Dalam beberapa kondisi, Mom mungkin tidak bisa memberikan ASI secara langsung kepada si Kecil, sehingga perlu menyimpannya. Hal tersebut dibolehkan, tapi memang menyimpan ASI perah (ASI) tidak boleh sembarangan.&nbsp;&nbsp;Sebab, penyimpanan ASIP yang salah bisa membuat kualitas ASI memburuk, bahkan membahayakan kondisi kesehatan bayi. Nah, pastikan Mom tidak melakukan kesalahan dalam menyimpan ASIP berikut ini, ya!Menyimpan ASI perah di pintu kulkas&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/11074add1b52c62dc862c215f8675e875_1673411423508.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-901110012-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="max-width: 1062px; min-width: 0px; min-height: 0px;">Menyimpan ASI di pintu kulkas bisa merusak ASI. Hal ini karena pintu kulkas adalah tempat yang paling tidak stabil suhunya. Pintu kulkas yang sering dibuka-tutup membuat suhunya tidak stabil dan memungkinkan bakteri tumbuh dalam ASI. Selain itu, pintu kulkas juga merupakan area tempat bermacam produk makanan disimpan. Hal ini memungkinkan ASI bersentuhan dengan makanan lain. Menyimpan kembali ASI perah yang sudah diminum<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/c04b75e6c24ce5d9cbdd671437f3fcfb_1673411435625.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-541308286-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="max-width: 1062px; min-width: 0px; min-height: 0px;">Apa yang dilakukan Mom saat bayi menyisakan ASI dari kulkas? Apakah menyimpannya kembali atau membuangnya? Mungkin Mom merasa sayang kalau membuangnya. Namun, perlu diketahui bahwa ASI yang sudah dicairkan berisiko mengalami kontaminasi dan memberi kesempatan bakteri untuk tumbuh di dalamnya. Jadi, bila dipanaskan kembali, sama saja dengan memberi si Kecil sebotol penuh bakteri. Mencampur ASI perah beku dengan ASI segar<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/fd93c031dd98ae838672ffe3a9580ca3_1673411452391.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1268683962-612x612 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="max-width: 1062px; min-width: 0px; min-height: 0px;">Sebaiknya tidak mencampur ASI-P segar dan ASI-P beku, ya, MomDad. Hal ini karenakedua ASI tersebut memiliki perbedaan suhu sehingga berpotensi merusak kandungan gizinya. Apalagi kalau ASI-P yang dicampur memiliki selisih tanggal yang cukup jauh, pasti kualitasnya sudah tidak sama lagi. Menyimpan ASI hingga wadah penuh&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/45d35f46c74f7312c810496f63a734c68_1673411478047.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-486333504-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="max-width: 1062px; min-width: 0px; min-height: 0px;">Cara penggunaan wadah penyimpanan ASI juga perlu diperhatikan agar ASI tidak mudah rusak. Nah, sebaiknya jangan menyimpan ASI hingga wadah penuh. Bila terlalu penuh, wadah penyimpanan ASI akan mengembang ketika dibekukan sehingga berisiko bocor. Kalau bocor, tentu bakteri bisa masuk ke dalamnya sehingga tidak layak dikonsumsi lagi.&nbsp; Menyimpan ASIP dekat dengan daging segar<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1eb19649565487c6f91e9395f649591c_1673411493087.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1349021216-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="max-width: 1062px; min-width: 0px; min-height: 0px;">Tahukah Mom kalau ASIP sebaiknya punya kulkas sendiri? Ya, beberapa makanan sebaiknya tidak diletakkan bersamaan dengan ASI karena walaupun wadahnya tertutup rapat, ada bakteri tak kasat mata yang bisa menjelajah di sekitar kemasan ASI.&nbsp;Salah satunya jangan menyimpan ASIP dekat dengan daging segar karena bisa saja kuman dari daging segar mencemari area sekitar kemasan ASI. Jadi, meskipun sudah dipompa dan dimasukkan ke wadah steril, apabila didekatkan dengan benda tidak steril, maka higienitasnya akan diragukan.&nbsp;Itulah beberapa cara menyimpan ASI yang sebaiknya tidak dilakukan ya, MomDad. Yuk, lebih teliti lagi saat menyimpan ASI agar kandungannya tidak rusak dan tumbuh kembang si Kecil optimal.Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Hindari Hal Ini saat Menyimpan ASI, Mom!

hindari-hal-ini-saat-menyimpan-asi--mom--1692880409512

Pengenalan MPASI adalah langkah penting dalam perkembangan bayi yang penting untuk memperhatikan pilihan makanan serta cara mencampurkannya. Mencampur makanan secara sembarangan atau asal dalam MPASI dapat berisiko bagi kesehatan dan perkembangan bayi. Pemilihan makanan dan cara mencampurkannya harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti potensi reaksi alergi atau gangguan pencernaan. Berikut bahan makanan yang sebaiknya tidak dicampur ke dalam MPASI:<ul><li style="text-align: justify;">Hewan bercangkang yang mentah atau setengah matang, seperti aneka kerang, tidak boleh diberikan pada bayi karena dapat menyebabkan keracunan makanan.</li><li style="text-align: justify;">Hiu, ikan pedang, dan marlin, lebih baik tidak diberikan karena umumnya mengandung kadar merkuri yang cukup tinggi.</li><li style="text-align: justify;">Telur mentah atau setengah matang, dapat menyebabkan infeksi salmonellosis pada bayi.</li><li style="text-align: justify;">Madu, dapat mengandung bakteri yang memproduksi toksin sehingga menyebabkan penyakit botulism, dilarang untuk diberikan pada anak di bawah 1 tahun.</li><li style="text-align: justify;">Kacang-kacangan dalam bentuk utuh, karena berisiko menyebabkan bayi tersedak. Aneka kacang-kacangan dapat diberikan sejak bayi berusia 6 bulan asalkan disesuaikan teksturnya (saring, blender, cincang halus).</li></ul>Selalu konsultasikan dengan dokter anak atau ahli gizi sebelum memulai MPASI dan memasukkan jenis makanan baru. Petunjuk yang tepat dan hati-hati dalam memilih makanan akan membantu memastikan bahwa si Kecil mendapatkan nutrisi yang tepat dan tidak mengalami masalah pencernaan atau alergi.Referensi:&nbsp;NHS (18 August 2022). Foods to avoid giving babies and young children. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/foods-to-avoid-giving-babies-and-young-children/" title="https://www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/foods-to-avoid-giving-babies-and-young-children/">https://www.nhs.uk/conditions/baby/weaning-and-feeding/foods-to-avoid-giving-babies-and-young-children/</a>

Jenis Makanan Ini Sebaiknya Tidak Dicampur ke dalam MPASI!

jenis-makanan-ini-sebaiknya-tidak-dicampur-ke-dalam-mpasi--1692879694085

Ketika baru divaksinasi, kemungkinan tubuh anak akan mengalami reaksi, seperti demam, pusing, atau bengkak di area suntikan. Sebagai orang tua, tentu MomDad tidak tega melihat kondisi si Kecil, sehingga sebisa mungkin memberikan kenyamanan agar ia tidak rewel. Namun, ketika mengatasi si Kecil yang rewel pasca vaksinasi, MomDad tidak boleh sembarangan. Menurut dr. Yuni Astria, Sp.A, ada 3 hal yang sebaiknya tidak dilakukan setelah anak vaksinasi, antara lain:&nbsp;<ul><li style="text-align: justify;">Mengajak anak bermain terlalu heboh karena aktivitas tubuh yang tinggi cenderung membuat anak jadi lebih lelah dan akhirnya ia mudah lemas terkait tubuh juga sedang bekerja membentuk sistem imun yang baru.</li><li style="text-align: justify;">Diberikan jamu, minuman herbal atau obat tanpa anjuran dari dokter. MomDad dapat meningkatkan kenyamanan anak mulai dari pemberian ASI atau susu lebih sering, seka atau mandi dengan air hangat, dan perbanyak waktu istirahat si Kecil.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Mengoleskan obat atau krim di bekas suntikan vaksin tanpa anjuran dokter. Bekas suntikan yang nyeri dapat dan cukup dikompres dengan air dingin. Umumnya, kemerahan, nyeri, dan pembengkakan di bekas suntikan akan hilang dalam dua hari.</li></ul>Nah, itulah 3 hal yang sebaiknya MomDad hindari setelah si Kecil vaksinasi. Semoga informasi di atas bermanfaat ya bagi MomDad.&nbsp;MomDad mau vaksinasi anak lebih hemat? Booking Vaksin di PrimaKu aja! Selama bulan Agustus 2023, Booking Vaksin di PrimaKu diskon hingga 50%*, lho. Jangan lupa masukkan kode voucher AUG50* sebelum proses pembayaran, ya!<div style="text-align: justify;"> </div>

Hindari Lakukan 3 Hal Ini setelah Anak Vaksinasi!

hindari-lakukan-3-hal-ini-setelah-anak-vaksinasi--1693394159300

Menyiapkan perlengkapan bayi newborn memang hal yang menyenangkan. Tak jarang, banyak orang tua membeli perlengkapan bayi newborn hanya karena kesenangan semata, tanpa mempertimbangkan manfaat jangka panjangnya. Seperti halnya beberapa barang berikut, yang rentan dibeli orang tua, tapi ternyata jarang dipakai.Tempat ganti popokBayi baru lahir sering kali lebih sering mengganti popok, dan beberapa orang tua mungkin merasa bahwa mereka dapat dengan mudah mengganti popok di tempat-tempat yang sudah ada di rumah, seperti tempat tidur atau permukaan yang mudah dibersihkan.BedongPenggunaan bedong yang tidak benar atau terlalu ketat dapat meningkatkan risiko tersedak atau sulit bernapas pada bayi. Selain itu, penggunaan bedong secara berlebihan dapat menghambat perkembangan motorik bayi.Sarung tangan &amp; kaus kakiMenggunakan sarung tangan mungkin mencegah bayi menyentuh atau menjilat tangannya. Namun, sarung tangan dapat menghambat perkembangan motorik bayi. Begitupun dengan kaus kaki. Bayi perlu merasakan lingkungannya dan belajar meraih dan menggerakkan tangan mereka untuk mengembangkan koordinasi dan kekuatan otot.Boks bayiBeberapa rumah memiliki ruang yang terbatas, dan menambahkan boks bayi mungkin tidak praktis atau memadai. Selain itu, perkembangan bayi sangat pesat, sehingga boks bayi hanya akan dipakai sebentar saja.Bantal dan guling bayiMenurut American Academy of Pediatrics, bayi tidak dianjurkan menggunakan bantal setidaknya sampai usia balita. Pasalnya, penggunaan bantal pada bayi dapat menyebabkan risiko, seperti memperlambat evaluasi dan pengobatan bayi yang memiliki bentuk kepala tidak lazim namun serius, misalnya craniosynostosis atau kondisi penutupan ubun-ubun besar kepala bayi yang lebih cepat dari seharusnya, hingga kematian mendadak (sudden infant death syndrome) akibat menutupi wajah bayi.Melengkapi kebutuhan bayi newborn pada setiap keluarga tentu berbeda-beda. Semua kembali lagi kepada keputusan MomDad dalam merawat si Kecil.Referensi:<ul><li style="text-align: left;">Rachel Y. Moon, MD, FAAP; Rebecca F. Carlin, MD, FAAP; Ivan Hand, MD, FAAP; THE TASK FORCE ON SUDDEN INFANT DEATH SYNDROME AND THE COMMITTEE ON FETUS AND NEWBORN</li><li style="text-align: left;">Food and Drugs Administration. Do not use infant head shaping pillows to prevent or treat any medical condition: FDA safety communication. Didapat dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.fda.gov/medical-devices/safety-communications/do-not-use-infant-head-shaping-pillows-prevent-or-treat-any-medical-condition-fda-safety" title="https://www.fda.gov/medical-devices/safety-communications/do-not-use-infant-head-shaping-pillows-prevent-or-treat-any-medical-condition-fda-safety">https://www.fda.gov/medical-devices/safety-communications/do-not-use-infant-head-shaping-pillows-prevent-or-treat-any-medical-condition-fda-safety </a></li></ul>

Perlengkapan Newborn yang Rentan Dibeli, tapi Jarang Dipakai

perlengkapan-newborn-yang-rentan-dibeli--tapi-jarang-dipakai-1692786721468

Salah satu milestone dalam tumbuh kembang bayi adalah mampu duduk tegak. Kemampuan bayi untuk duduk tegak memiliki banyak manfaat penting dalam perkembangan fisik, motorik, sosial, dan kognitif. Saat bayi belajar duduk tegak, otot-otot inti, punggung, leher, dan paha mereka harus bekerja sama untuk menjaga keseimbangan. Hal ini membantu mengembangkan kekuatan otot-otot tersebut dan mempersiapkan bayi untuk mencapai tonggak motorik lainnya, seperti merangkak dan berdiri. <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/cdb731662f6275a12c0d84def35d106b7_1692777146501.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-08-23T145156.384.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Kemampuan bayi untuk duduk tegak berkembang secara bertahap dan dapat bervariasi antara satu bayi dengan bayi lainnya. Secara umum, bayi mulai menunjukkan tanda-tanda kemampuan untuk duduk tegak sekitar usia 4 hingga 7 bulan. Apabila bayi belum bisa duduk tegak pada jangka usia tertentu, kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Otot bayi belum cukup kuat untuk menyokong tubuhnya (leher, torso, dan punggung), hal ini dapat dihindari dengan mempraktekkan tummy time pada bayi.</li><li style="text-align: justify;">Belum mempunyai kontrol kepala yang cukup untuk duduk tegak.</li><li style="text-align: justify;">Keterlambatan perkembangan motorik kasar.</li><li style="text-align: justify;">Hipotonia; lemahnya otot pada bayi, kondisi ini dapat diatasi dengan terapi fisik dan okupasi serta stimulasi sensori.</li><li style="text-align: justify;">Arthrogryposis; kondisi di mana bayi memiliki sendi yang kaku dan/atau tidak dapat bergerak sebagaimana seharusnya.</li></ul>Perlu diingat bahwa setiap bayi berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Ada bayi yang mungkin mengembangkan kemampuan untuk duduk tegak lebih awal atau lebih lambat dari perkiraan tersebut. Jika MomDad memiliki kekhawatiran tentang perkembangan motorik si Kecil, penting untuk berkonsultasi dengan dokter.Referensi:<ul><li style="text-align: left;">What to Expects (July 12, 2021). When Your Baby Will Sit Up — With Your Help and Alone. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.whattoexpect.com/first-year/sit-up/" title="https://www.whattoexpect.com/first-year/sit-up/">https://www.whattoexpect.com/first-year/sit-up/ </a></li><li style="text-align: left;">Cleveland Clinic (12/29/2021). Hypotonia in Babies. <a classname="e-rte-anchor" href="https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22223-hypotonia-in-babies" title="https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22223-hypotonia-in-babies">https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22223-hypotonia-in-babies </a></li><li style="text-align: left;">Johns Hopkins Medicine. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/arthrogryposis" title="https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/arthrogryposis">https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/arthrogryposis </a></li></ul>﻿﻿

Anakku Belum Bisa Duduk Tegak, Kenapa ya?

anakku-belum-bisa-duduk-tegak--kenapa-ya--1692777215423

Ketika anak sakit, tak jarang orang tua memberikan buah jambu sebagai ‘obat’ alami, karena dipercaya dapat meningkatkan trombosit. Pasalnya, jambu merah memiliki reputasi sebagai buah yang bisa meningkatkan jumlah trombosit dalam darah. Namun, benarkah demikian?Jambu biji (Psidium guajava) diketahui mengandung vitamin C, vitamin A, besi, kalsium, mangan, fosfor, flavonoid, dan quercetin. Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan pada hewan, dikatakan bahwa kandungan quercetin pada jambu biji dapat menstimulasi produksi megakariosit dan trombosit. Trombosit berperan dalam menghasilkan zat yang menandakan adanya radang di dalam tubuh. Zat tersebut akan memanggil sel imun yang lain untuk mengatasi peradangan yang terjadi. Trombosit juga memiliki efek antimikroba dan mampu membunuh kuman, serta dapat memanggil leukosit atau sel darah putih ke lokasi terjadinya serangan kuman.Mengonsumsi jus atau buah jambu ketika sedang sakit hanya berperan sebagai asupan tambahan dan membantu meningkatkan jumlah trombosit, tetapi tidak mengobati penyebab demam tersebut. Apabila anak demam, konsultasikan dengan dokter untuk mencari penyebabnya.Referensi:<ul><li style="text-align: left;">Atik N, Munawir DS, Tarawifa S, Darmadji HP. Effect of guava extract administration on megakaryocytes amount in mice femur. IJCP. 2017. </li><li style="text-align: left;">Ali RA, Wuescher LM, Worth RG. Platelets: essential components of the immune system. Curr Trends Immunol. 2015;16:65-78.</li></ul>﻿﻿

Jambu Merah Bisa Menaikkan Trombosit, Mitos vs Fakta?

jambu-merah-bisa-menaikkan-trombosit--mitos-vs-fakta--1692759915684

Memberikan les berenang pada bayi sepertinya kian menjadi tren. Banyak orang tua yang mengajarkan bayinya les berenang, meskipun usianya masih terbilang sangat belia. Les berenang untuk bayi dapat menjadi pilihan yang baik untuk beberapa keluarga, tetapi tidak dianggap sebagai keharusan. Berenang adalah kegiatan fisik yang bermanfaat bagi perkembangan motorik dan kesehatan bayi. Namun, sebenarnya, bayi perlu nggak sih diikutkan kelas berenang?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3cbf14ee224294e4ff9322468095687f_1692714012290.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-08-22T212003.813.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Seperti yang sudah dijelaskan di atas, berenang memiliki beberapa manfaat untuk tumbuh kembang bayi, diantaranya:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Mengurangi risiko tenggelam</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Meningkatkan koordinasi gerak</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Melatih keseimbangan anak</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Baik untuk Kesehatan jantung dan paru</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Meningkatkan massa otot</li></ul>American Academy of Pediatrics menyarankan anak mulai usia 1 tahun sudah dapat diajarkan berenang. Di usia 4 tahun, anak sudah sangat siap untuk mengikuti les renang.Tak bisa dipungkiri kalau biaya kelas berenang mungkin terbilang tinggi untuk beberapa keluarga. Sebagai gantinya, ada lho aktivitas lain yang berupa aktivitas fisik memiliki manfaat yang hampir sama dengan les berenang, misal bermain sepeda atau sepakbola juga dapat meningkatkan koordinasi gerak, melatih keseimbangan, serta baik bagi Kesehatan secara umum. Namun, untuk menghindarkan risiko tenggelam, memang hanya dapat dicapai melalui kemampuan berenang.Jadi, memberikan les berenang kepada si Kecil merupakan pilihan masing-masing orang tua ya, MomDad. Apabila punya budget lebih, MomDad bisa menjadikan berenang sebagai salah satu aktivitas fisik si Kecil.Referensi:<ul><li style="text-align: left;">American Academy of Pediatrics (Copyright © 2019). <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/at-play/Pages/Swim-Lessons.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/at-play/Pages/Swim-Lessons.aspx">https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/at-play/Pages/Swim-Lessons.aspx </a></li><li style="text-align: left;">Healthline (Febryary 5, 2019). 8 Benefits of Infant Swim Time. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/parenting/infant-swimming" title="https://www.healthline.com/health/parenting/infant-swimming">https://www.healthline.com/health/parenting/infant-swimming </a></li></ul>﻿﻿

Perlu Nggak sih Anak Diajarkan Berenang sejak Dini?

perlu-nggak-sih-anak-diajarkan-berenang-sejak-dini--1692714076177

Suka melempar makanan adalah salah satu fase tumbuh kembang yang umum terjadi. Mungkin anak merasa tertarik dengan sensasi dan suara yang dihasilkan saat ia melempar makanan. Perilaku ini termasuk ke dalam tahap perkembangan eksplorasi sensorik. Terdapat beberapa sebab anak melempar makanannya. Misalnya, anak usia 6 bulan mungkin melempar makanan karena ia tertarik akan gravitasi, sementara, anak usia 12 bulan mungkin karena ia mulai mempelajari hubungan sebab akibat.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/bbe8c5d3f4e41114aaa57b89615a154f_1692713618731.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-08-22T211324.450.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Melempar makanan dapat muncul sejak anak mulai MPASI dan dapat berlangsung hingga mereka berusia 1-2 tahun. Lalu, apakah orang tua perlu melarang anak melempar makanan? Alih-alih melarang atau memarahinya, MomDad dapat melakukan tips berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Jangan langsung memberikan reaksi ketika si Kecil mulai melempar makanan. Diamkan selama kira-kira 1 menit kemudian beritahu mereka bahwa makanannya jatuh ke lantai, sehingga tidak bisa dimakan lagi. Beritahu juga bahwa makanan seharusnya diletakkan di atas meja.</li><li style="text-align: justify;">Gantikan makanan yang dilempar bayi sebanyak 2-3 kali. Beritahu bayi bahwa makanan seharusnya ada di atas meja, bukan di lantai dan bukan untuk dilempar. Bila bayi tampak lelah dan mengantuk, hentikan proses makan.</li><li style="text-align: justify;">Cegah bayi melempar makanan dengan memegang tangan yang siap melempar dan meletakkannya di atas meja. Ingatkan bayi dengan lembut namun tegas bahwa makanan letaknya di atas meja.</li></ul>Penting untuk memahami bahwa setiap anak itu unik dan alasan di balik perilaku melempar makanan dapat bervariasi. MomDad dapat mengatasi perilaku ini dengan memberikan pengawasan yang cermat saat makan, memberikan alternatif pengalihan perhatian, serta mengajarkan etika makan yang baik melalui contoh dan arahan yang jelas. Jika perilaku ini terus berlanjut dan mengganggu, konsultasikan kepada dokter anak atau ahli perkembangan anak untuk saran dan panduan lebih lanjut.Referensi: Solid Starts. Baby Throwing Food on the Floor? <a classname="e-rte-anchor" href="https://solidstarts.com/baby-or-toddler-throwing-food-on-the-floor/" title="https://solidstarts.com/baby-or-toddler-throwing-food-on-the-floor/">https://solidstarts.com/baby-or-toddler-throwing-food-on-the-floor/ </a>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Hindari Hal Ini saat Menyimpan ASI, Mom!

Hindari Hal Ini saat Menyimpan ASI, Mom!

Jenis Makanan Ini Sebaiknya Tidak Dicampur ke dalam MPASI!

Jenis Makanan Ini Sebaiknya Tidak Dicampur ke dalam MPASI!

Hindari Lakukan 3 Hal Ini setelah Anak Vaksinasi!

Hindari Lakukan 3 Hal Ini setelah Anak Vaksinasi!

Perlengkapan Newborn yang Rentan Dibeli, tapi Jarang Dipakai

Perlengkapan Newborn yang Rentan Dibeli, tapi Jarang Dipakai

Anakku Belum Bisa Duduk Tegak, Kenapa ya?

Anakku Belum Bisa Duduk Tegak, Kenapa ya?

Jambu Merah Bisa Menaikkan Trombosit, Mitos vs Fakta?

Jambu Merah Bisa Menaikkan Trombosit, Mitos vs Fakta?

Perlu Nggak sih Anak Diajarkan Berenang sejak Dini?

Perlu Nggak sih Anak Diajarkan Berenang sejak Dini?

Anak Suka Melempar Makanan? Sikapi dengan Cara Ini

Anak Suka Melempar Makanan? Sikapi dengan Cara Ini