<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Meskipun di Indonesia telah mengizinkan vaksin Covid-19 untuk anak, namun anak dengan usia lebih muda belum bisa divaksin. Hal ini mungkin masih menjadi perhatian penting sekaligus kekhawatiran bagi MomDad yang memiliki anak di bawah umur yang belum divaksin.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Apalagi, mendekati Hari Raya Idul Fitri saat ini, di mana lekat dengan acara kumpul keluarga. Anak yang belum divaksin mungkin akan lebih rentan tertular Corona disaat acara kumpul keluarga, apabila ada yang bergejala.&nbsp;</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan, MomDad bisa melakukan berbagai tips di bawah ini. Yuk, simak apa saja!</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Pastikan seluruh keluarga tidak memiliki gejala Covid-19</strong></span><br></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><b>​</b></span><span style="font-size: 12pt;">Sebelum melakukan acara kumpul keluarga saat Lebaran, coba pastikan terlebih dahulu bahwa seluruh keluarga dalam keadaan sehat. Selain itu, sebaiknya tamu yang memiliki gejala Covid-19 atau memiliki kontak dengan orang yang positif Covid-19 dalam 14 hari terakhir untuk tetap tinggal di rumah dan mengurungkan niat untuk berkumpul.&nbsp;</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tak kalah penting, pastikan seluruh anggota keluarga yang datang juga sudah divaksinasi lengkap, ya, MomDad. Akan lebih baik jika si Kecil dikelilingi oleh orang dewasa atau saudara yang sudah divaksinasi untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><div><strong>Pertimbangkan untuk tes Covid-19 sebelum kumpul keluarga</strong></div><div><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1650190237603-3b6ae313.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-greenvalley-pictures-7793477.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></div></span><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Meski dirasa repot, akan lebih baik untuk mendorong keluarga melakukan tes Covid-10 di rumah sebelum berkumpul. Apalagi, saat acara kumpul keluarga sudah dipastikan yang berkumpul adalah anggota keluarga dari tempat tinggal berbeda.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Selain untuk menjaga anggota keluarga agar tidak terpapar Covid-19, self test ini bisa memberitahukan lebih dini untuk isolasi mandiri bagi keluarga yang tidak dalam keadaan sehat.&nbsp;</span></div></div><div style="font-size: 14pt;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Tetap gunakan masker</strong></span><br></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Jika acara kumpul keluarga di adakan di ruangan tertutup, tetap gunakan masker untuk mengendalikan penyebaran virus corona. Hal ini juga sejalan dengan arahan CDC bahwa membatasi kunjungan dengan orang yang tidak divaksinasi adalah dengan tetap menggunakan masker dan menjaga jarak.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Selain itu, pastikan untuk tetap membuka jendela di ruangan yang tertutup. Usahakan pula acara yang diadakan berlangsung singkat dan dihadiri oleh personil yang tidak telalu banyak. Lagi-lagi, hal ini agar semua anggota keluarga bisa tetap berjaga jarak dan mengurangi risiko menularkan virus pada anak yang tidak divaksinasi.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Selain beberapa hal di atas, pastikan juga bahwa seluruh anggota keluarga tetap menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan saat masuk ke rumah atau selama berada di acara.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Itu lah beberapa tips yang bisa dilakukan MomDad untuk menjaga agar si Kecil tetap aman selama kumpul keluarga. Ada beberapa upaya lain yang bisa mengoptimalkan perlindungan bagi si Kecil, salah satunya dengan menjaga asupan nutrisinya dan menerapkan pola makan bergizi seimbang.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Untuk MomDad yang ingin mendapatkan informasi lain mengenai tumbuh kembang anak, jangan lupa untuk mengikuti akun instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a>, ya. Selain itu, bisa juga lho membaca artikelnya di aplikasi PrimaKu.&nbsp;</span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 16px;">Sumber foto:&nbsp;</span><span style="font-size: 16px; background-color: unset; font-weight: 400;">Pexels dan Freepik</span></div><div style="font-weight: bold;"><em style="background-color: unset; font-size: 16px;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</em><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div></div><div style="font-weight: bold; text-align: justify;"><span class="e-editor-select-start"></span></div></div>

Tips Kumpul Keluarga yang 'Aman' bagi Anak Belum Divaksin

tips-kumpul-keluarga-yang--aman--bagi-anak-belum-divaksin

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tahun ini si Kecil sudah mulai ikut berpuasa? Jika iya, MomDad tentunya perlu mempersiapkan beberapa hal, termasuk strategi dalam membangunkan anak untuk sahur. Hal ini bisa jadi tantangan tersendiri bagi para orang tua. Tak jarang, anak akan marah atau menangis karena jam tidurnya terganggu. Karena itu, coba terapkan beberapa tips membangunkan anak sahur berikut, yuk!</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Beri pemahaman pentingnya sahur</strong></span><br></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1650102200258-86c31917.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="daily express.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></div><div style="text-align: justify;"><div style="font-size: 12pt;">Sejak jauh-jauh hari, MomDad perlu memberikan pemahaman ke anak mengenai pentingnya melakukan sahur. Sambil memberikan pengertian tentang ibadah puasa, orang tua bisa menggambarkan berbagai kegiatan selama Ramadan, termasuk sahur. Beri pengertian bahwa bangun sahur di malam hari penting dilakukan agar anak bisa kuat berpuasa menahan lapar dan haus seharian.</div><div style="font-size: 12pt;"><br></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Atur waktu tidur</strong></span><br></div><div style=""><div style="font-size: 12pt;">Karena akan bangun tengah malam, sebaiknya MomDad mengatur waktu tidur anak. Jika biasanya anak tidur pukul 9, coba ajak dia untuk tidur lebih awal, misalnya pukul 8 agar saat dibangunkan tidak uring-uringan. Semakin malam si Kecil tidur, akan semakin susah juga membangunkannya sahur. Di hari pertama, mungkin anak akan sulit dibangunkan atau bahkan menangis. Namun, jika sudah terbiasa, anak pun akan bangun dengan semangat.</div><div style="font-size: 12pt;"><br></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Bangunkan dengan lembut</strong></span></div></div><div style="font-size: 12pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1650102325245-ed0c0434.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="the pragmatic parents.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div><div style=""><div style="font-size: 12pt;">Saat membangunkan anak sahur, sebaiknya MomDad menggunakan cara yang baik dan lembut. Misalnya, usap kepalanya dan cium si Kecil sambil membangunkannya. Kalau perlu, MomDad juga bisa menyanyikan lagu-lagu yang membuatnya lebih semangat untuk bangun sahur. Jika sudah setengah sadar, MomDad bisa menggendongnya ke luar kamar dan ajak cuci wajah agar lebih segar.</div><div style="font-size: 12pt;">Jika anak sulit dibangunkan, sebaiknya orang tua tidak perlu emosi atau membentaknya. Jangan sampai si Kecil takut dan membuatnya justru tidak ingin berpuasa karena dimarahi orang tuanya.</div><div style="font-size: 12pt;"><br></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Bangunkan mendekati waktu imsak</strong></span></div></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><div style="font-size: 12pt;">Agar waktu tidurnya tetap cukup, sebaiknya bangunkan anak mendekati waktu imsak. Selagi Mom menyiapkan makanan sahur, biarkan anak tidur. Ketika sudah siap, baru bangunkan anak dan ajak makan bersama. Sahur terlalu cepat akan membuat si Kecil lapar lebih cepat juga, sehingga lebih baik jika makan 30 menit sebelum imsak.</div></span><span style="font-size: 14pt;"><div style="font-size: 12pt;"><br></div></span><div style=""><div style=""><span style="font-size: 18.6667px;"><b>Masak makanan kesukaannya</b></span></div><div style=""><span style="font-size: 18.6667px;"><b><img src="https://storage.primaku.com/editor/1650102451165-77389a39.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="little-girl-happy-with-pasta-dish.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </b></span></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Cara lain yang bisa orang tua lakukan agar anak lebih semangat bangun sahur adalah dengan memasakkan makanan kesukaannya. Sebelumnya, MomDad bisa berdiskusi dengan anak apa yang ingin dia makan saat sahur. Dengan begitu, anak pun akan lebih semangat bangun sahur karena menantikan makan makanan kesukaannya. Jangan lupa, beri menu makanan dengan gizi seimbang agar nutrisinya tetap terpenuhi selama berpuasa, ya.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Itu dia sederet tips yang bisa MomDad lakukan untuk membangunkan anak sahur. Ketahui informasi seputar tumbuh kembang anak hingga MPASI dengan mengikuti Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan baca artikel lainnya lewat aplikasi PrimaKu.</span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;">Sumber foto:</span><span style="font-size: 12pt;">&nbsp;</span><span style="font-size: 12pt; background-color: unset; font-weight: 400;">Pexels</span></div></div></div><span style="font-size: 12pt;"><div></div></span></div></div><span style="font-size: 12pt;"><div></div></span></div><span style="font-size: 12pt;"><div></div></span></div>

Patut Dicoba, Ini 5 Tips Membangunkan Anak Sahur

patut-dicoba--ini-5-tips-membangunkan-anak-sahur

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Usia 6 bulan, saat ASI sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan gizi bayi, MomDad perlu memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk mendukung pertumbuhan si Kecil. Pada periode pemberian MPASI, anak bisa diperkenalkan tekstur, rasa, dan porsi yang sesuai dengan tahapan usia anak.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tak hanya menu makanan utama, anak juga perlu makanan selingan atau <em>snack </em>agar lebih banyak mengenal varian rasa, lho! Selain itu, varian zat gizi yang didapat juga akan semakin beragam. Lantas, seberapa penting sih memberikan snack dalam MPASI? Yuk, simak penjelasan dokter berikut ini!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Pentingnya memberi<em> snack</em> dalam MPASI</strong></span></p><div style="text-align: justify;">​<img src="https://storage.primaku.com/editor/1650014302791-ee7136f4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="asian-baby-girl-restaurant-with-spoon-eats-food_38013-207.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> <br></div><div style="text-align: justify;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">​</span><span style="font-size: 12pt;">Menurut dr. Moretta Damayanti, SpA (K) selaku UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik, pemberian <em>snack</em> dalam MPASI cukup penting. Alasannya, pertama adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi MPASI. Dengan memberikan <em>snack</em> atau camilan, MomDad dapat menambah jumlah pemberian nutrisi tanpa perlu memaksa anak makan dalam jumlah banyak pada saat makan utama.&nbsp;</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Camilan memungkinkan MomDad memberikan nutrisi dalam jumlah sedikit lebih sering. Namun, perlu MomDad ingat, bahwa meskipun namanya <em>snack</em> atau camilan, makanan selingan ini juga harus bergizi dan tidak mengandung bahan-bahan yang tidak menguntungkan untuk kesehatan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Selanjutnya, <em>snack </em>dianggap penting karena dapat memperkenalkan variasi pola makan pada si buah hati. Tidak semua jadwal makan padat diberikan sebagai menu utama: ada saatnya makan dalam porsi besar, dan ada saatnya porsi kecil atau <em>snack</em>.</span></div><div style="text-align: justify;"><br></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><b>Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan <em>snack</em></b></span><span style="font-size: 14pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><div>Seperti yang disebutkan sebelumnya, dalam memberikan camilan, MomDad juga perlu melihat kandungan gizi di dalamnya, ya. Selain itu, MOmDad bisa memilih jenis dan komposisi makanan yang memenuhi kebutuhan makro dan mikronutrien. Pasalnya, ASI sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan zat tersebut.&nbsp;</div></span><div style=""><div style="font-size: 12pt;">Frekuensi dan volume pemberian MPASI juga perlu disesuaikan dengan usia bayi. Misalnya, pada saat awal pemberian MPASI, kita dapat mulai memberikan MPASI 2-3 kali per hari dengan volume cukup 2-3 sendok makan setiap porsi. Setelah itu, secara bertahap MomDad dapat menaikkannya menjadi 3-4 kali per hari dengan volume sampai 125 ml (1/2 mangkuk) pada usia 9-12 bulan.</div><div style="font-size: 12pt;"><br></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Kriteria <em>snack</em> untuk anak</strong></span><br></div><span style="font-size: 12pt;">﻿﻿</span><span style="background-color: unset; font-size: 16px;">Kalau pada porsi makanan utama MomDad bisa mengutamakan makanan seperti daging dan sayuran, pada menu selingan, MomDad bisa memberikan buah, biskuit, atau kue yang mengandung nilai nutrisi.</span></div><div><span style="font-size: 16px;">Tidak kalah penting, dalam memberikan makanan selingan, MomDad perlu memastikan agar jumlah asupan dan nutrisinya terpenuhi dengan baik. Menu snack juga harus dipastikan kaya rasa dan menarik agar si kecil tidak bosan.&nbsp;</span></div><div><span style="font-size: 16px;"><br></span></div><div><span style="font-size: 16px;">Nah, itu dia beberapa hal yang perlu MomDad perhatikan dalam memberikan camilan atau snack pada si kecil. Untuk mengetahui lebih banyak konten informatif mengenai MPASI dan tumbuh kembang anak, MomDad bisa mengikuti akun instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> atau langsung baca artikelnya di PrimaKu, ya.&nbsp;</span></div><div><span style="font-size: 16px;"><br></span></div><div><div><span style="font-size: 12pt;"><span style="font-weight: 700;">Sumber foto</span>: Freepik dan Pexels</span></div><div><span style="font-size: 16px;"><strong>Narasumber</strong>: dr. Moretta Damayanti, SpA (K) UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div><em style="background-color: unset; font-size: 16px; font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</em></div></div><div><br></div><div><br></div><span style="font-size: 12pt;">​</span><span style="font-size: 12pt;">﻿﻿</span>﻿﻿</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><span class="e-editor-select-start"></span></span></div>

Seberapa Penting sih Memberikan Snack dalam MPASI? Ini Kata Dokter Anak!

seberapa-penting-sih-memberikan-snack-dalam-mpasi--ini-kata-dokter-anak-

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tak sedikit dokter anak yang menyarankan orang tua untuk mulai memberikan anak MPASI walaupun usianya belum menginjak enam bulan demi mendapatkan berat badan yang ideal. Di sisi lain, pada beberapa anak, berat badannya justru mengalami penurunan setelah MPASI. Sebenarnya apa yang menjadi penyebab berat badan bayi turun saat sudah mengonsumsi MPASI? Ketahui jawabannya, yuk!</span><br></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Aktivitas fisik</strong></span><br></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649909300825-84889c28.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="happy-child-orange-sweater-plays-with-feather-floor.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Berat badan memang menjadi salah satu indikator perkembangan si Kecil. Melansir detikHealth, <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/dr.yogadevaera/" title="https://www.instagram.com/dr.yogadevaera/" target="_blank">dr Yoga Devaera, SpA(K)</a> selaku dokter spesialis anak RSIA Brawijaya Kebayoran Baru menjelaskan bahwa kenaikan berat badan bayi di usia 1 tahun memang tidak akan sama seperti saat masih bayi dan hanya minum ASI.</span><span style="font-size: 12pt;">​</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">"Saat anak berusia 1 tahun, pertumbuhannya memang akan melambat. Tapi jangan buru-buru panik, lihat saja grafik pertumbuhan dan berat badan bayi, apakah bobotnya masih sesuai dengan usianya?" tutur dr Yoga seperti yang dilansir detikHealth.</span></p><p style="text-align: justify;"></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Saat bayi baru lahir hingga usia 6 bulan, komposisi lemak di tubuhnya masih sangat tinggi sehingga umumnya akan mudah gemuk. Seiring banyaknya aktivitas dan perkembangan fisik, lemak-lemaknya pun akan menurun. Yang penting, berat badan anak masih dalam batas normal, sehat, dan tetap aktif seperti biasanya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Hanya konsumsi mikronutrien</strong></span><br></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649909796298-5f241a84.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="top-view-bowl-with-baby-food.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong></strong></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Jika berat badan si Kecil turun setelah MPASI, MomDad bisa mulai dengan mengevaluasi makanan yang sudah diberikan. MPASI yang baik seharusnya terdiri dari makronutrien, seperti karbohidrat, protein, dan lemak untuk memenuhi kebutuhan kalori yang bisa meningkatkan berat badan. Jika MomDad selama ini hanya memberikan sayuran dan buah-buahan yang termasuk sebagai mikronutrien, tak heran jika berat si Kecil malah turun. Karena itu, penuhi kebutuhan keduanya, ya!</span></p><div style="text-align: justify;"><p><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-weight: 700;">Beradaptasi dengan tekstur makanan</span></span><br></p><p><span style="font-size: 14pt;"><span style="font-weight: 700;"></span></span></p><p style="margin-bottom: 10px;"><span style="font-size: 12pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649909958365-8f9bf6a8.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mother-feeding-her-little-baby-kitchen.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </span></p><p style="margin-bottom: 10px;"><span style="font-size: 16px;">Faktor lain yang juga bisa menjadi penyebab berat badan bayi turun setelah MPASI adalah adaptasi dengan tekstur makanan. Perlu MomDad ketahui, bayi perlu mengenal lebih dulu tekstur dan rasa makanan yang disajikan. Selain itu, sistem pencernaan bayi juga perlu beradaptasi karena selama ini si Kecil hanya mengonsumsi ASI atau makanan bertekstur halus yang mudah dicerna.</span></p><div><div><span style="font-size: 12pt;">Itu dia beberapa faktor penyebab turunnya berat badan bayi setelah mengonsumsi MPASI. Untuk mengetahui lebih lanjut kondisi si Kecil, MomDad bisa konsultasikan langsung dengan dokter, ya! Ketahui informasi seputar tumbuh kembang anak hingga MPASI dengan mengikuti Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan baca artikel lainnya lewat aplikasi PrimaKu.</span></div><div><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div><span style="font-size: 12pt;"><strong>Sumber foto</strong>: Freepik</span></div></div><div><em style="background-color: unset; font-size: 16px; font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</em><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div>

Berat Badan Bayi Malah Turun Setelah MPASI? Ketahui Penyebabnya, yuk!

berat-badan-bayi-malah-turun-setelah-mpasi--ketahui-penyebabnya--yuk-

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Saat bepergian bersama anak ke tempat umum, mungkin MomDad pernah melihat atau mengalami sendiri anak tiba-tiba rewel, berteriak, menangis, bahkan tiduran di lantai sambil menendang atau meninju. Jika anak seperti ini, biasanya mereka mengalami tantrum. Perlu MomDad tahu, tantrum merupakan bagian dari fase normal perkembangan emosi seorang anak. Lalu, apa yang bisa dilakukan orang tua saat anak tantrum? Simak penjelasannya di bawah, yuk!</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Penyebab tantrum</strong></span><br></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649820859311-032605f9.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="stock-photo-sweet-little-girl-with-braids-pink-dress-crying-while-sitting-floor-with-bare-feet-she-is-looking-camera-while-sobbing.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tantrum paling sering dijumpai pada usia 1-3 tahun. Di usia tersebut, seorang anak mengalami perkembangan sosio emosional yang pesat, namun belum dapat mengungkapkan emosinya dengan kata-kata. Usia ini juga ditandai dengan seorang anak yang semakin mandiri dan berusaha mencari batasan dirinya sendiri. Mereka juga mulai menyadari bahwa tindakan atau perilaku mereka akan mempengaruhi perilaku orang lain.</span><br></div><div style="text-align: justify;"><div style="font-size: 12pt;">Tantrum adalah salah satu cara seorang anak untuk mengekspresikan dan mengelola perasaannya, serta salah satu usahanya untuk mengubah apa yang terjadi di sekitarnya. Biasanya, tantrum lebih mudah terjadi karena beberapa hal berikut:</div><ul style="font-size: 12pt;"><li><div>Temperamen seorang anak dapat mempengaruhi kemampuannya dalam bereaksi terhadap hal-hal yang membuatnya frustasi, kecewa, marah atau kesal.</div></li><li><div>Stres, rasa lapar, kelelahan, dan stimulasi berlebih dapat mengakibatkan seorang anak mengalami kesulitan mengelola emosi dan perilakunya.</div></li><li><div>Situasi yang “sulit” bagi seorang anak, misalnya ketika mainannya direbut oleh anak yang lebih besar.</div></li><li><div>Saat anak merasakan emosi yang sangat kuat seperti khawatir, takut, malu, dan marah.</div></li></ul><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Karena itu, kemampuan regulasi diri menjadi sangat penting untuk dikembangkan agar seorang anak dapat mengelola perilaku dan reaksinya. Kemampuan ini sebenarnya mulai berkembang sejak usia 12 bulan. Semakin anak dewasa, ia akan semakin mampu untuk meregulasi emosi dan menenangkan diri, sehingga tantrum akan berkurang.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Mengurangi tantrum</strong></span><br></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649821001185-989b3ab5.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="asian-boy-library-room-school.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"></strong></span></div></div><div style=""><div style="font-size: 12pt;">Jika MomDad tidak dapat menghindari anak tantrum, beberapa hal berikut bisa dilakukan:</div><ul style="font-size: 12pt;"><li style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt;">Hindari kondisi yang dapat menambah stres pada anak seperti kelelahan, lapar, atau stimulasi berlebih.</div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt;">Bantu anak untuk mengelola perasaannya. Misalnya ketika kita melihat anak menunjukkan gelagat marah saat mainannya direbut oleh teman lain, bantu ia mengungkapkannya, atau alihkan perhatiannya sebelum terjadi tantrum.</div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt;">Kenali pemicu tantrum, misalnya jika anak sering tantrum saat Mom mengajaknya pergi berbelanja ke supermarket, Mom dapat merencanakan sebelumnya dengan mengatakan, “Nak, hari ini kita akan pergi ke supermarket untuk belanja beberapa hal, tapi kita tidak akan berhenti di pojok mainan ya. Apakah kamu mau ikut atau di rumah saja?”</div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style="font-size: 12pt;">Ajak anak mengobrol tentang perasaannya, misalnya jika ia mengalami emosi kuat, beri nama untuk perasaannya tersebut dan ajaklah ia untuk mencari penyebabnya. Misalnya, “Dik, kamu melempar-lempar mainanmu karena kesal ya? Apakah karena adik merasa mainannya sulit atau adik tidak bisa memainkannya? Yuk, kita cari cara lain agar mainan ini bisa dimainkan!”</div></li></ul><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Sebagai orang tua, kita perlu bijak dalam menghadapi situasi anak tantrum. Terkadang orang tua perlu berkompromi dan memberikan kebebasan pada anak untuk memilih hal yang masih dapat diterima oleh orang tua. Misalnya, jika anak sulit diajak menyikat gigi, pertanyaan “Apakah kamu mau menyikat gigi?” mungkin bukanlah pertanyaan yang tepat. Namun, “Apakah kamu hari ini mau menyikat gigimu menggunakan sikat gigi baru?” menjadi cara untuk menghindari konflik orang tua dan anak.</span></div></div><div style="font-size: 12pt;"><br></div></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Mengatasi anak tantrum</strong></span><br></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649821199909-82a45c32.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="portrait-little-scared-baby-boy-sitting-baby-chair-kitchen-crying-screaming-while-mother-cooking-him-food.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"></strong></span></div><div style=""><span><span style="font-size: 12pt;">Jika tantrum sudah terlanjur terjadi, MomDad bisa melakukan beberapa hal berikut:</span></span></div><ul><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Tetap tenang atau setidaknya berpura-pura tenang di hadapan anak. MomDad perlu menjaga suara dan perilaku agar tetap lembut dan tegas.</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Akui perasaan anak, misalnya dengan mengatakan, “Wah, pasti menyebalkan sekali ya kalau eskrimmu jatuh ke lantai!”</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Tunggu hingga tantrumnya berhenti. Terkadang orang tua perlu menepi atau menempatkan anak di tempat yang aman untuk meluapkan emosinya, namun tetap dampingi anak.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Tetap tegas tanpa harus memaksa. Misalnya jika anak tidak mau menyudahi mandinya, MomDad tidak perlu terus membiarkannya berlarut-larut bermain. Namun, orang tua perlu mengambil kendali misalnya dengan menarik sumbatan bathub/bak mandi atau menutup keran.</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Ambillah waktu bagi diri sendiri jika diperlukan. Titipkan anak kepada pasangan atau pengasuh saat MomDad berusaha menenangkan diri</span></li><li style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">Jangan mengabaikan tindakan kekerasan seperti memukul, menendang, menggigit, atau melempar barang. Amankan anak dan bicarakanlah hal tersebut dengannya setelah ia tenang.</span></li></ul><p><span style="font-size: 12pt;">Itu lah beberapa cara menghadapi anak tantrum. Jangan lupa, orang tua harus tetap tenang saat menghadapinya, ya! Ketahui informasi seputar tumbuh kembang anak hingga MPASI dengan mengikuti Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan baca artikel lainnya lewat aplikasi PrimaKu.</span></p><p><span style="font-size: 12pt;"><strong>Sumber foto</strong>: Freepik</span></p><p><em style="font-size: 16px; font-weight: 700;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</em><span style="font-size: 12pt;"><br></span></p><p><span style="font-size: 12pt;">Referensi:</span></p><ul><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/family-life/family-dynamics/communication-discipline/Pages/Temper-Tantrums.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/family-life/family-dynamics/communication-discipline/Pages/Temper-Tantrums.aspx"><span style="font-size: 12pt;">https://www.healthychildren.org/English/family-life/family-dynamics/communication-discipline/Pages/Temper-Tantrums.aspx </span></a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://raisingchildren.net.au/toddlers/development/toddlers-social-emotional-development/understanding-managing-emotions-children-teenagers#children-3-8-years-learning-to-understand-and-manage-emotions-nav-title" title="https://raisingchildren.net.au/toddlers/development/toddlers-social-emotional-development/understanding-managing-emotions-children-teenagers#children-3-8-years-learning-to-understand-and-manage-emotions-nav-title"><span style="font-size: 12pt;">https://raisingchildren.net.au/toddlers/development/toddlers-social-emotional-development/understanding-managing-emotions-children-teenagers#children-3-8-years-learning-to-understand-and-manage-emotions-nav-title </span></a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://raisingchildren.net.au/toddlers/development/toddlers-social-emotional-development/time-in-helping-toddlers-calm-down" title="https://raisingchildren.net.au/toddlers/development/toddlers-social-emotional-development/time-in-helping-toddlers-calm-down"><span style="font-size: 12pt;">https://raisingchildren.net.au/toddlers/development/toddlers-social-emotional-development/time-in-helping-toddlers-calm-down</span> </a></li></ul><p><br></p></div>

Anak Tantrum di Tempat Umum? Jangan Keburu Emosi, Simak Tips Mengatasinya, yuk!

anak-tantrum-di-tempat-umum--jangan-keburu-emosi--simak-tips-mengatasinya--yuk-

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Ujian sekolah sudah di depan mata. Tentu saja, anak akan berusaha maksimal untuk tidak gagal dan melakukan kesalahan. Kadang kala, hal ini pula yang membuat ujian dibayangi dengan ketakutan dan emosi negatif.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Nah, disaat seperti itu lah peran MomDad sangat dibutuhkan. MomDad sebagai orangtua bisa membantu anak mempersiapkan ujian sembari memberi atmosfer menenangkan bagi anak. Lantas, bagaimana caranya dan apa yang harus dilakukan sebagai orang tua untuk menemani anak agar siap ujian sekolah? Berikut beberapa tipsnya!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Apresiasi tiap usaha anak</strong></span><br></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649754344270-d6cd489d.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-jessica-lewis-creative-4022326.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </span></div><div style="text-align: justify;"><div style=""><span style="font-size: 16px;">Tidak semua anak bisa menguasai semua mata pelajaran. Bukannya belajar menjadi sia-sia, anak perlu mengembangkan kemampuan di mata pelajar yang mungkin tidak terlalu dikuasainya. Beberapa langkah agar mata pelajaran itu bisa sukses untuknya adalah dengan lebih asik seperti dengan menonton video atau menjawab kuis menarik.</span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;">Selain itu, yang terpenting adalah apresiasi MomDad atas kemauan anak untuk belajar hal yang sebelumnya kurang menarik bagi anak. Usahakan tidak menekan anak pada mata pelajaran yang bukan bakat anak.</span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Dorong kepercayaan dirinya</strong></span><br></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649754393033-ae5af505.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-max-fischer-5211473.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"></strong></span></div><div style=""><div style="font-size: 12pt;">Salah satu yang dibutuhkan anak dalam menghadapi ujian sekolah adalah kepercayaan diri. Ajarkan pada anak bahwa hasil dari ujian nantinya tidak benar-benar mendefinisikan dirinya’ bahwa ia anak yang tidak pintar atau bodoh. Ia mungkin memiliki bakat di bidang lain dan bisa mengembangkannya di bidang tersebut. Ingat, setiap bidang pasti punya arah kariernya sendiri, maka ia tidak perlu takut.</div><div style="font-size: 12pt;"><br></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong>Buat suasana santai</strong></span></div><div style=""><span style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649754444901-bcabab88.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-katerina-holmes-5905949.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"></strong></span></div></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Anak mungkin akan merasa tertekan, karena ujian sekolah akan menilai sejauh mana ia telah memahami pelajaran selama sekolah. Hal ini bisa saja membuatnya tegang dan stres jelang ujian.&nbsp;</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Yang perlu MomDad lakukan adalah menciptakan waktu santai, misalnya saja dengan tanya jawab saat anak senggang. Lakukan permainan yang melibatkan pertanyaan mudah mengenai mata pelajaran yang akan keluar di ujian dan akan dijawab oleh anak. MomDad juga bisa menemani anak untuk belajar dari video di internet.</span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;"><br></span></div><div style=""><div style="font-size: 14pt;"><strong>Beri waktu untuk istirahat</strong></div><div style="font-size: 14pt;"><strong><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649754482333-f4ffddcc.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-andrea-piacquadio-3768164.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </strong></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Alih-alih membiarkan anak belajar <em>non-stop</em> sebelum ujian, sebaiknya MomDad berikan kelonggaran dengan memberinya waktu istirahat. Katakan padanya untuk tidak terlalu memforsir diri, terlebih saat malam menjelang hari ujian.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Beri kesempatan untuknya beristirahat saat ia mulai sulit berkonsentrasi. Bisa dengan mendengarkan musik, menonton video lucu, atau hobi lainnya yang menyegarkan kepala.</span></div><div style="font-weight: bold;"><br></div><div style=""><div style="font-weight: bold;"><strong><span style="font-size: 14pt;">Ajarkan strategi mengerjakan soal</span></strong></div><div style="font-weight: bold;"><strong><span style="font-size: 14pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649754530913-e04a9d50.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="pexels-ketut-subiyanto-4473449.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </span></strong></div><div style=""><span style="font-size: 16px;">Belajar juga memerlukan strategi, tidak hanya menghapal dan memahami soal. Anak bisa mengerjakan ujian dengan cepat dan tepat dengan strategi. Misalnya saja dengan mencoret jawaban yang salah untuk soal pilihan ganda tertulis. Sehingga anak akan fokus untuk mencari jawaban yang benar.</span></div><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Ajarkan juga untuk melewati soal yang dirasa benar-benar sulit agar tidak menghabiskan waktu untuk mengerjakan soal lain. Nantinya, anak akan memiliki waktu lagi untuk mengerjakan soal yang belum selesai dan mengecek kembali jawaban yang masih diragukan.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Nah, itu dia beberapa cara yang bisa MomDad lakukan untuk menemani anak agar siap menghadapi masa ujian sekolah. Peran MomDad tentu sangat penting agar anak tidak terlalu stres saat ujiannya tiba.</span></div></div><div style="font-weight: bold;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div></div><span style="font-size: 12pt;"><div>Yuk, follow Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> untuk tahu lebih banyak seputar tips <em>parenting</em> lainnya!</div></span></div><div style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div></div></div></div>

Temani Anak Siap Hadapi Ujian Sekolah, Berikut 5 Tips yang Bisa MomDad Lakukan!

temani-anak-siap-hadapi-ujian-sekolah--berikut-5-tips-yang-bisa-momdad-lakukan-

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Lebam atau kebiruan pada kulit merupakan hal yang sering dialami oleh anak. Lebam biasanya terjadi pada anak-anak ketika mereka terjatuh pada permukaan yang keras ketika bermain atau pada saat berolahraga. Umumnya, lebam yang timbul akibat benturan tersebut adalah sesuatu yang normal. Namun, MomDad juga harus waspada bahwa ada lebam yang tidak normal, lho!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Mengapa terjadi lebam? Lebam pasti diawali oleh adanya perdarahan. Perdarahan terjadi akibat adanya gangguan pada dinding pembuluh darah. Pada anak sehat, jika gangguan dinding pembuluh darah tersebut tidak terlalu besar, maka proses pembekuan darah akan menghentikan perdarahan tersebut. Lebam akan terjadi bila terjadi bekuan darah di bawah kulit sebagai hasil dari kerusakan pembuluh darah.&nbsp;</span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Lebam tidak normal</strong></span></div><div style="text-align: justify;"><div style="font-size: 12pt;"><span style="font-size: 12pt;">MomDad, yuk kenali tanda lebam-lebam yang harus dicurigai sebagai kondisi yang tidak normal, antara lain:</span></div><div style=""><ul><li style="font-size: 12pt;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Anak tampak lebih mudah mengalami lebam dibandingkan anak lainnya</span></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Anak mengalami lebam di sekujur tubuhnya</span></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Anak mengalami perdarahan di tempat lain selain lebam, seperti misalnya mimisan atau gusi berdarah</span></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Ada riwayat keluarga yang mengalami gangguan perdarahan atau mudah berdarah</span></div></li><li style="font-size: 12pt;"><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Berhubungan dengan konsumsi suatu obat tertentu</span></div></li></ul><div><span style="font-size: 12pt;">Kondisi lebam yang tidak normal tersebut dapat berhubungan dengan suatu gangguan perdarahan. Pada anak dengan gangguan perdarahan, proses pembekuan darah tidak berjalan seperti seharusnya sehingga anak mengalami perdarahan spontan (perdarahan tanpa pemicu benturan) atau perdarahan yang berlangsung lama.&nbsp;</span><br></div><div><span style="font-size: 16px;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1649732435068-a39a7cf1.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="f8fdc0c1-a85f-46a6-a239-4931a4212499.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"></span></div></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Salah satu gangguan perdarahan yang sering dialami anak adalah hemofilia, yaitu suatu keadaan kekurangan faktor pembekuan darah bernama faktor VIII atau faktor IX di dalam tubuhnya. Faktor pembekuan darah adalah suatu zat dalam darah yang berperan untuk menghentikan perdarahan. Kekurangan faktor pembekuan darah atau hemofilia ini merupakan suatu kondisi yang diturunkan melalui garis keturunan ibu atau disebut sebagai kondisi terkait kromosom X. Oleh sebab itu, mayoritas penderita hemofilia adalah anak laki-laki.&nbsp;</span><br></div><div style=""><span style="font-size: 12pt; background-color: unset;">MomDad dapat mencurigai adanya hemofilia pada seorang anak apabila terdapat hal-hal berikut:</span><br></div><div style=""><div style=""><ul><li style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;">Anak berjenis kelamin laki-laki<br></span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;">Ada riwayat saudara laki-laki yang mudah berdarah atau memiliki keluhan serupa</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;">Anak mengalami lebam-lebam besar di kulit</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;">Terjadi perdarahan di otot dan sendi</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;">Terjadi perdarahan spontan (tiba-tiba tanpa adanya alasan yang jelas)&nbsp;</span></div></li><li style=""><div style=""><span style="font-size: 16px;">Perdarahan berkepanjangan setelah tergores, cabut gigi, imunisasi, maupun tindakan bedah (sirkumsisi pada anak laki-laki)</span></div></li></ul><div><div style=""><span style="font-size: 16px;">Apabila MomDad memiliki kekhawatiran tentang lebam yang dialami si Kecil, segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak terdekat ya!</span></div><div style=""><span style="font-size: 16px;"><br></span></div><div style="font-size: 16px;">Ikuti terus konten menarik lainnya seputar tumbuh kembang si Kecil di Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a>&nbsp;dan pantau terus artikel terbaru kami di aplikasi PrimaKu.</div></div><div style="font-size: 16px;"><br></div><div style="font-size: 16px;"><span><span style="font-size: 12pt;">Daftar bacaan:</span></span></div><ul><li><span style="font-size: 12pt;">Bruises and bruising, didapat dari </span><a classname="e-rte-anchor" href="https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/bruises" title="https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/bruises"><span style="font-size: 12pt;">https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/bruises </span></a></li><li><span style="font-size: 12pt;">Neutze D, Roque J. Clinical evaluation of bleeding and bruising in primary care. Am Fam Physician. 2016;15:279-86.</span></li><li><span style="font-size: 12pt;">World Federation of Hemophilia. Introduction to hemophilia. Didapat dari </span><a classname="e-rte-anchor" href="https://elearning.wfh.org/elearning-centres/introduction-to-hemophilia/#symptoms_and_diagnosis_hemophilia" title="https://elearning.wfh.org/elearning-centres/introduction-to-hemophilia/#symptoms_and_diagnosis_hemophilia"><span style="font-size: 12pt;">https://elearning.wfh.org/elearning-centres/introduction-to-hemophilia/#symptoms_and_diagnosis_hemophilia</span></a></li></ul></div></div></div>

Jangan Anggap Remeh, yuk Kenali Lebam Tidak Normal!

jangan-anggap-remeh--yuk-kenali-lebam-tidak-normal-

<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Untuk mengenalkan si Kecil pada bulan Ramadan, MomDad mungkin mulai mengajarkannya berpuasa sedikit demi sedikit. Ketika ia berhasil menjalani puasa, baik setengah hari maupun <em>full</em>, tentunya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi&nbsp;</span><span style="font-size: 12pt;"><br></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Meski begitu, MomDad sebaiknya juga perhatikan ya tanda-tanda si Kecil ketika ia harus membatalkan puasanya. Apa saja, sih? Yuk, simak penjelasan dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A(K) yang dikutip dalam Instagram Live PrimaKu!</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><strong>Tanda si Kecil sebaiknya membatalkan puasa</strong></span><br></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Menurut dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A(K), risiko yang paling ditakutkan saat si Kecil berpuasa adalah gula darah rendah, hipotermia, dan dehidrasi. Penting hukumnya bagi MomDad mengetahui tanda bahwa puasa si Kecil sebaiknya dibatalkan, di antaranya:</span></p><ul><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Si Kecil terlihat lemas.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Berkeringat dingin.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Mengeluh jantung berdebar-debar.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Tidur dalam jangka waktu yang lama dan sulit dibangunkan.</span></li><li style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Buang air kecil yang semakin berkurang atau sedikit.</span></li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 14pt;"><div><strong>Kondisi lainnya</strong></div></span><div style=""><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Sementara itu, ada kondisi lain di mana seorang anak dianjurkan untuk tidak berpuasa. Biasanya, yang paling berisiko adalah anak yang memiliki gangguan lambung dan mengonsumsi obat-obatan secara rutin. Jika si Kecil ingin berpuasa dengan kondisi tersebut, MomDad wajib konsultasikan hal ini ke dokter, ya.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Sedangkan untuk kategori remaja, anak yang memiliki kelainan <em>body image</em>, seperti anoreksia juga dianjurkan untuk konsultasikan kondisi kesehatannya nya ke dokter jika ingin berpuasa.</span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style=""><span style="font-size: 12pt;">Semoga informasi di atas bermanfaat ya untuk MomDad. Bagi yang ingin tahu lebih banyak seputar tumbuh kembang si Kecil, pantau terus artikel terbaru PrimaKu dan jangan lupa <em>follow</em> Instagram kami di <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a>.</span></div></div><div style="font-size: 14pt;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="font-size: 14pt;"><span style="font-size: 12pt;"><strong>Sumber foto: </strong>Freepik</span></div></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><br></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="e-editor-select-start"></span></div>

Tips Kumpul Keluarga yang 'Aman' bagi Anak Belum Divaksin

Tips Kumpul Keluarga yang 'Aman' bagi Anak Belum Divaksin

Patut Dicoba, Ini 5 Tips Membangunkan Anak Sahur

Patut Dicoba, Ini 5 Tips Membangunkan Anak Sahur

Seberapa Penting sih Memberikan Snack dalam MPASI? Ini Kata Dokter Anak!

Seberapa Penting sih Memberikan Snack dalam MPASI? Ini Kata Dokter Anak!

Berat Badan Bayi Malah Turun Setelah MPASI? Ketahui Penyebabnya, yuk!

Berat Badan Bayi Malah Turun Setelah MPASI? Ketahui Penyebabnya, yuk!

Anak Tantrum di Tempat Umum? Jangan Keburu Emosi, Simak Tips Mengatasinya, yuk!

Anak Tantrum di Tempat Umum? Jangan Keburu Emosi, Simak Tips Mengatasinya, yuk!

Temani Anak Siap Hadapi Ujian Sekolah, Berikut 5 Tips yang Bisa MomDad Lakukan!

Temani Anak Siap Hadapi Ujian Sekolah, Berikut 5 Tips yang Bisa MomDad Lakukan!

Jangan Anggap Remeh, yuk Kenali Lebam Tidak Normal!

Jangan Anggap Remeh, yuk Kenali Lebam Tidak Normal!

Tanda Bahaya yang Sebaiknya MomDad Ketahui untuk Membatalkan Puasa si Kecil

Tanda Bahaya yang Sebaiknya MomDad Ketahui untuk Membatalkan Puasa si Kecil