Untuk melindungi bayi dari berbagai macam penyakit, MomDad perlu memperhatikan kebersihannya, termasuk lidah si Kecil. Terlebih, lidah merupakan 'garda terdepan' di mana kuman atau bakteri bisa masuk dengan mudah. Nah, untuk menjaga kebersihan lidah bayi agar terhindar dari bakteri, MomDad bisa lakukan 5 tips ini!Bersihkan mulut bayi secara berkala setiap hari<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/74aed7c10f53e7b4cc542c1355a7e6d3c_1673939229515.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1056263990-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bayi yang belum memiliki gigi perlu dibiasakan untuk dibersihkan rongga mulutnya secara berkala. Hal ini dapat dilakukan 2 kali sehari, misalnya saat pagi dan sebelum tidur malam. Mom dapat menggunakan kassa bersih yang sudah dibasahi dengan air matang kemudian dililitkan pada jari ibu, untuk kemudian disapukan ke bagian gusi, pipi bagian dalam, dan lidah bayi.&nbsp;Jaga kebersihan mainan atau benda-benda yang masuk ke dalam mulut bayi&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/46f66e8cfab53cc1154933b6ce34a3fe_1673939235936.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-503782311-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bersihkan benda-benda yang sering dimasukkan bayi ke dalam mulutnya, misalnya dengan mencucinya setiap hari dan membiarkannya kering pada udara terbuka. Debu, kotoran serta kuman lain dapat menempel ke permukaan mainan yang basah akibat liur bayi apabila tidak dibersihkan berkalaJika plak putih tampak sulit dilepaskan, berkonsultasilah kepada dokter<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/4ed57b1b957cb38a6b747ad5841da71b_1673939151832.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="a5a9a1399481021b14453f534c5ce809e_1673252452898..jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Oral thrush yang ditandai dengan adanya plak atau bercak putih kekuningan yang sulit dilepaskan atau dibersihkan mungkin disebabkan oleh jamur Candida albicans. okter mungkin akan meresepkan salep anti jamur topikal yang digunakan selama 1-2 minggu dengan cara dioleskan pada plak/bercak putih mulut bayi. Bisa juga dokter meresepkan anti jamur yang berbentuk obat tetesJaga kebersihan puting ibu<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/286a8ddab273b36c3f7cae2f4cad967a_1673939299512.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-541002458-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Infeksi jamur pada mulut bayi seringkali dapat menulari puting ibu dan sebaliknya, sehingga pengobatannya juga harus dilakukan secara simultan agar tidak terjadi infeksi berulang. Mom dapat membersihkan puting dengan air matang sebelum dan setelah menyusui. Mom harus berkonsultasi kepada dokter apabila didapatkan keluhan kemerahan, gatal dengan kulit mengkilat pada area puting bersama dengan keluhan oral thrush pada bayi&nbsp;Jaga kebersihan peralatan menyusui<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/aeb9c96e3cc41a14c8d62887a9a42e3f_1673939355924.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1320064612-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Kebersihan peralatan menyusui seperti pompa ASI, botol dot, empeng, serta perlengkapan makan bayi juga perlu dijaga karena bisa jadi tempat berkembangnya bakteri.&nbsp;Gunakan air bersih atau air kualitas minum, sabun khusus bayi dan bilas busa hingga bersih, lalu keringkan dengan kain bersih atau biarkan di udara kering. Mom juga bisa menggunakan sikat khusus yang bisa menjangkau area dot dan pompa ASI.Nah, itu dia beberapa cara membersihkan lidah putih pada bayi. Semoga cara di atas membantu, ya, MomDad!Jika MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil, jangan ragu untuk segera konsultasidi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>.&nbsp;Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh ahli, lho!Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Lakukan 5 Hal Ini agar Lidah Bayi Bebas dari Bakteri

lakukan-5-hal-ini-agar-lidah-bayi-bebas-dari-bakteri-1673947139772

Pasti greget ya MomDad melihat bayi makan berantakan? Nah, biasanya bayi yang makan berantakan begini disebut dengan ‘messy eating’. Pada dasarnya, tidak ada salahnya bayi belajar makan sendiri, apalagi pada masa tumbuh kembangnya. Makan sendiri bisa membuatnya lebih mandiri.Bila bayi makan berantakan, jangan dimarahi dulu, MomDad! Sebab, messy eating ternyata memiliki segudang manfaat untuk tumbuh kembang si Kecil, lho! Baik manfaat untuk sensori atau pun motorik si Kecil. Yuk, simak manfaat messy eating selengkapnya!<ul><li style="text-align: justify;">Membentuk kemandirian dan sense of autonomy</li></ul><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/765c3107a1037826aaf8f940d548e7c188_1673928728109.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1257039551-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Makan sendiri membiasakan bayi untuk mandiri sedari dini. Kemandirian ini juga pasti bermanfaat saat ia besar nantinya. Selain itu, makan sendiri juga membentuk sense of autonomy, semacam perasaan memiliki kendali terhadap lingkungan. Bayi akan belajar mengenali kapan ia harus berhenti makan karena merasa kenyang dan juga dapat mengenali kapan harus makan saat ia merasa lapar. Hal ini karena ia sudah bisa memegang kendali saat makan.<ul><li style="text-align: justify;">Menstimulasi kemampuan motorik halus</li></ul><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a910aae1cdf03bbd87e2510ec9a44809d6_1673928737008.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-641678660-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Saat bayi belajar makan sendiri, dia menggunakan kemampuan motorik halusnya.&nbsp; Misalnya, untuk menghancurkan makanan dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Selain itu, bayi juga membangun kekuatan otot dan kemampuan koordinasi yang nantinya akan membantu dalam proses menulis, mengetik, membalik halaman buku, menyisir rambut dan menyikat gigi.Proses belajar makan sendiri juga mencakup berbagai jenis kegiatan seperti meraba, memeras, atau menjatuhkan makanan. Proses ini akan berantakan, namun akan sangat membantu perkembangan motorik halus bayi.<ul><li style="text-align: justify;">Bayi belajar tentang rasa, tekstur, bau, dan suhu makanan</li></ul><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/778cc5388a3c5cc38bf15c624d781d22_1673928744900.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-132314701-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Belajar makan sendiri juga membuat bayi mengeksplor makanannya. Dia akan mulai belajar tentang rasa, tekstur, bau dan suhu makanan. Nantinya, MomDad juga akan tahu apa saja jenis makanan yang disukai si Kecil.Dengan begitu, MomDad bisa menyediakan makanan favoritnya agar bayi tetap makan dengan lahap dan tidak susah makan. Messy eating merupakan salah satu cara mengatasi&nbsp; Gerakan tutup mulut (GTM) saat disuapi makanan.Bagaimana jika anak dilarang untuk makan berantakan?Ternyata, messy eating memiliki banyak manfaat untuk tumbuh kembang bayi, ya! Melarang bayi mengeksplorasi makanan dengan tangan mereka dapat mempengaruhi pola makan normal mereka dan dapat berkontribusi terhadap risiko pola makan selektif di masa mendatang.&nbsp;Proses belajar makan ini ternyata juga berdampak pada berbagai kemampuan perkembangan,&nbsp; termasuk kemampuan sosial-emosional, komunikasi, kognitif, motorik kasar dan halus dan tentu saja kemampuan adaptif atau bertahan hidup. Salah satu penelitian menunjukkan bahwa makan berantakan berkaitan dengan luasnya khasanah kata pada usia toddler.Makan berantakan merupakan fase&nbsp; penting perkembangan anak. Mungkin saat ini tampak berantakan, tapi di masa depan akan sangat bermanfaat.&nbsp;MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" title="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum MPASI &amp; Laktasi</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Si Kecil Makan Berantakan? Kenali Manfaat Messy Eating!

si-kecil-makan-berantakan--kenali-manfaat-messy-eating--1674440657606

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 880.023px;">Makanan utama</td></tr><tr style="height: 28px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Waktu memasak</td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">10 - 20 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Usia </td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">6-8 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">2 porsi</td></tr><tr style="height: 53px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">Fun facts​​</td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">Ikan kakap memiliki seidkit duri dan berdaging tebal, serta kaya akan omega 3 yang baik untuk kecerdasan otak. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 880.023px;" class="">163,4 kkal energi22 gram karbohidrat1,8 gram lemak16,9 gram protein</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 194.988px;"></td><td class="" style="vertical-align: top; width: 880.023px;"> </td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">75 g fillet ikan kakap putih</li><li style="font-size: 12pt;">1/4 butir jeruk nipis, ambil airnya</li><li style="font-size: 12pt;">150 ml air</li><li style="font-size: 12pt;">200 g labu kuning, kupas, potong-potong</li><li style="font-size: 12pt;">1/2 batang seledri, iris halus</li></ul>Cara membuat:<ul><li style="font-size: 12pt;">Lumuri ikan kakap putih dengan air jeruk nipis selama 15 menit, bilas sampai bersih. Potong-potong daging ikan kakap. Sisihkan.</li><li style="font-size: 12pt;">Panaskan air bersama labu kuning dan fillet ikan kakap sampai empuk dan matang. Tambahkan seledri, aduk sampai layu. Angkat.</li><li style="font-size: 12pt;">Haluskan bubur labu dengan blender. Sajikan.</li></ul><div>Referensi:&nbsp;350 MPASI &amp; Makanan Sehat untuk Anak oleh Ahli Gizi Dr. Ari Istiany, M.Si &amp;&nbsp;Ayu Bulan Febry K D, AMG, S.KM, M.M</div>

Bubur Labu Ikan Kakap

bubur-labu-ikan-kakap-1680177137731

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Camilan</td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">20 - 30 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">6-8 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">4 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">Keju merupakan sumber kalsium, lemak, dan protein bagi tubuh. Selain itu, keju Cheddar merupakan sumber vitamin K2 yang baik dan bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung.&nbsp; </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">130 kkal energi11,4 gram karbohidrat8,4&nbsp; gram lemak6,7 gram protein0,9 mg zat besi0,7 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li style="font-size: 12pt;">2 lembar roti tawar, potong kecil-kecil</li><li style="font-size: 12pt;">125 ml susu cair</li><li style="font-size: 12pt;">½ butir telur</li><li style="font-size: 12pt;">½ sdt margarin, lelehkan&nbsp;</li><li style="font-size: 12pt;">50 gram keju, parut</li><li style="font-size: 12pt;">Bubuk vanili secukupnya</li></ul>Cara membuat:<ul><li style="font-size: 12pt;">Campur semua bahan (kecuali keju parut) dan haluskan dengan blender.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan ke dalam panci, lalu masak hingga mendidih dan mengental.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan ke dalam cetakan, lalu taburkan parutan keju di atasnya. Kukus adonan hingga matang.</li><li style="font-size: 12pt;">Jika diperlukan, saring hingga teksturnya sesuai yang diinginkan.</li></ul><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div><div>Ilustrasi foto:&nbsp;Pinterest</div>

Roti Kukus Keju

roti-kukus-keju-1679456664171

Salah satu masalah kesehatan yang paling umum ditemui pada anak dan bikin MomDad khawatir adalah demam, yang disebabkan karena infeksi bakteri atau virus dan peradangan. Biasanya, demam akan membuat anak menjadi lemas, rewel, gelisah, susah tidur, hingga tidak mau makan, minum, dan menyusu. Lantas, apa bahayanya jika anak mengalami demam tinggi? Yuk, simak penjelasan di bawah untuk tahu cara penanganan yang tepat!Anak yang demam dan harus dibawa ke dokter<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8c197f3ee835a3f2ff9d15de9ee6710102_1673857620697.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1359867584-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Situs resmi IDAI menjelaskan bahwa suhu tubuh normal anak berkisar antara 36,5°C hingga 37,5°C. Namun, anak baru dikatakan mengalami demam apabila suhu tubuhnya meningkat sampai 38oC atau lebih. Peningkatan suhu yang masih di bawah 38°C tidak disebut sebagai demam. Peningkatan suhu tersebut mungkin hanya disebabkan oleh anak kekurangan cairan.Nah, MomDad perlu mengetahui kapan saat yang tepat membawa anak yang demam ke dokter. Berikut beberapa tanda umum anak demam yang harus dibawa ke dokter, yaitu:Usia anak kurang dari 3 bulan tanpa memandang keadaan anak secara umum.<ul><li style="text-align: justify;">Anak usia 3-36 bulan dengan demam lebih dari 3 hari atau terdapat tanda bahaya (lihat keterangan mengenai tanda bahaya di bawah).</li><li style="text-align: justify;">Anak usia 3-36 bulan dengan demam yang tinggi (≥ 39°C).</li><li style="text-align: justify;">Anak semua usia dengan suhu &gt; 40°C.</li><li style="text-align: justify;">Anak semua usia dengan kejang.</li><li style="text-align: justify;">Anak semua usia dengan demam berulang lebih dari 7 hari walaupun demam hanya berlangsung beberapa jam saja.</li><li style="text-align: justify;">Anak semua usia dengan penyakit kronik seperti penyakit jantung, kanker, lupus, penyakit ginjal yang mengalami demam</li><li style="text-align: justify;">Anak yang demam disertai ruam.</li></ul>Tanda demam pada anak mulai berbahaya<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/9da575e83a5110105e2a0ce54d85eac1f6_1673857632363.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sick-little-boy-resting-sofa-apartment-his-dad-suffering-from-fever_274689-22932.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Demam merupakan fenomena wajar yang kerap kali terjadi pada anak. Meskipun demikian, kita tidak boleh menganggap sepele demam karena setiap demam berpotensi menjadi sesuatu yang berbahaya. Oleh sebab itu, MomDad perlu tahu tanda-tanda demam yang dapat mulai dianggap berbahaya, seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Anak tampak sulit dibangunkan</li></ul>Anak yang kesadarannya tampak berkabut, sering bengong, tampak sulit dibangunkan harus segera dibawa ke dokter. Kondisi tersebut dapat merupakan tanda infeksi susunan saraf pusat, gangguan kadar elektrolit, dehidrasi, syok dan lainnya.<ul><li style="text-align: justify;">Anak sangat lemas, tidak mau makan atau minum, buang air kecil sedikit, pekat atau berwarna kehitaman. Anak dapat mengalami dehidrasi dan memerlukan tambahan cairan yang diberikan dengan pemasangan sonde maupun cairan infus.</li><li style="text-align: justify;">Demam pada bayi berusia kurang dari 3 bulan</li></ul>Demam pada bayi berusia kurang dari 3 bulan harus selalu dievaluasi penyebabnya dan dibawa berobat karena infeksi dari sumber manapun pada usia tersebut berpotensi memberat dalam waktu cepat.&nbsp; Pada usia ini bayi sangat berisiko menderita sepsis (infeksi berat menyeluruh).<ul><li style="text-align: justify;">﻿﻿Demam di atas 39﻿﻿°C&nbsp;lebih dari 3 hari</li></ul>Evaluasi penyebab terkait infeksi perlu dikerjakan pada anak yang mengalami demam tinggi yang cenderung menetap: puncak demam tidak turun, atau&nbsp; frekuensi naiknya demam per hari tidak berkurang.<ul><li style="text-align: justify;">Demam yang disertai dengan ruam seperti memar yang menyebar sangat cepat ke seluruh tubuh</li></ul>Apabila dijumpai anak sangat lemas, gangguan kesadaran, tampak sakit berat, dengan ruam seperti memar atau perdarahan di bawah kulit yang menyebar sangat cepat (&lt; 24 jam) ke seluruh tubuh, anak harus dibawa segera ke fasilitas kesehatan terdekat.Walaupun demam pada anak sangat umum terjadi, MomDad tetap perlu waspada agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan. Semoga si Kecil sehat selalu, ya!Jika MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil, jangan ragu untuk segera konsultasi di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>. Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh ahli, lho! Sumber foto: iStock Referensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/fever.html" title="https://kidshealth.org/en/parents/fever.html">https://kidshealth.org/en/parents/fever.html </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/fever/Pages/Fever-Without-Fear.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/fever/Pages/Fever-Without-Fear.aspx">https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/fever/Pages/Fever-Without-Fear.aspx </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/fever/Pages/Treating-a-Fever-Without-Medicine.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/fever/Pages/Treating-a-Fever-Without-Medicine.aspx">https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/fever/Pages/Treating-a-Fever-Without-Medicine.aspx </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/demam-kapan-harus-ke-dokter" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/demam-kapan-harus-ke-dokter">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/demam-kapan-harus-ke-dokter</a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Waspada Demam Tinggi pada Anak, Ini Bahayanya!

waspada-demam-tinggi-pada-anak--ini-bahayanya--1675916519649

Tumbuh gigi merupakan salah satu ceklis tumbuh kembang pada bayi. Pertumbuhan gigi anak memang memiliki waktu sendiri-sendiri dan terkadang pertumbuhan ini tidak selalu mengikuti rentang atau jangka waktu. Lantas, kapan sih bayi dikatakan terlambat tumbuh gigi dan adakah dampak untuk tumbuh kembangnya? Pertumbuhan gigi pada bayi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/5796d610c108dcaf110e67466c921bb5dd_1673855333162.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-530430075-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Umumnya, gigi pertama akan tumbuh pada usia 4-15 bulan dan anak biasanya akan memiliki 4 gigi pada usia 11 bulan, 8 gigi pada usia 15 bulan, 12 gigi pada usia 19 bulan, 16 gigi pada usia 2 tahun, dan lengkap 20 gigi susu pada usia 3 tahun. Pada usia 6 tahun, umumnya gigi tetap mulai tumbuh. Selain itu, delayed tooth eruption (DTE) didefinisikan apabila belum ditemukan adanya pertumbuhan gigi di luar rentang normal sesuai ras, etnis, dan jenis kelamin. Jika gigi pertama anak belum tumbuh saat ia usia 18 bulan atau belum tumbuh lengkap 20 gigi susu saat usia 3 tahun, maka MomDad sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya.Penyebab terlambat tumbuh gigi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1a42f6e964579105cbc3fb4e26b6d5015_1673855475946.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1359867584-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Ada banyak hal yang dapat menjadi penyebab anak terlambat tumbuh gigi. Berikut ini di antaranya:<ul><li style="text-align: justify;">Faktor genetik keluarga</li><li style="text-align: justify;">Sindrom Down</li><li style="text-align: justify;">Osteogenesis imperfecta atau penyakit kelainan genetik yang mempengaruhi tulang</li><li style="text-align: justify;">Regional odontoplasia atau kelainan perkembangan gigi</li><li style="text-align: justify;">Berat bayi lahir rendah</li><li style="text-align: justify;">Kelahiran prematur</li><li style="text-align: justify;">Hipopituitari atau penyakit kekurangan hormon</li><li style="text-align: justify;">Masalah nutrisi, seperti kekurangan vitamin D</li><li style="text-align: justify;">Abnormalitas struktur mulut atau ruang tumbuh gigi yang sempit</li><li style="text-align: justify;">Infeksi gigi</li></ul>Dampak terlambat tumbuh gigi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8d1bb523495dfd7e1a028b210ea7e5ea2_1673855394039.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="source pexels 3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Keterlambatan pertumbuhan gigi seperti yang sudah dijelaskan di poin 1 memerlukan evaluasi lanjutan karena dapat merupakan petunjuk adanya kondisi medis yang mendasari, misalnya seperti kelainan genetik, masalah nutrisi, atau gangguan perkembangan lainnya. Tentu ada dampak yang timbul dari keterlambatan pertumbuhan gigi pada bayi. Bayi yang belum mengalami pertumbuhan gigi dapat mengalami kesulitan dalam mengolah jenis makanan tertentu, misalnya yang memerlukan bantuan gigi untuk memotong atau mengunyah.Apa yang bisa dilakukan orang tua agar bayi bisa tumbuh gigi?Selama menunggu gigi bayi tumbuh, MomDad bisa memberikan si Kecil gizi seimbang dari variasi makanan termasuk yang mengandung protein, kalsium, vitamin A, C, D, fosfor dan fluoride untuk mendukung pertumbuhan gigi. Hal ini dapat dicapai dengan mengonsumsi berbagai variasi makanan sesuai anjuran, misalnya konsumsi protein dalam jumlah cukup yang berasal dari ikan, daging, telur, unggas, kacang-kacangan dan polong-polongan, konsumsi sayur dan buah, serta konsumsi susu dan produk turunannya.Itulah penjelasan mengenai keterlambatan pertumbuhan gigi pada bayi. Perlu MomDad ingat bahwa setiap anak memiliki waktu pertumbuhan gigi yang berbeda. Namun, jika bayi belum juga tumbuh gigi pada usia 18 bulan maka disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter, ya!MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber foto: FreepikReferensi:<ul><li style="text-align: justify;">Suri L, Gagari E, Vastardis H. Delayed tooth eruption: pathogenesis, diagnosis, and treatment. A literature review. Am J Orthod Dentofacial Orthop. 2004 Oct;126(4):432-45. doi: 10.1016/j.ajodo.2003.10.031. PMID: 15470346.</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.dentistjustforkids.com/havent-childs-baby-teeth-come/" title="https://www.dentistjustforkids.com/havent-childs-baby-teeth-come/">https://www.dentistjustforkids.com/havent-childs-baby-teeth-come/ </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/dental-and-oral-health/when-to-worry-about-baby-teeth-not-coming-in#when-a-delay-is-atypical" title="https://www.healthline.com/health/dental-and-oral-health/when-to-worry-about-baby-teeth-not-coming-in#when-a-delay-is-atypical">https://www.healthline.com/health/dental-and-oral-health/when-to-worry-about-baby-teeth-not-coming-in#when-a-delay-is-atypical </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.woodhilldentalspecialties.com/delayed-tooth-eruption-what-to-expect/" title="https://www.woodhilldentalspecialties.com/delayed-tooth-eruption-what-to-expect/">https://www.woodhilldentalspecialties.com/delayed-tooth-eruption-what-to-expect/ </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://advancedchildrensdentistry.com/uncategorized/delayed-tooth-eruption/" title="https://advancedchildrensdentistry.com/uncategorized/delayed-tooth-eruption/">https://advancedchildrensdentistry.com/uncategorized/delayed-tooth-eruption/</a></li></ul>

Kapan Bayi Dikatakan Terlambat Tumbuh Gigi?

kapan-bayi-dikatakan-terlambat-tumbuh-gigi--1673859543481

Sekarang, banyak yang beralih ke rokok elektrik dengan alasan lebih sehat. Namun nyatanya, kandungan dalam rokok elektrik juga dapat menimbulkan bahaya karena terdapat kandungan nikotin di dalamnya.&nbsp;Sama halnya dengan rokok bakar, rokok elektrik juga memiliki dampak buruk jika terpapar anak-anak, lho! Untuk mengetahui apa saja dampaknya pada kesehatan anak, yuk simak penjelasannya berikut ini!Seputar rokok elektrik<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/cabd5bb1071c84c45f593b71e23d517103_1673848498888.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-928069160-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Rokok elektrik (e-cigarettes) adalah sebuah perangkat elektronik yang memanaskan cairan yang berada di dalamnya. Saat dipanaskan, cairan ini akan membentuk partikel-partikel sangat kecil yang akan mengapung di udara yang biasa disebut sebagai aerosol. Dalam bahasa awam, aerosol terkadang disebut sebagai kabut atau asap..&nbsp;Kandungan bahan yang terdapat di dalam aerosol tergantung kepada cairan yang dipanaskan di dalam rokok elektrik. Bila cairan yang dipanaskan mengandung nikotin, perasa, maupun bahan kimia lainnya, begitu pula aerosol yang dihasilkannya. Pengguna rokok elektrik akan menghirup aerosol atau asap yang mengandung bahan-bahan kimia tersebut ke dalam paru-parunya. Tentu saja asap tersebut juga dapat terhirup oleh orang-orang di sekitarnya.&nbsp;Saat ini, rokok elektrik tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran. Sebagian besar rokok elektrik terdiri dari baterai, elemen pemanas, dan wadah untuk menampung cairan. Beberapa jenis di antaranya memiliki bentuk seperti rokok pada umumnya, cerutu, atau pipa. Beberapa jenis lainnya tampak seperti USB flashdisk, pulpen, maupun barang-barang yang lazim digunakan sehari-hari. Rokok elektrik juga dikenal dengan nama “e-cigs”, “e-hookahs”, “mods”, “vape”, dan ENDS (electronic nicotine delivery systems) [1].Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kandungan aerosol ditentukan oleh kandungan cairan yang dipanaskan. Namun, studi terbaru dari Center of Disease Control (CDC) menemukan bahwa 99% rokok elektrik yang berada di pasaran mengandung nikotin. Nikotin diketahui berdampak negatif bagi otak yang masih berkembang. Nikotin akan mempengaruhi bagian otak yang mengontrol perhatian, pembelajaran, mood, dan impulsi [1].Terdapat dua jenis rokok elektrik, yaitu rokok elektrik dengan sistem terbuka dan rokok elektrik dengan sistem tertutup. Rokok elektrik sistem terbuka dapat diisi ulang dengan larutan nikotin atau dapat diisi daya berulang. Rokok elektrik sistem tertutup menggunakan cartridge sekali pakai dan tidak dapat diisi daya berulang. Kebanyakan rokok elektrik yang beredar saat ini menggunakan sistem tertutup yang tidak dapat diisi ulang.&nbsp;Sistem isi ulang dengan reservoir kecil untuk larutan nikotin cenderung tidak dapat dimodifikasi, sedangkan sistem terbuka dengan reservoir besar dapat dimodifikasi untuk mengontrol voltase untuk meningkatkan rasa dan juga produksi aerosol. Aliran udara melalui koil penghangat juga dapat dimodifikasi untuk memanipulasi densitas atau konsentrasi aerosol. Rokok elektrik sistem terbuka memiliki kemungkinan konsentrasi nikotin yang tidak akurat, tercampur cairan yang mengandung diasetil, dan berisiko meledaknya baterai lithium.Apa dampaknya bagi anak yang terpapar?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/16b12a071b382b22c51a8dacbf445223_1673848514648.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-624619692-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Dampaknya sangat mungkin akan sama saja dengan dampak asap rokok biasa. Belum banyak orang yang meneliti dampak asap vape terhadap paru anak, namun paparan asap vape telah banyak dikaitkan dengan peningkatan frekuensi kambuhnya asma, meningkatnya kejadian batuk dan mengi.Tidak hanya saat terhirup langsung, asap dari rokok elektrik juga bisa menempel pada permukaan benda. Saat permukaan benda yang terkontaminasi asap tersentuh, polutan itu dapat masuk ke dalam organ tubuh dan berisiko menimbulkan masalah kesehatan.Bahaya anak/balita dicekoki vapeDalam jangka panjang, paparan asap vape diduga dapat mengubah sel/ jaringan saluran napas seperti halnya yang terjadi pada saluran napas perokok tembakau pasif (rokok biasa). Perubahan sel dan jaringan saluran napas tersebut dapat mengurangi kapasitas paru anak.&nbsp;Asap vape sangat mungkin sama berbahayanya dengan asap rokok biasa. Untuk itu, sangat disarankan untuk menghindarkan si Kecil dan anggota keluarga yang lain terhadap paparan asap vape agar tidak terjadi masalah kesehatan yang tidak diinginkan di masa depan.&nbsp;Apabila MomDad termasuk pengguna rokok elektrik, sebaiknya lebih diperhatikan lagi, ya agar tidak menggunakannya di dekat si Kecil.Jika MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil, jangan ragu untuk segera konsultasi di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>. Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh ahli, lho! Referensi:&nbsp;Mescolo F, Ferrante G, La Grutta S. Effects of E-Cigarette Exposure on Prenatal Life and Childhood Respiratory Health: A Review of Current Evidence. Front. Pediatr., 20 August 2021Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Bahaya Asap Rokok Elektrik pada Anak

bahaya-asap-rokok-elektrik-pada-anak-1675400422545

<table class="e-rte-table" style="text-align: inherit; background-color: unset; width: 1059.33px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="width: 23.8905%;">Nama Kegiatan</td><td style="width: 76.0151%;" class="">Memperkenalkan Orang Asing</td></tr><tr><td class="" style="width: 23.8905%;">Usia</td><td style="width: 76.0151%;" class="">6-9 bulan</td></tr><tr style="height: 28px;"><td class="" style="width: 23.8905%;">Ranah Perkembangan​</td><td style="width: 76.0151%;" class="">Sosial kemandirian</td></tr></tbody></table>Cara Bermain: <ul><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Bila bertemu orang baru, perkenalkan satu persatu secara lisan, dengan si Kecil tetap berada di dalam dekapan. Hal ini untuk membuat ia agar lebih nyaman dekat dengan MomDad, namun belajar untuk mengenal orang lain di sekelilingnya.</li></ul>Referensi: Panduan Tumbuh Kembang dan Stimulasi Anak Usia 0 - 5 Tahun oleh Rumah Dandelion

Lakukan 5 Hal Ini agar Lidah Bayi Bebas dari Bakteri

Lakukan 5 Hal Ini agar Lidah Bayi Bebas dari Bakteri

Si Kecil Makan Berantakan? Kenali Manfaat Messy Eating!

Si Kecil Makan Berantakan? Kenali Manfaat Messy Eating!

Bubur Labu Ikan Kakap

Bubur Labu Ikan Kakap

Roti Kukus Keju

Roti Kukus Keju

Waspada Demam Tinggi pada Anak, Ini Bahayanya!

Waspada Demam Tinggi pada Anak, Ini Bahayanya!

Kapan Bayi Dikatakan Terlambat Tumbuh Gigi?

Kapan Bayi Dikatakan Terlambat Tumbuh Gigi?

Bahaya Asap Rokok Elektrik pada Anak

Bahaya Asap Rokok Elektrik pada Anak

Stimulasi Bayi Usia 6-9 Bulan: Memperkenalkan Orang Asing

Stimulasi Bayi Usia 6-9 Bulan: Memperkenalkan Orang Asing