Beberapa hari lalu, pemilik akun Tiktok <a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@esawisesap/video/7236194927422491909?_r=1&amp;_t=8caUuAx8J6H" title="https://www.tiktok.com/@esawisesap/video/7236194927422491909?_r=1&amp;_t=8caUuAx8J6H" target="_blank">@esawisesap</a> membagikan kisah bahwa bayi perempuannya yang baru lahir mengalami menstruasi. Sang bayi mengalami keputihan di hari kedua setelah lahir, yang kemudian berlanjut mengalami menstruasi di hari ketiga lahir. Dalam segi medis, kondisi ini dikenal dengan istilah neonatal uterine bleeding (NUB).&nbsp;Neonatal uterine bleeding atau perdarahan uterus neonatal adalah kondisi di mana bayi perempuan baru lahir mengalami perdarahan vagina. Ini adalah perdarahan yang terjadi pada bayi perempuan dalam beberapa hari pertama atau minggu kehidupannya. NUB tidak sama dengan menstruasi, karena itu terjadi sebelum bayi mencapai usia pubertas.NUB bisa terjadi karena efek hormon ibu yang masih ada dalam tubuh bayi, termasuk estrogen yang diteruskan dari ibu ke janin selama kehamilan. Estrogen dapat merangsang penebalan lapisan dalam rahim (endometrium) pada bayi perempuan yang baru lahir, yang kemudian dapat mengalami perdarahan setelah lahir.NUB biasanya terjadi dalam beberapa hari pertama atau minggu pertama kehidupan bayi perempuan. Durasi perdarahan dapat bervariasi antara individu, tetapi secara umum NUB akan berhenti dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari hingga beberapa minggu.Penting untuk diingat bahwa perdarahan pada bayi perempuan yang baru lahir harus dievaluasi oleh tenaga medis yang kompeten untuk menyingkirkan penyebab lain yang mungkin terjadi. Jika perdarahan berlanjut lebih lama dari yang diharapkan atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, seperti perdarahan yang berlebihan atau tanda-tanda infeksi, penting untuk berkonsultasi dengan ahli segera.Setiap kasus NUB perlu dinilai secara individual, dan dokter atau profesional kesehatan anak akan memberikan informasi lebih lanjut tentang durasi dan penanganan yang tepat berdasarkan kondisi spesifik sang bayi.Referensi:<ul><li style="text-align: justify;">Abdelaziz M, Azab AS, Sherief L, et al. Neonatal uterine bleeding: Case series, literature review, and management approach. Pediatr Neonatal. 2021 Feb;62(1):64-69. doi: 10.1016/j.pedneo.2020.07.004. PMID: 32718862.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Belfort MB, Martin CR, Smith VC. Neonatal uterine bleeding: revisiting a forgotten condition associated with under-recognized risk. Clin Perinatol. 2005 Jun;32(2):567-82. doi: 10.1016/j.clp.2005.03.013. PMID: 15922785.</li><li style="text-align: justify;">American Academy of Pediatrics. Uterine bleeding in the newborn. In: Guidelines for Perinatal Care, 9th Edition. Elk Grove Village, IL: American Academy of Pediatrics; Washington, DC: American College of Obstetricians and Gynecologists; 2012:348–349.</li></ul>

Menstruasi pada Bayi Newborn, kok Bisa?

menstruasi-pada-bayi-newborn--kok-bisa--1684983952302

Infeksi telinga pada bayi umumnya diawali dengan infeksi virus biasa, seperti selesma. Namun, dikarenakan liang telinga bayi dan anak lebih sempit, pendek, dan datar dibandingkan dewasa, maka hal ini menjadi faktor risiko terjadinya infeksi telinga. Oleh sebab itu, bentuk liang telinga tersebut mempermudah masuknya kuman ke telinga tengah dan cairan yang terbentuk pun akan terperangkap di dalamnya. Akibatnya, telinga tengah akan bengkak dan gendang telinga akan membonjol.Selain itu, gangguan penyebab pendengaran yang diderita dapat terjadi karena berbagai macam faktor, seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Terlalu lama mendengar kebisingan.</li><li style="text-align: justify;">Gangguan sejak lahir.</li><li style="text-align: justify;">Terdapat benda asing yang menghalangi telinga.</li><li style="text-align: justify;">Proses penuaan dimana terjadi degenerasi sel-sel sensorik penerima sensasi dengar.,</li></ul>Infeksi telinga juga bisa terjadi ketika ada peradangan yang terjadi karena bakteri terperangkap di telinga bagian tengah, serta bagian telinga yang terhubung ke bagian belakang hidung dan tenggorokan.Jenis infeksi telinga yang paling umum terjadi yaitu otitis media, dimana ketika cairan menumpuk di belakang gendang telinga dan bagian telinga tengah terinfeksi dan menyebabkan pembengkakan.&nbsp;Gejala infeksi telinga pada bayi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/43836c410625f931eea92e783ca1e310a2_1684153673734.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-15T192728.371.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Dikarenakan bayi belum bisa berkomunikasi dengan jelas layaknya orang dewasa, maka MomDad dapat mengenali tanda-tanda infeksi telinga pada bayi dari beberapa gejala seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Anak menjadi lebih rewel dari biasa, terutama saat berbaring.</li><li style="text-align: justify;">Kesulitan untuk tidur dan mendengar.</li><li style="text-align: justify;">Demam dan sakit kepala.</li><li style="text-align: justify;">Terdapat cairan yang mengalir dari dalam telinga.</li></ul>Cara mengatasi infeksi telinga pada bayiInfeksi telinga memang mengganggu dan bahkan bisa menyebabkan rasa sakit. Namun, ada beberapa cara sederhana yang bisa MomDad lakukan untuk membantu meringankan infeksi tersebut, yaitu:<ul><li>Konsultasikan pada dokter, sebab beberapa kasus infeksi telinga membutuhkan terapi antibiotik.</li><li>Cegah infeksi telinga dengan upayakan pemberian ASI hingga usia 2 tahun atau lebih.</li><li>Hindari dari paparan asap rokok.</li><li>Jaga kebersihan diri anak dan pengasuh.</li><li>Lengkapi vaksinasi sesuai anjuran.</li></ul>Angka kematian akibat infeksi telinga untuk saat ini sudah cukup rendah karena pengobatan yang lebih baik. Namun, infeksi telinga dapat memiliki komplikasi yang cukup berbahaya, seperti komplikasi ke otak. Anak usia 6-24 bulan yang mengalami infeksi telinga berpotensi mengalami tuli konduktif (tuli non-saraf), terutama apabila infeksi berulang atau tidak tertangani dengan baik. Mengingat bahwa usia 6-24 bulan adalah periode penting perkembangan bicara dan bahasa, maka adanya tuli konduktif di usia ini bisa berimbas pada perkembangan bicara dan bahasa si anak.Jika gejala infeksi telinga makin parah, MomDad harus segera datang dan konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat.Sumber:<ul><li style="text-align: left;">Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Tips Menjaga Kesehatan Telinga dan Pendengaran. Promkes Kemkes. Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://promkes.kemkes.go.id/tips-menjaga-kesehatan-telinga-dan-pendengaran" title="https://promkes.kemkes.go.id/tips-menjaga-kesehatan-telinga-dan-pendengaran">https://promkes.kemkes.go.id/tips-menjaga-kesehatan-telinga-dan-pendengaran </a></li><li style="text-align: left;">Centers for Disease Control and Prevention. (2019). Acute Otitis Media (AOM) Treatment Guidelines. In P. K. Lietman (Ed.), The ABCs of Otitis Media (pp. 73-91). National Center for Biotechnology Information. Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332/#:~:text=Acute%20otitis%20media%20(AOM)%20is,of%206%20to%2024%20months" title="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332/#:~:text=Acute%20otitis%20media%20(AOM)%20is,of%206%20to%2024%20months">https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470332/#:~:text=Acute%20otitis%20media%20(AOM)%20is,of%206%20to%2024%20months </a></li><li style="text-align: left;">American Academy of Pediatrics. (2021). Ear Infection Information. HealthyChildren.org. Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/ear-nose-throat/Pages/Ear-Infection-Information.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/ear-nose-throat/Pages/Ear-Infection-Information.aspx">https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/ear-nose-throat/Pages/Ear-Infection-Information.aspx </a></li><li style="text-align: left;">Johns Hopkins Medicine. (2023, April 5). Ear Infections in Babies and Toddlers. Johns Hopkins Medicine. Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/ear-infections-in-babies-and-toddlers" title="https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/ear-infections-in-babies-and-toddlers">https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/ear-infections-in-babies-and-toddlers</a></li></ul>

Bayi juga Bisa Alami Infeksi Telinga, lho!

bayi-juga-bisa-alami-infeksi-telinga--lho--1684153780820

Bintitan adalah benjolan merah akibat infeksi bakteri akut yang terjadi di kelopak mata dan ini sangat umum dialami oleh si Kecil daripada orang dewasa. Bintitan disebabkan oleh bakteri staphylococcus yang menginfeksi di sekitar area kelopak atau garis bulu mata di bagian atas maupun bawah. dan juga dapat pula disebabkan oleh sumbatan kelenjar-kelenjar minyak di kelopak mata atau chalazion. Bintitan pada si Kecil merupakan kondisi yang umum terjadi dan MomDad tidak perlu khawatir karena pada beberapa kasus, bintitan bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan secara khusus dan spesifik.Umumnya, bintitan akan berlangsung selama satu hingga dua minggu yang kemudian dapat sembuh dengan sendirinya. Walaupun tidak membahayakan, namun bintitan bisa memberi gangguan kecil dan jarang menyebabkan terjadinya masalah besar dalam penglihatan.Ciri-ciri bintitanDikutip dari Stanford Medicine Children’s Health, bintitan memiliki gejala dan ciri-ciri yang berbeda pada setiap anak. Namun, gejala umumnya berupa:<ul><li style="text-align: justify;">Pembengkakan pada kelopak mata.</li><li style="text-align: justify;">Tampak kemerahan di pinggiran kelopak mata.</li><li style="text-align: justify;">Disertai rasa nyeri di area yang terinfeksi bakteri.</li><li style="text-align: justify;">Berbentuk papul padat kemerahan dan berisi cairan kuning atau nanah.</li></ul>Cara mengobati bintitanJika si Kecil mengalami bintitan, MomDad bisa menangani atau mengobatinya dengan mudah di rumah, dengan cara:<ul><li style="text-align: justify;">MomDad bisa kompres mata si Kecil dengan hangat, berikan pijatan lembut dan hati-hati di area yang mengalami bintitan agar tidak merusak kornea mata.</li><li style="text-align: justify;">Usap atau basuh dengan air dan sabun saat mandi untuk mencegah infeksi berlanjut.</li><li style="text-align: justify;">Jika bintitan masih berlanjut, belum membaik, dan mengalami nyeri pada mata hingga mengganggu penglihatan, MomDad bisa segera konsultasi ke dokter.</li></ul>MomDad bisa mencegah bintitan pada anak dengan rutin membersihkan kelopak mata setiap hari atau beberapa hari sekali dengan sampo bayi yang diencerkan atau sabun khusus mata. Ini bisa menjadi bagian dari rutinitas sebelum waktu tidur si Kecil, hindari berbagi handuk maupun waslap dengan siapa pun yang sedang bintitan, dan jangan lupa untuk mencuci tangan hingga bersih.Referensi:<ul><li style="text-align: left;">Bragg KJ, Le PH, Le JK. Hordeolum. Didapat dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441985/" title="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441985/">https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441985/ </a></li><li style="text-align: left;">&nbsp;KidsHealth. (Tidak ada tahun). Stye (Hordeolum). Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/stye.html" title="https://kidshealth.org/en/parents/stye.html">https://kidshealth.org/en/parents/stye.html </a></li><li style="text-align: left;">Stanford Children's Health. (2021). Stye (Hordeolum). Diakses dari <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=stye-hordeolum-90-P02102" title="https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=stye-hordeolum-90-P02102">https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=stye-hordeolum-90-P02102 </a></li></ul> sumber foto: <a classname="e-rte-anchor" href="www.pexels.com" title="www.pexels.com">www.pexels.com </a>

Begini Cara Tepat Atasi Bintitan pada Anak

begini-cara-tepat-atasi-bintitan-pada-anak-1684052551196

Saat anak menunjukkan tanda dan gejala suhu tinggi atau demam, reaksi alami yang kerap terjadi pada orang tua biasanya panik. Demam merupakan suatu tanda umum bahwa tubuh anak sedang melakukan pertahanan reaksi terhadap infeksi. Suhu tubuh anak akan naik untuk membunuh kuman dan kebanyakan di dalam kasus ini tidak begitu berbahaya dan demam akan hilang dengan sendirinya dalam 3 hari. [1] <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/eb273253f42810cf15d10675b83510a34a8_1683556451791.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-08T213404.302.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> MomDad juga perlu tahu bahwa anak bisa dikatakan demam jika tubuhnya mencapai suhu tertentu, sekitar: [2]<ul><li style="text-align: justify;">Memiliki suhu rektal, telinga, atau arteri temporal sekitar 38°C atau lebih tinggi.</li><li style="text-align: justify;">Suhu mulut 37,8°C atau lebih tinggi.</li><li style="text-align: justify;">Suhu pada ketiak sekitar 37,2°C atau lebih tinggi.</li></ul>Namun, jika anak tidak memiliki riwayat penyakit berat atau serius sebelumnya, dan tiba-tiba mengalami demam, MomDad tidak perlu panik berlebihan. Sebab, untuk mengatasi, menurunkan demam pada anak dan membuatnya merasa lebih baik, MomDad bisa lakukan dengan cara mengompres.MomDad bisa lakukan beberapa cara yang tepat untuk mengompres anak yang sedang demam di rumah dengan cara sebagai berikut, sesuai dengan anjuran dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI): [3]<ul><li style="text-align: justify;">Kompres anak dengan air hangat (tepid sponging). Dengan kompres air hangat, pusat pengatur suhu akan mendeteksi bahwa suhu lingkungan panas sehingga suhu tubuh akan diturunkan.</li><li style="text-align: justify;">Kompres di lipat ketiak dan lipat selangkangan selama 10-15 menit. Cara ini bisa membuat panas akan menguap melalui pori-pori kulit.</li><li style="text-align: justify;">Hindari kompres dengan etil alkohol 70% / isopropil alkohol. Cara ini selain tidak efektif, alkohol dapat terhirup selama proses pengompresan, sehingga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan.</li><li style="text-align: justify;">Hindari mengompres dengan air dingin. Air yang dingin akan menyempitkan pembuluh darah sehingga suhu malah akan semakin naik, sehingga dapat membuat anak menggigil, meriang dan tidak nyaman.</li><li style="text-align: justify;">Bila suhu anak mencapai 40°C atau lebih, gunakan obat penurun panas dahulu sesuai anjuran dokter dan kemudian MomDad bisa mengompresnya dengan air hangat.</li></ul>Namun, jika demam anak tidak menurun selama 3 hari, MomDad harus segera memeriksakan ke dokter anak untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat.Referensi:1. WebMD. (2021, April 12). How to treat a fever in young children. WebMD. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.webmd.com/children/guide/treat-fever-young-children" title="https://www.webmd.com/children/guide/treat-fever-young-children">https://www.webmd.com/children/guide/treat-fever-young-children </a>2. GoHealth Urgent Care. (2021, March 16). Baby fever: When to worry, when to relax. GoHealth Urgent Care. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.gohealthuc.com/library/baby-fever-temperature" title="https://www.gohealthuc.com/library/baby-fever-temperature">https://www.gohealthuc.com/library/baby-fever-temperature </a>3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2019, Mei 28). Penanganan demam pada anak. IDAI. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/penanganan-demam-pada-anak" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/penanganan-demam-pada-anak">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/penanganan-demam-pada-anak</a>

Cara Tepat Mengompres Demam, Jangan Keliru!

cara-tepat-mengompres-demam--jangan-keliru--1683556518489

Sansekerta merupakan bahasa suci umat Hindu, Buddha, dan Jain yang memiliki peran penting dalam perkembangan sastra, filsafat, agama, dan budaya India. Tak heran, kata sanskerta kerap dijadikan inspirasi untuk nama-nama buah hati karena memiliki makna yang indah. Bagi MomDad yang sedang menanti kehadiran buah hati, mungkin 40 nama sansekerta ini bisa dijadikan pilihan!Laki-Laki:1. Arutala: bulan2. Bena: berkilau dan berseri3. Bamantara: penguasa udara4. Bharavi: kilau matahari5. Buntala: tombak tajam6. Jagapati: menjaga kesehatan7. Tara: bukit atau bintang8. Samir: angin sepoi-sepoi9. Abbiyya: berani10. Kala: waktu11. Narada: seseorang yang bijaksana dalam tradisi Hindu12. Gentala: naga13. Kama: dipuja14. Samsara: melewati15. Oman: pelindung16. Gama: jalan, berjalan17. Karka: kata Sanskerta untuk bulan Mei18. Kiran: sinar matahari atau seberkas cahaya19. Dipta: berkilauan20. Sagara: lautan, samuderaPerempuan:21. Aruna: yang bersinar kemerah-merahan22. Ambaara: langit23. Catra: payung kebesaran raja24. Ila: cahaya, atau wanita dari bumi25. Janitra: berderajat tinggi26. Purnima: bulan purnama27. Adhisti: matahari28. Asha: harapan29. Bora: salju, kepintaran, dan kecerdasan30. Geeta: nama kitab Hindu31. Gemini: nama rasi bintang, kembar32. Meena: batu atau harta yang beharga33. Priyanka: favorit34. Bina: ketenangan35. Nitya: abadi26. Talika: telapak tangan, atau tanaman obat37. Harsha: sukacita atau kesenangan38. Deepna: dewi Laksmi39. Prisa: dewi kecantikan40. Kana: kekuatanItulah deretan nama bayi laki-laki dan perempuan yang bisa MomDad ambil dari kata sansekerta. Nama mana yang paling MomDad suka?

40 Inspirasi Nama Sansekerta Unik untuk Calon Buah Hati

40-inspirasi-nama-sansekerta-unik-untuk-calon-buah-hati-1683192100802

Berdasarkan data UNICEF tahun 2019, Pneumonia telah menjadi penyebab kematian tertinggi pada anak, bahkan melebihi penyakit-penyakit menular lainnya. Sebanyak 700,000 anak balita meninggal akibat Pneumonia setiap tahunnya [1]. Pneumonia juga merupakan penyebab kematian Balita terbesar di Indonesia. Pada tahun 2018, diperkirakan sekitar 19.000 anak meninggal dunia akibat pneumonia. Estimasi global menunjukkan bahwa setiap satu jam ada 71 anak di Indonesia yang tertular pneumonia [2].Pneumonia termasuk ISPA<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/366c88859cc3528e7e9bdf385f1fd6f9_1683100475151.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-02T184010.934.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Pneumonia adalah radang akut yang menyerang jaringan paru dan sekitarnya yang juga merupakan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang paling berat karena dapat menyebabkan kematian. Penyebab pneumonia dapat oleh berbagai macam virus, bakteri atau jamur. Bakteri penyebab pneumonia yang tersering adalah pneumokokus (Streptococcus pneumonia), HiB (Haemophilus influenza type b), dan stafilokokus (Staphylococcus aureus). Virus yang dapat menjadi penyebab pneumonia sangat banyak, misalnya rhinovirus, respiratory syncytial virus (RSV), virus influenza [3], termasuk virus corona yang menyebabkan Covid-19 [4].Dapat menyebabkan komplikasi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/cd6be65f2616c828f860c91510f210bc65_1683100512345.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-02T183937.336.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Pada dasarnya, Pneumonia adalah infeksi pada satu ataupun kedua paru-paru, yang menyebabkan paru-paru terisi cairan atau nanah, dan menyebabkan batuk dengan dahak atau nanah, demam, meriang, dan rasa sesak/sulit bernafas. Pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur.Pneumonia memiliki tingkat keparahan mulai dari yang ringan hingga yang mengancam jiwa. Ini paling serius untuk bayi dan anak kecil, orang dewasa yang usianya lebih dari 65 tahun, dan orang dengan masalah kesehatan atau sistem kekebalan yang lemah [5].Kematian pneumonia pada bayi dan anak<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/acd4418d51147bfdeb23c73af10f2dd3_1683100531226.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-05-02T184123.096.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> UNICEF juga mencatat kematian akibat pneumonia pada anak sangat terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan kemiskinan seperti kekurangan gizi, kurangnya air minum dan sanitasi yang aman, polusi udara dalam dan luar ruangan serta akses yang tidak memadai ke perawatan kesehatan [6].Secara global, efek polusi udara di dalam ruangan membunuh lebih banyak anak daripada polusi udara di luar ruangan[6]. MomDad dapat mencegah berbagai penyakit, termasuk pneumonia dengan cara [7]:●	Memberikan ASI eksklusif dan pemberian makanan pendamping (MPASI) yang adekuat.●	Imunisasi lengkap dapat mencegah anak untuk terjangkit pneumonia, dan dapat juga mencegah penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan pneumonia seperti campak, batuk rejan, difteri, dan penyakit berat lainnya.●	Cuci tangan dengan sabun. Hal sederhana yang mudah dilakukan dan memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan anak adalah kebiasaan mencuci tangan dengan rutin.●	Kurangi polusi dalam rumah. Polusi udara baik yang terjadi dalam rumah maupun diluar rumah harus dihindari. Anak jangan sampai terpapar asap rokok, karena sangat berbahaya dapat merusak saluran pernapasan anak.Referensi:1.	WHO and the Maternal Child Epidemiology Estimation group (MCEE) 2020, <a classname="e-rte-anchor" href="https://data.unicef.org/topic/child-health/pneumonia" title="https://data.unicef.org/topic/child-health/pneumonia">https://data.unicef.org/topic/child-health/pneumonia </a>2.	Lembaga Kesehatan dan Anak Memperingatkan Satu Anak Meninggal Akibat Pneumonia Setiap 39 Detik (UNICEF) 2019, <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.unicef.org/indonesia/id/press-releases/lembaga-kesehatan-dan-anak-memeringatkan-satu-anak-meninggal-akibat-pneumonia-setiap" title="https://www.unicef.org/indonesia/id/press-releases/lembaga-kesehatan-dan-anak-memeringatkan-satu-anak-meninggal-akibat-pneumonia-setiap">https://www.unicef.org/indonesia/id/press-releases/lembaga-kesehatan-dan-anak-memeringatkan-satu-anak-meninggal-akibat-pneumonia-setiap </a>3.	Memperingati Hari Pneumonia Dunia (IDAI) 2016, <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/memperingati-hari-pneumonia-dunia" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/memperingati-hari-pneumonia-dunia">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/memperingati-hari-pneumonia-dunia </a>4.	3 Komplikasi Pneumonia Akibat Covid-19 yang Bisa Terjadi (Kompas.com) 2021, <a classname="e-rte-anchor" href="https://health.kompas.com/read/2021/08/21/163100568/3-komplikasi-pneumonia-akibat-covid-19-yang-bisa-terjadi?page=all" title="https://health.kompas.com/read/2021/08/21/163100568/3-komplikasi-pneumonia-akibat-covid-19-yang-bisa-terjadi?page=all">https://health.kompas.com/read/2021/08/21/163100568/3-komplikasi-pneumonia-akibat-covid-19-yang-bisa-terjadi?page=all </a>5.	Pneumonia: Symptoms &amp; Causes (Mayo Clinic) 2020, <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pneumonia/symptoms-causes/syc-20354204#" title="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pneumonia/symptoms-causes/syc-20354204#">https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pneumonia/symptoms-causes/syc-20354204# </a>6.	Pneumonia (UNICEF), 2019, <a classname="e-rte-anchor" href="https://data.unicef.org/topic/child-health/pneumonia/" title="https://data.unicef.org/topic/child-health/pneumonia/">https://data.unicef.org/topic/child-health/pneumonia/ </a>7.	Cara Mudah Hindari Pneumonia pada Anak (IDAI), 2020, <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/cara-mudah-hindari-pneumonia-pada-anak" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/cara-mudah-hindari-pneumonia-pada-anak">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/cara-mudah-hindari-pneumonia-pada-anak </a>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D. PP-UNP-IDN-0188-JAN-2023

Ini Alasan Mengapa Pneumonia Menjadi Penyebab Kematian Tertinggi pada Bayi

ini-alasan-mengapa-pneumonia-menjadi-penyebab-kematian-tertinggi-pada-bayi-1683100886100

Meski Lebaran telah usai, MomDad dan si Kecil mungkin masih bertemu dengan sanak keluarga maupun kerabat. Berkumpul bersama keluarga tentu menjadi momen yang dinanti. Namun, MomDad juga perlu waspada, sebab anak-anak dan bayi bisa mengalami berbagai macam penyakit setelah berinteraksi dengan banyak orang. Beberapa contoh penyakit yang rentan dialami anak atau bayi setelah berinteraksi dengan banyak orang adalah sebagai berikut.SelesmaSelesma atau common cold adalah penyakit yang umum terjadi pada anak-anak dan bayi, biasa dikenal dengan istilah flu Virus yang menyebabkan selesma atau common cold dapat menyebar melalui tetesan udara atau melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.CampakCampak adalah penyakit infeksi virus yang sangat menular. Gejala campak meliputi demam, ruam kulit, batuk, dan pilek. Campak dapat menyebar melalui tetesan udara saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.Varicella atau cacar airVaricella atau cacar air adalah infeksi virus yang sangat menular yang biasanya dialami oleh anak-anak. Gejalanya meliputi ruam kulit yang gatal dan demam. Varicella dapat menyebar melalui tetesan udara atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.Diare akibat RotavirusRotavirus adalah penyebab utama diare pada anak-anak. Virus ini dapat menyebar melalui kontak dengan feses orang yang terinfeksi.Hand, foot, and mouth disease (HFMD)HFMD adalah infeksi virus yang biasanya dialami oleh anak-anak di bawah usia 5 tahun. Gejala HFMD meliputi demam, sakit tenggorokan, dan ruam pada tangan, kaki, dan mulut. HFMD dapat menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.Semoga setelah Hari Raya Lebaran, si Kecil selalu dilindungi dan dijauhkan dari penyakit-penyakit di atas ya, MomDad.Referensi:<ul><li style="text-align: left;">American Academy of Pediatrics. (2021). Common Childhood Illnesses and Conditions. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/Pages/default.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/Pages/default.aspx">https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/Pages/default.aspx </a></li><li style="text-align: left;">Centers for Disease Control and Prevention. (2022). Common Illnesses in Children. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/childrenindisasters/illnesses.html" title="https://www.cdc.gov/childrenindisasters/illnesses.html">https://www.cdc.gov/childrenindisasters/illnesses.html</a></li></ul>

Waspada si Kecil Terkena Penyakit Ini setelah Kumpul Lebaran!

waspada-si-kecil-terkena-penyakit-ini-setelah-kumpul-lebaran--1683201648122

Ketinggalan menyaksikan Instagram LIVE&nbsp;Kiat Mencegah &amp; Menangani Penyebaran Demam Berdarah bersama dr.Kanya Ayu, Sp.A dan dr. Ignatia Karina, Sp.A? Yuk, saksikan tayangan ulangnya di sini!

Menstruasi pada Bayi Newborn, kok Bisa?

Menstruasi pada Bayi Newborn, kok Bisa?

Bayi juga Bisa Alami Infeksi Telinga, lho!

Bayi juga Bisa Alami Infeksi Telinga, lho!

Begini Cara Tepat Atasi Bintitan pada Anak

Begini Cara Tepat Atasi Bintitan pada Anak

Cara Tepat Mengompres Demam, Jangan Keliru!

Cara Tepat Mengompres Demam, Jangan Keliru!

40 Inspirasi Nama Sansekerta Unik untuk Calon Buah Hati

40 Inspirasi Nama Sansekerta Unik untuk Calon Buah Hati

Ini Alasan Mengapa Pneumonia Menjadi Penyebab Kematian Tertinggi pada Bayi

Ini Alasan Mengapa Pneumonia Menjadi Penyebab Kematian Tertinggi pada Bayi

Waspada si Kecil Terkena Penyakit Ini setelah Kumpul Lebaran!

Waspada si Kecil Terkena Penyakit Ini setelah Kumpul Lebaran!

Kiat Mencegah & Menangani Penyebaran Demam Berdarah

Kiat Mencegah & Menangani Penyebaran Demam Berdarah