Dalam rangka Graduation Parenthood Institute 2024, PrimaKu berkolaborasi dengan CegahDBD menyelenggarakan talk show spesial bertema “Bahaya Komplikasi DBD pada Anak yang Belum Divaksinasi”.​ Talk show ini menghadirkan narasumber dr. Melia Yunita, M.Sc., Sp.A, dokter spesialis anak yang menjadi favorit banyak orang tua. Yang membuat acara ini semakin istimewa adalah untuk pertama kalinya, MomDad dapat bertemu langsung dalam kelas offline PrimaKu. PrimaKu bersama CegahDBD konsisten menghadirkan edukasi melalui berbagai platform, mulai dari artikel informatif di aplikasi, hingga sesi Instagram Live yang dirancang agar mudah diakses oleh keluarga Indonesia. Sebagai puncak dari rangkaian edukasi di ajang Parenthood Institute 2024, talk show ini menjadi momen istimewa untuk memberikan wawasan mendalam sekaligus membuka ruang interaksi langsung yang bermanfaat. Bahaya Komplikasi DBD: Lebih dari Sekadar Demam Tinggi <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/2b121ef5b2726efb19b10755383a7babc_1735201173032.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="CegahDBD-3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Sering kali, DBD hanya dikaitkan dengan demam tinggi yang bisa sembuh dengan perawatan medis. Namun, dr. Melia Yunita, S.Sc., Sp.A atau yang akrab disapa dengan dr. Lia, mengingatkan bahwa di balik gejala awal yang terlihat sederhana, DBD menyimpan ancaman komplikasi serius, di antaranya adalah syok akibat kehilangan cairan, perdarahan hebat, hingga kerusakan organ seperti hati (liver injury) dan otak (ensefalopati). Anak yang mengalami infeksi dengue berulang bahkan berisiko lebih tinggi mengalami DBD berat. Oleh karena itu, deteksi dini, penanganan tepat waktu, dan langkah pencegahan menyeluruh menjadi kunci untuk mencegah risiko fatal ini.CegahDBD Imbau Keluarga untuk Vaksin DBD guna Melengkapi 3M Plus <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a5c10c1311f1045794a4a44d4455acc29_1735201222931.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="CegahDBD-4.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Dalam talk show-nya, dr. Lia menegaskan pentingnya langkah 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang) untuk memberantas sarang nyamuk. Namun, ia juga mengingatkan bahwa langkah tersebut tidak cukup. Vaksinasi DBD hadir sebagai perlindungan tambahan untuk melindungi anak dan keluarga dari ancaman serius DBD, terutama di musim hujan ketika kasus meningkat. “Vaksinasi adalah tameng terakhir yang melengkapi semua upaya pencegahan lainnya. Dengan ini, kita tidak hanya melindungi anak sendiri, tetapi juga berkontribusi mencegah penyebaran virus dengue di lingkungan,” ujar dr. Lia. <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/26d584eb9163e62a62101ac7f857e7521_1735201268031.jpg" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="CegahDBD-5.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Beliau juga menekankan pentingnya beralih dari pola pikir reaktif ke preventif. “Kita perlu berada di level pencegahan tertinggi. Jangan tunggu sampai terkena DBD atau komplikasinya. Apalagi bagi anak-anak dengan imun tubuh yang belum sempurna, vaksinasi menjadi langkah penting untuk mencegah risiko yang lebih berat,” tambahnya. Asosiasi medis merekomendasikan vaksin DBD untuk usia 6 hingga 45 tahun. Langkah ini tidak hanya melindungi anak-anak tetapi juga seluruh anggota keluarga dari risiko komplikasi serius. Keseruan di Booth CegahDBD: Dari Berbagi Edukasi yang Menarik <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/93fd1c799aa48e9fd469551f9382a8b2_1735201323726.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="CegahDBD-6.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Booth CegahDBD menjadi salah satu area yang menjadi magnet perhatian para MomDad, berkat berbagai aktivitas seru dan menarik yang ditawarkan. Salah satu daya tariknya adalah Dengue Prevention Kit yang bisa didapatkan dengan cara mem-follow Instagram @<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/cegahdbd.id/" title="https://www.instagram.com/cegahdbd.id/" target="_blank">cegahdbd.id</a> dan @<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">official.primaku</a>. Bagi MomDad yang memerlukan informasi layanan vaksinasi DBD, CegahDBD juga menyediakan fitur Hospital/Klinik Locator yang bisa diakses melalui situs resminya, yaitu <a classname="e-rte-anchor" href="www.cegahDBD.com." title="www.cegahDBD.com.">www.cegahDBD.com. </a>Catat info penting ini, ya! <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f12973b9bf4110d732fb599b2ba2d2473_1735201423531.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="CegahDBD-11-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;">Sebelum Terlambat, Lindungi Anak dari Bahaya DBD Sekarang! <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/19857a19af1bf89a42719a65ab168025_1735201450330.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="CegahDBD-9.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Graduation Festival Parenthood Institute 2024 menjadi momen penting untuk mengingatkan bahwa melindungi anak dan keluarga dari DBD tidak cukup hanya dengan mencegah gigitan nyamuk, tapi juga perlu diimbangi dengan vaksinasi DBD untuk melindungi si Kecil dan keluarga dari komplikasi berat.Semoga kolaborasi lewat event ini dapat terus memberikan edukasi yang bermanfaat dan membantu keluarga Indonesia mengambil langkah tepat dalam melindungi keluarga dari risiko DBD. Sampai jumpa di event PrimaKu selanjutnya bersama CegahDBD! C-ANPROM/ID/QDE/0751 | Dec 2024

Graduation Parenthood Institute 2024: CegahDBD dan PrimaKu Ajak MomDad Lindungi Anak dari Komplikasi DBD

graduation-parenthood-institute-2024--cegahdbd-dan-primaku-ajak-momdad-lindungi-anak-dari-komplikasi-dbd-1735201737233

Bulan-bulan liburan sudah hampir berakhir, dan saatnya bagi anak-anak kembali ke sekolah. Sebagai orang tua, kita tentu ingin memastikan anak-anak siap tidak hanya secara mental dan emosional, tetapi juga fisik. Nah, agar anak bisa menjalani tahun ajaran baru dengan sehat dan bahagia, ada beberapa persiapan penting yang perlu dilakukan. Yuk, simak beberapa tips persiapannya, MomDad! 1. Makan-Makanan Sehat dan Bergizi untuk Daya Tahan TubuhMakanan yang sehat dan bergizi adalah salah satu kunci penting agar anak tetap sehat dan bertenaga selama kembali ke sekolah. Menyusun menu makan yang seimbang akan membantu anak menjaga daya tahan tubuh dan fokus belajar. <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f02d8110ba276ab7ca6e50c48cf6b9994_1735028075379.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Persiapan sekolah-2-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Isi Piringku, pedoman makan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, bisa jadi panduan yang tepat. Pedoman ini menyarankan porsi makan yang seimbang dalam satu piring, yaitu:<ul><li>50% diisi dengan sayur dan buah, untuk memastikan anak mendapatkan serat, vitamin, dan mineral yang penting.</li><li>50% lainnya diisi dengan makanan pokok (seperti nasi, kentang, atau pasta) dan lauk pauk (seperti ayam, ikan, atau tempe) untuk mencukupi kebutuhan energi dan protein.</li></ul> Selain itu, pedoman ini juga mengingatkan kita untuk membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih, agar anak tetap sehat dan terhindar dari risiko penyakit. Beberapa tips untuk memastikan anak makan sehat saat kembali ke sekolah:<ul><li>Makan siang yang bergizi, persiapkan kotak makan siang yang mengandung nasi, sayuran, lauk pauk, dan buah untuk membantu anak tetap bertenaga sepanjang hari. </li><li>Camilan sehat, seperti buah potong, yogurt, atau biskuit gandum bisa menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan makanan ringan yang mengandung banyak gula atau garam.</li></ul> Selain pedoman makan yang seimbang, Isi Piringku juga mengingatkan untuk:<ul><li>Mengonsumsi 8 gelas air setiap hari agar anak tetap terhidrasi dan fokus di sekolah.</li><li>Melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari untuk menjaga kebugaran tubuh.</li><li>Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah makan, untuk mengurangi risiko penularan penyakit yang bisa mengganggu kesehatan anak.</li></ul> 2. Cukup Istirahat Agar Anak Siap BelajarTidur yang cukup adalah kunci agar anak bisa fokus dan siap belajar di sekolah. Selama tidur, tubuh anak melakukan pemulihan dan mengisi ulang energi yang diperlukan untuk aktivitas sehari-hari. Jika anak kekurangan tidur, mereka bisa merasa lebih lelah, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi di kelas. American Academy of Sleep Medicine (AAP) memberikan panduan jumlah tidur yang ideal untuk setiap kelompok usia:<ul><li>Anak usia 3-5 tahun: 10-13 jam tidur per hari</li><li>Anak usia 6-12 tahun: 9-12 jam tidur per hari</li><li>Anak usia 13-18 tahun: 8-10 jam tidur per hari</li></ul> Menciptakan rutinitas tidur yang konsisten di malam hari dan meminimalisir gangguan (seperti gadget) bisa membantu anak mendapatkan tidur berkualitas. Ajak anak untuk tidur lebih awal dan hindari aktivitas yang terlalu merangsang menjelang tidur. 3. Persiapkan Barang-Barang Sekolah dengan Teliti <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3275510d8cbabc92f235abca5c160d40d_1735028099508.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Persiapan sekolah-3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;">Agar anak lebih siap dan terorganisir, persiapkan barang-barang sekolah sejak jauh-jauh hari. Mulai dari seragam, sepatu, tas, hingga alat tulis. Pastikan semua barang dalam kondisi baik dan sesuai dengan kebutuhan mereka di sekolah. Tips memilih perlengkapan sekolah:<ul><li>Tas yang nyaman, pilih tas yang tidak terlalu besar atau kecil, serta memiliki bantalan punggung untuk kenyamanan saat dibawa.</li><li>Alat tulis, lengkapi dengan pensil, penghapus, penggaris, dan buku catatan. Jangan lupa, periksa apakah semuanya sudah siap digunakan atau perlu diganti.</li><li>Kelengkapan lainnya, pastikan anak memiliki botol minum, kotak makan, dan perlengkapan lainnya untuk menjaga kesehatan di sekolah.</li></ul> 4. Siapkan Mental AnakMenghadapi tahun ajaran baru bisa menimbulkan kekhawatiran atau kecemasan pada anak, terutama jika mereka baru pertama kali bersekolah atau pindah ke sekolah baru. Berikan dukungan emosional dengan berbicara tentang hal-hal menyenangkan yang akan mereka alami, seperti bertemu teman-teman baru atau belajar hal-hal menarik di sekolah. Dukung anak dengan cara yang positif:<ul><li>Ajak anak bicara tentang sekolah, apa yang mereka harapkan, apakah mereka senang atau khawatir?</li><li>Ciptakan suasana positif tentang sekolah, tunjukkan bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan dan penuh kesempatan untuk tumbuh.</li></ul> Dengan berbicara tentang pengalaman positif, anak akan merasa lebih siap menghadapi tantangan di sekolah dan lebih bersemangat. 5. Lengkapi Vaksinasi untuk Menjaga Imun Tubuh Anak <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/f98f6c6d26977699164b2bf61d934a1c_1735028127751.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Persiapan sekolah-4.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Vaksinasi adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi anak dari penyakit yang bisa mengganggu kesehatan dan aktivitas mereka. Pastikan anak sudah mendapatkan vaksinasi yang sesuai dengan jadwal yang dianjurkan, termasuk vaksin dasar dan vaksin lanjutan. Beberapa vaksin yang perlu diberikan saat si Kecil berusia 6 tahun ke atas adalah:<ul><li>﻿﻿Usia 6 Tahun: Influenza (tahunan), Demam Berdarah 1</li><li>Usia 6 Tahun 3 Bulan: Demam Berdarah 2</li><li>Usia 7 – 8 Tahun: Influenza (tahunan), Tifoid (3 tahunan)</li><li>Usia 9 Tahun: HPV 1, Influenza (tahunan)</li><li>Usia 9,5 Tahun: HPV 2</li><li>Usia 10 Tahun: DTP 6 (dalam bentuk Tdap), Influenza (tahunan)</li><li>Usia 11 – 18 Tahun: Influenza (ulangan tiap tahun), Tifoid (ulangan tiap 3 tahun)</li></ul> Memastikan si Kecil mendapatkan vaksinasi tepat waktu adalah langkah besar untuk melindungi kesehatannya, terutama saat ia mulai bersosialisasi lebih aktif di sekolah. Vaksinasi bukan hanya melindungi si Kecil dari penyakit serius, tetapi juga memastikan pertumbuhannya berjalan optimal karena ia lebih jarang sakit dan bisa belajar serta bermain dengan baik. <a href="https://primaku.page.link/kelasvaksin" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8e2c38b558424a7f97463b6bab926d67_1735028174686.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="Vaksin.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 538px;"></a> Ikuti <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelasvaksin" title="https://primaku.page.link/kelasvaksin" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelasvaksin" title="https://primaku.page.link/kelasvaksin" target="_blank">Kelas Vaksin</a> bersama dr. Yuni Astria, Sp.A di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PI2024" title="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank">SuperClass</a>! Di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelasvaksin" title="https://primaku.page.link/kelasvaksin" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelasvaksin" title="https://primaku.page.link/kelasvaksin" target="_blank">Kelas Vaksin</a>, MomDad akan belajar mulai dari panduan lengkap jadwal vaksinasi yang direkomendasikan sesuai usia, vaksin kejar, hingga reaksi KIPI yang dikhawatirkan banyak orang tua. Panduan ini penting agar MomDad tahu langkah-langkah yang harus diambil untuk melengkapi vaksinasi si Kecil, sehingga ia dapat tumbuh sehat dan optimal. Referensi:<ul><li>Cleveland Clinic. 2024. How Much Sleep Kids Need: Recommended Hours by Age <a classname="e-rte-anchor" href="https://health.clevelandclinic.org/recommended-amount-of-sleep-for-children" title="https://health.clevelandclinic.org/recommended-amount-of-sleep-for-children">https://health.clevelandclinic.org/recommended-amount-of-sleep-for-children </a></li><li>Ayo Sehat Kemenkes. 2024. Isi Piringku, Panduan Kebutuhan Gizi Seimbang Harian <a classname="e-rte-anchor" href="https://ayosehat.kemkes.go.id/isi-piringku-kebutuhan-gizi-harian-seimbang" title="https://ayosehat.kemkes.go.id/isi-piringku-kebutuhan-gizi-harian-seimbang">https://ayosehat.kemkes.go.id/isi-piringku-kebutuhan-gizi-harian-seimbang </a></li><li>IDAI. 2024. Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi 7 Tahun 2024 <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/publications/buku-idai/pedoman-imunisasi-di-indonesia-edisi-7-tahun-2024" title="https://www.idai.or.id/publications/buku-idai/pedoman-imunisasi-di-indonesia-edisi-7-tahun-2024">https://www.idai.or.id/publications/buku-idai/pedoman-imunisasi-di-indonesia-edisi-7-tahun-2024 </a></li><li>Cleveland Clinic. 2024. Childhood Immunization Schedule <a classname="e-rte-anchor" href="https://my.clevelandclinic.org/health/articles/11288-childhood-immunization-schedule" title="https://my.clevelandclinic.org/health/articles/11288-childhood-immunization-schedule">https://my.clevelandclinic.org/health/articles/11288-childhood-immunization-schedule</a></li></ul>

Pastikan Anak Siap Kembali ke Sekolah dengan 5 Langkah Ini!

pastikan-anak-siap-kembali-ke-sekolah-dengan-5-langkah-ini--1735028405714

Menyusui memang perjalanan yang luar biasa, tetapi kadang bisa bikin khawatir, terutama soal produksi ASI. Jangan khawatir, karena produksi ASI seperti proses demand and supply. Semakin sering ASI dikeluarkan, semakin banyak yang tubuh kita buat. Yuk, kita lihat beberapa tips yang bisa membantu agar produksi ASI tetap lancar dan bayi tetap puas! Hormon yang Terlibat dalam Produksi ASI Ada dua hormon yang berperan penting dalam menyusui:<ul><li>Prolaktin, hormon yang mendorong tubuh untuk memproduksi ASI.</li><li>Oksitosin, hormon yang membuat ASI “terlepas” dan mengalir ke bayi.</li></ul> Beberapa Ibu mungkin merasa sensasi kesemutan atau geli saat ASI keluar (let-down). Tapi tenang, jika Mom tidak merasakannya, mungkin Mom hanya akan menyadari bahwa bayi mulai mengisap lebih pelan atau Mom merasa lebih haus dari biasanya. Hal itu menandakan bahwa tubuh bekerja dengan baik. Mengapa Pasokan ASI Bisa Rendah? <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/eda5cfcfcf6a56e2162dee9c469c1eb9_1735027023531.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Produksi ASI Lancar,-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Ada beberapa hal yang bisa memengaruhi jumlah ASI, lho! Yuk, cek beberapa alasan kenapa ASI bisa rendah:<ul><li>Memberikan suplemen, jika bayi diberi susu formula atau air, tubuh tidak menerima sinyal untuk memproduksi lebih banyak ASI.</li><li>Penggunaan empeng/dummie, bayi yang sering menggunakan empeng mungkin menghabiskan waktu menyusu lebih sedikit, yang mengurangi produksi ASI.</li><li>Kondisi medis, seperti stres, gangguan hormonal, atau masalah kesehatan lainnya bisa memengaruhi produksi ASI.</li></ul> Tips Jitu untuk Meningkatkan Produksi ASI<ol><li>Sering menyusui, cobalah untuk menyusui bayi setidaknya 8 kali sehari. Semakin sering Mom menyusui, semakin banyak ASI yang akan diproduksi. </li><li>Switch feeding, jika produksi ASI rendah, coba berganti-ganti payudara beberapa kali selama sesi menyusui untuk merangsang produksi lebih banyak ASI.</li><li>Perahlah ASI tambahan setelah menyusui dan memeluk bayi, jika Mom memerah ASI di samping bayi, sering kali membuat ASI perah yang dihasilkan jadi lebih banyak dan berikan ASI perah ini jika berat badan bayi bertambah secara perlahan.&nbsp;</li><li>﻿﻿Perawatan diri, istirahat yang cukup, nutrisi yang baik, dan menghindari stres sangat penting untuk menjaga produksi ASI tetap lancar. Minum air setidaknya dua liter sehari.</li><li>Kompres hangat dan pijatan, sebelum dan selama memompa, kompres hangat dan pijatan ringan pada payudara bisa membantu aliran ASI.</li><li>Hindari merokok dan batasi kafein, kedua faktor ini bisa mengurangi produksi ASI.</li></ol> Menyusui membutuhkan kesabaran dan ketekunan, tapi dengan dukungan yang tepat, Mom bisa mengatasi tantangan ini dan memastikan bayi mendapatkan ASI yang terbaik. Temukan caranya lewat&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" title="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" title="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank">Kelas Laktasi</a> bersama dr. Ria Yoanita, Sp.A di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PI2024" title="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank">SuperClass</a>! <a href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/7a87ad8105dfe5c8e7c41b1f07fc10aeae_1735027049325.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="Kelas-Laktasi.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 538px;"></a> Di kelas ini, Mom akan dibimbing untuk memahami seluk-beluk menyusui, termasuk mengatasi masalah produksi ASI yang kurang lancar dan pelekatan yang benar. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan penting yang akan membantu Mom memberikan nutrisi terbaik bagi si Kecil. Beli <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" title="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" title="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank">Kelas Laktasi</a> sekarang dan mulailah perjalanan menyusui yang lebih mudah dan menyenangkan! Referensi:<ul><li>Mayo Clinic. 2022. Breastfeeding nutrition: Tips for moms <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/breastfeeding-nutrition/art-20046912" title="https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/breastfeeding-nutrition/art-20046912" style="text-align: inherit;">https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/breastfeeding-nutrition/art-20046912</a> </li><li>Children’s Health Queensland. 2023. Increasing your breast milk supply&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.childrens.health.qld.gov.au/health-a-to-z/breastfeeding/increasing-breast-milk-supply" title="https://www.childrens.health.qld.gov.au/health-a-to-z/breastfeeding/increasing-breast-milk-supply" style="text-align: inherit;">https://www.childrens.health.qld.gov.au/health-a-to-z/breastfeeding/increasing-breast-milk-supply</a></li></ul>

Rahasia Agar Produksi ASI Lancar, Mom Wajib Tahu!

rahasia-agar-produksi-asi-lancar--mom-wajib-tahu--1735027556891

“Mamamama”, “dadadada”, atau mungkin “babababa”, kalau si Kecil mulai mengeluarkan suara-suara seperti ini, tandanya ia sedang memasuki fase babbling. Buat MomDad yang masih bingung, babbling adalah salah satu tonggak awal perkembangan bahasa pada bayi. Meski terdengar seperti gumaman tanpa arti, ternyata babbling punya peran besar dalam melatih kemampuan bicara si Kecil, lho! <a href="https://primaku.page.link/speechdelay" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1b048d831658061c2076b63ace37f11e_1734948697622.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="Dok-Bowo-Speech-Delay.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 601px;"></a> Untuk mendukung si Kecil melalui milestone perkembangan bicaranya, MomDad bisa beli <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/speechdelay" title="https://primaku.page.link/speechdelay" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/speechdelay" title="https://primaku.page.link/speechdelay" target="_blank">Kelas Speech Delay</a> bersama dr. Herbowo Agung, Sp.A(K) di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PI2024" title="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PI2024" title="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank">SuperClass</a>. Dengan mengikuti kelas ini, MomDad bisa memberikan stimulasi yang tepat dan membantu si Kecil mengoptimalkan perkembangan bicaranya. Sekarang, kita bahas dulu yuk, apa itu babbling, kapan biasanya terjadi, dan bagaimana cara MomDad bisa mendukung si Kecil selama fase ini. Apa itu Babbling? Babbling adalah suara-suara acak yang dikeluarkan bayi, seperti menggabungkan huruf vokal dan konsonan secara spontan. Pada awalnya, suara-suara ini memang belum punya arti. Jadi, kalau si Kecil bilang “babababa” sambil menunjuk tas, bukan berarti ia sedang mencoba mengatakan “tas”. Ia hanya sedang bereksperimen dengan suara. Namun, babbling ini sangat penting karena menjadi cara bayi belajar menyusun suara, yang nantinya akan berkembang menjadi kata-kata bermakna. Ada beberapa jenis babbling yang biasanya muncul di usia tertentu:<ul><li>Marginal babbling (4-6 bulan): bayi mulai menggabungkan suara vokal dan konsonan sederhana, seperti “da” atau “ba”.</li><li>Canonical babbling (6-10 bulan): di fase ini, suara-suara bayi mulai terdengar seperti suku kata yang lebih jelas, misalnya “gugugu” atau “babababa”. Ada dua tipe canonical babbling:</li><li>Reduplicated: suku kata yang diulang-ulang, seperti “dadadada”.</li><li>Non-reduplicated: gabungan suku kata berbeda, seperti “mebaga”.</li><li>Conversational babbling (10 bulan ke atas): bayi mulai meniru pola bicara orang dewasa, lengkap dengan intonasi, jeda, bahkan gerakan tangan! Meski belum ada kata bermakna, cara bicara ini terdengar seperti “percakapan” sungguhan.</li></ul> Pentingnya Babbling untuk Perkembangan Bicara Anak <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/e336c4208b41c3b25e28e55ab52fa7d7_1734948667737.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="babbling-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Babbling bukan hanya suara lucu yang bikin gemas. Menurut para ahli, ini adalah langkah awal bayi dalam memahami cara berbicara. Berikut beberapa manfaat babbling:<ul><li>Melatih otot mulut: saat babbling, bayi sebenarnya sedang melatih otot-otot yang dibutuhkan untuk berbicara.</li><li>Belajar sosialisasi: babbling adalah cara bayi belajar berinteraksi. Saat MomDad merespons gumaman mereka, si Kecil merasa didengar dan ingin terus mencoba berbicara.</li><li>Meningkatkan keterampilan bahasa: studi menunjukkan bahwa bayi yang sering mendapatkan respons dari orang tua saat babbling cenderung lebih cepat mengembangkan kemampuan bahasa mereka.</li><li>Indikator perkembangan: babbling juga bisa menjadi salah satu indikator kesehatan perkembangan anak. Misalnya, bayi yang tidak mulai babbling pada usia 8 bulan bisa jadi memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.</li></ul> Kapan Harus Khawatir? Jika bayi belum mulai babbling di usia 8 bulan atau lebih, ada baiknya MomDad berkonsultasi dengan dokter anak. Keterlambatan ini bisa jadi tanda gangguan pendengaran, keterlambatan bicara, atau kondisi lainnya seperti autism spectrum disorder (ASD). Semakin cepat masalah terdeteksi, semakin baik peluang intervensinya. Bagaimana MomDad Bisa Mendukung Babbling si Kecil? Untuk mendukung dan mengoptimalkan perkembangan bicara bayi, MomDad bisa membekali diri dengan ilmu-ilmu dari <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/speechdelay" title="https://primaku.page.link/speechdelay" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/speechdelay" title="https://primaku.page.link/speechdelay" target="_blank">Kelas Speech Delay </a>bersama dr. Herbowo Agung, Sp.A(K) di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PI2024" title="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank">SuperClass</a>. <a href="https://primaku.page.link/speechdelay" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/bec1c78d1714a1299f34819dec10b1789_1734948601812.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="Dok-Bowo-Speech-Delay.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 601px;"></a> <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/speechdelay" title="https://primaku.page.link/speechdelay" target="_blank">Kelas Speech Delay</a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/speechdelay" title="https://primaku.page.link/speechdelay" target="_blank"> </a>hadir untuk membantu MomDad memahami lebih dalam tentang perkembangan bicara anak, seperti tanda-tanda yang perlu diwaspadai serta strategi efektif untuk mendukung perkembangan bicara anak. Yuk, dukung milestone bicara si Kecil dengan ilmu berharga langsung dari ahlinya. Jangan sampai si Kecil kehilangan momen penting dalam perkembangan bahasanya! Beli <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/speechdelay" title="https://primaku.page.link/speechdelay" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/speechdelay" title="https://primaku.page.link/speechdelay" target="_blank">Kelas Speech Delay</a> sekarang dan bantu si Kecil mengejar perkembangannya! Referensi:<ul><li>Healthline. 2021. What Is Baby Talk and Why Is It So Important? <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/baby/babbling#what-it-is" title="https://www.healthline.com/health/baby/babbling#what-it-is">https://www.healthline.com/health/baby/babbling#what-it-is </a></li><li>Pathways. Baby’s Babbles: What is Babbling and When Will It Start? <a classname="e-rte-anchor" href="https://pathways.org/babbling/" title="https://pathways.org/babbling/">https://pathways.org/babbling/</a></li></ul>

Mengenal Babbling sebagai Langkah Awal Kemampuan Bicara Anak

mengenal-babbling-sebagai-langkah-awal-kemampuan-bicara-anak-1734948849347

Cr. tiktok.com/@azlanyazidmukhtar Masih banyak orang yang percaya kalau ASI bisa menyembuhkan belekan pada mata bayi. Bukannya sembuh, ini malah menyebabkan iritasi, lho! Duh, jangan sampai niat baik justru berisiko untuk si Kecil, ya. Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan kalau bayi mengalami belekan? Yuk, kita bahas lebih dalam di artikel berikut ini, semoga semakin banyak MomDad yang teredukasi! Apa itu Mata Belekan pada Bayi? Mata belekan adalah salah satu kondisi yang sering dialami bayi baru lahir, terutama di minggu-minggu pertama kehidupannya. Mata belekan biasanya ditandai dengan cairan lengket berwarna kekuningan atau kehijauan yang menumpuk di sudut mata bayi. Sering kali, belekan juga diikuti dengan air mata yang terus menetes, kelopak mata sembab, dan belekan yang mengering. Namun, biasanya tidak ada kemerahan pada bagian putih mata (konjungtiva) atau nanah. <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/60d8915fec04b1219874643ff8193112_1734947939615.jpg" alt="bayi belekan-5.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;" class="e-rte-image e-imgcenter e-imginline">Cr. tiktok.com/@azlanyazidmukhtarPenyebab utama dari kondisi ini adalah sumbatan pada saluran air mata atau duktus nasolakrimalis. Saluran ini seharusnya mengalirkan air mata dari sudut mata ke hidung, yang kemudian menguap melalui udara pernapasan. Namun, jika tersumbat, air mata akan menumpuk, membuat mata terlihat sembab dan lengket. Kondisi ini juga dapat memicu infeksi jika tidak segera ditangani. Sebagai tindakan pencegahan, dokter biasanya merekomendasikan pemberian salep atau tetes mata seperti eritromisin pada bayi baru lahir untuk menghindari risiko infeksi. Namun, mitos tentang ASI sebagai obat belekan masih banyak beredar. Apakah benar ASI bisa jadi solusi? Atau malah membawa risiko? ASI: Solusi Alami atau Mitos Belaka? Sebagian orang percaya bahwa ASI dapat menyembuhkan belekan pada bayi karena kandungan antibodi seperti immunoglobulin A (IgA) yang dapat melawan bakteri dan virus. Hal ini memang benar adanya, ASI adalah sumber nutrisi dan imunitas yang luar biasa untuk bayi. Namun, apakah aman digunakan langsung pada mata bayi? Berdasarkan penelitian dalam British Journal of Ophthalmology (2015), meskipun ASI memiliki sifat antimikroba, mengaplikasikannya langsung ke mata bayi bisa berisiko. Jika tidak dilakukan dengan higienis, ASI malah dapat menjadi media bagi bakteri untuk berkembang biak. Karena itu, para ahli menyarankan untuk tidak menggunakan ASI sebagai pengobatan langsung pada mata bayi. Cara Lain untuk Mengatasi Belekan pada Bayi <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/3ce260a16eb6b2e440af8da284e99080_1734948234550.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="bayi belekan.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Daripada mencoba metode yang belum terjamin keamanannya, ada beberapa cara yang lebih aman dan efektif untuk mengatasi belekan pada bayi:<ol><li>Membersihkan mata dengan kapas dan air hangat, gunakan kapas steril yang dibasahi air hangat untuk membersihkan belekan. Lakukan gerakan lembut dari sudut dalam ke sudut luar mata.</li><li>Pijat saluran air mata dengan tangan yang bersih, pijat lembut area di sekitar pangkal hidung bayi untuk membantu membuka saluran air mata yang tersumbat. Konsultasikan teknik ini dengan dokter terlebih dahulu.</li><li>Konsultasi ke dokter jika belekan tak kunjung membaik atau disertai gejala seperti kemerahan atau pembengkakan, segera bawa bayi ke dokter spesialis anak atau dokter mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat.</li></ol> Perjalanan Menyusui Jadi Lebih Mudah, Dapatkan Ilmu &amp; Hadiah Spesialnya! Meski ASI kaya akan manfaat luar biasa, bukan berarti bisa digunakan untuk mengatasi segala masalah tanpa pengawasan medis. Untuk memastikan ASI memberikan manfaat terbaik bagi si Kecil, MomDad perlu mengetahui cara menyusui yang tepat. Di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" title="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" title="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank">Kelas Laktasi SuperClass</a>, MomDad akan dipandu oleh ahli untuk mempelajari teknik menyusui yang benar, mengatasi masalah produksi ASI, dan mendapatkan solusi praktis agar perjalanan menyusui lancar. Yuk, akses kelasnya sekarang dan optimalkan pemberian ASI untuk tumbuh kembang si Kecil yang lebih maksimal! <a href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/14e25becb9b06bfe74f6847a64812446_1734948191124.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="Kelas-Laktasi.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 538px;"></a> <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" title="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank">Kelas Laktasi</a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" title="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank"> </a>bersama dr. Ria Yoanita, Sp.A, menawarkan panduan lengkap tentang:<ul><li>Menyusui dengan cara yang lebih nyaman dan efektif.</li><li>Mengatasi masalah produksi ASI yang kurang lancar.</li><li>Mempraktikkan pelekatan yang benar.</li><li>Menambah produksi ASI dengan solusi praktis dari ahlinya.</li></ul> Psst, selama bulan Desember 2024, ada promo GRATIS Produk Laktasi untuk 50 orang pertama yang membeli Kelas Laktasi di SuperClass. Kesempatan ini terbatas, jadi jangan sampai ketinggalan! Referensi:<ul><li>IDAI. 2016. Belekan pada Bayi Baru Lahir, Normalkah? <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/belekan-pada-bayi-baru-lahir-normalkah" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/belekan-pada-bayi-baru-lahir-normalkah">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/belekan-pada-bayi-baru-lahir-normalkah </a></li><li>American Academy of Ophthalmology. 2023. Pink Eye Treatment: Fast and Natural Home Remedies <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.aao.org/eye-health/diseases/pink-eye-quick-home-remedies#:~:text=Can%20I%20use%20breast%20milk,eye%20and%20cause%20serious%20infection." title="https://www.aao.org/eye-health/diseases/pink-eye-quick-home-remedies#:~:text=Can%20I%20use%20breast%20milk,eye%20and%20cause%20serious%20infection.">https://www.aao.org/eye-health/diseases/pink-eye-quick-home-remedies#:~:text=Can%20I%20use%20breast%20milk,eye%20and%20cause%20serious%20infection. </a></li><li>Medical news Today. 2024. What to know about eye discharge in newborns <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.medicalnewstoday.com/articles/324571#blocked-tear-ducts" title="https://www.medicalnewstoday.com/articles/324571#blocked-tear-ducts">https://www.medicalnewstoday.com/articles/324571#blocked-tear-ducts</a></li></ul>

ASI Bisa Menghilangkan Belekan pada Bayi: Mitos atau Fakta?

asi-bisa-menghilangkan-belekan-pada-bayi--mitos-atau-fakta--1734948331413

MomDad, pasti nggak sabar ya menunggu momen pertama bayi kalian tertawa? Biasanya, bayi mulai tertawa di usia 3 atau 4 bulan. Tapi tenang, kalau si Kecil belum tertawa di usia 4 bulan, itu juga normal kok. Setiap bayi punya waktu perkembangan yang berbeda. Ada yang cepat tertawa, ada juga yang butuh waktu lebih lama. 4 Cara Seru Membuat Bayi Tertawa Tawa pertama si Kecil mungkin muncul saat kalian mencium perutnya, membuat suara lucu, atau mengayunkannya. Tapi kalau mau eksplorasi cara lain, coba deh beberapa trik ini:<ol><li>Suara lucu</li></ol>﻿﻿Cobalah buat suara aneh seperti "pop," "cium," atau meniupkan udara melalui bibir. Suara melengking atau unik seringkali lebih menarik bagi bayi dibandingkan suara biasa. 2. Sentuhan lembutMenggelitik lembut atau meniup kulit bayi bisa memberikan sensasi yang menyenangkan. Jangan lupa coba juga mencium tangan atau kaki mereka dan meniup atau mencium perutnya. Hal ini sering banget bikin bayi tertawa gemas! 3. Mainan berbunyiCoba perkenalkan mainan dengan suara seperti bel kecil atau resleting. Kadang hal-hal sederhana seperti ini bisa membuat bayi terkikik. MomDad bisa bereksperimen dengan berbagai bunyi untuk melihat reaksi si Kecil. 4. Permainan seruPermainan klasik seperti “cilukba” selalu jadi favorit bayi. Di usia 4-6 bulan, mereka mulai belajar konsep object permanence alias memahami bahwa sesuatu tetap ada walaupun nggak terlihat. Nah, di momen ini biasanya mereka mulai tertawa saat diajak bermain cilukba. Kalau Bayi Belum Tertawa, Haruskah Khawatir?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/b3058b1038e6c198a7ae71a9aa96101084_1734931617320.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="bayi ketawa-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Berdasarkan tahapan perkembangan, bayi biasanya mulai tertawa di usia 3-4 bulan. Tapi kalau sudah lewat bulan keempat dan si kecil belum tertawa juga, nggak perlu langsung panik ya, MomDad. Ada bayi yang memang lebih serius dan nggak tertawa sebanyak bayi lainnya, dan itu bisa jadi normal asalkan tonggak perkembangan lainnya tercapai. Jadi, fokuslah pada keseluruhan perkembangan mereka, bukan hanya satu tonggak saja. Berikut beberapa tonggak perkembangan usia 4 bulan yang bisa kalian amati:<ul><li>Tersenyum spontan</li><li>Mengikuti benda bergerak dengan mata</li><li>Memperhatikan wajah dan mengenali orang yang dikenal</li><li>Menikmati bermain dengan orang lain</li><li>Membuat suara seperti babbling atau cooing</li></ul> Kalau MomDad merasa khawatir si Kecil belum tertawa atau ada tonggak perkembangan lain yang terlewat, jangan ragu untuk diskusi dengan dokter anak saat kunjungan rutin. Biasanya dokter akan mengecek semua tonggak perkembangan si kecil dan membantu kalian menentukan langkah selanjutnya.<a href="https://primaku.page.link/stimulasinewborn" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/b6c91bc65593d7d869cdf16851a5a31a_1734931665013.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="Stimulasi-Newborn.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 538px;"></a> Nah, supaya si Kecil memiliki perkembangan yang baik, yuk, gabung ke <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/stimulasinewborn" title="https://primaku.page.link/stimulasinewborn" target="_blank">Kelas Stimulasi Newborn</a> bersama dr. Leonirma, M.Sc, Sp.A, CIMI di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PI2024" title="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank">SuperClass</a>! Dengan informasi lengkap dan dukungan langsung dari para ahli, MomDad akan merasa lebih siap untuk mendampingi tumbuh kembang si Kecil dengan cara yang tepat, efektif, dan tentu saja menyenangkan. Ayo, ikuti Kelas ini dan berikan yang terbaik untuk si Kecil dari hari pertama! Nggak cuma <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/stimulasinewborn" title="https://primaku.page.link/stimulasinewborn" target="_blank">Kelas Stimulasi Newborn</a>, ada 9 <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PI2024" title="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank">SuperClass</a> lainnya yang pastinya bermanfaat banget buat MomDad. Semua dipandu langsung oleh para ahli di bidangnya, seperti:<ul><li><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/guidelinenewborn" title="https://primaku.page.link/guidelinenewborn" target="_blank">Guideline Newborn </a>bersama dr. Lucky Yogasatria, Sp.A</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelasvaksin" title="https://primaku.page.link/kelasvaksin" target="_blank">Vaksinasi</a> bersama dr. Yuni Astria, Sp.A</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelastumbuhkembang" title="https://primaku.page.link/kelastumbuhkembang" target="_blank">Tumbuh Kembang</a> bersama dr. Hans Natanael, Sp.A</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" title="https://primaku.page.link/kelaslaktasi" target="_blank">Laktasi</a> bersama dr. Ria Yoanita, Sp.A</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank">MPASI 1O1</a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/mpasi101" title="https://primaku.page.link/mpasi101" target="_blank"> </a>bersama dr. Nunki Andria Samudra, Sp.A feat. Nadya Puteri Masterchef</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" title="https://primaku.page.link/tantanganmpasi" target="_blank">Tantangan MPASI </a>bersama dr. Citra, Sp.A, IBCLC, MKes</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/sleeptraining" title="https://primaku.page.link/sleeptraining" target="_blank">Kelas Sleep Training</a> bersama dr. Frecillia Regina, Sp.A, IBCLC</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/speechdelay" title="https://primaku.page.link/speechdelay" target="_blank">Speech Delay</a> bersama dr. Herbowo Agung, Sp. A(K)</li><li><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/milestoneredflag" title="https://primaku.page.link/milestoneredflag" target="_blank">Milestone &amp; Red Flag</a> bersama dr. Yoga Yandika, Sp.A</li></ul> Siap-siap, Parenthood Institute 2025 yang Penuh Kejutan! <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1e4a3e27a2eb83cc975be82eef3b725e_1734931915011.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="SuperClass.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> MomDad, tahun depan PrimaKu akan menghadirkan Parenthood Institute 2025 dengan konsep baru yang lebih seru dan menantang! Apa saja yang bisa MomDad nantikan?<ul><li>Sistem poin lebih seru: durasi pengumpulan poin lebih panjang, jadi MomDad punya lebih banyak waktu untuk aktif belajar dan mengumpulkan reward.</li><li>Tantangan parenting setiap kuartal: dengan hadiah menarik yang bikin semangat belajar parenting!</li><li>Beragam aktivitas parenting: mulai dari online hingga offline, semuanya didesain untuk mendukung perjalanan MomDad dalam memahami si Kecil.</li></ul> Walaupun poin akan dihitung mulai tahun depan, jangan tunda buat beli <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PI2024" title="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank">SuperClass</a> sekarang! Dengan <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PI2024" title="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank">SuperClass</a>, MomDad bisa belajar banyak ilmu parenting sambil mempersiapkan diri untuk Parenthood Institute 2025 yang penuh kejutan. <a href="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/912ad875e9e575282daf6fb85df9b3d10_1734931966682.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="Article 001.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"></a> Yuk, daftar <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/PI2024" title="https://primaku.page.link/PI2024" target="_blank">SuperClass</a> sekarang dan jadi orang tua yang lebih siap buat masa depan si Kecil! Referensi:<ul><li>Healthline. 2018. When Do Babies Start Laughing? <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/when-do-babies-start-laughing" title="https://www.healthline.com/health/when-do-babies-start-laughing">https://www.healthline.com/health/when-do-babies-start-laughing </a></li></ul>

Kapan Bayi Mulai Tertawa? Yuk, Cari Tahu Tahapannya!

kapan-bayi-mulai-tertawa--yuk--cari-tahu-tahapannya--1734932097949

Akhirnya, liburan tiba! Semua orang sudah menunggu momen berkumpul bareng keluarga, tapi bagaimana jika kali ini, si Kecil ikut dalam perjalanan? Traveling bersama bayi bisa jadi tantangan, tapi jangan khawatir, artikel ini akan membantu MomDad dalam memberikan panduan lengkap agar perjalanan pertama bersama bayi jadi seru dan pastinya aman. Yuk, disimak, ya! Kapan Waktu yang Tepat untuk Bepergian dengan Bayi? Sebelum memutuskan untuk berangkat, MomDad perlu tahu kapan waktu yang tepat untuk membawa bayi bepergian. Meskipun beberapa maskapai memperbolehkan bayi terbang beberapa hari setelah kelahiran, tapi, para ahli, seperti ​American Academy of Pediatrics (AAP), menyarankan menunggu hingga bayi berusia sekitar 2 bulan. Kenapa? Di usia ini, bayi sudah dapat vaksin penting dan sistem kekebalan tubuh mereka mulai kuat, jadi risiko terkena infeksi serius berkurang. Selain itu, bayi yang lebih besar sudah mulai punya rutinitas tidur yang lebih teratur, jadi perjalanan nggak terlalu bikin stres buat orang tua. Tapi, kalau bayi masih terlalu kecil, perjalanan panjang bisa bikin orang tua kelelahan, jadi pastikan waktu perjalananmu sesuai dengan kesiapan bayi. Persiapan yang Wajib Dibawa Saat Traveling dengan Bayi <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/796e7b7a885728c7aec3c987c46f1c76_1734930789622.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="traveling bareng bayo-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Berikut adalah beberapa barang yang wajib dibawa agar perjalanan MomDad dengan bayi tetap lancar:<ul><li>Pakaian cadangan: bayi sering kotor atau rewel, jadi pastikan membawa cukup pakaian cadangan.</li><li>Perlengkapan popok: popok cadangan, tisu basah, dan alas ganti popok harus selalu ada.</li><li>Kit pertolongan pertama: termometer dan obat penghilang rasa sakit bayi atau obat penurun panas.</li><li>Alat gendong atau sling: Mempermudah MomDad membawa bayi sambil tetap bebas bergerak.</li><li>Tempat tidur portabel atau play yard: agar bayi bisa tidur dengan nyaman di tempat yang familiar.</li><li>Botol dan susu formula: Jika MomDad tidak menyusui, pastikan membawa susu dan botol cadangan.</li></ul> Jika MomDad Traveling dengan Mobil <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/af2b6dfe10a2103bfb9d2d7cbad10f483ad_1734930810213.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="traveling bareng bayo-3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> ﻿﻿Saat MomDad memilih bepergian menggunakan mobil, ada beberapa tips yang bisa bikin perjalanan lebih menyenangkan:<ul><li>Gunakan car seat: pastikan bayi selalu duduk di car seat yang sesuai dengan usianya. Untuk bayi baru lahir hingga usia 2 tahun, gunakan car seat yang menghadap ke belakang.</li><li>Jangan tinggalkan bayi sendirian di mobil: ini sangat penting! Jangan pernah meninggalkan bayi di dalam mobil, bahkan untuk waktu yang singkat. Suhu di dalam mobil bisa naik dengan cepat dan berbahaya bagi bayi.</li><li>Berhenti secara berkala: untuk perjalanan jarak jauh, pastikan MomDad berhenti setiap 2 jam agar bayi bisa beristirahat dan MomDad bisa mengalihkan perhatian mereka dengan mainan atau musik favorit.</li></ul> Jika MomDad Traveling dengan Pesawat<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/6c191011aeeab7c6e87c2ed17b6cd537a_1734930830112.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="traveling bareng bayo-4.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Bepergian dengan pesawat membutuhkan perencanaan ekstra. Berikut adalah beberapa tips agar perjalanan pesawat bersama bayi tetap lancar: <ul><li>Persiapkan waktu lebih: pastikan MomDad datang lebih awal ke bandara untuk menghindari stres saat melewati keamanan. Ini penting terutama jika MomDad bepergian dengan anak-anak yang lebih kecil.</li><li>Pilih pakaian yang mudah dilepas: biarkan anak mengenakan sepatu dan lapisan pakaian yang mudah dilepas untuk screening keamanan.</li><li>Stroller dan car seat: MomDad bisa membawa stroller melalui pemeriksaan keamanan dan kemudian mengeceknya di pintu gerbang. Jika menggunakan car seat, pastikan car seat yang MomDad bawa sesuai dengan maskapai penerbangan. Banyak maskapai mengizinkan car seat sebagai barang bawaan tambahan tanpa biaya ekstra.</li><li>Pastikan bayi nyaman: bawa mainan dan camilan untuk menjaga bayi tetap tenang. Untuk mengurangi rasa sakit di telinga selama penurunan, Mom bisa menyusui atau memberi botol kepada bayi. Anak yang lebih besar bisa mencoba mengunyah permen karet atau minum dengan sedotan.</li><li>Perawatan kesehatan: pastikan untuk sering mencuci tangan dan bawa hand sanitizers atau tisu pembersih. Jika bayi memiliki masalah pernapasan atau baru saja sembuh dari infeksi telinga, bicarakan dengan dokter anak sebelum melakukan penerbangan.</li></ul> Bepergian dengan bayi memang membutuhkan perencanaan ekstra, tapi dengan tips yang tepat, perjalanan akan jadi jauh lebih mudah dan menyenangkan. Pilih waktu yang tepat, pastikan perlengkapan lengkap, dan yang paling penting, jaga kenyamanan bayi. <a href="https://primaku.page.link/guidelinenewborn" target="_blank"><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/7a33a42cde7510fceadecc3285538fd84_1734930870815.png" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="Guideline-newborn.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px; max-height: 538px;"></a> Agar traveling jadi lebih nyaman, MomDad bisa persiapkan diri dengan lebih matang lewat ikutan <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/guidelinenewborn" title="https://primaku.page.link/guidelinenewborn" target="_blank"></a><a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/guidelinenewborn" title="https://primaku.page.link/guidelinenewborn" target="_blank">Kelas Guideline Newborn</a> bersama dr. Lucky Yogasatria, Sp.A di SuperClass. MomDad bisa mendapatkan pemahaman lengkap tentang cara merawat si Kecil di hari-hari pertama kehidupannya agar MomDad jadi lebih percaya diri dan siap menghadapi perjalanan traveling pertama bersama si Kecil dengan lebih nyaman dan aman. Referensi:<ul><li>The Bump. 2024. 30 Tips to Keep in Mind When Traveling With an Infant <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.thebump.com/a/tips-for-flying-with-baby" title="https://www.thebump.com/a/tips-for-flying-with-baby">https://www.thebump.com/a/tips-for-flying-with-baby </a></li><li>Healthy Children. 2024. Tips for Safe &amp; Stress-Free Family Travel <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/on-the-go/Pages/Travel-Safety-Tips.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/on-the-go/Pages/Travel-Safety-Tips.aspx">https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/on-the-go/Pages/Travel-Safety-Tips.aspx </a></li><li>Baby Center. 2024. 40 tips for traveling with your baby or toddler <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.babycenter.com/family/travel/traveling-with-a-newborn-to-8-month-old_7157" title="https://www.babycenter.com/family/travel/traveling-with-a-newborn-to-8-month-old_7157">https://www.babycenter.com/family/travel/traveling-with-a-newborn-to-8-month-old_7157</a></li></ul>

Traveling Nyaman bareng Bayi? Ini Dia Tips Agar Perjalanan Lancar!

traveling-nyaman-bareng-bayi--ini-dia-tips-agar-perjalanan-lancar--1734931017782

Usia 3-5 tahun adalah masa perkembangan anak yang sangat penting. Pada usia prasekolah ini si Kecil semakin aktif mengeksplorasi dunia, banyak bicara, dan mulai berinteraksi dengan teman sebayanya. Agar pertumbuhannya optimal, penting bagi orang tua untuk mendukung kesehatan fisik, emosional, dan sosial anak. Pentingnya Memantau Pertumbuhan Anak Usia 3-5 Tahun Meskipun 1.000 hari pertama kehidupan (1.000 HPK) adalah periode yang paling krusial karena pada periode ini anak tumbuh paling cepat, perhatian terhadap tumbuh kembang anak harus terus berlanjut hingga usia selanjutnya, seperti misalnya pada usia pra-sekolah. Meskipun pertumbuhan tinggi badan pada usia pra-sekolah tidak secepat pada usia sebelumnya, pemantauan tinggi badan tetap perlu dilakukan karena ada beberapa masalah pertumbuhan yang baru tampak jelas pada usia ini. Lagi pula, meskipun belum ada masalah pertumbuhan pada usia ini, data yang dikumpulkan pada usia ini penting untuk membantu diagnosis masalah pertumbuhan yang mungkin saja terjadi di kemudian hari. Tinggi Badan Ideal Anak Usia 3-5 Tahun: Bagaimana dengan si Kecil? Saat ini, Indonesia masih menggunakan WHO Child Growth Standards 2006 untuk menilai pertumbuhan anak. Di dalam Buku KIA, WHO Child Growth Standards 2006 telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Meskipun grafik ini tidak sepenuhnya sempurna untuk menilai pertumbuhan anak Indonesia, grafik ini tetap diharapkan dapat membantu dokter dan orang tua untuk mengevaluasi apakah pertumbuhan anak sudah sesuai untuk usianya. Dengan pemantauan rutin menggunakan grafik ini orang tua bisa mendeteksi masalah pertumbuhan pada anak sejak dini untuk segera mendapatkan penanganan yang tepat. Jadi, apakah tinggi badan si Kecil sudah ideal? Yuk, simak grafik di bawah ini! Grafik Kurva Panjang Badan/ Tinggi Badan Anak Perempuan Berdasarkan Usia 3-5 Tahun [1]<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1cda9f51b8d4fb539a10ded67edccd022_1734687909109.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="Screenshot 2024-08-26 at 09.21.25.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Grafik Kurva Panjang Badan/ Tinggi Badan Anak Laki-Laki Berdasarkan Usia 3-5 Tahun [1]<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/d04c2c3771610548e41071081109fdd15f8d_1734687946635.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="Screenshot 2024-08-26 at 09.21.38.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Untuk dapat menginterpretasikan posisi tinggi badan pada grafik tersebut, orang tua bisa mengacu pada penjelasan berikut [2]:<ol><li>Panjang atau tinggi badan anak di atas garis 3 (garis warna hitam atas)</li></ol>Anak dalam kelompok ini memiliki tubuh yang lebih tinggi daripada rata-rata. Hal ini mungkin tidak normal, kecuali jika orang tua anak juga memiliki tinggi badan yang sangat tinggi, jauh di atas kebanyakan orang. Menurut ilmu statistik, kemungkinan anak ‘normal’ mempunyai tinggi badan di atas garis 3 hanya sekitar 0,5%. Anak yang tumbuh terlalu cepat berisiko berhenti tumbuh lebih awal dan akhirnya memiliki tinggi badan dewasa yang lebih pendek daripada yang diperkirakan. Salah satu hal yang perlu diwaspadai pada anak yang memiliki tinggi badan ‘sangat tinggi’ adalah kemungkinan terjadinya pubertas dini. 2. Panjang atau tinggi badan anak di atas 2 (garis warna merah atas)Menurut ilmu statistik, kemungkinan anak ‘normal’ mempunyai tinggi badan di atas garis 2 hanya sekitar 2,5%. Kondisi ini biasanya dialami oleh anak-anak yang memiliki orang tua dengan tinggi badan yang relatif tinggi. Namun, seperti pada kelompok anak dengan tinggi badan di atas garis 3, orang tua perlu waspada jika tinggi badan anak terus meningkat pada kurva pertumbuhan, karena ini bisa menandakan kemungkinan adanya pubertas dini. 3. Panjang atau tinggi badan anak antara garis -2 dan 2Ini adalah tinggi badan yang secara statistik dianggap normal dan diharapkan terjadi pada sekitar 95% populasi anak. Ini adalah rentang tinggi badan yang mencerminkan pertumbuhan yang sehat dan sesuai dengan usia anak. 4. Panjang atau tinggi badan anak di bawah -2 (di bawah garis warna merah bawah)Anak dengan tinggi badan di bawah -2 dianggap memiliki perawakan pendek. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan perawakan pendek, seperti misalnya berat badan lahir yang rendah, penyakit kronis, kekurangan asupan gizi, atau kelainan hormon dan genetik. Namun, orang tua juga perlu tahu bahwa tinggi badan yang pendek bisa jadi merupakan variasi normal. Misalnya, jika orang tua juga memiliki tinggi badan yang relatif pendek, atau jika anak mengalami constitutional delay of growth (penundaan pertumbuhan konstitusional). Pada constitutional delay of growth anak tumbuh dengan kecepatan lebih lambat, namun akan berhenti tumbuh pada usia yang lebih tua sehingga akhirnya akan mencapai tinggi badan dewasa yang normal. Anak-anak dengan kondisi ini biasanya memiliki orang tua yang juga mengalami hal yang sama pada masa pra-remaja mereka. Ketika menginterpretasikan grafik kurva pertumbuhan, selain memperhatikan posisinya pada kurva pertumbuhan pada saat ini, MomDad juga harus memperhatikan posisi pertumbuhan selama beberapa bulan ke belakang. Biasanya dokter akan melihat kecepatan pertumbuhan selama minimum 6 bulan sebelumnya. Namun, semakin banyak informasi mengenai pertumbuhan sebelumnya yang bisa didapat, akan semakin baik. Misalnya informasi mengenai berat dan panjang badan saat lahir, panjang badan pada usia 6, 9, 12 dan 18 bulan, pada usia 2 tahun, dan seterusnya. Informasi lain yang juga akan sangat mempengaruhi cara kita menginterpretasikan kurva pertumbuhan adalah tinggi badan orang tua. Menginterpretasikan hasil pengukuran tinggi badan ini memang bisa sedikit membingungkan. Jika orang tua ragu dengan interpretasi hasil pengukuran tinggi badan si Kecil, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Peran Genetik dan Nutrisi dalam Menentukan Tinggi Badan Anak <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/2b9c446f7004c4e45287896ae10e063a9_1734688117429.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Artikel 3 Abbott-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Tinggi badan seseorang sebagian besar dipengaruhi oleh faktor genetik, yang berkontribusi sekitar 80% terhadap pertumbuhan tinggi badan [3]. Namun, meskipun genetik memiliki peran yang besar, faktor lingkungan tetap sangat mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan. Nutrisi yang baik, terutama selama masa pertumbuhan, sangat penting untuk mencapai tinggi badan optimal. Beberapa nutrisi kunci, seperti protein, vitamin dan mineral seperti vitamin A, B, C, dan D, mineral zat besi, magnesium, zink, dan fosfor serta kolin dan asam lemak omega 3 dan 6, berperan penting dalam mendukung pertumbuhan [4,5]. Selain itu, faktor lain, seperti penyakit pada masa kanak-kanak, hormon pertumbuhan, dan kualitas tidur juga dapat mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan. Penanganan yang tepat terhadap kelainan hormon dan penyakit yang mungkin diderita anak dapat membantu memperbaiki masalah pertumbuhan [6]. Meskipun faktor genetik memegang peran utama dalam menentukan tinggi badan, tapi, faktor lainnya, terutama nutrisi, memiliki dampak besar dalam mendukung pertumbuhan anak. Oleh karena itu, memastikan anak mendapatkan gizi yang lengkap dan tepat pada masa pertumbuhannya sangat penting untuk mengoptimalkan tinggi badan mereka. Sebenarnya, memahami peran faktor genetik dan lingkungan, termasuk asupan nutrisi, terhadap pertumbuhan itu seperti memahami pembangunan suatu gedung bertingkat. Bila cetak biru yang dibuat arsitek merencanakan pembangunan gedung 100 lantai namun bahan bangunan yang disediakan hanya cukup untuk 10 lantai, tentu tinggi bangunan tidak akan mencapai 100 lantai. Sebaliknya, apabila cetak biru merencanakan hanya 10 lantai, meskipun bahan bangunan yang disediakan cukup untuk 100 lantai, tentu tinggi bangunan juga tidak akan mencapai 100 lantai. Kita tidak pernah tahu dengan pasti berapa cetak biru tinggi badan si Kecil. Kita hanya bisa menduga berdasarkan informasi yang kita punya, misalnya tinggi badan ayah dan ibu. Bila tinggi badan si Kecil jauh di bawah potensi tinggi genetik yang diwariskan ayah dan ibu, kita harus waspada, mungkin ada yang salah. Di lain pihak, bila tinggi badan si Kecil jauh lebih tinggi daripada tinggi badan MomDad, kita juga harus waspada. Peran MomDad adalah memantau tinggi badan secara berkala dan memastikan bahwa si Kecil mendapatkan lingkungan ideal untuk tumbuh, termasuk asupan nutrisi yang adekuat. Bagaimana Jika Tinggi Badan Anak Tidak Ideal? Anak yang terlihat lebih pendek daripada teman sebayanya belum tentu memiliki masalah kesehatan. Tinggi badan yang berada di bawah garis -2 pada kurva pertumbuhan sering disebut sebagai perawakan pendek. Namun, MomDad tidak perlu menjadi cemas dan merasa bersalah. Berkonsultasilah kepada dokter agar MomDad mendapat jawaban mengapa si Kecil ‘berperawakan pendek’. Apa Penyebab Anak Bertubuh Pendek? <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/15a33f41821bd26927a310ff6f95b1e86_1734688226909.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Artikel 3 Abbott-3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Perawakan pendek sebenarnya tidak selalu disebabkan oleh masalah kesehatan. Selain faktor medis, tubuh pendek pada anak bisa disebabkan oleh [7]:<ul><li>Faktor keturunan: jika orang tua memiliki tubuh yang relatif pendek, kemungkinan anak juga akan memiliki tinggi badan yang serupa.</li><li>Keterlambatan pertumbuhan dan pubertas: beberapa anak mungkin bertubuh pendek pada masa pra-remaja, tetapi mereka akan berhenti tumbuh lebih lambat karena mereka memasuki masa pubertas yang lebih lambat sehingga pada akhirnya akan mencapai tinggi badan yang normal saat dewasa.</li><li>Tubuh pendek idiopatik: dalam kasus ini, tidak ditemukan penyebab yang jelas, namun anak tetap sehat dan berkembang dengan normal.</li></ul> Namun, ada juga beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan anak tubuh pendek, seperti [7]:<ul><li>Penyakit kronik: misalnya asma, anemia, gangguan pencernaan seperti penyakit celiac, atau penyakit hati, ginjal dan jantung. Penyakit infeksi yang terjadi dalam jangka waktu lama seperti tuberkulosis atau berulang seperti pneumonia, diare dan kecacingan, juga akan mengganggu pertumbuhan. </li><li>Gangguan hormon: termasuk hipotiroidisme atau kekurangan hormon pertumbuhan.</li><li>Sindrom genetik: seperti sindrom Turner, sindrom Down, dan banyak sindrom genetik lainnya</li><li>Gizi buruk: kekurangan nutrisi penting yang mempengaruhi pertumbuhan.</li><li>Efek obat-obatan: seperti obat ADHD atau steroid untuk asma dan beberapa penyakit autoimun.</li></ul> Tinggi badan anak memang dipengaruhi banyak faktor. Meskipun penyebab tubuh pendek tidak selalu berhubungan dengan masalah kesehatan, pemenuhan gizi yang lengkap dan tepat sangat penting untuk mendukung pertumbuhan optimal si Kecil. Dengan memberikan nutrisi seimbang, orang tua dapat membantu memastikan si Kecil tumbuh sesuai dengan potensi terbaiknya. Jadi, meskipun tinggi badan anak saat ini mungkin tidak sesuai dengan rata-rata, jangan langsung khawatir! Penuhi asupan gizinya dan pantau tumbuh kembangnya dengan baik. Bila MomDad masih khawatir, jangan ragu untuk segera berkonsultasi kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Artikel ini telah divalidasi oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.&nbsp;Referensi:<ul><li>WHO. 2024. Weight-for-length/height&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards/weight-for-length-height" title="https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards/weight-for-length-height" style="text-align: inherit;">https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards/weight-for-length-height</a></li><li>Anak Indonesia Sehat. Kurva Pertumbuhan WHO&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://anakindonesiasehat.com/pertumbuhan/kurva-pertumbuhan-who/" title="https://anakindonesiasehat.com/pertumbuhan/kurva-pertumbuhan-who/" style="text-align: inherit;">https://anakindonesiasehat.com/pertumbuhan/kurva-pertumbuhan-who/</a></li><li>Medical News Today. 2023. What factors influence a person's height? <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.medicalnewstoday.com/articles/327514" title="https://www.medicalnewstoday.com/articles/327514" style="text-align: inherit;">https://www.medicalnewstoday.com/articles/327514</a></li><li>American Academy of Orthopaedic Surgeons. 2021. Calcium, Nutrition, and Bone Health <a classname="e-rte-anchor" href="https://orthoinfo.aaos.org/en/staying-healthy/calcium-nutrition-and-bone-health/" title="https://orthoinfo.aaos.org/en/staying-healthy/calcium-nutrition-and-bone-health/">https://orthoinfo.aaos.org/en/staying-healthy/calcium-nutrition-and-bone-health/ </a></li><li>Hello Sehat. 2023. 5 Nutrisi Penting untuk Dukung Tumbuh Tinggi Badan Anak <a classname="e-rte-anchor" href="https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/gizi-anak/nutrisi-agar-anak-tumbuh-tinggi/" title="https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/gizi-anak/nutrisi-agar-anak-tumbuh-tinggi/" style="text-align: inherit;">https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/gizi-anak/nutrisi-agar-anak-tumbuh-tinggi/</a> </li><li>Healthline. 2020. Is Height Genetic? Yes and No <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/is-height-genetic#genetics" title="https://www.healthline.com/health/is-height-genetic#genetics" style="text-align: inherit;">https://www.healthline.com/health/is-height-genetic#genetics</a> </li><li>Healthy Children. 2021. When a Child is Unusually Short&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/Glands-Growth-Disorders/Pages/When-a-Child-is-Unusually-Short.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/Glands-Growth-Disorders/Pages/When-a-Child-is-Unusually-Short.aspx" style="text-align: inherit;">https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/Glands-Growth-Disorders/Pages/When-a-Child-is-Unusually-Short.aspx</a></li></ul>

Graduation Parenthood Institute 2024: CegahDBD dan PrimaKu Ajak MomDad Lindungi Anak dari Komplikasi DBD

Graduation Parenthood Institute 2024: CegahDBD dan PrimaKu Ajak MomDad Lindungi Anak dari Komplikasi DBD

Pastikan Anak Siap Kembali ke Sekolah dengan 5 Langkah Ini!

Pastikan Anak Siap Kembali ke Sekolah dengan 5 Langkah Ini!

Rahasia Agar Produksi ASI Lancar, Mom Wajib Tahu!

Rahasia Agar Produksi ASI Lancar, Mom Wajib Tahu!

Mengenal Babbling sebagai Langkah Awal Kemampuan Bicara Anak

Mengenal Babbling sebagai Langkah Awal Kemampuan Bicara Anak

ASI Bisa Menghilangkan Belekan pada Bayi: Mitos atau Fakta?

ASI Bisa Menghilangkan Belekan pada Bayi: Mitos atau Fakta?

Kapan Bayi Mulai Tertawa? Yuk, Cari Tahu Tahapannya!

Kapan Bayi Mulai Tertawa? Yuk, Cari Tahu Tahapannya!

Traveling Nyaman bareng Bayi? Ini Dia Tips Agar Perjalanan Lancar!

Traveling Nyaman bareng Bayi? Ini Dia Tips Agar Perjalanan Lancar!

Anak Usia 3-5 Tahun, Berapa sih Tinggi Badan Idealnya?

Anak Usia 3-5 Tahun, Berapa sih Tinggi Badan Idealnya?