Kasus MPox di Dunia dan Indonesia Kasus MPox kembali meningkat di beberapa negara, termasuk Indonesia. Pada 14 Agustus 2024, WHO menetapkan MPox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (PHEIC) karena kasus yang melonjak, terutama di Republik Demokratik Kongo dan negara-negara Afrika lainnya. Di Indonesia sendiri, Mpox sudah masuk kategori Penyakit Emerging Tertentu yang Berpotensi Menyebabkan Wabah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan langkah-langkah untuk menghadapi Mpox. Salah satu cara untuk mencegah MPox adalah dengan pemberian vaksin. Lalu, siapa saja yang menjadi sasaran utama vaksin MPox? Apa Itu Gejala MPox?Sebelum membahas vaksin MPox, yuk, kita bahas dulu bagaimana gejala MPox. MPox bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak, terutama jika mereka melakukan kontak erat dengan orang yang sudah terinfeksi. Menurut data terbaru, anak-anak cenderung mengalami gejala yang lebih parah dibandingkan remaja dan orang dewasa. Gejala utamanya adalah ruam yang mirip dengan cacar air atau infeksi virus lainnya. Jadi, kalau MomDad melihat gejala mencurigakan pada anak, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat agar anak bisa diperiksa lebih lanjut.Untuk mengetahui bagaimana gejala dan penyebaran MPox selengkapnya, MomDad bisa baca artikel ini: <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/qgkL" title="https://primaku.page.link/qgkL" target="_blank">WHO Umumkan Darurat Monkeypox: Apa Bahayanya untuk Si Kecil?</a> Kelompok yang Berisiko Tertular MPoxOrang yang paling berisiko terkena MPox adalah mereka yang tinggal serumah atau punya riwayat kontak erat dengan penderita, termasuk melalui kontak seksual. Tenaga kesehatan yang merawat pasien MPox juga berisiko. Namun, kelompok yang paling utama terpapar adalah laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama jenis. Jadi, penting untuk waspada dan menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Siapakah Sasaran Utama Vaksin MPox<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/b4de5de7ccfab7f5bddd839ceb5bb782_1726534925327.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Vaksin_MPox-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Vaksin yang dulu digunakan untuk smallpox atau cacar sudah dikembangkan untuk melawan MPox. Namun, stoknya masih sangat terbatas. Beberapa negara, termasuk Indonesia, hanya merekomendasikan vaksin ini untuk orang-orang yang paling berisiko. Siapa saja mereka?<ul><li>Pasangan seksual berisiko tinggi</li><li>﻿﻿Petugas lab yang memeriksa spesimen MPox</li><li>Tenaga kesehatan yang merawat pasien MPox</li><li>Orang yang kontak erat dengan penderita MPox dalam 2 minggu terakhir</li></ul>Saat ini, vaksinasi massal belum dianjurkan. Jadi, kalau MomDad atau keluarga termasuk kelompok berisiko, sebaiknya segera konsultasi ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut soal vaksinasi. MPox dan Ibu MenyusuiApabila Ibu menyusui terdiagnosis MPox, sebaiknya segera berkonsultasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Jika memungkinkan untuk terus menyusui dan melakukan kontak, maka petugas akan memberikan saran untuk mengurangi risiko penularan, misalnya dengan menutupi luka dan mengenakan masker. Saat ini, belum diketahui apakah virus MPox dapat menular dari orang tua ke anak melalui ASI.MPox memang penyakit yang perlu diwaspadai, tapi dengan menjaga kebersihan, menghindari kontak erat dengan penderita, dan mendapatkan vaksin bagi yang berisiko, kita bisa membantu mencegah penyebarannya. Jangan lupa, jika ada gejala, segera periksa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Referensi:<ul><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240818/1346255/siaga-hadapi-mpox%E2%81%B7/" title="https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240818/1346255/siaga-hadapi-mpox%E2%81%B7/">https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240818/1346255/siaga-hadapi-mpox%E2%81%B7/ </a></li><li>Kemenkes. Monkeypox FAQ. Kemenkes. 2024. Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Penetapan Status Mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Global</li></ul>

Vaksin MPox: Mengapa Anak-Anak Bukan Sasaran Utama? Ini Fakta yang MomDad Harus Ketahui!

vaksin-mpox--mengapa-anak-anak-bukan-sasaran-utama--ini-fakta-yang-momdad-harus-ketahui--1726535039596

Waspada Dampak Jangka Panjang Pneumonia pada Anak!

waspada-dampak-jangka-panjang-pneumonia-pada-anak--1722248234998

Polio adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, bahkan kematian. Menurut data terbaru dari WHO, meskipun kasus polio telah menurun drastis di seluruh dunia, beberapa negara masih melaporkan kasus baru setiap tahunnya. Pada tahun 2023, terdapat peningkatan kasus di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia.Untuk memutus rantai penularan polio dan melindungi anak-anak Indonesia, Kemenkes kembali menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap kedua, yang akan dilaksanakan dalam 2 tahap. PIN tahap pertama sudah dilaksanakan pada 27 Mei 2024, sementara PIN tahap kedua mulai dilaksanakan pada 23 Juli 2024.Tata laksana PIN polio﻿﻿Pemberian imunisasi pada PIN Polio sangat penting untuk mencegah virus polio yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen, terutama pada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi polio lengkap. Sasaran PIN Polio adalah anak usia 0 hingga 7 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Artinya, meski status imunisasi sudah lengkap, anak tetap harus mengikuti program PIN Polio.Jenis vaksin yang akan digunakan pada PIN Polio kali ini adalah vaksin generasi terbaru, yaitu Novel Oral Polio Vaksin tipe 2 atau nOPV2, yang diberikan sebanyak 2 tetes dengan interval minimal 2 minggu.Imunisasi didapatkan secara gratis di fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, satuan pendidikan seperti PAUD, TK, SD/sederajat serta pos imunisasi lainnya di bawah koordinasi puskesmas.Kondisi tertentu yang membuat anak tidak bisa mengikuti SUB-PIN Polio<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/454795510f6973b1ec6499eac803d979a_1721958538556.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sub pin polio 2024-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Pelaksanaan PIN Polio akan dilakukan secara massal dan serentak untuk mencapai kekebalan kelompok yang optimal dan dapat mencegah perluasan transmisi virus polio. Namun, ada beberapa kondisi khusus yang mengharuskan MomDad berkonsultasi terlebih dahulu kepada petugas kesehatan sebelum berencana untuk mendapatkan vaksin polio untuk anak.Beberapa kondisi yang dimaksud, antara lain:<ol><li style="text-align: left;">Reaksi alergi yang parah (mengancam jiwa) terhadap dosis IPV</li><li style="text-align: left;">Alergi yang parah (mengancam nyawa) terhadap komponen IPV, tanyakan terlebih dahulu informasi tentang komponen vaksin</li><li style="text-align: left;">Sakit sedang atau berat, tunggu hingga si Kecil sembuh untuk mendapatkan vaksin, termasuk bayi yang mengalami diare atau muntah sedang atau berat</li><li style="text-align: left;">Vaksin polio tetes (OPV) tidak boleh diberikan kepada anak yang mengalami gangguan kekebalan tubuh</li></ol>Melalui program SUB-PIN Polio 2024, mari kita berpartisipasi aktif dalam upaya untuk melindungi anak-anak dari polio dan memastikan mereka dapat tumbuh sehat dan kuat. Pastikan anak mendapatkan vaksin polio sesuai jadwal dan jadikan anak-anak kita bagian dari generasi bebas polio.Referensi: <ol><li style="text-align: left;">﻿﻿Sehat Negeriku. 2024. Pentingnya PIN Polio untuk Mencegah KLB&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240720/2146061/pentingnya-pin-polio-untuk-mencegah-klb/" title="https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240720/2146061/pentingnya-pin-polio-untuk-mencegah-klb/" style="font-size: 12pt;">https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240720/2146061/pentingnya-pin-polio-untuk-mencegah-klb/</a></li><li style="text-align: left;">Sehat Negeriku. 2024. Atasi KLB, Imunisasi Polio Tambahan Digelar Serentak di 3 Daerah&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240112/0144742/atasi-klb-imunisasi-polio-tambahan-digelar-serentak-di-3-daerah/" title="https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240112/0144742/atasi-klb-imunisasi-polio-tambahan-digelar-serentak-di-3-daerah/" style="font-size: 12pt;">https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240112/0144742/atasi-klb-imunisasi-polio-tambahan-digelar-serentak-di-3-daerah/</a></li><li style="text-align: left;">CDC. 2024. Polio Vaccination&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/polio/vaccines/index.html?CDC_AA_refVal=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Fvaccines%2Fvpd%2Fpolio%2Fpublic%2Findex.html" title="https://www.cdc.gov/polio/vaccines/index.html?CDC_AA_refVal=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Fvaccines%2Fvpd%2Fpolio%2Fpublic%2Findex.html" style="font-size: 12pt;">https://www.cdc.gov/polio/vaccines/index.html?CDC_AA_refVal=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Fvaccines%2Fvpd%2Fpolio%2Fpublic%2Findex.html</a></li><li style="text-align: left;">National Library of Medicine. 2023. Polio Vaccine&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526039/" title="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526039/">https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526039/</a></li></ol>

Rayakan SUB-PIN Polio 2024: Jadikan si Kecil Bagian dari Generasi Bebas Polio

rayakan-sub-pin-polio-2024--jadikan-si-kecil-bagian-dari-generasi-bebas-polio-1721958962956

Vaksinasi rutin pada anak sangat penting untuk melindunginya dari berbagai penyakit mematikan. Di antara semua vaksin, vaksin influenza memiliki keunikan karena perlu diulang setiap tahun, bahkan hingga dewasa. Mengapa demikian? <ol><li>Virus influenza mudah bermutasi</li></ol>Virus influenza, terutama influenza A (H3N2), memiliki kemampuan untuk bermutasi dengan cepat. Mutasi ini dapat membuat virus menjadi kebal terhadap vaksin yang diberikan sebelumnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembaruan vaksin setiap tahun untuk memastikan vaksin dapat melawan virus yang beredar di musim flu saat itu. 2. Kekebalan tubuh terhadap influenza menurun seiring waktuEfektivitas vaksin influenza pada tubuh anak akan gradually menurun seiring waktu. Vaksin influenza umumnya memberikan perlindungan selama 6-8 bulan. Oleh karena itu, perlu dilakukan vaksinasi ulang setiap tahun untuk memastikan anak selalu memiliki tingkat kekebalan yang optimal terhadap influenza. 3. Melindungi dari influenza beratVaksin influenza tidak 100% efektif dalam mencegah infeksi virus, namun terbukti dapat mencegah komplikasi influenza yang berat yang berpotensi mengancam nyawa. Vaksinasi influenza tahunan membantu anak memiliki imunitas yang "up-to-date" terhadap strain virus yang beredar, sehingga mereka lebih terlindungi dari penyakit flu yang parah. 4. Kapan waktu terbaik untuk vaksin influenza?Musim flu umumnya terjadi antara bulan Desember hingga Maret. Oleh karena itu, waktu terbaik untuk vaksin influenza adalah sekitar bulan Oktober. Namun, jika terlambat, tetap berikan vaksin flu karena musim flu tidak dapat diprediksi dan dapat bervariasi di setiap daerah. 5. Jangan lewatkan vaksin influenza untuk anak!Dengan memberikan vaksin influenza secara rutin, MomDad dapat memastikan anak-anak mendapatkan perlindungan optimal terhadap berbagai mutasi virus influenza. Vaksin influenza aman dan efektif, dan merupakan langkah penting untuk menjaga kesehatan anak. Konsultasikan dengan dokter anak sebelum memberikan vaksin influenza kepada anak. Selain untuk anak, vaksin influenza juga tersedia untuk orang dewasa, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi terkena komplikasi influenza. Referensi:<ul><li>The Lancet. 2022. Does repeated influenza vaccination attenuate effectiveness? A systematic review and meta-analysis <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.thelancet.com/journals/lanres/article/PIIS2213-2600(22)00266-1/fulltext" title="https://www.thelancet.com/journals/lanres/article/PIIS2213-2600(22)00266-1/fulltext">https://www.thelancet.com/journals/lanres/article/PIIS2213-2600(22)00266-1/fulltext </a></li><li>CDC. 2018. Misconceptions about Seasonal Flu and Flu Vaccines <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/flu/about/qa/misconceptions.htm" title="https://www.cdc.gov/flu/about/qa/misconceptions.htm">https://www.cdc.gov/flu/about/qa/misconceptions.htm</a></li></ul>

Mengapa Anak Perlu Mendapatkan Vaksin Influenza Setiap Tahun?

mengapa-anak-perlu-mendapatkan-vaksin-influenza-setiap-tahun--1721727670639

Pemberian vaksin pada anak-anak dengan riwayat alergi sering kali menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua. Pasalnya, beberapa vaksin, seperti vaksin influenza, diproduksi menggunakan telur ayam. Anak dengan alergi telur umumnya masih bisa mendapatkan vaksin influenza, tetapi harus diawasi oleh tenaga medis. Lantas, bagaimana cara aman pemberian vaksin pada anak dengan riwayat alergi? Pertimbangan Khusus Pemberian Vaksin pada Anak dengan Riwayat Alergi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3cd80bda2f2ee5f31005e1d70c76fb0104_1720168626814.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Vaksin_pada_Anak_dengan_Riwayat_Alergi_(1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;">Pada prinsipnya, anak dengan riwayat alergi dapat diberikan vaksinasi sesuai anjuran. Yang merupakan kontraindikasi mutlak adalah apabila terdapat reaksi berupa anafilaksis pada pemberian vaksin sebelumnya. Gejala anafilaksis berupa gatal dan urtikaria yg menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu cepat, yaitu 30 menit pasca penyuntikan vaksin, mual atau muntah, atau sesak napas atau mengi, nyeri perut, dan gejala kegagalan sirkulasi (syok). Pada alergi yang bukan disebabkan oleh komponen vaksin, misalnya alergi susu sapi, alergi debu, alergi seafood, dan lain-lain, maka anak dapat divaksinasi sesuai jadwal. Untuk menentukan jenis vaksin yang aman bagi anak dengan alergi, MomDad disarankan untuk tetap mengikuti rekomendasi imunisasi IDAI. Selain itu, anak dengan riwayat alergi tidak selalu memiliki efek samping yang lebih tinggi, karena bergantung pada jenis alergi yang dimiliki anak. Vaksin yang Perlu Dihindari dengan Alergi TertentuUmumnya kekhawatiran yang muncul adalah pada anak yang memiliki alergi telur, ketika akan diberikan vaksin influenza. Vaksin influenza melibatkan telur dalam proses pembuatannya, sehingga mengandung ovalbumin atau protein telur dalam jumlah sedikit. Namun CDC telah menyatakan bahwa tidak ada kontraindikasi pemberian vaksin influenza pada seorang yg memiliki alergi telur dan tetap harus diberikan vaksinasi influenza ketika sudah berusia 6 bulan ke atas. Kontraindikasi mutlak pemberian vaksin hanyalah jika didapatkan reaksi alergi berat (anafilaksis) terhadap salah satu vaksin (baik isi maupun pelarut) pada pemberian vaksinasi sebelumnya. Cara Mengelola Reaksi Alergi Potensial setelah Anak Menerima VaksinTunggulah sekitar 30 menit pasca pemberian vaksin di fasilitas kesehatan agar jika terdapat reaksi berat dapat ditatalaksana dengan cepat. Segera kunjungi fasilitas kesehatan jika didapatkan urtikaria atau biduran di seluruh tubuh yang menyebar dengan cepat (dalam 30 menit) pasca pemberian vaksin, disertai tangan dan kaki terasa dingin dan basah (tanda gangguan sirkulasi) atau disertai sesak napas dengan atau tanpa mengi. Selalu pastikan si Kecil mendapatkan imunisasi melalui <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/bookvaksin" title="https://primaku.page.link/bookvaksin" target="_blank">Booking Vaksin</a> di aplikasi PrimaKu. Tak hanya praktis, vaksinasi di PrimaKu juga lebih hemat karena ada voucher diskon setiap bulannya. MomDad juga bisa konsultasi seputar vaksin dengan Dokmin melalui WhatsApp di nomor 0877-8688-881. Referensi:<a class="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/vaccines/covid-19/downloads/recognizing-responding-to-anaphylaxis-508.pdf" title="https://www.cdc.gov/vaccines/covid-19/downloads/recognizing-responding-to-anaphylaxis-508.pdf" target="_blank"></a><ul><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/vaccines/covid-19/downloads/recognizing-responding-to-anaphylaxis-508.pdf" title="https://www.cdc.gov/vaccines/covid-19/downloads/recognizing-responding-to-anaphylaxis-508.pdf" target="_blank">Recognizing and Responding to Anaphylaxis (CDC)</a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/flu/prevent/egg-allergies.html" title="https://www.cdc.gov/flu/prevent/egg-allergies.html">https://www.cdc.gov/flu/prevent/egg-allergies.html </a></li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://www.health.nsw.gov.au/Infectious/covid-19/vaccine/Pages/management-of-anaphylaxis.aspx#:~:text=Anaphylaxis%20following%20vaccination%20is%20a,ingredient%20found%20in%20the%20vaccine" title="https://www.health.nsw.gov.au/Infectious/covid-19/vaccine/Pages/management-of-anaphylaxis.aspx#:~:text=Anaphylaxis%20following%20vaccination%20is%20a,ingredient%20found%20in%20the%20vaccine" target="_blank">Anaphylaxis after vaccination</a></li></ul>

Panduan Pemberian Vaksin pada Anak dengan Riwayat Alergi

panduan-pemberian-vaksin-pada-anak-dengan-riwayat-alergi-1720407039697

Vaksin BCG adalah vaksin yang mengandung kuman Mycobacterium bovis yang telah dilemahkan. Vaksin ini&nbsp; digunakan untuk memberikan perlindungan terhadap tuberkulosis (TB) berat, salah satunya adalah radang otak akibat TB. Nah umumnya, setelah vaksin BCG, kulit si Kecil memiliki bekas luka atau bahkan bisul pada tempat bekas suntik. Sebenarnya, kenapa, sih vaksin BCG menimbulkan bekas pada kulit?Penyebab Skar Vaksin BCG<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/9041088a814796b8a9282dc3bc5de02ed_1719879754428.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="vaksin_BCG_(1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Menurut World Health Organization (WHO), tempat penyuntikan vaksin BCG yang dianjurkan adalah daerah lengan atas (deltoid), tepatnya di lengan atas sebelah kanan. Setelah penyuntikan, biasanya muncul bisul atau luka bernanah. Hal ini terjadi karena vaksin BCG mengandung bakteri hidup yang menyebabkan respons imun tubuh mirip dengan infeksi alami.Bisul akan muncul di lokasi penyuntikan vaksin. Awalnya, bekas suntikan akan kemerahan, kemudian terbentuk bisul berisi nanah yang akhirnya mengering dan menjadi jaringan parut. Jika anak belum pernah terpapar kuman TB, reaksi bisul BCG akan terjadi dalam waktu 2 sampai 12 minggu (biasanya antara 4 sampai 6 minggu). Jika bisul muncul kurang dari 1 minggu, ini mungkin menunjukkan bahwa bayi atau anak tersebut telah terpapar kuman TB sebelumnya dan memerlukan pemeriksaan lanjutan. Reaksi ini dikenal sebagai reaksi cepat BCG (accelerated BCG reaction). Bisul akan sembuh secara alami dan meninggalkan jaringan parut datar dengan diameter 2 – 6 mm, biasanya dalam waktu 3 bulan.Jika bisul tidak terbentuk, bukan berarti vaksin BCG gagal atau tidak memberikan proteksi, sehingga tidak perlu dilakukan pengulangan meskipun bisul atau jaringan parut tidak terbentuk.Apakah Bisul Vaksin BCG Berbahaya?Bisul akibat BCG tidak berbahaya. Jika bisul muncul, orang tua tidak perlu melakukan tindakan khusus. Namun, bayi atau anak perlu dibawa ke dokter jika terjadi pembengkakan hebat, demam tinggi, nanah yang banyak, atau infeksi akibat penyuntikan yang tidak steril. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah infeksi sekunder bakterial jika penanganan tidak tepat, seperti menaburi atau mengoles bahan-bahan yang tidak steril.Nah, MomDad bisa mendapatkan imunisasi BCG melalui <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/bookvaksin" title="https://primaku.page.link/bookvaksin" target="_blank">Booking Vaksin </a>di aplikasi PrimaKu. Tak hanya praktis, vaksinasi di PrimaKu juga lebih hemat karena ada voucher diskon setiap bulannya. MomDad juga bisa konsultasi seputar vaksin dengan Dokmin melalui WhatsApp di nomor 0877-8688-881.Referensi: <a class="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/skar-bcg" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/skar-bcg" target="_blank">IDAI | Skar BCG&nbsp;</a>

Mengapa Vaksin BCG Menimbulkan Bisul pada Kulit?

mengapa-vaksin-bcg-menimbulkan-bisul-pada-kulit--1720150758605

Dalam upaya memberikan perlindungan kesehatan yang optimal kepada anak, imunisasi memainkan peran penting. Dua metode yang sering digunakan dalam program imunisasi adalah vaksinasi kombinasi dan simultan. Meskipun keduanya bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, terdapat perbedaan signifikan dalam cara pemberian dan manfaat yang ditawarkan masing-masing metode. Apa sih perbedaannya?Perbedaan Vaksin Kombinasi dan SimultanVaksin kombinasi adalah vaksin yang mengandung beberapa antigen penyakit yang diberikan dalam satu suntikan. Misalnya, vaksin MMR (campak, gondok, rubela), DTaP (difteria, tetanus, pertusis) diberikan dalam satu suntikan. Sedangkan, imunisasi simultan adalah pemberian beberapa vaksin pada kunjungan yang sama, tetapi dengan beberapa suntikan di tempat yang berbeda. Misalnya, memberikan vaksin DTaP di satu lengan dan vaksin polio di lengan lainnya pada saat yang sama. Perbedaan antara keduanya terletak pada jumlah suntikan yang diberikan.&nbsp;Keuntungan dan KekuranganMemberikan vaksin kombinasi dan simultan memiliki keuntungan dan kekurangan. Keuntungan memberikan vaksin kombinasi adalah mengurangi jumlah suntikan yang diperlukan, sehingga lebih nyaman dan mengurangi ketidaknyamanan anak. Di sisi lain, kekurangannya adalah meningkatkan potensi reaksi merugikan jika terjadi karena beberapa antigen diberikan sekaligus.Sementara keuntungan vaksin simultan adalah dapat meningkatkan cakupan imunisasi dan memastikan anak mendapat semua vaksin yang diperlukan tanpa penundaan. Di sisi lain, kekurangan vaksin simultan adalah memerlukan lebih banyak suntikan pada satu kunjungan dan mungkin membuat anak kurang nyaman karena harus disuntik lebih dari satu kali.&nbsp;Kapan Perlu Memberikan Vaksin Kombinasi dan Simultan?Vaksin kombinasi sering digunakan pada awal masa bayi hingga usia 2 tahun untuk memastikan anak mendapatkan perlindungan awal terhadap beberapa penyakit dengan lebih sedikit suntikan. Vaksin simultan digunakan ketika anak perlu mendapatkan vaksin tambahan yang tidak termasuk dalam vaksin kombinasi atau ketika mengejar jadwal imunisasi yang tertunda.Well, meski memiliki kekurangan, namun kedua metode ini memiliki efektivitas yang sama dalam memberikan perlindungan terhadap penyakit.MomDad bisa mendapatkan imunisasi anak lengkap melalui<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/bookvaksin" title="https://primaku.page.link/bookvaksin" target="_blank"> Booking Vaksin</a> di aplikasi PrimaKu. Tak hanya praktis, vaksinasi di PrimaKu juga lebih hemat karena ada voucher diskon setiap bulannya. MomDad juga bisa konsultasi seputar vaksin dengan Dokmin melalui WhatsApp di nomor 0877-8688-881.Referensi: <a class="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/vaksin-kombinasi" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/vaksin-kombinasi" target="_blank">IDAI | Vaksin Kombinasi&nbsp;</a>

MomDad Wajib Tahu, Ini Perbedaan Vaksin Kombinasi & Simultan!

momdad-wajib-tahu--ini-perbedaan-vaksin-kombinasi---simultan--1719905723851

Imunisasi lengkap dan rutin memiliki banyak manfaat bagi anak, baik untuk kesehatan individu maupun untuk kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Tak hanya baik untuk kesehatan, dengan melengkapi imunisasi si Kecil, MomDad tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk perawatan medis akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah. Sebab, beberapa vaksin memberikan perlindungan jangka panjang, memastikan anak tetap sehat hingga dewasa.&nbsp;Nah, untuk mendapatkan berbagai manfaat dari imunisasi, MomDad perlu tahu nih 3 jenis imunisasi rutin lengkap pada anak. Berikut jenisnya:1. Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi usia 0-11 bulanImunisasi dasar lengkap adalah serangkaian vaksin yang diberikan kepada anak pada usia dini untuk melindungi mereka dari penyakit menular yang serius. Program ini bertujuan untuk memastikan setiap anak mendapatkan perlindungan optimal dari berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Imunisasi dasar lengkap meliputi:<ul><li>HBO 1 dosis</li><li>BCG 1 dosis</li><li>DPT-HB-Hib 3 dosis</li><li>Polio tetes (OPV) 4 dosis</li><li>Polio suntik (IPV) 2 dosis</li><li>Campak rubella 1 dosis</li></ul>2. Imunisasi Lanjutan Baduta pada anak usia 18-24 bulanImunisasi lanjutan baduta adalah serangkaian vaksinasi tambahan yang diberikan kepada anak usia di bawah dua tahun (Baduta) setelah mereka menyelesaikan Imunisasi Dasar Lengkap. Imunisasi ini bertujuan untuk memperkuat kekebalan tubuh anak terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Berikut adalah beberapa vaksin yang termasuk dalam Imunisasi lanjutan baduta:<ul><li>DPT-HB-Hib 1 dosis</li><li>Campak rubella 1 dosis</li></ul>3. Imunisasi Lanjutan Anak Sekolah Dasar (SD) atau Sederajat pada Program Tahunan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)Imunisasi Lanjutan Anak Sekolah Dasar (SD) atau sederajat dalam Program Tahunan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) adalah program vaksinasi yang ditujukan untuk siswa-siswa sekolah dasar atau sederajat. Program ini dilakukan setiap tahun untuk memberikan perlindungan lanjutan terhadap beberapa penyakit menular yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Program BIAS di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan cakupan imunisasi dan memastikan bahwa anak-anak mendapatkan perlindungan yang berkelanjutan sepanjang masa sekolah dasar mereka, mencakup vaksin:<ul><li>Campak rubella dan DT pada anak kelas 1 SD</li><li>Td pada anak kelas 2 dan 5 SD</li></ul>Dengan memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap dan rutin, MomDad membantu melindungi si Kecil dari penyakit yang dapat dicegah, memastikan ia tumbuh sehat dan kuat, serta berkontribusi pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan.MomDad bisa mendapatkan imunisasi anak lengkap melalui <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/bookvaksin" title="https://primaku.page.link/bookvaksin" target="_blank">Booking Vaksin </a>di aplikasi PrimaKu. Tak hanya praktis, vaksinasi di PrimaKu juga lebih hemat karena ada voucher diskon setiap bulannya. MomDad juga bisa konsultasi seputar vaksin dengan Dokmin melalui WhatsApp di nomor 0877-8688-881.Referensi: <a class="e-rte-anchor" href="https://ayosehat.kemkes.go.id/materi---poster-jadwal-imunisasi-dasar" title="https://ayosehat.kemkes.go.id/materi---poster-jadwal-imunisasi-dasar" target="_blank">Materi - Poster Jadwal Imunisasi Dasar&nbsp;&nbsp;</a>

Vaksin MPox: Mengapa Anak-Anak Bukan Sasaran Utama? Ini Fakta yang MomDad Harus Ketahui!

Vaksin MPox: Mengapa Anak-Anak Bukan Sasaran Utama? Ini Fakta yang MomDad Harus Ketahui!

Waspada Dampak Jangka Panjang Pneumonia pada Anak!

Waspada Dampak Jangka Panjang Pneumonia pada Anak!

Rayakan SUB-PIN Polio 2024: Jadikan si Kecil Bagian dari Generasi Bebas Polio

Rayakan SUB-PIN Polio 2024: Jadikan si Kecil Bagian dari Generasi Bebas Polio

Mengapa Anak Perlu Mendapatkan Vaksin Influenza Setiap Tahun?

Mengapa Anak Perlu Mendapatkan Vaksin Influenza Setiap Tahun?

Panduan Pemberian Vaksin pada Anak dengan Riwayat Alergi

Panduan Pemberian Vaksin pada Anak dengan Riwayat Alergi

Mengapa Vaksin BCG Menimbulkan Bisul pada Kulit?

Mengapa Vaksin BCG Menimbulkan Bisul pada Kulit?

MomDad Wajib Tahu, Ini Perbedaan Vaksin Kombinasi & Simultan!

MomDad Wajib Tahu, Ini Perbedaan Vaksin Kombinasi & Simultan!

Kenali 3 Jenis Imunisasi Rutin Lengkap pada Anak

Kenali 3 Jenis Imunisasi Rutin Lengkap pada Anak