedua sisi payudara secara bergantian (kiri dan kanan), meskipun kadang-kadang bayi memiliki preferensi sisi tertentu&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Saat bermain, rangsang kepala bayi untuk memutar dari satu sisi ke sisi berlawanan menggunakan mainan untuk menarik perhatian bayi, kemudian geserlah mainan tersebut dari satu sisi ke sisi sebelahnya</li><li style="text-align: justify;">Perbanyak tummy time</li></ul>Itu dia beberapa penjelasan mengenai tortikolis yang perlu MomDad ketahui!&nbsp; Semoga informasi di atas bermanfaat ya buat MomDad dan si Kecil!Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!&nbsp;Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Mengenal Tortikolis, Posisi Kepala Bayi yang Miring ke Satu Sisi

mengenal-tortikolis--posisi-kepala-bayi-yang-miring-ke-satu-sisi

Sewaktu kecil, mungkin MomDad pernah mengalami kutu rambut yang membuat kepala sangat gatal dan tidak nyaman. Hal ini kemungkinan juga bisa dialami oleh si Kecil, apalagi jika ia sudah sering bermain di luar dengan teman sebayanya. MomDad perlu hati-hati, karena penyakit kutu rambut mudah menular di antara anak-anak, lho! Lantas, apa yang perlu MomDad lakukan, ya?Apa itu penyakit kutu rambut?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660752685558-2764f0e3.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="child-suffering-from-lice-infection_23-2149490576.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Kutu rambut disebut juga sebagai pedikulosis kapitis, yang tergolong infeksi parasit karena dapat mengenai rambut maupun kulit yang disebabkan oleh pediculus humanus var capitis. Pediculus ini merupakan parasit yang harus menghisap darah manusia untuk mempertahankan hidup.Parasit ini mempunyai 4 siklus hidup stadium telur, larva, nimfa dan dewasa. Kutu awalnya berwarna abu-abu dan menjadi kemerahan setelah menghisap darah. Telur diletakan di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut sehingga makin ke ujung terdapat telur yang lebih matang.Kutu rambut pada anak-anak cepat menyebar dalam lingkungan hidup yang padat dan dipengaruhi oleh kebersihan yang tidak baik. Misalnya, jarang mencuci rambut atau rambut yang sangat panjang sehingga relatif sulit dibersihkan. Cara penularannya biasanya melalui kontak langsung atau dapat melalui benda seperti sisir, bantal, dan topi.Gejala penyakit kutu rambutGejala awalnya hanya berupa rasa gatal pada area kepala yang timbul karena liur dan kotoran kutu masuk ke dalam kulit saat menghisap darah. Kelainan kulit dapat timbul terjadi akibat garukan yang tak jarang menyebabkan luka lecet pada kulit kepala. Hal ini bisa menjadi infeksi karena masuknya kuman ke dalam kulit.Tanda terjadi infeksi bisa dilihat dari lecet di kepala yang disertai nanah dan keropeng berwarna kehijauan. Bila infeksinya berat, rambut akan bergumpal yang disebabkan karena banyaknya nanah dan keropeng yang disebut plikapelonika yang dapat disertai bau busuk.Untuk mengetahui benar atau tidaknya penyakit kutu rambut, MomDad bisa melihat apakah ada kutu rambut atau telur yang biasanya mudah ditemukan di area kepala bagian belakang dan area pelipis. Telur kutu berwarna abu-abu dan berkilat.Cara mengatasi kutu rambut<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660752679380-eeb99f48.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="doctor-checks-presence-lice-small-child-with-help-crest_528985-1214.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pengobatan bertujuan untuk membunuh kutu dan telurnya. Di Indonesia, obat kutu yang tersedia terdiri dari losion yang mengandung permetrin 1%, malathion 0,5%, gameksan 1%, atau benzyl benzoate 25%. Penggunaan obat diawali dengan keramas hingga rambut bersih. Kemudian setelah rambut dikeringkan hingga setengah kering, oleskan losion, dan diamkan selama 12 jam menggunakan penutup seperti shower cap atau handuk, lalu cuci kembali dan disisir menggunakan serit (sisir halus rapat) agar semua kutu dan telur terlepas.Pengobatan disarankan untuk diulang 7 atau 9 hari kemudian, setelah pemberian obat yang pertama. Penggunaan obat tersebut diharuskan menggunakan resep dari dokter karena butuh pengawasan akan efek samping serta pemilihan obat yang tepat. Efek samping yang dirasakan biasanya berupa iritasi, gatal, bengkak, hingga gangguan sistem saraf.Penggunaan obat juga berbeda, tergantung umur pasien. Bayi berumur dibawah 6 bulan mempunyai tata laksana khusus. Bila terjadi infeksi sekunder oleh bakteri, infeksi bakteri diobati terlebih dahulu dengan antibiotik. Setelah infeksi bakteri sembuh, lalu dilanjutkan dengan pilihan pengobatan di atas.Kutu rambut mudah menginfeksi dari satu individu ke individu lain melalui kontak langsung dari pakaian, topi, sprei, handuk, sisir atau rambut individu yang terinfeksi. Karena itu, semua individu yang tinggal serumah atau kontak dengan penderita harus diperiksa apakah ada kutu dan harus mendapatkan pengobatan jika terinfeksi untuk memutuskan rantai infeksi.Pencegahan infeksi kutu adalah dengan menjaga kebersihan kulit kepala dan rambut dengan cuci rambut minimal sekali dalam dua hari dan tidak menggunakan sisir, topi, atau handuk bersamaan dengan orang lain.Nah, jika si Kecil memiliki kutu rambut, MomDad dapat mencoba tips di atas. Jangan lupa juga lakukan pencegahan agar kutu tidak tertular ke orang lain, ya.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar merawat si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!&nbsp;Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Si Kecil Memiliki Kutu Rambut? Begini Cara Mengatasinya!

si-kecil-memiliki-kutu-rambut--begini-cara-mengatasinya-

Gangguan makan pica merupakan jenis gangguan makan di mana seseorang memakan makanan atau benda-benda yang dianggap bukan makanan. Misalnya saja serpihan cat, debu, potongan logam, atau tanah.Anak-anak kecil yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mungkin akan memasukan barang-barang yang bukan makanan ke mulut mereka. Namun, anak dengan pica memiliki perilaku yang lebih dari itu. Mereka memiliki kecenderungan memakan benda-benda yang tidak biasa hingga menyebabkan masalah kesehatan.Apa itu pica eating disorder ?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660751990301-a769ec0b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="medium-shot-teacher-watching-kid-eat_23-2149389951.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pica eating disorder atau lebih sering disebut sebagai pica saja adalah istilah untuk suatu gangguan perilaku makan yang mana anak mengonsumsi benda-benda atau substansi yang bukan makanan dan tidak mengandung nutrisi, seperti makan rambut, tanah, atau serpihan cat.Apa saja gejala pica eating disorder?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660752191993-f289984b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="unwashed-dirty-girl-dress-kerchief-crawls-field-digs-ground_383647-1239.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Untuk dapat menyebut anak mengalami gangguan perilaku makan pica, kondisi mengonsumsi benda atau substansi yang bukan makanan tersebut di atas harus sudah berlangsung selama lebih dari satu bulan. Anak dengan gangguan perilaku makan pica pada umumnya tidak menolak mengonsumsi makanan biasa.Benda&nbsp; yang dikonsumsi dapat bervariasi tergantung pada umur dan ketersediaan benda atau substansi tersebut di sekitar anak, misalnya kertas, sabun, kain, rambut, benang, wol, tanah, kapur, bedak, cat dinding, permen karet, benda metal seperti besi, kerikil, arang, abu, tanah liat, atau es.&nbsp;MomDad juga perlu ingat bahwa konsumsi substansi non makanan ini harus tidak sesuai dengan usia perkembangan anak. Anak berusia kurang dari 2 tahun yang sedang bereksplorasi dengan memasukkan berbagai jenis benda ke dalam mulutnya tidak dapat disebut pica.Apa penyebabnya?Anak dengan pica menyukai makan barang-barang yang bukan bahan makanan. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko pica:<ul><li style="text-align: justify;">Pica sering timbul pada anak-anak yang mengalami gangguan perilaku atau gangguan mental seperti pada anak-anak dengan disabilitas intelektual, autism, atau skizofrenia.</li><li style="text-align: justify;">Gangguan nutrisional seperti anemia defisiensi besi dan malnutrisi adalah dua penyebab tersering pica. Pada anak-anak tersebut, perilaku pica adalah upaya tubuh untuk mengatasi defisiensi zat gizi yang signifikan. Pada pica yang disebabkan oleh defisiensi zat gizi, terapi menggunakan obat atau vitamin akan dapat mengatasi masalah gangguan makan ini.</li></ul>Bagaimana cara mengatasi pica eating disorder ?Pica harus diatasi sesuai dengan faktor yang mendasari. Anak dengan defisiensi zat gizi perlu tata laksana gizi yang tepat. Pada pica yang berkaitan dengan masalah perilaku diperlukan konsultasi dengan tenaga ahli karena diperlukan tata laksana multidisiplin yang di antaranya meliputi memberikan “reward" apabila anak berhasil membuang atau tidak memakan benda tersebut. Di samping itu, MomDad juga harus berusaha menjauhkan benda-benda yang berpotensi menyebabkan pica dari anak.Perlu juga diingat bahwa pica juga dapat disertai dengan kondisi lain yang merupakan komplikasi pica, seperti infeksi akibat bakteri atau parasit akibat sering memakan tanah, sumbatan saluran cerna akibat menelan kerikil, atau luka di saluran cerna apabila menelan staples atau benda metal lain, dan lain-lain. Pada masalah di atas, tata laksana harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak.Sebagian besar anak dengan pica membutuhkan bantuan profesional untuk menanganinya. Apabila MomDad mendapati adanya tanda atau gejala pica pada si Kecil, sebaiknya langsung periksa ke dokter, ya.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!&nbsp;Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Mengenal Pica Eating, Gangguan Makan pada Anak

mengenal-pica-eating--gangguan-makan-pada-anak

Semua orang tua tentu berharap agar buah hatinya bisa tumbuh dengan sehat. Namun, dalam proses tumbuh kembangnya, terkadang ditemukan berbagai hambatan dan tantangan. Salah satu yang kerap terjadi adalah adanya gangguan makan yang terjadi pada anak. Sebelum mengatasinya, MomDad perlu mengetahui berbagai macam gangguan makan pada anak menurut klasifikasi IDAI berikut, yuk!Inappropriate feeding practice<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660635589242-f1929528.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="beautiful-child-having-breakfast-home_1301-3642.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Inappropriate feeding practice adalah masalah makan yang disebabkan oleh perilaku makan yang salah ataupun pemberian makanan yang tidak sesuai dengan usia. Penyebab inappropriate feeding practice perlu ditelusuri lebih lanjut, primer ataukah sekunder.Inappropriate feeding practice primer disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua mengenai empat aspek cara pemberian makan yang benar, yaitu tepat waktu, kuantitas dan kualitas makanan, penyiapan dan penyajian yang higienis, serta pemberian makan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak dengan menerapkan feeding rules.Penatalaksanaan inappropriate feeding practice adalah edukasi feeding rules yang benar sebagai bagian dari penerapan asuhan nutrisi pediatrik. Orang tua perlu diberikan edukasi mengenai pemberian makanan sesuai usia (age-appropriate food) serta kualitas dan kuantitas makanan. Pemberian makanan sesuai usia mencakup aspek tekstur dan rasio makanan padat dan cair.Kualitas dan kuantitas makanan juga perlu dievaluasi. Kuantitas makanan yang cukup akan menghasilkan status gizi yang baik, namun tidak otomatis menyatakan kualitas makanan yang baik. Kualitas makanan dinilai dari kelengkapan konsumsi lima kelompok utama makanan, yaitu karbohidrat, protein, sayur dan buah, dan susu. Konsumsi makanan yang tidak seimbang berisiko menyebabkan defisiensi makronutrien atau mikronutrien tertentu.Small Eaters<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660635501754-c4cfe758.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Web_Photo_Editor (6).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Small eaters adalah terminologi yang dipakai untuk anak dengan keluhan makan sedikit, status gizi kurang, dan feeding rules benar. Literatur lain menggunakan terminologi infantile anorexia, yakni anak yang kuat tapi tidak tertarik untuk makan. Penolakan makan umumnya terjadi pada saat transisi ke makanan pendamping ASI atau makan mandiri, yaitu pada usia 6 bulan sampai 3 tahun.Anak yang termasuk small eaters adalah anak aktif, perkembangan normal, seringkali lebih tertarik pada lingkungan dibandingkan makanan, dan tidak memiliki masalah medis yang mendasari. Orang tua yang memiliki anak dengan masalah ini umumnya menjadi cemas dan mengompensasi makan yang sedikit dengan pemberian camilan, yang justru menurunkan selera terhadap makanan utama dan pada akhirnya menyebabkan orang tua memaksa anak makan.Bila small eaters tidak ditangani dengan benar, anak dapat mengalami gagal tumbuh. Tata laksana ditujukan untuk meningkatkan nafsu makan dengan menciptakan rasa lapar, sehingga anak dapat menikmati makan. Ini dapat dicapai dengan penerapan feeding rules, yaitu adanya jadwal makan yang terstruktur dan teratur sehingga menciptakan rasa lapar dan kenyang.Anak dengan small eaters berisiko mengalami gagal tumbuh karena asupan yang kurang. Oleh karena itu, pertumbuhan harus dipantau berkala dan berat badan harus naik sesuai grafik pertumbuhan. Untuk menangani gagal tumbuh pada kelompok ini, dibutuhkan peningkatan densitas energi dan nutrien yang dapat dicapai dengan beberapa cara salah satunya dengan memberikan oral nutrition supplement (ONS) yang didefinisikan sebagai suplemen asupan oral yang digunakan berdasarkan tujuan medis khusus sebagai tambahan makanan normal.Food Preference<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660635520243-a100b3b7.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Web_Photo_Editor (7).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Food preference mencakup keluhan pilih-pilih makan atau penolakan terhadap makanan tertentu. Terdapat gradasi yang cukup luas dalam hal food preference. Anak normal dapat mengalami neofobia dalam fase perkembangannya, yaitu penolakan terhadap makanan baru. Food neophobia mulai terjadi pada usia 1-3 tahun dan mencapai puncak pada usia 2-6 tahun. Perilaku ini menurun seiring bertambahnya usia dan relatif stabil pada titik terendah pada usia dewasa.Neofobia yang merupakan fase normal dalam perkembangan seorang anak dapat berlanjut menjadi penolakan berkepanjangan dan konsisten terhadap makanan tertentu sehingga menimbulkan masalah makan berupa food preference, yang memiliki spektrum mulai dari picky eater sampai selective eater.Picky eater didefinisikan sebagai anak yang menolak makanan tertentu atau pilih-pilih makan, namun masih mengonsumsi minimal satu macam dari setiap kelompok makanan, yaitu karbohidrat, protein, sayur atau buah, dan susu, sedangkan selective eater adalah anak yang menolak semua jenis makanan dalam kelompok makanan tertentu, misalnya menolak semua makanan sumber protein.Picky eater masih merupakan fase normal dalam perkembangan seorang anak, sedangkan selective eater merupakan food preference yang patologis karena menyebabkan hilangnya asupan salah satu dari keempat kelompok makanan sehingga anak berisiko mengalami defisiensi makronutrien atau mikronutrien tertentu.Selective eater umumnya terjadi pada anak dengan gangguan perkembangan tertentu, misalnya autistic spectrum disorder, post traumatic feeding disorder, gangguan menelan, keterlambatan oromotor, dan kelainan gastrointestinal.Parental Misperception<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660635704837-bd1a63db.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="cheerful-mother-opening-front-door_274689-2822.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Parental misperception didefinisikan sebagai anak yang menurut pendapat orang tua memiliki masalah makan, namun setelah dianamnesis lebih lanjut orang tua atau pengasuh sudah menerapkan feeding rules dengan benar dan anak memiliki status gizi baik. Pada kasus ini, diberikan reassurance dan apresiasi pada orang tua bahwa status gizi anak sudah baik dan orang tua sudah menerapkan feeding rules dengan benar.Nah, setelah membaca penjelasan di atas, apakah si Kecil mengalami gejala salah satunya, MomDad?Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar merawat si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Referensi:&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Rekomendasi-Pendekatan-Diagnosis-dan-Tata-Laksana-Masalah-Makan-Pada-Batita.pdf" title="https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Rekomendasi-Pendekatan-Diagnosis-dan-Tata-Laksana-Masalah-Makan-Pada-Batita.pdf">https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Rekomendasi-Pendekatan-Diagnosis-dan-Tata-Laksana-Masalah-Makan-Pada-Batita.pdf </a> Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Mengenal Jenis-Jenis Gangguan Makan pada Anak

mengenal-jenis-jenis-gangguan-makan-pada-anak

Anak yang mengalami diare akan mengalami gejala seperti mencret, sakit perut, pusing, dan lemas. Biasanya, disertai dengan demam yang membuatnya semakin tidak bertenaga. Kalau sudah begini, anak juga jadi malas makan dan minum.Padahal, penting sekali memberikan si Kecil makanan dan minuman saat ia mengalami diare untuk mencegahnya dari dehidrasi. Kira-kira makanan apa saja ya yang bisa meringankan gejala diare pada si Kecil? Yuk, simak!ASI<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660106765044-f6a13428.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1178789300-170667a(8).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi karena memiliki banyak manfaat. Tidak heran kalau WHO dan IDAI pun merekomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan dan dilanjutkan hingga 2 tahun.Namun, untuk bayi yang diare apakah perlu ASI? Jawabannya, sangat perlu. Apabila bayi masih mendapatkan ASI, maka lanjutkan pemberian ASI pada saat anak mengalami diare. Pasalnya, saat diare, si Kecil butuh cairan yang cukup untuk mencegahnya dehidrasi. Diare menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan, tapi ASI bisa menggantikannya karena mengandung banyak zat gizi.Sup ayam&nbsp;<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660106882693-24ce363e.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sup.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Saat diare, makanan hangat jadi salah satu comfort food. Begitu juga dengan anak-anak yang sedang diare. Sup yang hangat akan membantu menjaga status hidrasi si Kecil yang sedang diare, mudah disantap, dan rasanya enak. MomDad bisa menambahkan sedikit jahe karena jahe juga dapat membantu mengurangi frekuensi diare. Selain itu, sup juga mengandung bahan-bahan makanan yang bergizi.Air kelapa&nbsp;<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660106943605-000ac1a4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sup.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Selain air putih yang membantu mengurangi dehidrasi saat tubuh terserang diare, MomDad juga bisa memberikan air kelapa. Air kelapa mengandung gula alami serta beberapa elektrolit yang membantu menjaga status hidrasi dan elektrolit anak yang sedang diare.Elektrolit dalam air kelapa mampu mengendalikan keseimbangan cairan. Saat diare, anak-anak akan kehilangan mineral dalam jumlah cukup besar, karena itu mereka akan merasa lemas selama mengalami mencret. Nah, minum air kelapa bisa membantu mengembalikan kadar kalium yang hilang.Pisang&nbsp;<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660106973992-8810db59.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="happy-couple-expacting-baby.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Tidak semua buah bisa dijadikan makanan saat anak diare karena beberapa ada yang menimbulkan gas. Makanan yang menimbulkan gas justru membuat diare tidak kunjung usai.Nah, MomDad bisa memberinya pisang yang justru bagus untuk menghambat diare. Bertekstur lunak dan mudah dicerna, pisang cenderung membuat konsistensi tinja lebih keras sehingga pisang dan olahannya dapat diberikan pada anak yang sedang diare.Kentang rebus<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660107049074-0b756506.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="boiled-delicious-potatoes-wooden-plate_114579-62217.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Kentang mengandung pati yang menutrisi bayi serta dapat mengurangi kembung yang timbul pada anak diare. Kentang juga termasuk makanan yang memiliki potasium tinggi. Potasium adalah elektrolit penting yang hilang saat mengalami diare.Nah, itu dia beberapa makanan dan minuman yang bisa MomDad sediakan ketika anak sedang diare. Dengan memilih makanan secara cermat, si Kecil pun bisa lebih cepat membaik dari diarenya.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar&nbsp;kesehatan anak? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Hernia pada Anak, Apakah Bisa Dicegah?

Hernia pada Anak, Apakah Bisa Dicegah?

Ciri Ibu Alami Postnatal Anxiety, Rasa Cemas setelah Melahirkan

Ciri Ibu Alami Postnatal Anxiety, Rasa Cemas setelah Melahirkan

Si Kecil kok Mengejan Keras Saat BAB, Kenapa ya?

Si Kecil kok Mengejan Keras Saat BAB, Kenapa ya?

Mengenal Tortikolis, Posisi Kepala Bayi yang Miring ke Satu Sisi

Mengenal Tortikolis, Posisi Kepala Bayi yang Miring ke Satu Sisi

Si Kecil Memiliki Kutu Rambut? Begini Cara Mengatasinya!

Si Kecil Memiliki Kutu Rambut? Begini Cara Mengatasinya!

Mengenal Pica Eating, Gangguan Makan pada Anak

Mengenal Pica Eating, Gangguan Makan pada Anak

Mengenal Jenis-Jenis Gangguan Makan pada Anak

Mengenal Jenis-Jenis Gangguan Makan pada Anak

Berikan si Kecil Makanan Ini Saat Terserang Diare!

Berikan si Kecil Makanan Ini Saat Terserang Diare!