Sering kali ditemui kasus dimana setelah anak sakit, durasi tidurnya menjadi lebih lama dari biasanya. Hal ini mungkin membuat MomDad cemas dan bertanya-tanya ‘apakah hal ini termasuk normal?’ Untuk menjawab rasa penasaran dan mengurangi kekhawatiran MomDad, yuk kita bahas bersama!Tidur anak lebih lama setelah sakit<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664853392686-a627d8dc.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="newborn-baby-girl-sleeping-blue-sheets-home_1139-1648.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> MomDad jangan terlalu khawatir jika mendapati tidur si Kecil menjadi lebih lama setelah sakit, karena ini merupakan hal yang normal. Anak yang memiliki durasi tidur lebih lama setelah sakit sedang berada dalam masa recovery atau pemulihan, Jadi, anak membutuhkan waktu untuk beristirahat agar kondisinya segera membaik dan pulih.Istirahat adalah salah satu hal yang diperlukan anak ketika sakit. Umumnya anak yang sakit menjadi kurang aktif dan mudah lelah sehingga tertidur lebih sering dan lama. Selama anak sadar penuh pada saat bangun, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.&nbsp;Pola tidur akan kembali menjadi normal setelah masa pemulihan selesai, yang biasanya membutuhkan waktu beberapa hari.Untuk membantu memaksimalkan pemulihan, MomDad bisa melakukan beberapa tips berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Berikan makanan yang bergizi seimbang</li><li style="text-align: justify;">Pastikan asupan cairannya cukup</li><li style="text-align: justify;">Buat anak merasa nyaman</li><li style="text-align: justify;">Biarkan anak beristirahat</li><li style="text-align: justify;">Berikan vitamin</li></ul>Kapan orang tua perlu khawatir?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664853399528-deabf2ae.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mother-hand-holding-digital-thermometer-measure-check-her-son-illness-flu-fever-while-baby-is-sleep-bed-with-wet-white-cloth-fabric-his-forehead-relief-temperature_157563-11.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Dikutip dari healthdirect.gov.au, MomDad perlu khawatir jika menemukan gejala sebagai berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Anak tampak kurang aktif</li><li style="text-align: justify;">Terlalu lemah untuk bangun maupun menangis</li><li style="text-align: justify;">Tidak menunjukan respon terhadap pengasuhnya</li><li style="text-align: justify;">Tidak mau makan dan minum</li><li style="text-align: justify;">Mengalami kesulitan bernapas</li><li style="text-align: justify;">Muncul ruam dengan bintik-bintik merah atau ungu</li><li style="text-align: justify;">Wajah tampak pucat</li><li style="text-align: justify;">Selalu tidur</li></ul>Jangan ragu untuk konsultasikan kondisi si Kecil ke ahli ya, MomDad. Semoga informasi di atas menjawab dan mengurangi rasa khawatir MomDad.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Referensi:&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthdirect.gov.au/looking-after-a-sick-child" title="https://www.healthdirect.gov.au/looking-after-a-sick-child">https://www.healthdirect.gov.au/looking-after-a-sick-child</a>Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Normalkah Anak Tidur Lebih Lama setelah Sakit? Ini Kata Ahli!

normalkah-anak-tidur-lebih-lama-setelah-sakit--ini-kata-ahli-

Beberapa waktu lalu sempat ramai di sosial media mengenai salah satu produksi minuman kemasan yang dikomplain oleh pembelinya, karena minuman tersebut dianggap terlalu manis. Hal ini memberikan rasa khawatir terhadap generasi muda yang berisiko mengalami diabetes. Seberapa rentankah anak dan remaja mengalami diabetes? Yuk, kita bahas bersama!Risiko diabetes pada generasi muda<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664536248614-c51abd8d.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="glass-full-sugar-cubes-unhealthy-diet-concept_79075-16654.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Berdasarkan situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI), penderita diabetes di Indonesia dapat mencapai 30 juta orang pada tahun 2030 mendatang bila gaya hidup tidak dijaga. MomDad juga perlu tahu, bahwa saat ini diabetes merupakan penyakit mematikan ketiga di Indonesia setelah stroke dan jantung. Tidak hanya diderita orang dengan usia lanjut, diabetes juga kerap menjangkit anak-anak dan remaja. Bahkan, diabetes yang menjangkit pada anak-anak dan remaja justru lebih berbahaya dibanding penderita usia lanjut.Diabetes mellitus atau yang biasa disebut juga dengan kencing manis merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan masalah tingginya kadar gula dalam darah (insulin). Berdasarkan jenis masalahnya, diabetes mellitus dibagi menjadi dua, yaitu:<ul><li style="text-align: justify;">Diabetes mellitus tipe 1</li></ul>Diabetes mellitus tipe 1 merupakan jenis diabetes yang paling sering dialami oleh anak-anak dan remaja yang terjadi akibat masalah pada produksi insulin. Diabetes mellitus tipe 1 terjadi kerusakan pada sel yang bekerja memproduksi insulin, yaitu sel beta pankreas.Pada umumnya, kerusakan ini disebabkan oleh proses autoimun, yakni tubuh memproduksi antibodi yang merusak sel beta pankreas, sehingga mengakibatkan kekurangan produksi insulin.Oleh karena itu, satu-satunya cara pengobatan diabetes mellitus tipe 1 adalah dengan memberikan insulin dari luar selama seumur hidup. Sampai saat ini belum ada pilihan pengobatan lain untuk diabetes mellitus tipe 1 selain pemberian insulin.<ul><li style="text-align: justify;">Diabetes mellitus tipe 2</li></ul>Diabetes mellitus tipe 2 umumnya diderita orang dewasa. Namun, tak bisa dipungkiri juga kalau diabetes mellitus tipe 2 juga bisa terjadi pada anak atau remaja yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.Seiring dengan peningkatan jumlah obesitas pada anak dan remaja, maka jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 pada anak dan remaja pun ikut meningkat. Setidaknya sebanyak 85% anak dengan diabetes mellitus tipe 2 terdiagnosis pada kondisi obesitas.Selain akibat obesitas, diabetes mellitus tipe 2 ini juga merupakan penyakit warisan. Seorang anak yang memiliki orang tua atau keluarga lain yang menderita obesitas harus waspada, karena sangat berisiko terkena diabetes mellitus tipe 2 di kemudian hari.Perbaikan gaya hidup sehat merupakan penanganan yang tepat pada diabetes mellitus tipe 2. Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 sangat perlu mengatur pola hingga porsi makan, olahraga dan menurunkan berat badan pada anak obesitas merupakan hal-hal yang terpenting.Cara cegah diabetes pada anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664536478483-4a89b1cf.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="close-up-teenage-girl-eating-hamburger_53876-137570.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Anak-anak, terutama yang berisiko diabetes mellitus tipe 2 karena faktor warisan dari keluarga, harus membiasakan diri dengan gaya hidup berikut sejak dini:&nbsp; <ul><li style="text-align: justify;">Meminimalkan konsumsi gula terutama dengan menghindari terbiasa minum minuman bergula. Jangan biasakan anak minum minuman berkadar gula tinggi seperti minuman bersoda, teh dalam kemasan dan jus buah kemasan. Biasakan anak minum air putih, teh tawar, susu rendah lemak tanpa gula, dan berbagai minuman tanpa gula lainnya. </li><li style="text-align: justify;">Menambah asupan sayur dan buah. Biasakan anak untuk makan sayur dan buah setidaknya 5 porsi sehari. Gantilah kudapan ringannya dengan sayur atau buah.</li><li style="text-align: justify;">Mengurangi konsumsi semi-processed food seperti makanan kalengan dan kemasan serta makanan cepat saji.</li><li style="text-align: justify;">Mengendalikan porsi makan.</li><li style="text-align: justify;">Mengubah pola makan keluarga agar tidak tinggi karbohidrat atau tinggi lemak. Sediakan lebih banyak sayur dan buah.</li><li style="text-align: justify;">Beraktivitas fisik setidaknya 60 menit sehari.</li><li style="text-align: justify;">Mengurangi waktu sedenter, seperti menonton TV, bermain game di komputer, bermain ponsel, dengan durasi maksimal 2 jam per hari.</li></ul>Maka dari itu, apabila seorang anak terdiagnosis menderita diabetes, MomDad harus segera membawanya ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan guna menentukan tipe diabetes yang diderita.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto:&nbsp;​FreepikReferensi:<ul><li>Pulgaron ER, Delamater AM. Obesity and type 2 diabetes in children: epidemiology and treatment. Curr Diab Rep. 2014;15:508.</li><li>Mayer-Davis EJ, Kahkoska AR, Jefferies C, Dabelea D, Balde N, Gong CX, dkk. ISPAD Clinical practice consensus guidelines 2018: definition, epidemiology, and classification of diabetes in children and adolescents. Pediatr Diabetes. 2018;19:7-19.</li><li>Zeitler P, Arslanian S, Fu J,Pinhas-Hamiel O, Reiner T, Tandon N, dkk. ISPAD Clinical practice consensus guidelines 2018: type 2 diabetes mellitus in youth. Pediatr Diabetes. 2018;19:28-46.</li><li><a classname="e-rte-anchor" href="http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/diabetes-penderita-di-indonesia-bisa-mencapai-30-juta-orang-pada-tahun-2030" title="http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/diabetes-penderita-di-indonesia-bisa-mencapai-30-juta-orang-pada-tahun-2030">http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/diabetes-penderita-di-indonesia-bisa-mencapai-30-juta-orang-pada-tahun-2030</a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Waspada, Anak dan Remaja Rentan Terkena Diabetes 

waspada--anak-dan-remaja-rentan-terkena-diabetes-

Demam merupakan respon tubuh terhadap rangsangan yang datang dari luar atau dalam. Demam merupakan reaksi normal tubuh yang bermanfaat melawan kuman. Di masa anak-anak, demam paling sering terjadi dan membuat para orang tua merasa khawatir. Lalu, apa yang perlu orang tua lakukan jika demam anak naik turun? Penyebab demamDemam memiliki berbagai penyebab, salah satunya adalah infeksi, baik oleh virus, bakteri, jamur atau patogen lain. Penting diingat bahwa meskipun salah satu penyebab demam adalah infeksi, namun demam tidak identik dengan infeksi.Tingginya demam tidak selalu menandakan beratnya penyakit. Penggunaan baju yang tebal atau membedong pada udara yang panas dapat meningkatkan suhu tubuh di atas normal, namun tidak terlalu tinggi. Demam juga dapat ditemui setelah anak pasca imunisasi. Pada sebagian besar anak, demam dapat diobservasi di rumah.Cara menurunkan demam anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664163297829-dd20eeea.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mother-checking-body-temprature-thremoeter.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Penurunan suhu tubuh dapat dibantu dengan penggunaan obat penurun panas (antipiretik), terapi fisik (nonfarmakologi) seperti istirahat baring, kompres hangat, dan banyak minum.<ul><li style="text-align: justify;">Obat Penurun Panas (Antipiretik)</li></ul>Penggunaan obat penurun panas bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh dan membuat anak merasa lebih nyaman, namun tidak efektif untuk mencegah kejang demam. Parasetamol merupakan pilihan pertama untuk menurunkan demam dan menghilangkan nyeri.Kombinasi dua antipiretik parasetamol dan ibuprofen secara selang seling setiap 4 jam tidak terbukti secara ilmiah memiliki efek antipiretik/analgetik yang lebih kuat dibanding penggunaan satu macam antipiretik. Indikasi utama pemberian obat penurun panas adalah membuat anak merasa nyaman dan mengurangi kecemasan orang tua, bukan menurunkan suhu tubuh.Pemberian obat penurun panas diindikasikan untuk anak demam dengan suhu 38°C&nbsp;(pengukuran dari lipat ketiak). Dengan menurunkan suhu tubuh maka aktivitas dan kesiagaan anak membaik, dan perbaikan suasana hati (mood) dan nafsu makan juga semakin membaik.<ul><li style="text-align: justify;">Kompres air hangat (Tepid sponging)</li></ul>Tepid merupakan suatu kompres/sponging dengan air hangat. Penggunaan kompres air hangat di lipatan ketiak atau lipatan selangkangan (inguinal) selama 10-15 menit akan membantu menurunkan panas dengan cara mengeluarkan panas lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan.Jika dokter dan orang tua merasa kompres diperlukan, misalnya suhu tubuh meningkat lebih dari 40°C, yang tidak respon obat penurun panas, maka penting untuk memberikan obat penurun panas terlebih dahulu untuk menurunkan pusat pengatur suhu di susunan saraf otak bagian hipotalamus, kemudian dilanjutkan kompres air hangat.Kapan orang tua harus khawatir?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664163389507-4f908046.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mother-checking-fever-her-daughter-bedroom.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Umumnya, orang tua perlu segera membawa anak ke dokter jika anak mengalami kondisi seperti berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Usia anak kurang dari 3 bulan tanpa memandang keadaan anak secara umum</li><li style="text-align: justify;">Anak usia 3-36 bulan yang demam lebih dari 3 hari atau terdapat tanda bahaya</li><li style="text-align: justify;">Anak usia 3-36 bulan dengan demam yang tinggi (lebih dari 39°C)</li><li style="text-align: justify;">Anak semua usia yang suhunya lebih dari 40°C</li><li style="text-align: justify;">Anak semua usia dengan kejang demam</li><li style="text-align: justify;">Anak semua usia yang demam berulang lebih dari 7 hari walaupun demam hanya berlangsung beberapa jam saja</li><li style="text-align: justify;">Anak semua usia dengan penyakit kronik seperti penyakit jantung, kanker, lupus, penyakit ginjal</li><li style="text-align: justify;">Anak yang demam disertai ruam</li></ul>Orang tua juga tidak boleh menunda membawa anak ke rumah sakit jika ditemukan tanda-tanda bahaya, seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Tidak merespons atau susah dibangunkan atau tidak bisa bergerak</li><li style="text-align: justify;">Kesulitan bernafas</li><li style="text-align: justify;">Bibir, lidah dan kuku nampak kebiruan</li><li style="text-align: justify;">Ubun-ubun terlihat membonjol atau cekung</li><li style="text-align: justify;">Ada kekakuan di leher</li><li style="text-align: justify;">Nyeri kepala hebat</li><li style="text-align: justify;">Nyeri perut hebat atau muntah-muntah</li><li style="text-align: justify;">Terdapat ruam atau bintik-bintik berwarna keunguan seperti memar</li><li style="text-align: justify;">Tidak mau makan atau minum dan terlihat terlalu lemah untuk minum</li><li style="text-align: justify;">Menangis terus menerus</li><li style="text-align: justify;">Anak gelisah</li><li style="text-align: justify;">Posisi tubuh condong ke depan dan tidak dapat mengontrol air liur</li><li style="text-align: justify;">Buang air kecil menjadi sedikit atau jarang</li></ul>Yuk, lakukan tips di atas jika si Kecil mengalami demam yang naik turun. Ingat, jangan tunda si Kecil untuk membawanya ke rumah sakit apabila mengalami kondisi seperti di atas, ya.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto:&nbsp;​FreepikReferensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/penanganan-demam-pada-anak" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/penanganan-demam-pada-anak">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/penanganan-demam-pada-anak </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/demam-kapan-harus-ke-dokter" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/demam-kapan-harus-ke-dokter">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/demam-kapan-harus-ke-dokter </a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Demam Anak Naik Turun, Apa yang Mesti MomDad Lakukan?

demam-anak-naik-turun--apa-yang-mesti-momdad-lakukan-

Batuk pilek (bapil) pada orang dewasa sudah jadi hal yang umum terjadi. Namun, kalau terjadi pada bayi newborn atau baru lahir, pasti membuat MomDad bingung dalam mengatasinya. Terlebih lagi bayi yang baru lahir masih belum memiliki daya tahan tubuh yang baik dan mungkin akan sensitif dengan obat-obatan.Lantas, bagaimana cara mengatasi bapil pada bayi newborn? Haruskan diberi obat-obatan? Yuk, simak ulasan selengkapnya berikut ini!Penyebab bayi baru lahir mengalami bapil<img src="https://storage.primaku.com/editor/1663905188278-55e46a78.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1187554617-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bayi baru lahir bisa terkena bapil atau batuk pilek. Bapil yang paling sering terjadi pada anak-anak adalah suatu kondisi yang disebut juga sebagai common cold atau selesma. Penyebab tersering selesma adalah virus saluran napas seperti Rhinovirus, human parainfluenza virus, dan respiratory syncytial virus. Gejala selesma biasanya ringan, berupa hidung tersumbat dan hidung meler, bersin, demam, batuk, rewel, kesulitan tidur dan menyusu karena hidung tersumbat.Pertolongan pertama bapil pada bayi baru lahir<img src="https://storage.primaku.com/editor/1663905242648-54edbbeb.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1187554229-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Common cold merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri, umumnya dalam waktu 7-14 hari. Terapi suportif di rumah biasanya sudah cukup untuk memberikan kenyamanan bagi bayi. Beberapa hal yang dapat dilakukan di rumah di antaranya:<ul><li style="text-align: justify;">Berikan cairan yang cukup. Pada bayi yang masih berusia kurang dari 6 bulan, kebutuhan cairan bayi dapat dicukupi oleh konsumsi ASI atau susu formula. Tidak diperlukan pemberian cairan dalam bentuk lain (air putih, jus buah, dan lain-lain). Tak hanya itu, ASI juga mengandung komponen bioaktif yang dapat membantu bayi melawan virus penyebab common cold.</li><li style="text-align: justify;">Jika hidung bayi tersumbat dan memproduksi banyak lendir/ingus (secret), penyedotan hidung dapat dilakukan dengan lembut untuk menghindari trauma pada kulit bagian dalam hidung bayi. Penyedotan lendir mungkin dapat membantu membersihkan jalan napas bayi dari sumbatan lendir.</li><li style="text-align: justify;">Gunakan nasal saline drops/spray untuk melembapkan saluran napas hidung, serta untuk mengencerkan lendir yang kental. Penggunaan nasal saline drops/spray ini dapat dilakukan sebelum menyedot lendir dari hidung.</li><li style="text-align: justify;">Melembapkan udara lingkungan. Penggunaan humidifier atau pelembap lingkungan di dalam kamar bayi juga dapat meringankan hidung tersumbat.</li><li style="text-align: justify;">Penggunaan obat demam seperti parasetamol dan ibuprofen dapat diberikan jika diperlukan, namun penggunaannya harus dikonsultasikan dengan dokter, terutama pada bayi berusia kurang dari 3 bulan. Jangan memberikan ibuprofen pada bayi berusia kurang dari 6 bulan, terutama apabila ia mengalami dehidrasi dan muntah berulang</li><li style="text-align: justify;">Hindari penggunaan obat batuk pilek yang ada di pasaran kecuali atas resep dokter. Obat batuk pilek yang ada di pasaran tidak mempercepat penyembuhan, bahkan berisiko menimbulkan efek samping fatal pada anak berusia kurang dari 2 tahun.</li></ul>Kapan bayi perlu diperiksakan ke dokter?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1663905306130-5a24b4b6.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="doctor-with-stethoscope-hands-hospital-background_1423-1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Common cold pada umumnya berlangsung selama sekitar 10-14 hari dan dapat sembuh sendiri.&nbsp; Namun batuk pilek pada bayi berusia kurang dari 3&nbsp; bulan harus selalu diperiksakan ke dokter, terutama jika disertai demam, karena dapat menandakan penyakit dasar yang lebih serius. Pada bayi berusia kurang dari&nbsp; 3 bulan, terdapat beberapa tanda lain yang harus diawasi, yaitu:<ul><li style="text-align: justify;">BAK bayi menjadi jarang</li><li style="text-align: justify;">&nbsp;Demam &gt; 38 derajat&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Tampak kesakitan dan rewel</li><li style="text-align: justify;">Sesak napas dan terdapat bunyi napas tambahan seperti mengi</li><li style="text-align: justify;">Batuk terus menerus</li><li style="text-align: justify;">Mata merah dengan sekret kuning kehijauan seperti bernanah</li><li style="text-align: justify;">Memiliki ingus berwarna kehijauan yang kental dan sulit dibersihkan hingga beberapa hari</li></ul>Segera bawa bayi ke UGD apabila ia tampak tidak mau menyusu, tampak lemah dan tidur terus (letargis), batuk hebat yang menyebabkan muntah-muntah dan kebiruan, batuk berdarah, dan sianosis atau kebiruan di sekitar mulut dan bibir.Risiko bapil pada bayiBapil pada bayi merupakan tanda dari, salah satunya, infeksi pada saluran napas atas. Namun, karena sistem imun bayi belum berkembang sempurna, serta pengeluaran dahak dan lendir juga belum selalu efektif, maka selesma pada bayi dapat berisiko menjadi infeksi saluran napas bawah, yaitu pneumonia. Pneumonia pada bayi ditandai dengan gejala sesak yang berupa napas cepat, tarikan dinding dada, demam, dan cenderung lebih tidak aktif. Kondisi ini harus segera dibawa ke dokter.Itu dia serba-serbi bapil pada bayi newborn yang perlu MomDad ketahui. Semoga penjelasa di atas dapat membantu MomDad dalam mengatasi bapil pada si Kecil, ya.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Tips Atasi Batuk Pilek pada Bayi Newborn yang Perlu Diketahui

tips-atasi-batuk-pilek-pada-bayi-newborn-yang-perlu-diketahui

MomDad, ngerasain nggak sih belakangan ini lagi banyak banget yang batuk ataupun pilek? Kalau anak juga mengalami batuk dan pilek, apakah penanganannya sama seperti orang dewasa? Yuk, cari tau jawaban bersama ahlinya!

Mitos Fakta Seputar Batuk Pilek pada Anak

mitos-fakta-seputar-batuk-pilek-pada-anak

Saat menyusu, baik secara langsung ke payudara ibu maupun lewat botol, tak jarang bayi mengalami tersedak. Orang tua baru mungkin langsung panik karena kurangnya pengalaman. Jika si Kecil mengalaminya, Mom tidak perlu panik, ya. Ketahui info selengkapnya berikut ini, yuk!Penyebab bayi tersedak ASI<img src="https://storage.primaku.com/editor/1663827646239-c3915df1.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mother-breastfeeding-her-baby-healthy-lifestyle-concept_483766-467.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Tersedak paling sering terjadi karena susu yang keluar terlalu cepat dari yang bayi bisa telan. Hal ini biasanya terjadi saat Mom memiliki suplai ASI yang berlebihan, maupun yang memiliki refleks letdown yang sangat deras (forceful let down reflex). ASI yang berlebihan ini dapat masuk ke saluran napas bayi.Berdasarkan La Leche League International yang dilansir oleh Healthline, tanda-tanda suplai ASI berlebih di antaranya:<ul><li style="text-align: justify;">Bayi tampak gelisah selama menyusu, seperti menangis atau ia memasukkan dan mengeluarkan mulutnya</li><li style="text-align: justify;">Bayi batuk, tersedak, atau menelan sangat cepat</li><li style="text-align: justify;">Bayi mencoba menahan puting ibu untuk mengeluarkan susu atau memperlambat laju keluarnya susu. Ini bisa mengakibatkan luka pada puting ibu</li><li style="text-align: justify;">Bayi merasa tertekuk atau kaku yang sering disertai dengan menangis kesakitan</li><li style="text-align: justify;">Menyusui terasa sangat berat</li><li style="text-align: justify;">Menyusui sebentar tapi sering karena bayi cepat merasa kenyang dan kurangnya lemak dalam susu</li><li style="text-align: justify;">Bayi merasa kembung dan muntah</li><li style="text-align: justify;">Jumlah ASI yang keluar sangat banyak</li><li style="text-align: justify;">Payudara ibu tidak pernah kosong dan selalu terisi dengan cepat setelah menyusui</li><li style="text-align: justify;">Ibu sering mengalami mastitis</li></ul>Cara mengatasi bayi tersedak ASI<img src="https://storage.primaku.com/editor/1663827344338-cb6a16e2.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mother-breast-feeding-her-baby (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Apabila Mom mengalami oversupply ataupun forceful let down reflex, ubah posisi menyusui menjadi posisi telentang atau bersandar di tempat duduk dan memposisikan bayi di atas ibu. Cara ini dapat mengurangi derasnya aliran ASI sehingga dapat mengurangi risiko tersedak. Posisi ini menggunakan pengaruh gravitasi untuk mengurangi kecepatan aliran ASI sehingga bayi lebih dapat mengontrol aliran ASI.Posisi lain yang dapat dianjurkan adalah posisi menyusui miring (side lying) dengan bersandar atau tiduran ke salah satu sisi tubuh. Posisi ini dapat membantu mengeluarkan ASI dari mulut bayi apabila terdapat ASI yang terlalu banyak di mulutnya.Hal lain yang dapat dilakukan adalah memastikan bayi memiliki perlekatan yang baik. Keluarkan ASI 1-2 menit pertama sebelum bayi melekat pada ibu agar fase let down yang deras sudah terlewati.Itulah penjelasan mengenai penyabab dan cara mengatasi si Kecil yang tersedak ASI. Semoga bermanfaat untuk MomDad, ya.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar&nbsp;ASI? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Penyebab dan Cara Mengatasi Bayi Tersedak karena ASI

penyebab-dan-cara-mengatasi-bayi-tersedak-karena-asi

Apakah si Kecil kerap tidur sambil menggeretakkan giginya? Kebiasaan buruk ini ternyata disebut bruxism, yaitu gerakan berulang yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius. Lalu, bagaimana bruxism bisa terjadi dan apa saja cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan kebiasaan buruk ini? Coba simak artikel selengkapnya, yuk!Penyebab bruxism<img src="https://storage.primaku.com/editor/1663745386780-4d9bdc1c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="baby-napping-crib-one-year-old-caucasian-boy-resting-lying-stuffed-animal.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bruxism ditunjukkan dengan aktivitas menggertakkan gigi hingga otot rahang, atau menggesekkan gigi bawah dengan gigi atas. American Academy of Sleep Medicine telah menyatakan bahwa bruxism adalah gangguan pergerakan terkait tidur.Ada dua jenis bruxism, yaitu bruxism saat tidur dan bruxism saat bangun. Terkadang anak yang mengalami bruxism saat tidur tidak menyadari jika ia sedang menggeretakkan giginya sehingga berisiko mengalami kerusakan gigi dan penyakit sendi rahang.Menurut dr Harvey Karp, dokter spesialis anak yang dilansir dari HappiestBaby.com, bruxism bisa terjadi akibat konsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti cokelat, atau bisa juga karena adanya infeksi di telinga. Penyebab lain juga bisa dikarenakan gigi anak tidak rapi atau disebut dengan malocclusion.Menghentikan bruxism<img src="https://storage.primaku.com/editor/1663745329805-72fdbcbc.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1389403306-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Kebiasaan menggertakkan gigi ini biasanya akan berhenti begitu anak menginjak usia remaja. Untuk itu, MomDad bisa mulai melakukan beberapa cara, salah satunya mengurangi faktor stres sebelum tidur secara rutin. Putar lagu-lagu yang menenangkan, bacakan cerita, usapkan minyak esensial, hingga mengobrol sebelum tidur.Bruxism memang akan berhenti sebelum gigi susu anak tanggal semua, namun tidak akan membahayakan gigi. Jika MomDad khawatir dengan kondisi ini, kunjungi dokter gigi anak dan konsultasikan untuk mencari cara terbaik mengurangi bruxism. Beberapa dokter akan meresepkan pelindung mulut.Namun, jika penyebab bruxism adalah infeksi telinga, dokter akan merekomendasikan ibuprofen atau acetaminophen 30 menit sebelum tidur. Ingat, jangan sembarang memberikan obat ke anak sebelum berkonsultasi dengan dokter, ya!Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar&nbsp;kesehatan gigi si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Penyebab Bruxism pada Anak, Kebiasaan Menggeretakan Gigi Saat Tidur

penyebab-bruxism-pada-anak--kebiasaan-menggeretakan-gigi-saat-tidur

Permasalahan kulit pada bayi newborn merupakan salah satu hal yang paling dikhawatirkan MomDad. Pasalnya, kulit bayi newborn masih sangat lembut dan sensitif mudah sekali terinfeksi bakteri dan mengakibatkan beberapa masalah pada kulit. Hal ini dapat membuat bayi newborn merasa tidak nyaman. Oleh sebab itu MomDad paham mengenai jenis masalah yang menyerang kulit bayi newborn agar segera mendapatkan penanganan yang tepat. Nah, berikut ini terdapat beberapa permasalahan kulit pada bayi newborn yang paling umum dijumpai!Cradle cap<img src="https://storage.primaku.com/editor/1663729535704-c12821ee.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="1660120989633-f36c2abf.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Cradle cap atau yang sering disebut ketombe bayi (dermatitis seboroik) merupakan masalah yang umum dijumpai pada bayi newborn. Namun, penyebab cradle cap belum diketahui secara pasti.&nbsp;Biasanya,&nbsp;cradle cap muncul di daerah yang kaya akan kelenjar minyak, seperti kulit kepala, dan umumnya muncul dalam 3 bulan pertama kehidupan. Cradle cap tidak membutuhkan pengobatan khusus, hanya diperlukan keramas atau mandi secara rutin.Selain itu, MomDad bisa gunakan petroleum jelly yang dapat membantu menghilangkan kerak. Bila cradle cap berlangsung hingga berbulan-bulan atau gejalanya memburuk, segeralah berkonsultasi dengan dokter anak.Ruam popok<img src="https://storage.primaku.com/editor/1663729598407-ddfc5832.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1297605595-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Iritasi kulit yang ditandai dengan bercak merah meradang pada area bokong, selangkangan dan kelamin bayi. Pada umumnya, ruam popok disebabkan karena adanya paparan kulit terhadap urin dan feses yang didiamkan terlalu lama. selain itu, ruam popok dapat juga disebabkan oleh infeksi jamur, sabun yang tidak cocok, keringat, atau ukuran diapers yang terlalu ketat.Dalam pencegahannya, MomDad dapat dengan segera mengganti popok atau diapers sesegera mungkin setelah bayi buang air kecil atau besar. Kemudian, keringkan kulit bayi sebelum memakaikan popok yang baru.Setelah itu, gunakan krim berbahan dasar zink oksida setiap ganti diapers, dan hindari penggunaan bedak , tisu basah, maupun baby wipe yang mengandung pewangi atau alkohol. MomDad juga harus perhatikan ukuran popok agar tidak menyebabkan atau memperparah iritasi.Erythema toxicum<img src="https://storage.primaku.com/editor/1663730305814-63842b65.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="closeup-images-skin-arms-baby-newborn-is-red-rash-caused-by-allergic-reaction_38443-174.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bintil-bintil kekuningan dengan kemerahan kulit di sekitarnya. Umumnya muncul di wajah dan badan di hari-hari awal setelah lahir. Sebenarnya, kondisi ini tidak membahayakan bayi dan tidak membutuhkan pengobatan khusus apapun karena akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.Milia<img src="https://storage.primaku.com/editor/1663729921848-4a72faad.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-157681979-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bintil putih berukuran sangat kecil, biasanya akan muncul di area sekitar hidung dan wajah. Milia disebabkan oleh kelenjar minyak yang tersumbat pada bayi baru lahir. Ketika kelenjar minyak bayi sudah membesar dan terbuka setelah usianya menginjak beberapa minggu, milia akan menghilang dengan sendirinya.Jerawat bayi atau neonatal acne<img src="https://storage.primaku.com/editor/1663730236811-0a71c64a.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="acne.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Masalah kulit ini diduga disebabkan oleh paparan hormon estrogen Mom selama bayi masih di dalam kandungan. Tidak ada pengobatan khusus yang dibutuhkan untuk mengobati neonatal acne ini, karena jerawat bayi juga akan hilang sendiri dalam waktu beberapa minggu hingga bulan.Itulah beberapa masalah kulit pada bayi newborn yang paling umum dijumpai. Jadi, MomDad tidak perlu khawatir lagi, sebab permasalahan kulit pada bayi newborn di atas bersifat ringan dan tidak memerlukan pengobatan khusus. Semoga membantu.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar&nbsp;kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: iStockReferensi: <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/newborn-skin-101" title="https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/newborn-skin-101">https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/newborn-skin-101 </a> <a classname="e-rte-anchor" href="https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21693-intertrigo" title="https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21693-intertrigo"> </a>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Normalkah Anak Tidur Lebih Lama setelah Sakit? Ini Kata Ahli!

Normalkah Anak Tidur Lebih Lama setelah Sakit? Ini Kata Ahli!

Waspada, Anak dan Remaja Rentan Terkena Diabetes

Waspada, Anak dan Remaja Rentan Terkena Diabetes

Demam Anak Naik Turun, Apa yang Mesti MomDad Lakukan?

Demam Anak Naik Turun, Apa yang Mesti MomDad Lakukan?

Tips Atasi Batuk Pilek pada Bayi Newborn yang Perlu Diketahui

Tips Atasi Batuk Pilek pada Bayi Newborn yang Perlu Diketahui

Mitos Fakta Seputar Batuk Pilek pada Anak

Mitos Fakta Seputar Batuk Pilek pada Anak

Penyebab dan Cara Mengatasi Bayi Tersedak karena ASI

Penyebab dan Cara Mengatasi Bayi Tersedak karena ASI

Penyebab Bruxism pada Anak, Kebiasaan Menggeretakan Gigi Saat Tidur

Penyebab Bruxism pada Anak, Kebiasaan Menggeretakan Gigi Saat Tidur

Permasalahan Kulit Bayi yang Paling sering Dijumpai

Permasalahan Kulit Bayi yang Paling sering Dijumpai