Pertumbuhan rambut pada bayi pasti berbeda-beda. Ada bayi yang memiliki rambut tebal, tipis, lurus, hingga ikal. Namun, ada kalanya MomDad mungkin merasa rambut si Kecil sudah mulai lebat atau bahkan rontok, sehingga memutuskan untuk mencukurnya. Nah, sebenarnya kapan sih waktu yang tepat mencukur rambut bayi pertama kali?Waktu yang tepat mencukur rambut bayi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/23b8b14909a32d0ebc404e77c3a6e437_1674840336764.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1446735471-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Mayoritas bayi akan mengalami kerontokan rambut di bulan-bulan pertama kehidupannya. Namun, rambut yang rontok tersebut akan tumbuh kembali sehingga tidak perlu memotong atau mencukur rambut bayi terburu-buru.Meskipun tidak ada waktu yang pasti untuk memotong atau mencukur rambut bayi pertama kali, namun ada baiknya MomDad bisa menunggu sampai mereka berusia minimal 6 bulan atau idealnya berusia 1 tahun, yang dimana pada usia tersebut bayi sudah bisa duduk dan menopang kepalanya sendiri.Namun, terdapat beberapa kondisi yang memerlukan pemotongan atau pencukuran rambut lebih cepat, seperti:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Rambut bayi terlalu panjang dan tebal hingga menutupi mata.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Rambut bayi sangat keriting sehingga mudah kusut.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Pertumbuhan rambut tidak merata.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Ada alasan adat maupun keagamaan.</li></ul>Selain itu, belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa memotong atau mencukur rambut bayi hingga habis bisa membuatnya tumbuh dengan lebat.Cara mencukur rambut bayi yang aman dan tepat<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/5ab9010151ee929b9cf846f9d62aa6ea8_1674840345606.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1414568814-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Ada keadaan dimana bayi dilahirkan dengan rambut yang tebal atau tipis, hingga pada akhirnya MomDad berpikir harus potong atau cukur rambut untuk pertama kali. Namun, untuk bayi yang belum pernah dipotong atau dicukur rambutnya, hal ini bisa membuatnya merasa tidak nyaman dan stres. Nah, untuk menghindari hal tersebut, berikut beberapa mencukur rambut bayi dengan aman dan tepat:<ul><li style="text-align: justify;">Siapkan peralatan cukur rambut yang lengkap, mulai dari tempat bayi berada selama dipotong atau dicukur rambutnya (misal high chair untuk bayi yang sudah bisa duduk), pisau cukur, handuk, dan sisir.﻿﻿</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Pilihlah waktu ketika bayi merasa senang, kenyang, sudah tidur, dan dengan popok yang kering.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Buatlah acara potong atau cukur rambut menjadi kegiatan yang seru. MomDad bisa sambil bernyanyi ketika menyiapkan bayi untuk dipotong atau dicukur rambutnya.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Antisipasi reaksi bayi. Bayi dapat terbawa suasana senang atau menangis mendengar bunyi pisau cukur.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Basahi rambut bayi dengan air secukupnya dan potong atau cukur rambut bayi dengan cepat.</li></ul>So, apakah rambut si Kecil sudah waktunya untuk dicukur, MomDad?Referensi:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/baby/how-to-cut-baby-hair#how-to-cut-with-clippers" title="https://www.healthline.com/health/baby/how-to-cut-baby-hair#how-to-cut-with-clippers">https://www.healthline.com/health/baby/how-to-cut-baby-hair#how-to-cut-with-clippers </a></li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.wonderbaby.org/articles/babys-haircut" title="https://www.wonderbaby.org/articles/babys-haircut">https://www.wonderbaby.org/articles/babys-haircut</a></li></ul>

Kapan Waktu yang Tepat untuk Mencukur Rambut Bayi?

kapan-waktu-yang-tepat-untuk-mencukur-rambut-bayi--1674840467373

Semua orang tua pasti menyayangi anak-anaknya dengan sama rata. Namun, ada kalanya, sadar atau tidak, orang tua mungkin telah melakukan pilih kasih pada anak. Meski tidak terlihat secara langsung, nyatanya pilih kasih bisa berdampak buruk pada si Kecil, lho terutama pada kondisi mentalnya.&nbsp;Tidak hanya itu, dampak dari pilih kasih juga membuat relasi anak dan saudaranya juga menjadi negatif. lantas, apa saja ya dampak buruk lainnya bagi anak? Yuk, simak!Anak yang tidak difavoritkan merasa tidak berharga&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3a6b9ad4fb774e4fe62339da9fc25831_1674839574737.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1224366687-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Anak yang tidak mendapatkan perhatian lebih dan sering dibandingkan dengan saudaranya, bisa saja bermasalah dengan harga diri. Si Kecil akan merasa, apa pun pencapaian yang didapatnya tidak membuat ia lebih dikasihi oleh orang tuanya. Saat besar nanti, dampaknya anak menjadi kurang percaya diri dan bisa saja menjadi tidak maksimal dalam bekerja.Anak mencari perhatian di luarKarena merasa tidak berharga dan kurang perhatian di rumah, anak akan mulai mencari perhatian di luar. Menurutnya, orang lain akan lebih memperhatikan dirinya dan menghargai pencapaiannya dibandingkan orang tuanya sendiri. Hal tersebut sangat berbahaya bagi remaja karena dapat memicu perilaku yang kurang baik dan orang tua tidak bisa mengontrol pergaulannya.&nbsp;Anak tidak menyukai saudara kandungnya&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/4810c2ad41011d188c7d109ba49943abaa3_1674839655172.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="upset-siblings-ignoring-each-other-home_29488-1626.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Perilaku orang tua yang pilih kasih, berdampak pada hubungan antara kakak-beradik juga. Bahkan bisa berlangsung hingga dewasa nanti. Anak yang tidak difavoritkan mulai merasa iri kepada saudaranya yang lebih dikasihi oleh orang tua dan mulai muncul rasa amarah. Reaksi amarah umum terjadi atas kebiasaan pilih kasih yang dilakukan orang tuanya. Selain mengekspresikan pada orang tua, kemarahan ini bisa dialihkan ke saudara kandung yang mendapat kasih lebih.&nbsp;Anak yang tidak difavoritkan menjadi rendah diri dan tertutup<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/21028c1480d10cf5b9b9152570d22c10a77_1674839747185.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="little-girl-has-problems-with-home-alone_1150-14428.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Psikologi anak yang kurang kasih sayang bisa jadi lebih rentan depresi, agresif, rendah diri, dan tertutup. Nantinya, hal ini juga berdampak pada kemampuannya dalam mengambil keputusan karena merasa tidak spesial.&nbsp;Sayangnya, ketika anak kurang optimal dalam akademis dan nonakademisnya, orang tua tanpa sadar akan kembali membandingkan dengan saudaranya yang akhirnya tidak membuat anak makin optimal.&nbsp;Anak yang difavoritkan berpotensi menjadi anak yang besar kepala dan manjaAnak yang mendapatkan kasih sayang lebih dari orang tuanya akan menjadi seseorang yang manja. Si kecil selalu mendapatkan perhatian lebih dari orang tua, sehingga nantinya ia akan menjadi keras kepala dan terlalu banyak menuntut.&nbsp;Selain itu, anak juga akan merasa menjadi raja dalam rumah dan berkuasa atas saudaranya yang tidak difavoritkan. Semua hal ini juga bisa berdampak buruk pada hubungannya di lingkungan sosial.Itu lah beberapa masalah yang bisa saja terjadi akibat MomDad melakukan pilih kasih pada salah satu anak. Untuk itu, pastikan untuk selalu memberikan kasih sayang yang setara pada semua anak. Dengan begitu, persaudaraan akan semakin harmonis dan kedekatan antar saudara pun semakin erat.Jika ingin&nbsp;share&nbsp;pengalaman&nbsp;parenting,&nbsp;MomDad dapat ceritakan di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/parenting" title="https://primaku.page.link/parenting" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Parenting</a>&nbsp;bersama orang tua lainnya! Referensi:&nbsp;Suitor JJ, Sechrist J, Plikuhn M, Pardo ST, Gilligan M, Pillemer K. The role of perceived maternal favoritism in sibling relations in midlife. J Marriage Fam. 2009; 71(4): 1026–1038.

Dampak Buruk bagi Anak jika Orang Tua Pilih Kasih

dampak-buruk-bagi-anak-jika-orang-tua-pilih-kasih-1674959475806

Berdasarkan rekomendasi IDAI dan WHO, bayi sudah siap untuk diberikan Makanan Pendamping ASI atau MPASI saat usianya sudah menginjak 6 bulan. Pemberian MPASI pun juga tidak bisa sembarangan dan perlu terpenuhi kebutuhan nutrisinya.Banyak resep MPASI yang dibuat dengan metode rebus, kukus, hingga goreng. Namun, sebenarnya boleh nggak, sih si Kecil makan makanan yang digoreng?Dampak jika bayi diberi makanan yang digoreng<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/87242291dfe72c416ceac89daae774c1_1674798017199.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1221443478-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Pada umumnya, makanan yang digoreng memiliki kandungan lemak dan kalori yang lebih tinggi daripada makanan yang direbus atau dikukus. Hal ini karena minyak atau lemak mempunyai kalori yang lebih tinggi. Bila si Kecil cenderung kurus, biasanya dokter akan menyarankan pemberian MPASI dengan kepadatan kalori yang tinggi. Misalnya dengan mencampurkan minyak atau margarin ke dalam MPASI, atau dengan menggoreng&nbsp; MPASI sebelum dihaluskan.Nah, jika MomDad ingin memberikan makanan yang digoreng, sebaiknya gunakan minyak yang baru dipakai dan bersih. Selain itu, jangan terlalu sering memberikan makanan yang digoreng ya, MomDad karena bisa memberikan dampak buruk pada si Kecil, seperti melonjaknya kenaikan berat badan atau obesitas.Batasan asupan bayi mengonsumi makanan yang digoreng<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1e19f82e10a16f8ce10ba45c951d4c7d22_1674798083595.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1218981208-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Lemak diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga tidak ada batasan asupan lemak yang ketat untuk bayi atau anak yang berusia kurang dari dua tahun. Namun, memberikan lemak atau minyak berlebihan juga tidak dianjurkan, mengingat pola makan pada masa bayi akan cenderung berlanjut sampai usia dewasa. Bayi yang terbiasa mengkonsumsi makanan tinggi lemak akan cenderung menyukai makanan tinggi lemak. Suatu kebiasaan yang sebaiknya tidak kita bangun.&nbsp;Untuk pedoman MomDad, lemak pada periode MPASI dapat diberikan sebanyak sekitar 30-40% kebutuhan kalori hariannya. Contohnya, untuk bayi berusia 6-8 bulan yang pada umumnya memerlukan 200 kKal MPASI, diperlukan 60-80 kKal yang berasal dari lemak. Satu gram lemak mengandung 9 kkal, sehingga 60-80 kKal lemak setara dengan 6-10 gram lemak atau minyak per harinya. Namun, kebutuhan lemak harian ini sebaiknya tidak seluruhnya dipenuhi dari minyak goreng. Ada sumber-sumber lemak yang jauh lebih sehat daripada minyak goreng, misalnya lemak yang berasal dari ikan, telur, daging, ayam, kacang-kacangan dan alpukat.MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" title="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum MPASI &amp; Laktasi</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Referensi:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Uauy R, Dangour AD. Fat and Fatty Acid Requirements and Recommendations for Infants of 0–2 Years and Children of 2–18 Years. Ann Nutr Metab 2009;55:76–96. Tersedia di:&nbsp;</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;"><a class="e-rte-anchor" href="https://www.karger.com/Article/Pdf/228997" title="https://www.karger.com/Article/Pdf/228997" target="_blank">A Institute of Nutrition and Food Technology (INTA), University of Chile, Santiago , Chile; b Nutrition and Public Health Intervention Research Unit, London School of Hygiene and Tropical Medicine, London , UK</a></li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/nutrition-basics/dietary-recommendations-for-healthy-children" title="https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/nutrition-basics/dietary-recommendations-for-healthy-children" style="font-size: 13px;">https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/nutrition-basics/dietary-recommendations-for-healthy-children</a></li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://raisingchildren.net.au/toddlers/nutrition-fitness/nutrients/fats" title="" target="_blank" style="font-size: 12pt;">https://raisingchildren.net.au/toddlers/nutrition-fitness/nutrients/fats</a></li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Benton JM. Fats. <a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/fat.html" title="https://kidshealth.org/en/parents/fat.html" style="font-size: 13px;">https://kidshealth.org/en/parents/fat.html</a> </li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://raisingchildren.net.au/toddlers/nutrition-fitness/nutrients/fats#how-to-reduce-or-replace-unhealthy-fats-in-your-family-diet-tips-nav-title" title="https://raisingchildren.net.au/toddlers/nutrition-fitness/nutrients/fats#how-to-reduce-or-replace-unhealthy-fats-in-your-family-diet-tips-nav-title">https://raisingchildren.net.au/toddlers/nutrition-fitness/nutrients/fats#how-to-reduce-or-replace-unhealthy-fats-in-your-family-diet-tips-nav-title </a></li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.who.int/health-topics/complementary-feeding" title="https://www.who.int/health-topics/complementary-feeding">https://www.who.int/health-topics/complementary-feeding </a></li></ul>Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Kapan Bayi Boleh Konsumsi Makanan yang Digoreng?

kapan-bayi-boleh-konsumsi-makanan-yang-digoreng--1675826599639

<table class="e-rte-table" style="text-align: inherit; background-color: unset; width: 1059.33px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="width: 258.079px;">Nama Kegiatan</td><td style="width: 800.255px;" class="">Mengasah Sensori</td></tr><tr><td class="" style="width: 258.079px;">Usia</td><td class="" style="width: 800.255px;">3-6 bulan</td></tr><tr style="height: 28px;"><td class="" style="width: 258.079px;">Ranah Perkembangan​</td><td style="width: 800.255px;" class="">Kognitif</td></tr></tbody></table>Cara Bermain: <ul><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Beri kesempatan si Kecil menggigit teether/memasukkan tangan, kaki, dan benda-benda lain ke mulut.</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Pastikan bersih dan cukup besar agar tidak tertelan. Dengan mengemut/menjilat, si Kecil dapat mengenal tekstur, ukuran, rasa, dan bentuk benda. Perilaku ini turut menyiapkan si Kecil untuk dapat menerima makanan padat. Keterampilan sensori si Kecil terasah, sehingga lebih mudah mengunyah dan menelan. Perilaku mouthing berkurang saat si Kecil lancar bicara.</li></ul>Referensi: Panduan Tumbuh Kembang dan Stimulasi Anak Usia 0 - 5 Tahun oleh Rumah Dandelion

Stimulasi Bayi Usia 3-6 Bulan: Mengasah Sensori

stimulasi-bayi-usia-3-6-bulan--mengasah-sensori-1674796230487

MomDad pasti pernah melihat beberapa teman atau figur publik di media sosial yang memberikan anak mereka buah jeruk. Ya, buah jeruk memang kaya akan vitamin C, tetap sebenarnya buah ini memiliki rasa yang sangat asam sehingga tidak baik untuk sistem pencernaan si Kecil, bahkan bisa menimbulkan reaksi alergi, lho! Sebenarnya, di usia berapa sih bayi bisa mulai diberikan buah jeruk?Usia yang diperbolehkan bayi makan jeruk<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/63cc7282434ac5897b793e8c6d540983_1674794525303.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-887532536-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Saat bayi menginjak usia setahun, banyak orang tua yang menganggap jika mereka boleh diberikan makanan apa pun, termasuk jeruk. Buah jeruk mengandung vitamin C tinggi yang berguna untuk memperkuat sistem imun. Jeruk juga memiliki nutrisi lain, seperti kalium, folat, dan tiamin, hingga kandungan air yang tinggi untuk menjaga bayi tetap terhidrasi.Jeruk sebenarnya boleh diperkenalkan saat bayi memulai MPASI, atau di usia 6 bulan. Jeruk untuk MPASI dapat disajikan dalam bentuk air perasan atau potongan besar memanjang saat anak sudah memulai finger food. Jeruk tidak disarankan untuk dibuat jus (volume besar, ditambahkan gula dan air) untuk anak di bawah 1 tahun.Namun, sebaiknya MomDad tidak memberikan jeruk yang asam karena kurang baik bagi pencernaan bayi dan dapat memicu reaksi alergi. Untuk mencegah hal tersebut, MomDad dapat mencobanya terlebih dulu sebelum memberikannya kepada si Kecil.Bagaimana bila belum cukup umur?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/74e9f6513943dc7462872344680b76ac_1674794532656.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1148119004-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Seperti halnya makanan lain, bila sudah diberikan sebelum saluran cerna bayi siap menerima makanan padat (yaitu 4 bulan), maka pemberian jeruk dapat mengakibatkan bayi tersedak, adanya luka pada usus, usus masuk ke usus lain (invaginasi), hingga infeksi berat.Namun, jika sudah terlanjur diberikan, MomDad perlu memantau dengan ketat apakah bayi menjadi rewel, kembung, tampak kesakitan, diare, sulit BAB, dan tanda infeksi seperti demam. Segera temui dokter bila MomDad menemukan tanda-tanda tersebut, ya!Jika MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil, jangan ragu untuk segera konsultasi di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>. Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh ahli, lho!

Kapan Anak Boleh Makan Jeruk?

kapan-anak-boleh-makan-jeruk--1674794975385

Melihat si kecil tumbuh sehat pasti jadi kebahagiaan bagi setiap orang tua. Tapi, gimana ya kalo bayi yang baru aja lahir justru meninggal gara-gara kelalaian orang di sekitarnya? Kayak kasus bayi wafat akibat dikasij jamu itu, lho.. 💔😭Belajar dari kasus tersebut, PrimaKu bersama dr. Yuni Astria, Sp.A dan dr. Miranti Fristy Medyatama, Sp.A, ingin mengedukasi MomDad , kakek, nenek, om, tante, dan semua orang untuk memahami bahwa merawat bayi baru lahir ada lho aturannya. Salah satunya dengan tidak memberikan apa pun selain ASI karena bisa berakibat fatal.

Yang Boleh & Tidak Boleh Dilakukan pada Bayi Baru Lahir

yang-boleh---tidak-boleh-dilakukan-pada-bayi-baru-lahir-1674733697209

Per tanggal 18 Januari 2023, Kementerian Kesehatan RI menyatakan terjadi kejadian luar biasa (KLB) campak di 34 kabupaten dan kota di 12 provinsi Indonesia. Dengan beredarnya pernyataan ini, sebagai orang tua, tentu MomDad merasa khawatir akan kesehatan si Kecil. Memangnya apa sih dampak campak bagi tumbuh kembang anak, sehingga membuat para orang tua patut waspada?Apa itu campak &amp; bagaimana gejalanya?Campak merupakan penyakit infeksi virus akut serius yang sangat menular. Campak disebabkan oleh Paramyxovirus dan ditularkan terutama melalui udara. Tak hanya orang dewasa, campak dapat menjadi masalah serius untuk semua kelompok umur, termasuk anak-anak. Namun, anak berusia di bawah 5 tahun dan dewasa lebih dari 20 tahun lebih sering mengalami komplikasi, sehingga dampaknya bisa lebih buruk.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/7a6b9597cb1e107615c6254ddb12dc74e_1674720842767.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-530200287-612x612 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Seseorang atau anak yang mengalami campak, akan mengalami gejala seperti:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Demam dengan suhu badan biasanya &gt;38°C selama 3 hari atau lebih dan akan berakhir setelah 4-7 hari. Demam tinggi terjadi setelah 10-12 hari setelah tertular. Terdapat pula batuk, pilek, mata merah atau mata berair (3C: cough, coryza, conjunctivitis).</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Tanda khas (patognomonis) ditemukan Koplik's spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di pipi bagian dalam.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Gejala pada tubuh berbentuk ruam makulopapular. Ruam muncul pada muka dan leher, dimulai dari belakang telinga, kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Ruam bertahan selama 3 hari atau lebih pada kisaran hari ke-4 sampai ke-7 demam. Ruam muncul saat demam mencapai puncaknya. Ruam berakhir dalam 5 sampai 6 hari, dan menjadi berwarna seperti tembaga atau kehitaman.</li></ul>Komplikasi penyakit campakKomplikasi yang sering terjadi adalah infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran, serta diare (1 dari 10 anak). Beberapa dapat mengalami komplikasi berat berupa pneumonia (1 dari 20 anak) yang merupakan penyebab kematian tersering pada campak, dan ensefalitis (1 dari 1000 anak) yang dapat berakhir dengan kematian. Setiap 1000 anak yang menderita campak, 1 atau 2 di antaranya meninggal dunia.Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE) merupakan komplikasi yang sangat jarang, tetapi merupakan penyakit sistem saraf pusat yang fatal akibat infeksi virus campak yang diderita pada saat kanak-kanak. SSPE umumnya terjadi 7-10 tahun setelah seseorang menderita campak, walaupun telah sembuh. Risiko SSPE lebih besar pada anak yang menderita campak pada usia kurang dari 2 tahun. Campak juga dapat menyebabkan ibu hamil melahirkan sebelum waktunya, atau melahirkan bayi dan berat lahir rendah.Mencegah campak<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1ac2495b223b9bf0ae6d410ab229b878a_1674720863095.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-854320638-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> MomDad dapat mencegah campak sejak dini pada si Kecil dengan cara:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Berikan vaksin MR pada si Kecil saat ia berusia 9 bulan</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Jika sampai usia 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan vaksin MMR</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Pada anak usia 18 bulan, berikan MR atau MMR</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Pada anak usia 5-7 tahun, berikan anak MR (dalam program BIAS kelas 1) atau MMR</li></ul>Agar si Kecil terhindar dari campak, pastikan ia mendapatkan vaksin MR atau MMR seperti tips di atas ya, MomDad.Apabila ingin memberikan vaksinasi pada si Kecil, MomDad dapat melakukan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/Imunisasi" title="https://primaku.page.link/Imunisasi" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Booking Vaksin</a>&nbsp;di aplikasi PrimaKu dan bisa mendapatkan potongan harga, lho! Referensi: <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/apakah-infeksi-campak" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/apakah-infeksi-campak">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/apakah-infeksi-campak</a>

Ditetapkan sebagai KLB, Waspada Campak Menyerang si Kecil

ditetapkan-sebagai-klb--waspada-campak-menyerang-si-kecil-1674721035244

Ketika si Kecil sudah mulai belajar berjalan, baby walker merupakan salah satu alat yang sering digunakan para orang tua untuk membantu anak saat ia sedang belajar berjalan. Namun, penggunaan baby walker untuk bayi masih menjadi pro kontra. Nah, bagi MomDad yang masih ragu apakah penggunaan baby walker aman untuk bayi atau tidak, yuk simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini!Pengertian &amp; fungsi baby walker<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/4de10e536110491568cd75be5b8e10caa83_1674703948140.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="source pexels 2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Baby walker adalah produk yang dipasarkan kepada orang tua sebagai alat untuk membantu bayi belajar berjalan. Alat ini terdiri dari sebuah tempat duduk yang dikelilingi frame keras yang terhubung ke beberapa buah roda. Posisi tersebut membuat bayi dapat duduk seimbang dengan jari-jari kaki menyentuh lantai sehingga bayi dapat berjalan sendiri tanpa bantuan orang tua.Kapan bayi dapat menggunakan baby walker?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8fc4f7a3105d6983d138575db9b06792e_1674704139724.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-965564708-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Sebelum menggunakan baby walker, perlu MomDad ketahui bahwa American Academy of Pediatrics melarang penggunaan baby walker sehubungan dengan kejadian kecelakan yang terkait dengan penggunaan baby walker. Selain dianggap tidak aman, baby walker ternyata juga tidak dapat melatih bayi berjalan mandiri dengan benar.&nbsp;Pada dasarnya, belajar berjalan bukanlah hanya sekadar menggerakkan kedua kaki saja. Untuk dapat berjalan bayi perlu belajar berdiri dengan seimbang, menegakkan tubuhnya, serta melangkah tanpa berpegangan sembari menyeimbangkan tubuhnya. Bayi yang bergerak menggunakan baby walker tidak dapat belajar hal-hal yang telah disebutkan di atas.&nbsp;So, bagi MomDad yang ingin menggunakan baby walker untuk si Kecil belajar berjalan, mungkin penjelasan di atas bisa membantu MomDad dalam mempertimbangkan penggunaan baby walker, ya.​MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="text-align: inherit; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber foto: iStockReferensi:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Adapted from Baby Walkers: Important Safety Information (American Academy of Pediatrics Copyright © 2022 </li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.health.harvard.edu/blog/parents-dont-use-a-baby-walker-2018092714895" title="https://www.health.harvard.edu/blog/parents-dont-use-a-baby-walker-2018092714895">https://www.health.harvard.edu/blog/parents-dont-use-a-baby-walker-2018092714895</a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Mencukur Rambut Bayi?

Kapan Waktu yang Tepat untuk Mencukur Rambut Bayi?

Dampak Buruk bagi Anak jika Orang Tua Pilih Kasih

Dampak Buruk bagi Anak jika Orang Tua Pilih Kasih

Kapan Bayi Boleh Konsumsi Makanan yang Digoreng?

Kapan Bayi Boleh Konsumsi Makanan yang Digoreng?

Stimulasi Bayi Usia 3-6 Bulan: Mengasah Sensori

Stimulasi Bayi Usia 3-6 Bulan: Mengasah Sensori

Kapan Anak Boleh Makan Jeruk?

Kapan Anak Boleh Makan Jeruk?

Yang Boleh & Tidak Boleh Dilakukan pada Bayi Baru Lahir

Yang Boleh & Tidak Boleh Dilakukan pada Bayi Baru Lahir

Ditetapkan sebagai KLB, Waspada Campak Menyerang si Kecil

Ditetapkan sebagai KLB, Waspada Campak Menyerang si Kecil

Ini Alasan Mengapa Baby Walker Tak Dianjurkan buat si Kecil

Ini Alasan Mengapa Baby Walker Tak Dianjurkan buat si Kecil