<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Normalnya, sistem kekebalan tubuh manusia dapat menghasilkan antibodi yang berfungsi untuk menyerang virus, bakteri, atau kuman. Berbeda dengan penderita lupus, di mana mereka akan kehilangan kekebalan tubuh tertentu. Ironisnya, lupus tidak hanya dapat diderita oleh orang dewasa saja, tetapi juga anak. Di Hari Lupus Sedunia yang jatuh pada hari ini (10/5), tak ada salahnya jika MomDad mengenal penyakit berbahaya satu ini. Yuk, simak penjelasan dr. Rizqi Amalia, Sp.A, selaku Dokter Spesialis Anak.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Apa itu lupus?</strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Lupus, yang mempunyai nama lengkap Systemic Lupus Erythematosus (SLE), adalah penyakit autoimun kronik yang dapat menyerang berbagai organ (sistemik). Pada anak lupus, sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi dari pajanan mikroba menyerang sel tubuh sendiri, sehingga menimbulkan peradangan hingga kerusakan organ.&nbsp;</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Bagaimana gejala awal lupus pada anak?</strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Gejala penyakit lupus sangat beragam dan dapat menyerupai penyakit-penyakit lainnya. Beberapa gejala yang dapat membantu orang tua mengenali penyakit lupus antara lain adalah:</span></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Demam lama (berminggu-minggu hingga berbulan-bulan) tanpa penyebab yang jelas</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Rambut rontok hingga menyebabkan kebotakan</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Ruam setelah terpajan sinar matahari (fotosensitivitas)</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">&nbsp;Mudah letih, malas beraktivitas</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Ulserasi (pembentukan ulkus) pada mukosa mulut dan hidung (kulit bagian dalam mulut dan hidung)</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tampak pucat hingga membutuhkan transfusi darah berulang</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Ruam pada kulit di wajah berbentuk sayap kupu-kupu (<em>malar rash</em>) atau ruam bulat-bulat di bagian tubuh lain (<em>discoid rash</em>)</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Nyeri dan bengkak pada sendi</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Bengkak pada kelopak mata dan tungkai bawah</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Sesak napas dan nyeri dada</span></li></ul><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tentu saja, timbulnya salah satu saja dari gejala-gejala tersebut tidak akan membuat anak akan langsung dianggap menderita lupus. Karena lupus bersifat sistemik (menyerang berbagai organ), dokter akan berusaha menggali berbagai kombinasi gejala yang mengarah ke diagnosis lupus.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Bagaimana cara pencegahan penyakit lupus?</strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Sayangnya, penyakit lupus tidak dapat dicegah. MomDad dapat memantau gejala yang timbul dan berkonsultasi segera pada dokter apabila memiliki kekhawatiran si Kecil mengalami lupus.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Semoga setelah membaca artikel ini, MomDad jadi aware ya terhadap penyakit lupus. Jika ingin tahu lebih banyak seputar kesehatan dan tumbuh kembang anak, jangan lupa follow Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a>, ya!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><strong>Sumber foto</strong>: Pexels</span></p><p style="text-align: justify;"><em style="background-color: unset; font-weight: 700; font-size: 16px;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</em><span style="font-size: 12pt;"><br></span></p>

Bisa Diderita Siapa Saja, Kenali Gejala Lupus pada Anak, MomDad! 

bisa-diderita-siapa-saja--kenali-gejala-lupus-pada-anak--momdad--

<p style="text-align: justify;"><span><span style="font-size: 12pt;">MomDad pernah mendengar thalassemia? Thalassemia adalah penyakit yang disebabkan kelainan genetik pada komponen pembentuk hemoglobin pada sel darah merah. Penyakit ini bisa diderita siapa saja, termasuk orang dewasa dan anak. Demi memperingati hari Thalassemia Sedunia, PrimaKu mengajak MomDad untuk lebih ‘melek’ lagi soal penyakit ini. Tanpa panjang lebar, yuk kita simak penjelasan dari<strong> Prof. DR. Dr. Pustika Amalia Wahidiyat, Sp.A(K)</strong> selaku Dokter Spesialis Anak berikut!</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Apa itu thalassemia?</strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Thalassemia merupakan salah satu penyakit genetik terbanyak di dunia yang ditandai dengan tidak terbentuk atau berkurangnya salah satu rantai globin. Rantai globin adalah komponen utama penyusun molekul hemoglobin. Sementara, molekul hemoglobin adalah komponen utama sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Jenis thalasssemia</strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Berdasarkan jenis rantai globin yang tidak terbentuk atau berkurang, thalassemia dibagi menjadi thalassemia alfa dan thalassemia beta. Berdasarkan gejala dan kebutuhan transfusinya, thalassemia dibagi menjadi:</span></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Thalassemia mayor adalah thalassemia yang membutuhkan transfusi darah rutin seumur hidupnya.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Thalassemia intermedia adalah thalassemia yang membutuhkan transfusi darah namun tidak rutin.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pembawa sifat thalassemia adalah anak yang secara kasat mata tampak normal (tanpa gejala), namun membawa gen thalassemia.</span></li></ul><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Gejala dan komplikasi thalassemia pada anak</strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Thalassemia mengakibatkan kegagalan atau ketidak-adekuatan pembentukan hemoglobin, sehingga anak penyandang thalassemia akan mengalami anemia dengan segala konsekuensinya (gangguan pertumbuhan, cepat lelah dan lain-lain). Akibat struktur rantai globin yang tidak sempurna, sel darah merah penyandang thalassemia juga mudah pecah sehingga terjadi peningkatan kadar bilirubin (bahan sisa pemecahan globin). Anemia dan kelebihan bilirubin di dalam darah membuat anak thalassemia menjadi tampak pucat kekuning-kuningan. Selain itu, sel darah merah yang mudah pecah akan menumpuk dan mengakibatkan pembesaran organ hati dan limpa. Komplikasi berat thalassemia yang lain adalah penumpukan zat besi pada berbagai organ akibat dari transfusi darah berulang.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Semoga setelah membaca penjelasan dari Prof. DR. Dr. Pustika Amalia Wahidiyat, Sp.A(K), MomDad jadi lebih <em>aware</em> ya terhadap penyakit thalassemia.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Ingin tahu lebih banyak seputar kesehatan ibu dan anak? Jangan lupa <em>follow</em> <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram dan baca artikel menarik lainnya di aplikasi maupun website PrimaKu!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><strong>Sumber foto: </strong>Freepik</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><strong>Sumber</strong>: Mengenal Thalassemia, pernah dimuat di </span><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-thalasemia" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-thalasemia"><span style="font-size: 12pt;">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-thalasemia </span></a></p><p style="text-align: justify;"><em style="background-color: unset; font-weight: 700; font-size: 16px;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</em><span style="font-size: 12pt;"><br></span></p>

Apa Sih Bahaya Thalassemia pada Anak?

apa-sih-bahaya-thalassemia-pada-anak-

<p style="text-align: justify;"><span><span style="font-size: 12pt;">Hemofilia adalah suatu kelainan perdarahan yang terjadi karena gangguan  pembekuan darah yang diturunkan secara genetik. Kondisi ini menyebabkan  kekurangan Faktor VIII/IX pada tubuh anak. Kita mengenal adanya hemofilia A dan  hemofilia B, hemofilia A bila kekurangan faktor pembekuan faktor VIII dan hemofilia B  bila kekurangan faktor IX. Perdarahan yang terjadi dapat secara spontan atau  didahului adanya trauma atau benturan. Bentuk perdarahan yang terjadi berupa  perdarahan sendi, perdarahan otot dan perdarahan organ lainnya yang dapat  menghambat aktivitas sehari-hari anak kita bahkan bisa mengancam kehidupan.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1651806446405-74c9dfd3.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sad-child-boy-with-bruise-cheek-face-abuse-concept-offended-kid_330878-630.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Kapan orang tua perlu curiga apakah anak kita menderita hemofilia?</strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Bayi atau anak laki-laki dengan gejala:</span></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Sering memar, bengkak dan nyeri pada persendian tanpa penyebab yang jelas, dikeluhkan saat anak kita belajar merangkak atau berjalan.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Perdarahan yang sulit berhenti atau memerlukan waktu yang lama saat anak terluka atau jatuh.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Perdarahan terjadi dan sulit berhenti setelah tindakan pemotongan tali pusat, imunisasi, cabut gigi atau sunat.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Ada anggota keluarga yang mempunyai gejala perdarahan yang sama. Perdarahan yang dikeluhkan dari saudara laki-laki pasien atau saudara laki laki dari pihak ibu.</span></li></ul><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Bagaimana pola penurunan hemofilia?</strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Hemofilia terjadi atau bergejala pada anak laki-laki, dan pada anak perempuan  bersifat sebagai karier (pembawa) sifat hemofilia yang secara klinis adalah anak yang  sehat dan tidak menunjukkan gejala terkait hemofilia. Pola penurunan ini terkait seks dengan gen untuk faktor VIII/IX yang berada di kromosom X.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Sebagai contoh kasus, bila perempuan pembawa sifat hemofilia menikah dengan laki laki normal maka kemungkinan keturunan anak laki-laki hemofilia sebesar 50% pada  setiap kelahiran anak laki-laki dan keturunan anak perempuan pembawa sifat sebesar  50% pada setiap kelahiran anak perempuan. Sedangkan pada kasus perempuan&nbsp;</span><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">normal yang menikah dengan laki-laki hemofilia akan menurunkan anak laki-laki yang  normal atau anak perempuan pembawa sifat.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Bagaimana memastikan anak kita hemofilia?</strong></span></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pemeriksaan kadar Faktor VIII/IX di rumah sakit dengan fasilitas yang memadai</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Konsultasi dokter ahli</span></li></ul><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Bagaimana kita mengenal derajat hemofilia?</strong></span></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Hemofilia berat: bila kadar Faktor VIII/IX &lt;1%</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Perdarahan berupa lebam dan atau nyeri sendi yang sering terjadi karena  trauma yang ringan atau tanpa sebab yang jelas, kurang lebih 2-4 kali setiap  bulan, dan dapat berupa perdarahan hebat dan sulit berhenti setelah tindakan  medis atau operasi</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Hemofilia sedang: bila kadar Faktor VIII/IX 1-5%</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Perdarahan berupa lebam dan atau nyeri sendi yang sering terjadi karena  trauma yang ringan atau tanpa sebab yang jelas, kurang lebih 1 kali setiap  bulan, dan dapat berupa perdarahan yang sulit berhenti setelah tindakan medis  atau operasi</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Hemofilia ringan: bila kadar Faktor VIII/IX &gt;5-40%</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Perdarahan yang sulit berhenti setelah cabut gigi, sunat, atau pengambilan  darah</span></li></ul><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Pertolongan pertama yang harus dapat kita lakukan pada anak kita yang  menderita hemofilia</strong></span></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><strong>PROTECTION</strong>: perlindungan atau tidak memberi beban pada anggota tubuh yang mengalami perdarahan</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><strong>REST</strong>: istirahatkan anggota tubuh yang mengalami perdarahan</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><strong>ICE</strong>: kompres dengan es untuk mengurangi rasa nyeri</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><strong>COMPRESSION</strong>: tekan dan bebat untuk mengurangi perdarahan</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><strong>ELEVATION</strong>: posisikan lebih tinggi dari dada</span></li></ul><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Apa yang harus dilakukan selanjutnya?</strong></span></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Berikan faktor pembekuan darah secara rutin untuk mencegah perdarahan</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Kurang dari 2 jam, anak kita harus segera mendapatkan faktor pembekuan darah atau transfusi pembekuan darah</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Segera bawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas memadai untuk penanganan selanjutnya</span></li></ul><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Hal apa yang harus kita perhatikan?</strong></span></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Hindari kegiatan atau olahraga yang berupa kontak fisik atau dapat menyebabkan trauma seperti sepak bola dan bela diri.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Kegiatan atau olah raga yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan dan kekuatan otot yaitu berenang, bersepeda dan jalan santai.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Jaga kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah perdarahan gusi.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Hindari mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu fungsi pembekuan darah.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Imunisasi tetap boleh diberikan dengan konsultasi dokter ahli terlebih dulu untuk persiapannya.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Bila akan dilakukan tindakan medis seperti sunat atau cabut gigi harus konsultasi dokter ahli untuk persiapannya.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dukungan moral dan psikologis dari keluarga dan lingkungan sangat diperlukan.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dengan penanganan yang baik anak kita dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal dan terhindar dari disabilitas dan kematian pada usia dini.</span></li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;"><strong>Sumber foto</strong>: Freepik dan mirror.co.uk</span></div><p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Referensi diakses pada 24 April 2022:</span></strong></p><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">World Federation of Hemophilia. The WFH guidelines for the management of haemophilia. 3rd edition. Diunduh dari: </span><span style="font-size: 12pt;"><br></span><a classname="e-rte-anchor" href="https://www1.wfh.org/publications/files/pdf" title="https://www1.wfh.org/publications/files/pdf"><span style="font-size: 12pt;">https://www1.wfh.org/publications/files/pdf </span></a><span style="font-size: 12pt;">1863.pdf</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">World Federation of Hemophilia . WFH treatment guidelines: Hemophilia guidelines for all. Diunduh dari: </span><a classname="e-rte-anchor" href="https://www1.wfh.org/publications/files/pdf-1863.pdf" title="https://www1.wfh.org/publications/files/pdf-1863.pdf"><span style="font-size: 12pt;">https://www1.wfh.org/publications/files/pdf-1863.pdf</span></a></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Hemophilia: symptoms &amp; causes. Disitasi dari: </span><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.mayoclinic.org/diseases" title="https://www.mayoclinic.org/diseases"><span style="font-size: 12pt;">https://www.mayoclinic.org/diseases </span></a><span style="font-size: 12pt;">conditions/hemophilia/symptoms-causes/syc-20373327</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Hemophilia: Diagnosis &amp; treatment. Disitasi dari:&nbsp;</span><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hemophilia/diagnosis-treatment/drc" title="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hemophilia/diagnosis-treatment/drc" style="text-align: inherit;"><span style="font-size: 12pt;">https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hemophilia/diagnosis-treatment/drc </span></a><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">20373333</span></span></li></ol>

Apakah Anak Saya Hemofilia? 

apakah-anak-saya-hemofilia--

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Asma merupakan penyakit yang bisa terjadi pada siapapun, termasuk anak. Faktor pemicu asma sendiri bermacam-macam. Ada yang karena faktor genetik hingga lingkungan sekitar. Di hari Asma Sedunia yang jatuh pada 5 Mei 2022, PrimaKu ingin mengajak MomDad untuk mengulik lebih dalam mengenai asma pada anak. Yuk, simak!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Asma pada anak</strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pada asma terjadi proses peradangan saluran napas yang mengakibatkan, penyempitan jalan napas, dan&nbsp; &nbsp;pembengkakan selaput lendir&nbsp; serta peningkatan produksi lendir pekat saluran napas n yang&nbsp; makin mempersempit jalan napas. Kejadian peradangan pada asma sering bersifat kronik berulang sehingga sangat mungkin seorang anak mengalami beberapa kali serangan asma.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Serangan asma biasanya dicetuskan oleh suatu pencetus, yang biasanya adalah suatu zat yang menimbulkan alergi, atau disebut sebagai alergen. Alergen dapat berupa makanan, debu, tungau debu, serbuk sari dan lain-lain. Anak yang menderita asma umumnya memiliki riwayat keluarga dengan penyakit alergi, seperti rhinitis alergi (alergi pada hidung yang ditandai dengan gejala bersin, hidung tersumbat, atau pilek berulang) atau dermatitis atopik (ruam merah gatal yang juga dipicu oleh alergen, biasanya muncul di daerah pipi pada bayi).</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Gejala asma pada anak</strong></span></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Gejala asma pada anak dapat berupa:</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Batuk, mengi (napas berbunyi ’ngik-ngik’)</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Sesak napas</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dada tertekan yang timbul berulang atau berkepanjangan</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Gejala-gejala tersebut cenderung memberat pada malam atau dini hari, dapat hilang seluruhnya dengan obat asma, namun dapat timbul kembali jika ada pencetus</span></li></ul><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Cara penanganan asma yang tepat pada anak</strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Penanganan asma bertujuan untuk mencapai kondisi asma yang terkendali agar tumbuh kembang anak tercapai optimal. Tatalaksana asma meliputi pemberian obat-obatan, pengendalian lingkungan, dan penghindaran pencetus.&nbsp;</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><strong>Sumber foto</strong>: Freepik</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><strong>Sumber</strong>:</span></p><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pedoman Nasional Asma Anak</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">UKK Respirologi IDAI</span></li></ol><p style="text-align: justify;"><em style="background-color: unset; font-weight: 700; font-size: 16px;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</em><span style="font-size: 12pt;"><br></span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div>

Mengenal Gejala dan Cara Penanganan Asma pada Anak yang Perlu MomDad Ketahui

mengenal-gejala-dan-cara-penanganan-asma-pada-anak-yang-perlu-momdad-ketahui

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Selain demam berdarah, malaria merupakan penyakit yang juga disebabkan karena gigitan nyamuk. Malaria sendiri bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Di hari Malaria Sedunia yang jatuh pada 25 April, PrimaKu ingin mengajak MomDad untuk lebih aware terhadap penyakit ini. Yuk, simak penjelasannya di bawah!</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><div><strong>Penyebab malaria</strong></div><div><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1650862485761-7218cedc.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-photo-9891863.jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></div></span><span style="font-size: 12pt;"><div>Malaria adalah suatu penyakit berat yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Parasit ini menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Seseorang yang mengalami malaria akan tampak sakit berat dengan demam tinggi, menggigil, dan dapat mengalami penurunan kesadaran.</div></span><span style="font-size: 12pt;"><div>Malaria ditemukan di tempat atau area nyamuk Anopheles dapat berkembang biak dengan baik. Daerah-daerah tersebut disebut sebagai daerah endemis malaria. Di Indonesia, hampir 90% kejadian malaria ditemukan di Papua. Sisanya tersebar di berbagai provinsi di indonesia, terutama di Nusa Tenggara Timur.</div></span><div style="font-size: 14pt;"><br></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 18.6667px;"><strong>Perbedaan gejala malaria pada orang dewasa dan anak</strong></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Terdapat beberapa perbedaan gejala malaria pada anak dan dewasa. Suatu penelitian melaporkan angka kematian malaria lebih rendah pada anak. Namun, anak lebih sering mengalami kejang, , gejala sisa atau sekuele yang lebih banyak, anemia, kadar parasit dalam darah yang lebih tinggi. Pada dewasa, gangguan ginjal yang terjadi akibat malaria lebih tinggi daripada pasien anak.&nbsp;&nbsp;</span></div></div><div style="font-size: 14pt;"><br><span><span style="font-size: 14pt;"><strong>Cara mencegah malaria</strong></span></span></div><p><span style="font-size: 12pt;">Jika MomDad berasal dari daerah yang bukan endemis malaria dan akan bepergian ke daerah endemis malaria, MomDad harus minum obat pencegahan malaria yang dikonsumsi sebelum berangkat ke daerah endemis. Pemilihan obat yang sebaiknya digunakan  sangat bergantung pada ketersediaan obat, riwayat alergi obat sebelumnya, usia dan durasi kunjungan. Oleh sebab itu, MomDad sebaiknya berkonsultasi ke dokter sebelum mengkonsumsi obat pencegahan ini.</span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Selain obat pencegahan malaria, MomDad dapat mencegah gigitan nyamuk Anopheles dengan senantiasa menggunakan pakaian tertutup, menggunakan kelambu saat tidur,  serta menggunakan anti serangga secara berkala.</span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Semoga artikel di atas dapat membantu MomDad untuk memberikan perlindungan terhadap si Kecil agar terhindar dari malaria, ya.</span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Yuk, <em>follow</em> Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> untuk tahu lebih banyak mengenai konten informatif lainnya.</span></p><p><span style="font-size: 12pt;"><strong>Sumber foto: </strong>Pexels</span></p><p><em style="font-weight: 700; background-color: unset; font-size: 16px;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</em><span style="font-size: 12pt;"><br></span></p><p><span style="font-size: 12pt;"><strong>Referensi:</strong></span></p><ol><li><span style="font-size: 12pt;">Malaria. </span><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/malaria/about/faqs.html#prevent" title="https://www.cdc.gov/malaria/about/faqs.html#prevent"><span style="font-size: 12pt;">https://www.cdc.gov/malaria/about/faqs.html#prevent </span></a></li><li><span style="font-size: 12pt;">Luise D, Donà D, Visentin F, Marini G, Giaquinto C, Cattelan A. Comparing imported malaria in adults and children presenting to an Italian teaching hospital: A 10-year retrospective study. Travel Med Infect Dis. 2017 May-Jun;17:56-61.</span></li><li><span style="font-size: 12pt;">Schumacher RF, Spinelli E. Malaria in children. Mediterr J Hematol Infect Dis. 2012;4(1):e2012073</span></li></ol></div>

Perbedaan Gejala Malaria pada Orang Dewasa dan Anak

perbedaan-gejala-malaria-pada-orang-dewasa-dan-anak

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Apakah MomDad pernah mendapatkan si Kecil mengalami lebam pada tubuhnya? Lebam atau memar (<em>bruising</em>) adalah kebiruan pada kulit akibat perdarahan yang terjadi di bawahnya. Pada keadaan normal, lebam terjadi bila terbentur atau terkena pukulan, misalnya pada anak-anak yang gemar berolahraga atau bayi yang sedang belajar merangkak atau berjalan karena terjatuh. Namun, ada lebam yang tidak biasa yang mengarahkan kepada suatu kondisi medis yang lebih serius yang disebut hemofilia.&nbsp;</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><div><strong>Apa itu Hemofilia?&nbsp;</strong></div><div><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1650856729814-9aac8f54.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="lebam 2.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></div><div style="text-align: center;"><span id="docs-internal-guid-e2b05352-7fff-daa3-f0fe-e36066be54af"><span style="font-size: 10pt; font-family: Arial; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-weight: 700; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pola penurunan hemofilia </span></span><strong><br></strong></div></span><span style="font-size: 12pt;"><div>Hemofilia merupakan penyakit perdarahan akibat kekurangan faktor pembekuan bawaan yang diturunkan melalui garis keturunan ibu yang merupakan seorang pembawa sifat (karier) hemofilia. Gejala gangguan perdarahan ini akan terjadi pada anak laki-laki yang mewarisi gen hemofilia (Gambar di atas). Riwayat keluarga laki-laki dengan gangguan perdarahan, terutama dari pihak ibu, merupakan faktor risiko utama kecurigaan yang mengarahkan pada penyakit hemofilia ini. Penyandang hemofilia tentu tidak untuk dijauhi karena penyakit ini <strong>bukan penyakit menular</strong>.</div></span><div style="font-size: 14pt;"><br></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Mengapa pada hemofilia terjadi perdarahan?&nbsp;</strong></span></div></div><div style="font-size: 14pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1650856805475-fdfbe385.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="lebam 3.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"></div><div style=""><div style="font-size: 14pt;"><span style="font-size: 12pt;">Pada saat seorang anak terluka, akan terjadi rangkaian proses pembekuan darah yang melibatkan keping darah (dikenal dengan nama trombosit) dan faktor pembekuan. Pada hemofilia, terjadi&nbsp;</span><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">kekurangan kadar faktor pembekuan darah sehingga anak menjadi mudah berdarah atau mengalami perdarahan berkepanjangan karena rangkaian proses pembekuan darahnya menjadi tidak normal. Dikenal 2 jenis hemofilia, yaitu Hemofilia A (bila kekurangan faktor pembekuan VIII) dan Hemofilia B (bila kekurangan faktor pembekuan IX).&nbsp;</span></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Lebam yang terjadi pada penyandang hemofilia bergantung kepada derajat beratnya penyakit. Pada hemofilia berat (kadar faktor VIII &lt;1%) umumnya muncul saat usia tahun pertama dan kedua, yaitu ketika anak sedang aktif bergerak mengeksplorasi lingkungannya. Lebam ini dapat terjadi berulang dan dapat disertai perdarahan di tempat lain, bahkan dapat terjadi secara spontan sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi para orangtua. Sementara itu pada hemofilia ringan gejalanya sulit dikenali, perdarahan abnormal terjadi setelah trauma berat atau tindakan operasi.</span></div><div style=""><span><span style="font-size: 12pt;">Lalu, lebam atau perdarahan seperti apa yang dapat merupakan suatu gejala hemofilia?</span></span></div><ul><li><span style="font-size: 12pt;">Perdarahan tanpa adanya alasan yang jelas</span></li><li><span style="font-size: 12pt;">Perdarahan berkepanjangan pada saat terluka, dicabut gigi, disuntik, atau dikhitan</span></li><li><span style="font-size: 12pt;">Lebam berukuran relatif besar</span></li><li><span style="font-size: 12pt;">Perdarahan pada otot (hematoma) yang dapat menyebabkan bengkak dan nyeri</span></li><li><span style="font-size: 12pt;">Perdarahan sendi (hemartrosis) yang dapat menyebabkan bengkak, nyeri, dan kekakuan sendi yang terkena sehingga dapat menyebabkan kecacatan.</span></li></ul><p><span style="font-size: 12pt;">Dokter akan mendiagnosis hemofilia berdasarkan atas temuan gejala dan tanda yang diperoleh dari wawancara, pemeriksaan fisik, dan bantuan pemeriksaan laboratorium darah. Penyandang hemofilia ditangani dengan cara memberi pengobatan berupa penambahan faktor pembekuan pengganti. Pada hemofilia berat akan memerlukan pengobatan seumur hidup. Dengan terapi yang memadai, penyandang hemofilia dapat memiliki kualitas dan harapan hidup yang setara dengan anak sehat.</span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Yuk, kita kenali hemofilia! Bila MomDad memiliki kekhawatiran tentang lebam yang dialami oleh si Kecil, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak terdekat!</span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Ingin tahu lebih banyak informasi seputar kesehatan MomDad dan anak langsung dari ahli? Yuk, <em>follow</em> <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram!</span></p><p><span style="font-size: 12pt;"><strong>Referensi diakses pada 10 April 2022</strong>:</span></p><p><span style="font-size: 12pt;">1. World Federation of Hemophilia. Inherited bleeding disorders. Didapat dari&nbsp;&nbsp;</span><a classname="e-rte-anchor" href="https://elearning.wfh.org/elearning-centres/inherited-bleeding-disorders/#clotting_process" title="" target="_blank">https://elearning.wfh.org/elearning-centres/inherited-bleeding-disorders/#clotting_process</a></p><p><span style="background-color: unset; font-size: 12pt;">2. CDC Centers for Disease Control and Prevention. Hemophilia. Didapat dari </span><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/ncbddd/hemophilia/facts.html" title="https://www.cdc.gov/ncbddd/hemophilia/facts.html"><span style="font-size: 12pt;">https://www.cdc.gov/ncbddd/hemophilia/facts.html</span></a></p><p><span style="font-size: 12pt;"><br></span></p><div style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div></div></div>

Bukan Lebam Biasa, Kapan Harus Periksa Hemofilia ke Dokter?

bukan-lebam-biasa--kapan-harus-periksa-hemofilia-ke-dokter-

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Lebam atau kebiruan pada kulit merupakan hal yang sering dialami oleh anak. Lebam biasanya terjadi pada anak-anak ketika mereka terjatuh pada permukaan yang keras ketika bermain atau pada saat berolahraga. Umumnya, lebam yang timbul akibat benturan tersebut adalah sesuatu yang normal. Namun, MomDad juga harus waspada bahwa ada lebam yang tidak normal, lho!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Mengapa terjadi lebam? Lebam pasti diawali oleh adanya perdarahan. Perdarahan terjadi akibat adanya gangguan pada dinding pembuluh darah. Pada anak sehat, jika gangguan dinding pembuluh darah tersebut tidak terlalu besar, maka proses pembekuan darah akan menghentikan perdarahan tersebut. Lebam akan terjadi bila terjadi bekuan darah di bawah kulit sebagai hasil dari kerusakan pembuluh darah.&nbsp;</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Lebam tidak normal</strong></span></div><div style="text-align: justify;"><div style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">MomDad, yuk kenali tanda lebam-lebam yang harus dicurigai sebagai kondisi yang tidak normal, antara lain:</span></div><div style=""><ul><li style="font-size: 12pt;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Anak tampak lebih mudah mengalami lebam dibandingkan anak lainnya</span></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Anak mengalami lebam di sekujur tubuhnya</span></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Anak mengalami perdarahan di tempat lain selain lebam, seperti misalnya mimisan atau gusi berdarah</span></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Ada riwayat keluarga yang mengalami gangguan perdarahan atau mudah berdarah</span></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Berhubungan dengan konsumsi suatu obat tertentu</span></div></li></ul><div><span style="font-size: 12pt;">Kondisi lebam yang tidak normal tersebut dapat berhubungan dengan suatu gangguan perdarahan. Pada anak dengan gangguan perdarahan, proses pembekuan darah tidak berjalan seperti seharusnya sehingga anak mengalami perdarahan spontan (perdarahan tanpa pemicu benturan) atau perdarahan yang berlangsung lama.&nbsp;</span><br></div><div><span style="font-size: 16px;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649732435068-a39a7cf1.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="f8fdc0c1-a85f-46a6-a239-4931a4212499.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"></span></div></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Salah satu gangguan perdarahan yang sering dialami anak adalah hemofilia, yaitu suatu keadaan kekurangan faktor pembekuan darah bernama faktor VIII atau faktor IX di dalam tubuhnya. Faktor pembekuan darah adalah suatu zat dalam darah yang berperan untuk menghentikan perdarahan. Kekurangan faktor pembekuan darah atau hemofilia ini merupakan suatu kondisi yang diturunkan melalui garis keturunan ibu atau disebut sebagai kondisi terkait kromosom X. Oleh sebab itu, mayoritas penderita hemofilia adalah anak laki-laki.&nbsp;</span><br></div><div style=""><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">MomDad dapat mencurigai adanya hemofilia pada seorang anak apabila terdapat hal-hal berikut:</span><br></div><div style=""><div style=""><ul><li style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;">Anak berjenis kelamin laki-laki<br></span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;">Ada riwayat saudara laki-laki yang mudah berdarah atau memiliki keluhan serupa</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;">Anak mengalami lebam-lebam besar di kulit</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;">Terjadi perdarahan di otot dan sendi</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;">Terjadi perdarahan spontan (tiba-tiba tanpa adanya alasan yang jelas)&nbsp;</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;">Perdarahan berkepanjangan setelah tergores, cabut gigi, imunisasi, maupun tindakan bedah (sirkumsisi pada anak laki-laki)</span></div></li></ul><div><div style=""><span style="font-size: 16px;">Apabila MomDad memiliki kekhawatiran tentang lebam yang dialami si Kecil, segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak terdekat ya!</span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;"><br></span></div><div style="font-size: 16px;">Ikuti terus konten menarik lainnya seputar tumbuh kembang si Kecil di Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a>&nbsp;dan pantau terus artikel terbaru kami di aplikasi PrimaKu.</div></div><div style="font-size: 16px;"><br></div><div style="font-size: 16px;"><span><span style="font-size: 12pt;">Daftar bacaan:</span></span></div><ul><li><span style="font-size: 12pt;">Bruises and bruising, didapat dari </span><a classname="e-rte-anchor" href="https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/bruises" title="https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/bruises"><span style="font-size: 12pt;">https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/bruises </span></a></li><li><span style="font-size: 12pt;">Neutze D, Roque J. Clinical evaluation of bleeding and bruising in primary care. Am Fam Physician. 2016;15:279-86.</span></li><li><span style="font-size: 12pt;">World Federation of Hemophilia. Introduction to hemophilia. Didapat dari </span><a classname="e-rte-anchor" href="https://elearning.wfh.org/elearning-centres/introduction-to-hemophilia/#symptoms_and_diagnosis_hemophilia" title="https://elearning.wfh.org/elearning-centres/introduction-to-hemophilia/#symptoms_and_diagnosis_hemophilia"><span style="font-size: 12pt;">https://elearning.wfh.org/elearning-centres/introduction-to-hemophilia/#symptoms_and_diagnosis_hemophilia</span></a></li></ul></div></div></div>

Jangan Anggap Remeh, yuk Kenali Lebam Tidak Normal!

jangan-anggap-remeh--yuk-kenali-lebam-tidak-normal-

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Biasanya, kita kerap menilai anak yang bertubuh kurus dianggap kekurangan gizi. Sementara anak bertubuh gemuk, pertanda sehat. Faktanya tidak seperti itu lho, MomDad. Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 1 dari 5 anak usia sekolah dasar dan 1 dari 7 remaja mengalami <em>overweight</em> atau obesitas. Demi memperingati Hari Kesehatan Dunia yang jatuh pada tanggal 7 April ini, yuk, kita kenali bahaya obesitas pada anak!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Populasi obesitas</strong></span></p><div style="text-align: justify;"><div><span style="font-size: 12pt;">Populasi obesitas meningkat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir pada populasi anak, remaja dan dewasa. Tercatat kalau presentasi lebih tinggi didapatkan pada anak laki-laki, namun pada kelompok usia remaja dan dewasa, prevalensi lebih tinggi didapatkan pada perempuan. Kondisi ini lebih sering dijumpai pada populasi urban dengan tingkat pendidikan dan pendapatan yang lebih tinggi.&nbsp;</span></div><div><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div><p><span style="font-size: 18.6667px;"><b>Apa bahayanya kalau anak gemuk?</b></span></p><p><span style="font-size: 18.6667px;"><b><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649299717425-747991a0.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </b></span></p><div><div><span style="font-size: 16px;">Kegemukan dapat meningkatkan risiko anak untuk mengalami berbagai penyakit di masa depan, di antaranya:</span></div></div></div><div><ul><li style="font-size: 12pt;"><div><span style="font-size: 12pt;">Meningkatnya risiko penyakit kanker</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div><span style="font-size: 12pt;">Meningkatnya risiko diabetes mellitus, hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung koroner saat dewasa (atau bahkan sebelum dewasa)</span></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div><span style="font-size: 12pt;">Gangguan pernapasan (napas berhenti saat tidur atau <em>obstructive sleep apnea syndrome</em>)&nbsp;</span></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div><span style="font-size: 12pt;">Gangguan tulang&nbsp;</span></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div><span style="font-size: 12pt;">Berisiko mengalami bullying dan citra diri yang rendah</span></div></li></ul><div>﻿﻿<span style="font-size: 14pt;"><strong>Bagaimana menentukan anak saya&nbsp;</strong></span><span style="font-size: 14pt;"><em><strong>overweight</strong></em></span><span style="font-size: 14pt;"><strong> atau obesitas?</strong></span></div></div><div><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649299784330-97a09e56.jpg" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="sub 2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></div><div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Penentuan status berat badan lebih (<em>overweight</em>) dan obesitas dilakukan dengan pengukuran indeks massa tubuh (IMT). IMT adalah hasil dari pembagian BB (kg)/ TB kuadrat (m2). Pada anak di bawah usia 2 tahun, anak dikatakan overweight apabila mempunyai IMT&nbsp; di atas +2 SD untuk <em>overweight</em>, dan dikatakan obesitas apabila mempunyai IMT di atas +3 SD.&nbsp; Untuk usia di atas 5 tahun, <em>overweight</em> adalah apabila mempunyai IMT di atas +1SD, sedangkan obesitas adalah apabila mempunyai IMT di atas +2 SD. Makin besar usia anak, semakin kita harus kuatir apabila dia tetap gemuk.&nbsp;</span><span style="font-size: 12pt;">​</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Saat ini ada cara yang lebih sederhana untuk menentukan obesitas, yaitu menggunakan ukuran lingkar pinggang. Anak dikatakan gemuk apabila dia mempunyai lingkar pinggang lebih besar dari setengah tinggi badannya.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><div style="font-size: 14pt;"><strong>Apakah anak gemuk tetap akan menjadi orang dewasa yang gemuk?</strong></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Banyak orang tua yang berharap atau percaya bahwa anaknya yang gemuk suatu saat akan menjadi kurus ketika dia tumbuh menjadi besar. Hal itu ternyata tidak terjadi. Suatu penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa peluang anak yang gemuk pada usia 2 tahun untuk tetap menjadi orang dewasa yang gemuk adalah sekitar 75%, sementara peluang remaja gemuk usia 19 tahun untuk tetap menjadi orang dewasa gemuk adalah sekitar 88%.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Setelah mengetahui informasi di atas, segera cek status 'gemuk' si Kecil di aplikasi PrimaKu dan jangan ragu berkonsultasi dengan dokter ya, MomDad.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Jika ingin tahu lebih banyak mengenai konten informatif lainnya, jangan lupa <em>follow</em> Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan download aplikasi PrimaKu untuk pantau terus artikel terbaru.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><strong>Sumber foto:</strong> Freepik</span></div><div style=""><em style="font-size: 16px;"><span style="font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</span></em><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div><span style="font-size: 14pt;"><div><br></div></span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div></div>

Bisa Diderita Siapa Saja, Kenali Gejala Lupus pada Anak, MomDad!

Bisa Diderita Siapa Saja, Kenali Gejala Lupus pada Anak, MomDad!

Apa Sih Bahaya Thalassemia pada Anak?

Apa Sih Bahaya Thalassemia pada Anak?

Apakah Anak Saya Hemofilia?

Apakah Anak Saya Hemofilia?

Mengenal Gejala dan Cara Penanganan Asma pada Anak yang Perlu MomDad Ketahui

Mengenal Gejala dan Cara Penanganan Asma pada Anak yang Perlu MomDad Ketahui

Perbedaan Gejala Malaria pada Orang Dewasa dan Anak

Perbedaan Gejala Malaria pada Orang Dewasa dan Anak

Bukan Lebam Biasa, Kapan Harus Periksa Hemofilia ke Dokter?

Bukan Lebam Biasa, Kapan Harus Periksa Hemofilia ke Dokter?

Jangan Anggap Remeh, yuk Kenali Lebam Tidak Normal!

Jangan Anggap Remeh, yuk Kenali Lebam Tidak Normal!

Anak Gemuk Enggak Selalu Sehat, Kenali Bahayanya, Yuk!

Anak Gemuk Enggak Selalu Sehat, Kenali Bahayanya, Yuk!