Infeksi saluran kemih atau yang dikenal dengan singkatan ISK merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering terjadi pada anak. Penyakit infeksi ini merupakan salah satu penyebab gagal ginjal pada anak, terutama bila tidak atau terlambat terdiagnosis.&nbsp; ISK disebabkan oleh tumbuh dan berkembang biaknya kuman dalam saluran kemih dengan jumlah yang cukup untuk menimbulkan radang. Tumbuhnya kuman ini dapat dideteksi melalui pemeriksaan kultur urin sekaligus menentukan jenis bakteri penyebab infeksi.Gejala Infeksi Saluran Kemih<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/9b5e79d67e213459d2e39b726fb79d58_1702787169485.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="infeksi saluran kemih (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> ﻿﻿Gejala yang ditimbulkan oleh ISK sangat bervariasi. Pada bayi, ISK dapat hanya memberikan gejala demam tanpa gejala lainnya. Gejala lain yang dapat ditunjukan adalah penurunan berat badan, gagal tumbuh, dan diare. Pada anak yang lebih besar, mulai tampak gejala khas dari saluran kemih seperti nyeri saat berkemih, mengompol, rasa anyang-anyangan, dan peningkatan frekuensi berkemih. Gejala yang tidak jelas tersebut, terutama pada bayi dan anak yang lebih kecil, membuat penegakkan diagnosis ISK ini terkadang sulit sehingga beberapa sumber menyarankan untuk selalu memeriksakan urin pada anak dengan gejala demam maupun gagal tumbuh.&nbsp;Diagnosis Gejala ISK<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/6ed9888ef10d1017a10922afa5bb8de10cea_1702787304780.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="infeksi saluran kemih (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Untuk membantu menegakkan diagnosis ISK, diperlukan pemeriksaan biakan urin, yaitu pengumpulan contoh urin untuk ditanam pada suatu media. Urin seharusnya steril, tidak mengandung bakteri apapun, sehingga adanya pertumbuhan bakteri dalam jumlah yang bermakna membuktikan adanya ISK. Pemeriksaan lainnya seperti urin rutin dan darah tidak selalu membantu karena dapat memberikan hasil yang bervariasi.&nbsp;Selain pemeriksaan biakan, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari faktor risiko terjadinya ISK pada seorang anak, seperti adanya fimosis (kulup atau kulit kepala penis melekat erat pada kepala penis), kelainan letak lubang saluran kemih (uretra), hingga masalah kelainan saraf pada kandung kemih. Anak berusia di bawah 2 tahun mungkin memerlukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk mencari faktor risiko terjadinya ISK. Hal ini terutama penting apabila ISK terjadi berulang kali.Cara Mencegah ISKUntuk membantu pencegahan ISK, orang tua dapat melakukan hal-hal berikut:&nbsp;<ul><li>Ajari anak untuk tidak menahan buang air besar atau BAK.&nbsp;</li><li>Pastikan higienitas area kelamin terjaga dengan baik.&nbsp;</li><li>Anak perempuan harus diajari untuk membasuh kelamin dari arah depan ke belakang dan tidak sebaliknya.&nbsp;</li><li>Bila anak belum dapat membasuh alat kelaminnya sendiri, orang tua atau pengasuh anak harus melakukannya dengan cara yang benar.&nbsp;</li><li>Hindari konstipasi pada anak dengan mengonsumsi cukup makanan yang mengandung serat, seperti buah-buahan dan sayuran serta cukup minum.&nbsp;&nbsp;</li><li>Gunakan pakaian dalam berbahan katun dan hindari penggunaan celana yang ketat. Bayi yang menggunakan popok sekali pakai harus diganti popoknya maksimal setiap 4 jam.&nbsp;</li><li>Hindari sabun berpewangi dan zat-zat kimia yang dapat mengiritasi area kelamin</li><li>Hindari makanan dan minuman yang dapat menyebabkan iritasi kandung kemih, seperti soda dan minuman berkafein (pada anak yang lebih besar).</li><li>Referensi:</li><li>UKK Nefrologi IDAI. Konsensus infeksi saluran kemih pada anak. Badan Penerbit IDAI. 2011.</li><li>Leung AKC, Wong AHC, Leung AAM, Hon KL. Urinary tract infection in children. Recent Pat Inflamm Allergy Drug Discov. 2019;13:2-18.</li><li>Johns Hopkins Medicine. Urinary tract infections (UTI) in children. Tersedia di: Urinary Tract Infections (UTI) in Children | Johns Hopkins Medicine&nbsp;</li></ul>

Cegah Infeksi Saluran Kemih pada Anak dengan Cara Ini!

cegah-infeksi-saluran-kemih-pada-anak-dengan-cara-ini--1702787367706

Di usia bayi, si Kecil memiliki kulit yang sensitif. Meski tidak perlu menggunakan banyak produk untuk merawat kulitnya, tetapi bagi MomDad yang memiliki buah hati dengan kondisi eksim perlu perhatian ekstra dalam menggunakan produk, khususnya pelembap. Mengingat kondisi kulit eksim yang sedang aktif&nbsp; membuat anak gatal dan merasa tidak nyaman. Nah, agar MomDad bisa merawat kulit si kecil dengan tepat, coba simak ulasan seputar eksim dan cara perawatannya di bawah ini!Pengertian Eksim<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/5998c927d2b610c289c8dfaeb6ec75f6f_1702786124044.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="eczema e.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Eksim atau dermatitis atopik adalah suatu penyakit kulit yang bersifat gatal, ruam kemerahan atau peradangan kulit, berkepanjangan, dan kambuh-kambuhan.&nbsp; Eksim terjadi karena adanya faktor genetik dan faktor pemicu. Faktor genetik pada eksim terdiri dari kecenderungan untuk membentuk imunoglobulin E, suatu zat dalam tubuh yang meningkat pada penyakit-penyakit alergi, dan adanya gangguan pada pelindung (barrier) kulit. Faktor pemicu pada eksim meliputi bahan alergen, bahan iritan, makanan, infeksi, keringat, gigitan serangga, stres psikologis, dan lain-lain.Gejala Eksim<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f230264a8dce8f17ebff54f312b8f4bf_1702786134152.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="eczema 3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Gatal dan ruam kemerahan atau peradangan kulit adalah gejala utama eksim.&nbsp; Lokasi gatal dan ruam kemerahan kulit umumnya bergantung pada usia penderita. Pada bayi, lokasi eksim biasanya terletak di wajah terutama pipi. Pada anak usia 1-5 tahun, lokasi eksim umumnya di lengan dan tungkai. Pada anak yang lebih besar dari 5 tahun, lokasi eksim sering terdapat di lipatan lengan (siku) dan lipatan lutut.&nbsp;&nbsp;Jika eksim sedang kambuh gambaran kulit yang terjadi berupa bercak atau bintil-bintil kemerahan, terkadang bercak tampak basah, dan sering didapatkan bekas garukan. Pada eksim yang sedang tenang gambaran kulit umumnya berupa bercak berwarna cokelat gelap, sering disertai penebalan kulit. Kulit pada anak dengan eksim cenderung kering dan sensitif.Perawatan Dasar pada Eksim<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8c403d785a093b5467e2734116375947_1702786214459.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="eksim.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Perawatan dasar pada eksim meliputi hal-hal berikut, yaitu:<ul><li>Gunakan pakaian dengan bahan yang menyerap keringat, seperti katun.</li><li>Saat udara panas gunakan pakaian tipis dan nyaman, tidak ketat.</li><li>Atur suhu yang nyaman dalam kamar maupun ruangan tempat anak bermain.</li><li>Gunakan air suam-suam kuku untuk mandi.</li><li>Gunakan sabun mandi dengan pH netral dan melembapkan.</li><li>Pastikan tidak ada sisa deterjen pada pakaian agar tidak menimbulkan iritasi.</li><li>Bila anak suka berenang, segera bilas tubuh dengan bersih dan gunakan pelembap agar kaporit pada air kolam renang tidak mengiritasi kulit.</li><li>Apabila yang memicu kekambuhan adalah alergen hirup seperti tungau debu rumah, kecoa, atau bulu binatang peliharaan, bersihkan kasur, gorden, mainan, pendingin ruangan secara berkala.&nbsp;</li><li>Apabila makanan yang teridentifikasi sebagai pencetus, maka jenis makanan tersebut harus dihindari sesuai anjuran dokter yang merawat.</li></ul>Tips Memilih Pelembap &amp; Cara Mengaplikasikannya <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/ab5c754a31e88cca2c21036d6102104b9b_1702786251711.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="eczema-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Pelembab pada umumnya berbentuk salep, krim dan losion. Yuk, kenali perbedaan tiga jenis berdasarkan tekstur produknya, berikut:<ul><li>Pelembab salep memiliki kandungan minyak yang paling banyak di antara bentuk yang lain. Pelembab jenis ini efektif dalam menjaga kelembapan kulit, tapi terkadang mengganggu karena memberikan sensasi licin berminyak dan gerah.</li><li>Pelembab losion memiliki kandungan minyak yang paling sedikit, sehingga nyaman digunakan. Pelembap berbentuk losion akan tetapi tidak dapat menahan kelembapan dalam waktu lama.&nbsp;</li><li>Pelembap krim berada di antara pelembap jenis salep dan losion. Pelembap berbentuk krim bisa digunakan saat malam hari (saat tidur), sedangkan pada siang hari digunakan bentuk losion yang lebih nyaman.</li></ul>Ada pun cara menggunakan pelembab pada anak dengan eksim adalah sebagai berikut:&nbsp;<ul><li>Pelembap harus selalu digunakan walaupun anak tidak sedang mengalami gejala.</li><li>Bila memungkinkan, siapkan pelembap di tempat khusus untuk di rumah dan di sekolah.</li><li>Oles pelembap pada seluruh tubuh segera setelah selesai mandi.</li><li>Ambil pelembap dalam jumlah yang cukup, tidak perlu digosok-gosok tapi oles pada kulit sesuai arah tumbuhnya bulu.</li><li>Oles pelembap setidaknya 2 kali sehari setelah mandi. Bila kulit anak sangat kering, pelembap boleh dioleskan berulang-ulang, meingat kulit yang kering akan cenderung menjadi gatal.&nbsp;</li><li>Bila eksim sedang kambuh, gunakan pelembap dalam jumlah lebih banyak dan lebih sering bersamaan dengan resep obat lain yang diberikan dokter.</li><li>Usahakan tidak mencolek pelembap dari pot dengan jari, gunakan spatula atau pilih pelembap berbentuk pompa untuk menjaga kehigienisannya.&nbsp;</li></ul>Referensi:<ul><li>Lyons JJ, Milner JD, Stone KD. Atopic dermatitis in children: clinical features, pathophysiology and treatment. Immunol Allergy Clin North Am. 2015;35:161-83.</li><li>Munasir Z. Tata laksana dermatitis atopik pada anak serta pencegahan terjadinya asma di kemudian hari. Sari Pediatri;2002:119-24.&nbsp;</li><li>Purnamawati S, Indrastuti N, Danarti R, Saefudin T. Role of moisturizers in addressing various kinds of dermatitis: a review. Clin Med Res. 2017;15(3-4):75-87.</li><li>Saini S, Pansare M. New insights and treatments in atopic dermatitis. Pediatr Clin N Am. 2019;66:1021-33</li></ul>Oleh: dr. Niken Trisnowati MSc, SpKK(K) <div> </div>

Anak Alami Eksim? Ini Tips Memilih Pelembap yang Tepat untuk si Kecil!

anak-alami-eksim--ini-tips-memilih-pelembap-yang-tepat-untuk-si-kecil--1704263923472

Umumnya, bayi akan ngulet atau menggeliat setelah tidur untuk melemaskan sendi dan otot-ototnya. Penyebab ngulet lainnya adalah bayi sedang berusaha mengeluarkan gas maupun feses dari ususnya. Selama bayi tenang, tidak menangis kencang, dan tampak bahagia, maka ngulet yang sedang dilakukannya tidaklah memiliki suatu sebab yang mengkhawatirkan. Namun, jika bayi menangis kencang, merintih, atau melengkungkan punggungnya ke belakang ketika ngulet, maka perlu dicurigai penyebab ngulet adalah suatu hal yang tidak normal. Penyebab bayi ngulet yang ‘tidak normal’ antara lain adalah sembelit, refluks, dan kolik.Untuk mengetahui kondisi si Kecil, MomDad dapat mengartikan gerakan ngulet sebagai berikut: <ul><li style="font-size: 12pt;">Bayi ngulet sambil merintih: umumnya ada keluhan saluran cerna, dapat disertai tangan yang mengepal dan lutut yang ditekuk ke arah dada. Bayi berusaha mengeluarkan gas atau BAB ke arah usus besar. Umumnya, tipe ngulet seperti ini tidak berlangsung lama.</li><li style="font-size: 12pt;">Ngulet sambil melengkungkan punggung: hal ini menunjukkan bahwa bayi mengalami ketidaknyamanan dan mungkin sedang mengalami reflux.</li><li style="font-size: 12pt;">Bayi mengerang dan berhenti ngulet: hal ini mungkin saja bayi sedang sakit, sehingga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Sebab, bayi yang mengerang biasanya berhenti ngulet dan memposisikan dirinya dalam posisi fetus (meringkuk).&nbsp;</li><li style="font-size: 12pt;">Jika MomDad memiliki kekhawatiran atau pertanyaan tentang si Kecil, konsultasikan dengan dokter anak, ya.</li></ul><div> </div>

Punya Gaya Berbeda, Ini Arti Gerakan Ngulet pada Kesehatan Bayi

punya-gaya-berbeda--ini-arti-gerakan-ngulet-pada-kesehatan-bayi-1702634883195

Ingus adalah cairan lendir yang dihasilkan oleh selaput lendir hidung. Ingus terbentuk sebagai respons terhadap paparan benda asing, seperti debu, kuman, atau alergen, yang masuk ke dalam hidung. Salah satu fungsi utama ingus adalah membantu membersihkan dan melindungi saluran pernapasan dari potensi ancaman tersebut. Ingus biasanya lebih banyak diproduksi ketika anak sakit, seperti saat mengalami flu atau pilek. Nah, jika diperhatikan, ingus memiliki warna dan bentuk berbeda, yang memiliki arti. Yuk, ketahui kondisi si Kecil dari warna dan bentuk ingusnya! JernihIngus yang normal biasanya jernih, namun bila anak sedang mengalami infeksi, dapat berubah warna. Ingus yang jernih biasanya menandakan adanya alergi atau ada faktor lingkungan lainnya, seperti menghirup polusi. KuningIngus berwarna kuning menandakan tubuh sedang melakukan perlawanan terhadap infeksi. Warna kuning berasal dari sel darah putih yg dipanggil ke hidung untuk melawan infeksi. Hijau 	Hijau menandakan infeksi yang dialami lebih kuat. Ingus hijau menandakan bahwa jumlah sel darah putih banyak sekali dan mengandung sisa-sisa kuman yang dilawan juga. Infeksi ini umumnya infeksi virus yang dapat hilang sendiri, namun bila setelah 2 minggu ingus masih hijau, segera kontrol ke dokter. Merah atau PinkIngus berwarna merah atau pink menandakan adanya campuran darah di ingus. Jaringan hidung sisi dalam cukup tipis dan rapuh sehingga adanya iritasi sedikit dapat menyebabkan jaringan hidung berdarah. Bila darah tidak berhenti sendiri, segera temui petugas Kesehatan. CokelatCokelat, biasanya ingus cokelat adalah tanda bahwa ada riwayat luka di rongga hidung yang sekarang sudah menyembuh. Darah kering biasanya berwarna cokelat, sehingga ingus cokelat mungkin disebabkan campuran dengan darah kering. HitamHitam, umumnya disebabkan campuran ingus dengan bahan kimia, misalnya pada orang yang merokok, orang yang bekerja di lingkungan berdebu, namun juga bisa berarti sebuah infeksi jamur. Well, itu lah kondisi si Kecil jika diartikan melalui warna dan bentuk ingusnya. Jika saat ini si Kecil sedang flu atau pilek, semoga kondisinya cepat membaik ya, MomDad.&nbsp;

6 Warna & Bentuk Ingus Bayi Berbeda, Ini Artinya!

6-warna---bentuk-ingus-bayi-berbeda--ini-artinya--1702631026446

Belakangan, kasus COVID-19 di Indonesia kembali meningkat. Meski sudah melakukan vaksinasi COVID-19, MomDad mungkin merasa was-was si Kecil terjangkit virus Corona ini. Ditambah, saat ini penggunaan masker sudah tidak diwajibkan oleh pemerintah. COVID-19 tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Prosedur yang dilakukan untuk mendeteksi virus Corona adalah dengan melakukan swab test atau metode polymerase chain reaction (PCR). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai swab test pada anak untuk memastikan apakah ia positif COVID-19 atau tidak, simak informasi selengkapnya berikut ini, yuk!1. Q: Apakah yang dimaksud dengan pemeriksaan swab untuk COVID-19?A: Pemeriksaan swab dilakukan untuk menentukan seseorang terjangkit COVID-19. Pemeriksaan swab ini mengambil sampel atau spesimen dari area belakang rongga mulut (orofaring) dan belakang rongga hidung (nasofaring). Sampel atau spesimen yang diambil akan diperiksakan dengan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR).2. Q: Apa saja kondisi atau situasi yang mengindikasikan pemeriksaan swab untuk COVID-19 pada anak? A: Anak dengan gejala COVID-19, yaitu:<ul><li style="font-size: 12pt;">Demam dan batuk akut ATAU</li><li style="font-size: 12pt;">Tiga atau lebih gejala berikut : demam, batuk, lemas, sakit kepala, nyeri otot, nyeri tenggorokan, pilek, sesak, mual/muntah/nafsu makan turun, diare, perubahan kesadaran yang semuanya bersifat akut</li><li style="font-size: 12pt;">Atau anak yang memiliki kontak erat dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19</li></ul>3. Q: Bagaimana prosedur pemeriksaan swab pada anak? A: Prosedur swab pada anak untuk serupa dengan prosedur pada dewasa, yaitu menggunakan alat swab yang berbeda untuk area hidung dan mulut. Kedua lubang hidung dan rongga mulut akan diswab untuk mendapatkan spesimen yang adekuat untuk pemeriksaan PCR.4. Q: Adakah potensi komplikasi pada pemeriksaan swab?A: Dapat terjadi perdarahan ringan dari hidung pada beberapa anak. Sampel yang tidak adekuat dapat menyebabkan hasil negatif palsu.5. Q: Adakah anak yang tidak boleh diswab?A: Anak yang memiliki risiko sumbatan jalan napas atas tidak disarankan untuk diswab, seperti halnya pada penyakit laryngitis, demikian pula anak yang baru saja mengalami trauma atau operasi pada area wajah. Anak dengan gangguan perdarahan, seperti memiliki kadar trombosit yang rendah, juga memerlukan advis dari dokter sebelum menjalani pemeriksaan swab.6. Q: Kapan pemeriksaan swab harus dikerjakan?A: Pada anak dengan gejala COVID-19, pengambilan swab dilakukan di hari ke-1 dan 2 untuk penegakkan diagnosis. Bila pemeriksaan di hari pertama sudah positif, tidak perlu lagi pemeriksaan di hari kedua, Apabila pemeriksaan di hari pertama negatif, maka diperlukan pemeriksaan di hari berikutnya (hari kedua). Untuk kasus tanpa gejala, ringan, dan sedang tidak perlu dilakukan pemeriksaan PCR untuk follow-up. Pemeriksaan follow-up hanya dilakukan pada pasien yang berat, kritis, dan anak dengan komorbid.Pada anak yang memiliki kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi positif COVID-19, swab dikerjakan pada hari pertama karantina sebagai entry test dan hari kelima karantina sebagai exit test. Dalam kurun waktu masa karantina, jika anak menjadi bergejala maka harus dilakukan pemeriksaan swab.7. Q: Apa saja hasil yang mungkin didapatkan dari pemeriksaan swab?A: Hasil yang dapat muncul dari pemeriksaan swab adalah positif atau negatif untuk COVID-19.8. Q: Apa yang dimaksud dengan nilai cycle threshold (CT) pada hasil PCR?A: Nilai CT pada hasil PCR adalah jumlah amplifikasi atau penguatan sinyal agar mesin PCR dapat membaca partikel atau materi genetik virus. Semakin kecil nilai CT menandakan jumlah partikel atau materi genetik virus semakin banyak dalam spesimen yang diperiksa.9. Q: Pada anak yang sudah pernah mendapatkan hasil swab positif, hingga berapa lama pemeriksaan swab dapat memberikan hasil yang masih positif?A: Badan Kesehatan Amerika (CDC) melaporkan bahwa virus SARS-COV-2 masih dapat terdeteksi di saluran napas atas hingga 12 minggu setelah munculnya gejala. Mereka juga melaporkan bahwa setelah 10 hari munculnya gejala, virus tidak lagi mengalami pertumbuhan ketika dibiakkan, sehingga menjadi dasar durasi isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan sedang.Daftar bacaan:<ul><li style="font-size: 12pt;">Palmas G, Trapani S, Calistri E, Perferi G, Venturini E, Indolfi G, dkk. Nasal swab as preferred clinical specimen for COVID-19 testing in children. Pediatr Infect Dis J. 2020;39:267-9.</li><li>Royal Children’s Hospital. COVID-19 swabbing. Tersedia di <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/COVID-19_swabbing/" title="https://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/COVID-19_swabbing/">https://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/COVID-19_swabbing/ </a></li><li style="font-size: 12pt;">Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku saku protokol tata laksana COVID-19. Ed. 2. 2021.</li><li>CDC. Interim guidance on ending isolation and precautions for adults with COVID-19. Tersedia di <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/duration-isolation.html" title="https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/duration-isolation.html">https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/duration-isolation.html</a></li></ul>

Kasus COVID-19 Kembali Mencuat, Ini Q&A seputar Metode Swab Test pada Anak

kasus-covid-19-kembali-mencuat--ini-q-a-seputar-metode-swab-test-pada-anak-1702512380081

Kembung pada bayi mengacu pada kondisi di mana perut bayi terasa penuh, tegang, atau terisi gas, dan ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan. Kondisi ini sering kali disertai dengan perasaan kembung atau gejala lain seperti merintih, rewel, atau kesulitan tidur. Bayi yang mengalami kembung mungkin menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan, seperti menekuk kaki, menarik-narik kaki ke perut, atau menangis tanpa alasan yang jelas. Penyebab kembung pada bayi bisa bervariasi dan seringkali terkait dengan sistem pencernaan yang masih berkembang. Untuk mengatasi kembung pada bayi, MomDad bisa memberikannya pijatan. Namun, sebelum memberi pijatan, MomDad perlu memperhatikan: <ol><li>Pilihlah waktu yang bayi merasa paling nyaman misalnya saat bangun atau sebelum ia tidur. Hal ini dapat dilakukan setiap hari atau hanya sesekali.</li><li>Perhatikan sinyal yang diberikan bayi, jika ia tampak menikmati, MomDad dapat melanjutkan memijat. Namun jika anak tampak tegang dan mengalihkan wajah, mungkin pijat harus segera diakhiri.</li><li>Hindari memijat segera setelah bayi menyusu karena dapat memicu muntah. Setidaknya lakukan 45 menit - 1 jam setelah ia menyusu.</li><li>Selalu pertahankan kontak mata dan mulailah dengan sentuhan lembut.</li><li>MomDad dapat menggunakan minyak atau pelembab untuk memijat, tetapi harus hati-hati karena penggunaan substansi ada yang dapat mengiritasi kulit.</li><li>Teknik memijat ini umumnya dimulai searah dengan arah aliran angin di usus besar, dimulai dari perut kanan bawah bayi menuju perut kiri bawah bayi.</li></ol> Selain itu, ada beberapa Teknik menurut “Infant Massage: A Handbook for Loving Parents” oleh Vimala McClure yang bisa diketahui, di antaranya:<ul><li>Hands of a Clock. Bayangkan perut bayi adalah sebuah jam. Mulailah pada pukul 7 atau 8, dan bergeraklah dari kiri ke kanan seperti setengah lingkaran, pijat dengan lembut dan sapukan tangan ibu searah jarum jam. Gerakan ini diikuti dengan tangan berikutnya.</li><li>Paddling. Dengan menggunakan area tangan bagian kelingking, usaplah secara horizontal pada perut bayi, dimulai pada area dekat tulang iga dan turun ke bagian bawah perut bayi, gunakan kedua tangan bergantian.</li><li>Fulling. Letakkan kedua ibu jari di perut bayi, di atas pusar, dan pijatlah dengan lembut ke sisi kanan dan kiri bayi.</li><li>I Love You. Dimulai dari sisi kanan bawah perut bayi menuju tulang iga, mulailah memijat seperti membentuk huruf I. Ikuti dengan memijat dari kanan atas perut bayi ke kiri atas perut bayi, sehingga huruf imajinernya berubah menjadi huruf L, kemudian dari perut kiri atas bayi, lanjutkan memijat turun ke area perut kiri bawah, membentuk huruf imajiner U.</li><li>Moonwalking. Dimulai dari atas pusar dari sisi kiri, geser dengan lembut jari telunjuk dan jari tengah anda menyeberangi batang tubuh bayi menuju sisi kanan.</li><li>&nbsp;</li><li><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/2c869c1a034ed3a3457f82f2fd76915c_1701936439166.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="pijat kembung.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> </li></ul>Itulah penjelasan mengenai pijat kembung untuk bayi, mulai dari hal yang perlu diperhatikan dan teknik yang bisa MomDad terapkan saat ingin memijat si Kecil. Sumber foto: Freepik&nbsp;Referensi: <a class="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/baby/baby-massage-for-gas-2" title="https://www.healthline.com/health/baby/baby-massage-for-gas-2" target="_blank">Baby Massage for Gas</a>&nbsp;

Si Kecil Kembung? Berikan Pijatan dengan Perhatikan Hal Ini

si-kecil-kembung--berikan-pijatan-dengan-perhatikan-hal-ini-1701936493507

Testis atau buah zakar merupakan bagian terpenting dari seorang laki-laki. Hal ini dikarenakan perannya yang penting dalam proses pembentukan sperma serta hormon atau biasa disebut hormon testosteron.&nbsp;Buah zakar akan mulai terlihat sejak bayi lahir. Untuk itu, MomDad perlu memperhatikan apakah buah zakar pada bayi laki-laki sudah terlihat dan ukurannya pun bertambah seiring dengan pertumbuhannya. Pada satu kondisi, buah zakar bisa saja tidak turun dan perlu pemeriksaan. Berikut ini artikel yang akan menjelaskan mengenai serba-serbi buah zakar bayi yang tidak turun.Kondisi Kriptorkismus<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/7f371536d650a9df53364d6db4ac174b_1701012283615.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="buah zakar tidak turun.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Kondisi tidak turunnya buah zakar ke dalam kantong kemaluan (skrotum) dalam bahasa medis disebut juga dengan istilah kriptorkidismus atau undesensus testis (UDT). Sekitar 3% bayi laki-laki yang lahir cukup bulan dapat mengalami kondisi ini. Sementara, bayi yang lahir kurang bulan memiliki risiko 30% lebih besar mengalaminya.Tidak turunnya buah zakar ke dalam kantong kemaluan dapat terjadi pada salah satu sisi saja, atau pada kedua sisinya. Kalau hanya terjadi di satu sisi, biasanya lebih sering terjadi pada sisi sebelah kanan. Pada sekitar 80% kasus, buah zakar akan turun sendiri ke dalam kantong kemaluan pada anak berusia 3 bulan.Pada kriptorkidismus yang terjadi pada salah satu sisi, MomDad perlu khawatir apabila testisnya belum turun di usia 4 bulan. Pasalnya, penelitian menunjukkan bahwa setelah usia 4 bulan, hampir tidak ada lagi testis yang turun dengan sendirinya.Meskipun begitu, dokter mungkin akan menunggu hingga usia 6 bulan untuk mulai melakukan tindakan. Apabila testis atau buah zakar tidak kunjung turun ke dalam kantong kemaluan setelah usia 6 bulan, hampir dipastikan bahwa buah zakar tidak akan turun dengan sendirinya dan perlu segera dilakukan tindakan.&nbsp;Apa yang Terjadi Jika Buah Zakar Tidak Turun?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3655ab1963d7db2332fd8f192ff288bd_1701012296061.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Bila kriptorkidismus terjadi pada dua sisi atau dalam arti lain proses penurunan testis terhenti pada kedua sisi, sebaiknya MomDad langsung sesegera mungkin membawa si kecil ke dokter untuk penilaian lebih lanjut.Kondisi ini bisa saja disertai dengan keraguan akan bentuk kelamin, seperti kantong kemaluan yang tidak berwarna lebih gelap dan tampak halus, penis yang relatif kecil atau bengkok, ataupun keluarnya kencing yang tidak dari ujung kemaluan.&nbsp;Hal tersebut bisa jadi merupakan tanda dari suatu penyakit yang berbahaya, seperti hiperplasia adrenal kongenital, atau penyakit yang berkaitan dengan identitas gender anak di kemudian hari. Untuk alasan ini pula, apabila MomDad melihat beberapa kondisi tersebut, pastikan segera membawa si kecil ke dokter, ya!Faktor risiko yang Berhubungan dengan UDT<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1f9c6d9d110e9f7a26710e19d2d9928aa_1701012260870.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub 3 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Mungkin sebagian dari MomDad bertanya-tanya, kalau buah zakar tidak ada di dalam kantong kemaluan, lantas di mana posisinya berada? Nah, buah zakar yang tidak turun dapat terletak di dalam rongga perut, di dalam lipatan paha, atau bahkan memang tidak ada atau tidak dapat ditemukan.Penyebab masalah ini sampai sekarang belum diketahui. Namun, diduga berhubungan dengan terjadinya mutasi genetik atau paparan terhadap polutan. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan UDT, yakni:<ul><li style="text-align: justify;">Pertumbuhan janin terhambat atau bayi lahir kurang bulan (prematur)</li><li style="text-align: justify;">Ibu yang obesitas atau menderita diabetes</li><li style="text-align: justify;">Ibu terpapar zat kimia polutan, perokok pasif, pestisida, penggunaan kosmetik tertentu, dan penggunaan alkohol.</li></ul>Adakah yang Harus Dikhawatirkan dengan Kondisi Ini?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/7b3d9c5a52c8a8b4b96de2a2d9bebd14_1701012313041.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="buah zakar tidak turun (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1203px; min-height: 0px;"> Buah zakar yang tidak turun pada posisi normalnya bisa menimbulkan berbagai gangguan jika dibiarkan tanpa penanganan, di antaranya:<ul><li style="text-align: justify;">Kanker testis</li><li style="text-align: justify;">Gangguan kesuburan</li><li style="text-align: justify;">Hernia inguinalis</li></ul>Meski begitu, berdasarkan rekomendasi Asosiasi Dokter Bedah Saluran Kemih Amerika (American Urology Association) menjelaskan bahwa bayi dengan UDT disarankan untuk operasi pada usia sekitar 6-18 bulan. Namun, idealnya operasi dilakukan sebelum usia 12 bulan. Operasi pun perlu pertimbangan terlebih dahulu dengan berkonsultasi secara rutin dengan dokter yang ahli dibidang kriptorkidismus.Penanganan kriptorkidismus juga bisa dilakukan dengan pengobatan yakni dengan pemberian hormon HCG. Hormon ini membantu testis memproduksi hormon. Jika kadar hormon meningkat, maka mampu mendorong testis untuk turun ke skrotum.Nah, itu dia beberapa hal yang perlu MomDad tahu mengenai kondisi kriptorkidismus. Jika MomDad melihat kejanggalan atau kemungkinan si kecil mengalami UDT, segera bawa bayi ke dokter spesialis anak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, ya.Tentu saja, semakin dini penanganan makan semakin baik juga proses penyembuhan demi mendukung tumbuh kembang anak sehat.&nbsp;

Buah Zakar Bayi Belum Turun Keduanya, Perlukah Khawatir?

buah-zakar-bayi-belum-turun-keduanya--perlukah-khawatir--1701012388489

Diare adalah salah satu masalah kesehatan yang rentang dialami anak. Sistem kekebalan tubuh anak yang belum sepenuhnya berkembang, membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi, terutama yang disebabkan oleh bakteri dan virus penyebab diare. Anak yang mengalami diare, apabila tidak ditangani segera bisa menyebabkan dehidrasi, hingga penurunan berat badan. Agar MomDad lebih aware, yuk kenali penyebab umum diare pada anak serta cara mengatasinya. Penyebab Umum Diare pada Anak&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/35982b9d441dedb108ee62f2d102cfc435_1700632497198.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="diare_2.jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Diare merupakan kondisi dimana terdapat feses yang konsistensinya menjadi lembek atau cair, serta peningkatan frekuensi BAB &gt; 3x/ hari. Penyebab umum diare adalah infeksi, yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri maupun parasite. Di antara penyebab infeksi tersebut, yang paling sering adalah rotavirus. Selain penyebab infeksi, diare juga dapat disebabkan oleh gangguan penyerapan makanan misalnya pada intoleransi laktosa, alergi susu sapi. [1,2]Rotavirus dapat menginfeksi seseorang melalui jalur fekal oral, yang artinya seseorang dapat menelan rotavirus dari benda maupun makanan yang terkontaminasi virus ini. Hal ini dapat terjadi ketika seorang anak yang memasukkan benda atau objek yang permukaannya terkontaminasi rotavirus ke dalam mulutnya, atau makan pada saat kondisi tangan tidak bersih, atau makan makanan yang terkontaminasi rotavirus. Seseorang yang terinfeksi rotavirus akan mengeluarkan rotavirus di fesesnya, dan kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat, misalnya tidak mencuci tangan setelah menangani limbah feses, dapat menyebabkan penyebaran virus ke permukaan benda atau makanan lain. Hal-hal tersebut di atas menyebabkan seorang anak lebih rentan mengalami infeksi rotavirus. [3]&nbsp;Langkah Pencegahan untuk Mengurangi Risiko Diare pada Balita<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/2385b9ad3a68bf98f919486103b556e39_1700632555260.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="diare_3.jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Perilaku hidup bersih dan sehat, misalnya mencuci tangan setelah menggunakan jamban, sebelum makan, menjaga kebersihan kuku dan tangan, serta vaksinasi rotavirus. Karena rotavirus dapat mengkontaminasi berbagai permukaan ataupun makanan, perilaku hidup bersih sehat tidak dapat mencegah rotavirus sepenuhnya, sehingga vaksinasi merupakan perlindungan terhadap infeksi rotavirus.[3] Peran penting vaksin rotavirus&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/62e16bbd2a0b92f5f10467b16a82be86c_1700632577527.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="diare_4.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Vaksinasi rotavirus akan memberikan kekebalan spesifik pada tubuh anak sehingga apabila terjadi infeksi alamiah maka gejalanya cenderung ringan, dan tidak menimbulkan dehidrasi yang mengancam nyawa. Umumnya 9 dari 10 anak yang divaksinasi rotavirus akan terlindung dari gejala “berat” infeksi rotavirus, dan sekitar 7 dari 10 anak akan terlindung dari penyakit ini dalam berbagai derajat penyakitnya.3Penting untuk memberikan perhatian khusus terhadap anak-anak dalam mencegah diare, termasuk dengan mencuci tangan mereka dengan benar, memberikan makanan yang aman, dan memastikan bahwa air minum mereka bersih. Jika seorang anak mengalami diare, penting untuk memantau hidrasi mereka, karena dehidrasi dapat menjadi masalah serius. Jika diare berlanjut atau disertai gejala yang mengkhawatirkan, sebaiknya konsultasikan dengan profesional medis. Referensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a class="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/diarrhea.html#:~:text=Don't%20give%20kids%20with,at%20the%20hospital%20treat%20dehydration." title="https://kidshealth.org/en/parents/diarrhea.html#:~:text=Don't%20give%20kids%20with,at%20the%20hospital%20treat%20dehydration." target="_blank">Diarrhea (for Parents) - Nemours KidsHealth</a></li><li style="text-align: justify;"><a class="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Diarrhea.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Diarrhea.aspx" target="_blank">Adapted from Diarrhea and Your Child (American Academy of Pediatrics (Copyright © 2020)</a></li><li style="text-align: justify;"><a class="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/rotavirus/about/transmission.html" title="https://www.cdc.gov/rotavirus/about/transmission.html" target="_blank">National Center for Immunization and Respiratory Diseases, Division of Viral Diseases. March 26, 2021.</a></li><li style="text-align: justify;">&nbsp;</li></ul>

Cegah Infeksi Saluran Kemih pada Anak dengan Cara Ini!

Cegah Infeksi Saluran Kemih pada Anak dengan Cara Ini!

Anak Alami Eksim? Ini Tips Memilih Pelembap yang Tepat untuk si Kecil!

Anak Alami Eksim? Ini Tips Memilih Pelembap yang Tepat untuk si Kecil!

Punya Gaya Berbeda, Ini Arti Gerakan Ngulet pada Kesehatan Bayi

Punya Gaya Berbeda, Ini Arti Gerakan Ngulet pada Kesehatan Bayi

6 Warna & Bentuk Ingus Bayi Berbeda, Ini Artinya!

6 Warna & Bentuk Ingus Bayi Berbeda, Ini Artinya!

Kasus COVID-19 Kembali Mencuat, Ini Q&A seputar Metode Swab Test pada Anak

Kasus COVID-19 Kembali Mencuat, Ini Q&A seputar Metode Swab Test pada Anak

Si Kecil Kembung? Berikan Pijatan dengan Perhatikan Hal Ini

Si Kecil Kembung? Berikan Pijatan dengan Perhatikan Hal Ini

Buah Zakar Bayi Belum Turun Keduanya, Perlukah Khawatir?

Buah Zakar Bayi Belum Turun Keduanya, Perlukah Khawatir?

Kebiasaan Buruk yang Mengakibatkan Balita Sering Diare

Kebiasaan Buruk yang Mengakibatkan Balita Sering Diare