Alergi merupakan suatu reaksi sensitif berlebih yang disebabkan oleh respon imun tertentu. Anak dengan risiko alergi biasanya memiliki kecenderungan untuk mengalami salah satu penyakit alergi berdasarkan riwayat pada kedua orang tua atau saudara kandung. Dengan kata lain, alergi bersifat genetik atau keturunan. Yuk, ketahui lebih jauh mengenai alergi pada anak beserta pencegahannya! Jenis alergi pada anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1653551274985-fc072fae.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="little-girl-lying-bed-her-mom-treating-her-runny-nose-with-nasal-spray-dark-haired-female-child-looking-camera.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Alergi pada anak bisa dibedakan menurut gejalanya, yakni ringan atau berat. Gejala ini biasanya muncul beberapa menit atau beberapa jam setelah anak mengonsumsi makanan atau berkontak dengan pemicu alergi (alergen). Beberapa jenis alergi yang biasa terjadi pada anak, antara lain:1. Rhinitis alergi: peradangan yang terjadi di rongga hidung akibat reaksi alergi. Jenis alergi ini dipicu oleh berbagai jenis alergen, seperti serbuk sari, debu, atau bulu hewan. Anak yang menderita alergi ini biasanya akan mengalami bersin berulang, hidung tersumbat, hingga mata merah dan berair.2. Dermatitis atopik: dikenal juga dengan eksim susu, yakni jenis dermatitis (eksim) yang terjadi akibat adanya peradangan pada kulit. Jenis alergi ini biasanya ditandai dengan kulit memerah, kering, dan pecah-pecah di area yang berubah-ubah sesuai usia. Alergi ini bisa berlangsung lama, bahkan hingga bertahun-tahun.3. Asma: termasuk salah satu penyakit saluran napas yang ditandai dengan menciutnya saluran napas, pembengkakan selaput lendir saluran napas, dan pengeluaran lendir yang berlebihan. Anak yang menderita asma biasanya mengalami gejala berupa batuk terlalu sering, terutama di malam dan pagi hari, ada suara mengi yang terdengar saat ia bernapas, sesak napas, hingga kelelahan.Mencegah alergi pada anakSampai saat ini, alergi belum bisa disembuhkan. Namun, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pencegahan alergi pada anak. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah alergi pada anak:<ul><li style="text-align: justify;">Selama hamil, ibu tidak perlu menghindari makanan tertentu</li><li style="text-align: justify;">Upayakan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan</li><li style="text-align: justify;">Formula susu kedelai tidak bermanfaat untuk pencegahan penyakit alergi</li><li style="text-align: justify;">Makanan padat dapat diberikan sesuai kesiapan bayi dan kebutuhan&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Tidak diperlukan restriksi diet tertentu bila belum terbukti makanan tersebut menimbulkan gejala alergi</li><li style="text-align: justify;">Hindari asap rokok</li><li style="text-align: justify;">Belum cukup bukti mengenai penambahan prebiotik dan probiotik dalam makanan untuk pencegahan penyakit alergi pada anak</li></ul>Itu lah jenis alergi pada anak dan cara pencegahannya. Apakah saat ini si Kecil memiliki alergi terhadap sesuatu, MomDad?Yuk, ikuti <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram, supaya MomDad enggak ketinggalan konten dan informasi menarik seputar tumbuh kembang anak langsung dari ahli! Jangan lupa juga like artikel ini jika MomDad suka, ya.Sumber foto: Freepik Referensi: Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. UKK Alergi Imunologi 2015. Pencegahan Primer AlergiArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.<div style="text-align: justify;"> </div>

Mengetahui Risiko Alergi pada Anak dan Tips Pencegahannya

mengetahui-risiko-alergi-pada-anak-dan-tips-pencegahannya

Saat pandemi sudah mulai melandai, muncul penyakit misterius baru yang membuat para orang tua khawatir, yaitu hepatitis akut. Terlebih saat ini, si Kecil sudah mulai sekolah tatap muka. Demi menjaga anak agar terhindar dari hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, si Kecil dapat menerapkan tips dari Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp.A(K) selaku Konsultan Gastrohepatologi berikut!Protokol kesehatan di sekolahMeski penyebab hepatitis akut belum diketahui, namun pada hepatitis A, penyebarannya berasal dari mulut, yaitu dari makanan yang tercemar atau tangan yang memegang benda atau makanan tercemar. Anak boleh saja bersekolah, asalkan mengikuti protokol antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Harus mencuci tangan sesering mungkin.</li><li style="text-align: justify;">Jangan melakukan kontak fisik, terutama tangan.</li><li style="text-align: justify;">Hindari makan di sekolah atau jika harus makan di sekolah, bawa bekal dari rumah dan makanlah sendiri, jangan bersama teman-teman atau orang banyak.</li><li style="text-align: justify;">Pihak sekolah juga harus memperhatikan kebersihan sekolah, terutama toilet umum.</li></ul>Jika si Kecil sudah mulai sekolah tatap muka, jangan lupa untuk terus mengingatkannya agar menerapkan protokol kesehatan di atas ya, MomDad.Jangan lupa juga follow <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram supaya MomDad enggak ketinggalan informasi dan konten menarik seputar tumbuh kembang si Kecil.Sumber foto: iStock

Pencegahan Hepatitis Akut Misterius yang Bisa Diterapkan di Sekolah

pencegahan-hepatitis-akut-misterius-yang-bisa-diterapkan-di-sekolah

Diartikan sebagai ‘jendela dunia’, mata tak sekadar berperan sebagai indera penglihatan tapi juga indera untuk mengeksplorasi dunia bagi si kecil. Namun, tak banyak disadari masalah penglihatan mata bisa dialami sejak usia dini. Untuk mencegah kondisi gangguan penglihatan pada anak semakin fatal atau terlambat ditangani, sebaiknya MomDad memberi perhatian lebih, dan segera konsultasikan dengan dokter ahli jika menemui berbagai tanda berikut pada si Kecil.<ul><li style="text-align: justify;">Mudah terdistraksi. Anak tampak mudah kehilangan minat saat bermain game, mengerjakan tugas atau hal-hal lain yang memerlukan konsentrasi cukup lama dan panjang.</li><li style="text-align: justify;">Kehilangan fokus saat membaca. Anak tampak mudah “tersesat” saat membaca karena kesulitan untuk melihat posisi bacaan mereka di buku.</li><li style="text-align: justify;">Menghindari kegiatan membaca atau kegiatan yang mengharuskan penggunaan mata jarak dekat. Anak tampak menghindari aktivitas menggambar, membaca atau bermain game yang membutuhkan fokus pada jarak dekat karena kegiatan ini sulit dilakukan sehingga mereka menjadi mudah frustasi.</li><li style="text-align: justify;">Memiringkan kepala ke salah satu sisi. Anak tampak sering memiringkan kepala ke salah satu sisi untuk melihat objek atau benda tertentu dengan lebih jelas.</li><li style="text-align: justify;">Kerap mengucek area mata, atau menutup salah satu mata saat harus melihat secara fokus.</li><li style="text-align: justify;">Berkedip secara berlebihan. Anak yang memiliki masalah penglihatan akan mencoba untuk berkedip dengan harapan hal ini bisa membuat pandangan menjadi lebih jelas.</li></ul>Nah itu dia berbagai tanda ketika anak memiliki masalah dalam penglihatan mereka. Perlu diperhatikan bahwa mata adalah salah satu indera vital yang perlu mendapat perhatian. Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter ahli jika si Kecil mengeluhkan masalah pandangan atau area matanya. MomDad juga bisa mengikuti app PrimaKu atau follow Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> untuk mencari berbagai informasi seputar masalah penglihatan pada anak.Sumber foto: PexelsSumber: <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.aao.org/eye-health/tips-prevention/four-hidden-signs-of-vision-problems-in-kids" title="https://www.aao.org/eye-health/tips-prevention/four-hidden-signs-of-vision-problems-in-kids">https://www.aao.org/eye-health/tips-prevention/four-hidden-signs-of-vision-problems-in-kids </a>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Hati-Hati! Kenali Tanda Gangguan Penglihatan pada Anak Berikut!

hati-hati--kenali-tanda-gangguan-penglihatan-pada-anak-berikut-

Berdasarkan data yang diumumkan oleh Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, Sp.A (K) pada <a class="e-rte-anchor" href="https://www.youtube.com/watch?v=r5y_DCnkt74" title="https://www.youtube.com/watch?v=r5y_DCnkt74" target="_blank">Youtube live</a> bersama Kemenkes RI beberapa waktu lalu, diketahui bahwa penyakit hepatitis sudah banyak terjadi di Indonesia. Namun, khusus hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya ini, bukan disebabkan oleh hepatitis A, B, C, dan E. Apalagi virus ini khusus menyerang anak di bawah usia 16 tahun dan lebih banyak lagi di bawah usia 10 tahun. Di Indonesia sendiri, sudah ada 3 kasus hepatitis akut yang menyebabkan pasien meninggal dunia. Lantas, seperti apa sih riwayat kondisi pasien? Pemerintah dan Kemenkes RI telah melakukan investigasi kontak terkait kondisi ketiganya.&nbsp;Investigasi kontakMomDad mungkin sudah mengetahui bahwa hepatitis akut misterius di Indonesia telah merenggut tiga nyawa, karena ketiga pasien ini datang dalam kondisi stadium lanjut. Masing-masing pasien berusia 2 tahun, 8 tahun, dan 11 tahun. Pasien dengan usia 2 tahun belum divaksinasi COVID-19, sementara pasien yang berusia 8 tahun baru dapat vaksinasi 1 kali, dan pasien usia 11 tahun sudah divaksinasi (ketiganya covid negatif). Setelah dilakukan investigasi kontak mengenai faktor risiko, pada 1 kasus pernah memiliki penyakit lain. Dari Kemenkes RI menambahkan, sampai saat ini ketiga kasus tersebut belum bisa digolongkan hepatitis akut dengan gejala berat, tetapi baru masuk dalam kriteria pending klasifikasi, di mana masih ada pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan guna memeriksa adenovirus dan hepatitis E.&nbsp;Namun, jika dilihat dari faktor-faktor risiko lainnya, tidak ditemukan riwayat anggota keluarga lain yang menderita penyakit hepatitis atau penyakit kuning sebelumnya. Keluhan utama yang diderita pasien adalah dari saluran cerna. Sebelum mengalami kondisi kuning dan dibawa ke rumah sakit, ketiga pasien memiliki keluhan mual, muntah, dan diare yang hebat.Upaya pemerintah dalam menangani hepatitis akut misteriusPemerintah telah mengeluarkan surat edaran tentang kewaspadaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya dan meminta tenaga kesehatan (nakes) untuk menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi virus. Selain itu, pemerintah juga sudah menunjuk rumah sakit Suliyanti Saroso dan laboratorium&nbsp;Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) untuk menjadi laboraturium rujukan spesimen hepatitis akut, karena ada banyak hal yang harus diinvestigasi.Pemerintah juga mengharapkan seluruh tenaga kesehatan untuk waspada dan siap menghadapi kasus ini bila ada dugaan hepatitis akut. Pihak-pihak kabupaten pun memiliki rujukan utama untuk kasus hepatitis akut.Semoga MomDad dan keluarga, terutama si Kecil, selalu dalam kondisi sehat, ya. Jika si Kecil mengalami gejala saluran cerna, seperti mual, muntah, sakit perut yang disertai dengan deman ringan, atau diare, sebaiknya langsung dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat agar bisa diperiksa lebih lanjut.&nbsp;Jika MomDad ingin terus update mengenai kesehatan si Kecil, jangan lupa follow <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram, ya.Sumber foto: iStockSumber:&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.youtube.com/watch?v=r5y_DCnkt74" title="https://www.youtube.com/watch?v=r5y_DCnkt74">https://www.youtube.com/watch?v=r5y_DCnkt74</a>&nbsp;

Penting Diketahui, Ini Kondisi Pasien Hepatitis Akut Misterius Sebelum Meninggal Dunia

penting-diketahui--ini-kondisi-pasien-hepatitis-akut-misterius-sebelum-meninggal-dunia

Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas seputar tanda anak tersedak. Sementara itu, pertolongan pertama saat anak tersedak sangat penting untuk menghindari kondisi yang semakin parah. Caranya di setiap usia anak berbeda lho, MomDad.&nbsp;Nah, untuk mengetahui secara langsung apa yang perlu MomDad lakukan saat anak dan bayi tersedak, berikut panduannya.Bayi (usia di bawah 1 tahun)Pada bayi yang tersedak, penanganan awal yang bisa MomDad lakukan adalah dengan melakukan tepukan di punggung (back blows) dan tepukan di dada (chest thrusts).&nbsp;1. Hubungi 119 untuk kondisi emergensi2. Lakukan “back blow” atau “backslaps” sebanyak 5 kali. Caranya adalah dengan meletakkan bayi tengkurap dengan posisi kepala lebih rendah atau ditopang lengan atau paha (diletakkan di atas pangkuan) (lihat gambar).&nbsp;Kemudian, gunakan pangkal telapak tangan untuk menepuk dan mendorong (back blow) di bagian punggung bayi pada area di antara kedua tulang belikat. Lakukan blow atau backslaps ini dengan cukup keras sehingga menimbulkan dentuman (bayangkan seperti MomDad sedang menepuk bantal untuk menghalau debu).Dorongan back blow ini diharapkan cukup keras untuk mendorong benda asing keluar dari saluran napas. Periksalah di antara dua back blow apakah sumbatan jalan napas sudah terlepas.<img src="https://storage.primaku.com/editor/1652857221930-6168d4f4.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="chocking.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> 3. Jika dengan back blow sumbatan belum terlepas, lakukan “chest thrust” dengan meletakkan bayi terlentang, juga dengan posisi kepala lebih rendah. Letakkan dua jari di area tengah-tengah dada, lalu lakukan penekanan dengan gerakan lambat dan menghentak. Lakukan sejumlah 5 kali hentakan. Periksa apakah sumbatan sudah terlepas setiap setelah hentakan dada.<img src="https://storage.primaku.com/editor/1652857254231-b5586713.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="chocking 2.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> 4. Jika benda asing atau makanan tampak di rongga mulut bayi, maka benda atau makanan tersebut dapat diambil dengan dikait menggunakan jari. Letakkan bayi pada posisi miring&nbsp; dengan kepala mengarah ke bawah5. Jika sumbatan belum terlepas, lakukan 5 kali back blow dan 5 kali chest thrusts secara bergantian sampai bantuan datang.6. Jika bayi tidak sadar, segera lakukan bantuan hidup dasar tanpa harus menunggu bantuan datang.&nbsp;Anak di atas 1 tahunJika anak masih sadar dan bisa batuk, bantu anak agar terus berusaha membantukkan benda yang ada di dalam tenggorokannya hingga keluar. Bila cara ini tidak berhasil atau anak tampak tidak bisa bersuara dan bernapas, MomDad bisa menghubungi 119 segera. Sementara itu, lakukan tindakan awal dengan melakukan teknik back blows dan Heimlich maneuver atau biasa disebut dengan abdominal thrusts. Berikut langkah-langkahnya:1. Letakkan anak pada posisi tengkurap dengan kepala lebih rendah. Berikan 5 pukulan (back blow) dengan menggunakan tumit dari telapak tangan pada bagian belakang anak (di antara kedua tulang belikat).<img src="https://storage.primaku.com/editor/1652857312898-4a23c53c.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="chocking 3.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> 2. Lakukan Blow ini dengan cukup keras hingga menimbulkan dentuman. Kita berharap dorongan back blow ini cukup kuat untuk&nbsp; mendorong benda asing keluar dari saluran napas. Periksalah di antara dua back blow&nbsp; apakah sumbatan sudah terlepas. Jika hal ini tidak berhasil, beralihlah ke langkah “abdominal thrusts”3. Bila obstruksi masih tetap, Lakukan 5 kali abdominal thrusts atau perasat Heimlich. Caranya adalah dengan berdiri di belakang anak dan lingkarkan kedua lengan mengelilingi badan anak.&nbsp;4. Pertemukan kedua tangan dengan salah satu mengepal dan letakkan pada perut bagian atas (di bawah sternum) anak, kemudian lakukan hentakan ke arah belakang atas. Tindakan ini merupakan “batuk buatan” untuk membantu anak mengeluarkan benda atau makanan ke mulut anak. Ulangi tindakan ini hingga benda asing atau makanan keluar.<img src="https://storage.primaku.com/editor/1652857379988-ebcd6e29.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="chocking 4.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> 5. Bila obstruksi masih tetap, evaluasi mulut anak apakah ada bahan obstruksi yang bisa dikeluarkan.6. Bila diperlukan bisa diulang dengan kembali melakukan pukulan pada bagian belakang anak.7. Jika anak menjadi tidak sadar segera lakukan bantuan hidup dasar sambil menunggu bantuan datang.Anak dan bayi yang tersedak perlu dengan segera mendapatkan pertolongan agar kondisi tidak berakibat fatal. Nah, beberapa langkah di atas bisa MomDad lakukan kalau tiba-tiba anak tersedak.Selain itu, pastikan untuk menghindari makanan yang bertekstur keras dan kenyal dan meletakkan benda-benda kecil di area yang bisa dijangkau anak. MomDad juga perlu memilih mainan yang sesuai dengan usianya dan selalu periksa kalau saja ada&nbsp; mainan yang patah agar anak tidak menelannya.&nbsp;Jangan lupa&nbsp;follow&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">@official.primaku&nbsp;</a>di Instagram supaya MomDad enggak ketinggalan informasi terkini seputar tumbuh kembang anak. Sumber foto: iStockNarasumber: Dr. Intan Fatah Kumara, SpA (K), UKK ERIA<div style="text-align: justify;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D. </div>

Ini Pertolongan Pertama yang Bisa MomDad Lakukan Saat Anak Tersedak

ini-pertolongan-pertama-yang-bisa-momdad-lakukan-saat-anak-tersedak

Dalam aktivitas sehari-hari, sering dijumpai kejadian anak kecil yang tersedak makanan atau mainan seperti manik-manik atau benda kecil lainnya. Saat tersedak, seseorang bukan hanya tidak merasa nyaman tapi juga hingga tidak bisa bernapas dengan baik.Lantas, bagaimana sih tanda anak yang tersedak? Yuk, simak penjelasannya di bawah!Tanda anak tersedak&nbsp;Dalam kondisi tersedak, anak akan berusaha mengeluarkan benda asing yang ada di mulutnya. Meski begitu, ada beberapa tanda yang bisa MomDad perhatikan saat anak tersedak, seperti berikut ini:<ul><li style="text-align: justify;">Terjadi secara tiba-tiba</li><li style="text-align: justify;">Batuk dengan kuat atau batuk yang tidak bersuara</li><li style="text-align: justify;">Tampak kesulitan bernapas atau napas megap-megap</li><li style="text-align: justify;">Dada mengalami retraksi (dinding dada mengalami tarikan ke dalam)</li><li style="text-align: justify;">Tampak kebiruan</li><li style="text-align: justify;">Tak bisa mengeluarkan suara</li><li style="text-align: justify;">Kadang disertai penurunan kesadaran</li></ul>Jika anak mengalami tanda-tanda seperti di atas, hindari untuk langsung menarik atau mendorong benda tersebut, ya, MomDad. Hal ini untuk mencegah agar benda asing tersebut tidak semakin terdorong masuk ke tenggorokan. Apalagi jika si Kecil tersedak benda yang tidak terlihat.Lalu, bagaimana cara menangani anak yan tersedak? Cari tahu jawabannya di artikel selanjutnya ya, MomDad.Jangan lupa follow <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku </a>di Instagram supaya MomDad enggak ketinggalan informasi terkini seputar tumbuh kembang anak.Sumber foto: PexelsArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D. <div style="text-align: justify;"> </div>

Lebih Diperhatikan, Kenali Tanda Anak Tersedak, MomDad!

lebih-diperhatikan--kenali-tanda-anak-tersedak--momdad-

Mendapatkan anak yang sehat merupakan harapan semua orang tua. Pemenuhan nutrisi yang cukup merupakan salah satu yang perlu diperhatikan dalam perkembangannya. Untuk memenuhi nutrisinya, anak memerlukan makanan yang bergizi dan sesuai takaran usianya.Memberikan makanan dalam porsi besar, justru berisiko membuat berat badan anak naik drastis yang berujung pada obesitas. Pasalnya, tidak hanya kekurangan gizi yang menjadi masalah, tapi kelebihan gizi pun bisa berakibat buruk. Lantas, apa dampaknya bagi anak kalau kelebihan gizi? Yuk, simak!Faktor kelebihan gizi pada anakSelama ini MomDad mungkin lebih banyak mendengar mengenai kekurangan gizi karena minimnya asupan gizi anak. Berkebalikan dengan itu, anak yang kekurangan gizi juga bisa menjadi masalah.Gizi lebih terjadi ketika jumlah asupan makanan anak terlalu banyak, hingga melampaui kebutuhan gizi hariannya. Dengan kata lain, ada ketidakseimbangan antara asupan energi yang masuk dengan energi yang keluar. Kelebihan energi dapat terjadi karena asupan makan yang berlebihan dan kurangnya aktivitas fisik.Ketika asupan energi yang masuk dari porsi makanan yang banyak tidak dikeluarkan dan tidak berhasil dibakar oleh aktivitas fisik, sisa energi akan mengendap di tubuh dan menjadi lemak. Penumpukan lemak ini yang membuat berat badan anak meningkat.Dampak kelebihan gizi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1652762036632-1d4ad370.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Child-obesity-soaring-in-Vietnam-with-urban-youngsters-at-highest-risk.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Dampak kelebihan gizi pada anak akan menyebabkan terjadinya obesitas. Obesitas sendiri dapat menyebabkan terjadinya beberapa kondisi komorbid lain seperti obstructive sleep apnea (gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur), perlemakan hati, batu empedu, resistensi insulin, diabetes mellitus tipe 2, hipertensi, dislipidemia, pubertas prekoks,&nbsp; blount disease (gangguan pada tulang yang terjadi di masa pertumbuhan akibat beban mekanik yang berlebihan), dan defisiensi besi.&nbsp;Beberapa penelitian juga sudah mulai menunjukkan bahwa anak yang obes akan mempunyai tinggi dewasa yang lebih pendek daripada anak yang tidak obes karena anak yang obes berhenti tumbuh lebih awal.Cara mencegah kelebihan gizi pada anakAda beberapa hal yang bisa mencegah kelebihan gizi pada anak. MomDad bisa melakukannya sebagai pencegahan obesitas sejak dini, seperti berikut ini:<ul><li style="text-align: justify;">Pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan melanjutkan pemberian ASI sampai usia 2 tahun,&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Membatasi pemberian susu formula sesuai anjuran WHO (anak yang mendapatkan ASI tidak memerlukan susu formula)</li><li style="text-align: justify;">Menghindari makanan manis atau konsumsi jus dan susu yang berlebihan</li><li style="text-align: justify;">Memperkenalkan konsumsi serat (buah atau sayur) sejak awal pemberian MPASI,&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Pola makan yang benar</li><li style="text-align: justify;">Pemberian makan sesuai jadwal (makan 3 x sehari bersama anggota keluarga dan selingan 2 x sehari)</li><li style="text-align: justify;">Memberikan anak kesempatan untuk bermain aktif</li><li style="text-align: justify;">Membatasi waktu menonton TV</li><li style="text-align: justify;">Membuat jadwal penggunaan media</li><li style="text-align: justify;">Hindari memberikan makanan sebagai hadiah</li></ul>Peran MomDad dan keluarga merupakan hal utama untuk mencegah obesitas pada anak. MomDad dan anggota keluarga di rumah, bisa mengajarkan pola hidup sehat dengan pola makan yang baik dan aktif secara fisik. Pasalnya, anak belajar melalui contoh di sekitarnya, terutama dari MomDad.Untuk mendapatkan konten informatif lainnya mengenai tumbuh kembang anak, MomDad bisa mengikuti akun Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan baca terus artikel lainnya di aplikasi PrimaKu, ya!<div style="text-align: justify;">Sumber foto:&nbsp;vitalrecord</div><div style="text-align: justify;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D. </div>

Kelebihan Gizi pada Anak yang Perlu MomDad Waspadai!

kelebihan-gizi-pada-anak-yang-perlu-momdad-waspadai-

Hepatitis B adalah penyakit radang hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B. Penularan virus hepatitis B dapat terjadi melalui darah atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi atau kontak dengan benda yang terinfeksi, misalnya tertusuk jarum yang terkontaminasi. Infeksi hepatitis B dapat pula menular ke janin dari ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B, apabila bayi tidak mendapat imunisasi dengan vaksin dan imunoglobulin hepatitis B.Bayi baru lahir yang terinfeksi hepatitis B dari ibunya 90% berisiko menjadi kronik dan berpotensi menyebabkan kerusakan hati lanjut, kanker hati, hingga kematian. Cari tahu lebih lanjut mengenai pencegahan penyakit hepatitis B, yuk, MomDad!Pencegahan umum hepatitis B<img src="https://storage.primaku.com/editor/1652708990221-7d72c946.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="hepatitis B (medicalnewstoday) - subjudul1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Upaya pencegahan hepatitis B bersifat pencegahan umum dan pencegahan khusus. Pencegahan sebaiknya diketahui dan dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan dan masyarakat. Pencegahan umum meliputi:<ul><li style="text-align: justify;">Pemeriksaan skrining terhadap calon donor darah.</li><li style="text-align: justify;">Sterilisasi berbagai alat kesehatan.</li><li style="text-align: justify;">Protokol khusus untuk membuang alat kesehatan bekas pakai seperti jarum suntik.</li><li style="text-align: justify;">Memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan.</li><li style="text-align: justify;">Menghindari berbagai perilaku berisiko penularan, seperti mengetahui bagaimana melakukan hubungan seksual dengan aman, penggunaan jarum suntik sekali pakai, pencegahan kontak melalui luka kecil seperti melalui pisau cukur atau sikat gigi atau sisir, dan menutup luka bila perlu.</li></ul>Pencegahan khusus hepatitis B<img src="https://storage.primaku.com/editor/1652708996352-34c0d3c2.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="hepatitis B (firstcryparenting) - subjudul2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pencegahan khusus meliputi pemberian imunisasi hepatitis B aktif maupun pasif. Saat ini di Indonesia terdapat program tripel eliminasi yang mencakup pemeriksaan skrining ibu hamil untuk hepatitis B, sifilis, dan HIV. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan untuk pada setiap kehamilan, sehingga ibu yang sedang dalam kehamilan kedua pun disarankan untuk tetap memeriksa skrining tripel eliminasi ini.Apabila diketahui bahwa ibu terinfeksi hepatitis B, maka bayi yang lahir harus segera diberikan imunisasi hepatitis B yang dibarengi dengan pemberian imunoglobulin hepatitis B sebelum berusia 12 jam. Imunisasi hepatitis B diberikan kepada semua bayi baru lahir tanpa memandang status infeksi ibu. Imunisasi pada bayi baru lahir ini sebaiknya diberikan sebelum bayi berusia 24 jam, sesuai dengan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2020.Pada kondisi khusus seperti bayi lahir prematur atau berat badan lahir sangat rendah atau imunisasi belum diberikan dengan alasan apa pun, sebaiknya orang tua segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk melengkapi pemberian imunisasi hepatitis. Setelah itu, imunisasi hepatitis B diberikan pada usia 2, 3, 4, dan 18 bulan bersama dengan pemberian imunisasi DTP.Saat ini, IDAI telah menerbitkan Informasi Vaksin Untuk Orangtua (IVO), yang selengkapnya dapat dibaca pada tautan berikut. Ketahui informasi seputar tumbuh kembang anak hingga MPASI dengan mengikuti Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan baca artikel lainnya lewat aplikasi PrimaKu. Jangan lupa lengkapi imunisasi anak sesuai usia, ya!Sumber foto:&nbsp;​PexelsReferensi:Satuan Tugas Imunisasi IDAI. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 Tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020. Sari Pediatri. 2020;22(4):252-60.<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/informasi-vaksin-untuk-orangtua-ivo" title="" target="_blank">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/informasi-vaksin-untuk-orangtua-ivo</a> Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Mengetahui Risiko Alergi pada Anak dan Tips Pencegahannya

Mengetahui Risiko Alergi pada Anak dan Tips Pencegahannya

Pencegahan Hepatitis Akut Misterius yang Bisa Diterapkan di Sekolah

Pencegahan Hepatitis Akut Misterius yang Bisa Diterapkan di Sekolah

Hati-Hati! Kenali Tanda Gangguan Penglihatan pada Anak Berikut!

Hati-Hati! Kenali Tanda Gangguan Penglihatan pada Anak Berikut!

Penting Diketahui, Ini Kondisi Pasien Hepatitis Akut Misterius Sebelum Meninggal Dunia

Penting Diketahui, Ini Kondisi Pasien Hepatitis Akut Misterius Sebelum Meninggal Dunia

Ini Pertolongan Pertama yang Bisa MomDad Lakukan Saat Anak Tersedak

Ini Pertolongan Pertama yang Bisa MomDad Lakukan Saat Anak Tersedak

Lebih Diperhatikan, Kenali Tanda Anak Tersedak, MomDad!

Lebih Diperhatikan, Kenali Tanda Anak Tersedak, MomDad!

Kelebihan Gizi pada Anak yang Perlu MomDad Waspadai!

Kelebihan Gizi pada Anak yang Perlu MomDad Waspadai!

Hati-Hati Bisa Menular ke Ibu dan Bayi, Ketahui Cara Mencegah Hepatitis B!

Hati-Hati Bisa Menular ke Ibu dan Bayi, Ketahui Cara Mencegah Hepatitis B!