Saat memotong kuku bayi, perlu dilakukan dengan hati-hati dan cermat karena kuku bayi yang lembut dan sensitif bisa dengan mudah terluka. Terlebih, bayi memiliki gerakan yang tidak terduga dan refleks yang kuat. Namun mungkin ada kalanya di saat MomDad sudah memotong kuku dengan hati-hati, kuku bayi justru terlihat memerah setelah dipotong.Kuku bayi yang memerah biasanya disebabkan karena peradangan pada lipatan kuku, yaitu daerah antara kuku dan jaringan lunak di bawahnya, yang terjadi akibat infeksi, luka, maupun iritasi. Terkadang dapat pula disebabkan adanya penyakit lain, misalnya diabetes, psoriasis, atau eksim.Lantas, apakah bayi kuku yang merah sama dengan cantengan? Kuku yang merah (paronychia) tidak sama dengan cantengan (onikolisis), tetapi cantengan yang tidak diobati/dirawat dapat menyebabkan kuku memerah. MomDad dapat mengetahui perbedaan antara kuku merah dan cantengan dengan ciri:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Kuku merah: Pembengkakan dan peradangan area sekitar kuku akibat infeksi bakteri maupun jamur. Penyebabnya beragam, seperti; refleks genggam, aktivitas menghisap jari, memotong kuku terlalu pendek, cantengan.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Cantengan: Merupakan kuku yang tidak tumbuh sempurna; melengkung ke dalam. Dapat diakibatkan oleh refleks genggam, pemakaian kaus kaki yang terlalu kecil, kuku yang dipotong terlalu pendek terdesak bantalan kuku dan tumbuh melengkung ke dalam, atau genetik.</li></ul>MomDad dapat melakukan pertolongan pertama pada kuku bayi luka/mengalami cantengan dengan cara:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Rendam kuku yang terinfeksi dengan air hangat selama 20 menit selama beberapa kali sehari.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Oleskan salep anti-bakteri yang tersedia di apotek.</li></ul>Dalam banyak kasus, cantengan pada bayi merupakan kondisi ringan dan akan hilang dengan sendirinya, tetapi apabila kuku memerah, bengkak, dan bernanah, segera konsultasi dengan dokter.Referensi:<ul><li style="text-align: left;">Nidirect. Nail Abnormalities. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.nidirect.gov.uk/conditions/nail-abnormalities" title="https://www.nidirect.gov.uk/conditions/nail-abnormalities">https://www.nidirect.gov.uk/conditions/nail-abnormalities </a></li><li style="text-align: left;">Kids Health (April 2023). Paronychia. <a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/PrimaryChildrens/en/parents/paronychia.html" title="https://kidshealth.org/PrimaryChildrens/en/parents/paronychia.html">https://kidshealth.org/PrimaryChildrens/en/parents/paronychia.html </a></li><li style="text-align: left;">Kementerian Kesehatan (10 Agustus 2022). Cantengan di Kaki. Diambil dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1284/cantengan-di-kaki" title="https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1284/cantengan-di-kaki">https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1284/cantengan-di-kaki </a></li></ul>

Kuku Bayi Memerah, Apakah Cantengan?

kuku-bayi-memerah--apakah-cantengan--1695571370868

Bayi rentan tersedak makanan karena masih dalam tahap perkembangan, terutama dalam hal refleks muntah, koordinasi otot-otot mulut dan tenggorokan, serta ukuran dan bentuk struktur anatomi mereka. Refleks muntah pada bayi belum sepenuhnya matang, sehingga mereka mungkin tidak bereaksi dengan cepat untuk mengeluarkan makanan dari mulut jika ada sesuatu yang tidak seharusnya masuk.Selain itu, refleks muntah pada bayi belum sepenuhnya matang, sehingga mereka mungkin tidak bereaksi dengan cepat untuk mengeluarkan makanan dari mulut jika ada sesuatu yang tidak seharusnya masuk.Nah, agar proses MPASI si Kecil lebih aman, MomDad perlu mengetahui tanda tersedak pada bayi yang mungkin ditemukan:<ul><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Terjadi secara tiba-tiba</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Tampak anak tersedak</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Batuk-batuk kuat atau batuk-batuk yang tak bersuara</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Tampak kesulitan bernapas, atau napas megap-megap</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Dada mengalami retraksi (dinding dada mengalami tarikan ke dalam)</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Tampak kebiruan</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Tak bisa mengeluarkan suara</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Kadang disertai penurunan kesadaran</li></ul>Jika bayi tersedak (choking), lakukan ini ya MomDad:<ul><li style="text-align: justify;">Hubungi 119 untuk kondisi emergensi</li><li style="text-align: justify;">Lakukan “back blow”/ “backslaps” sebanyak 5x dengan meletakkan bayi tengkurap dengan posisi kepala lebih rendah, ditopang lengan atau paha (diletakkan di atas pangkuan) (lihat gambar). Kemudian, gunakan pangkal telapak tangan untuk menepuk dan mendorong (back blow) di bagian punggung bayi pada area di antara kedua tulang belikat. Lakukan blow/ backslaps ini dengan cukup keras sehingga menimbulkan dentuman (bayangkan seperti MomDad sedang menepuk bantal untuk menghalau debu). Dorongan back blow ini diharapkan cukup keras untuk mendorong benda asing keluar dari saluran napas. Periksalah di antara dua back blow apakah sumbatan jalan napas sudah terlepas.</li></ul><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1bb3c073acbbb45974d1758a6b3cc347_1695028008330.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="bayi_tersedak_2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 882px; min-height: 0px;"> <ul><li style="text-align: justify;">Jika dengan back blow sumbatan belum terlepas, lakukan “chest thrust” dengan meletakkan bayi terlentang, juga dengan posisi kepala lebih rendah. Letakkan dua jari di area tengah-tengah dada, lalu lakukan penekanan dengan gerakan lambat dan menghentak. Lakukan sejumlah 5 kali hentakan. Periksa apakah sumbatan sudah terlepas setiap setelah hentakan dada.</li></ul> <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/eb0ef8cf45712b10f9cad9101352f7231d_1695028039474.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="bayi_tersedak_3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 882px; min-height: 0px;"> <ul><li style="text-align: justify;">Jika benda asing/makanan tampak di rongga mulut bayi, maka benda/ makanan tersebut dapat diambil dengan dikait menggunakan jari. Letakkan bayi pada posisi miring dengan kepala mengarah ke bawah</li><li style="text-align: justify;">Jika sumbatan belum terlepas, lakukan 5 back blow dan 5 chest thrusts secara bergantian sampai bantuan datang.</li><li style="text-align: justify;">Jika bayi menjadi tidak sadar, segera lakukan bantuan hidup dasar tanpa harus menunggu bantuan datang (lihat Pedoman Bantuan Hidup Dasar).</li></ul>Gagging perlu dibedakan dengan choking (tersedak). Pada gagging, seorang anak dapat menjulurkan lidahnya, melepehkan makanannya, dan batuk untuk mencegah masuknya makanan tersebut ke jalan napas. Sebaliknya, pada choking (tersedak) yang artinya makanan telah masuk ke saluran napas, maka gejala yang ditimbulkan dapat berupa anak “diam” dan tidak bersuara, serta kebiruan. Jika sumbatannya tidak pada seluruh jalan napas maka dapat terdengar bunyi mengi.Sebagai langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko tersedak pada bayi saat MPASI, berikan tekstur yang sesuai dan responsive feeding mengikuti sinyal yang diberikan bayi.Sangat penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memastikan bahwa makanan yang diberikan kepada bayi sesuai dengan tahap perkembangan mereka dan tidak berisiko menyebabkan tersedak. Mengenalkan makanan padat secara bertahap, memotong makanan kecil-kecil, dan memilih makanan yang mudah dihancurkan atau dihaluskan adalah beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risiko tersedak pada bayi. Selalu perlu diawasi dengan cermat selama makan dan siap untuk mengambil tindakan jika bayi tersedak. Referensi:<ul><li style="text-align: justify;">﻿﻿Stanford Children. How to Help a Choking Child. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=how-to-help-a-choking-child-1-197" title="https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=how-to-help-a-choking-child-1-197">https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=how-to-help-a-choking-child-1-197 </a></li><li style="text-align: justify;">Raising Children (06-02-2023). Choking first aid for babies under 12 months: in pictures. <a classname="e-rte-anchor" href="https://raisingchildren.net.au/babies/safety/choking-strangulation/choking-first-aid-pictures" title="https://raisingchildren.net.au/babies/safety/choking-strangulation/choking-first-aid-pictures">https://raisingchildren.net.au/babies/safety/choking-strangulation/choking-first-aid-pictures </a></li><li style="text-align: justify;">Pocket Book of Hospital Care for Children 2013 Edition. World Health Organization. <a classname="e-rte-anchor" href="https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/81170/9789241548373_eng.pdf;jsessionid=B6C3721F71F2C9C618FD77565613F1ED?sequence=1" title="https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/81170/9789241548373_eng.pdf;jsessionid=B6C3721F71F2C9C618FD77565613F1ED?sequence=1">https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/81170/9789241548373_eng.pdf;jsessionid=B6C3721F71F2C9C618FD77565613F1ED?sequence=1 </a></li><li style="text-align: justify;">Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit WHO</li></ul>

Pertolongan Pertama pada Bayi Tersedak, Lakukan Hal Ini!

pertolongan-pertama-pada-bayi-tersedak--lakukan-hal-ini--1716178402600

Belakangan, kasus membakar sampah di lingkungan tempat tinggal marak terjadi. Hal ini tentu mengganggu kenyamanan, terutama anak-anak. Dalam lingkungan tempat tinggal, anak-anak kerap bermain di luar, sehingga kemungkinan besar mereka menghirup udara kotor akibat pembakaran sampah. Terlebih, asap dari pembakaran sampah bisa tersebar luas karena terbawa angin. MomDad perlu waspada dan tahu nih, dampak buruk menghirup asap pembakaran sampah terhadap kesehatan keluarga, terutama si Kecil, di antaranya:<ul><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Asap dari pembakaran terdiri dari partikel-partikel mikroskopis yang sangat kecil (partikulat), yang jika dihirup, dapat mencapai bagian dalam paru-paru dan tinggal di sana selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Menghirup partikulat meningkatkan risiko infeksi pernapasan, dapat memicu serangan asma, dan menyebabkan masalah lain seperti batuk, mengi, nyeri dada, dan sesak napas. </li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Salah satu polutan paling berbahaya yang dilepaskan selama pembakaran sampah adalah dioxin. Dioxin adalah karsinogen yang diketahui dan terkait dengan cacat lahir. Dioxin dapat dihirup secara langsung, atau terendap di tanah, air, dan tanaman di mana ia menjadi bagian dari rantai makanan.</li><li style="text-align: justify;">Pembakaran sampah dapat melepaskan hexachlorobenzene (HCB) ke lingkungan. Senyawa ini adalah toksin yang sangat persisten dan terurai secara lambat di udara. Akibatnya, ia dapat berpindah jarak jauh dalam atmosfer. Ia dapat mengumpul di ikan, hewan laut, burung, lumut, dan hewan yang memakan ikan dan lumut. HCB adalah karsinogen manusia yang mungkin, dan berdasarkan penelitian pada hewan, paparan jangka panjang, tingkat rendah terhadap HCB dapat merusak janin yang sedang berkembang, menyebabkan kerusakan ginjal dan hati, dan menyebabkan kelelahan serta iritasi kulit.</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Formaldehida dilepaskan saat produk kayu tekan yang direkatkan, cat, pelapis, sampingan, busa urea-formaldehida, dan insulasi serat kaca dibakar. Paparan formaldehida dapat mengakibatkan mata berair, sensasi terbakar di mata dan tenggorokan, mual, kesulitan bernapas (yaitu, batuk, nyeri dada, mengi), dan ruam kulit. Paparan formaldehida yang berkepanjangan dapat menyebabkan kanker.</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Pembakaran plastik, atau polivinil klorida (PVC), dapat menghasilkan gas hidrogen klorida, atau asam klorida, yang dapat menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru dan mungkin ulserasi saluran pernapasan.</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran sampah yang tidak lengkap. Karbon monoksida adalah gas tak berwarna dan tidak berbau yang mencegah oksigen diserap oleh darah dan paru-paru. Ini sangat berbahaya ketika dihirup oleh anak-anak dengan paru-paru yang belum matang, orang tua, dan orang-orang dengan kondisi jantung kronis atau penyakit paru-paru.</li></ul>Penting untuk diingat bahwa membakar sampah di luar ruangan atau tanpa peralatan yang tepat dapat menghasilkan asap yang lebih berbahaya. Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan masyarakat dan lingkungan, praktik pembuangan sampah yang aman dan ramah lingkungan sebaiknya diutamakan, seperti daur ulang, kompos, atau pengelolaan sampah yang lebih baik.Referensi:&nbsp;<ul><li style="text-align: justify;">Environmental Fact Sheet (2019). Burning of Residential Trash Health &amp; Environmental Risks and Proper Disposal. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.des.nh.gov/sites/g/files/ehbemt341/files/documents/2020-01/ard-33.pdf" title="https://www.des.nh.gov/sites/g/files/ehbemt341/files/documents/2020-01/ard-33.pdf">https://www.des.nh.gov/sites/g/files/ehbemt341/files/documents/2020-01/ard-33.pdf</a></li></ul>

Dampak Buruk Menghirup Asap Pembakaran Sampah

dampak-buruk-menghirup-asap-pembakaran-sampah-1694753660504

MomDad, tahu gak, Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada bayi baru lahir sangat penting dilakukan untuk mencegah retardasi mental, lho Eitsss, nggak cuma itu aja manfaatnya. Masih ada banyak manfaat SHK bagi tumbuh kembang anak. Mau tahu apa saja? Simak penjelasannya melalui video di atas, yuk!

Pentingnya Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan & Perkembangan Melalui Skrining Hipotiroid Kongenital

pentingnya-deteksi-dini-gangguan-pertumbuhan---perkembangan-melalui-skrining-hipotiroid-kongenital-1694444911212

Lendir merupakan hal normal yang terjadi saat anak sedang batpil. Bagi orang dewasa, mengeluarkan lendir melalui mulut merupakan hal yang normal. Saat batpil, lendir perlu dikeluarkan karena terasa tidak nyaman di tenggorokan. Namun, bagaimana dengan bayi yang belum bisa mengeluarkan lendir sendiri?&nbsp; Perlu sedikit diluruskan bahwa yang dikeluarkan adalah lendir yang berlebihan. Bayi yang baru lahir hingga lansia, saluran nafasnya pasti dan harus dilapisi oleh lendir. Jadi, dalam keadaan normal pun saluran nafas kita akan berlendir.&nbsp;Dikutip dari <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/p/Cv4p9hXOAVV/" title="https://www.instagram.com/p/Cv4p9hXOAVV/" target="_blank">Instagram Reels dr. Miza Dito Afrizal, Sp.A,</a> lendir yang berlebihan memang harus dikeluarkan. Pertanyaannya, kalau bayi gimana, kan gak bisa buang dahak? Sebenarnya, tak semua orang dewasa bisa buang dahak. Cara mengeluarkan lendir adalah pada saat batuk, kita memindahkan lendir yang berlebihan dari saluran pernapasan pindah ke saluran pencernaan. Jadi, di tenggorokan ada seperti percabangan, di situlah lendir berpindah. Pada saat sudah berpindah dari saluran pernapasan ke saluran pencernaan, di situ lendir baru bisa dikeluarkan.Pada bayi, lendir hanya bisa dikeluarkan dengan dua cara, yaitu jika jumlahnya sekali banyak, bayi akan enek dan memuntahkannya. Yang kedua, jika misalnya pada saat batuk, lalu lendir pindahnya sedikit-sedikit, nanti bayi akan menelannya lalu masuk ke dalam saluran pencernaan, lambung, usus, dan lain-lain. Kemudian, akhirnya akan keluar lewat feses. Hal ini yang membuat feses bayi bisa berlendir. Jadi, kalau bayi lagi batpil dan fesesnya berlendir, namun tidak diare, nah itu sebenarnya lendir berlebihan yang ia buang.Referensi:&nbsp;<ul><li style="text-align: justify;">Healthline (May 22, 2018). <a class="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/mucus-in-baby-poop#outlook" title="https://www.healthline.com/health/mucus-in-baby-poop#outlook" target="_blank">Why Is There Mucus in My Baby’s Poop?&nbsp;</a></li></ul>

Gimana sih Cara Bayi Mengeluarkan Lendir saat Batpil?

gimana-sih-cara-bayi-mengeluarkan-lendir-saat-batpil--1694081522801

Biang keringat atau miliaria umum terjadi pada bayi dan kerap membuat kulit bayi menjadi merah. Biang keringat dapat timbul akibat tersumbatnya saluran keluar kelenjar keringat di dekat permukaan kulit (epidermis) atau lapisan kulit di bawahnya. Umumnya, biang keringat muncul di bagian tubuh yang sering mengalami “panas” yang terperangkap, misalnya area punggung, lipatan leher, dada, selangkangan. Kondisi ini juga lebih sering dijumpai pada bayi yang menggunakan pakaian berlapis-lapis, saat cuaca panas dan lembap.Biang keringat biasanya kering dan tidak berair, namun jika ditemukan lesi menyerupai biang keringat yang berair dan sangat gatal, besar kemungkinan biang keringat tersebut terinfeksi akibat garukan di kulit oleh tangan/kuku yang kotor. Infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri pada area biang keringat dapat menimbulkan gejala berair hingga bernanah dan umumnya terdapat tanda-tanda peradangan lain seperti nyeri, kemerahan, bengkak. Apabila dicurigai terdapat infeksi kulit oleh bakteri maka dokter akan meresepkan antibiotik oles untuk mengatasi keluhan ini.﻿﻿<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/92f1244794ca1efd0ae64adb0c1e6380_1693194060991.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage_-_artikel biang keringat.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"><div style="text-align: justify;">Biang keringat umumnya akan mengalami perbaikan dalam beberapa hari, namun perlu dihindari faktor risiko terjadinya. misalnya dengan menempatkan bayi pada ruangan yang sejuk, menggunakan pakaian yang menyerap keringat, menghindari penggunaan pakaian berlapis-lapis, mengeringkan area lipatan setelah mandi sebelum menggunakan baju, sering mengganti baju bayi yang sudah basah oleh keringat. Penggunaan krim atau bedak umumnya tidak diperlukan, namun penggunaan lotion calamine dapat mengurangi rasa tidak nyaman akibat biang keringat.</div><div style="text-align: justify;"> <div style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Meskipun biang keringat tidak berbahaya secara medis, itu bisa membuat bayi merasa tidak nyaman dan gatal. Kondisi ini biasanya membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu, terutama jika langkah-langkah sederhana diambil untuk menjaga kulit bayi tetap sejuk dan kering.</div><div style="font-size: 12pt; text-align: justify;"> </div><div style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Berikut adalah beberapa tips untuk mengatasi biang keringat pada bayi:﻿﻿</div><div style="text-align: justify;"><ul style="font-size: 12pt;"><li style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;">Jaga kulit bayi tetap sejuk dan kering: Hindari pakaian yang terlalu tebal atau terlalu banyak lapisan, dan pastikan bayi tidak terlalu berkeringat. Hindari juga lingkungan yang panas dan lembap. </div></li><li style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;">Pilih pakaian yang tepat: Gunakan pakaian yang ringan, longgar, dan terbuat dari bahan bernapas seperti katun, untuk membantu kulit bayi bernafas dan mengurangi iritasi.</div></li><li style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;">Hindari penggunaan produk yang berat atau berminyak: Hindari penggunaan krim atau minyak berat yang dapat menyumbat pori-pori dan memperburuk biang keringat.</div></li><li style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;">Beri perhatian pada daerah yang terkena: Bersihkan daerah yang terkena biang keringat dengan lembut menggunakan air hangat dan biarkan kulit bayi kering secara alami.</div></li></ul><div style="font-size: 12pt; text-align: justify;">﻿﻿Jika biang keringat bayi tidak membaik setelah beberapa minggu, atau jika ada tanda-tanda infeksi seperti pembengkakan, kemerahan yang parah, atau nanah, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter anak untuk penilaian dan saran medis lebih lanjut.</div><div style="font-size: 12pt; text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><div style="font-size: 12pt;">Referensi:&nbsp;</div><div style="font-size: 12pt;"> </div><ul><li style="text-align: justify;">Medical News Today (July 29, 2022). What to know about heat rash in babies.</li></ul>&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.medicalnewstoday.com/articles/324702" title="" target="_blank">https://www.medicalnewstoday.com/articles/324702</a><ul><li style="text-align: justify;">National Library of Medicine (August 8, 2023). Miliria.&nbsp;</li></ul>&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537176/" title="" target="_blank">https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537176/</a><ul><li style="text-align: justify;">Raising Children (September 1, 2021). Heat rash.&nbsp;</li></ul>&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/heat-rash" title="" target="_blank">https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/heat-rash</a><ul><li style="text-align: justify;">DermNet All About the Skin (September 2020). Miliria.&nbsp;</li></ul>&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://dermnetnz.org/topics/miliaria" title="" target="_blank">https://dermnetnz.org/topics/miliaria</a><ul><li style="text-align: justify;">American Family Physician (2008). Newborn Skin: Part I. Common Rashes.&nbsp;</li></ul><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2008/0101/p47.html" title="https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2008/0101/p47.html">&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;</a><a class="e-rte-anchor" href="https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2008/0101/p47.html" title="" target="_blank">https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2008/0101/p47.html</a> </div></div></div>

Biang Keringat Bayi sampai Berair, Berbahayakah?

biang-keringat-bayi-sampai-berair--berbahayakah--1693372764884

Anak yang sulit tidur, tentu akan mengganggu waktu istirahat orang tuanya. MomDad juga jadi terpaksa bangun untuk menenangkan atau menemani si Kecil. Kalau begini terus, tentu MomDad akan kewalahan di esok hari. Penyebab anak sulit tidur bisa disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya perubahan pola makan. Kok bisa sih? Yuk, simak penjelasan singkatnya di bawah.&nbsp;Perubahan pola makan anak<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/7eb9e710545fa2547972337adce2fce77_1692949211283.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-08-25T112042.805.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Perubahan pola makan anak dapat memengaruhi pola tidurnya karena anak yang tidak mendapat cukup asupan di siang hari umumnya menjadi lebih sering terbangun di malam hari karena lapar, sehingga hal tersebut mengganggu kualitas tidurnya.&nbsp;Agar anak mendapatkan tidur yang berkualitas, pastikan untuk mencukupi kalori pada siang hari, jika diperlukan maka sekitar 1 jam sebelum jam tidur anak. Selain itu, MomDad dapat menawarkan kudapan ringan agar anak lebih kenyang dan dapat tertidur lebih nyenyak. Namun, hindari memberikan camilan terlalu dekat dengan jam tidur, ya.&nbsp;Hubungan antara konsumsi makanan tertentu dengan masalh tidur pada anak<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f66c16ce3f89491464367cfdec4b347b_1692949230830.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-08-25T112222.658.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Pastikan anak tidak mengonsumsi stimulan, seperti kafein dari minuman bersoda, coklat, atau teh juga dapat mengganggu proses tidur dan anak akan lebih sulit jatuh tertidur, berdebar-debar, restless, dan gejala intoksikasi kafein. Plus, pada anak yang mengalami intoleransi laktosa, konsumsi susu akan menyebabkan ia mengalami kembung, nyeri atau kram perut hingga diare yang menyebabkan tidurnya terganggu. Jika anak mengalami alergi susu sapi, konsumsi produk susu sapi dan turunannya juga dapat mengganggu tidur karena menyebabkan keluhan mulai dari gatal, diare, nyeri perut, GERD, hingga sesak napas. Tak hanya itu, konsumsi makanan pedas juga berkaitan dengan kejadian insomnia. Jadi sebisa mungkin hindari anak dari konsumsi makanan pedas ya MomDad. Namun, semua kembali lagi pada kondisi masing-masing anak.&nbsp;&nbsp;Penting diketahui bahwa kualitas tidur yang buruk akan memengaruhi tumbuh kembang anak. Tidur yang berkualitas akan menghasilkan lonjakan hormon pertumbuhan yang penting untuk merestorasi tubuh dan pertambahan tinggi badan anak. Tidur juga diperlukan agar sel sel imunitas tubuh dapat berfungsi dengan baik dalam menjaga pertahanan tubuh dari serangan luar.&nbsp;Selain itu, asupan nutrisi adekuat serta perilaku makan yang baik akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur seseorang. Nutrisi juga berperan dalam bahan baku pembentukan hormon yang mengatur irama sirkadian atau jam biologis (tidur-bangun) seseorang.&nbsp;Penerapan feeding rules dan sleep hygiene mutlak diperlukan untuk memberikan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang optimal.&nbsp;Itulah penjelasan mengenai pola makan anak yang bisa menyebabkan gangguan tidur. Oleh karena itu, MomDad perlu menjaga pola makan si Kecil serta asupan gizi untuk anak agar ia tidak mengalami gangguan tidur yang dapat berpengaruh juga pada tumbuh kembangnya.Referensi:&nbsp;Vernia F, Di Ruscio M, Ciccone A, Viscido A, Frieri G, Stefanelli G, Latella G. Sleep disorders related to nutrition and digestive diseases: a neglected clinical condition. Int J Med Sci. 2021 Jan 1;18(3):593-603. doi: 10.7150/ijms.45512. PMID: 33437194; PMCID: PMC7797530.&nbsp;