Mempersiapkan liburan keluarga memang perlu persiapan. Mulai dari mencari waktu cuti, memilih destinasi wisata, hingga mempersiapkan apa-apa saja yang dibawa. Namun, meskipun terlihat merepotkan, liburan keluarga tentu jadi momen yang berharga dan tidak terlupakan.Selain beberapa persiapan di atas, membawa anak ikut berlibur tentu membutuhkan persiapan dan perlakuan khusus karena daya tahan tubuhnya tentu tidak sebaik orang dewasa.&nbsp;Kalau pun anak mendadak sakit di tengah liburan, MomDad bisa melakukan berbagai hal berikut ini. Yuk simak apa saja!Apa langkah pertama yang sebaiknya MomDad lakukan?Langkah pertama adalah tetap tenang dan jangan panik. Kemudian perhatikan kondisi anak apakah ada tanda-tanda kegawatan seperti sesak napas, memuntahkan semuanya, dehidrasi, lemas atau sulit dibangunkan yang mengharuskan orang tua membawa anak ke dokter atau ke unit gawat darurat segera.Sesak napas pada anak ditandai dengan peningkatan laju napas di atas rentang normal usianya. Mudahnya, untuk bayi usia &lt;2 bulan, laju napas &gt;60x/menit, untuk usia 2-11 bulan &gt;50x/menit, dan untuk usia &gt;1 tahun &gt;40x/menit. Jika didapatkan peningkatan laju napas dan tarikan dinding dada ketika anak menghirup napas, orang tua harus waspada dan segera membawa anak ke dokter.&nbsp;Dehidrasi pada anak dapat terjadi jika anak mengalami diare atau muntah-muntah selama liburan. Gejala yang dapat timbul adalah anak menjadi lemas, tampak cekungan pada kelopak mata, atau jika pada bayi dan anak yang ubun-ubunnya belum menutup, akan terdapat cekungan di area ubun-ubun. Anak juga dapat menunjukkan gejala tangan dan kaki menjadi dingin, serta buang air kecil yang semakin berkurang.Obat-obatan yang wajib dibawa pada saat liburan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1655459448592-90e4d012.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-roger-brown-5125748.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Aktivitas fisik yang lebih menguras energi saat liburan, bisa jadi alasan anak lebih mudah sakit. Untuk mencegah hal tersebut, MomDad disarankan untuk membawa obat-obatan penting sebagai antisipasi kalau anak sakit di perjalanan, seperti berikut ini:<ul><li style="text-align: justify;">Obat demam: parasetamol atau ibuprofen</li><li style="text-align: justify;">Obat diare: oralit (perhatikan cara penggunaan oralit yang benar)</li><li style="text-align: justify;">Obat pilek/batuk: cairan pencuci hidung fisiologis, balsam untuk anak</li><li style="text-align: justify;">Obat muntah</li><li style="text-align: justify;">Obat yang biasa dikonsumsi anak yang mempunyai penyakit tertentu. Misalnya, anak yang sering mengalami pilek akibat alergi mungkin perlu membawa antihistamin yang pernah diresepkan oleh dokternya, anak yang menderita asma mungkin perlu membawa salbutamol atau obat pengendali asma lainnya yang juga telah diresepkan oleh dokternya.</li><li style="text-align: justify;">Povidone iodine atau plester luka, bila tidak sengaja mengalami luka ringan</li><li style="text-align: justify;">Obat anti mabuk perjalanan, bila perlu</li></ul>Konsumsi obat-obat yang bersifat over the counter di pasaran harus selalu dikonsultasikan dulu kepada dokter karena tidak semua anak memiliki kondisi yang sama serta terdapat beberapa jenis obat yang penggunaannya tidak dianjurkan pada usia tertentu. Untuk itu, pastikan MomDad untuk mencari tahu lebih banyak mengenai obat apa saja yang cocok dengan anak, ya.Selain beberapa hal di atas, jangan lupa juga untuk mengonsumsi makan-makanan sehat selama di perjalanan, ya, MomDad.&nbsp;Semoga penjelasan di atas dapat membantu MomDad ya agar bisa menikmati liburan bersama dengan suka cita.&nbsp;Ingin baca konten menarik lainnya? Pantau terus artikel terbaru kami melalui aplikasi PrimaKu atau website <a class="e-rte-anchor" href="http://www.primaku.com/" title="http://www.primaku.com/" target="_blank">primaku.com</a>. Jangan lupa juga untuk follow Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a>, ya!Nah, kalau MomDad suka dengan artikel ini, yuk like dan bookmark artikelnya!Sumber foto: PexelsArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D<div style="text-align: justify;"> </div>

Si Kecil Mendadak Sakit Saat Liburan? Atasi dengan Cara Ini, MomDad!

si-kecil-mendadak-sakit-saat-liburan--atasi-dengan-cara-ini--momdad-

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia dan termasuk penyakit menular yang penyebarannya melalui perantara nyamuk betina aedes aegypti atau aedes albopictus yang terinfeksi virus dengue.&nbsp;Nyamuk ini memiliki belang hitam - putih di badan, kepala, dan kakinya, serta terbang pada siang hari. Ditambah, saat ini sedang musim hujan sehingga penyakit DBD sangat rentang menyerang si Kecil.&nbsp;Agar MomDad lebih waspada, yuk kenali gejala DBD pada bayi dan cara mengatasinya di hari Demam Berdarah ASEAN yang jatuh pada hari ini (15/6)!Gejala DBD pada bayiPada penyakit demam berdarah dengue terdapat 4 jenis virus dengue di dalamnya, yaitu virus dengue 1, 2, 3, dan 4. Dengan adanya 4 jenis virus dengue, maka seseorang dapat terkena demam berdarah lebih dari satu kali seumur hidupnya.Pada umumnya, orang yang terjangkit DBD ditandai dengan gejala seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Demam di atas 38 °C selama 2-7 hari</li><li style="text-align: justify;">Nyeri otot, tulang dan persendian</li><li style="text-align: justify;">Pusing atau sakit kepala</li><li style="text-align: justify;">Mual dan muntah</li><li style="text-align: justify;">Timbul bercak kemerahan atau ruam yang tersebar di seluruh tubuh</li></ul>Gejala-gejala di atas sering kali sulit dideteksi pada bayi yang belum bisa mengungkapkan keluhannya. Bahkan, DBD lebih sering terjadi dan bisa lebih berbahaya jika dialami oleh bayi. Maka dari itu, MomDad perlu waspada jika bayi merasakan:<ul><li style="text-align: justify;">Demam tinggi selama 2-7 hari</li><li style="text-align: justify;">Rewel</li><li style="text-align: justify;">Tampak lemas dan sulit dibangunkan ketika tidur</li><li style="text-align: justify;">tangan dan kaki dingin</li><li style="text-align: justify;">Timbul bercak atau bintik kemerahan bertanda perdarahan di bawah kulit (petekie)</li><li style="text-align: justify;">Perdarahan gusi hingga mimisan</li><li style="text-align: justify;">BAB darah dan kehitaman yang menandai adanya perdarahan saluran cerna atas</li><li style="text-align: justify;">Muntah-muntah setidaknya 3 kali dalam 24 jam</li></ul>Jika MomDad menemukan beberapa gejala seperti di atas, jangan panik dan segera periksa si Kecil ke dokter sebelum terlambat.Cara mengatasi demam berdarah dengueJika musim hujan sudah datang, hal yang paling penting dalam mengatasi nyamuk&nbsp;aedes aegypti&nbsp;&nbsp;adalah dengan memperhatikan kebersihan lingkungan. Berdasarkan situs resmi IDAI, MomDad bisa terapkan 3M, yaitu:<ul><li style="text-align: justify;">Menguras bak mandi</li><li style="text-align: justify;">Menutup tempat penampungan air</li><li style="text-align: justify;">Mendaur ulang barang bekas</li></ul>Jika ingin melakukan pelindungan ekstra, MomDad bisa gunakan kelambu pada tempat tidur si Kecil dan krim anti nyamuk, serta memelihara ikan sebagai predator nyamuk.Namun, jika si Kecil sudah terlanjur terinfeksi DBD, maka segera bawa dan periksakan ke dokter agar dapat dilakukan evaluasi lebih lanjut dan dokter bisa memutuskan apakah si Kecil perlu dirawat inap di rumah sakit atau rawat jalan. Jangan sampai si Kecil mengalami kejang, yang artinya penyebaran oksigen ke berbagai jaringan tubuh sudah berkurang dan menyebabkan kerusakan organ. Pada kondisi seperti ini, DBD akan lebih sulit ditangani.Semoga penjelasan di atas bermanfaat ya untuk MomDad. Jika ingin tahu konten menarik seputar tumbuh kembang anak lainnya, jangan lupa follow <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram.Suka dengan artikel ini? Yuk, like dan bookmark artikelnya!Refrensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/waspada-demam-berdarah-dengue" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/waspada-demam-berdarah-dengue">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/waspada-demam-berdarah-dengue </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/gerakan-bersama-melawan-demam-berdarah%20" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/gerakan-bersama-melawan-demam-berdarah%20">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/gerakan-bersama-melawan-demam-berdarah%20 </a></li></ul>Sumber foto: PexelsArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D

Waspada Demam Berdarah pada Bayi dengan Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya!

waspada-demam-berdarah-pada-bayi-dengan-kenali-gejala-dan-cara-mengatasinya-

Anemia adalah kondisi jumlah sel darah merah atau kadar atau konsentrasi hemoglobin tubuh lebih rendah daripada nilai normal sesuai usia dan jenis kelamin. Anemia dapat terjadi kapan saja dan siapa saja, termasuk bayi. Di hari Donor Darah Sedunia yang jatuh pada hari ini (14/6), tak ada salahnya jika MomDad mengetahui lebih lanjut mengenai anemia pada bayi. Yuk, simak penjelasan dr. Ludi Dhyani Rahmartani, SpA (K) selaku UKK Hematologi dan Onkologi berikut!Penyebab anemiaAnemia adalah sebuah gejala, sehingga perlu diketahui penyebabnya agar dapat diterapi dengan tepat. Secara umum, anemia disebabkan oleh:<ul><li style="text-align: justify;">Kurangnya produksi sel darah merah akibat defisiensi mikronutrien seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B12</li><li style="text-align: justify;">Kurangnya produksi akibat penyakit kronik seperti gagal ginjal atau gangguan produksi di sumsum tulang seperti pada kanker darah</li><li style="text-align: justify;">Kehilangan darah akibat perdarahan</li><li style="text-align: justify;">Tingginya proses penghancuran sel darah merah akibat proses hemolisis, seperti pada malaria dan thalassemia</li></ul>Apakah anemia pada bayi berbahaya?Jawabannya adalah berbahaya, bahkan dapat mengancam jiwa (tergantung beratnya anemia). Sementara anemia yang ringan akan mengganggu proses tumbuh kembang bayi, sedangkan anemia yang berat dapat menyebabkan kegagalan jantung dan sebagainya.&nbsp;Apa yang harus diperhatikan jika bayi menerima transfusi darah?Transfusi darah harus dilakukan secara benar, tepat dan rasional pada siapa saja, khususnya pada bayi. Ketika bayi menerima transfusi darah, perlu diperhatikan volume yang diberikan, agar bayi tidak kelebihan cairan (overload), reaksi transfusi, sesuai indikasi, dan mementingkan keamanan pasien (patient safety).Ciri-ciri bayi alami anemiaGejala utama anemia adalah tampak pucat. Namun perlu hati-hati, terkadang pucat yang berlangsung perlahan-lahan (kronik) dapat luput disadari oleh orang tua. Jika bayi tampak lebih pucat, lebih rewel, atau tampak kurang aktif, mudah sakit, atau berat badan sulit naik, sebaiknya segera bawa si Kecil ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, karena kemungkinan bayi menderita anemia.Cegah anemia pada bayiPenyebab utama anemia di Indonesia adalah kurangnya asupan zat besi pada bayi. Sebagai Mom, pastikan asupan zat besi ibu yang menyusui cukup, ya. Selain itu, lakukan juga pemeriksaan darah rutin untuk mendeteksi anemia.Semoga artikel di atas bermanfaat ya untuk MomDad. Jika ingin tahu lebih banyak konten menarik lainnya, jangan lupa follow <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram, ya.Suka dengan artikel ini? Yuk, like dan simpan artikelnya!Sumber foto: iStockReferensi:<ul><li style="text-align: left;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.who.int/data/nutrition/nlis/info/anaemia#:~:text=Iron%20deficiency%20is%20considered%20to,inherited%20traits%2C%20such%20as%20thalassaemia." title="https://www.who.int/data/nutrition/nlis/info/anaemia#:~:text=Iron%20deficiency%20is%20considered%20to,inherited%20traits%2C%20such%20as%20thalassaemia.">https://www.who.int/data/nutrition/nlis/info/anaemia#:~:text=Iron%20deficiency%20is%20considered%20to,inherited%20traits%2C%20such%20as%20thalassaemia.</a></li><li style="text-align: left;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.who.int/health-topics/anaemia#tab=tab_1" title="https://www.who.int/health-topics/anaemia#tab=tab_1">https://www.who.int/health-topics/anaemia#tab=tab_1 </a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Anemia pada Bayi, Apakah Berbahaya?

anemia-pada-bayi--apakah-berbahaya-

Cacar monyet adalah suatu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia dengan gejala dan tanda yang mirip dengan penyakit cacar air (variola, smallpox). Bedanya, cacar monyet disebabkan oleh virus Orthopoxvirus yang rentan diderita oleh anak. Namun, apakah cacar monyet juga menular seperti cacar pada umumnya dan bagaimana sih cara pencegahannya?Cara mengobati cacar monyetCacar monyet adalah penyakit swasirna yang dapat sembuh sendiri dalam waktu 2 - 4 minggu. Pengobatan yang diberikan ditujukan untuk mengurangi gejala, seperti memberikan obat penurun panas, mencukupi kebutuhan nutrisi dan cairan, serta memberikan antibiotik bila ruam di kulit sudah terinfeksi.Cacar monyet dapat menular dari orang ke orang melalui kontak erat dengan lendir saluran napas, lesi kulit dari penderita atau barang yang terkontaminasi, dan melalui plasenta dari ibu hamil yang menderita cacar monyet.Tips mencegah cacar monyetAdapun cara pencegahannya, MomDad dapat melakukan hal berikut:<ul><li>Hindari kontak langsung dengan penderita</li><li>&nbsp;Hindari kontak dengan binatang liar, terutama yang sudah diketahui sakit.</li><li>Daging hewan yang akan dikonsumsi harus dimasak sampai matang</li><li>Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat</li></ul>Semoga si Kecil selalu diberi kesehatan dan terhindar dari segala penyakit ya, MomDad. Nah, MomDad merasa artikel ini bermanfaat, yuk like dan bookmark artikelnya!Jangan lupa juga follow <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram supaya nggak ketinggalan konten menarik seputar tumbuh kembang anak.<div style="text-align: justify;">Sumber foto:&nbsp;iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</div>

Cegah si Kecil Terkena Cacar Monyet dengan Cara Ini, MomDad!

cegah-si-kecil-terkena-cacar-monyet-dengan-cara-ini--momdad-

Beberapa waktu lalu, penyakit cacar monyet sempat ramai diperbincangkan. Pasalnya, banyak pasien yang terserang penyakit ini, khususnya anak-anak. MomDad mungkin sedikit asing dengan istilah cacar monyet, karena selama ini hanya tahu atau pernah mendengar tentang cacar air. Lantas, apa sih perbedaan cacar monyet dan cacar air?&nbsp;Apa itu cacar monyet?Cacar monyet adalah suatu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia dengan gejala dan tanda yang mirip dengan penyakit cacar (variola, smallpox). Bedanya, gejala cacar monyet lebih ringan daripada penyakit cacar.Perbedaan cacar monyet dan cacar airTerdapat beberapa perbedaan cacar monyet dengan cacar air, antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Virus penyebab cacar monyet adalah Orthopoxvirus, sedangkan cacar air (varicella, chickenpox) disebabkan oleh virus Varicella-zoster.</li><li style="text-align: justify;">Ruam pada cacar monyet lebih banyak pada wajah, tangan, dan kaki. Ruam pada cacar air lebih banyak pada dada, punggung, dan bokong.</li><li style="text-align: justify;">Terdapat pembesaran kelenjar getah bening pada cacar monyet, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening pada cacar air.&nbsp;</li></ul>Gejala cacar monyetGejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, yaitu seperti demam, otot pegal, lemas, dan ruam. namun, MomDad dapat dapat mencurigai cacar monyet apabila si Kecil menimbulkan gejala:<ul><li style="text-align: justify;">Ruam muncul 1-3 hari setelah timbul demam, lebih banyak pada daerah wajah, kaki, dan tangan.</li><li style="text-align: justify;">Bentuk ruam berupa ruam kemerahan datar yang kemudian berkembang menjadi lenting atau bintil yang selanjutnya berkembang menjadi lenting berisi air.</li><li style="text-align: justify;">Air di dalam lenting akan berubah menjadi nanah, untuk kemudian mengering menjadi koreng yang mengelupas sendiri.</li><li style="text-align: justify;">Gejala cacar monyet akan timbul dalam waktu sekitar 5-21 hari setelah anak tertular.</li></ul>Bahaya cacar monyet jika tidak segera ditanganiSama seperti penyakit lainnya, jika cacar monyet tidak segera ditangani, maka akan menimbulkan risiko komplikasi, antara lain adalah infeksi bakteri pada lesi kulit, radang paru (pneumonia), radang otak (ensefalitis), dan infeksi kornea yang dapat menyebabkan hilangnya penglihatan. Perlu diketahui, kematian akibat cacar monyet sekitar 3-6% dan lebih tinggi pada anak. So, jika sudah timbul gejala cacar monyet pada si Kecil, sebaiknya segera periksakan ke dokter atau dibawa ke rumah sakit terdekat ya, MomDad.Semoga setelah membaca artikel di atas, MomDad dapat lebih mengenal gejala penyakit cacar monyet dan dapat memberikan tindakan yang tepat, ya. Jangan lupa untuk like dan bookmark artikel ini ya kalau MomDad suka.Jika ingin tahu lebih banyak informasi seputar tumbuh kembang anak hingga resep MPASI, MomDad dapat follow <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram dan pantau terus artikel terbaru kami melalui aplikasi dan website <a class="e-rte-anchor" href="http://www.primaku.com/" title="http://www.primaku.com/" target="_blank">primaku.com</a>Sumber foto:&nbsp;iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Apa sih Bedanya Cacar Monyet dan Cacar Air?

apa-sih-bedanya-cacar-monyet-dan-cacar-air-

Rokok tidak hanya menjadi ancaman kesehatan bagi orang dewasa, anak-anak juga bisa jadi kena dampak buruk dari rokok. Orang tua yang merupakan perokok aktif seringkali tidak sadar bahwa asap dari rokok bisa terhirup anak-anak. Paparan asap ini dapat membahayakan kesehatan si Kecil. Beberapa penyakit seperti bronkitis, meningitis, asma, dan alergi bisa jadi ancaman kesehatan bagi anak-anak kalau menjadi second-hand smoker maupun third hand smoker. Second-hand smoker merupakan sebutan bagi mereka yang tidak sengaja menghirup asap rokok dari perokok aktif.&nbsp; Berikut beberapa hal yang perlu MomDad ketahui mengenai bahaya rokok bagi anak-anak.Anak menjadi second-hand &amp; third-hand smokerMeski bukan anak-anak yang menjadi perokok aktif maupun pasif, mereka yang terpapar asap rokok dari berbagai furnitur bisa saja mendapatkan bahaya rokok. Hal ini karena paparan asap yang juga sama bahayanya.&nbsp;Meskipun, orang tua yang perokok tidak merokok di dalam rumah dan menjauh ketika ada anak-anak, tetap saja asap rokok dapat bertahan di udara dan beberapa barang-barang,&nbsp; lho. Itu lah yang dinamakan third-hand smoker, yakni sisa racun rokok yang menempel di perabotan, kursi mobil, rambut, dan baju. Komponen di dalam asap tembakau dapat berakibat buruk, terutama pada ibu hamil, janin, dan anak.Bahaya asap rokok bagi anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1653966529272-13174c63.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-cottonbro-5932301 (1)a] (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Rokok mampu menyebarkan bahan kimia beracun dalam efektivitas yang tinggi. Pajanan asap rokok dari second-hand smoke mengandung 4000 bahan kimia, sedangkan dari third-hand smoke mengandung 250 bahan kimia. Parahnya, zat tersebut tidak hanya berada di lokasi tempat merokok tapi juga ruangan lain bisa tercemar.&nbsp; Paparan asap rokok berulang dapat mengakibatkan reaksi radang akibat iritasi terus menerus pada lapisan pelindung saluran napas. Hal ini akan&nbsp; mengganggu atau bahkan merusak fungsi perlindungan dan kekebalan pada saluran napas. Akibatnya, anak akan lebih rentan terdampak pengaruh buruk paparan zat berbahaya dan agen infeksius (bakteri, virus, dan lainnya). Si Kecil juga akan lebih berisiko menderita infeksi saluran napas seperti pneumonia, tuberkulosis, atau bronkitis.Sementara, bayi yang tidak sengaja menjadi menghirup rokok dapat berakibat meningkatkan risiko kejadian kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome).&nbsp; Radang berkepanjangan juga dapat mengakibatkan terjadinya penebalan dinding saluran napas sehingga terjadi penyempitan saluran napas yang membuat anak lebih rentan untuk mengalami serangan asma. Pajanan asap rokok juga dapat menghambat tumbuh kembang anak karena menyebabkan penurunan penyerapan mikronutrien yang penting untuk pertumbuhan.Dalam jangka panjang, mungkin setelah anak menjadi dewasa, pajanan asap rokok ini akan meningkatkan risiko terkena berbagai jenis kanker, seperti kanker paru-paru, kanker tenggorokan dan kanker leher rahim.Pada dasarnya tidak ada kata aman untuk merokok bagi anak-anak, ibu hamil ataupun orang dewasa lainnya. Semua orang bisa mengalami gangguan kesehatan serius karena merokok. Mungkin orang dewasa bisa mendapatkan rasa senang karena merokok, tapi jangan biarkan kesenangan tersebut membahayakan keluarga tercinta di rumah yang terpapar asap rokok.Pastikan anak-anak mendapatkan lingkungan yang bebas asap rokok baik di dalam dan luar rumah.&nbsp;Nah, itu dia beberapa hal mengenai bahaya asap rokok bagi anak-anak. Yuk, ciptakan lingkungan yang bebas asap rokok demi generasi mendatang! Suka dengan artikel ini? Yuk, like dan bookmark artikelnya, MomDad!Untuk mengetahui lebih banyak konten informatif lainnya bisa dengan mengikuti Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> atau dengan membaca artikelnya di aplikasi PrimaKu.&nbsp;Sumber foto: Pexels dan iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Bahaya yang Mengancam si Kecil Apabila Menghirup Asap Rokok

bahaya-yang-mengancam-si-kecil-apabila-menghirup-asap-rokok

Hemofilia adalah gangguan pembekuan darah akibat kekurangan faktor pembekuan darah, yaitu faktor VIII pada hemofilia A dan faktor IX pada hemofilia B. Gejala yang timbul akibat kekurangan faktor pembekuan darah tersebut adalah perdarahan, dapat terjadi di seluruh tubuh, terutama pada otot dan sendi. Perdarahan otot maupun sendi ditandai dengan bengkak di lokasi perdarahan, warna kebiruan atau sewarna kulit, teraba hangat, kesemutan, dan nyeri bila digerakkan (gambar 1-3). Perdarahan sendi terutama terjadi pada sendi penahan tubuh seperti sendi lutut dan mata kaki, namun dapat terjadi pada sendi lain seperti sendi bahu, siku, panggul, dan lainnya (gambar 4). Keluhan lain yang sering dialami adalah lebam, mimisan, perdarahan gusi, atau perdarahan sulit berhenti setelah trauma. <img src="https://storage.primaku.com/editor/1653880571691-f77a7860.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="FotoJet.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Gejala dan tanda hemofiiliaPerdarahan dapat terjadi pada organ penting dan dapat mengancam nyawa, yaitu pada lokasi dan gejala sebagai berikut: perdarahan kepala (sakit kepala atau pusing, pandangan kabur, kejang, penurunan kesadaran), mata (bengkak di sekitar mata atau perdarahan di bagian putih mata), saluran napas (bengkak di leher, sesak napas, batuk darah), saluran cerna (nyeri perut, BAB kemerahan atau kehitaman, muntah darah), maupun saluran kencing (BAK kemerahan).Keparahan hemofilia ditentukan berdasarkan persentase kadar faktor pembekuan darah dalam tubuh pasien hemofilia, yaitu hemofilia ringan (5-40%), sedang (1-5%), dan berat (&lt;1%). Akibat kadar faktor pembekuan darah yang sangat minim pada hemofilia berat, umumnya onset perdarahan terjadi sejak bayi, dapat terjadi secara spontan, dan tanpa didahului riwayat trauma. Berbeda dengan hemofilia ringan atau sedang, onset perdarahan umumnya terjadi akibat riwayat trauma, seperti cabut gigi, pengambilan darah, imunisasi, maupun tindakan operasi seperti sunat.Untuk mengetahui lebih banyak konten informatif lainnya bisa dengan mengikuti Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> atau dengan membaca artikelnya di aplikasi PrimaKu. Suka dengan artikel ini? Jangan lupa di-like ya, MomDad. Sumber bacaan:1. WFH Guidelines for the Management of Hemophilia, 3rd Edition. 20202. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hemophilia/symptoms-causes/syc-20373327" title="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hemophilia/symptoms-causes/syc-20373327">https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hemophilia/symptoms-causes/syc-20373327 </a>diakses pada 10 Mei 2022.3. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.nhs.uk/conditions/haemophilia/symptoms/" title="https://www.nhs.uk/conditions/haemophilia/symptoms/">https://www.nhs.uk/conditions/haemophilia/symptoms/ </a>diakses pada 10 Mei 2022.

Waspada Hemofilia dengan Kenali Gejala dan Tandanya, MomDad!

waspada-hemofilia-dengan-kenali-gejala-dan-tandanya--momdad-

Banyaknya tempat wisata yang sudah buka, membuat para orang tua ingin mengajak anak mereka untuk pergi bermain, khususnya ke wahana air. Jika berencana mengajak keluarga bermain air atau berenang, MomDad tidak boleh lengah menjaganya agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan. Namun, jika MomDad berada di situasi di mana harus memberikan pertolongan pertama tenggelam pada anak, apa yang seharusnya dilakukan? Simak penjelasannya di bawah, ya.Kasus tenggelam pada anakTenggelam atau hampir tenggelam merupakan penyebab kematian mendadak yang cukup traumatis. Sekitar 50% korban tenggelam dilaporkan meninggal dunia. Angka kejadian tenggelam bervariasi menurut usia. Beberapa laporan menunjukkan bahwa kejadian tenggelam paling sering terjadi pada anak balita diikuti dengan remaja usia 15 hingga 19 tahun.Kasus tenggelam pada bayi berusia di bawah 1 tahun umumnya terjadi di bathtub atau ember ketika orangtua meninggalkan bayi bermain di air sendirian. Anak usia 1-4 tahun umumnya tenggelam karena jatuh ke kolam renang dan belum bisa berenang. Di daerah yang banyak memiliki sungai atau danau, kejadian tenggelam umum terjadi pada lokasi-lokasi tersebut. Remaja yang sudah lebih besar dan bisa berenang dapat tenggelam ketika berenang di laut lepas maupun di area wisata air.Memberikan pertolongan pertama pada anak yang tenggelam<img src="https://storage.primaku.com/editor/1653645807080-74ed95e5.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pertolongan pertama.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Tenggelam merupakan kejadian gawat darurat yang harus ditangani segera. Keterlambatan tata laksana dapat berujung pada kematian. Apabila orang tua mendapatkan anaknya hampir tenggelam atau mendapati seorang anak yang hampir tenggelam, lakukan hal-hal berikut secepatnya:<ol><li style="text-align: justify;">Keluarkan anak dari air secepatnya, pinggirkan ke tempat yang aman.</li><li style="text-align: justify;">Cari bantuan dari orang sekitar dan minta salah satu dari bantuan tersebut untuk memanggil ambulans. Apabila terdapat petugas kesehatan atau P3K, panggil mereka segera.</li><li style="text-align: justify;">Lakukan resusitasi jantung paru apabila Anda mengerti cara melakukannya. Apabila MomDad tidak mengerti, minta bantuan yang mengerti. Bila tidak ada yang mengerti, segera bawa anak ke rumah sakit.</li><li style="text-align: justify;">Cek apakah korban bernapas dan sadar. Letakkan telinga MomDad di dekat hidung dan mulut korban dan rasakan apakah ada hembusan udara. Perhatikan apakah dada korban bergerak naik turun yang menandakan ia bernapas. Panggil namanya untuk memastikan korban sadar.</li><li style="text-align: justify;">Jika korban tidak bernapas, dapat diberikan bantuan napas dan tidak perlu mencoba mengeluarkan air dari tenggorokan korban. Apabila MomDad tidak mengerti, panggil petugas terlatih segera. Jika tidak ada petugas terlatih tersedia, bawa anak segera ke rumah sakit untuk mencegah keterlambatan penanganan.</li></ol><img src="https://storage.primaku.com/editor/1653645872277-965e82bb.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pertolongan pertama_2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Semoga artikel di atas bermanfaat ya untuk MomDad. Jika suka artikel ini, jangan lupa like ya dan pastikan sudah follow Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> supaya MomDad nggak ketinggalan konten menarik lainnya.Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D. Daftar bacaan:<ul><li style="text-align: justify;">Quan L. Near-drowning. Pediatrics in review. 1999;20:255-60.</li><li style="text-align: justify;">Cantwell GP. Drowning. Tersedia di <a classname="e-rte-anchor" href="https://emedicine.medscape.com/article/772753-overview" title="https://emedicine.medscape.com/article/772753-overview">https://emedicine.medscape.com/article/772753-overview</a></li></ul>Sumber foto:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://myhealth.alberta.ca/Health/Pages/conditions.aspx?hwid=zm6395" title="https://myhealth.alberta.ca/Health/Pages/conditions.aspx?hwid=zm6395">https://myhealth.alberta.ca/Health/Pages/conditions.aspx?hwid=zm6395 </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.momjunction.com/articles/cpr-for-children_00469853/" title="https://www.momjunction.com/articles/cpr-for-children_00469853/">https://www.momjunction.com/articles/cpr-for-children_00469853/ </a></li><li style="text-align: justify;">iStock</li></ul>

Si Kecil Mendadak Sakit Saat Liburan? Atasi dengan Cara Ini, MomDad!

Si Kecil Mendadak Sakit Saat Liburan? Atasi dengan Cara Ini, MomDad!

Waspada Demam Berdarah pada Bayi dengan Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya!

Waspada Demam Berdarah pada Bayi dengan Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya!

Anemia pada Bayi, Apakah Berbahaya?

Anemia pada Bayi, Apakah Berbahaya?

Cegah si Kecil Terkena Cacar Monyet dengan Cara Ini, MomDad!

Cegah si Kecil Terkena Cacar Monyet dengan Cara Ini, MomDad!

Apa sih Bedanya Cacar Monyet dan Cacar Air?

Apa sih Bedanya Cacar Monyet dan Cacar Air?

Bahaya yang Mengancam si Kecil Apabila Menghirup Asap Rokok

Bahaya yang Mengancam si Kecil Apabila Menghirup Asap Rokok

Waspada Hemofilia dengan Kenali Gejala dan Tandanya, MomDad!

Waspada Hemofilia dengan Kenali Gejala dan Tandanya, MomDad!

Orang Tua Wajib Tahu, Ini Cara Pertolongan Pertama Tenggelam pada Anak

Orang Tua Wajib Tahu, Ini Cara Pertolongan Pertama Tenggelam pada Anak