Di awal tahun 2024, Indonesia dilanda musim hujan setelah melewati musim kemarau yang cukup panjang. Biasanya, saat hujan tiba, tak jarang anak-anak meminta izin kepada orang tua untuk bermain hujan. Sebagai orang tua, MomDad mungkin khawatir anak akan demam atau sakit. Namun, benarkan main hujan-hujanan dapat menyebabkan anak demam? Yuk, simak faktanya! Apakah Aman jika Anak Main Hujan?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/85a0104cb1026f294d13ce6fa7a94f10d2c_1705654431845.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="main_hujan_(1).jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Secara alamiah, anak akan tertarik pada hujan. Hujan memberi kesempatan anak untuk mengembangkan kemampuan motor kasarnya dan berimajinasi. Selain itu, berlari dan menari di bawah hujan juga memberi anak kesempatan untuk mengeksplorasi dunia, belajar sains sederhana, dan menyeimbangkan diri dan menggerakkan otot-ototnya. Main Hujan Berisiko Demam, Benarkah?&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/971bfb7d1081f68ea2f3a56168271aec9_1705654457316.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="main_hujan_(2).jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Perlu diketahui bahwa hujan bukanlah penyebab anak menjadi demam. Namun, berlama-lama dalam keadaan basah dapat menurunkan suhu tubuh sehingga anak berpotensi terhinggapi aneka virus dan bakteri. Virus dan bakteri inilah yang menyebabkan anak menjadi demam.Untuk menghindari penyakit setelah main hujan, sebaiknya lepaskan pakaian basah segera setelah anak masuk rumah, ada baiknya anak langsung dimandikan untuk membasuh kotoran-kotoran yang mungkin menempel saat main hujan, misalnya lumpur. Minum minuman hangat atau makan yang hangat agar suhu tubuh tetap terjaga. Jangan lupa untuk cuci bersih tangan dan kaki untuk menghindari adanya kontaminasi kuman dari lingkungan sekitar serta biarkan anak beristirahat dengan baik.Kesimpulannya, MomDad boleh membiarkan anak bermain hujan-hujanan, tetapi jangan sampai anak berlama-lama di bawah hujan atau berlama-lama berbasah-basahan untuk menghindari anak terjangkit virus dan bakteri.&nbsp;

Main Hujan-hujanan Bikin Anak Demam, Mitos vs Fakta?

main-hujan-hujanan-bikin-anak-demam--mitos-vs-fakta--1705654519750

Diare pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi virus, bakteri, parasit, reaksi alergi atau intoleransi makanan, hingga makanan yang tidak sehat atau higienis. Di samping itu, diare juga bisa terjadi setelah anak konsumsi susu formula atau sufor, lho. Namun, apakah hal ini normal terjadi?Penyebab Diare setelah Konsumsi Sufor<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f73cdb7252ff373167961028741c7a20f_1705027168281.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="diare akibat sufor (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Diare adalah perubahan konsistensi feses menjadi lebih cair dan frekuensi yang meningkat menjadi lebih dari 3x per harinya. Diare dapat terjadi oleh sebab osmotik maupun sekretorik akibat racun di saluran cerna yang menyebabkan dinding sel usus mensekresi lebih banyak air saat diare.&nbsp;Diare osmotik umumnya terjadi akibat masalah penyerapan zat gizi, di mana saluran cerna tidak mampu mencerna salah satu komponen dari asupan makanannya. Hal yang cukup sering terjadi adalah intoleransi laktosa pada pemberian susu formula karena karbohidrat utama dari susu formula berbasis sapi adalah laktosa.&nbsp;Penyebab lain yang mungkin terjadi pada diare akibat susu formula adalah alergi protein susu sapi. Alergi terhadap protein susu sapi menyebabkan peradangan di dinding usus dan menyebabkan diare.Hal lain yang perlu dipertimbangkan juga adalah penyiapan susu formula. Penyiapan yang tidak aman dan higienis dapat menempatkan bayi terkena infeksi saluran cerna yang menyebabkan peradangan di usus dan intoleransi laktosa sekunder akibat infeksi.&nbsp;Frekuensi dan Keparahan Diare setelah Konsumsi SuforDiare yang terjadi pasca konsumsi sufor bergantung pada penyebab atau mekanisme terjadinya. Pada intoleransi laktosa umumnya diare disertai dengan kembung, gassy, rasa tidak nyaman di area perut, BAB berbau masam dan area dubur yang kemerahan.&nbsp;Pada diare yang disebabkan oleh alergi susu sapi, maka gejala dapat terjadi dalam hitungan menit sampai beberapa hari, tergantung pada mekanisme atau jenis alergi yang dialami oleh anak.&nbsp;Anak yang mengalami diare setelah konsumsi sufor merupakan gejala yang tidak biasa. Perubahan feses dapat terjadi akibat perubahan diet anak, namun demikian jika sudah terjadi diare, harus dicari penyebabnya dan melakukan penanganan tepat yang sesuai penyebabnya.Referensi:<ul><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-gejala-saluran-cerna-akibat-alergi-protein-susu-sapi" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-gejala-saluran-cerna-akibat-alergi-protein-susu-sapi" target="_blank">IDAI | Mengenal Gejala Saluran Cerna akibat Alergi Protein Susu Sapi</a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/formula-feeding/Pages/Choosing-an-Infant-Formula.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/formula-feeding/Pages/Choosing-an-Infant-Formula.aspx" target="_blank">Choosing a Baby Formula - HealthyChildren.org</a></li></ul>

Anak Diare setelah Konsumsi Sufor, Normalkah?

anak-diare-setelah-konsumsi-sufor--normalkah--1705031289721

Anemia defisiensi besi pada anak merupakan kondisi kurangnya zat besi dalam tubuh anak, sehingga mengakibatkan penurunan produksi sel darah merah yang sehat. Zat besi sangat penting dalam pembentukan hemoglobin, protein yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Pada anak yang mengalami anemia defisiensi besi, dibutuhkan asupan zat besi tambahan salah satunya dengan terapi zat besi. Nah, sampai kapan anak perlu melakukan terapi vitamin zat besi?Terapi Zat BesiSaat dinyatakan mengalami ADB, anak perlu mendapatkan terapi besi. Nah, sampai kapan sih terapi zat besi perlu dikonsumsi? Terapi zat besi perlu dikonsumsi selama 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin menjadi normal untuk mengisi cadangan besi tubuh [1]. Umumnya, perlu dilakukan pemeriksaan profil besi untuk menentukan kadar besi dan cadangan besi di dalam tubuh. Untuk mengetahui apakah&nbsp; tingkat zat besi anak sudah mencukupi dan vitamin zat besi tidak lagi diperlukan, idealnya dilakukan pemeriksaan darah berupa profil besi untuk mengetahui kadar besi dan cadangan besi di dalam tubuh. Hemoglobin umumnya sudah Kembali normal, dan gejala pucat, lemas, lesu, lunglai serta gangguan belajar juga sudah tidak lagi dijumpai pada anak.Faktor yang Menyebabkan ADB<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/ad7b5622df1b7171e39b141dc73c10ae4_1704798450318.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="terapi zat besi (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Ada faktor-faktor tertentu yang memengaruhi lama pengobatan dan kebutuhan terapi pada setiap anak yang didiagnosis ADB. Durasi dan kebutuhan zat besi akan berbeda pada anak bergantung pada penyebab anemia defisiensi besi dan penyakit yang mendasari. Berikut ini adalah beberapa penyebab berdasarkan usia:Bayi kurang dari 1 tahun:<ul><li style="font-size: 12pt;">Cadangan besi kurang, karena bayi berat lahir rendah, prematuritas, lahir kembar, ASI eksklusif tanpa suplementasi besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat dan anemia selama kehamilan.</li><li style="font-size: 12pt;">Alergi protein susu sapi</li></ul>Anak umur 1-2 tahun:<ul><li style="font-size: 12pt;">Asupan besi kurang akibat tidak mendapat makanan tambahan atau minum susu murni berlebih.</li><li style="font-size: 12pt;">Obesitas</li><li style="font-size: 12pt;">Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis.</li><li style="font-size: 12pt;">Malabsorbsi</li></ul>Anak umur 2-5 tahun:<ul><li style="font-size: 12pt;">Asupan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe jenis heme atau minum susu berlebihan</li><li style="font-size: 12pt;">Obesitas</li><li style="font-size: 12pt;">Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis baik bakteri, virus ataupun parasit)</li><li style="font-size: 12pt;">Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (divertikulum Meckel / poliposis dan sebagainya)</li></ul>Anak umur 5 tahun-remaja:<ul><li style="font-size: 12pt;">Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (misal infestasi cacing tambang)</li><li style="font-size: 12pt;">Menstruasi berlebihan pada remaja putri</li></ul>Cara Memantau Kesehatan Anak setelah Penghentian Terapi Zat Besi&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/73a941a104a71dffc0f1147d2fbd1877c_1704798622426.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="terapi zat besi.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Orang tua dan anak perlu diedukasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang kandungan besi dari berbagai makanan dan jenis makanan yang memiliki penyerapan zat besi yang lebih baik. Sumber makanan hewani memiliki kandungan vitamin dan mineral yang lebih lengkap dibandingkan sumber nabati. Besi banyak terkandung dalam bentuk heme pada sumber hewani, misalnya pada daging, hati, seafood, unggas dan telur. Pemberian makanan yang mengandung vitamin C juga akan meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan. [2]Penyerapan akan berkurang akibat zat tannin (teh), susu, telur, fitat dan fosfat yang terdapat dalam tepung gandum. Setelah kadar besi normal di dalam tubuh, penting untuk ibu ibu untuk mencegah agar tidak sampai jatuh dalam keadaan anemia lagi.Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari minum susu segar sapi yang berlebihan, memberikan makanan yang mudah absorbsi besinya (daging, ikan, ayam, hati dan asam askorbat). Sedangkan untuk bayi baru lahir, Mom perlu menggalakkan ASI sampai 4-6 bulan untuk bayi aterm, tetapi untuk bayi prematur mulai diberikan preparat besi saat usia 2 bulan atau makanan tambahan yang mengandung suplemen besi saat usia 4-6 bulan. [1]Pada anak yang belum diketahui mengalami anemia atau tidak, pemeriksaan penapisan dapat dikerjakan untuk mendeteksi dini defisiensi zat besi pada usia 1 tahun untuk bayi aterm, usia 6-9 bulan untuk bayi preterm, usia anak 2-3 tahun, 5 tahun dan saat dewasa muda.Referensi:<ol><li><a class="e-rte-anchor" href="http://Anemia defisiensi besi pada anak merupakan kondisi kurangnya zat besi dalam tubuh anak, sehingga mengakibatkan penurunan produksi sel darah merah yang sehat. Zat besi sangat penting dalam pembentukan hemoglobin, protein yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Pada anak yang mengalami anemia defisiensi besi, dibutuhkan asupan zat besi tambahan salah satunya dengan terapi zat besi. Nah, sampai kapan anak perlu melakukan terapi vitamin zat besi? Terapi Zat Besi Saat dinyatakan mengalami ADB, anak perlu mendapatkan terapi besi. Nah, sampai kapan sih terapi zat besi perlu dikonsumsi? Terapi zat besi perlu dikonsumsi selama 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin menjadi normal untuk mengisi cadangan besi tubuh [1]. Umumnya, perlu dilakukan pemeriksaan profil besi untuk menentukan kadar besi dan cadangan besi di dalam tubuh. Untuk mengetahui apakah tingkat zat besi anak sudah mencukupi dan vitamin zat besi tidak lagi diperlukan, idealnya dilakukan pemeriksaan darah berupa profil besi untuk mengetahui kadar besi dan cadangan besi di dalam tubuh. Hemoglobin umumnya sudah Kembali normal, dan gejala pucat, lemas, lesu, lunglai serta gangguan belajar juga sudah tidak lagi dijumpai pada anak. Faktor yang Menyebabkan ADB Ada faktor-faktor tertentu yang memengaruhi lama pengobatan dan kebutuhan terapi pada setiap anak yang didiagnosis ADB. Durasi dan kebutuhan zat besi akan berbeda pada anak bergantung pada penyebab anemia defisiensi besi dan penyakit yang mendasari. Berikut ini adalah beberapa penyebab berdasarkan usia: Bayi kurang dari 1 tahun: Cadangan besi kurang, karena bayi berat lahir rendah, prematuritas, lahir kembar, ASI eksklusif tanpa suplementasi besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat dan anemia selama kehamilan. Alergi protein susu sapi Anak umur 1-2 tahun: Asupan besi kurang akibat tidak mendapat makanan tambahan atau minum susu murni berlebih. Obesitas Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis. Malabsorbsi. Anak umur 2-5 tahun: Asupan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe jenis heme atau minum susu berlebihan. Obesitas Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis baik bakteri, virus ataupun parasit). Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (divertikulum Meckel / poliposis dan sebagainya). Anak umur 5 tahun-remaja: Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (misal infestasi cacing tambang) dan Menstruasi berlebihan pada remaja puteri Cara Memantau Kesehatan Anak setelah Penghentian Terapi Zat Besi Orang tua dan anak perlu diedukasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang kandungan besi dari berbagai makanan dan jenis makanan yang memiliki penyerapan zat besi yang lebih baik. Sumber makanan hewani memiliki kandungan vitamin dan mineral yang lebih lengkap dibandingkan sumber nabati. Besi banyak terkandung dalam bentuk heme pada sumber hewani, misalnya pada daging, hati, seafood, unggas dan telur. Pemberian makanan yang mengandung vitamin C juga akan meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan. [2] Penyerapan akan berkurang akibat zat tannin (teh), susu, telur, fitat dan fosfat yang terdapat dalam tepung gandum. Setelah kadar besi normal di dalam tubuh, penting untuk ibu ibu untuk mencegah agar tidak sampai jatuh dalam keadaan anemia lagi. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari minum susu segar sapi yang berlebihan, memberikan makanan yang mudah absorbsi besinya (daging, ikan, ayam, hati dan asam askorbat). Sedangkan untuk bayi baru lahir, Mom perlu menggalakkan ASI sampai 4-6 bulan untuk bayi aterm, tetapi untuk bayi prematur mulai diberikan preparat besi saat usia 2 bulan atau makanan tambahan yang mengandung suplemen besi saat usia 4-6 bulan. [1] Pada anak yang belum diketahui mengalami anemia atau tidak, pemeriksaan penapisan dapat dikerjakan untuk mendeteksi dini defisiensi zat besi pada usia 1 tahun untuk bayi aterm, usia 6-9 bulan untuk bayi preterm, usia anak 2-3 tahun, 5 tahun dan saat dewasa muda. Referensi: IDAI | ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA BAYI DAN ANAK Iron | Nutrition | CDC" title="http://Anemia defisiensi besi pada anak merupakan kondisi kurangnya zat besi dalam tubuh anak, sehingga mengakibatkan penurunan produksi sel darah merah yang sehat. Zat besi sangat penting dalam pembentukan hemoglobin, protein yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Pada anak yang mengalami anemia defisiensi besi, dibutuhkan asupan zat besi tambahan salah satunya dengan terapi zat besi. Nah, sampai kapan anak perlu melakukan terapi vitamin zat besi? Terapi Zat Besi Saat dinyatakan mengalami ADB, anak perlu mendapatkan terapi besi. Nah, sampai kapan sih terapi zat besi perlu dikonsumsi? Terapi zat besi perlu dikonsumsi selama 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin menjadi normal untuk mengisi cadangan besi tubuh [1]. Umumnya, perlu dilakukan pemeriksaan profil besi untuk menentukan kadar besi dan cadangan besi di dalam tubuh. Untuk mengetahui apakah tingkat zat besi anak sudah mencukupi dan vitamin zat besi tidak lagi diperlukan, idealnya dilakukan pemeriksaan darah berupa profil besi untuk mengetahui kadar besi dan cadangan besi di dalam tubuh. Hemoglobin umumnya sudah Kembali normal, dan gejala pucat, lemas, lesu, lunglai serta gangguan belajar juga sudah tidak lagi dijumpai pada anak. Faktor yang Menyebabkan ADB Ada faktor-faktor tertentu yang memengaruhi lama pengobatan dan kebutuhan terapi pada setiap anak yang didiagnosis ADB. Durasi dan kebutuhan zat besi akan berbeda pada anak bergantung pada penyebab anemia defisiensi besi dan penyakit yang mendasari. Berikut ini adalah beberapa penyebab berdasarkan usia: Bayi kurang dari 1 tahun: Cadangan besi kurang, karena bayi berat lahir rendah, prematuritas, lahir kembar, ASI eksklusif tanpa suplementasi besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat dan anemia selama kehamilan. Alergi protein susu sapi Anak umur 1-2 tahun: Asupan besi kurang akibat tidak mendapat makanan tambahan atau minum susu murni berlebih. Obesitas Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis. Malabsorbsi. Anak umur 2-5 tahun: Asupan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe jenis heme atau minum susu berlebihan. Obesitas Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis baik bakteri, virus ataupun parasit). Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (divertikulum Meckel / poliposis dan sebagainya). Anak umur 5 tahun-remaja: Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (misal infestasi cacing tambang) dan Menstruasi berlebihan pada remaja puteri Cara Memantau Kesehatan Anak setelah Penghentian Terapi Zat Besi Orang tua dan anak perlu diedukasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang kandungan besi dari berbagai makanan dan jenis makanan yang memiliki penyerapan zat besi yang lebih baik. Sumber makanan hewani memiliki kandungan vitamin dan mineral yang lebih lengkap dibandingkan sumber nabati. Besi banyak terkandung dalam bentuk heme pada sumber hewani, misalnya pada daging, hati, seafood, unggas dan telur. Pemberian makanan yang mengandung vitamin C juga akan meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan. [2] Penyerapan akan berkurang akibat zat tannin (teh), susu, telur, fitat dan fosfat yang terdapat dalam tepung gandum. Setelah kadar besi normal di dalam tubuh, penting untuk ibu ibu untuk mencegah agar tidak sampai jatuh dalam keadaan anemia lagi. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari minum susu segar sapi yang berlebihan, memberikan makanan yang mudah absorbsi besinya (daging, ikan, ayam, hati dan asam askorbat). Sedangkan untuk bayi baru lahir, Mom perlu menggalakkan ASI sampai 4-6 bulan untuk bayi aterm, tetapi untuk bayi prematur mulai diberikan preparat besi saat usia 2 bulan atau makanan tambahan yang mengandung suplemen besi saat usia 4-6 bulan. [1] Pada anak yang belum diketahui mengalami anemia atau tidak, pemeriksaan penapisan dapat dikerjakan untuk mendeteksi dini defisiensi zat besi pada usia 1 tahun untuk bayi aterm, usia 6-9 bulan untuk bayi preterm, usia anak 2-3 tahun, 5 tahun dan saat dewasa muda. Referensi: IDAI | ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA BAYI DAN ANAK Iron | Nutrition | CDC" target="_blank">IDAI | ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA BAYI DAN ANAK</a>&nbsp;</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/nutrition/InfantandToddlerNutrition/vitamins-minerals/iron.html" title="https://www.cdc.gov/nutrition/InfantandToddlerNutrition/vitamins-minerals/iron.html" target="_blank">Iron | Nutrition | CDC</a></li></ol>

Anak Alami ADB, Sampai Kapan Perlu Terapi Zat Besi?

anak-alami-adb--sampai-kapan-perlu-terapi-zat-besi--1704798760096

Happy spitter&nbsp; atau gumho adalah hal yang biasa dijumpai pada bayi terutama di bawah 6 bulan. Meskipun happy spitter pada bayi wajar terjadi, namun MomDad perlu mengetahui bahwa ada situasi di mana happy spitter perlu mendapatkan perhatian lebih, misalnya muntah. Gumoh dan muntah memiliki kemiripan, sehingga mungkin ada orang tua yang belum bisa membedakan keduanya. Oleh karena itu yuk ketahui lebih lanjut mengenai perbedaan keduanya.Pengertian Happy Spitter<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/b2d81ad6eed6e37a7eeac72c0710e3f28_1702903389037.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="happy spitter.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Happy spitter adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bayi yang tampak mengeluarkan isi lambung dari mulutnya tanpa menunjukkan gejala sakit dan mengalami pertumbuhan serta perkembangan normal. Happy spitter sering dikenal sebagai “gumoh” di Indonesia. Gumoh atau regurgitasi adalah dikeluarkannya isi refluks dari esofagus ke dalam rongga mulut dan kemudian dikeluarkan dari rongga mulut. Refluks gastroesofagus (RGE) adalah kembalinya isi lambung (makanan, minuman, asam, pepsin, asam empedu, dan sebagainya) ke dalam esofagus tanpa terlihat upaya bayi untuk mengeluarkannya. Sebagian besar isi refluks tersebut masuk ke dalam rongga mulut sebagai regurgitasi (gumoh).Muntah umumnya memiliki komponen forceful ejection atau adanya dorongan individu untuk mengeluarkan isi lambungnya dan volume yang dikeluarkan lebih banyak. Bayi yang mengalami muntah juga umumnya tampak “sakit”, tidak seperti bayi yang mengalami gumoh, yang seringkali disebut happy spitters.Cara Membedakan Happy Spitter &amp; GER yang Lebih Serius﻿﻿Tanda bahaya yang ditemukan pada bayi dengan gejala refluks gastroesofagus, harus dipertimbangkan adanya gangguan organik sebagai penyebab gejala tersebut. ‘Tanda bahaya’ pada refluks gastroesofagus, antara lain:<ul><li>Muntah berlebihan</li><li>Muntah darah (hematemesis)</li><li>Rewel dan menangis berlebihan</li><li>Posisi melengkung punggung (Sandifer)</li><li>Batuk berlebihan yang tidak respon dengan terapi standar</li><li>Gagal tumbuh</li><li>Masalah makan</li><li>Gangguan neurologi</li><li>Apabila terdapat gejala seperti di atas, segera konsultasikan pada dokter.</li></ul>Untuk memberikan kenyamanan yang mungkin dialami oleh bayi happy spitter saat muntah, MomDad dapat memposisikan bayi dalam posisi tegak atau setengah duduk setelah minum susu, selama kurang lebih 30 menit, menyendawakan bayi, dan menenangkan bayi jika ia merasa tidak nyamanReferensi:<ul><li style="font-size: 12pt;">Buku rekomendasi gangguan saluran cerna fungsional. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016.</li><li>Patient education: Nausea and vomiting in infants and children (Beyond the Basics). <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.uptodate.com/contents/nausea-and-vomiting-in-infants-and-children-beyond-the-basics/" title="https://www.uptodate.com/contents/nausea-and-vomiting-in-infants-and-children-beyond-the-basics/">https://www.uptodate.com/contents/nausea-and-vomiting-in-infants-and-children-beyond-the-basics/</a></li></ul>

Happy Spitter pada Bayi, Apa sih Bedanya dengan Muntah?

happy-spitter-pada-bayi--apa-sih-bedanya-dengan-muntah--1702903561399

Infeksi saluran kemih atau yang dikenal dengan singkatan ISK merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi pada anak. Penyakit infeksi ini merupakan salah satu penyebab gagal ginjal pada anak, terutama bila tidak atau terlambat terdiagnosis.&nbsp; ISK disebabkan oleh tumbuh dan berkembang biaknya kuman dalam saluran kemih dengan jumlah yang cukup untuk menimbulkan radang. Tumbuhnya kuman ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan kultur urin sekaligus menentukan jenis bakteri penyebab infeksi.Gejala Infeksi Saluran Kemih<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/9b5e79d67e213459d2e39b726fb79d58_1702787169485.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="infeksi saluran kemih (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> ﻿﻿Gejala yang ditimbulkan oleh ISK sangat bervariasi. Pada bayi, ISK dapat hanya memberikan gejala demam tanpa gejala lainnya. Gejala lain yang dapat ditunjukan adalah penurunan berat badan, gagal tumbuh, dan diare. Pada anak yang lebih besar, mulai tampak gejala khas dari saluran kemih seperti nyeri saat berkemih, mengompol, rasa anyang-anyangan, dan peningkatan frekuensi berkemih. Gejala yang tidak jelas tersebut, terutama pada bayi dan anak yang lebih kecil, membuat penegakkan diagnosis ISK ini terkadang sulit sehingga beberapa sumber menyarankan untuk selalu memeriksakan urin pada anak dengan gejala demam maupun gagal tumbuh.&nbsp;Diagnosis Gejala ISK<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/6ed9888ef10d1017a10922afa5bb8de10cea_1702787304780.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="infeksi saluran kemih (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Untuk membantu menegakkan diagnosis ISK, diperlukan pemeriksaan biakan urin, yaitu pengumpulan contoh urin untuk ditanam pada suatu media. Urin seharusnya steril, tidak mengandung bakteri apapun, sehingga adanya pertumbuhan bakteri dalam jumlah yang bermakna membuktikan adanya ISK. Pemeriksaan lainnya seperti urin rutin dan darah tidak selalu membantu karena dapat memberikan hasil yang bervariasi.&nbsp;Selain pemeriksaan biakan, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari faktor risiko terjadinya ISK pada seorang anak, seperti adanya fimosis (kulup atau kulit kepala penis melekat erat pada kepala penis), kelainan letak lubang saluran kemih (uretra), hingga masalah kelainan saraf pada kandung kemih. Anak berusia di bawah 2 tahun mungkin memerlukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mencari faktor risiko terjadinya ISK. Hal ini terutama penting apabila ISK terjadi berulang kali.Cara Mencegah ISKUntuk membantu pencegahan ISK, orang tua dapat melakukan hal-hal berikut:&nbsp;<ul><li>Ajari anak untuk tidak menahan buang air besar atau BAK.&nbsp;</li><li>Pastikan higienitas area kelamin terjaga dengan baik.&nbsp;</li><li>Anak perempuan harus diajari untuk membasuh kelamin dari arah depan ke belakang dan tidak sebaliknya.&nbsp;</li><li>Bila anak belum dapat membasuh alat kelaminnya sendiri, orang tua atau pengasuh anak harus melakukannya dengan cara yang benar.&nbsp;</li><li>Hindari konstipasi pada anak dengan mengonsumsi cukup makanan yang mengandung serat, seperti buah-buahan dan sayuran serta cukup minum.&nbsp;&nbsp;</li><li>Gunakan pakaian dalam berbahan katun dan hindari penggunaan celana yang ketat. Bayi yang menggunakan popok sekali pakai harus diganti popoknya maksimal setiap 4 jam.&nbsp;</li><li>Hindari sabun berpewangi dan zat-zat kimia yang dapat mengiritasi area kelamin</li><li>Hindari makanan dan minuman yang dapat menyebabkan iritasi kandung kemih, seperti soda dan minuman berkafein (pada anak yang lebih besar).</li><li>Referensi:</li><li>UKK Nefrologi IDAI. Konsensus infeksi saluran kemih pada anak. Badan Penerbit IDAI. 2011.</li><li>Leung AKC, Wong AHC, Leung AAM, Hon KL. Urinary tract infection in children. Recent Pat Inflamm Allergy Drug Discov. 2019;13:2-18.</li><li>Johns Hopkins Medicine. Urinary tract infections (UTI) in children. Tersedia di: Urinary Tract Infections (UTI) in Children | Johns Hopkins Medicine&nbsp;</li></ul>

Cegah Infeksi Saluran Kemih pada Anak dengan Cara Ini!

cegah-infeksi-saluran-kemih-pada-anak-dengan-cara-ini--1702787367706

Di usia bayi, si Kecil memiliki kulit yang sensitif. Meski tidak perlu menggunakan banyak produk untuk merawat kulitnya, tetapi bagi MomDad yang memiliki buah hati dengan kondisi eksim perlu perhatian ekstra dalam menggunakan produk, khususnya pelembap. Mengingat kondisi kulit eksim yang sedang aktif&nbsp; membuat anak gatal dan merasa tidak nyaman. Nah, agar MomDad bisa merawat kulit si kecil dengan tepat, coba simak ulasan seputar eksim dan cara perawatannya di bawah ini!Pengertian Eksim<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/5998c927d2b610c289c8dfaeb6ec75f6f_1702786124044.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="eczema e.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Eksim atau dermatitis atopik adalah suatu penyakit kulit yang bersifat gatal, ruam kemerahan atau peradangan kulit, berkepanjangan, dan kambuh-kambuhan.&nbsp; Eksim terjadi karena adanya faktor genetik dan faktor pemicu. Faktor genetik pada eksim terdiri dari kecenderungan untuk membentuk imunoglobulin E, suatu zat dalam tubuh yang meningkat pada penyakit-penyakit alergi, dan adanya gangguan pada pelindung (barrier) kulit. Faktor pemicu pada eksim meliputi bahan alergen, bahan iritan, makanan, infeksi, keringat, gigitan serangga, stres psikologis, dan lain-lain.Gejala Eksim<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f230264a8dce8f17ebff54f312b8f4bf_1702786134152.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="eczema 3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Gatal dan ruam kemerahan atau peradangan kulit adalah gejala utama eksim.&nbsp; Lokasi gatal dan ruam kemerahan kulit umumnya bergantung pada usia penderita. Pada bayi, lokasi eksim biasanya terletak di wajah terutama pipi. Pada anak usia 1-5 tahun, lokasi eksim umumnya di lengan dan tungkai. Pada anak yang lebih besar dari 5 tahun, lokasi eksim sering terdapat di lipatan lengan (siku) dan lipatan lutut.&nbsp;&nbsp;Jika eksim sedang kambuh gambaran kulit yang terjadi berupa bercak atau bintil-bintil kemerahan, terkadang bercak tampak basah, dan sering didapatkan bekas garukan. Pada eksim yang sedang tenang gambaran kulit umumnya berupa bercak berwarna cokelat gelap, sering disertai penebalan kulit. Kulit pada anak dengan eksim cenderung kering dan sensitif.Perawatan Dasar pada Eksim<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8c403d785a093b5467e2734116375947_1702786214459.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="eksim.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Perawatan dasar pada eksim meliputi hal-hal berikut, yaitu:<ul><li>Gunakan pakaian dengan bahan yang menyerap keringat, seperti katun.</li><li>Saat udara panas gunakan pakaian tipis dan nyaman, tidak ketat.</li><li>Atur suhu yang nyaman dalam kamar maupun ruangan tempat anak bermain.</li><li>Gunakan air suam-suam kuku untuk mandi.</li><li>Gunakan sabun mandi dengan pH netral dan melembapkan.</li><li>Pastikan tidak ada sisa deterjen pada pakaian agar tidak menimbulkan iritasi.</li><li>Bila anak suka berenang, segera bilas tubuh dengan bersih dan gunakan pelembap agar kaporit pada air kolam renang tidak mengiritasi kulit.</li><li>Apabila yang memicu kekambuhan adalah alergen hirup seperti tungau debu rumah, kecoa, atau bulu binatang peliharaan, bersihkan kasur, gorden, mainan, pendingin ruangan secara berkala.&nbsp;</li><li>Apabila makanan yang teridentifikasi sebagai pencetus, maka jenis makanan tersebut harus dihindari sesuai anjuran dokter yang merawat.</li></ul>Tips Memilih Pelembap &amp; Cara Mengaplikasikannya <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/ab5c754a31e88cca2c21036d6102104b9b_1702786251711.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="eczema-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Pelembab pada umumnya berbentuk salep, krim dan losion. Yuk, kenali perbedaan tiga jenis berdasarkan tekstur produknya, berikut:<ul><li>Pelembab salep memiliki kandungan minyak yang paling banyak di antara bentuk yang lain. Pelembab jenis ini efektif dalam menjaga kelembapan kulit, tapi terkadang mengganggu karena memberikan sensasi licin berminyak dan gerah.</li><li>Pelembab losion memiliki kandungan minyak yang paling sedikit, sehingga nyaman digunakan. Pelembap berbentuk losion akan tetapi tidak dapat menahan kelembapan dalam waktu lama.&nbsp;</li><li>Pelembap krim berada di antara pelembap jenis salep dan losion. Pelembap berbentuk krim bisa digunakan saat malam hari (saat tidur), sedangkan pada siang hari digunakan bentuk losion yang lebih nyaman.</li></ul>Ada pun cara menggunakan pelembab pada anak dengan eksim adalah sebagai berikut:&nbsp;<ul><li>Pelembap harus selalu digunakan walaupun anak tidak sedang mengalami gejala.</li><li>Bila memungkinkan, siapkan pelembap di tempat khusus untuk di rumah dan di sekolah.</li><li>Oles pelembap pada seluruh tubuh segera setelah selesai mandi.</li><li>Ambil pelembap dalam jumlah yang cukup, tidak perlu digosok-gosok tapi oles pada kulit sesuai arah tumbuhnya bulu.</li><li>Oles pelembap setidaknya 2 kali sehari setelah mandi. Bila kulit anak sangat kering, pelembap boleh dioleskan berulang-ulang, meingat kulit yang kering akan cenderung menjadi gatal.&nbsp;</li><li>Bila eksim sedang kambuh, gunakan pelembap dalam jumlah lebih banyak dan lebih sering bersamaan dengan resep obat lain yang diberikan dokter.</li><li>Usahakan tidak mencolek pelembap dari pot dengan jari, gunakan spatula atau pilih pelembap berbentuk pompa untuk menjaga kehigienisannya.&nbsp;</li></ul>Referensi:<ul><li>Lyons JJ, Milner JD, Stone KD. Atopic dermatitis in children: clinical features, pathophysiology and treatment. Immunol Allergy Clin North Am. 2015;35:161-83.</li><li>Munasir Z. Tata laksana dermatitis atopik pada anak serta pencegahan terjadinya asma di kemudian hari. Sari Pediatri;2002:119-24.&nbsp;</li><li>Purnamawati S, Indrastuti N, Danarti R, Saefudin T. Role of moisturizers in addressing various kinds of dermatitis: a review. Clin Med Res. 2017;15(3-4):75-87.</li><li>Saini S, Pansare M. New insights and treatments in atopic dermatitis. Pediatr Clin N Am. 2019;66:1021-33</li></ul>Oleh: dr. Niken Trisnowati MSc, SpKK(K) <div> </div>

Anak Alami Eksim? Ini Tips Memilih Pelembap yang Tepat untuk si Kecil!

anak-alami-eksim--ini-tips-memilih-pelembap-yang-tepat-untuk-si-kecil--1704263923472

Umumnya, bayi akan ngulet atau menggeliat setelah tidur untuk melemaskan sendi dan otot-ototnya. Penyebab ngulet lainnya adalah bayi sedang berusaha mengeluarkan gas maupun feses dari ususnya. Selama bayi tenang, tidak menangis kencang, dan tampak bahagia, maka ngulet yang sedang dilakukannya tidaklah memiliki suatu sebab yang mengkhawatirkan. Namun, jika bayi menangis kencang, merintih, atau melengkungkan punggungnya ke belakang ketika ngulet, maka perlu dicurigai penyebab ngulet adalah suatu hal yang tidak normal. Penyebab bayi ngulet yang ‘tidak normal’ antara lain adalah sembelit, refluks, dan kolik.Untuk mengetahui kondisi si Kecil, MomDad dapat mengartikan gerakan ngulet sebagai berikut: <ul><li style="font-size: 12pt;">Bayi ngulet sambil merintih: umumnya ada keluhan saluran cerna, dapat disertai tangan yang mengepal dan lutut yang ditekuk ke arah dada. Bayi berusaha mengeluarkan gas atau BAB ke arah usus besar. Umumnya, tipe ngulet seperti ini tidak berlangsung lama.</li><li style="font-size: 12pt;">Ngulet sambil melengkungkan punggung: hal ini menunjukkan bahwa bayi mengalami ketidaknyamanan dan mungkin sedang mengalami reflux.</li><li style="font-size: 12pt;">Bayi mengerang dan berhenti ngulet: hal ini mungkin saja bayi sedang sakit, sehingga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Sebab, bayi yang mengerang biasanya berhenti ngulet dan memposisikan dirinya dalam posisi fetus (meringkuk).&nbsp;</li><li style="font-size: 12pt;">Jika MomDad memiliki kekhawatiran atau pertanyaan tentang si Kecil, konsultasikan dengan dokter anak, ya.</li></ul><div> </div>

Punya Gaya Berbeda, Ini Arti Gerakan Ngulet pada Kesehatan Bayi

punya-gaya-berbeda--ini-arti-gerakan-ngulet-pada-kesehatan-bayi-1702634883195

Ingus adalah cairan lendir yang dihasilkan oleh selaput lendir hidung. Ingus terbentuk sebagai respons terhadap paparan benda asing, seperti debu, kuman, atau alergen, yang masuk ke dalam hidung. Salah satu fungsi utama ingus adalah membantu membersihkan dan melindungi saluran pernapasan dari potensi ancaman tersebut. Ingus biasanya lebih banyak diproduksi ketika anak sakit, seperti saat mengalami flu atau pilek. Nah, jika diperhatikan, ingus memiliki warna dan bentuk berbeda, yang memiliki arti. Yuk, ketahui kondisi si Kecil dari warna dan bentuk ingusnya! JernihIngus yang normal biasanya jernih, namun bila anak sedang mengalami infeksi, dapat berubah warna. Ingus yang jernih biasanya menandakan adanya alergi atau ada faktor lingkungan lainnya, seperti menghirup polusi. KuningIngus berwarna kuning menandakan tubuh sedang melakukan perlawanan terhadap infeksi. Warna kuning berasal dari sel darah putih yg dipanggil ke hidung untuk melawan infeksi. Hijau 	Hijau menandakan infeksi yang dialami lebih kuat. Ingus hijau menandakan bahwa jumlah sel darah putih banyak sekali dan mengandung sisa-sisa kuman yang dilawan juga. Infeksi ini umumnya infeksi virus yang dapat hilang sendiri, namun bila setelah 2 minggu ingus masih hijau, segera kontrol ke dokter. Merah atau PinkIngus berwarna merah atau pink menandakan adanya campuran darah di ingus. Jaringan hidung sisi dalam cukup tipis dan rapuh sehingga adanya iritasi sedikit dapat menyebabkan jaringan hidung berdarah. Bila darah tidak berhenti sendiri, segera temui petugas Kesehatan. CokelatCokelat, biasanya ingus cokelat adalah tanda bahwa ada riwayat luka di rongga hidung yang sekarang sudah menyembuh. Darah kering biasanya berwarna cokelat, sehingga ingus cokelat mungkin disebabkan campuran dengan darah kering. HitamHitam, umumnya disebabkan campuran ingus dengan bahan kimia, misalnya pada orang yang merokok, orang yang bekerja di lingkungan berdebu, namun juga bisa berarti sebuah infeksi jamur. Well, itu lah kondisi si Kecil jika diartikan melalui warna dan bentuk ingusnya. Jika saat ini si Kecil sedang flu atau pilek, semoga kondisinya cepat membaik ya, MomDad.&nbsp;

Main Hujan-hujanan Bikin Anak Demam, Mitos vs Fakta?

Main Hujan-hujanan Bikin Anak Demam, Mitos vs Fakta?

Anak Diare setelah Konsumsi Sufor, Normalkah?

Anak Diare setelah Konsumsi Sufor, Normalkah?

Anak Alami ADB, Sampai Kapan Perlu Terapi Zat Besi?

Anak Alami ADB, Sampai Kapan Perlu Terapi Zat Besi?

Happy Spitter pada Bayi, Apa sih Bedanya dengan Muntah?

Happy Spitter pada Bayi, Apa sih Bedanya dengan Muntah?

Cegah Infeksi Saluran Kemih pada Anak dengan Cara Ini!

Cegah Infeksi Saluran Kemih pada Anak dengan Cara Ini!

Anak Alami Eksim? Ini Tips Memilih Pelembap yang Tepat untuk si Kecil!

Anak Alami Eksim? Ini Tips Memilih Pelembap yang Tepat untuk si Kecil!

Punya Gaya Berbeda, Ini Arti Gerakan Ngulet pada Kesehatan Bayi

Punya Gaya Berbeda, Ini Arti Gerakan Ngulet pada Kesehatan Bayi

6 Warna & Bentuk Ingus Bayi Berbeda, Ini Artinya!

6 Warna & Bentuk Ingus Bayi Berbeda, Ini Artinya!