Memiliki bayi yang baru lahir tentu membuat orang tua banyak belajar hal baru. Salah satunya adalah perilaku bayi. Kalau MomDad perhatikan, bayi kerap kali melihat ke atas yang biasanya diiringi dengan senyuman.&nbsp;Mungkin MomDad bertanya-tanya apa yang sebenarnya dilihat bayi dan apakah ada penjelasan medis mengenai hal ini. Nah, untuk mengetahui mengenai hal ini, yuk simak penjelasan berikut ini!Penyebab bayi sering melihat ke atas<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666265748257-1413810e.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-468841125-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bayi baru lahir masih mengalami perkembangan kemampuan penglihatan sehingga dia akan lebih mudah tertarik kepada benda-benda yang berwarna kontras atau yang tampak memancarkan cahaya seperti lampu atau cahaya dari jendela.&nbsp;Pada umumnya bayi baru lahir menghabiskan sebagian besar waktunya dalam posisi terlentang sehingga saat ia membuka mata. Hal pertama yang tampak adalah segala sesuatu yang ada pada langit-langit kamar, seperti lampu, kipas, mainan yang diletakkan di atas ranjang bayi, dan sebagainya.Kontrol dan otot pada mata bayi belum sempurna, sehingga tidak heran hal itu membuat matanya sering melihat ke atas. Namun, tidak perlu khawatir karena mata bayi akan lebih berkembang dan dapat mulai melihat dengan lebih jelas pada usia sekitar 2 bulan. Pada usia ini bayi juga mulai dapat memfokuskan matanya ke objek, misalnya ke wajah orang tua, atau ke benda atau mainan yang memiliki warna kontras.Cara agar bayi tidak selalu melihat ke atas<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666265839288-b7cfe3ca.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1390304998-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Meskipun bayi yang sering melihat ke atas merupakan hal yang normal, terlebih bagi bayi yang baru lahir, perilaku ini kerap membuat MomDad khawatir. Nah, agar si Kecil tidak terlalu sering melihat ke atas, berikut beberapa cara sederhana untuk mengalihkan pandangannya:<ul><li style="text-align: justify;">Alihkan dengan suara atau mainan</li><li style="text-align: justify;">Tutup mata bayi seperti bermain cilukba</li><li style="text-align: justify;">Ajak bayi berkomunikasi agar bayi fokus pada MomDad</li><li style="text-align: justify;">Hindari meletakkan lampu atau mainan tepat diatas kepalanya</li><li style="text-align: justify;">Tanda atau gejala yang perlu diwaspadai</li></ul>Jika pada usia dua bulan bayi masih belum mampu memfokuskan penglihatannya kepada objek yang berada sekitar 20-30 cm di depan wajahnya, tampak tidak berespon terhadap cahaya atau wajah pengasuh, maka sebaiknya orangtua segera berkonsultasi dengan dokter.&nbsp;Selambat-lambatnya, pada usia 3 bulan bayi sudah harus dapat memfokuskan matanya ke objek dan mengikuti pergerakan objek sepanjang lapang pandangnya (misalnya dari sisi kanan kepala ke sisi kiri dan sebaliknya).MomDad mau&nbsp;share&nbsp;informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Ini Alasan Mengapa Bayi sering Melihat ke Atas

ini-alasan-mengapa-bayi-sering-melihat-ke-atas

MomDad pasti setuju bahwa diare pada anak merupakan salah satu penyakit yang cupu mengkhawatirkan. Anak terlihat lemas dan terkadang susah untuk makan ataupun minum. Padahal memenuhi kebutuhan cairan saat mengalami diare itu penting lho, MomDadLalu, penanganan seperti apa yang harus dilakukan MomDad? Untuk menjawab pertanyaan ini, yuk, saksikan video di atas!✅Narsum: dr. Fatima Alatas, Ph.D, Sp.A(K)✅Moderator: dr. Agatha Febrina, Sp.A

Hindari Anak Alami Dehidrasi Berat Saat Diare ft. Pedialyte

hindari-anak-alami-dehidrasi-berat-saat-diare-ft--pedialyte

Berdasarkan update terbaru dari Ikatan Dokter Anak Indonesia terkait kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau Acute Kidney Injury (AKI), MomDad diimbau untuk sementara waktu tidak memberikan obat berbentuk cair atau sirup kepada anak. Lalu, apa yang bisa MomDad lakukan saat anak rewel karena demam selain memberikan obat sirup? Nggak perlu panik, karena MomDad bisa coba lakukan 5 hal ini untuk atasi si Kecil yang demam.Kompres Hangat<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666255115387-0d519c14.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1255908393-612x612 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Jangan keliru dengan memberikannya kompres dingin, karena justru kompres hangat memicu produksi keringat sehingga suhu tubuh akan menurun secara alamiah dari dalam. Selain itu, kompres hangat mampu membantu melancarkan aliran darah dan membuat anak lebih nyaman.&nbsp;Hindari pakaian tebal<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666255132319-13d43935.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1385516853-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Saat anak menggunakan pakaian tebal, tubuhnya akan kepanasan dan sulit mengeluarkan panas tubuh, sehingga demam pun sulit reda. Jika anak merasa kedinginan, kenakan ia pakaian yang nyaman dan bisa menyerap keringat. Jika perlu selimut, pakaikan yang tipis.Pastikan kebutuhan makanan dan minuman anak tercukupi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666255151611-2a49ec69.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1131547015-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Saat anak demam, tetap penuhi kebutuhan nutrisinya dengan memberikannya makanan bergizi. Untuk mencegah dehidrasi, pastikan anak cukup minum. Jika masih ASI eksklusif, pastikan ia disusui sesering mungkin.Pada anak yang sudah mengonsumsi MPASI atau makanan padat, lanjutkan pemberian ASI sambil memberikan cukup air putih.&nbsp;Jaga suhu ruangan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666255169924-1872cc43.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Tanpa judul(4) (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Baca Juga:&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/84iW" title="https://primaku.page.link/84iW" target="_blank">Berapa Suhu AC yang Aman untuk Bayi? Simak Penjelasannya di Sini!</a>Pastikan suhu ruangan tidak terlalu dingin. MomDad tetap dapat menyalakan AC, namun pastikan suhunya tidak terlalu dingin. Hindari mengarahkan AC / kipas angin langsung ke arah anak.Mandikan anak dengan air hangat<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666255181683-bcab2f1d.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1396834480-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Baca Juga:&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/HjmK" title="https://primaku.page.link/HjmK" target="_blank">Bolehkah Anak Mandi Saat Demam?</a>Meski demam, MomDad tetap dapat memandikan anak agar tubuhnya tetap terjaga kebersihannya. Hindari memakai air dingin, karena bisa menyebabkan suhu tubuhnya bertambah tinggi dan membuatnya menggigil karena kedinginan.MomDad disarankan agar tetap waspada. Jangan ragu untuk bawa si Kecil ke rumah sakit apabila timbul gejala berkurangnya atau tidak adanya buang air kecil (BAK) dalam 6-8 jam.MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil? Yuk, tanyakan pada ahli di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>!&nbsp;Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak, lho. Sumber foto: iStock

Selain Berikan Obat Sirup, Lakukan 5 Hal Ini Saat Anak Demam!

selain-berikan-obat-sirup--lakukan-5-hal-ini-saat-anak-demam-

Setiap fase tumbuh kembang anak merupakan momen yang paling ditunggu setiap orang tua, salah satunya saat gigi si Kecil tumbuh untuk pertama kalinya. Proses tumbuh gigi atau teething adalah kondisi dimana gigi anak mulai muncul dan menembus gusi. Biasanya, proses ini akan berbeda waktu pertumbuhannya pada tiap anak.Pertumbuhan gigi pertama pada anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666242207471-f2e613cf.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mpasi tekstur 5.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Baca Juga:&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/9scL" title="https://primaku.page.link/9scL" target="_blank">Tumbuh Gigi Bikin Bayi Rewel, Gimana, ya Solusinya?</a>Pada umumnya, tiap anak mengalami masa pertumbuhan gigi yang berbeda-beda. Ada yang mulai tumbuh pada usia dini, dan sebagian lagi giginya muncul lebih lambat dibandingkan dengan anak lain seusianya.&nbsp;Meski bervariasi, pertumbuhan gigi anak akan berlangsung pada periode yang hampir sama. Umumnya, gigi pertama anak akan tumbuh pada usia 6-12 bulan. Adapun rentangnya dapat terjadi antara usia 4-15 bulan.Gigi anak akan tumbuh secara bertahap. Umumnya, dimulai dengan munculnya dua gigi seri di depan, baik di gusi atas ataupun bawah. Kemudian, akan diikuti dengan gigi depan-samping dan lainnya berdasarkan tahapan usianya.Selain itu, menurut American Academy of Pediatrics (AAP), jika anak menginjak usia 18 bulan dan belum juga tumbuh gigi pertamanya, maka MomDad dapat berkonsultasi dengan dokter gigi.Tanda-tanda gigi pertama anak akan tumbuh<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666242418836-835d26f5.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1140096946-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Baca Juga:&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mBcE" title="https://primaku.page.link/mBcE" target="_blank">Berapa Hari Normalnya si Kecil Demam karena Tumbuh Gigi?</a>Dalam proses pertumbuhan gigi pertamanya, anak akan mengalami peradangan di sekitar gigi yang memungkinkan timbulnya tanda-tanda lain. Biar MomDad tidak bingung, selain demam, berikut ini ada beberapa tanda-tanda lain yang bisa ditemui saat gigi anak mulai tumbuh, yaitu:<ul><li style="text-align: justify;">Gusi terasa tidak nyaman dan bengkak di area gigi yang akan tumbuh</li><li style="text-align: justify;">Suhu tubuh terasa agak hangat, &lt; 38°C</li><li style="text-align: justify;">Pipi tampak kemerahan</li><li style="text-align: justify;">Ruam saliva dapat timbul karena anak akan mengeluarkan liur lebih banyak saat tumbuh gigi</li><li style="text-align: justify;">Anak tampak sering menggosok telinga (akibat rasa tidak nyaman di area wajah yang belum dapat dilokalisir dengan baik)</li><li style="text-align: justify;">Air liur tampak lebih banyak (ngeces terus menerus)</li><li style="text-align: justify;">Sering mencari benda-benda untuk dikunyah atau digigit</li><li style="text-align: justify;">Rewel dan terkadang sulit jatuh tertidur</li></ul>Tahapan pertumbuhan gigi yang normalSeperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, proses pertumbuhan gigi anak akan terjadi secara bertahap. Tahapan pertumbuhan gigi yang normal dapat dilihat pada gambar di bawah ini:<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666242021308-0b2c2c7f.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="Tanpa judul(19).png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Sumber foto:&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.dentistjustforkids.com/havent-childs-baby-teeth-come/" title="https://www.dentistjustforkids.com/havent-childs-baby-teeth-come/">https://www.dentistjustforkids.com/havent-childs-baby-teeth-come/ </a>Berikut paparan pertumbuhan gigi berdasarkan rentang umur pada anak:<ul><li style="text-align: justify;">Gigi paling depan akan muncul saat usia 6 – 12 bulan</li><li style="text-align: justify;">Gigi bagian samping akan muncul saat usia 9-16 bulan</li><li style="text-align: justify;">Gigi taring akan muncul saat usia 16-23 bulan</li><li style="text-align: justify;">Gigi geraham pertama akan muncul saat usia 13-19 bulan</li><li style="text-align: justify;">Gigi geraham kedua akan muncul saat usia 23-33 bulan</li><li style="text-align: justify;">Sebagian besar anak-anak akan memiliki semua gigi susu pada saat berusia antara 2 dan 3 tahun</li></ul>Jadi, saat gigi pertama anak tumbuh, tidak ada salahnya MomDad berkonsultasi dengan dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak (Sp. KGA) untuk memastikan bahwa gigi tumbuh dengan normal dan bisa diberi arahan untuk mencegah dan mengatasi rasa sakit berlebih pada gusinya.MomDad mau&nbsp;share&nbsp;informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Referensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/teething-tooth-care/Pages/Babys-First-Tooth-Facts-Parents-Should-Know.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/teething-tooth-care/Pages/Babys-First-Tooth-Facts-Parents-Should-Know.aspx">https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/teething-tooth-care/Pages/Babys-First-Tooth-Facts-Parents-Should-Know.aspx </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.mouthhealthy.org/en/az-topics/e/eruption-charts" title="https://www.mouthhealthy.org/en/az-topics/e/eruption-charts">https://www.mouthhealthy.org/en/az-topics/e/eruption-charts </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.nhs.uk/conditions/baby/babys-development/teething/baby-teething-symptoms/" title="https://www.nhs.uk/conditions/baby/babys-development/teething/baby-teething-symptoms/">https://www.nhs.uk/conditions/baby/babys-development/teething/baby-teething-symptoms/ </a></li></ul>Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Pertumbuhan Gigi yang Normal pada Bayi

pertumbuhan-gigi-yang-normal-pada-bayi

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.1933%;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 82.7138%;">Makanan utama </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.1933%;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 82.7138%;">30 - 60 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.1933%;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 82.7138%;">9-11 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.1933%;">Porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 82.7138%;">3 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.1933%;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 82.7138%;" class="">Ikan dori mengandung vitamin A dan kalsium yang dapat menyehatkan mata. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 17.1933%;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 82.7138%;">110 kkal energi11 gram karbohidrat5,6 gram lemak7,1 gram protein0,5 mg zat besi0,7 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>50 gram ikan dori</li><li style="font-size: 12pt;">150 gram kentang</li><li>40 gram keju parut</li><li>Tepung roti secukupnya</li></ul>Bahan saus keju:<ul><li>40 ml susu UHT full cream</li><li>50 ml air untuk merebus</li><li>1 kuning telur</li><li>2 sdm tepung maizena</li><li>Keju parut secukupnya</li></ul>Cara membuat:Saus keju<ul><li>Panaskan susu dengan api kecil, masukkan parutan keju, aduk sampai keju mencair dan susu mendidih.</li><li>Aduk maizena, kuning telur, dan air sampai tercampur rata</li><li>Masukkan ke dalam campuran susu dan keju sedikit demi sedikit sambil diaduk terus menggunakan api kecil.</li><li>Angkat dari kompor. </li></ul><div>Kentang dori</div><div><ul><li>Kukus kentang dan ikan dori secara terpisah, lalu haluskan.</li><li>Campur kentang, ikan dori, dan keju, lalu bentuk adonan menjadi bulatan.&nbsp;</li><li>Gulirkan ke tepung roti hingga permukaannya tertutup dengan rata, lalu goreng.</li><li>Sajikan dengan saus keju</li></ul></div><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div>

Kentang Dori Saus Keju

kentang-dori-saus-keju

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Makanan utama </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">60 - 90 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">9-11 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">3 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Hati ayam merupakan sumber zat besi dan vitamin A yang baik untuk MPASI. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">109 kkal energi11,5 gram karbohidrat4,5 gram lemak5,7 gram protein1,1 mg zat besi1 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan nasi tim kuning:<ul><li>60 gram beras</li><li>200 ml air</li><li>1 ½ sdm wortel parut</li><li>20 gram tempe, potong kecil-kecil</li><li>½&nbsp; sdt kunyit bubuk</li><li>2 lembar daun salam</li><li>1 siung bawang merah, geprek</li><li>1 batang daun bawang, potong kecil-kecil</li><li>1 batang seledri, potong kecil-kecil </li></ul>Bahan semur hati:<ul><li>40 gram hati ayam, potong kecil-kecil</li><li>1 siung bawang putih, haluskan</li><li>1/5 tomat, haluskan</li><li>¼ sdt kunyit bubuk</li><li>1 sdt kecap manis</li><li>10 ml minyak jagung, untuk menumis</li><li>Garam dan gula secukupnya (jika diperlukan)</li></ul>Cara membuat:Nasi tim kuning<ul><li>Rebus beras, tambahkan daun salam, bawang merah, daun bawang, dan seledri sampai setengah matang.</li><li>Masukkan wortel dan tempe, beri kunyit bubuk. Aduk rata.</li><li>Masukkan nasi ke dalam wadah tahan panas, lalu masak kembali sampai menjadi nasi tim.</li></ul><div>Semur hati</div><div><ul><li>Tumis bawang putih dan tomat sampai harum. Masukkan kunyit bubuk, garam, dan gula secukupnya.</li><li>Masukkan hati ayam dan tambahkan sedikit air agar tidak terlalu kering. Terakhir bubuhi kecap manis. Masak hingga matang.</li><li>Angkat dan sajikan dengan nasi tim.</li></ul></div><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div>

Tim Kuning Semur Hati Ayam

tim-kuning-semur-hati-ayam

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">﻿﻿Makanan utama </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">﻿﻿﻿﻿30 - 60 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">6-8 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">3 porsi</td></tr><tr style="height: 29px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">﻿﻿​Tenggiri kaya akan omega 3 yang merupakan sumber DHA, vitamin D, vitamin B12, dan selenium. </td></tr><tr style="height: 199px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">﻿﻿﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">﻿﻿77 kkal energi6 gram karbohidrat3,8 gram lemak4,5 gram protein0,3 gram zat besi0,3 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:﻿﻿<ul><li style="font-size: 12pt;">﻿﻿30 gram beras, kukus setengah matang (aron)</li><li style="font-size: 12pt;">45 gram ikan tenggiri, cincang halus</li><li style="font-size: 12pt;">15 gram buncis, potong kecil-kecil</li><li style="font-size: 12pt;">150 ml kaldu ayam</li><li style="font-size: 12pt;">7,5 ml minyak kelapa sawit, untuk menumis</li><li style="font-size: 12pt;">Garam secukupnya (jika diperlukan)</li></ul>Bumbu halus:<ul><li style="font-size: 12pt;">﻿﻿﻿﻿﻿﻿1 siung bawang putih</li><li style="font-size: 12pt;">﻿﻿1 buah bawang merah</li></ul>Cara membuat:<ul><li style="font-size: 12pt;">﻿﻿Tumis bumbu halus sampai harum.</li><li style="font-size: 12pt;">﻿﻿Masukkan daging ikan tenggiri dan buncis, aduk sampai matang, lalu haluskan.</li><li style="font-size: 12pt;">Didihkan air kaldu, masukkan beras, aduk beras hingga menjadi bumbu kasar.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan tumisan ikan dan garam secukupnya, aduk hingga semua bahan matang.</li></ul><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div><div>Ilustrasi&nbsp;foto: Pixabay</div>

Bubur Tenggiri

bubur-tenggiri

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Makanan utama </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">﻿﻿﻿﻿20-30 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">6-8 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">﻿﻿3 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">﻿﻿Walau ukurannya mungil, telur puyuh mengandung berbagai vitamin dan mineral, zat besi hingga 10% kebutuhan harian. Psst, 5 butir telur puyuh mengandung kolesterol 2 kali lipat dari 1 butir telur ayam, lho! </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kandungan per porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">﻿﻿80 kkal energi0,4 gram karbohidrat4,3 gram lemak3,8 gram protein1,2 mg zat besi0,0 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:﻿﻿<ul><li>60 gram nasi</li><li style="font-size: 12pt;">5 telur puyuh, potonh kecil-kecil</li><li style="font-size: 12pt;">15 gram hati ayam, cincang halus</li><li style="font-size: 12pt;">15 gram buncis, potong kecil-kecil</li><li style="font-size: 12pt;">7,5 ml minyak jagung, untuk menumis</li><li style="font-size: 12pt;">Garam secukupnya (jika diperlukan)</li></ul>Bumbu halus:<ul><li style="font-size: 12pt;">﻿﻿﻿﻿﻿﻿1 siung bawang putih</li><li style="font-size: 12pt;">1 buah bawang merah</li></ul>Cara membuat:<ul><li>﻿﻿Tumis bumbu halus hingga harum.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan hati ayam, telur puyuh, dan buncis lalu masak hingga berubah warna dan matang.</li><li style="font-size: 12pt;">Tambahkan nasi, lalu saring hingga teksturnya sesuai yang diinginkan</li></ul><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div><div>Ilustrasi foto: Pexels</div>

Ini Alasan Mengapa Bayi sering Melihat ke Atas

Ini Alasan Mengapa Bayi sering Melihat ke Atas

Hindari Anak Alami Dehidrasi Berat Saat Diare ft. Pedialyte

Hindari Anak Alami Dehidrasi Berat Saat Diare ft. Pedialyte

Selain Berikan Obat Sirup, Lakukan 5 Hal Ini Saat Anak Demam!

Selain Berikan Obat Sirup, Lakukan 5 Hal Ini Saat Anak Demam!

Pertumbuhan Gigi yang Normal pada Bayi

Pertumbuhan Gigi yang Normal pada Bayi

Kentang Dori Saus Keju

Kentang Dori Saus Keju

Tim Kuning Semur Hati Ayam

Tim Kuning Semur Hati Ayam

Bubur Tenggiri

Bubur Tenggiri

Bubur Puyuh Hati Ayam

Bubur Puyuh Hati Ayam