Seperti namanya, sindrom bayi biru adalah kondisi di mana kulit bayi menjadi berwarna kebiruan atau keunguan. Kondisi ini dapat terjadi saat bayi dilahirkan atau di bulan-bulan pertama kehidupannya.&nbsp;Sebagai orang tua, hal ini pasti mengkhawatirkan. Untuk mengetahui lebih banyak mengenai sindrom ini, yuk simak penjelasan selengkapnya!Penyebab sindrom bayi biru<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666667067173-9a7ea06f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-182681676-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bayi yang tampak biru atau biru keunguan dikatakan mengalami sianosis. Warna biru keunguan ini terutama akan lebih terlihat pada area yang memiliki kulit tipis seperti bibir, daun telinga dan kuku.Sianosis menunjukkan rendahnya kadar oksigen yang terikat pada sel darah merah. Idealnya, darah akan dipompa jantung menuju paru-paru. Setelahnya, darah yang kaya oksigen dikembalikan ke jantung, lalu ke seluruh tubuh.&nbsp;Sementara, beberapa bayi bisa mengalami masalah jantung atau paru yang menyebabkan darah tidak mengalir dengan baik. Beberapa penyebab sianosis antara lain adalah:<ul><li style="text-align: justify;">Keracunan karbon monoksida, suatu gas yang dikeluarkan pada produk pembakaran, misalnya menghirup asap kebakaran, menghisap asap knalpot, dan lain-lain</li><li style="text-align: justify;">Saluran napas tersumbat, misalnya karena tersedak atau terhirup benda asing</li><li style="text-align: justify;">Penyakit paru (pneumonia, asma, dan lain-lain)</li><li style="text-align: justify;">Penyakit jantung bawaan tipe sianosis (tipe yang menyebabkan sianosis)</li></ul>Bayi akan masih terlihat biru selama penyebab kekurangan oksigen belum ditangani. Nah, kondisi sianosis yang berlangsung lama atau berulang tentu akan mengakibatkan masalah tumbuh kembang akibat dari kurangnya pasokan oksigen ke berbagai organ. Bayi atau anak akan lambat tumbuh sehingga anak akan relatif lebih pendek. Pasokan oksigen ke otak yang terbatas juga tentu akan mengakibatkan gangguan perkembangan kemampuannya.Cara penanganan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666667061607-7427e41c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-956193228-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Karena penyebab sianosis mungkin berbeda, untuk itu cara penangannya juga bisa berbeda. Jika kondisi tersebut penyebabnya adalah kelainan jantung bawaan, maka kemungkinan besar bayi memerlukan pembedahan dan pengobatan lebih lanjut.Bila MomDad menemukan anak tampak biru, bawalah segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama dan mencari tahu penyebab bayi tampak biru.MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil? Yuk, tanyakan pada ahli di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>!&nbsp;Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak, lho. Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Mengenal Sindrom Biru pada Bayi, Apa Gejala dan Penyebabnya?

mengenal-sindrom-biru-pada-bayi--apa-gejala-dan-penyebabnya-

Meningkatnya kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia pasti bikin MomDad panik. Apalagi banyak banget nih isu-isu terkait gangguan ginjal yang belum diketahui kebenarannya.Lantas, gimana sih kita sebagai orang tua menyikapinya? Anak demam bisa ditangani dengan apa kalau nggak dikasih obat sirup? Terus, kalau sudah terlanjur minm obat sirup yang dilarang, apa yang harus dilakukan?

Yang Perlu Diketahui tentang Gagal Ginjal Akut pada Anak

yang-perlu-diketahui-tentang-gagal-ginjal-akut-pada-anak

Dermatitis atopi atau eksim merupakan penyakit kulit yang sering dialami oleh bayi dan anak-anak. Umumnya keluhan yang dialami anak-anak penderita eksim antara lain kulit kering, kemerahan, gatal, hingga bersisik di area wajah, leher, siku atau lutut, dan bagian tubuh lain yang berlangsung lama. Lalu, sebaiknya apa yang perlu orang tua lakukan?Penyebab dermatitis atopi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666498399948-567033b6.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="food-allergy-young-child-cheeks_130040-4092.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Dermatitis atopi tidak boleh dianggap remeh ya, MomDad. Kondisi ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada anak karena rasa gatal dan perih yang ditimbulkan. Penyakit ini juga bisa mempengaruhi pola makan dan tidur anak sehingga bisa membuat pertumbuhannya terganggu.Dermatitis atopi disebabkan karena adanya pemicu pada anak yang memiliki bakat atopi. Pemicu tersebut dapat berupa udara yang panas, keringat berlebih, kecemasan, stress psikologis, dan juga infeksi.Mencegah dan mengobati dermatitis atopi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666498465776-54fbac0b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1201216004-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Untuk mencegah terjadinya eksim pada anak, MomDad perlu melihat faktor risiko penyebabnya lebih dulu. Misalnya jika pemicunya deterjen atau sabun, MomDad bisa mengganti jenis dan merek yang mengandung bahan iritan dengan yang lebih ramah untuk kulit sensitif.Beberapa cara lain yang bisa dilakukan antara lain mandi memakai sabun dengan pH netral dan mengandung pelembap serta antibakteri, perhatikan kebersihan pakaian, mandi sehari maksimal dua kali dan tidak lebih dari 10 menit, hindari makanan yang mungkin memicu alergi, hingga menggunakan krim pelembap.Memberikan krim pelembap untuk anak juga tidak boleh sembarangan ya, MomDad. Simak beberapa tips yang perlu diperhatikan saat ingin memberikan anak krim pelembap:<ul><li>Pelembap harus selalu digunakan walaupun anak tidak sedang mengalami gejala.</li><li>Bila memungkinkan, siapkan pelembap di tempat khusus untuk di rumah dan di sekolah.</li><li>Oleskan pelembap pada seluruh tubuh segera setelah selesai mandi.</li><li>Ambil pelembap dalam jumlah yang cukup, tidak perlu digosok-gosok, namun oles perlahan pada kulit sesuai arah tumbuhnya bulu.</li><li>Oles pelembap setidaknya 2 kali sehari setelah mandi. Bila kulit anak sangat kering, pelembap boleh dioleskan berulang-ulang. Kulit yang kering akan cenderung menjadi gatal.&nbsp;</li><li>Bila eksim sedang kambuh, gunakan pelembap dalam jumlah lebih banyak dan lebih sering bersamaan dengan resep obat lain yang diberikan dokter.</li><li>Usahakan tidak mencolek pelembap dari pot dengan jari, gunakan sendok obat atau pelembap berbentuk pompa untuk menjaga kebersihan pelembap.</li></ul>Itulah tips memberikan pelembap untuk anak dengan eksim. Semoga informasi di atas bermanfaat dan si Kecil selalu diberi kesehatan ya, MomDad.MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil? Yuk, tanyakan pada ahli di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>!&nbsp;Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak, lho. Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Tips Menggunakan Pelembap untuk Anak dengan Eksim

tips-menggunakan-pelembap-untuk-anak-dengan-eksim

Cegukan pada orang dewasa tentu sangat mengganggu, sehingga melakukan berbagai cara untuk menghentikan cegukan. Jika bayi yang mengalami hal tersebut, MomDad pun berpikiran hal tersebut akan mengganggu bayi.&nbsp;Padahal, cegukan bisa jadi salah satu tanda bahwa si Kecil tumbuh secara normal, lho. Namun, dengan catatan cegukan tidak mengganggu kualitas tidur dan napsu makannya. Nah, untuk mengetahui apa saja yang perlu dilakukan MomDad saat si Kecil cegukan, yuk simak beberapa hal ini!Penyebab cegukan pada bayi?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666336714747-a6710abe.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1373215340-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Baca Juga:&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kDxW" title="https://primaku.page.link/kDxW" target="_blank">Wajib Tahu! Ini Hal yang Paling sering Ditanyakan seputar Gumoh</a>Cegukan adalah kontraksi mendadak yang tak disengaja pada otot yang membatasi rongga dada dengan rongga perut (diafragma). Akibatnya, timbul hisapan udara secara mendadak masuk ke dalam paru yang melewati ruang antara pita suara. Kontraksi mendadak tersebut dapat disebabkan oleh makan terlalu cepat, minum terlalu dingin, makan panas atau pedas, tertawa atau batuk terlalu keras.Cegukan biasanya akan hilang sendiri atau hilang saat si Kecil tidur. Bila cegukan berlangsung terus menerus selama lebih dari satu jam, maka MomDad harus membawa si Kecil ke dokter.Beberapa hal yang harus dilakukan MomDad saat bayi cegukan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666336728144-c0ea527f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1206853356-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Baca Juga:&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/pfQo" title="https://primaku.page.link/pfQo" target="_blank">Apa yang Harus MomDad Lakukan Saat si Kecil Gumoh?</a>Meski cegukan merupakan reaksi fisik yang normal dan akan hilang sendiri, namun ada beberapa cara yang dapat membantu menghentikan cegukan, yaitu:<ul><li style="text-align: justify;">Berikan minum air hangat</li><li style="text-align: justify;">Menarik napas dalam, tahan sebentar lalu dihembuskan (pada anak yang lebih besar)</li><li style="text-align: justify;">Tidur berbaring dengan lutut ditekuk</li><li style="text-align: justify;">Meletakkan kantong kertas di depan mulut dan mencoba bernapas dari kantong kertas itu selama beberapa menit (pada anak yang lebih besar)</li></ul>Untuk mencegah terjadinya cegukan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Jangan memberikan makan atau minum terlalu cepat</li><li style="text-align: justify;">Jangan mengajak bercanda bayi sesaat setelah minum susu, berikanlah waktu istirahat sekitar setengah jam setelah bayi minum susu.</li><li style="text-align: justify;">Usahakan jangan memasukkan udara terlalu banyak saat minum susu.</li><li style="text-align: justify;">Sendawakan bayi setelah minum susu</li></ul>Selain itu, MomDad juga perlu mewaspadai kalau cegukan si Kecil mulai tidak terkendali, terlalu sering, dan terjadi terus menerus sehingga membuatnya tidak nyaman, MomDad bisa berkonsultasi ke dokter, ya. Dengan begitu, dokter akan memberikan pertolongan yang tepat dengan kondisi si Kecil.&nbsp;MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil? Yuk, tanyakan pada ahli di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>!&nbsp;Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak, lho. Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Ketahui Penyebab dan Gejala Cegukan pada Bayi

ketahui-penyebab-dan-gejala-cegukan-pada-bayi

Berdasarkan update terbaru dari Ikatan Dokter Anak Indonesia terkait kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal atau Acute Kidney Injury (AKI), MomDad diimbau untuk sementara waktu tidak memberikan obat berbentuk cair atau sirup kepada anak. Lalu, apa yang bisa MomDad lakukan saat anak rewel karena demam selain memberikan obat sirup? Nggak perlu panik, karena MomDad bisa coba lakukan 5 hal ini untuk atasi si Kecil yang demam.Kompres Hangat<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666255115387-0d519c14.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1255908393-612x612 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Jangan keliru dengan memberikannya kompres dingin, karena justru kompres hangat memicu produksi keringat sehingga suhu tubuh akan menurun secara alamiah dari dalam. Selain itu, kompres hangat mampu membantu melancarkan aliran darah dan membuat anak lebih nyaman.&nbsp;Hindari pakaian tebal<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666255132319-13d43935.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1385516853-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Saat anak menggunakan pakaian tebal, tubuhnya akan kepanasan dan sulit mengeluarkan panas tubuh, sehingga demam pun sulit reda. Jika anak merasa kedinginan, kenakan ia pakaian yang nyaman dan bisa menyerap keringat. Jika perlu selimut, pakaikan yang tipis.Pastikan kebutuhan makanan dan minuman anak tercukupi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666255151611-2a49ec69.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1131547015-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Saat anak demam, tetap penuhi kebutuhan nutrisinya dengan memberikannya makanan bergizi. Untuk mencegah dehidrasi, pastikan anak cukup minum. Jika masih ASI eksklusif, pastikan ia disusui sesering mungkin.Pada anak yang sudah mengonsumsi MPASI atau makanan padat, lanjutkan pemberian ASI sambil memberikan cukup air putih.&nbsp;Jaga suhu ruangan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666255169924-1872cc43.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Tanpa judul(4) (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Baca Juga:&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/84iW" title="https://primaku.page.link/84iW" target="_blank">Berapa Suhu AC yang Aman untuk Bayi? Simak Penjelasannya di Sini!</a>Pastikan suhu ruangan tidak terlalu dingin. MomDad tetap dapat menyalakan AC, namun pastikan suhunya tidak terlalu dingin. Hindari mengarahkan AC / kipas angin langsung ke arah anak.Mandikan anak dengan air hangat<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666255181683-bcab2f1d.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1396834480-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Baca Juga:&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/HjmK" title="https://primaku.page.link/HjmK" target="_blank">Bolehkah Anak Mandi Saat Demam?</a>Meski demam, MomDad tetap dapat memandikan anak agar tubuhnya tetap terjaga kebersihannya. Hindari memakai air dingin, karena bisa menyebabkan suhu tubuhnya bertambah tinggi dan membuatnya menggigil karena kedinginan.MomDad disarankan agar tetap waspada. Jangan ragu untuk bawa si Kecil ke rumah sakit apabila timbul gejala berkurangnya atau tidak adanya buang air kecil (BAK) dalam 6-8 jam.MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil? Yuk, tanyakan pada ahli di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>!&nbsp;Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak, lho. Sumber foto: iStock

Selain Berikan Obat Sirup, Lakukan 5 Hal Ini Saat Anak Demam!

selain-berikan-obat-sirup--lakukan-5-hal-ini-saat-anak-demam-

Berbeda dengan orang dewasa, saat bayi sakit tidak bisa mengkomunikasikan bahwa ia sedang merasa sakit. Biasanya bayi mengungkapkan perasaan mereka dengan menangis. Namun, Mom juga perlu jeli melihat apa yang aneh dari bayi karena bisa saja ia tidak mengkomunikasikan apapun.&nbsp;Salah satunya saat si Kecil kesulitan bernapas, MomDad harus jeli mengetahui apa yang dialami bayi, sehingga bisa memberikan pertolongan pertama sesuai dengan prosedur klinis. Nah, untuk mengetahui apa yang harus dilakukan orang tua saat bayi sesak napas, yuk simak!Penyebab bayi bisa sesak napas<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666157328790-fb8287b7.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1367463540-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bayi dapat mengalami sesak napas apabila ada gangguan atau masalah pada hidung, tenggorokan, saluran napas, atau paru. Beberapa penyebab sesak napas pada bayi adalah:<ul><li style="text-align: justify;">Reaksi alergi berat (anafilaksis)</li><li style="text-align: justify;">Infeksi pada saluran napas maupun paru (bronkiolitis, pneumonia)</li><li style="text-align: justify;">Adanya benda asing di dalam saluran napas</li><li style="text-align: justify;">Ciri-ciri bayi yang mengalami sesak napas</li></ul>MomDad harus waspada dengan gejala yang menandakan bayi mengalami sesak napas. Nah, sebelum mencari tahu pertolongan pertama sesak napas, yuk lihat apa saja ciri-ciri bayi yang mengalami sesak napas:<ul><li style="text-align: justify;">Kesulitan bernapas atau tampak sesak</li><li style="text-align: justify;">Bernapas sangat sulit sehingga anak tidak dapat bicara atau menangis</li><li style="text-align: justify;">Ada tarikan dinding dada</li><li style="text-align: justify;">Ada bunyi napas tambahan, misalnya mengi</li><li style="text-align: justify;">Anak bernapas cepat atau sangat cepat</li><li style="text-align: justify;">Bibir dan/atau wajah berubah biru</li></ul>Bila ada salah satu dari ciri di atas, segera bawalah si Kecil ke fasilitas kesehatan terdekat, ya, MomDad!Tips pertolongan pertama sesak napas<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666157366977-f4881cca.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-466370428-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Jika MomDad melihat ciri-ciri di atas, MomDad bisa segera melakukan pertolongan pertama. Namun, untuk melakukan hal ini pastikan untuk tidak panik, ya. Sembari meminta bantuan medis, MomDad bisa melakukan hal ini:<ul><li style="text-align: justify;">Membenarkan posisi duduk anak. Biarkan anak duduk dengan posisi yang nyaman.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Mengistirahatkan anak agar tidak semakin banyak oksigen yang dikeluarkan.</li><li style="text-align: justify;">Bila anak dicurigai mengalami reaksi alergi, hentikan paparan terhadap benda yang dicurigai dan segera bawa anak ke rumah sakit.</li><li style="text-align: justify;">Bila anak dicurigai menghirup benda asing ke dalam saluran napas, segera bawa anak ke rumah sakit.</li><li style="text-align: justify;">Bila anak mengalami batuk, pilek, demam dan juga sesak napas, segera bawa anak ke rumah sakit.</li></ul>Itu lah beberapa hal yang perlu diketahui saat anak mengalami sesak napas. Semoga artikel ini bermanfaat, ya, MomDad.&nbsp;MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil? Yuk, tanyakan pada ahli di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>!&nbsp;Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak, lho. Sumber foto: iStock Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Pertolongan Pertama Sesak Napas pada Bayi sesuai Prosedur Klinis!

pertolongan-pertama-sesak-napas-pada-bayi-sesuai-prosedur-klinis-

Setelah para orang tua dihebohkan dengan penyakit hepatitis akut pada anak beberapa waktu lalu, kini muncul kekhawatiran baru yang perlu diwaspadai, yaitu ginjal akut pada anak. IDAI menyebutkan bahwa selama dua bulan terakhir, terdapat sekitar 100 kasus gangguan ginjal akut yang terjadi pada anak di bawah usia 6 tahun. Seperti apa sih penyebab dan gejalanya? Mari kita simak penjelasan dr. Henny Adriani, Sp.A(K), selaku Dokter Anak Konsultan Nefrologi di acara podcast IDAI, Gangguan Ginjal Misterius pada Anak berikut ini.Fungsi ginjal<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666060375334-e2a998b5.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="Tanpa judul(16).png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Baca Juga:&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/sZCB" title="https://primaku.page.link/sZCB" target="_blank">Penting Diketahui, Ini Kondisi Pasien Hepatitis Akut Misterius Sebelum Meninggal Dunia</a>Ginjal adalah salah satu organ yang ada di dalam tubuh manusia yang terletak di belakang rongga perut dan normalnya berjumlah dua. Ginjal memiliki beberapa fungsi, di antaranya membuang cairan yang berlebihan pada tubuh, membuang racun, mengatur tekanan darah, mengatur keseimbangan elektrolit, menyeimbangkan pH, dan memproduksi hormon-hormon tertentu yang mengatur tekanan darah atau produksi sel darah merah. Jika ginjal bermasalah, maka semua fungsi-fungsi tersebut akan terganggu.Menjaga kesehatan ginjalGinjal sangat mudah dipengaruhi oleh kondisi-kondisi luar, misalnya badan yang kekurangan cairan hebat (dehidrasi) atau ada kondisi infeksi yang berat di tubuh. Apabila seseorang ada gangguan dalam proses berkemih, misalnya ada kelainan bawaan, maka ginjal akan mudah mengalami infeksi.Ada beberapa penyakit yang bisa memengaruhi ginjal, seperti peradangan. dr. Henny Adriani, Sp.A(K) menekankan, “jika ingin menjaga kesehatan ginjal, kita perlu menghindari penyakit-penyakit. Paling mudah, kita dapat menjaga kecukupan cairan. Pastikan anak-anak minumnya cukup. Kedua, mencegah infeksi cairan kemih. Kalau anak-anak sudah ada gejala perutnya sakit atau demam, cepat bawa berobat karena dikhawatirkan ISK.” Ia juga menambahkan jika punya fasilitas untuk deteksi dini, MomDad bisa periksakan urine atau cairan darah si Kecil.Mendeteksi kesehatan ginjal lewat warna urine<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666060473104-d58dd889.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="Tanpa judul(17).png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Baca Juga:&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/i3AJ" title="https://primaku.page.link/i3AJ" target="_blank">Pencegahan Hepatitis Akut Misterius yang Bisa Diterapkan di Sekolah</a>Kesehatan ginjal dapat dilihat dari cairan urine. Apabila ada kelainan di cairan urine, maka mencerminkan kondisi yang terjadi di ginjal. Selain kepekatan warna urine, kita juga bisa melihat kejernihannya. Jika ada infeksi, warna urin anak akan terlihat lebih keruh.Selain itu, ada juga warna lain yang perlu diwaspadai, yaitu kemerahan. “Kalau misal ada infeksi saluran kemih, ada sel darah merah yang tercampur di urine. Apabila warna urine si Kecil berubah, MomDad perlu waspada dan segera bawa ia ke dokter,” ungkap dr. Henny Adriani, Sp.A(K).Perlu diketahui, normalnya, anak yang sudah melewati masa bayi, akan buang air kecil 5 - 6 kali dalam sehari. Jika lebih sedikit dari itu, maka sebaiknya MomDad perlu memperhatikan apakah apakah asupan cairannya kurang atau tidak.Gangguan ginjal akut<img src="https://storage.primaku.com/editor/1666060484158-26550022.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1160494861-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Gangguan ginjal akut adalah sebuah penyakit yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba. Gangguan ini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak, khususnya di bawah usia 6 tahun. Gejalanya dapat dilihat ketika produksi urine anak berkurang drastis atau saat dibawa ke rumah sakit, pemeriksaan fungsi ginjal terlihat bahwa kadar ureum atau kreatinin tinggi.Penyebab gangguan ginjal akut pada anak umumnya ada tiga, antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Penyebab fungsional, seperti dia diare, anak tidak mau minum, atau ada infeksi berat seperti demam berdarah.</li><li style="text-align: justify;">Penyebab dari ginjal itu sendiri, misalnya mengalami sindrom nefrotik, nefritis (pembengkakan pada ginjal), yang menyebabkan ginjal tidak mampu memproduksi sejumlah cairan urin yang cukup.</li><li style="text-align: justify;">Sumbatan. Beberapa anak mengalami kelainan bawaan dari lahir, seperti saluran kemihnya tidak lancar, sehingga memengaruhi produksi cairan urine.</li></ul>Gejala gangguan ginjal akutGejala yang paling bisa dideteksi sejak dini adalah dengan melihat produksi urine. Jika produksi urin sudah turun dan fungsi ginjal rusak sebanyak 50%, MomDad baru bisa melihat anak mulai bengkak, napasnya cepat dan dalam, mulai ada gangguan elektrolit, serta kejang karena tekanan darah tinggi.“Sebelum pipisnya berkurang, biasanya timbul gejala demam dan diare, adanya gangguan saluran napas, atau muntah. Kemudian kita harus memperhatikan produksi air kencing anak,” jelas dr. Henny Adriani, Sp.A(K).Gangguan ginjal akut dikatakan menjadi penyakit yang misterius karena perjalanan penyakitnya cepat, terjadinya mendadak, dan pemburukannya juga cepat. Itulah yang membuat dokter anak menilai bahwa hal ini menjadi sesuatu yang "tidak biasanya". Hingga saat ini, gangguan ginjal akut masih dalam proses investigasi dokter.Apabila si Kecil mengalami gejala di atas, jangan ragu untuk membawanya ke dokter agar dapat ditangani lebih lanjut ya, MomDad.MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil? Yuk, tanyakan pada ahli di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>!&nbsp;Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak, lho. Referensi: <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.youtube.com/watch?v=vw4vS9ez7sc" title="https://www.youtube.com/watch?v=vw4vS9ez7sc">https://www.youtube.com/watch?v=vw4vS9ez7sc </a>Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Waspada Ginjal Akut pada Anak, Apa Penyebab dan Gejalanya?

waspada-ginjal-akut-pada-anak--apa-penyebab-dan-gejalanya-

Sekarang ini, bisa dibilang kita sangat mudah mendapatkan berbagai obat. Apotek, bahkan toko obat, menjadi tempat pembelian obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Cukup banyak jenis obat yang bisa didapat tanpa membutuhkan peresepan obat oleh dokter. Namun ada pula beberapa obat yang harus dibeli dengan resep dokter dan hanya tersedia di rumah sakit, lho!Terlebih untuk antibiotik yang sebenarnya memerlukan resep dokter dan tidak seharusnya dibeli secara bebas. Nah, untuk mengetahui alasan dan akibatnya mengonsumsi antibiotik bebas, yuk simak penjelasan berikut!&nbsp;Penggunaan antibiotik yang tidak tepat<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665988599740-3fa44610.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-88689462-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Baca Juga:&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/UWyR" title="https://primaku.page.link/UWyR" target="_blank">Apakah Antibiotik Ampuh untuk Berbagai Penyakit? Ini Kata Ahli!</a>Pemberian antibiotik untuk kondisi batuk pilek akibat virus bukanlah hal yang benar karena cara kerja antibiotik bukanlah untuk membunuh virus, tapi membunuh bakteri. Pemberian antibiotik yang tidak tepat atau berulang-ulang pada penyakit yang bukan disebabkan oleh bakteri dapat mengakibatkan efek buruk. Misalnya saja berubahnya sifat bakteri menjadi bakteri kebal yang akan sulit diatasi dengan pemberian antibiotik.&nbsp;Bila pada satu masa bakteri sangat responsif terhadap sebuah antibiotik, dengan berjalannya waktu karena bakteri tersebut sudah mengenal antibiotik yang sama terus menerus, bakteri tersebut akan berubah menjadi resisten. Bakteri ini disebut bakteri yang resisten, sedangkan obatnya akan menjadi antibiotik yang bersifat resisten atau antibiotik resisten.&nbsp;Kondisi resistensi terhadap antibiotik ini merupakan masalah yang serius dan sering dijumpai terutama di negara berkembang. Badan dunia kesehatan (World Health Organization)/Centers for Disease Control and Prevention (CDC) secara khusus menyebutkan sebagai “salah satu masalah paling sulit diatasi dalam kesehatan masyarakat”.Satu macam antibiotik mungkin akan mampu membunuh bukan saja berbagai macam bakteri yang jahat dan berbahaya buat manusia, bahkan bakteri yang baik dan penting untuk menjaga agar tubuh kita tetap sehat sebagaimana bakteri yang ada dalam pencernaan kita, sehingga efek jangka panjangnya dapat terjadi gangguan pencernaan.Penggunaan antibiotik yang aman<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665988721947-ca62dbd7.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1010456164-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Apabila MomDad mendapatkan anaknya sakit, pastikan untuk membawa anak berkonsultasi ke tenaga kesehatan yang tepat. Tanyakan kepada dokter, apa yang menyebabkan anak sakit. Dokter akan menganalisis dan menjelaskan kemungkinan sebab penyakit, baik melalui pemeriksaan secara langsung maupun dengan bantuan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan pencitraan (rontgen). Sebagai upaya pengobatan, dokter mungkin memberikan antibiotik dan mungkin pula tidak karena si Kecil tidak memerlukannya. Untuk itu, janganlah meminta pemberian antibiotik kepada anak apabila dokter memutuskan untuk tidak memberikannya.Apabila MomDad merasa si Kecil hanya mengalami batuk pilek biasa, yang umumnya hanya memerlukan istirahat, banyak minum, dan obat-obatan untuk mengurangi tanda serta gejalanya, atau dengan kata lain kemungkinan besar akibat virus, sebaiknya tidak perlu memberikan si Kecil antibiotik. Namun, apabila gejala tersebut makin parah atau walaupun tetap ringan namun berlangsung “cukup lama”, segeralah ke dokter. Sehingga dokter akan memutuskan perlu tidaknya pemberian antibiotik.MomDad juga harus ingat selalu bahwa antibiotik hanya ampuh untuk mengobati infeksi akibat bakteri apabila diberikan dalam dosis yang tepat, frekuensi yang tepat, dan dalam jangka waktu yang ditentukan oleh dokter. Apabila ada keraguan terhadap cara pemberian obat, tanyalah farmasi di apotek saat menyerahkan resep dokter.Setiap obat, termasuk antibiotik membutuhkan beberapa waktu untuk melihat respon hasil yang diinginkan. Mungkin dibutuhkan 2-3 hari bahkan lebih untuk pemberian antibiotik agar anak sembuh. Apabila anak sudah tampak sehat namun antibiotik yang diberikan masih cukup banyak, jangan langsung berhenti meminum antibiotik tersebut. Berilah antibiotik, sesuai dengan yang telah diresepkan dokter. Namun apabila antibiotik bersisa, buanglah. Jangan memberikan kepada siapa pun.Jangan sekali-kali memberikan antibiotik, mengikuti cara yang pernah diberikan oleh dokter, kepada anak atau siapa pun yang menurut MomDad memiliki tanda dan gejala penyakit yang sama. Pasalnya, perlu adanya pemeriksaan dokter sebelum bisa diresepkan antibiotik. Kalau salah, bisa saja berakibat antibiotik resisten.Jangan membiasakan diri dan beritahu orang tua lain, untuk membeli antibiotik tanpa resep dokter di apotek maupun toko obat. Melalui informasi mengenai bagaimana menggunakan antibiotik secara benar, semoga saja MomDad semakin paham mengenai bahaya dari membeli antibiotik sendiri.Apabila MomDad memiliki pertanyaan seputar kondisi si Kecil, jangan ragu tanyakan pada ahli di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank">Forum Tanya Dokter</a>. Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak, lho!Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Mengenal Sindrom Biru pada Bayi, Apa Gejala dan Penyebabnya?

Mengenal Sindrom Biru pada Bayi, Apa Gejala dan Penyebabnya?

Yang Perlu Diketahui tentang Gagal Ginjal Akut pada Anak

Yang Perlu Diketahui tentang Gagal Ginjal Akut pada Anak

Tips Menggunakan Pelembap untuk Anak dengan Eksim

Tips Menggunakan Pelembap untuk Anak dengan Eksim

Ketahui Penyebab dan Gejala Cegukan pada Bayi

Ketahui Penyebab dan Gejala Cegukan pada Bayi

Selain Berikan Obat Sirup, Lakukan 5 Hal Ini Saat Anak Demam!

Selain Berikan Obat Sirup, Lakukan 5 Hal Ini Saat Anak Demam!

Pertolongan Pertama Sesak Napas pada Bayi sesuai Prosedur Klinis!

Pertolongan Pertama Sesak Napas pada Bayi sesuai Prosedur Klinis!

Waspada Ginjal Akut pada Anak, Apa Penyebab dan Gejalanya?

Waspada Ginjal Akut pada Anak, Apa Penyebab dan Gejalanya?

Bahaya Memberi Antibiotik pada Anak Tanpa Resep Dokter

Bahaya Memberi Antibiotik pada Anak Tanpa Resep Dokter