<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Poliomielitis, atau sering disebut polio, adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus polio. Penyakit ini dapat menimbulkan kerusakan pada susunan saraf tulang belakang, sehingga menyebabkan kelumpuhan. Apabila berat, penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan permanen, bahkan kematian akibat kelumpuhan otot pernapasan. Penyakit polio hanya menyerang manusia dan sangat mudah menular, bahkan hingga menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) epidemi dan endemi.</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Jenis vaksin polio</strong></span><br></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1650871720973-6f33497c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="polio (bangkokhospital) - judul.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></div><div style="text-align: justify;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Walaupun Indonesia telah dinyatakan bebas polio pada tahun 2014, namun dunia belum dinyatakan bebas polio. Masih ada kemungkinan penyebaran penyakit polio, sehingga pemberian imunisasi sebagai upaya paling efisien pencegahan polio harus tetap dilengkapi sesuai usia.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Di Indonesia, vaksin polio tersedia dalam dua bentuk, yaitu vaksin polio oral (OPV; oral poliovirus vaccine) yang diteteskan ke mulut, serta vaksin polio inaktif (IPV; inactivated poliovirus vaccine) yang disuntikkan. Saat ini, kedua jenis vaksin tersebut perlu diberikan dengan jadwal tertentu.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada tahun 2020 menyarankan agar selain mendapat OPV, semua bayi sekurang-kurangnya mendapat dua kali IPV sebelum berusia 1 tahun. Vaksin yang mengandung IPV tersedia dalam bentuk tunggal maupun kombinasi dengan vaksin lainnya, sehingga mudah diberikan.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Apabila MomDad bingung atau ada keraguan mengenai kelengkapan pemberian imunisasi polio, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan agar tidak ada dosis yang terlewat.</span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><b>Imunisasi polio bagi bayi dan anak</b></span><br></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><b><img src="https://storage.primaku.com/editor/1650871808699-d3ecc03f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="polio (littlerockfamily) - subjudul2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"></b></span></div><div style=""><span><span style="font-size: 12pt;">Center for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan pemberian imunisasi polio pada anak sebanyak 4 kali dengan jeda setiap satu bulan. Pada 2020 lalu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga telah merilis jadwal imunisasi polio bagi anak, yakni 4 kali sejak bayi baru lahir, seperti berikut:</span></span></div><ol><li><span style="font-size: 12pt;">Usia 0-1 bulan</span></li><li><span style="font-size: 12pt;">Usia 2 bulan</span></li><li><span style="font-size: 12pt;">Usia 3 bulan</span></li><li><span style="font-size: 12pt;">Usia 4 bulan</span></li><li><span style="font-size: 12pt;">Usia 18 bulan (pengulangan)</span></li></ol><p><span style="font-size: 12pt;">Bayi yang baru lahir, pertama akan diberikan vaksin polio oral (OPV). Kemudian pada jadwal imunisasi polio berikutnya akan diberikan vaksin suntikan (IPV) atau OPV. Anak-anak perlu mendapatkan dua kali imunisasi IPV sebelum usia 1 tahun. Namun jika terlambat didapatkan, tidak perlu mengulang dari awal dan tetap dilanjutkan dan dilengkapi sesuai dengan jadwal.</span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Ikatan Dokter Anak Indonesia telah menerbitkan Informasi Vaksin Untuk Orangtua (IVO), yang selengkapnya dapat dibaca <a class="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/informasi-vaksin-untuk-orangtua-ivo" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/informasi-vaksin-untuk-orangtua-ivo" target="_blank">di sini</a>. Ketahui informasi seputar tumbuh kembang anak hingga MPASI dengan mengikuti Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan baca artikel lainnya lewat aplikasi PrimaKu. Jangan lupa lengkapi imunisasi anak sesuai usia, ya!</span></p><p><em style="background-color: unset; font-weight: 700; font-size: 16px;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</em><br></p><p><span style="font-size: 12pt;"><strong>Referensi:</strong></span></p><ol><li><span style="font-size: 12pt;">Satuan Tugas Imunisasi IDAI. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 Tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020. Sari Pediatri. 2020;22(4):252-60.</span></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/informasi-vaksin-untuk-orangtua-ivo" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/informasi-vaksin-untuk-orangtua-ivo"><span style="font-size: 12pt;">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/informasi-vaksin-untuk-orangtua-ivo</span></a></li></ol><p><span style="font-size: 12pt;"><br></span></p></div>

Bisa Jadi Penyakit Mematikan, Ketahui Kapan Harus Melengkapi Imunisasi Polio bagi Anak!

bisa-jadi-penyakit-mematikan--ketahui-kapan-harus-melengkapi-imunisasi-polio-bagi-anak-

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Memberikan imunisasi lengkap sangat penting untuk mencegah penyakit serius yang mungkin bisa diderita anak kemudian hari. Jenis penyakit yang bisa dicegah dengan pemberian imunisasi anak antara lain tuberkulosis, hepatitis B, difteri, tetanus, polio, campak, dan masih banyak lagi. Jika MomDad termasuk orang tua baru, berikut ini beberapa hal yang perlu diketahui mengenai pemberian imunisasi anak oleh <strong>dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K).</strong></span><br></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><b>Manfaat imunisasi</b></span><br></p><p style="text-align: justify;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1650789836771-294026d3.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="little-baby-being-health-clinic-vaccination (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pemberian imunisasi akan menstimulasi tubuh anak untuk membentuk kekebalan terhadap suatu penyakit, sehingga dapat melindunginya saat ia terinfeksi secara alamiah oleh penyakit tersebut. Anak yang sudah mendapatkan imunisasi diharapkan tidak akan jatuh sakit, atau bila sakit, gejalanya tidak akan seberat jika tidak diimunisasi sebelumnya.</span></p><p style="text-align: justify;"></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Infeksi alamiah memang dapat memberikan kekebalan kepada anak, tetapi dengan memaparkan anak terhadap infeksi alamiah tanpa memberikan perlindungan imunisasi sebelumnya, kemungkinan bisa terjadi efek buruk atau komplikasi yang ditimbulkan oleh infeksi alamiah. Misalnya, infeksi campak dapat mengakibatkan komplikasi radang paru-paru (pneumonia), diare, dan radang otak (ensefalitis) yang dapat mengancam jiwa.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Jenis imunisasi yang direkomendasikan IDAI</strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1650789845132-2aed35ad.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="young-doctor-is-holding-hypodermic-syringe-with-vaccine-vial-rubber-gloves-gray-wall.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></p><div style="text-align: justify;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Berikut daftar imunisasi yang perlu dilengkapi setiap anak yang telah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).</span></div><ul><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Imunisasi Hepatitis B</strong>; mencegah infeksi virus hepatitis B yang dapat menyebabkan penyakit hati kronik, kerusakan hati, dan kanker hati yang mungkin baru terjadi beberapa puluh tahun pasca terjadinya infeksi. Sampai saat ini belum ada obat yang efektif untuk penyakit hepatitis B sehingga imunisasi masih merupakan cara pencegahan yang terbaik</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Imunisasi Polio</strong>; melindungi anak dari infeksi virus polio yang dapat menyebabkan lumpuh layuh akut dan kelumpuhan yang bersifat permanen.</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus)</strong>; melindungi anak dari infeksi difteri yang dapat mengancam jiwa karena sumbatan jalan napas dan gangguan fungsi jantung akibat penyebaran toksin difteri. Pertusis, atau yang sering dikenal sebagai penyakit batuk 100 hari, dapat mengakibatkan batuk dan gangguan napas. Pada bayi-bayi kecil, pertusis dapat mengakibatkan apnea (henti napas) akibat batuk yang terlalu lama sehingga tidak memberi kesempatan kepada bayi untuk bernapas. Tetanus merupakan penyakit infeksi yang dapat mengakibatkan kekakuan dan kejang seluruh tubuh yang dapat mengancam jiwa.</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Imunisasi HiB </strong>atau <strong>Haemophilus Influenza B</strong>; melindungi anak dari infeksi bakteri ini. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi paru-paru (pneumonia) dan infeksi selaput otak (meningitis).</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Imunisasi PCV atau pneumococcal conjugate vaccine</strong>; melindungi bayi dan balita dari infeksi bakteri pneumokokus yang menyebabkan pneumonia, radang otak, dan radang telinga tengah (otitis media).</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Imunisasi Rotavirus</strong>; melindungi bayi dari manifestasi berat infeksi rotavirus di saluran cerna. Rotavirus dapat menyebabkan diare berat yang merupakan faktor risiko dehidrasi berat.</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Imunisasi MR (measles dan rubella) atau MMR (mumps, measles, rubella)</strong>; melindungi anak dari infeksi virus campak (measles) dan rubella (MR) dan mumps (khusus MMR). Infeksi virus campak bersifat sangat menular dan dapat menimbulkan komplikasi pneumonia, diare, dan radang otak.&nbsp;</span><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">Rubella atau yang sering disebut sebagai campak Jerman adalah infeksi virus yang menimbulkan ruam dan demam ringan pada bayi, namun jika menginfeksi ibu hamil dapat menimbulkan kecacatan pada bayi yang dikandungnya. Imunisasi ini terutama penting untuk anak perempuan. Sementara m</span><span style="background-color: unset; font-size: 12pt;">umps atau parotitis atau gondongan adalah penyakit peradangan atau pembengkakan kelenjar parotis (salah satu kelenjar liur yang terletak di belakang telinga). Infeksi mumps biasanya bersifat ringan, tetapi bila menjangkit remaja lelaki pasca pubertas, bisa menimbulkan komplikasi radang testis yang bisa berakibat kemandulan (infertilitas). Imunisasi ini terutama penting untuk anak laki-laki.</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Imunisasi Japanese Encephalitis (JE)</strong>; melindungi anak dari infeksi JE. JE adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi. Sebagian besar orang yang terinfeksi virus ini tidak menunjukkan gejala atau hanya bergejala ringan seperti demam, nyeri kepala, dan mual atau muntah. Namun pada beberapa kasus, dapat terjadi radang otak (ensefalitis) yang menunjukkan gejala nyeri kepala, demam tinggi, penurunan kesadaran hingga koma, tremor, dan kejang.</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Imunisasi Varicella;</strong> melindungi anak dari infeksi virus varicella zoster. Virus ini mengakibatkan penyakit yang oleh orang awam disebut sebagai cacar air. Virus ini tidak hanya menyebabkan cacar air, tetapi juga menyebabkan penyakit Herpes Zoster, suatu bentuk infeksi ulangan cacar air. Meskipun terkesan ringan dan hanya menyerang kulit, meskipun jarang, infeksi varicella dapat menimbulkan komplikasi radang paru.</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Imunisasi Hepatitis A</strong>; melindungi seseorang dari infeksi virus hepatitis A. Oleh masyarakat awam, hepatitis A sering juga dikenal sebagai “sakit kuning.” Karena ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi virus hepatitis A, penyakit ini lebih sering menjangkit anak yang lebih besar, remaja dan dewasa yang sudah lebih banyak terpapar makanan di luar rumah. Hepatitis A dapat ringan, namun dapat juga berat. Meskipun jarang, penyakit ini dapat menyebabkan kegagalan gagalnya fungsi hati yang dapat menyebabkan kematian.</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Imunisasi Tifoid</strong>; melindungi anak dari demam tifoid. Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri<em> salmonella typhii</em> yang ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi. Seperti hepatitis A, demam tifoid juga lebih sering menjangkit anak yang lebih besar, remaja dan dewasa yang sudah lebih banyak terpapar makanan di luar rumah. Tanpa penatalaksanaan yang baik, penyakit ini dapat menjadi berat dan mengancam jiwa.</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Imunisasi Dengue</strong>; mengurangi risiko perawatan di rumah sakit dan gejala berat yang timbul akibat terinfeksi virus dengue.</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Imunisasi HPV</strong><strong> (<em>human papillloma virus</em>)</strong>; melindungi terhadap infeksi HPV oleh jenis virus HPV yang dapat menyebabkan kanker atau keganasan leher rahim (kanker serviks) pada wanita. Vaksin ini dapat mengurangi risiko kejadian sebagian besar kasus kanker serviks jika diberikan kepada anak perempuan yang belum terpapar virus sebelumnya (anak perempuan yang belum menikah atau belum melakukan hubungan seksual).</span></div></li></ul><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Demi menyambut Minggu Imunisasi Dunia yang jatuh pada 24 - 30 April ini, yuk ajak si Kecil imunisasi guna membentuk kekebalan tubuhnya.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Jika ingin tahu lebih banyak informasi mengenai imunisasi, jangan lupa <em>follow</em> Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan <em>download</em> aplikasi PrimaKu ya, MomDad!</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Sumber foto:</strong> Freepik</span></div><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold;"><em style="background-color: unset; font-size: 16px;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</em><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div>

Daftar Imunisasi Anak Lengkap yang Perlu Diketahui Para Orang Tua Baru

daftar-imunisasi-anak-lengkap-yang-perlu-diketahui-para-orang-tua-baru

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Setiap tanggal 22 April, ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah lho, MomDad. Penting nih bagi para orang tua untuk selalu waspada akan penyakit ini. Pasalnya, demam berdarah bisa terjadi pada orang dewasa maupun anak kecil. Agar MomDad dan si Kecil senantiasa terlindung dari demam berdarah, yuk kita kenali lebih lanjut tentang penyakit ini!</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><div><strong>Apa itu demam berdarah?</strong></div></span><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Demam berdarah <em>dengue</em>&nbsp;adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus <em>dengue</em> yang ditularkan oleh gigitan nyamuk <em>aedes aegypti</em> atau<em> aedes albopictus</em>. Terdapat 4 jenis virus <em>dengue</em>, yaitu virus dengue 1, 2, 3, dan 4. Karena terdapat lebih dari satu jenis virus <em>dengue</em>, maka seseorang dapat terkena demam berdarah lebih dari satu kali seumur hidupnya.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><div><strong>Gejala demam berdarah</strong></div><div><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1650610687002-b7bbe68f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-cottonbro-5712673.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></div></span><span style="font-size: 12pt;"><div>Gejala demam berdarah sangat bervariasi, dari yang ringan hingga yang mengancam jiwa, antara lain:</div></span><span style="font-size: 12pt;"><ul><li><div>Demam (suhu tubuh di atas 38°C) yang dapat disertai nyeri di belakang mata</div></li></ul></span><span style="font-size: 12pt;"><ul><li><div>Nyeri otot, tulang, atau nyeri sendi</div></li></ul></span><span style="font-size: 12pt;"><ul><li><div>Sakit kepala</div></li></ul></span><span style="font-size: 12pt;"><ul><li><div>Mual atau muntah</div></li></ul></span><ul style="font-size: 12pt;"><li><div>Bercak kemerahan atau ruam yang dapat tersebar di seluruh tubuh</div></li></ul><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Gejala demamnya sendiri dapat berlangsung selama 2-7 hari. Jika demam yang terjadi tidak disertai dengan kebocoran cairan tubuh maka kondisi ini disebut sebagai demam dengue. Namun, jika terjadi kebocoran cairan dari pembuluh darah, maka kondisi ini disebut sebagai demam berdarah <em>dengue</em> (DBD). DBD dapat mengancam jiwa karena anak berisiko jatuh pada kondisi syok.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">MomDad perlu berhati-hati jika dijumpai tanda-tanda bahaya pada demam <em>dengue</em> pada si Kecil maupun keluarga, seperti:</span></div><div style=""><ul style="font-size: 12pt;"><li><div>Nyeri perut</div></li><li><div>Muntah-muntah (setidaknya 3 kali dalam 24 jam)</div></li><li><div>Perdarahan dari hidung dan gusi</div></li><li><div>Muntah darah atau BAB darah dan kehitaman</div></li><li><div>Anak tampak tidur terus menerus</div></li><li><div>Sulit ditenangkan atau sulit dibangunkan</div></li></ul><div style=""><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Pencegahan demam berdarah di rumah</strong></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><div>Sebagai orang tua, MomDad pastinya tak mau jika si Kecil maupun keluarga, mengalami gejala-gejala di atas. Agar terhindar dari demam berdarah, MomDad bisa melakukan hal berikut, lho<span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">:</span></div></span></div></div><div style=""><ul style="font-size: 12pt;"><li style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt;">Hindari gigitan nyamuk demam berdarah dengan menggunakan losion anti nyamuk atau serangga atau menggunakan pakaian tertutup ketika berpergian, terutama di area yang merupakan tempat persebaran virus <em>dengue</em>. Hampir seluruh daerah di Indonesia merupakan daerah persebaran virus <em>dengue</em>.<br></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt;">MomDad dapat menggunakan kelambu atau jaring-jaring di tempat tidur dan jendela untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah dan menggigit keluarga.</div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt;">Bersihkan rumah, jangan menggantung pakaian yang sudah pernah dipakai di dalam kamar atau ruangan karena bau tubuh kita pada pakaian tersebut merupakan daya tarik nyamuk untuk masuk ke dalam rumah</div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt;">Vaksinasi <em>dengue</em> dapat diberikan pada anak usia 9-16 tahun yang pernah terinfeksi <em>dengue </em>sebelumnya yang dibuktikan dengan uji serologis (antibodi) IgM/IgG <em>anti-dengue</em> yang positif atau pernah dirawat dengan diagnosis <em>dengue</em> (bukti antigen NS-1 positif).</div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt;">3M: membersihkan atau menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya.</div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt;">Menutup rapat-rapat tempat-tempat penyimpanan air seperti bak mandi atau drum. Menutup dapat juga dilakukan dengan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak dijadikan tempat perkembangbiakan nyamuk.</div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt;">Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang limbah barang bekas</div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt;">Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk</div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt;">Memberikan obat yang dapat membunuh jentik nyamuk (larvasida) pada penampungan air yang sulit dikuras (misalnya bubuk Abate)</div></li></ul><div style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;">Jika MomDad sedang mengalami demam dengue, dalam minggu pertama akan terdapat virus <em>dengue</em> yang bersirkulasi dalam darah. Apabila tergigit oleh nyamuk maka virus tersebut dapat berkembang biak dalam tubuh nyamuk dan menyebar ke orang-orang di sekitar. Karena itu, MomDad harus ekstra hati-hati menjaga kebersihan lingkungan apabila ada anggota keluarga yang sedang sakit demam <em>dengue</em>, ya.</span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;">Ingin tahu informasi seputar kesehatan dan tumbuh kembang anak lainnya? Yuk, <em>follow</em> <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram!</span></div><div style="font-size: 12pt;"><br></div></div><p style="font-size: 12pt;"><strong>Sumber foto:&nbsp;</strong>​Freepik</p><div><em style="background-color: unset; font-size: 16px; font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</em></div><p style="font-size: 12pt;"><strong>Referensi:</strong></p><ul><li style="font-size: 12pt;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/dengue/prevention/protect-yourself.html" title="https://www.cdc.gov/dengue/prevention/protect-yourself.html">https://www.cdc.gov/dengue/prevention/protect-yourself.html </a></li><li style="font-size: 12pt;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://promkes.kemkes.go.id/upaya-pencegahan-dbd-dengan-3m-plus" title="https://promkes.kemkes.go.id/upaya-pencegahan-dbd-dengan-3m-plus">https://promkes.kemkes.go.id/upaya-pencegahan-dbd-dengan-3m-plus </a></li></ul><p style="font-size: 12pt;"><br></p></div></div></div></div></div></div>

Lindungi Keluarga dari Demam Berdarah dengan Cara Ini, MomDad!

lindungi-keluarga-dari-demam-berdarah-dengan-cara-ini--momdad-

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Meskipun di Indonesia telah mengizinkan vaksin Covid-19 untuk anak, namun anak dengan usia lebih muda belum bisa divaksin. Hal ini mungkin masih menjadi perhatian penting sekaligus kekhawatiran bagi MomDad yang memiliki anak di bawah umur yang belum divaksin.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Apalagi, mendekati Hari Raya Idul Fitri saat ini, di mana lekat dengan acara kumpul keluarga. Anak yang belum divaksin mungkin akan lebih rentan tertular Corona disaat acara kumpul keluarga, apabila ada yang bergejala.&nbsp;</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan, MomDad bisa melakukan berbagai tips di bawah ini. Yuk, simak apa saja!</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Pastikan seluruh keluarga tidak memiliki gejala Covid-19</strong></span><br></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><b>​</b></span><span style="font-size: 12pt;">Sebelum melakukan acara kumpul keluarga saat Lebaran, coba pastikan terlebih dahulu bahwa seluruh keluarga dalam keadaan sehat. Selain itu, sebaiknya tamu yang memiliki gejala Covid-19 atau memiliki kontak dengan orang yang positif Covid-19 dalam 14 hari terakhir untuk tetap tinggal di rumah dan mengurungkan niat untuk berkumpul.&nbsp;</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tak kalah penting, pastikan seluruh anggota keluarga yang datang juga sudah divaksinasi lengkap, ya, MomDad. Akan lebih baik jika si Kecil dikelilingi oleh orang dewasa atau saudara yang sudah divaksinasi untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><div><strong>Pertimbangkan untuk tes Covid-19 sebelum kumpul keluarga</strong></div><div><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1650190237603-3b6ae313.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-greenvalley-pictures-7793477.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></div></span><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Meski dirasa repot, akan lebih baik untuk mendorong keluarga melakukan tes Covid-10 di rumah sebelum berkumpul. Apalagi, saat acara kumpul keluarga sudah dipastikan yang berkumpul adalah anggota keluarga dari tempat tinggal berbeda.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Selain untuk menjaga anggota keluarga agar tidak terpapar Covid-19, self test ini bisa memberitahukan lebih dini untuk isolasi mandiri bagi keluarga yang tidak dalam keadaan sehat.&nbsp;</span></div></div><div style="font-size: 14pt;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Tetap gunakan masker</strong></span><br></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Jika acara kumpul keluarga di adakan di ruangan tertutup, tetap gunakan masker untuk mengendalikan penyebaran virus corona. Hal ini juga sejalan dengan arahan CDC bahwa membatasi kunjungan dengan orang yang tidak divaksinasi adalah dengan tetap menggunakan masker dan menjaga jarak.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Selain itu, pastikan untuk tetap membuka jendela di ruangan yang tertutup. Usahakan pula acara yang diadakan berlangsung singkat dan dihadiri oleh personil yang tidak telalu banyak. Lagi-lagi, hal ini agar semua anggota keluarga bisa tetap berjaga jarak dan mengurangi risiko menularkan virus pada anak yang tidak divaksinasi.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Selain beberapa hal di atas, pastikan juga bahwa seluruh anggota keluarga tetap menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan saat masuk ke rumah atau selama berada di acara.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Itu lah beberapa tips yang bisa dilakukan MomDad untuk menjaga agar si Kecil tetap aman selama kumpul keluarga. Ada beberapa upaya lain yang bisa mengoptimalkan perlindungan bagi si Kecil, salah satunya dengan menjaga asupan nutrisinya dan menerapkan pola makan bergizi seimbang.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Untuk MomDad yang ingin mendapatkan informasi lain mengenai tumbuh kembang anak, jangan lupa untuk mengikuti akun instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a>, ya. Selain itu, bisa juga lho membaca artikelnya di aplikasi PrimaKu.&nbsp;</span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 16px;">Sumber foto:&nbsp;</span><span style="font-size: 16px; background-color: unset; font-weight: 400;">Pexels dan Freepik</span></div><div style="font-weight: bold;"><em style="background-color: unset; font-size: 16px;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</em><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div></div><div style="font-weight: bold; text-align: justify;"><span class="e-editor-select-start"></span></div></div>

Tips Kumpul Keluarga yang 'Aman' bagi Anak Belum Divaksin

tips-kumpul-keluarga-yang--aman--bagi-anak-belum-divaksin

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Setiap manusia memiliki sistem kekebalan tubuh sejak dalam kandungan, tapi sistem kekebalan tubuh bayi belum bekerja seoptimal dan sekuat orang dewasa sehingga akan rentan terhadap penyakit. Untuk itu, imunisasi penting untuk melindungi anak dari penyakit berbahaya.&nbsp;</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Meski penting, ada kondisi tertentu yang membuat pemberian imunisasi sebaiknya ditunda. <em>So</em>, MomDad perlu mengetahui kapan harus menunda imunisasi, Nah, ini dia beberapa kondisi yang mengharuskan MomDad menunda imunisasi anak. Yuk, simak penjelasan DR. dr. Fitri Hartanto, SpA (K) berikut!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Kondisi yang mengharuskan menunda imunisasi</strong></span><br></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649217005849-90f853cc.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong></strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Imunisasi dapat ditunda apabila ada kontra indikasi untuk dilakukan imunisasi. Hal ini dikarenakan kondisi tubuh bisa saja tidak merespons terhadap imunisasi. Padahal, imunisasi harusnya membangun perlindungan terhadap penyakit. Anak dengan kondisi berikut ini bisa menunda imunisasi:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"></span></p><div style="text-align: justify;"><ul style="font-size: 12pt;"><li><div><strong>Sakit&nbsp;</strong></div></li></ul><div style="font-size: 12pt;">MomDad bisa menunda imunisasi jika si Kecil mengalami demam tinggi yakni lebih dari 38°C. Apalagi, jika anak punya riwayat kejang demam, karena susah untuk mendeteksi demam tersebut setelah imunisasi.&nbsp;<span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">Buat anak yang memiliki reaksi alergi terhadap imunisasi, sebaiknya tunda juga imunisasi dan segera berkonsultasi dengan dokter, ya.</span></div><div style="font-size: 12pt;"><br></div><div style=""><ul><li style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;"><strong>Pengobatan dengan obat penekan imun atau kekebalan</strong></span></div></li></ul><div style=""><span style="font-size: 16px;">Anak yang sedang dalam pengobatan penekan imun atau kekebalan juga bisa menunda imunisasi. Meski diberikan, imunisasi tidak dapat bekerja optimal sebagaimana pada anak yang sehat.</span></div></div><div style="font-size: 12pt;"><br></div><div style=""><ul style="font-size: 12pt;"><li style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt;"><strong>Sedang dalam pengobatan untuk penyakit kronis</strong></div></li></ul><div style="font-size: 12pt;">MomDad juga bisa menunda imunisasi kalau si Kecil sedang menderita penyakit kronis. Hal ini dikarenakan reaksi imunisasi bisa menyulitkan diagnosis dan penanganan pada penyakit tersebut.</div><div style="font-size: 12pt;"><br></div><div style=""><div style=""><p><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-weight: 700;">Dampak negatif menunda imunisasi</span></span><br></p><p><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-weight: 700;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649217374605-082794ec.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 2 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </span></span></p><p><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-weight: 700;"></span></span></p><p><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-weight: 700;"></span></span></p><p><span style="font-size: 16px;">Walaupun imunisasi tidak menjamin penuh pencegahan penyakit, tapi manfaatnya tentu lebih besar daripada risikonya. Misalnya, ketika anak sakit, gejala yang dialami akan jauh lebih ringan dibanding anak yang tidak menerima imunisasi sama sekali.</span></p><p><span style="font-size: 16px;">Penundaan imunisasi bisa membuat bayi dan balita tidak segera memiliki kekebalan sehingga rentan tertular penyakit. Karena belum diimunisasi, anak pun jadi lebih mudah menderita sakit berat dan tertular penyakit.&nbsp;</span></p><p style="margin-bottom: 10px;"><span style="font-size: 16px;">Selain itu, kalau dalam suatu komunitas banyak anak yang belum diimunisasi, penyakit juga akan lebih menular dan menyebar luas sehingga berisiko menimbulkan wabah. Dalam dampak yang besar, hal ini bisa memperbanyak kecacatan dan kasus kematian bayi.</span></p><div><p><span style="font-size: 14pt;"><b>Waktu yang tepat untuk mengejar keterlambatan imunisasi</b></span></p><p><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-weight: 700;"></span></span></p><p><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-weight: 700;"></span></span></p><p><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-weight: 700;"></span></span></p><p><span style="font-size: 16px;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649217632335-fed0aacc.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 3 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </span></p><p><span style="font-size: 16px;">Walaupun harus menunda imunisasi, bukan berarti anak tidak boleh untuk mengikuti imunisasi selanjutnya, ya. MomDad bisa sesegera mungkin mengejar pemberian imunisasi setelah anak sembuh. Misalnya saja, ketika imunisasi anak tertunda karena demam tinggi, segera mungkin melanjutkan imunisasi setelah anak pulih dari sakitnya.</span></p><p><span style="font-size: 16px;">Selain itu, MomDad bisa berkonsultasi juga ke dokter anak untuk memastikan waktu yang tepat dan aman untuk si Kcil bisa mendapatkan imunisasi. Dengan begitu, anak tetap mendapatkan imunisasi yang dibutuhkan di usianya saat ini.&nbsp;</span></p><p><span style="font-size: 16px;">Untuk mencegah agar tidak lupa dan kelewatan jadwal imunisasi, MomDad bisa melakukan berbagai cara sebagai pengingat jadwal imunisasi. Salah satunya dengan menggunakan aplikasi PrimaKu melalui fitur <strong>Imunisasi,&nbsp;</strong>​di mana MomDad bisa mencatat kapan jadwal imunisasi untuk si Kecil.</span></p><p><span style="font-size: 16px;">Perlu diingat, imunisasi sangat penting dilakukan. Dengan memberi imunisasi pada anak, MomDad bukan hanya menjalankan tanggung jawab untuk melindungi si Kecil, tapi juga melindungi orang-orang sekitar dari penyebaran virus yang membahayakan.&nbsp;</span></p><p><span style="font-size: 16px;">Nah, itu dia beberapa kondisi di mana MomDad perlu menunda jadwal imunisasi anak. Untuk mendapatkan lebih banyak konten informatif, MomDad bisa mengikuti akun instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan membaca artikelnya di aplikasi PrimaKu, ya.&nbsp;</span></p><p><br></p><p><em style="font-size: 16px;"><span style="font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</span></em><br></p></div><div><br></div></div></div></div></div><div style="text-align: justify;"><span class="e-editor-select-start"></span></div>

Meskipun Wajib, Ternyata Imunisasi Dapat Ditunda Jika si Kecil Alami Hal Berikut!

meskipun-wajib--ternyata-imunisasi-dapat-ditunda-jika-si-kecil-alami-hal-berikut-

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Imunisasi pada anak merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko komplikasi akibat penyakit berbahaya dan menular. Demi mendukung hal ini, pemerintah juga menetapkan 5 vaksinasi dasar yang wajib didapatkan anak sebelum mereka berusia 1 tahun.<br></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Meski begitu, ada juga beberapa anak yang terlambat melakukan imunisasi. Alasannya bermacam-macam, ada yang karena kesehatan atau bahkan orang tua yang sering lupa. Lantas, apa jadinya ya kalau anak terlambat imunisasi? Yuk, cari tahu jawabannya dalam artikel berikut ini!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Pentingnya imunisasi</strong></span><br></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong> </strong></span></p><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648453625520-43af0f7d.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 1 (3).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Imunisasi merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan anak. Berbagai penyakit terbukti dapat dicegah dengan imunisasi. Ketika anak sudah diimunisasi, tubuhnya akan secara otomatis memiliki sistem imun yang akan bekerja spesifik melawan virus, bakteri, atau kuman penyebab penyakit tersebut.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Sementara, anak yang tidak menerima vaksinasi lengkap bisa berisiko menularkan penyakit yang mereka derita ke orang lain. Alhasil, wabah penyakit dan tingkat kematian akan meningkat. Untuk itu, pemberian imunisasi merupakan hal yang wajib diperhatikan oleh orang tua.</span></div><div style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><br></div></div><div style=""><div style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 14pt;">Bagaimana kalau anak terlambat imunisasi?</span></strong></div><div style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 14pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648453671905-76a6fc8d.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 2 (3).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </span></strong></div><div style="text-align: justify;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Pada dasarnya, untuk mendapatkan perlindungan optimal, imunisasi harus berikan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Ada imunisasi yang cukup diberikan satu kali, seperti BCG, ada pula yang harus diulang seperti DPT dan Hepatitis B. Namun, ada kalanya pemberian imunisasi terpaksa terhambat oleh berbagai hal, seperti ketersediaan vaksin, anak mengalami sakit, atau orang tua yang lupa. Lalu, apa yang harus dilakukan bila ada imunisasi yang terlambat atau terlewat?</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Nah, hal pertama yang harus dilakukan MomDad adalah segera membawa si kecil menemui dokternya. MomDad bisa melaporkan bahwa ada imunisasi yang terlewat atau terlambat. Imunisasi yang terlambat tersebut dapat segera diberikan selama kondisi anak sehat dan tidak ada kondisi medis khusus.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Kalau ternyata imunisasi yang terlambat merupakan imunisasi dengan dosis ganda, maka jarak pemberian antar dosis sesuai dengan anjuran jarak pemberian sebenarnya. Misalnya imunisasi DPT yang diberikan setiap 4-8 minggu, apabila dosis pertama diberikan tepat waktu, namun dosis berikutnya terlambat, maka dosis pertama tidak diulang dan dosis kedua dapat segera diberikan.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Namun, ada juga imunisasi yang memiliki batas maksimal usia pemberian, seperti imunisasi Rotavirus. Sementara untuk anak yang belum diberikan imunisasi BCG saat usia lebih dari 3 bulan, perlu pemeriksaan uji tuberkulin terlebih dahulu.</span></div><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold;"><br></div><div style=""><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold;"><strong>Tips agar tidak terlambat imunisasi</strong></div><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648453847759-3d5b1210.jpg" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="sub 3.jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px; max-height: 429px;"> </div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Sekarang MomDad sudah tahu kan betapa pentingnya imunisasi? Nah, untuk itu penting&nbsp; bagi MomDad untuk selalu ingat jadwal imunisasi anak. Agar tidak lagi telat imunisasi, MomDad bisa melakukan beberapa hal misalnya memberi pengingat untuk jadwal vaksin anak, mencatat jenis vaksin selanjutnya yang harus didapatkan anak, mengingat tanggal lahir anak agar jadwal vaksin bisa berpedoman pada tanggal lahir anak tiap bulan.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Nah, untuk memudahkan, MomDad juga bisa lho dengan mengunduh aplikasi PrimaKu. Nantinya, MomDad bisa melihat jadwal imunisasi IDAI yang disertai <em>reminder</em> yang dapat membantu imunisasi anak tepat waktu.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Fitur ini juga berfungsi sebagai catatan yang ditunjukkan ke dokter apabila MomDad ingin meminta sertifikat imunisasi untuk kebutuhan sekolah. Selain itu, bagi MomDad yang memiliki anak lebih dari 1, aplikasi pencatatan imunisasi dari PrimaKu akan lebih memudahkan karena MomDad tidak perlu memiliki banyak buku KIA untuk memantau jadwal imunisasi anak.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Jadi, tidak ada alasan lagi untuk lupa jadwal imunisasi anak karena sekarang MomDad bisa dengan mudah melihatnya dalam aplikasi PrimaKu. Yuk, pastikan imunisasi anak sudah lengkap untuk mendukung kesehatan dan tumbuh kembangnya!</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Untuk mendapatkan informasi lainnya tentang imunisasi dan tumbuh kembang anak, pastikan <em>follow </em>instagram Primaku <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a>, ya. Selain itu, pantau terus artikelnya di aplikasi PrimaKu.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Sumber foto: <strong>Unsplash</strong></span></div><div style=""><em style="font-size: 16px; font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</em><span style="font-size: 12pt;"><strong><br></strong></span></div></div></div></div><div style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span class="e-editor-select-start"></span></div></div>

Anak Terlambat Imunisasi? Ini yang Harus Dilakukan MomDad!

anak-terlambat-imunisasi--ini-yang-harus-dilakukan-momdad-

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">​</span><span style="font-size: 12pt;">Imunisasi dibutuhkan untuk mendapatkan kekebalan tubuh atau antibodi yang bertujuan melindungi atau mengurangi keparahan penyakit yang mungkin diderita anak. Namun jika MomDad memiliki bayi yang lahir prematur, maka imunisasi bukan lagi pertimbangan, melainkan keharusan karena bayi prematur lebih berisiko mengalami komplikasi penyakit. MomDad tidak perlu galau mengenai kapan bayi prematur mendapatkan imunisasi. Simak informasinya lebih lanjut, yuk!</span><br></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Imunisasi bayi prematur</strong></span><br></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648116734449-96fc2937.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Yang disebut bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum waktu kelahiran normal, yakni di bawah 37 minggu. Bayi prematur umumnya memiliki berat badan yang rendah dengan fisik yang sangat kecil, sehingga rentan berisiko mengalami masalah kesehatan. Tidak jarang, bayi prematur memerlukan perawatan intensif khusus atau<em> neonatal intensive care unit</em> (NICU).</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Bayi prematur rentan mengalami komplikasi akibat infeksi atau penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Karena itu, imunisasi sesuai jadwal rekomendasi menjadi sangat penting. MomDad tidak perlu khawatir tentang keamanan vaksin pada bayi prematur, karena vaksin yang tersedia saat ini aman diberikan pada bayi cukup bulan maupun bayi prematur.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Selain itu, risiko efek samping ringan terkait vaksin yang ditimbulkan pada bayi prematur tidak berbeda dengan bayi cukup bulan. Pada beberapa jenis vaksin, kekebalan yang dihasilkan tubuh bayi prematur pasca imunisasi memang tidak setinggi pada bayi cukup bulan, namun tetap menghasilkan kadar antibodi yang protektif.</span></p><p style="text-align: justify;"></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Bayi prematur dapat diimunisasi mengikuti usia kronologisnya asalkan dalam kondisi stabil dan baik. Misalnya, jika bayi normal dapat diimunisasi DPT di usia 2 bulan, atau paling cepat di usia 6 minggu, maka bayi prematur juga dapat diimunisasi DPT pada usia kronologis 2 bulan, mengikuti jadwal imunisasi IDAI 2020.</span></p><div style="text-align: justify;"><div><span style="font-size: 12pt;">Jika bayi prematur dalam kondisi stabil dan memiliki berat lahir di atas 2000 gram, maka bayi harus menerima imunisasi dosis lengkap, seperti BCG, difteri, tetanus, pertusis, Haemophilus influenzae tipe B, polio, pneumokokus, dan hepatitis B.</span></div><div><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div><span style="font-size: 14pt;"><strong>Perhatian khusus untuk vaksin Hepatitis B</strong></span><br></div><div><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1648116837044-2cabbd28.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></div><div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Pada bayi prematur dengan berat lahir kurang dari 2000 gram, imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda hingga usia bayi mencapai 1 bulan atau berat badan mencapai 2000 gram. Hal ini lantaran di bawah usia kronologis 1 bulan, respon imun yang dihasilkan dari imunisasi belum adekuat.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Namun, jika ibu berstatus HBsAg positif, maka bayi prematur akan mendapat imunisasi Hep B dan hepatitis B imunoglobulin (HBIg) dalam 12 jam pertama kehidupan. Namun, perlu diingat bahwa pemberian vaksin hepatitis B pada bayi prematur tidak dianggap dosis primer, sehingga jumlah dosis vaksin hepatitis B pada bayi prematur akan lebih banyak daripada bayi cukup bulan bila ia lahir dari ibu dengan HBsAg positif.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Jadi jangan ragu lagi untuk segera melakukan imunisasi bayi prematur sesuai jadwal ya, MomDad! Yuk, lindungi anak-anak kita dari penyakit yang sudah ada pencegahannya! Ketahui informasi seputar tumbuh kembang anak hingga MPASI dengan mengikuti Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan baca artikel lainnya lewat aplikasi PrimaKu.&nbsp;</span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;">Sumber foto:&nbsp;</span><span style="font-size: 16px; background-color: unset; font-weight: 400;">Freepik</span></div><div style="font-weight: bold;"><em style="font-size: 16px; font-weight: 400;"><span style="font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</span></em><span style="font-size: 16px; background-color: unset; font-weight: 400;"><br></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span class="e-editor-select-start"></span></div>

Masih Galau Imunisasi Bayi Prematur? Ketahui Informasi Lengkapnya di Sini, Yuk!

masih-galau-imunisasi-bayi-prematur--ketahui-informasi-lengkapnya-di-sini--yuk-

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">MomDad tentunya pernah mendengar penyakit gondongan, bukan?&nbsp;</span><span style="font-size: 16px; background-color: unset;">Gondongan adalah penyakit yang biasanya bersifat ringan. Komplikasi yang serius, seperti terjadinya radang pankreas (pankreatitis) atau radang selaput otak (meningitis), sangatlah jarang terjadi. Pada anak laki-laki yang telah mengalami pubertas, dapat terjadi radang testis (buah zakar) atau orkhitis. Lantas, apa sih penyebab penyakit ini? Yuk, cari tahu melalui artikel di bawah!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Apa itu gondongan?</strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Gondongan atau </span><em><span style="font-size: 12pt;">mumps</span></em><span style="font-size: 12pt;">, yang dalam bahasa medis disebut parotitis, adalah penyakit peradangan atau pembengkakan kelenjar parotis, salah satu kelenjar liur yang terletak di belakang telinga. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang sangat menular, sehingga dahulu, sebelum adanya vaksin MMR (</span><em><span style="font-size: 12pt;">mumps, measles, rubella</span></em><span style="font-size: 12pt;">), hampir semua orang pernah mengalami terjangkit gondongen. Karena virus </span><em><span style="font-size: 12pt;">mumps </span></em><span style="font-size: 12pt;">hanya mempunyai satu varian, maka nenek moyang kita juga tahu bahwa pada umumnya kita hanya akan terjangkit gondongen sekali seumur hidup.&nbsp;</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Gejala gondongan</strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Infeksi virus </span><em><span style="font-size: 12pt;">mumps </span></em><span style="font-size: 12pt;">umumnya didahului dengan nyeri kepala dan demam yang relatif ringan, lesu dan kurang bernapsu makan, lalu diikuti dengan tanda khas dari penyakit gondongan, yaitu nyeri dan bengkak pada kelenjar parotis. Gondongan bisa mengenai satu atau dua sisi.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649682920857-8f5d22e0.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="C0025000.width-320.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Gondongan menular dengan cara yang sama seperti flu dan selesma, yaitu melalui percikan liur penderita yang terhirup atau menempel di permukaan dan masuk ke hidung atau mulut orang lain. Seseorang yang sedang menderita gondongan akan sangat menularkan (infeksius) selama beberapa hari sebelum munculnya gejala dan beberapa hari kemudian. Selama masa penularan tersebut, sangat penting untuk menjaga agar infeksi tidak menular ke orang lain, terutama anak dan remaja yang belum atau tidak divaksinasi. Tentu saja hal ini tidak mudah karena anak sudah dapat menularkan ke anak lain sebelum dia bergejala.</span></p><p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 14pt;">&nbsp;Mencegah penyebaran gondongan</span></strong></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Jika si Kecil sedang mengalami gondongan, MomDad dapat membantu mencegah penyebaran infeksinya dengan cara:&nbsp;</span></p><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">•</span><span style="white-space:pre">	</span><span style="font-size: 12pt;">Cuci tangan MomDad dan si Kecil dengan air mengalir dan sabun</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">•</span><span style="white-space:pre">	</span><span style="font-size: 12pt;">Tutupi mulut dan hidung si Kecil bila ia bersin dan segera cuci tangan setelahnya</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">•</span><span style="white-space:pre">	</span><span style="font-size: 12pt;">Biarkan si Kecil istirahat di rumah dan tidak masuk sekolah, setidaknya 5 hari setelah munculnya gejala</span></div></div><div style="text-align: justify;">&nbsp;</div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tidak ada terapi atau obat khusus untuk gondongan, karena infeksi virus </span><em><span style="font-size: 12pt;">mumps </span></em><span style="font-size: 12pt;">bersifat swasirna (<em>self-limiting</em>) atau dapat sembuh sendiri dalam waktu sekitar 1-2 minggu. Pemeriksaan laboratorium juga tidak diperlukan untuk menegakkan diagnosis gondongan. Sementara itu, MomDad dapat memberikan pengobatan kepada si Kecil yang menderita gondongan dengan cara:&nbsp;</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">•</span><span style="white-space:pre">	</span><span style="font-size: 12pt;">Istirahat dan minum air putih yang cukup</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">•</span><span style="white-space:pre">	</span><span style="font-size: 12pt;">Obat penghilang demam sesuai kebutuhan</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">•</span><span style="white-space:pre">	</span><span style="font-size: 12pt;">Kompres hangat pada kelenjar yang bengkak untuk mengurangi nyeri</span></div></div><div style="text-align: justify;"><span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Gondongan merupakan penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi MMR (</span><em><span style="font-size: 12pt;">mumps, measles</span></em><span style="font-size: 12pt;">/ campak, </span><em><span style="font-size: 12pt;">rubella</span></em><span style="font-size: 12pt;">). Berdasarkan pedoman imunisasi IDAI tahun 2020, anak dapat diberikan imunisasi MMR pada usia 18 bulan dan 5-7 tahun. Yuk, MomDad lengkapi imunisasi si Kecil!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Jika ingin mengetahui lebih banyak seputar kesehatan ibu dan anak, pantau terus artikel terbaru dari kami melalui aplikasi PrimaKu dan jangan lupa follow Instagram </span><a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank"><span style="font-size: 12pt;">@official_primaku</span></a><span style="font-size: 12pt;">.</span></p><p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Sumber foto</span></strong><span style="font-size: 12pt;">: Medical News Today &amp; n</span><span style="font-size: 12pt;">hs.co.uk</span></p><p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Bahan bacaan:&nbsp;</span></strong><span style="background-color: unset; font-size: 12pt;">Davidson P, Morris J. Mumps. Didapat dari </span><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534785/" title="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534785/"><span style="font-size: 12pt;">https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534785/</span></a></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div>

Bisa Jadi Penyakit Mematikan, Ketahui Kapan Harus Melengkapi Imunisasi Polio bagi Anak!

Bisa Jadi Penyakit Mematikan, Ketahui Kapan Harus Melengkapi Imunisasi Polio bagi Anak!

Daftar Imunisasi Anak Lengkap yang Perlu Diketahui Para Orang Tua Baru

Daftar Imunisasi Anak Lengkap yang Perlu Diketahui Para Orang Tua Baru

Lindungi Keluarga dari Demam Berdarah dengan Cara Ini, MomDad!

Lindungi Keluarga dari Demam Berdarah dengan Cara Ini, MomDad!

Tips Kumpul Keluarga yang 'Aman' bagi Anak Belum Divaksin

Tips Kumpul Keluarga yang 'Aman' bagi Anak Belum Divaksin

Meskipun Wajib, Ternyata Imunisasi Dapat Ditunda Jika si Kecil Alami Hal Berikut!

Meskipun Wajib, Ternyata Imunisasi Dapat Ditunda Jika si Kecil Alami Hal Berikut!

Anak Terlambat Imunisasi? Ini yang Harus Dilakukan MomDad!

Anak Terlambat Imunisasi? Ini yang Harus Dilakukan MomDad!

Masih Galau Imunisasi Bayi Prematur? Ketahui Informasi Lengkapnya di Sini, Yuk!

Masih Galau Imunisasi Bayi Prematur? Ketahui Informasi Lengkapnya di Sini, Yuk!

Mengenal Gondongan pada Anak

Mengenal Gondongan pada Anak