Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas mengenai <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/articles/975" title="https://primaku.com/articles/975" target="_blank">perkembangan bahasa bayi usia 9-12 bulan</a>. Seiring dengan kemampuan berbicaranya yang meningkat, personal sosial si Kecil pun turut berkembang, Di usia ini, si Kecil akan menunjukkan ketertarikannya terhadap sesuatu dan bisa memulai hal-hal baru baginya. Nah, perkembangan personal sosial apa saja sih yang didapat si Kecil di usia 9-12 bulan?Perkembangan personal sosial<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661657419427-69f05a7a.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="close-up-intimate-moment-mother-lactating-her-newborn-son-scene-innocence-protection-family-motherhood-lifestyle-concept_176420-12220.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Di fase usia 9-12 bulan anak dapat menunjukkan berbagai perkembangan di bawah ini:<ul><li style="text-align: justify;">Senang mendengarkan lagu</li><li style="text-align: justify;">Dapat makan sendiri (finger feeding)</li><li style="text-align: justify;">Dapat mulai minum dari gelas</li><li style="text-align: justify;">Dapat ditenangkan jika dipeluk atau disentuh</li><li style="text-align: justify;">Terbiasa dengan suara yang timbul dalam keseharian dan tidak kaget dengan suara tersebut, seperti mendengar suara mobil dinyalakan, atau suara orang memasak di dapur</li><li style="text-align: justify;">Dapat mempertahankan kontak mata saat berinteraksi</li><li style="text-align: justify;">Menengok ke arah namanya dipanggil</li><li style="text-align: justify;">Tertarik berinteraksi dengan orang lain, seperti bermain cilukba</li><li style="text-align: justify;">Dapat bekerja sama saat berpakaian, seperti berespon terhadap perintah “angkat satu tanganmu”, atau “keluarkan tangan yang satu lagi”</li><li style="text-align: justify;">Dapat menenangkan diri sendiri untuk tidur, serta memiliki rutinitas tidur yang teratur</li><li style="text-align: justify;">Menunjukkan stranger anxiety atau kewaspadaan saat bertemu orang yang dianggap asing</li></ul>Namun, MomDad perlu hati-hati jika si Kecil menunjukkan tanda-tanda di bawah ini:<ul><li style="text-align: justify;">Tidak menengok saat dipanggil namanya</li><li style="text-align: justify;">Tidak dapat mengenali orang baru atau asing</li><li style="text-align: justify;">Tidak dapat bermain yang melibatkan timbal balik, seperti bermain gelindingkan bola tetapi si kecil tampak pasif atau bermain cilukba tetapi tidak memberi respon.</li></ul>Nah itu dia sederet perkembangan personal sosial anak usia 9-12 bulan. Jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter ahli jika MomDad menemukan tanda-tanda berbeda pada buah hati, ya.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar stimulasi? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Perkembangan Personal Sosial pada Bayi Usia 9-12 Bulan

perkembangan-personal-sosial-pada-bayi-usia-9-12-bulan

Apakah MomDad sering menjumpai si kecil sering kali menangis dan rewel setiap akan ditinggal? Nah, bisa jadi si kecil sedang merasakan separation anxiety.&nbsp;Separation anxiety&nbsp;adalah rasa cemas pada anak saat berpisah dengan sesuatu atau seseorang, baik itu MomDad, pengasuh, dan lainnya.&nbsp;Kecemasan akan perpisahan ini merupakan suatu kondisi yang normal terjadi.&nbsp;Situasi seperti ini biasanya mulai timbul saat si Kecil berusia 6 bulan hingga sekitar 3 tahun. Bagaimana sih gejala anak alami separation anxiety?Separation anxiety<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661604495765-6917b23f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="little-caucasian-baby-girl-crying-white-crib-beautiful-gentle-baby-girl-10-months-old-with-crying-bed_462005-384.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Umumnya, separation anxiety yang dirasakan tiap anak akan berbeda-beda. Kecemasan ini menandakan bahwa adanya ikatan atau bonding yang terjalin antara si kecil dengan MomDad atau pengasuh utama lainnya.Tiap harinya pemahaman dan perasaan anak akan semakin berkembang kepada anggota keluarga maupun lingkungan yang akrab dengannya. Sehingga pada akhirnya ia akan merasa tidak nyaman jika berada jauh dari orang atau lingkungan yang biasanya.&nbsp;Separation anxiety dapat muncul dengan tingkatan yang lebih besar jika si Kecil dalam keadaan lapar, sakit atau mengantuk. Biasanya, separation anxiety dapat timbul pada kondisi ketika MomDad harus pergi bekerja, si Kecil dititipkan di daycare atau ke rumah kakek-neneknya dan saat mulai masuk sekolah.Tanda separation anxiety<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661605235893-f347447d.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="baby-pink-toilet-seat-toilet-hygiene-children-s-toilet-children-s-pad-cover-toilet-seat_271966-1189.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Berdasarkan pendapat para ahli di Stanford Medicine Children’s Health, separation anxiety disebabkan oleh faktor biologis dan lingkungan. Kemungkinan, anak yang mengalami separation anxiety&nbsp;mewarisi kecenderungan untuk menjadi cemas dari salah satu anggota keluarga. Selain itu, ada peran ketidakseimbangan antara norepinefrin dan serotonin di otaknya.MomDad dapat mengenal gejala separation anxiety berupa:Si Kecil tidak mau terpisah dan melakukan berbagai cara seperti menangis dan rewel untuk menunda kepergian MomDadSi Kecil menangis histeris saat MomDad hilang dari pandangannya, walaupun hanya ke kamar mandi atau ke ruangan lainKunci utama untuk menghadapi anak yang merasakan separation anxiety adalah dengan kesabaran dan kasih sayang. Hindari membentak si Kecil saat sedang merasa cemas akan perpisahan, ya karena hal ini bisa menjadi traumatis yang berkelanjutan.Semoga informasi di atas dapat membantu MomDad untuk lebih mudah menghadapi separation anxiety pada si Kecil yaa!Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar parenting? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Reference:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.unicef.org/parenting/child-care/managing-child-separation-anxiety" title="https://www.unicef.org/parenting/child-care/managing-child-separation-anxiety">https://www.unicef.org/parenting/child-care/managing-child-separation-anxiety </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=separation-anxiety-disorder-90-P02582" title="https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=separation-anxiety-disorder-90-P02582">https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=separation-anxiety-disorder-90-P02582 </a></li></ul>Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Kenali Tanda si Kecil Alami Separation Anxiety 

kenali-tanda-si-kecil-alami-separation-anxiety-

Menciptakan suasana makan yang nyaman untuk si Kecil sangatlah penting. Menekan atau memberikan pressure pada anak untuk makan dapat menimbulkan masalah makan. Oleh karena itu, sebaiknya hindari ucapkan kata-kata ini kepada si Kecil saat ia sedang makan ya, MomDad!Memaksa<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661596128299-d2548cd7.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="1661148318745-1e30767d.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Anak mungkin cenderung tidak suka makanan tertentu, misalnya seperti sayur. Hindari mengucapkan kata,“kamu harus habis nasinya,” atau “ayo dimakan sayurnya, semua!”Ucapan tersebut dapat membuat si Kecil tidak nyaman dan menimbulkan trauma.MenghukumMengucapkan “kalau makannya enggak habis, mama jewer kamu, lho” atau “kalau enggak mau makan, nanti kamu engga mama bolehin makan es krim lagi,” akan membuat si Kecil jadi tertekan karena ia tidak bisa belajar untuk mengatur emosinya. Si Kecil pun juga menyerap energi negatif dari orang tua karena ia terpaksa menghabiskan makanannya agar tidak dihukum.Melakukan permainan makanSeperti membawa sesendok penuh makanan mendekati mulut si Kecil dan berkata,“ini dia pesawat terbang mau masuk bandara” atau “eh, ini kereta apinya mau datang. Pintu stasiunnya dibuka dulu, yuk”.Sebisa mungkin, hindari mengajak si Kecil makan sambil bermain, agar ia bisa fokus terhadap makanannya.&nbsp;Merayu atau membujuk“Makan satu sendok lagi yu, Nak, supaya mama senang,” atau “makan satu sendok lagi deh, setelah itu selesai.”Membujuk anak untuk makan satu atau dua suap lagi dapat membuat ia bingung mengenal konsep lapar dan kenyang di dalam tubuhnya.&nbsp;Menyogok dan memberikan reward“Kalau makan segigit lagi, kamu boleh beli mainan besok.”Hindari kebiasaan memberikan reward pada anak dalam segala hal, termasuk urusan makan. Hal ini dapat menciptakan kebiasaan buruk, di mana anak dapat berpikir akan selalu mendapatkan hal yang diinginkan jika menuruti perkataan orang tuanya.Yuk, ciptakan suasana yang nyaman saat si Kecil makan agar ia bisa menikmati makanannya dan makan dengan tenang.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar parenting? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Reference:&nbsp;Mommyclopedia Panduan Lengkap Merawat Batita oleh dr Meta Hanindita, Sp.A - Gramedia 2020

MomDad, Hindari Ucapkan Kata Ini Saat si Kecil Makan!

momdad--hindari-ucapkan-kata-ini-saat-si-kecil-makan-

Pada masa bayi, buah hati memang tampak lucu dan menggemaskan. Terlebih lagi bila diajak bermain dan bercanda, gelak tawa bayi sangat menyenangkan. Tak jarang dan mengherankan jika orang-orang di sekitar bayi, baik ayah, ibu, kakak, kakek, nenek, om, dan tante sering tergerak untuk bermain dan bercanda dengan si Kecil dengan cara-cara yang “heboh” seperti mengayun, melempar, atau mengguncang bayi. Namun hati- hati, karena cara bermain yang demikian dapat berdampak buruk, lho pada bayiWaspada shaken baby syndrome<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661509498513-c1ae27c4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="1661148318745-1e30767d.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Mengguncang atau mengayun bayi dengan cara yang tidak benar dapat membahayakannya. Disengaja atau tidak, guncangan yang terlalu keras dapat menyebabkan cedera berupa kerusakan pada otaknya. Nah, cedera inilah yang disebut shaken baby syndrome.Shaken baby syndrome tergolong salah satu bentuk kekerasan pada anak yang berupa guncangan kepala hebat dan menyebabkan perdarahan retina, serta perdarahan otak. Sindrom ini merupakan salah satu penyebab utama kematian dan gangguan saraf pada anak akibat kekerasan. Saat bayi atau anak mengalami guncangan yang hebat, otak mengalami perputaran atau pergeseran terhadap aksisnya (batang otak).Shaken baby syndrome juga seringkali ditemukan pada anak yang memiliki riwayat kekerasan sebelumnya atau tanda kekerasan di bagian tubuh lain.Sebagian besar, sindrom ini terjadi pada anak di bawah 2 tahun yang umumnya sengaja dilakukan oleh laki – laki, ayah, atau pengasuh anak. Pasalnya, orang tua yang mengalami stres secara sosial, biologis, atau finansial rentan melakukan perilaku impulsif dan agresif.Guncangan yang menyebabkan shaken baby syndrome﻿﻿Shaken baby syndrome dapat dipicu oleh guncangan yang terjadi pada anak, seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Guncangan yang disengaja, misalnya oleh orang dewasa yang tidak sabar terhadap bayi yang rewel,</li><li style="text-align: justify;">Guncangan yang tidak disengaja karena cara bermain yang menyebabkan guncangan hebat pada kepala, misalnya dengan diayun atau dilemparkan ke udara.</li><li style="text-align: justify;">Guncangan pada badan juga dapat berakibat cedera pada otak karena perubahan posisi kepala terhadap leher yang drastis dan mendadak.</li></ul>Gejala shaken baby syndrome<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661509125141-040e7035.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="little-caucasian-baby-girl-crying-white-crib-beautiful-gentle-baby-girl-10-months-old-with-crying-bed_462005-384.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Spektrum gejala shaken baby syndrome sangat luas. Mulai dari gejala ringan sampai sangat berat. Gejala ringan yang tidak spesifik, umumnya tidak disadari oleh dan dapat membaik seiring berjalannya waktu, seperti gangguan belajar atau gangguan perilaku saat anak lebih besar. Sementara sindrom yang sangat berat dapat menyebabkan penurunan kesadaran, kejang, hingga kematian.Umumnya, sesaat setelah guncangan hebat, akan timbul reaksi antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Anak menjadi rewel</li><li style="text-align: justify;">Cenderung banyak tidur</li><li style="text-align: justify;">Muntah - muntah</li><li style="text-align: justify;">Tidak mau makan</li></ul>Gejala di atas dapat menetap selama beberapa hari atau beberapa minggu. Kemudian, perdarahan otak dapat menyebabkan penurunan kesadaran, kejang, muntah, malas menyusui, dan kontak yang berkurang. Kerusakan otak berat dapat menyebabkan gangguan pernapasan sampai henti napas.Cara mendiagnosa shaken baby syndromeUntuk mendiagnosis shaken baby syndrome, perlu wawancara mendalam dengan orang yang mengasuh anak sehari-harinya. Mungkin diperlukan pemeriksaan penunjang seperti CT scan atau MRI kepala untuk mendeteksi kerusakan otak dan perdarahan. Foto Rontgen dapat membantu mengkonfirmasi patah tulang. Pemeriksaan mata juga diperlukan untuk mencari perdarahan retina.Mencegah shaken baby syndrome<ul><li style="text-align: justify;">Hindari bermain atau bercanda dengan bayi dengan cara mengayunkan, mengguncang, atau melempar tubuhnya.</li><li style="text-align: justify;">Jika MomDad menggunakan ayunan, gunakanlah ayunan khusus untuk bayi.</li><li style="text-align: justify;">Awasi selalu apabila bayi bermain dengan kakak atau anak yang lebih besar.</li><li style="text-align: justify;">Pilih pengasuh yang dapat dipercaya serta cukup stabil dan matang secara psikologis.</li><li style="text-align: justify;">MomDad yang memiliki masalah psikis sebaiknya mencari bantuan profesional terkait (psikolog atau psikiater) agar mampu mengasuh bayi secara aman dan bertanggung jawab.</li></ul>Itu dia penjelasan mengenai shaken baby syndrome. Semoga membantu ya, MomDad.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Reference:<ul><li style="text-align: justify;">Blumenthal. Shaken baby syndrome. Postgrad Med J.2002;78:732–5</li><li style="text-align: justify;">American Academy of Pediatrics. Shaken baby syndrome: Rotational cranial injuries—technical report. Pediatrics. 2001;108:206 –10</li></ul>Sumber foto: FreepikPenulis: Dr.Natharina Yolanda. Dr.Amanda SoebadiReviewer: Dr.Amanda Soebadi,Sp.A

Hati-Hati Shaken Baby Syndrome Saat Mengayun Bayi

hati-hati-shaken-baby-syndrome-saat-mengayun-bayi

Setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Mulai dari masa kehamilan, menyusui, hingga anak dewasa nantinya. Namun, di tengah perjuangan Mom, pasti ada saja komentar buruk mengenai hal tersebut.Misalnya saja saat masa menyusui. Kalau payudara lembek yang katanya tidak ada ASI. Mom mungkin mulai berpikir apakah bayi cukup ASI atau cara ASI booster? Nah, untuk menjawab pertanyaan ini, yuk simak penjelasan mengenai payudara lembek saat menyusui berikut ini!Penyebab payudara lembek saat menyusui<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661505751728-04d89783.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-mart-production-7491259 (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Payudara akan terasa lebih lembek saat “isi” payudara berkurang. Arti hal ini bagi seorang ibu menyusui adalah ketika menyusui berjalan lancar dan bayi dapat mengosongkan payudara dengan efektif maka payudara akan terasa lebih lembek setelah sesi menyusui selesai.Pada minggu-minggu pertama proses menyusui, payudara akan sering terasa lebih kencang, penuh dan bahkan pada beberapa ibu dapat “meluap” dan membasahi pakaian ibu ketika tidak disusukan ke bayi. Hal ini merupakan hal yang normal karena pada minggu-minggu awal menyusui, tubuh ibu sedang menjajaki berapa volume ASI yang harus dihasilkan untuk mencukupi kebutuhan bayi.&nbsp;Namun, setelah 6-12 minggu proses menyusui, ibu mungkin mulai merasakan bahwa payudara tidak sekencang sebelumnya. Hal ini tidak berarti bahwa ASI ibu berkurang, melainkan karena tubuh ibu sudah dapat menyesuaikan antara “supply” atau pasokan ASI dengan “demand” atau kebutuhan bayi.Artinya, ASI Mom sudah bisa memenuhi kebutuhan ASI bayi dan merupakan pertanda baik bagi seorang ibu menyusui. Selain itu, bayi juga jadi tidak mudah tersedak saat menyusui karena supply and demand-nya sudah seimbang.Hal-hal yang membuat produksi ASI tidak keluar<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661505586516-c09e777d.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="close-up-intimate-moment-mother-lactating-her-newborn-son-scene-innocence-protection-family-motherhood-lifestyle-concept_176420-12220.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Produksi ASI menganut prinsip supply and demand, yang artinya, ASI akan diproduksi seiring kebutuhan bayi. Semakin sering Mom mengosongkan payudara, baik dengan menyusui bayi maupun dengan memompa, maka produksi ASI akan semakin terangsang. Namun, meskipun memompa ASI juga dapat merangsang produksi ASI, stimulasinya tidak sekuat menyusu langsungASI sejatinya tidak pernah benar-benar “kosong”, karena ASI selalu diproduksi di dalam payudara ibu. Namun, payudara yang “kosong” akan memberi sinyal agar produksi ASI lebih cepat, sedangkan payudara yang “penuh” akan memberi sinyal agar produksi ASI diperlambat. Sehingga, jika pengosongan payudara tidak adekuat, maka ASI yang dihasilkan semakin lama akan semakin sedikit.Cara agar produksi ASI tetap lancar<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661505620538-3ed37590.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1178789300-170667a(8).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Karena kunci produksi ASI adalah prinsip supply and demand, maka semakin sering ibu mengosongkan payudara, ASI pun akan semakin sering diproduksi. Hal yang dapat dilakukan untuk memastikan pengosongan payudara adekuat diantaranya:<ul><li style="text-align: justify;">Memastikan bayi menyusu dengan efektif</li><li style="text-align: justify;">Gunakan bantuan pijatan payudara untuk mengosongkan payudara secara sempurna</li><li style="text-align: justify;">Tawarkan bayi untuk menyusu pada kedua payudara, biarkan bayi menyelesaikan menyusu pada satu payudara terlebih dahulu sampai benar benar 'kosong', sebelum menawarkan payudara sebelahnya</li><li style="text-align: justify;">Apabila bayi tidak dapat mengosongkan payudara secara sempurna maka ibu dapat memompa payudara hingga benar-benar 'kosong'.</li></ul>Nah, sekarang Mom enggak perlu khawatir lagi mengenai payudara yang lembek, ya.&nbsp; Yang terpenting adalah Mom bisa menyusui si Kecil hingga genap 2 tahun dan memberikan nutrisi yang lengkap buat si Kecil.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar ASI? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Payudara Lembek Saat Menyusui, Apakah Tanda Tidak Ada ASI?

payudara-lembek-saat-menyusui--apakah-tanda-tidak-ada-asi-

MomDad, sudah menerapkan toilet training pada si Kecil sejak ia di usia berapa? Sebenarnya, tidak ada usia pasti untuk menerapkan toilet training pada anak. Kesiapan anak bisa dilihat dari kematangan fisik dan psikologis yang umumnya muncul mulai usia 18 bulan hingga 2,5 tahun. Nah, namun MomDad bisa mengajarkan sedikit demi sedikit mengenai toilet training pada si Kecil berdasarkan usianya dengan cara berikut!Usia 18 bulan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661488862714-1916bc0c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="changing-baby-boys-wet-diaper_58702-7173.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pada umumnya, anak mulai menunjukkan tanda siap toilet training saat berusia 18 bulan. Di usia ini, MomDad bisa mulai mengajarkannya mengenai buang air dan bagaimana tubuhnya bekerja.<ul><li style="text-align: justify;">Ajari kosakata terkait toilet training, misalnya pipis atau pup.</li><li style="text-align: justify;">Ajari si Kecil mendatangi MomDad kapanpun popoknya basah atau kotor.</li><li style="text-align: justify;">Ganti popoknya sesering mungkin.</li><li style="text-align: justify;">Buatlah suasana ganti popok menyenangkan sehingga si Kecil akan mendatangi Momad saat popoknya basah atau kotor.</li><li style="text-align: justify;">Puji si Kecil saat buang air di popok.</li></ul>Usia 21 bulan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661488128109-6934662a.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="baby-pink-toilet-seat-toilet-hygiene-children-s-toilet-children-s-pad-cover-toilet-seat_271966-1189.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Di usia ini, MomDad dapat mulai mengajari si Kecil mengenai kamar mandi dan toilet.<ul><li style="text-align: justify;">Ajari apa gunanya kamar mandi dan toilet. Contohnya: pipis dan pup harus di tempat khusus ini. Demonstrasikan dengan membuang kotoran dari popok ke dalam toilet.</li><li style="text-align: justify;">Minta si Kecil melihat anak lain yang sudah “lulus” toilet training menggunakan toilet atau potty chair (kursi yang digunakan untuk melatih anak menggunakan toilet).</li><li style="text-align: justify;">Letakkan potty chair di dalam kamar mandi dan minta si Kecil mendudukinya saat MomDad sedang menggunakan toilet.</li></ul>Usia 2 tahun<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661488041748-767ba589.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="father-training-sleepy-son-use-toilet-bathroom-asian-toddler-boy-sitting-toilet-with-kid-bathroom-accessory_83369-377.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Di usia ini mulai menggunakan alat bantu untuk mengajari toilet training.<ul><li style="text-align: justify;">Bacakan buku mengenai toilet training untuk anak.</li><li style="text-align: justify;">Ajak si Kecil bermain pretend play di mana ia mengajari bonekanya untuk menggunakan potty chair.</li></ul>Tips lain yang perlu MomDad ingat, jangan paksa si Kecil untuk menggunakan toilet dan mempermalukan atau memarahinya saat masih buang air di popok, karena semua butuh proses, serta kesabaran.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar tips&nbsp;parenting? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikReference:&nbsp;Mommyclopedia Panduan Lengkap Merawat Batita oleh dr Meta Hanindita, Sp.A - Gramedia 2020 Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Tahapan Menerapkan Toilet Training pada Anak Berdasarkan Usia

tahapan-menerapkan-toilet-training-pada-anak-berdasarkan-usia

MomDad mungkin pernah mengalami di mana bayi mengalami kolik, yakni menangis terus menerus tanpa sebab, padahal sudah dicoba ditenangkan dengan berbagai cara. Jika bayi mengalami kolik, tak jarang orang tua pun ikut merasa stres karena merasa tidak bisa menangani si Kecil. Ketahui lebih lanjut mengenai kolik pada bayi ini, yuk, MomDad!Penyebab bayi kolik<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661422759886-6083f2db.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="newborn-baby-is-lying-crib-screaming-crying-tired-hungry_262398-182.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Dr. Morris Wessel&nbsp;mendefinisikan kolik pada bayi sebagai bayi sehat yang menangis lebih dari 3 jam per hari dan lebih dari 3 hari per minggu. Oleh sebab itu, sebelum menganggap bayi sebagai hanya mengalami kolik, kemungkinan bayi memang benar-benar sakit harus disingkirkan terlebih dahulu.Beberapa masalah penting yang juga dapat menyebabkan bayi menangis terus menerus, antara lain alergi protein susu sapi, intoleransi laktosa, dan adanya infeksi, seperti infeksi saluran kemih dan infeksi telinga harus dapat diidentifikasi dan diobati sebelum kita mengatakan bahwa bayi hanya mengalami kolik.Pada infeksi saluran kemih atau telinga tengah mungkin ditemukan gejala demam, sedangkan pada alergi protein susu sapi mungkin ada diare berdarah. Pada intoleransi laktosa mungkin ada BAB dengan gas serta area anus kemerahan, dan lain-lain sebagainya.Mengatasi bayi kolik&nbsp;<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661422765506-8e854638.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="portrait-sad-woman-wearing-beige-casual-style-sweater-with-ponytail-hairstyle-sitting-table-with-her-crying-infant-daughter-holding-cup-coffee-tea-trying-calm-down-baby_176532-17323.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Tidak ada terapi obat yang terbukti bermanfaat sepenuhnya untuk mengatasi kolik. Bayi yang menangis terus tentu menyebabkan stres tersendiri bagi orang tua, sehingga MomDad perlu yakin dan mengerti bahwa bayinya sehat dan kolik akan hilang sendiri tanpa menimbulkan masalah jangka panjang.&nbsp;Pada bayi yang menangis terus menerus tanpa sebab yang jelas, dapat dipikirkan dua kemungkinan penyebab, yakni stimulasi berlebih dan kolik. Jika diduga stimulasi berlebih yang menyebabkan bayi menangis terus, orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut :&nbsp;<ul><li style="text-align: justify;">Merespon tangisan bayi. Menangis adalah satu-satunya cara bayi berkomunikasi sehingga respon segera dari orang tua terhadap tangisan memberikan kenyamanan dan kepercayaan bayi bahwa kebutuhannya terpenuhi segera.</li><li style="text-align: justify;">Kurangi stimulasi dari orang yang berkunjung ataupun keadaan yang menstimulasi bayi di sore menjelang malam hari.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Buat suasana tenang untuk membuat bayi merasa tenang. Kurangi cahaya terang, bicara dengan volume suara pelan, dan hindari sumber suara lain sebisa mungkin.</li></ul>&nbsp;Jika sumber tangisan bayi diduga adalah kolik, berikut adalah hal yang dapat dilakukan oleh MomDad:<ul><li style="text-align: justify;">Berikan tekanan ringan pada area perut bayi. Bayi yang mengalami kolik merasa lebih nyaman ketika ada tekanan ringan pada perutnya. Bayi dapat ditengkurapkan di pangkuan ibu dengan perut menekan paha ibu atau digendong tegak di bahu ibu sambil ibu mengusap lembut punggungnya.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Coba sendawakan bayi. Jika bayi menangis terus akibat banyaknya gas di dalam perutnya, sendawa akan membantu membuat bayi merasa nyaman.&nbsp;</li></ul>Apabila bayi diduga mengalami masalah lain selain kedua hal di atas, segera konsultasikan pada dokter untuk mendiskusikan pilihan tatalaksana selanjutnya.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Kolik, Penyebab Bayi Menangis Terus Tanpa Sebab

kolik--penyebab-bayi-menangis-terus-tanpa-sebab

Memperhatikan tumbuh kembang si Kecil merupakan momen mengharukan sekaligus membahagiakan bagi para orang tua, terlebih pada fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Nah, bagi MomDad yang membutuhkan gambaran bagaimana idealnya perkembangan anak, khususnya perkembangan bahasa di usia 9-12 bulan, berikut daftar penjabarannya.Perkembangan Bahasa &amp; kognitif	<img src="https://storage.primaku.com/editor/1661421548869-b631193e.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="baby 1 year old.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> <ul><li style="text-align: justify;">Bayi tertarik mengeksplorasi objek dengan tangan, jari, dan mulut</li><li style="text-align: justify;">Bayi tampak tertarik pada benda yang jauh dan dapat merangkak untuk mendekati objek yang menarik perhatiannya.</li><li style="text-align: justify;">Bayi mulai dengan pengucapan “mama” “dada” atau non spesifik. Kemudian lambat laun menjadi pengucapan “mama” “dada atau papa” yang lebih spesifik di sekitar usia 12 bulan.</li><li style="text-align: justify;">Bayi merespon terhadap perintah sederhana seperti “Yuk, kemari!” atau “Ambil mainan itu.”</li><li style="text-align: justify;">Bayi dapat melihat ke arah benda yang disebutkan, seperti melihat ke arah MomDad saat kata “mama” atau “bunda” disebut.</li><li style="text-align: justify;">Bayi dapat menemukan benda yang disembunyikan&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Bayi mulai berada di fase babbling atau memiliki suara dan intonasi yang bervariasi seperti orang dewasa berbicara</li><li style="text-align: justify;">Bayi dapat memperhatikan benda atau objek yang dilihat atau ditunjuk oleh orang dewasa</li><li style="text-align: justify;">Bayi memberi respon terhadap kata “No” atau “Tidak”&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Bayi mulai menggunakan gerakan tangan untuk berkomunikasi dan menyatakan keinginan, seperti gerakan yang menunjukkan bahwa dia ingin digendong, atau meminta minum dan makan, serta dapat menunjuk objek yang menarik pada usia sekitar 12 bulan.</li></ul>Di samping sederet perkembangan di atas, MomDad perlu berhati-hati jika si kecil menunjukkan tanda di bawah ini:<ul><li style="text-align: justify;">Tidak menengok saat dipanggil namanya.</li><li style="text-align: justify;">Tidak menunjukkan respon atau tidak tampak mengenali kata-kata yang seharusnya sudah dikenalnya, seperti kata “mama”, “papa”, “bunda”.</li></ul>Nah, saat ini si Kecil sudah mulai belajar berbicara apa saja nih, MomDad? Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar stimulasi? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Perkembangan Personal Sosial pada Bayi Usia 9-12 Bulan

Perkembangan Personal Sosial pada Bayi Usia 9-12 Bulan

Kenali Tanda si Kecil Alami Separation Anxiety

Kenali Tanda si Kecil Alami Separation Anxiety

MomDad, Hindari Ucapkan Kata Ini Saat si Kecil Makan!

MomDad, Hindari Ucapkan Kata Ini Saat si Kecil Makan!

Hati-Hati Shaken Baby Syndrome Saat Mengayun Bayi

Hati-Hati Shaken Baby Syndrome Saat Mengayun Bayi

Payudara Lembek Saat Menyusui, Apakah Tanda Tidak Ada ASI?

Payudara Lembek Saat Menyusui, Apakah Tanda Tidak Ada ASI?

Tahapan Menerapkan Toilet Training pada Anak Berdasarkan Usia

Tahapan Menerapkan Toilet Training pada Anak Berdasarkan Usia

Kolik, Penyebab Bayi Menangis Terus Tanpa Sebab

Kolik, Penyebab Bayi Menangis Terus Tanpa Sebab

Ini Perkembangan Bahasa pada Bayi Usia 9-12 Bulan

Ini Perkembangan Bahasa pada Bayi Usia 9-12 Bulan