Menurut panduan Kementerian Kesehatan Indonesia, bayi dapat diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) sejak usia 6 bulan. Pada usia ini, bayi sudah memiliki kemampuan untuk mengunyah dan menelan makanan padat, serta sistem pencernaan yang cukup matang untuk mencerna makanan yang berbeda dari ASI. Selain itu, pada usia 6 bulan, pasokan nutrisi dari ASI mungkin tidak lagi mencukupi kebutuhan bayi dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal.Sebelum usia 6 bulan, bayi disarankan hanya diberikan ASI eksklusif tanpa tambahan makanan atau minuman lainnya, kecuali atas saran dokter atau tenaga kesehatan. Setelah usia 6 bulan, MPASI dapat diberikan secara bertahap dan teratur, dengan pilihan makanan yang bervariasi dan seimbang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan perkembangan bayi.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/7c137f108d9cfe6e6523c0e8677cf2a310_1683543489059.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-08T175113.170.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Nah, MomDad juga perlu ingat nih, jangan sampai memberikan si Kecil MPASI pertama apabila hanya karena alasan kurang tepat berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Ibu/pengasuh melihat tanda bayi merasa lapar, seperti memasukan tangan ke dalam mulut merupakan perkembangan normal dan tidak selalu berarti bayi lapar.</li><li style="text-align: justify;">Ibu/pengasuh percaya bahwa bayi sudah berkurang minum ASI, sehingga ibu mulai memberi MPASI.</li><li style="text-align: justify;">Ibu/pengasuh merasa kenaikan berat badan bayi tidak sesuai yang diharapkan.</li><li style="text-align: justify;">Pengaruh orang lain, seperti tetangga, ibunya, petugas kesehatan dan bahkan iklan makanan bayi.</li></ul>Namun, perlu diingat bahwa setiap bayi memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Jadi, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter atau tenaga kesehatan untuk menentukan apakah bayi sudah siap untuk diberikan MPASI dan makanan apa yang cocok untuk bayi.Referensi: PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN GIZI SEIMBANG&nbsp;<div style="text-align: justify;"> </div>

Alasan Kurang Tepat Bayi Mulai Diberikan MPASI

alasan-kurang-tepat-bayi-mulai-diberikan-mpasi-1683788433922

​Tumbuh kembang anak tentu didukung oleh setiap orang tua. Apabila MomDad memiliki kebiasaan baik memantau si Kecil, pertumbuhannnya pasti akan termonitor dengan baik. Namun, jika MomDad atau si Kecil memiliki kebiasaan buruk seperti contoh berikut, maka tumbuh kembang si Kecil pun juga bisa terhambat, lho. Nah, apa aja sih kebiasaan buruk yang dapat menghambat tumbuh kembang anak? Kurang tidur<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/9678356e467bae106826cd9592c10f2b83_1683539046491.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-08T164354.933.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Kebiasaan buruk pertama adalah kurang tidur atau begadang. Saat tidur, tubuh melepaskan hormon pertumbuhan yang berperan dalam pertambahan panjang tulang yang dapat membuat seorang anak bertambah tinggi. Selain itu, tidur juga berperan dalam konsolidasi memori dan restorasi fisik. Fase tidur dalam atau slow wave sleep merupakan fase yang dikaitkan dengan perkembangan dan pematangan sistem imun [1]. Jadi, pastikan agar anak tidak begadang agar pertumbuhannya maksimal!Tidak menerapkan feeding rules<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/194a2da7fbe438dd247726efc6ef5dc2_1683539106543.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-08T164338.871.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Kebiasaan buruk kedua, ternyata bisa datang dari MomDad lho, yaitu tidak menerapkan feeding rules yang berakibat GTM. GTM atau gerakan tutup mulut adalah salah satu masalah makan pada bayi dan batita yang sering dikeluhkan orangtua. GTM dapat berupa perilaku batita menutup rapat mulut hingga menyemburkan makanan bahkan melepehkan makanan yang sudah masuk ke dalam mulut. Ada beberapa penyebab GTM pada bayi atau batita, diantaranya bosan, sedang sakit, belum merasa lapar, dan trauma terhadap makanan atau proses makan itu sendiri. Berdasarkan penelitian multisenter IDAI, penyebab tersering GTM pada anak adalah inappropriate feeding practice, yaitu perilaku makan yang tidak benar atau pemberian makan yang tidak sesuai usia.Tidak memantau pertumbuhan perkembangan anak secara rutin<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/94983510ef91f8810488bdbabba7588318_1683539362676.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-08T164916.872.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Pemantauan rutin tumbuh kembang sangat penting untuk memastikan setiap anak berada di jalurnya dan tidak menyimpang. Keteledoran dalam pemantauan dapat berakibat terlambatnya diagnosis kondisi tertentu atau keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan yang mengakibatkan keterlambatan perawatan, padahal periode emas tumbuh kembang anak terjadi di 1000 hari pertama kehidupan.Screen time<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/c7830101a6ef10d89d015fe8a7753710104f_1683539265690.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-08T164740.805.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Kebiasaan buruk selanjutnya yaitu penggunaan screen time. Penggunaan screen time berlebihan dapat menghambat beberapa aspek tumbuh kembang anak, di antaranya kesehatan fisik (anak akan beresiko lebih tinggi mengalami overweight atau obesitas), menghambat perkembangan bahasa dan kognitif serta kemampuan berkomunikasi [2,3].Kurang aktivitas fisik<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/bc42d6930364829680adecacbc247e8b_1683539781071.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-08T165613.523.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Jangan lupa untuk mengajak anak beraktivitas, ya! Pasalnya, kurang aktivitas fisik juga dapat menghambat tumbuh kembang anak. Aktivitas fisik rutin dan teratur akan menunjang tumbuh kembang serta memiliki manfaat fisik, mental, dan psikososial bagi anak. Manfaat fisik dari aktivitas secara spesifik dapat meningkatkan ketahanan kardiovaskular, menghindarkan anak dari risiko penyakit jantung, diabetes mellitus, osteoporosis, tekanan darah tinggi, osteoporosis, tekanan darah tinggi, obesitas, hingga sindrom metabolik di kemudian hari. Bukan hanya itu, aktivitas fisik juga dapat menguatkan tulang otot, fleksibilitas, dan dari aspek mental dapat mengurangi ansietas, stress, dan depresi, serta meningkatkan mood serta kemampuan fokus seorang anak[4].​MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); text-align: inherit; font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Referensi:1. Besedovsky L, Lange T, Born J. Sleep and immune function. Pflugers Arch. 2012 Jan;463(1):121-37. doi: 10.1007/s00424-011-1044-0. Epub 2011 Nov 10. PMID: 22071480; PMCID: PMC3256323.2. Kerai, S., Almas, A., Guhn, M. et al. Screen time and developmental health: results from an early childhood study in Canada. BMC Public Health 22, 310 (2022). <a classname="e-rte-anchor" href="https://doi.org/10.1186/s12889-022-12701-3" title="https://doi.org/10.1186/s12889-022-12701-3">https://doi.org/10.1186/s12889-022-12701-3 </a>3.&nbsp;UNICEF. (2019). Babies and screen time: What we know and don’t know. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.unicef.org/parenting/child-development/babies-screen-time" title="https://www.unicef.org/parenting/child-development/babies-screen-time">https://www.unicef.org/parenting/child-development/babies-screen-time </a>4. Committee on Physical Activity and Physical Education in the School Environment; Food and Nutrition Board; Institute of Medicine; Kohl HW III, Cook HD, editors. Educating the Student Body: Taking Physical Activity and Physical Education to School. Washington (DC): National Academies Press (US); 2013 Oct 30. 3, Physical Activity and Physical Education: Relationship to Growth, Development, and Health. Available from: <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK201497/" title="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK201497/">https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK201497/</a>

Kebiasaan Buruk yang Menghambat Tumbuh Kembang Anak

kebiasaan-buruk-yang-menghambat-tumbuh-kembang-anak-1683539916100

Bayi yang rewel bisa menjadi tanda bahwa ia sedang menginginkan atau mengalami sesuatu. Tak jarang, bayi akan rewel saat dirinya merasa lapar, sakit, haus, emosi, atau sedang mencari perhatian MomDad. Tapi, MomDad tahu nggak sih kalau bayi rewel juga bisa menjadi tanda bahwa ia sedang overfeeding atau kekenyangan? Apa itu overfeeding?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/cf1102266e8e9f106a010b36efe7c4dd47f_1683463345761.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-07T194200.275.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Overfeeding pada bayi merupakan suatu kondisi dimana bayi kelebihan minum susu dari apa yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya. Hal ini bisa terjadi jika MomDad mengabaikan tanda kenyang pada bayi, sehingga ia mendapatkan asupan susu terlalu banyak.Pada umumnya, overfeeding terjadi pada bayi yang minum susu, baik ASI maupun susu formula, dengan menggunakan botol dot. Sebab, bayi yang meminum ASI langsung dari payudara jarang mengalami overfeeding. Hal ini dikarenakan bayi dapat merespon secara alami dengan melepaskan puting payudara jika sudah merasa kenyang.Oleh karena itu, bayi yang mengalami overfeeding akan merasa tidak nyaman karena mereka kesulitan untuk mencerna makanan atau susu dengan baik sebab sistem pencernaanya belum mampu menyerap terlalu banyak nutrisi. Selain itu, bayi juga akan menelan udara saat diberi minum susu terlalu banyak, sehingga menimbulkan banyak gas dan membuatnya kembung. [1]Nah, kembung inilah yang menyebabkan perut bayi tidak nyaman dan membuatnya menjadi rewel.Ciri-ciri bayi yang overfeeding<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/dd7a3983d999bbac11cb8bd77accbbf7_1683463359010.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-07T194147.974.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Terkadang Mom mungkin tidak mengetahui kenapa si Kecil terus menangis saat sedang menyusui. Bisa jadi, itu merupakan salah satu tanda overfeeding. Oleh karena itu, yuk cari tahu ciri lain bayi yang overfeeding: [2]<ul><li style="text-align: justify;">Tampak tidak nyaman</li><li style="text-align: justify;">Kembung</li><li style="text-align: justify;">Rewel atau menangis terus menerus dari biasanya</li><li style="text-align: justify;">Gumoh, muntah dan bersendawa lebih banyak atau lebih sering</li><li style="text-align: justify;">Feses lebih cair atau encer dan lebih sering</li><li style="text-align: justify;">Tidur tidak nyaman</li><li style="text-align: justify;">Bayi gampang marah</li></ul>Cara mengatasi bayi rewel karena overfeedingUntuk menghindari terjadinya overfeeding, Mom bisa lakukan beberapa cara di bawah ini, seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Susui bayi langsung dari payudara sebisa mungkin.</li><li style="text-align: justify;">Kenali tanda kenyang bayi, misalnya memalingkan wajah dari botol, sudah tampak tidak semangat minum atau isapannya sudah melambat, muntah atau gumoh dan bersendawa.</li><li style="text-align: justify;">Buat jadwal tetap menyusui sehingga dapat meminimalisir terjadinya overfeeding.</li><li style="text-align: justify;">Cegah bayi tertidur saat menyusu.</li><li style="text-align: justify;">Jangan memaksa bayi untuk terus menyusu.</li></ul>Dampak overfeeding<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/fb1279f3191a6e56461b710926036c561_1683463511204.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-07T194500.402.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Jika bayi sering mengalami overfeeding tentunya akan membawa dampak buruk bagi kesehatan dan tumbuh kembangnya. Nah, berikut dampak dari overfeeding:<ul><li style="text-align: justify;">Overweight dan obesitas, karena bayi menerima kalori lebih dari kebutuhannya.</li><li style="text-align: justify;">Dapat membuat refluks isi lambung seperti muntah atau gumoh menjadi semakin parah.</li><li style="text-align: justify;">Bayi dapat muntah berulang.</li></ul>Itulah informasi mengenai overfeeding pada bayi yang perlu MomDad ketahui. Jangan lupa juga untuk memberikan asupan makanan dan nutrisi yang cukup pada bayi setiap hari, serta kenali sinyal lapar dan kenyang bayi.Referensi:1. HealthLinkBC. (2021, March). Overfeeding Baby. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthlinkbc.ca/health-topics/overfeeding-baby" title="https://www.healthlinkbc.ca/health-topics/overfeeding-baby">https://www.healthlinkbc.ca/health-topics/overfeeding-baby </a>2. BabyCareAdvice. (n.d.). Is Baby Overfeeding? From <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.babycareadvice.com/blogs/bottle-feeding/is-baby-overfeeding" title="https://www.babycareadvice.com/blogs/bottle-feeding/is-baby-overfeeding">https://www.babycareadvice.com/blogs/bottle-feeding/is-baby-overfeeding</a>

Bayi sering Rewel, Waspada Overfeeding!

bayi-sering-rewel--waspada-overfeeding--1683463562520

<table class="e-rte-table" style="text-align: inherit; background-color: unset; width: 1059.33px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="width: 274.074px;">Nama Kegiatan</td><td style="width: 784.259px;" class="">Matching Puzzle</td></tr><tr><td class="" style="width: 274.074px;">Usia</td><td style="width: 784.259px;" class="">2 tahun</td></tr><tr><td class="" style="width: 274.074px;">Ranah Perkembangan​</td><td style="width: 784.259px;" class="">Kognitif, motorik halus, hand eye coordination, sensory visual, problem solving, belajar angka, menenal warna &amp; boost memory </td></tr></tbody></table>Bahan: <ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Piring kertas</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Spidol</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Gunting</li></ul>Cara Bermain: <ul><li style="text-align: justify;">Potong piring kertas menjadi dua bagian menggunakan gunting. Lakukan sebanyak yang diperlukan.</li><li style="text-align: justify;">Tulis angka, misal 1 - 10 pada piring kertas. Tuliskan lagi jumlah bilangan menggunakan objek menarik pada piring kertas yang lain. MomDad juga bisa berkreasi, misalnya menggambarkan indra manusia (mata, hidung, telinga) dan menggambarkan objek yang sesuai dengan fungsi indra (buku, bunga, musik).</li><li style="text-align: justify;">Minta si Kecil untuk mencocokkan piring kertasnya.</li></ul>Referensi: TikTok Video&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://vt.tiktok.com/ZS8ENfy47" title="https://vt.tiktok.com/ZS8ENfy47">https://vt.tiktok.com/ZS8ENfy47 </a>

Stimulasi DIY Matching Puzzle, Bikinnya Gampang!

stimulasi-diy-matching-puzzle--bikinnya-gampang--1683788446170

<table class="e-rte-table" style="text-align: inherit; background-color: unset; width: 1059.33px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="width: 265.139px;">Nama Kegiatan</td><td style="width: 793.449px;" class="">Magical Paper Towel Art </td></tr><tr><td class="" style="width: 265.139px;">Usia</td><td style="width: 793.449px;" class="">18 bulan</td></tr><tr style="height: 28px;"><td class="" style="width: 265.139px;">Ranah Perkembangan​</td><td style="width: 793.449px;" class="">Motorik halus, hand-eye coordination, mengenal warna, mengajarkan sebab-akibat &amp; imaginative play </td></tr></tbody></table>Bahan: <ul><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Tisu minyak untuk makanan</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Spidol</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Sponge</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Air</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Wadah</li></ul>Cara Bermain: <ul><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Gambar berbagai bentuk menarik (bintang, pisang, atau pelangi) di atas tisu menggunakan spidol berwarna hitam.</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Buka lipatan tisu dan warnai bagian dalam gambar menggunakan spidol. Lalu, tutup kembali lipatan tisu.</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Masukkan sponge ke dalam air yang disediakan di dalam wadah. Ajak si Kecil memeras sponge ke atas tisu untuk melihat warna dan mengenalkan berbagai bentuk.</li></ul>Referensi: TikTok Video&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://vt.tiktok.com/ZS8ELbQXN" title="https://vt.tiktok.com/ZS8ELbQXN">https://vt.tiktok.com/ZS8ELbQXN </a>

Ajak Anak Bermain Magical Paper Towel Art, yuk!

ajak-anak-bermain-magical-paper-towel-art--yuk--1683461469885

Dahulu kala, di sebuah hutan yang luas dan indah, hiduplah seekor rusa yang sangat sombong. Ia selalu merasa bahwa dirinya lebih hebat dan lebih cantik dari semua binatang di hutan tersebut. Ia juga selalu merendahkan dan mengolok-olok binatang lain yang dianggapnya lebih rendah darinya.Suatu hari, rusa yang sombong itu diundang oleh seekor burung merak untuk pergi ke puncak gunung dan melihat pemandangan yang indah. Rusa itu sangat bangga karena merasa diundang oleh burung merak, yang menurutnya lebih rendah darinya. Ia pun pergi ke puncak gunung dengan hati yang penuh keangkuhan.Sesampainya di puncak gunung, rusa itu sangat terkejut. Ia melihat pemandangan yang begitu indah dan memukau, seperti yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. Ia merasa sangat senang dan bahagia.Namun, ketika rusa itu melihat bayangan dirinya di air yang jernih, ia merasa sangat malu dan sedih. Ia baru menyadari bahwa meskipun ia merasa lebih hebat dan lebih cantik dari binatang lain, namun pada kenyataannya ia sama seperti binatang lain yang lainnya.Dari saat itu, rusa itu belajar untuk tidak sombong lagi. Ia merasa bahwa semua binatang di hutan tersebut sama penting dan sama berharga. Ia pun menjadi teman yang baik dan dihormati oleh semua binatang di hutan tersebut.Kisah tentang rusa yang sombong mengajarkan kita untuk selalu merendahkan diri dan menghargai orang lain, meskipun kita merasa lebih hebat daripada mereka. Kita harus belajar untuk tidak sombong dan merendahkan orang lain, karena semua orang dan binatang di dunia ini memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing.<div style="text-align: justify;"> </div>

Dongeng sebelum Tidur, Kisah Rusa yang Sombong

dongeng-sebelum-tidur--kisah-rusa-yang-sombong-1683460259197

Seiring bertambahnya usia, anak akan semakin aktif dan mulai mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya, salah satunya memanjat. Memang memanjat cukup membuat MomDad panik dan khawatir akan keselamatan anak. Namun, perlu dipahami bahwa memanjat merupakan bagian penting dari tahap tumbuh kembang anak yang normal dalam pengembangan keterampilan motorik kasarnya. Usia anak mulai suka memanjat<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/010cbf5e1810ea440d4ff09d230f39acfc_1683370969517.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-06T180237.492.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Pada umumnya, sebagian besar anak dapat memulai langkah pertama mereka dari usia 9 hingga 15 bulan. Di usia ini, anak akan mulai mencoba mengeksplorasi benda-benda sekitarnya, seperti memanjat sofa atau mencoba turun dari tempat tidurnya. Setelah itu, anak akan bisa berjalan dengan baik pada usia 15 hingga 18 bulan. [1]Suatu studi [2] menunjukkan bahwa anak akan mulai belajar memanjat pada usia rata-rata 10 bulan atau beberapa bulan setelah ia belajar merangkak. Anak yang belum bisa berjalan akan memanjat menggunakan kedua pasang ekstremitasnya (kedua lengan dan tungkai).Saat mulai memanjat, anak akan mulai belajar menggerakan otot-otot besar tubuhnya, belajar koordinasi serta perencanaan gerak, dan beberapa manfaat penting lainnya, seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Memanjat merupakan cara yang bagus bagi anak untuk membangun kekuatan, kelenturan, keseimbangan dan belajar mengambil risiko.</li><li style="text-align: justify;">Memanjat merupakan cara bagi mereka untuk belajar tentang lingkungan sekitar, persepsi kedalaman, stabilitas, dan ketinggian.</li><li style="text-align: justify;">Anak juga bisa belajar bagaimana merencanakan dan melatih keterampilan yang diperlukan untuk mengatur dan melaksanakan tugas motorik yang semakin kompleks.</li></ul>Hal yang perlu diperhatikan saat anak mulai suka memanjatDi saat usia anak sudah mulai belajar memanjat memanglah berbahaya. Namun, MomDad bisa mengawasinya ketika ia mulai bermain dengan cara: [3]<ul><li style="text-align: justify;">Pastikan lingkungan sekitanya aman dan selalu dampingi saat anak mulai belajar memanjat.</li><li style="text-align: justify;">Pastikan alas ranjang anak cukup rendah sehingga mereka tidak bisa memanjat keluar.</li><li style="text-align: justify;">Pastikan tidak ada perabotan pecah belah di dekat jendela dan semuannya diamankan dengan benar.</li><li style="text-align: justify;">Jauhkan atau amankan furnitur berat ke dinding atau blokir akses.</li><li style="text-align: justify;">Pastikan rak atau furnitur sekitar rumah dapat berdiri cukup kokoh untuk dipanjat anak.</li></ul>Cara mengatasi anak yang suka memanjat<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/ecee297a76b66b4cc10ad8bfb5b7dd92f_1683370988867.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-06T180225.789.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Makin bertambahnya usia, anak memang makin aktif sehingga ia akan belajar memanjat apapun yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, MomDad bisa membantunya dalam belajar memanjat, yaitu dengan cara:<ul><li style="text-align: justify;">Buat jalur rintangan dari bantal, terowongan, kotak padat, dan bantal sofa yang menyenangkan dan aman untuk dipanjat.</li><li style="text-align: justify;">Mainkan peek-a-boo.</li><li style="text-align: justify;">MomDad bisa tunjukkan pada anak bagaimana cara yang benar, sehingga ia bisa meniru dan melakukannya sendiri.</li><li style="text-align: justify;">Jika MomDad memiliki tangga di dalam rumah atau rumah tingkat, silahkan blokir atau berikan pembatas dan biarkan si Kecil berlatih di ruangan yang sudah disiapkan, tentunya tetap dengan pengawasan.</li><li style="text-align: justify;">Pada usia 10-12 bulan, bantu anak untuk coba berbalik dan mundur dari sofa maupun tangga.</li></ul>Selain selalu mengawasi, hal yang paling penting ketika anak sudah mulai memanjat yaitu jangan memarahinya bila terjatuh. Hal ini hanya membuatnya menjadi lebih panik, stres dan merasa bersalah.Referensi:1. BabyCenter Medical Advisory Board. (2022, March). When can my baby climb stairs? <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.babycenter.com/baby/baby-development/when-can-my-baby-climb-stairs_1368462" title="https://www.babycenter.com/baby/baby-development/when-can-my-baby-climb-stairs_1368462">https://www.babycenter.com/baby/baby-development/when-can-my-baby-climb-stairs_1368462 </a>2. Berger SE, Theuring C, Adolph KE. How and when infants learn to climb stairs. Infant Behav Dev. 2007 Feb;30(1):36-49. doi: 10.1016/j.infbeh.2006.11.002. Epub 2006 Dec 5. PMID: 17292778.3. Therapies for Kids. (2022, January 12). Early climbing for children aged 8-12 months. <a classname="e-rte-anchor" href="https://therapiesforkids.com.au/early-climbing-for-children-aged-8-12-months/" title="https://therapiesforkids.com.au/early-climbing-for-children-aged-8-12-months/">https://therapiesforkids.com.au/early-climbing-for-children-aged-8-12-months/</a>

Anak Gemar Memanjat, Tanda Perkembangan?

anak-gemar-memanjat--tanda-perkembangan--1683371057352

Anak mungkin suka berteriak karena mereka sedang mencoba mengekspresikan diri mereka dengan cara yang paling mudah dan efektif yang mereka ketahui. Berteriak juga dapat menjadi cara untuk menarik perhatian orang dewasa atau untuk mengekspresikan emosi mereka, termasuk kegembiraan, ketakutan, marah, atau kekecewaan. Namun, apabila anak terlalu sering berteriak, apakah normal?Penyebab anak suka teriak<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/266fa6d8d36013c4ac2a7ecbec712e42_1683369648913.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-06T174021.453.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Pada usia toddler, sekitar 17 bulan, anak akan mulai memiliki keterampilan baru, yaitu berteriak. Sebenarnya, berteriak adalah hal yang normal karena suatu bentuk perubahan suasana hati anak yang merupakan bagian dari pertumbuhannya. Anak yang berteriak menjadikan tanda bahwa sedang mengalami perubahan emosional dan berjuang untuk mengendalikan dorongan hati, perasaan, dan tubuhnya.&nbsp;Anak berteriak bukan tanpa sebab. Nah, berikut ini ada beberapa penyebab anak suka berteriak, yaitu:<ul><li>Uji coba</li></ul>Anak senang karena mendengar suara teriakannya dan berteriak berulang-ulang karena sedang menikmati percobaan kemampuan barunya ini.<ul><li>Kontrol impuls yang kurang baik</li></ul>Toddler masih belajar untuk sabar dan bagaimana bersikap di luar rumah. Sehingga bila kontrol impuls masih kurang baik, anak dapat berteriak di sembarang tempat.<ul><li>Kemampuan komunikasi masih terbatas</li></ul>Anak yang belum mampu berkomunikasi dengan baik, kadang mereka akan berteriak untuk mengungkapkan keinginannya. Di dalam otak anak, berteriak sudah sama dengan mengutarakan 1000 kata.<ul><li>Rasa senang</li></ul>Anak kecil sangat mudah senang, bermain kejar-kejaran atau sekedar melihat kucing di jalan dapat membuat mereka berteriak kesenangan.<ul><li>Mencari perhatian</li></ul>Bila MomDad sibuk menelepon, bekerja di rumah, atau mengobrol dengan orang lain, bisa saja anak akan berteriak-teriak untuk mencari perhatian.Cara menghadapi anak yang suka berteriakAnak yang suka berteriak memang tidak membuat nyaman dan mengganggu orang di sekitarnya. Oleh karena itu, dalam menghadapi anak yang suka berteriak, MomDad bisa lakukan beberapa cara seperti berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Rendahkan suara MomDad. Hadapi toddler yang berteriak-teriak dengan cara menatap matanya dan berbisik. Jangan membentaknya sebab hal ini bisa membuat anak lebih menjadi-jadi.</li><li style="text-align: justify;">Verbalkan apa yang dia inginkan atau rasakan. Ingatlah bahwa kemampuan komunikasi toddler masih terbatas, sehingga tanyakan apa yang menjadi masalahnya, verbalkan keinginannya.</li><li style="text-align: justify;">Ajarkan anak untuk mengganti teriakan dengan tawa. Bila ia menjerit kesenangan, pancinglah agar anak tertawa.</li><li style="text-align: justify;">Ajak anak keluar. Jika sedang berada di tempat umum dan anak berteriak, segera ajak keluar dari restoran sampai ia selesai berteriak-teriak.</li></ul>Walaupun berteriak merupakan hal yang normal, namun jika anak berteriak dan sulit ditenangkan, tampak kesakitan, disertai demam atau gejala sakit lainnya, dan ada perubahan pada perilakunya, segeralah konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.Referensi:&nbsp;Whattoexpect. (n.d.). Screaming and Screeching from <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.whattoexpect.com/toddler/behavior/screaming-and-screeching.aspx" title="https://www.whattoexpect.com/toddler/behavior/screaming-and-screeching.aspx" style="text-align: left;">https://www.whattoexpect.com/toddler/behavior/screaming-and-screeching.aspx</a>

Alasan Kurang Tepat Bayi Mulai Diberikan MPASI

Alasan Kurang Tepat Bayi Mulai Diberikan MPASI

Kebiasaan Buruk yang Menghambat Tumbuh Kembang Anak

Kebiasaan Buruk yang Menghambat Tumbuh Kembang Anak

Bayi sering Rewel, Waspada Overfeeding!

Bayi sering Rewel, Waspada Overfeeding!

Stimulasi DIY Matching Puzzle, Bikinnya Gampang!

Stimulasi DIY Matching Puzzle, Bikinnya Gampang!

Ajak Anak Bermain Magical Paper Towel Art, yuk!

Ajak Anak Bermain Magical Paper Towel Art, yuk!

Dongeng sebelum Tidur, Kisah Rusa yang Sombong

Dongeng sebelum Tidur, Kisah Rusa yang Sombong

Anak Gemar Memanjat, Tanda Perkembangan?

Anak Gemar Memanjat, Tanda Perkembangan?

Anakku sering Berteriak, Apakah Normal?

Anakku sering Berteriak, Apakah Normal?