<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">MomDad tahu enggak kalau hari ini, 21 Maret 2022, diperingati sebagai hari <em>Down Syndrome</em> sedunia, lho. <em>Down Syndrome</em> atau Sindrom Down merupakan salah satu jenis kelainan genetik dengan angka kejadian sekitar 1 dari 700 kelahiran hidup. Sindrom Down bukanlah penyakit, sehingga anak dengan sindrom Down tidak disebut sebagai penderita Sindrom Down, melainkan disebut sebagai penyandang sindrom Down. Lantas, apa sih penyebab seseorang menyandang Sindrom Down dan apa yang bisa dilakukan MomDad sebagai orang tua? Yuk, simak penjelasan dari <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/siskamayalubis/" title="https://www.instagram.com/siskamayalubis/" target="_blank">DR. Dr. Siska Mayasari Lubis, M.Ked(Ped), Sp.A(K)</a>, dari UKK Endorkrinologi IDAI berikut!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Penyebab Sindrom Down</strong></span><br></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Seperti MomDad ketahui, seharusnya manusia mempunyai 22 pasang kromosom ditambah dengan 1 pasang kromosom penentu jenis kelamin, sehingga total kromosom manusia adalah sebanyak 23 pasang atau 46 buah kromosom.&nbsp; Nah, penyandang Sindrom Down mempunyai kromosom nomor 21 yang terlalu banyak.</span></p><p style="text-align: justify;"></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pada umumnya, manusia memiliki masing-masing, 1 pasang yang terdiri dari 2 buah kromosom (no. 1 - no. 22), ditambah dengan 1 pasang kromosom penentu jenis kelamin,&nbsp; XX untuk anak perempuan dan XY untuk anak laki-laki.&nbsp;</span></p><div style="text-align: justify;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647841049895-7874e6e6.jpg" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="istockphoto-1178789300-170667a.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;">Kromosom normal</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Sekitar 95% penyandang Sindrom Down mempunyai 3 (tiga) kromosom no. 21 dan kelainan ini disebut sebagai Trisomi 21. Penyandang Trisomi 21 mempunyai 47 kromosom yang bersifat sporadik, tidak diturunkan dari orang tua, seperti pada gambar di bawah.</span><br></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647841225550-dc7d25a6.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="kromosom.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: 12pt;">﻿﻿K</span><span style="background-color: unset; text-align: inherit; font-size: 12pt;">romosom Sindrom Down dengan trisomi 21</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: unset; text-align: inherit; font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: unset; text-align: inherit; font-size: 12pt;">﻿﻿</span><span style="background-color: unset; text-align: inherit; font-size: 16px;">Diagnosis pasti sindrom Down dilakukan dengan pemeriksaan analisis kromosom, yang nantinya akan diagnosis guna mengetahui risiko berulangnya memiliki anak dengan sindrom Down pada kehamilan berikutnya, terutama jika MomDad memiliki anak pertama sindrom Down pada usia yang masih muda.&nbsp; &nbsp;</span><span style="background-color: unset; text-align: inherit; font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: unset; text-align: inherit; font-size: 16px;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="font-size: 14pt; background-color: unset;"><strong>Bisakah Sindrom Down diketahui sejak masa kehamilan?</strong></span><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="font-size: 14pt; background-color: unset;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647841435649-23ec9f0f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-photo-7089047.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="background-color: unset;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Hingga saat ini diketahui bahwa usia ibu di atas 35 tahun memiliki risiko lebih tinggi, lho. Semakin tinggi usia ibu, semakin tinggi risikonya. Meskipun begitu, terkadang ibu yang masih muda juga dapat melahirkan anak dengan Sindrom Down. Faktor risiko terjadinya Sindrom Down belum sepenuhnya terpetakan.</span></div><div style=""><span style="font-size: 18.6667px;"><b>&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;</b></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">MomDad yang calon buah hatinya memilki risiko tinggi menyandang Sindrom Down, dapat melakukan skrining pranatal. Skrining ini adalah pemeriksaan biokimia, yakni kadar<em> pregnancy-associated plasma protein A</em> (PAPP-A), <em>human chorionic gonadotropin</em> (hCG), <em>alpha-feto-protein</em> (AFP), <em>unconjugated estriol</em>, dan<em> inhibin A</em>.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Pemeriksaan USG berperan untuk menilai ketebalan <em>nuchal translucency</em> (NT) janin, yaitu daerah di bawah tengkuk janin yang terisi cairan. NT biasanya akan menebal pada bayi dengan Sindrom Down. Pemeriksaan <em>Chorionic villus sampling</em> (CVS) pada trimester pertama (usia kehamilan 10-12 minggu) dan amniosentesis yang dilakukan pada usia kehamilan 15-18 minggu merupakan pemeriksaan yang invasif, dan memiliki risiko ibu mengalami keguguran.&nbsp;&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Sementara <em>Non-invasive prenatal testing</em> (NIPT), merupakan pemeriksaan yang direkomendasikan saat ini karena tidak invasif, aman, dan tidak mengakibatkan keguguran bayi. Pemeriksaan ini dapat dilakukan setelah usia kehamilan 9 minggu dengan memeriksa DNA janin pada serum darah ibu, sehingga bisa mendeteksi Sindrom Down lebih dini.</span></div><div style="font-weight: bold;"><br></div><div style=""><b><span style="font-size: 14pt; background-color: unset;">Risiko kesehatan anak dengan Sindrom Down</span></b><br></div><div style=""><b><span style="font-size: 14pt; background-color: unset;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647841612845-6099993e.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-156840685-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </span></b></div><div style=""><span style="background-color: unset;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Penyandang sindrom Down juga dapat memiliki beberapa masalah kesehatan, seperti:&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">•<span style="white-space:pre">	</span>Gangguan pendengaran (75%)</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">•<span style="white-space:pre">	</span><em>Obstructive sleep apnea</em> (50%–79%)</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">•<span style="white-space:pre">	</span>Radang telinga tengah (50%–70%)</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">•<span style="white-space:pre">	</span>Kelainan mata (60%) termasuk katarak (15%) dan gangguan refraksi (50%)</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">•<span style="white-space:pre">	</span>Penyakit jantung bawaan (50%)</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">•<span style="white-space:pre">	</span>Gangguan neurologis (1%– 13%)</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">•<span style="white-space:pre">	</span>Masalah saluran cerna (12%)</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">•<span style="white-space:pre">	</span>Dislokasi panggul (6%)</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">•<span style="white-space:pre">	</span>Gangguan tiroid (4%–18%)</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">•<span style="white-space:pre">	</span>Leukemia (1%)</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">•<span style="white-space:pre">	</span><em>Hirschsprung</em> (&lt;1%)</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Sementara itu, anak dengan Sindrom Down mempunyai kemampuan belajar, motorik, bahasa, dan perilaku yang berbeda-beda lho, MomDad. Derajat gangguan kognitif juga dapat bervariasi, dari yang ringan (IQ 50 –70), sedang (IQ 35–50), atau berat (IQ 20 –35). Selain variasi dalam gangguan belajar, juga ditemukan variasi dalam keterlambatan perkembangan motorik seperti duduk, berdiri, berjalan, dan kemampuan berbicara.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Meski sampai saat ini penyandang Sindrom Down tidak dapat disembuhkan, namun intervensi yang dilakukan sejak dini terhadap masalah kesehatan pada mereka akan bermanfaat untuk menunjang tumbuh kembangnya agar bisa berjalan optimal.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Bagi MomDad yang memiliki anak penyandang sindrom Down, sangat dianjurkan untuk bergabung dan berperan secara aktif dalam komunitas sindrom Down di Indonesia, yakni <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/potads/" title="https://www.instagram.com/potads/" target="_blank">POTADS</a> (Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome).</span></div><div style=""><br></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Dengan bergabung di dalam komunitas yang sama, maka MomDad dapat saling berbagi informasi dan pengalaman dalam mengasuh buah hati dan saling mendukung satu sama lain.</span></div><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold;"><br></div><div style=""><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold;"><div style="font-size: 13px; font-weight: 400;"><span style="font-size: 12pt;">Semoga artikel di atas dapat menambah wawasan MomDad ya, perihal penyandang Sindrom Down. Yuk, <em>follow</em> Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan download aplikasinya untuk tahu konten informatif seputar tumbuh kembang anak.</span></div></div><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;">Sumber foto: Pexels dan Researchget.net</span></div><div style=""><em style="background-color: unset; text-align: inherit; font-size: 16px;"><span style="font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh&nbsp;</span></em><span style="font-size: 16px;"><b><em>DR. Dr. Siska Mayasari Lubis, M.Ked(Ped), Sp.A(K)</em></b></span><em><br></em></div><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold;"><strong><em><br></em></strong></div></div></span></div></span></span></div>

Mengenal Penyebab Down Syndrom pada Anak

mengenal-penyebab-down-syndrom-pada-anak

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tanggal 20 Maret ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Meskipun si kecil masih memiliki gigi susu, namun MomDad tidak boleh mengabaikan kesehatan gigi dan mulutnya, lho!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Gigi susu punya fungsi yang sama penting dengan gigi permanen orang dewasa. Gigi dan mulut yang sehat sangat penting untuk menunjang tumbuh kembang si kecil. Karena itu, sebagai orang tua, MomDad perlu melakukan beberapa cara berikut untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Simak, yuk!</span></p><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 18.6667px;"><b>Sikat gigi dua kali sehari</b></span></div><div style="text-align: justify;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647742438245-f27b21a4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="father-brushing-teeth-daughter.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Cara paling mudah menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari. Biasakan anak untuk menyikat giginya setelah makan untuk membersihkan sisa makanan yang menempel agar tak menjadi karang gigi. Ajari anak cara menyikat gigi dengan benar sejak tumbuhnya gigi hingga usia 6-7 tahun. Jangan lupa gunakan pasta gigi yang mengandung <em>fluoride</em> untuk mencegah gigi berlubang.</span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><div style="font-size: 14pt;"><strong>Gunakan <em>dental floss</em></strong></div><div style="font-size: 14pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647742707666-3172bb6e.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="kids-dental-floss.jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;">  </div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Menyikat gigi saja ternyata tidak cukup menghilangkan plak dan kotoran yang ada di sela gigi, lho! Untuk memaksimalkan perawatan gigi dan mulut anak, MomDad juga perlu menggunakan<em> dental floss </em>atau benang gigi untuk anak. Bukan hanya membantu membersihkan sela-sela gigi, penggunaan dental floss secara teratur juga bisa mencegah kerusakan gigi, mengurangi bau mulut, dan gangguan gusi akibat penumpukan sisa makanan di sela gigi. MomDad bisa mulai gunakan <em>dental floss</em> saat anak berusia 2-3 tahun dengan frekuensi sekali sehari.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali</strong></span><strong><span style="font-size: 14pt;"><br></span></strong></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647742813549-3e6048a4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="little-beautiful-girl-dentist-looking-smiling.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Anjuran ini mungkin sudah sering MomDad dengar sejak dulu. Bukan tanpa alasan, lho! Kontrol ke dokter gigi secara rutin setiap enam bulan bertujuan untuk mengetahui masalah gigi sedini mungkin. Tak hanya itu, rutin memeriksakan gigi juga bertujuan untuk mencegah gigi anak ompong atau keropos, menjaga kebersihan gigi, hingga mencegah anak mengalami sakit gigi.</span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold;"><strong>Hindari makanan manis</strong></div><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647742903326-324a3c7a.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="happy-child-preparing-lunch-box-with-sweets.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Anak-anak memang paling suka mengonsumsi makanan manis, seperti permen atau cokelat. Namun, makanan manis ternyata paling sering menyebabkan sakit gigi, lho! MomDad boleh sesekali mengizinkan si Kecil makan makanan manis, namun tetap perlu dibatasi, ya. Sebagai alternatif, MomDad bisa memberikan camilan sehat seperti buah potong yang tentunya jauh lebih sehat.</span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div><div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Batasi penggunaan dot</strong></span></div><div style="font-size: 12pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647742986592-df537ba6.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="baby-girl-drinking-milk-from-baby-bottle-mother-feeding-daughter-from-bottle.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div></div><div style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt;">Apakah si Kecil memiliki kebiasaan menggunakan dot sejak kecil? Jika iya, mulai sekarang MomDad bisa mulai membatasi penggunaannya. Penggunaan dot secara terus menerus bisa membuat si Kecil berisiko terkena infeksi telinga. Bahkan beberapa ahli juga berpendapat bahwa penggunaan dot hingga balita bisa membuatnya mengalami keterlambatan bicara. Karena itu, MomDad bisa mulai sejak dini membatasi penggunaan dot agar anak tak menjadi ketergantungan. Selain itu, hindari juga memberikan susu atau minuman manis lain dengan dot sebelum anak tidur.</div><div style="font-size: 12pt;">&nbsp;</div><div style="font-size: 12pt;">Itu dia sederet tips yang bisa MomDad lakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Ketahui informasi seputar tumbuh kembang anak hingga MPASI dengan mengikuti Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan baca artikel lainnya lewat aplikasi PrimaKu.</div><div style="font-size: 12pt;">&nbsp;</div><div><em><span style="font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</span></em><br></div></div></div></div></div><span style="font-size: 14pt;"><div></div></span></div>

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

tips-menjaga-kesehatan-gigi-dan-mulut-anak

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pneumonia mulai banyak menyita perhatian semenjak pandemi Covid-19. Pneumonia sendiri penyebab terseringnya adalah infeksi bakteri, namun dapat juga disebabkan oleh infeksi virus termasuk covid-19. Selain itu, pneumonia kerap&nbsp;<br></span><span style="font-size: 12pt; background-color: unset; text-align: inherit;">disebut menjadi penyebab kematian nomor satu pada balita di dunia. Tentu saja, hal ini membawa kekhawatiran sendiri terhadap orang tua.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pneumonia yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai radang paru merupakan peradangan pada jaringan paru tempat terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2. Sistem kekebalan dan sel pertahanan tubuh anak yang belum sempurna disebut sebagai alasan utama kenapa penyakit ini sangat mengkhawatirkan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Lantas, apakah pneumonia menular dan bagaimana pencegahannya? Yuk, simak langsung serba-serbi mengenai pneumonia pada anak menurut dr. Madeleine Ramdhani Jasin, SpA (K) berikut ini.</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Penyebab pneumonia</strong></span><br></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647576026799-e5fcf1fb.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Seperti yang sudah dibahas sedikit sebelumnya, pneumonia merupakan radang paru. Paru-paru memiliki kantong kecil yang dipenuhi udara saat bernapas. Namun, saat seseorang terkena pneumonia, kantong ini akan dipenuhi sel-sel radang seperti nanah. Akibatnya, oksigen yang dipasok jadi berkurang sehingga anak-anak menjadi sesak.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pneumonia dapat disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme, sebut saja virus, bakteri, atau jamur. Pneumonia akibat virus biasanya berkembang selama beberapa hari, sementara kalau penyakit ini diakibatkan bakteri, berkembangnya lebih cepat atau bisa dalam satu hari.&nbsp;</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><div style="font-weight: bold; text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Mengapa pneumonia lebih rentan terhadap anak?</strong></span></div><div style="font-weight: bold; text-align: justify;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647576106177-01eca89f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div><div style=""><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pneumonia dianggap paling rentan dan berisiko bagi anak. Hal ini dikarenakan bayi dan anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun memiliki daya tahan tubuh yang belum berkembang optimal, sehingga anak akan lebih mudah terinfeksi.&nbsp;</span><span style="font-size: 12pt; background-color: unset; text-align: inherit;">Bukan hanya pneumonia, anak juga rentan terkena infeksi penyakit lain yang diakibatkan virus dan bakteri.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; background-color: unset; text-align: inherit;"><br></span></div></div><div style=""><span style="font-weight: bold; font-size: 14pt;"><div style="text-align: justify;"><strong>Pneumonia bisa menular</strong></div></span><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold; text-align: justify;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647576194251-597d017a.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div><div style=""><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Satu hal yang perlu diwaspadai MomDad adalah pneumonia dapat menular. Penyakit ini bisa menular melalui droplet yang mengandung kuman. Jika droplet tersebut terhirup oleh anak, maka anak akan mulai menunjukkan gejala sakit.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Berbagi peralatan makan dan menyentuh tisu bekas dari orang lain juga bisa meningkatkan risiko terinfeksi pneumonia pada anak. Jadi, MomDad perlu menjauhkan anak-anak dari orang yang memiliki gejala seperti hidung tersumbat atau pilek, sakit tenggorokan dan batuk.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Seringkali pneumonia dimulai dari infeksi saluran pernapasan atau infeksi pada hidung dan tenggorokan. Dengan gejala yang dimulai dengan pilek atau sakit tenggorokan. Pneumonia juga bisa dimulai dengan demam tinggi dan pernapasan yang tidak biasa.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div><div style=""><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold; text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 14pt;">Mencegah pneumonia anak</span></strong></div><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold; text-align: justify;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647576309849-6bc48066.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 4.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div><div style=""><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Karena pneumonia bisa menular, sebaiknya MomDad lebih waspada lagi mengenai penyakit satu ini, ya. Ada beberapa kondisi yang perlu dihindari yang dapat menyebabkan pneumonia pada anak, seperti tidak mendapatkan ASI, gizi kurang atau gizi buruk, tidak mendapatkan imunisasi lengkap, serta terpapar polusi udara dan asap rokok.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Faktor-faktor risiko di atas dapat dihindari dengan meningkatkan pertahanan alami anak-anak yang dimulai dari pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya hingga usia 2 tahun. Selain efektif mencegah pneumonia, ASI juga membantu mengurangi lama penyakit jika si kecil jatuh sakit.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Sementara, mengatasi faktor lingkungan seperti polusi udara bisa dengan mendorong kebersihan di rumah-rumah yang ramai. Agar anak mendapatkan udara yang baik dan jauh dari asap.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tak kalah penting, lakukan imunisasi lengkap sesuai jadwal dan usia anak. Hal ini untuk menjaga daya tahan tubuh si kecil serta mencegah risiko pneumonia.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Nah, itu dia MomDad serba-serbi mengenai penyakit pneumonia. Penting untuk MomDad mengetahui dan mengenali tanda-tanda pneumonia agar bisa melakukan tindakan cepat untuk mencegah penyakit ini menjadi parah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Untuk mengetahui berbagai konten informatif lainnya seputar kesehatan bayi dan anak serta tumbuh kembangnya, pastikan MomDad sudah mengikuti akun instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan selalu pantau terus artikel di aplikasinya juga, ya!</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: 700; font-size: 12pt;">Sumber foto:&nbsp;</span><span style="font-size: 16px; background-color: unset; text-align: inherit;">Pixabay, Unsplash, dan Pexels</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><em style="font-size: 16px; text-align: justify;"><span style="font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</span></em><br></div><div style="text-align: justify;"><br></div></div><div style="font-size: 14pt; font-weight: bold; text-align: justify;"><span class="e-editor-select-start"></span></div></div></div></div></div>

Mengapa Anak Lebih Rentan Terkena Pneumonia? Ini Penjelasan Ahli

mengapa-anak-lebih-rentan-terkena-pneumonia--ini-penjelasan-ahli

<p><span style="font-size: 12pt;">Eksim atau dermatitis atopik adalah suatu penyakit kulit yang bersifat gatal, ruam kemerahan atau peradangan kulit, berkepanjangan, dan kerap kambuh pada beberapa waktu.&nbsp; Eksim terjadi karena adanya faktor genetik dan faktor pemicu.&nbsp; Faktor genetik pada eksim terdiri dari kecenderungan untuk membentuk imunoglobulin E, suatu zat dalam tubuh yang meningkat pada penyakit-penyakit alergi, dan adanya gangguan pada pelindung (</span><i><span style="font-size: 12pt;">barrier</span></i><span style="font-size: 12pt;">) kulit.&nbsp; Faktor pemicu pada eksim meliputi bahan alergen, bahan iritan, makanan, infeksi, keringat, gigitan serangga, stres psikologis, dan lain-lain.</span></p><p>&nbsp;</p><p><span style="font-size: 14pt;"><strong>Area Tubuh yang Sering Mengalami Eksim</strong></span></p><p>﻿﻿<span style="font-size: 12pt;">Gatal dan ruam kemerahan atau peradangan kulit adalah gejala utama eksim.&nbsp; Lokasi gatal dan ruam kemerahan kulit umumnya bergantung pada usia penderita. Pada bayi, lokasi eksim biasanya terletak di wajah terutama pipi. Pada anak usia 1-5 tahun, lokasi eksim umumnya di lengan dan tungkai.&nbsp; Pada anak di atas usia 5 tahun, lokasi eksim sering terdapat di lipatan lengan (siku) dan lipatan lutut.&nbsp; Jika eksim sedang kambuh gambaran kulit yang terjadi berupa bercak atau bintil-bintil kemerahan. Terkadang bercak tampak membasah dan sering didapatkan bekas garukan. Pada eksim yang sedang tenang, gambaran kulit umumnya berupa bercak berwarna cokelat gelap, sering disertai penebalan kulit. Kulit pada anak dengan eksim cenderung kering dan sensitif.</span></p><p>&nbsp;</p><p><span style="font-size: 14pt;"><strong>Perawatan Dasar pada Kulit Eksim</strong></span></p><p>﻿﻿<span style="font-size: 12pt;">Perawatan dan penanganan eksim pada anak meliputi perawatan dasar dan pengobatan.&nbsp; Perawatan dasar merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan baik ketika eksim sedang kambuh atau tidak (tenang), sedangkan pengobatan eksim dilakukan oleh tenaga medis menggunakan obat-obatan.&nbsp; Perawatan dasar pada eksim meliputi hal-hal berikut, yaitu:</span></p><ol><li style="font-size: 12pt;">﻿﻿<span style="font-size: 12pt;">Gunakan pakaian dengan bahan yang menyerap keringat, seperti katun.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Saat udara panas gunakan pakaian tipis dan nyaman, tidak ketat.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Atur suhu yang nyaman dalam kamar maupun ruangan tempat anak bermain.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Gunakan air suam-suam kuku untuk mandi.&nbsp; Hindari mandi dengan air yang terlalu panas.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Gunakan sabun mandi dengan pH netral dan berpelembap.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Pastikan tidak ada sisa deterjen pada pakaian agar tidak menimbulkan iritasi.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Bila anak suka berenang, segera bilas tubuh dengan bersih dan gunakan pelembab agar kaporit pada air kolam renang tidak mengiritasi kulit.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Apabila yang memicu kekambuhan adalah alergen hirup seperti tungau debu rumah, kecoa, atau bulu binatang peliharaan, bersihkan kasur, gorden, mainan, pendingin ruangan secara berkala.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Apabila makanan yang teridentifikasi sebagai pencetus, maka jenis makanan tersebut harus dihindari sesuai anjuran dokter yang merawat.</span></li></ol><p>&nbsp;</p><p><span style="font-size: 12pt;">Pada anak yang mengalami eksim, penting untuk melakukan perawatan kulit yang baik dan benar agar kualitas hidup anak terjaga dan terhindar dari komplikasi infeksi. Mengingat eksim merupakan suatu penyakit yang berkepanjangan dan kerap kambuh, dan kulit anak yang menderita eksim cenderung kering, maka penting untuk selalu menjaga kelembapannya.&nbsp;</span></p><p><span style="font-size: 12pt;"><br></span></p><p><span style="font-size: 14pt;"><strong>Bagaimana Cara memilih Pelembap Kulit yang Sesuai untuk Kulit Eksim?&nbsp;</strong></span></p><p><em>﻿﻿</em><span style="font-size: 12pt;">Pelembap pada umumnya berbentuk salep, krim, dan losion.&nbsp; Pelembab berbentuk salep memiliki kandungan minyak yang paling banyak di antara bentuk yang lain. Pelembap jenis ini efektif dalam menjaga kelembapan kulit, namun terkadang mengganggu karena memberikan sensasi licin, berminyak, dan terasa tebal di kulit.&nbsp;</span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Lain halnya dengan pelembap berbentuk losion, yang satu ini kandungan minyaknya paling sedikit sehingga nyaman digunakan.&nbsp; Sayangnya, jenis pelembap ini tidak dapat menahan kelembapan dalam waktu lama. Alternatif lainnya adalah pelembap bertekstur krim yang konsistensi teksturnya di antara salep dan losion.</span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Jika kulit si Kecil sangat kering, MomDad dapat menggunakan pelembap berbentuk salep. Namun, jika kulit si Kecil memiliki kelembapan yang baik, menggunakan pelembap bertekstur losion juga sudah cukup. Penggunaan pelembap krim juga dapat dipakai pada malam hari sebelum tidur, sedangkan losion bisa digunakan pada siang hari agar si Kecil lebih nyaman dalam beraktivitas.</span></p><p><span style="font-size: 12pt;"><br></span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Cara menggunakan pelembab pada anak dengan eksim adalah sebagai berikut:&nbsp;</span></p><ol><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Pelembab harus selalu digunakan walaupun anak tidak sedang mengalami gejala.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Bila memungkinkan, siapkan pelembab di tempat khusus untuk di rumah dan di sekolah.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Oles pelembab pada seluruh tubuh segera setelah selesai mandi.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Ambil pelembab dalam jumlah yang cukup, tidak perlu digosok-gosok namun oles pada kulit sesuai arah tumbuhnya bulu.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Oles pelembab setidaknya 2 kali sehari setelah mandi. Bila kulit anak sangat kering, pelembab boleh dioleskan berulang-ulang. Kulit yang kering akan cenderung menjadi gatal.&nbsp;</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Bila eksim sedang kambuh, gunakan pelembab dalam jumlah lebih banyak dan lebih sering bersamaan dengan resep obat lain yang diberikan dokter.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Usahakan tidak mencolek pelembab dari pot dengan jari, gunakan sendok obat atau pelembab berbentuk pompa untuk menjaga kebersihan pelembab.&nbsp;</span></li></ol><div>&nbsp;</div><div><div><strong><span style="font-size: 12pt;">Referensi:</span></strong></div><ol><li style="font-size: 12pt;"><div><span style="font-size: 12pt;">Lyons JJ, Milner JD, Stone KD. Atopic dermatitis in children: clinical features, pathophysiology and treatment. Immunol Allergy Clin North Am. 2015;35:161-83.</span></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div><span style="font-size: 12pt;">Munasir Z. Tata laksana dermatitis atopik pada anak serta pencegahan terjadinya asma di kemudian hari. Sari Pediatri;2002:119-24.&nbsp;</span></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div><span style="font-size: 12pt;">Purnamawati S, Indrastuti N, Danarti R, Saefudin T. Role of moisturizers in addressing various kinds of dermatitis: a review. Clin Med Res. 2017;15(3-4):75-87.</span></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div><span style="font-size: 12pt;">Saini S, Pansare M. New insights and treatments in atopic dermatitis. Pediatr Clin N Am. 2019;66:1021-33</span></div></li></ol></div>

Mengenal Eksim dan Cara Perawatan Kulit yang Tepat

mengenal-eksim-dan-cara-perawatan-kulit-yang-tepat

<p style="text-align: justify;"><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="font-size: 12pt;">​</span><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">Tuberkulosis (TBC) atau kerap disebut masyarakat sebagai “flek” adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri </span><em><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">Mycobacterium tuberculosis </span></em><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">(kuman TBC). Tuberkulosis adalah penyakit menular, bukan penyakit yang diturunkan atau diwariskan dalam suatu keluarga. Penyakit ini ditularkan dari orang yang sakit TBC ke orang yang berada di dekatnya melalui percikan air ludah (</span><em><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">droplet</span></em><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">) yang mengandung kuman TBC, saat pasien batuk, bersin atau bicara. Sumber penularan TBC biasanya adalah pasien dewasa yang sakit TBC paru. Indonesia merupakan salah satu dari 3 negara dengan jumlah pasien TBC terbanyak di dunia. Oleh karena itu, anak-anak Indonesia berisiko tinggi untuk tertular TBC karena banyak sumber penularan di masyarakat.&nbsp;</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 16px;">Lantas, sebagai orang tua apa yang bisa MomDad lakukan jika anak berisiko tertular TBC? Ketahui jawabannya di bawah, yuk!</span></p><p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 14pt;">Apa yang terjadi jika seorang anak kontak erat dengan pasien TBC yang menular?</span></strong></p><p style="text-align: justify;"><em>﻿﻿</em><span style="font-size: 12pt;">Anak yang kontak erat dengan pasien TBC berisiko untuk tertular, tetapi tidak selalu akan mengalami sakit TBC. Anak tersebut sangat mungkin menghirup udara yang mengandung kuman TBC yang dikeluarkan oleh pasien melalui percikan air ludahnya. Ada 3 kemungkinan yang terjadi jika kuman TBC masuk ke dalam tubuh seorang anak:&nbsp;</span></p><ol><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Anak tetap </span><strong><span style="font-size: 12pt;">sehat </span></strong><span style="font-size: 12pt;">karena seluruh kuman TBC yang masuk ke dalam tubuh dapat dihancurkan oleh sistem pertahanan atau kekebalan tubuh anak yang baik.</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Anak&nbsp; terinfeksi namun tidak mengalami sakit TBC karena sistem pertahanan atau kekebalan tubuhnya dapat memagari kuman TBC untuk tidak menimbulkan penyakit. Anak ini dikatakan mengalami </span><strong><span style="font-size: 12pt;">infeksi laten TBC</span></strong><span style="font-size: 12pt;">. Pada kondisi ini, di dalam tubuh anak terdapat kuman TBC, tetapi anak tidak bergejala TBC.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Anak akan mengalami </span><strong><span style="font-size: 12pt;">sakit TBC </span></strong><span style="font-size: 12pt;">karena sistem pertahanan atau kekebalan tubuhnya gagal melawan kuman TBC yang masuk.&nbsp; Pada kondisi ini anak akan menunjukkan gejala TBC.&nbsp;</span></li></ol><p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Apa yang harus dilakukan jika anak kontak erat dengan pasien TBC ?</span></strong></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Segera bawa ke dokter di klinik, Puskesmas atau Rumah Sakit. Dokter akan memeriksa dan menentukan apakah anak sakit TBC, infeksi laten atau sehat. Selanjutnya dokter akan memberikan obat yang sesuai dengan kondisi anak. Jika anak terbukti sakit TBC, akan diberikan obat TBC; dan jika tidak terbukti tidak sakit TBC, akan diberikan obat pencegahan TBC.</span></p><p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 12pt;">Gejala TBC pada anak&nbsp;</span></strong></p><p style="text-align: justify;"><strong>﻿﻿</strong><span style="font-size: 12pt;">Tuberkulosis utamanya menyerang paru, tetapi bisa juga mengenai organ tubuh lain&nbsp; yang disebut sebagai TBC ekstra paru. Organ tubuh yang bisa terkena TBC misalnya otak, tulang, kulit, hati, dan perut.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">&nbsp;Gejala TBC paru pada anak, antara lain:</span></p><ul><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Batuk lebih dari 2 minggu</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Demam lebih dari 2 minggu</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">berat badan turun atau menetap selama 2 bulan berturut-turut yang tidak membaik dengan pemberian makan yang adekuat</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Anak tidak seaktif biasanya.&nbsp;</span></li></ul><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pada anak dengan TBC ekstra paru, bisa timbul gejala lain tergantung organ tubuh mana yang terkena, misalnya kejang dan penurunan kesadaran pada anak dengan TBC selaput otak; pembesaran perut pada anak dengan TBC perut; benjolan yang cukup besar yang bisa terlihat kasat mata (tidak perlu diraba), biasanya ditemukan di daerah leher atau ketiak pada anak dengan TBC kelenjar getah bening.</span></p><p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 14pt;">Pemeriksaan apa yang dilakukan oleh dokter untuk menentukan anak sakit TBC atau tidak?</span></strong></p><p style="text-align: justify;"><strong>﻿﻿</strong><span style="font-size: 12pt;">Untuk menentukan apakah seorang anak sakit TBC atau tidak, perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, yaitu:</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">1.﻿ ﻿</span></span><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">Pemeriksaan dahak -&nbsp;</span></span><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">Pemeriksaan ini untuk mengidentifikasi adanya kuman TBC di paru.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">2. Pemeriksaan Mantoux atau Interferon Gamma Release Assay (IGRA) -&nbsp;</span><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">Pemeriksaan ini untuk menentukan ada tidaknya infeksi TBC pada anak.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">3. Pemeriksaan Rontgen dada.</span></p><p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 14pt;">Apakah TBC bisa disembuhkan ?</span></strong></p><p style="text-align: justify;"><strong>﻿﻿</strong><span style="font-size: 12pt;">Tuberkulosis&nbsp; bisa disembuhkan dengan minum obat teratur dan tuntas. Lama pengobatan TBC bergantung pada beratnya penyakit. Pada TBC ringan, lama pengobatan akan berlangsung selama 6 bulan, sedangkan pada TBC berat (misalnya TBC otak, TBC tulang, TBC paru berat, dan TBC milier) maka pengobatan diberikan selama 12 bulan.&nbsp;</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pengobatan TBC sendiri terdiri atas 2 tahap yaitu:&nbsp;</span></p><ol><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tahap intensif: kombinasi 3-4 obat (isoniazid,<em> </em>rifampicin, pirazinamid&nbsp; dan ethambutol),&nbsp; diminum setiap hari selama 2 bulan.</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tahap lanjutan: kombinasi 2 obat (isoniazid&nbsp; dan&nbsp;<em> </em>rifampicin) selama 4 bulan jika TBC ringan dan 10 bulan jika TBC berat.</span></li></ol><p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 14pt;">Apa akibatnya jika obat tidak diminum secara teratur atau putus berobat?</span></strong></p><p style="text-align: justify;"><strong>﻿﻿</strong><span style="font-size: 12pt;">Selain penyakitnya bertambah parah, putus berobat atau tidak teratur minum obat dapat mengakibatkan kuman TBC yang kebal terhadap obat TBC. Kondisi kebal obat ini memerlukan obat yang berbeda, lebih banyak jumlahnya, lebih lama waktu pengobatannya dan kemungkinan sembuhnya lebih kecil.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Apakah obat TBC memiliki efek samping?</strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Efek samping obat TBC jarang terjadi. Gejala yang sering dijumpai adalah muntah atau mual. Obat TBC juga dapat menimbulkan gejala sakit kuning (hepatitis) pada anak, tetapi hal ini jarang terjadi.&nbsp;</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Jika timbul efek samping, segera bawa anak ke dokter. Dokter akan mengevaluasi dan memberikan Tindakan untuk mengatasi efek samping tersebut, yang akan membaik jika obat dihentikan.</span></p><p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 14pt;">Urine berwarna kemerahan setelah minum obat TBC, apakah normal?&nbsp;</span></strong></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Salah satu obat TBC (Rifampicin) menyebabkan warna cairan tubuh (urin, keringat) oranye kemerahan dan hal ini normal, tidak perlu dikhawatirkan</span></p><p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 14pt;">Bagaimana cara mencegah TBC pada anak ?</span></strong></p><p style="text-align: justify;"><strong>﻿﻿</strong><span style="font-size: 12pt;">Ada beberapa cara untuk mencegah TBC pada anak, yaitu:</span></p><ul><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Rumah dan lingkungan yang bersih dan sehat</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Perilaku hidup bersi dan sehat</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pemberian nutrisi yang adekuat</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Vaksin BCG</span></li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Pemberian obat pencegahan TBC bagi anak yang terindikasi.</span></li></ul><p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-size: 14pt;">Siapa yang harus diberi terapi pencegahan TBC dan berapa lama pemberiannya?</span></strong></p><p style="text-align: justify;"><em>﻿﻿</em><span style="font-size: 12pt;">Terapi pencegahan TBC (TPT) diberikan kepada anak yang kontak erat dengan pasien TBC, anak tersebut tidak terbukti sakit TBC dan tidak ada kontra indikasi terhadap obat TPT. Obat akan diberikan oleh dokter setelah dokter melakukan beberapa pemeriksaan untuk menentukan apakah anak yang kontak tersebut sakit TBC atau tidak.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Saat ini ada beberapa pilihan obat untuk pencegahan TBC, yaitu isoniazid yang diberikan selama 6 bulan, kombinasi isoniazid dan rifampicin selama 3 bulan, rifampicin selama 4 bulan atau&nbsp; kombinasi isoniazid dan rifapentine selama 3 bulan yang diminum seminggu sekali.&nbsp;</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Jika anak dengan infeksi laten TBC tidak diberi obat pencegahan, pada beberapa tahun ke depan anak tersebut dapat berkembang menjadi sakit TBC, dan akan menjadi sumber penularan baru. Jika demikian halnya, TBC di Indonesia tidak akan pernah teratasi. Oleh karena itu obat pencegahan TBC sangat penting diberikan.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Dapatkan konten informatif lainnya seputar ibu dan anak dengan follow <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram.</span></p><p style="text-align: justify;"><em style="background-color: unset; font-size: 16px; font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</em><br></p>

Cara Mencegah hingga Mengobati Tuberkulosis pada Anak

cara-mencegah-hingga-mengobati-tuberkulosis-pada-anak

<p>Diare didefinisikan sebagai buang air besar (BAB) lebih dari tiga kali per hari dengan konsistensi yang lebih lembek atau cair daripada normal. Diare merupakan salah satu keluhan yang mengkhawatirkan dan sering membuat orangtua membawa anaknya menemui dokter. Beberapa masalah serius yang dapat ditimbulkan oleh diare adalah dehidrasi atau kurang cairan, gangguan keseimbangan elektrolit, dan juga malnutrisi, apabila diare berlangsung berkepanjangan.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>Meskipun sebagian besar diare pada anak adalah akibat dari masalah saluran cerna seperti infeksi, intoleransi atau gangguan penyerapan serta alergi, namun ternyata ada diare yang bukan berasal dari masalah saluran cerna. Keadaan ini, yang disebut sebagai diare fungsional, merupakan bagian dari suatu kelompok masalah yang disebut sebagai gangguan saluran cerna fungsional.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>Gangguan saluran cerna fungsional pada bayi dan anak merupakan gangguan saluran cerna yang bersifat berulang dan berkepanjangan. Gejala ini muncul meskipun tidak ada masalah pada struktur maupun fungsi pada saluran cerna bayi dan anak.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>Berdasarkan kriteria Rome IV, diare fungsional terjadi pada bayi berusia 6 bulan – 3 tahun dengan gejala tinja cair atau frekuensi BAB 4 kali atau lebih per hari yang bersifat kronik atau berkepanjangan. Salah satu hal terpenting untuk mengelompokkan diare anak sebagai diare fungsional adalah, anak yang mengalami diare fungsional tidak tampak sakit serta tetap tumbuh kembang dengan baik. Untuk memastikan hal ini, seorang anak yang mengalami diare berkepanjangan perlu diperiksa oleh tenaga kesehatan. Pada diare fungsional tidak ditemukan kelainan pada hasil pemeriksaan jasmani maupun feses. Umumnya, gejala diare pada diare fungsional ini akan menghilang sendiri saat anak masuk ke usia sekolah.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>Apa yang memicu terjadinya diare fungsional? Faktor yang diketahui berperan pada timbulnya diare fungsional adalah makan secara berlebihan, konsumsi jus buah kemasan berlebih, asupan karbohidrat dalam bentuk fruktosa berlebih (buah, jus buah, madu, makanan/minuman kemasan berpemanis) yang tidak disertai dengan asupan lemak yang cukup.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>Lalu apa yang dapat dilakukan orangtua bila anak mengalami diare berkepanjangan? Orangtua perlu segera berkonsultasi ke dokter untuk mengetahui apakah diare yang terjadi pada anak merupakan suatu penyakit infeksi, gangguan penyerapan, atau suatu diare fungsional. Diare fungsional tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri namun orangtua perlu membatasi asupan jus buah dan minuman manis lainnya serta makan makanan lengkap dengan lauk yang bervariasi.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Daftar bacaan:</strong></p><p>Zeevenhooven J, Koppen IJN, Benninga MA. The new Rome IV criteria for functional gastrointestinal disorders in infants and toddlers. Pediatr Gastroenterol Hepatol Nutr. 2017;20:1-13.</p><div><br></div>

Diare bisa variasi normal juga loh!

diare-bisa-variasi-normal-juga-loh-

<p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Kejadian
trauma kepala pada anak dan remaja merupakan hal yang sering dijumpai. Penyebab
tersering trauma kepala pada anak adalah jatuh, baik yang terjadi saat
beraktivitas, olahraga atau sekedar terantuk lemari/meja. Sebagian besar kasus
trauma kepala pada anak merupakan kejadian minor atau ringan yang tidak
menyebabkan kerusakan otak. Namun, dapat terjadi trauma kepala yang berat pada
kondisi-kondisi tertentu, seperti pada kecelakaan lalu-lintas, kecelakaan
sepeda, atau <i>child abuse</i>. </span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">&nbsp;</span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">Anak dengan
cedera kepala dapat menunjukkan gejala luka/ lecet atau pembengkakan (benjol)
di area benturan, nyeri kepala, muntah sampai kehilangan kesadaran. </span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">&nbsp;</span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><strong><em>Cedera kepala seperti apa yang dapat ditangani/diobservasi di rumah?</em></strong></span></p><ul><li class="msolistparagraphcxspfirst">Anak bersikap seperti biasa setelah kejadian</li><li class="msolistparagraphcxspfirst">Anak mungkin menangis karena nyeri/ takut sesaat setelah kejadian, namun hanya berlangsung singkat</li><li class="msolistparagraphcxspfirst">Tidak dijumpai tanda-tanda mual atau muntah berulang</li><li class="msolistparagraphcxspfirst"><span style="text-indent: -18pt; background-color: unset; text-align: inherit;">Anak sadar penuh setelah trauma terjadi dan dapat berespon dengan baik ketika diajak berinteraksi. Jawaban anak sesuai dengan pertanyaan yang diajukan dan sesuai dengan kondisi saat tersebut. Misalnya, jika anak terjatuh di rumah, orangtua dapat menanyakan: “kamu sedang ada di mana sekarang?” dan anak menjawab: “di rumah”</span></li><li class="msolistparagraphcxspfirst">Anak dalam kondisi sehat sebelum terjadinya trauma&nbsp;</li><li class="msolistparagraphcxspfirst">Tidak disertai luka/ trauma di bagian tubuh lain</li><li class="msolistparagraphcxspfirst">Tidak ada luka terbuka di wajah atau di kepala</li><li class="msolistparagraphcxspfirst">Terjatuh dari ketinggian &lt; 1 m pada anak &gt; 12 bulan</li></ul><p class="MsoNormal"><br></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><strong><em>Apa yang harus saya perbuat di rumah?</em></strong></span></p><ul><li class="msolistparagraphcxspfirst"><span lang="EN-US">Setelah
kejadian, pastikan ada orang dewasa yang dapat memantau setidaknya selama 24
jam pasca trauma. </span></li><li class="msolistparagraphcxspmiddle"><span lang="EN-US">Anak
juga harus dipantau berkala setiap 2-3 jam sekali selama setidaknya 72 jam setelah
trauma terjadi karena kondisi yang lebih serius dapat menimbulkan gejala kemudian.
</span></li><li class="msolistparagraphcxspmiddle"><span lang="EN-US">Berikan
kompres dingin selama 20 menit untuk mengurangi pembengkakan dan untuk mengurangi
nyeri</span></li><li class="msolistparagraphcxspmiddle"><span lang="EN-US">Jika
anak ingin tidur, orangtua dapat mengawasi dan mengecek kondisi anak setiap 2-3
jam untuk melihat apakah ia mudah dibangunkan, bergerak dengan normal, dapat
mengenali orangtua dan berespon terhadap orangtua</span></li><li class="msolistparagraphcxsplast"><span lang="EN-US">Antinyeri
seperti parasetamol dapat diberikan.</span></li></ul><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US">&nbsp;</span></p><p class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><strong><em>Kapan saya harus membawa anak ke rumah sakit?</em></strong></span></p><ul><li class="msolistparagraphcxspfirst"><span lang="EN-US">Trauma
terjadi pada bayi &lt; 12 bulan (sebaiknya dikonsultasikan ke dokter terlebih
dahulu karena gejala yang ditimbulkan sering kali tidak jelas)</span></li><li class="msolistparagraphcxspmiddle"><span lang="EN-US">Terdapat
gejala pingsan, walaupun &lt; 1 menit</span></li><li class="msolistparagraphcxspmiddle"><span lang="EN-US">Anak
muntah lebih dari 1 kali setelah kejadian</span></li><li class="msolistparagraphcxspmiddle"><span lang="EN-US">Tidak
dapat berhenti menangis</span></li><li class="msolistparagraphcxspmiddle"><span lang="EN-US">Nyeri
kepala yang semakin memburuk</span></li><li class="msolistparagraphcxspmiddle"><span lang="EN-US">Tampak
lemas/ sakit</span></li><li class="msolistparagraphcxspmiddle"><span lang="EN-US">Kesulitan
bicara (bicara menjadi tidak jelas), kesulitan berjalan (sering terantuk, tidak
seimbang), atau kesulitan melihat</span></li><li class="msolistparagraphcxspmiddle"><span lang="EN-US">Anak
tidak mengenali orangtuanya</span></li><li class="msolistparagraphcxspmiddle"><span lang="EN-US">Tampak
bingung dan “<i>not doing well</i>”</span></li><li class="msolistparagraphcxspmiddle"><span lang="EN-US">Anak
tampak mengantuk terus menerus dan sulit dibangunkan</span></li><li class="msolistparagraphcxspmiddle"><span lang="EN-US">Keluarnya
darah dari hidung dan telinga</span></li><li class="msolistparagraphcxspmiddle"><span lang="EN-US">Terdapat
bunyi “nging” terus menerus di telinga (pada anak yang sudah bisa menjelaskan
gejalanya)</span></li><li class="msolistparagraphcxsplast"><span lang="EN-US">Timbul
gerakan-gerakan abnormal atau kejang atau gerakan lain yang membuat orangtua
khawatir</span></li></ul><p class="msolistparagraphcxsplast"><strong style="background-color: unset; text-align: inherit;"><br></strong></p><p class="msolistparagraphcxsplast"><strong style="background-color: unset; text-align: inherit;">Daftar bacaan:</strong></p><ol><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/injuries-emergencies/Pages/Head-Injury.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/injuries-emergencies/Pages/Head-Injury.aspx">https://www.healthychildren.org/English/health-issues/injuries-emergencies/Pages/Head-Injury.aspx<br></a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/head-injury.html?WT.ac=p-ra" title="https://kidshealth.org/en/parents/head-injury.html?WT.ac=p-ra">https://kidshealth.org/en/parents/head-injury.html?WT.ac=p-ra </a></li><li><span style="background-color: unset; text-align: inherit;">Mangunatmadja I, Handryastuti S, Dewi MR. Rekomendasi penatalaksanaan trauma kepala. UKK Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016</span></li></ol>

Cedera kepala pada anak, perhatikan tanda-tanda ini

cedera-kepala-pada-anak--perhatikan-tanda-tanda-ini

<p>Pingsan, yang dalam istilah kedokteran disebut sebagai sinkop, terjadi ketika aliran darah yang membawa oksigen ke otak berkurang. Pada kondisi tersebut, anak akan kehilangan kesadaran dan terkadang jatuh. Hal yang mirip juga dapat terjadi pada kejang. Pada anak yang mengalami kejang, anak akan terjatuh karena kehilangan kesadaran, dengan atau tanpa menunjukkan gerakan seperti kaku atau kelojotan. Jadi, apakah yang membedakan pingsan dengan kejang? Mari simak artikel berikut.</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Apa sih penyebab pingsan?</strong></p><p>Seperti telah disebutkan di atas, pingsan disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak. Beberapa pemicu berkurangnya aliran darah tersebut adalah dehidrasi (kurang cairan), penggunaan obat-obatan tertentu, belum/kurang makan, berdiri terlalu lama, dan yang lebih jarang terjadi adalah mengalami penyakit tertentu, seperti penyakit jantung. Anak yang menderita gangguan irama jantung dapat mengalami pingsan berulang.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><strong>Apakah ada faktor genetik atau keturunan pada pingsan?</strong>&nbsp;</p><p>Penelitian menunjukkan bahwa ada sebuah tipe pingsan yang berhubungan dengan gen, yaitu pingsan yang disebabkan oleh suatu refleks yang bernama refleks vasovagal. Ketika anak mengalami sesuatu yang membuat stress, baik secara fisik maupun emosional, otak akan memberikan sinyal kepada jantung untuk memompa lebih lambat sehingga tekanan darah turun, suplai darah ke otak berkurang, dan anak pingsan.&nbsp;</p><p><br></p><p><strong>Apa saja tanda-tanda anak akan pingsan?&nbsp;</strong></p><p><strong>﻿﻿</strong>Beberapa tanda yang mungkin muncul ketika anak akan pingsan adalah mengaku pusing, mual, merasa dunia berputar, menggelap, atau menjadi samar-samar, atau merasa bumi bergoyang.&nbsp; Kadang-kadang anak dapat menyatakan bahwa dirinya seperti akan pingsan.&nbsp;</p><p><br></p><p><strong>Lalu apa beda pingsan dengan kejang?&nbsp;</strong></p><p>Pingsan disebabkan oleh berkurangnya suplai darah yang mengangkut oksigen ke otak, sedangkan kejang disebabkan oleh masalah/ gangguan bangkitan kelistrikan di otak. Pada kejang, gangguan kesadaran dapat diikuti dengan gerakan-gerakan khas kejang, baik kaku maupun kelojotan. Gerakan tersebut tidak berhenti ketika dipegang. Setelah kejang berhenti, umumnya anak akan tertidur. Jenis gerakan yang muncul saat kejang sangat bergantung kepada bagian otak yang mengalami masalah bangkitan. Tidak semua kejang disertai dengan gerakan-gerakan khas kejang. Ada kejang yang hanya bermanifestasi sebagai kehilangan kesadaran sementara tanpa disertai gerakan-gerakan khas kejang.</p><p>&nbsp;</p><p>Untuk memastikan apakah anak mengalami pingsan atau kejang, orangtua harus memeriksakan anak ke dokter. Hal ini sangat penting untuk dilakukan apabila pingsan atau kejang sudah terjadi berulang. Dokter akan menanyakan riwayat pingsan tersebut secara rinci, menanyakan adanya faktor risiko epilepsi, dan melakukan pemeriksaan menyeluruh. Apabila masih terdapat keraguan, dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa elektrokardiografi (EKG) dan elektroensefalografi (EEG) untuk menilai aktivitas kelistrikan jantung dan otak.&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah anak pingsan:&nbsp;</p><ol><li>Minum cukup air untuk memastikan volume darah yang mengalir ke otak cukup. Saat kita berdiri, otak berada pada bagian teratas tubuh kita sehingga memerlukan volume darah yang cukup agar dapat dicapai oleh peredaran darah..</li><li>Konsumsi garam dalam jumlah cukup untuk membantu mempertahankan tekanan darah. Tentu saja, jumlah konsumsi garam harus mengikuti anjuran konsumsi garam per hari, tidak boleh berlebih.&nbsp;</li><li>Makan teratur, terutama sarapan. Hal ini untuk mencegah turunnya kadar gula darah saat kita beraktivitas.</li></ol><div>&nbsp;</div><div>&nbsp;</div><div><div><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><strong>Bahan bacaan:</strong></span></div><div><span style="background-color: unset; text-align: inherit;"><strong>﻿﻿</strong><span style="background-color: unset; text-align: inherit;">Wieling W, Ganzeboom KS, Saul JP. Reflex syncope in children and adolescents. Heart. 2004;90:1094-100.</span></span></div></div><div><br></div>

Mengenal Penyebab Down Syndrom pada Anak

Mengenal Penyebab Down Syndrom pada Anak

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

Mengapa Anak Lebih Rentan Terkena Pneumonia? Ini Penjelasan Ahli

Mengapa Anak Lebih Rentan Terkena Pneumonia? Ini Penjelasan Ahli

Mengenal Eksim dan Cara Perawatan Kulit yang Tepat

Mengenal Eksim dan Cara Perawatan Kulit yang Tepat

Cara Mencegah hingga Mengobati Tuberkulosis pada Anak

Cara Mencegah hingga Mengobati Tuberkulosis pada Anak

Diare bisa variasi normal juga loh!

Diare bisa variasi normal juga loh!

Cedera kepala pada anak, perhatikan tanda-tanda ini

Cedera kepala pada anak, perhatikan tanda-tanda ini

Pingsan vs kejang, apa bedanya?

Pingsan vs kejang, apa bedanya?