Dalam memberikan MPASI, setiap MomDad pasti ingin menyajikan makanan yang lezat dan bernutrisi untuk si Kecil. Namun, mungkin MomDad masih bertanya-tanya mengenai frekuensi MPASI yang sebaiknya diberikan pada si Kecil. Untuk menjawab rasa penasaran MomDad, yuk simak penjelasan yang dikutip dari buku MPASI 911 berikut!Syarat MPASIMPASI harus adekuat secara kualitas dan kuantitas. MPASI harus mengandung zat gizi yang lengkap dan seimbang, yaitu karbohidrat, protein dengan mengutamakan sumber hewani, lemak (minyak, santan, mentega, dan sebagainya), buah, dan sayur untuk perkenalan. Sementara yang termasuk mikronutrien adalah vitamin dan mineral.Frekuensi MPASI<table class="e-rte-table" style="width: 100%; min-width: 0px;"><tbody><tr><td style="width: 20%;" class="">Usia (Bulan)</td><td style="width: 20%;" class="">Frekuensi MPASI</td><td style="width: 20%;" class="">Jumlah Kalori MPASI</td><td style="width: 20%;" class="">% Kalori dari MPASI</td><td style="width: 20%;" class="">Volume</td></tr><tr><td style="width: 20%;" class="">6-8 bulan </td><td style="width: 20%;" class="">2-3</td><td style="width: 20%;" class="">200</td><td style="width: 20%;" class="">30%</td><td style="width: 20%;" class="">Mulai dengan 2-3 sdm, tingkatkan bertahap sampai 125 ml </td></tr><tr><td style="width: 20%;" class="">9-11&nbsp; bulan</td><td style="width: 20%;">3-4</td><td style="width: 20%;" class="">300</td><td style="width: 20%;">50%</td><td style="width: 20%;" class="">125 ml</td></tr><tr><td style="width: 20%;">12-23 bulan</td><td style="width: 20%;">3-4</td><td style="width: 20%;" class="">550</td><td style="width: 20%;">70%</td><td style="width: 20%;" class="">175-250 ml </td></tr></tbody></table> Hal-hal yang harus diperhatikan<ul><li style="text-align: justify;">Garam bisa diberikan dengan jumlah kurang dari 1 gram dalam sehari.</li><li style="text-align: justify;">Gula tambahan tidak lebih dari 10% total kalori.</li><li style="text-align: justify;">Ingatlah bahwa bakteri berkembang sangat cepat pada suhu 21-47° C, sehingga disarankan untuk menyimpan makanan pada suhu kurang dari 5° C atau di atas 60° C.</li></ul>Semoga penjelasan di atas bermanfaat ya untuk MomDad. Jika ingin mengetahui informasi menarik seputar MPASI dan tumbuh kembang anak, yuk follow <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram.Suka dengan artikel ini? Jangan lupa like dan bookmark artikelnya, ya.Sumber foto: iStock

Frekuensi dalam Memberikan MPASI yang Patut MomDad Ketahui

frekuensi-dalam-memberikan-mpasi-yang-patut-momdad-ketahui

Masa kehamilan bukan berarti MomDad tidak bisa pergi liburan bersama keluarga, lho. Namun, tidak sedikit juga ibu hamil yang khawatir dan ragu untuk bepergian jauh menggunakan mobil.&nbsp;MomDad mungkin jadi bertanya-tanya, apakah aman jika ibu hamil terlalu lama duduk di mobil? Untuk tahu jawabannya, yuk baca penjelasan di bawah berikut!Duduk terlalu lama di mobil bagi ibu hamilDuduk terlalu lama di mobil bagi ibu hamil tidak membahayakan janin di dalam kandungannya secara langsung.&nbsp;Tapi, ada beberapa potensi masalah yang dapat timbul apabila ibu hamil duduk terlalu lama di mobil, diantaranya:<ul><li style="text-align: justify;">Pegal di area pinggul dan tulang ekor</li><li style="text-align: justify;">Kram kaki</li><li style="text-align: justify;">Kaki bengkak</li><li style="text-align: justify;">Penyumbatan pada pembuluh darah di kaki akibat ibu hamil terlalu lama duduk atau DVT (Deep Vein Thrombosis atau Trombosis Vena Dalam)</li></ul>Nah, kalau Mom berencana untuk liburan dengan jarak yang jauh saat hamil, sebaiknya periksakan dahulu kandungan ke dokter dan pastikan kondisi Mom dan janin dalam kondisi sehat.Tips berkendara untuk ibu hamilAda beberapa tips untuk ibu hamil yang ingin liburan menggunakan mobil agar tetap nyaman dan aman, di antaranya:Ibu hamil disarankan untuk duduk maksimal 1 jam. Ini dilakukan untuk menghindari pegal di area bokong dan pinggang. Saat mobil berhenti, Mom bisa gunakan waktu tersebut untuk melakukan peregangan, seperti berdiri dan berjalan-jalan sedikit untuk melemaskan punggung dan tungkai.Selama duduk di mobil atau bus, Mom bisa gerakkan pergelangan kaki memutar untuk mengurangi risiko DVT.<ul><li style="text-align: justify;">Jika Mom melakukan perjalanan jarak jauh menggunakan kendaraan umum seperti pesawat atau kereta api, bila keadaan memungkinkan, bisa sesekali berjalan sambil berpegangan pada kursi atau ditemani seseorang yang dapat menjaga agar Mom tidak jatuh.</li><li style="text-align: justify;">Ganjal kaki menggunakan 2 buah bantal bila sudah terlanjur bengkak saat tiba di tempat tujuan.</li><li style="text-align: justify;">Cek tekanan darah. Pastikan tekanan darah ibu hamil normal.</li><li style="text-align: justify;">Rendam kaki dengan air hangat saat sampai di tempat tujuan.</li><li style="text-align: justify;">Konsumsi makanan bergizi dan suplemen yang diresepkan oleh dokter kandungan.</li><li style="text-align: justify;">Pijat ringan area kaki bila dirasa sudah terlalu pegal.</li></ul>Apakah MomDad sudah siap liburan? Semoga tips di atas dapat membantu perjalanan liburan MomDad bersama keluarga supaya tetap nyaman, aman dan, sampai ke tempat tujuan dengan selamat, ya!Bila MomDad ingin mendapatkan tips lain seputar kehamilan, tumbuh kembang anak, hingga resep MPASI, yuk follow Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a>. Selain itu, MomDad juga bisa membaca artikel menarik mengenai kesehatan si Kecil dan konsultasi dengan dokter anak dengan mengunduh aplikasi PrimaKu di Apple Store dan Google Play secara gratis atau melalui website<a class="e-rte-anchor" href="http://www.primaku.com/#/#/features" title="http://www.primaku.com/#/#/features" target="_blank"> primaku.com</a>.Suka dengan artikel ini? Yuk, like dan bookmark artikelnya!Sumber Foto: PexelsArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D

Tips Berkendara Naik Mobil untuk Ibu Hamil agar Kandungan Tetap Terjaga

tips-berkendara-naik-mobil-untuk-ibu-hamil-agar-kandungan-tetap-terjaga

Salah satu permasalahan dalam tumbuh kembang si Kecil adalah GTM. GTM adalah gerakan tutup mulut yang menandakan kalau si Kecil tidak mau menerima atau menolak makanan dan biasanya ini terjadi saat ia memasuki tahap MPASI (makanan pendamping ASI).&nbsp;Saat si Kecil mengalami GTM, tentu membuat MomDad sedih dan khawatir mengenai asupan nutrisi hariannya. Lantas, kenapa sih penyebab dan cara mengatasinya?&nbsp;Penyebab GTMGTM bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya:<ul><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Bosan</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Sedang sakit</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Tidak lapar</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Trauma baik terhadap makanan tertentu maupun proses makan itu sendiri adalah beberapa di antaranya</li></ul>Cara atasi GTMSaat si Kecil sedang melakukan GTM, MomDad bisa terapkan metode 2-30-2 yang mengacu pada aturan pemberian makanan. Pada metode 2-30-2, MomDad disarankan untuk: <ul><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Tidak memberikan si Kecil makanan dalam bentuk apapun (ASI, susu ataupun cemilan), kecuali air putih selama 2 jam sebelum waktu makan tiba.</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Saat waktu makan tiba, berikan ia makanan dan usahakan harus dihabiskan dalam waktu (maksimal) 30 menit atau MomDad bisa akhiri lebih awal jika si Kecil sudah tidak mau makan lagi. Hal ini dimaksudkan supaya proses makan tidak menjadi berkepanjangan dan akan ada waktu untuk pengosongan lambung sebelum masuk ke jadwal makan berikutnya.</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Si Kecil juga tidak boleh diberikan makanan lain sampai 2 jam setelah waktu makan berakhir, hanya boleh diberikan air putih.</li></ul>Prinsip 2-30-2 ini sebenarnya sudah direkomendasikan Ikatan Dokter Anak Indonesia dengan istilah yang berbeda, yaitu feeding rules, yang dapat dilihat pada tabel berikut:<img src="https://storage.primaku.com/editor/1655297356221-a7aef359.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="FR.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Jika MomDad menerapkan feeding rules ini dan disertai dengan responsive feeding (ketika si Kecil mau atau tertarik terhadap makanan dan memberi respons bila diberi makan), maka akan meningkatkan keberhasilan MPASI pada si Kecil lho!WHO juga menegaskan bahwa perlunya memberikan makan secara responsif dengan memperhatikan sinyal lapar dan kenyang pada si Kecil, sehingga proses transisi dari ASI ke MPASI berlangsung baik dan dapat mencegah terjadinya malnutrisi.Nah, dalam pemberian MPASI pada si Kecil juga tidak bisa diberikan secara sembarangan lho, MomDad. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya jadwal makan. Berikut ini adalah contoh jadwal makan yang bisa MomDad terapkan saat memperkenalkan MPASI pada si Kecil:<img src="https://storage.primaku.com/editor/1655297451021-4812fe6b.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1178789300-170667a(5)2.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Jika MomDad ingin tahu konten menarik lainnya, jangan ragu untuk follow Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan pantau terus artikel terbaru kami melalui aplikasi PrimaKu atau website <a class="e-rte-anchor" href="http://www.primaku.com/" title="http://www.primaku.com/" target="_blank">primaku.com</a>.Suka dengan artikel ini? Yuk, like dan bookmark artikelnya!Referensi:<ul><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Rekomendasi praktik pemberian makan berbasis bukti pada bayi dan balita di Indonesia untuk mencegah malnutrisi. UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2015</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Yuliarti K. Apa yang perlu ibu ketahui tentang MPASI. 2017. Jakarta: Badan Penerbit IDAI</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/gerakan-tutup-mulut-gtm-pada-batita" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/gerakan-tutup-mulut-gtm-pada-batita">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/gerakan-tutup-mulut-gtm-pada-batita </a></li></ul>Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D

Si Kecil Melakukan GTM? Atasi dengan Metode 2-30-2, MomDad!

si-kecil-melakukan-gtm--atasi-dengan-metode-2-30-2--momdad-

5 Aneka Resep MPASI Pertama yang Lezat dan Bernutrisi 

5-aneka-resep-mpasi-pertama-yang-lezat-dan-bernutrisi-

Tak hanya untuk beristirahat, aktivitas tidur memiliki peran penting terutama dalam tumbuh kembang buah hati. Maka itu MomDad perlu memberikan perhatian lebih perihal kebiasaan tidur si Kecil, salah satunya dengan menerapkan sleep hygiene. Apa itu sleep hygiene? Simak ulasannya di bawah ini! Cara menerapkan sleep hygieneMembiasakan anak tidur dengan baik dapat dilakukan dengan menerapkan sleep hygiene dan sleep training. Sleep hygiene adalah kegiatan yang dilakukan menjelang waktu tidur yang bertujuan membantu anak untuk jatuh tertidur sesuai waktu dan efektif. Sleep hygiene harus dilakukan rutin tanpa memandang tempat anak tidur (menginap, berlibur). Beberapa kegiatan yang dapat dibiasakan untuk membantu anak tertidur di antaranya:<ul><li style="text-align: justify;">Mandi sore atau menyeka dengan air hangat</li><li style="text-align: justify;">Melakukan pijatan lembut&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Memberi waktu tenang sekitar 30 menit sebelum waktu tidur (dengan menyanyikan lagu tidur, menimang, atau membacakan cerita).</li></ul>Sleep hygiene telah terbukti mengurangi masalah tidur seperti gelisah, menangis, protes menjelang waktu tidur, gangguan perilaku di siang hari dan membantu bayi untuk tidur lebih awal, tidur lebih lama dan lebih jarang terbangun di malam hari.Beberapa tips untuk membantu kebiasaan pola tidur yang baik:&nbsp;<ul><li style="text-align: justify;">Jadikan tidur sebagai prioritas dalam keluarga&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Cukupkan aktivitas harian&nbsp;&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Batasi penggunaan screen time hingga setidaknya 1 jam sebelum tidur&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Ciptakan suasana yang nyaman dan aman di kamar tidur</li></ul>Menerapkan sleep hygiene pada bayi<ul><li style="text-align: justify;">Untuk bayi berusia beberapa bulan, dapat mulai dibiasakan untuk mengetahui siang-malam dengan memberikan suasana terang di siang hari, dan gelap di malam hari.</li><li style="text-align: justify;">Kenali tanda-tanda bayi mulai mengantuk dan berikan respon sewajarnya agar bayi belajar tidur sendiri. Hindari stimulasi berlebihan di situasi ini. Sebaiknya letakkan bayi di tempat tidurnya saat ia mengantuk namun masih terjaga agar ia bisa belajar tidur sendiri.</li><li style="text-align: justify;">Pilihlah 1-2 kegiatan pengantar tidur yang menenangkan seperti aktivitas sikat gigi atau membacakan cerita.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Apabila anak terbangun di tengah malam sebisa mungkin hindari kebiasaan yang dapat menimbulkan asosiasi tidur seperti menggendong dan menyusui, yang akan selalu diminta apabila anak sudah terbiasa. Hal ini tentu tidak berlaku untuk bayi kecil yang memang perlu terbangun di waktu malam untuk menyusui.&nbsp;&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Waktu tidur optimal adalah sekitar pukul 8 malam, dan ini harus dilakukan secara konsisten baik pada saat liburan atau keseharian.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Apabila anak mengalami mimpi buruk atau teror tidur, tenangkan kemudian bantu anak untuk tidur kembali.</li><li style="text-align: justify;">Jangan biasakan menidurkan bayi dengan susu formula, jus, atau minuman bergula lainnya untuk mencegah karies botol susu.</li></ul>Nah itu dia berbagai cara untuk menerapkan sleep hygiene yang perlu diketahui MomDad! Mari mulai menerapkan sleep hygiene agar buah hati memiliki jadwal tidur yang teratur untuk mendukung tumbuh kembang optimal.Yuk, follow <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram untuk tahu lebih banyak konten menarik seputar tumbuh kemban anak lainnya.Jangan lupa like dan bookmark artikel ini kalau MomDad suka, ya.Sumber foto: PexelsArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D<div style="text-align: justify;"> </div>

Mengenal Sleep Hygiene dan Cara Menerapkannya pada si Kecil

mengenal-sleep-hygiene-dan-cara-menerapkannya-pada-si-kecil

<table class="e-rte-table" style="width: 65.1487%; min-width: 0px; height: 80px;"><tbody><tr style="height: 25px;"><td style="width: 39.9429%;" class="">Nama Kegiatan</td><td style="width: 59.9144%;" class="">Scoop the rice</td></tr><tr><td style="width: 39.9429%;">Usia</td><td style="width: 59.9144%;" class="">2-3 tahun</td></tr><tr><td style="width: 39.9429%;">Ranah</td><td style="width: 59.9144%;" class="">Motor halus dan kognitif (pengenalan warna). </td></tr></tbody></table> Bahan:&nbsp;<ul><li style="">Beras atau pasta kering</li><li style="font-size: 12pt;">Pewarna makanan merah, kuning, hijau, biru</li><li style="">4 buah mangkok atau botol berleher lebar yang diberi kode warna merah, kuning, hijau</li><li style="">4 buah wadah untuk meletakkan beras atau pasta</li><li style="">1 buah sendok</li></ul>Cara Bermain:<div><ul style="margin-bottom: 1rem;"><li style="">Siapkan beras yang telah diberi pewarna makanan (merah, kuning, hijau, biru) di 4 wadah berbeda.</li><li style="font-size: 12pt;">Ajak anak menyendok beras dan memindahkannya ke mangkok yang sesuai warnanya.</li></ul><div>Sumber foto: Pinterest</div></div>

Stimulasi Anak Usia 2-3 Tahun: Scoop the Rice

stimulasi-anak-usia-2-3-tahun--scoop-the-rice

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia dan termasuk penyakit menular yang penyebarannya melalui perantara nyamuk betina aedes aegypti atau aedes albopictus yang terinfeksi virus dengue.&nbsp;Nyamuk ini memiliki belang hitam - putih di badan, kepala, dan kakinya, serta terbang pada siang hari. Ditambah, saat ini sedang musim hujan sehingga penyakit DBD sangat rentang menyerang si Kecil.&nbsp;Agar MomDad lebih waspada, yuk kenali gejala DBD pada bayi dan cara mengatasinya di hari Demam Berdarah ASEAN yang jatuh pada hari ini (15/6)!Gejala DBD pada bayiPada penyakit demam berdarah dengue terdapat 4 jenis virus dengue di dalamnya, yaitu virus dengue 1, 2, 3, dan 4. Dengan adanya 4 jenis virus dengue, maka seseorang dapat terkena demam berdarah lebih dari satu kali seumur hidupnya.Pada umumnya, orang yang terjangkit DBD ditandai dengan gejala seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Demam di atas 38 °C selama 2-7 hari</li><li style="text-align: justify;">Nyeri otot, tulang dan persendian</li><li style="text-align: justify;">Pusing atau sakit kepala</li><li style="text-align: justify;">Mual dan muntah</li><li style="text-align: justify;">Timbul bercak kemerahan atau ruam yang tersebar di seluruh tubuh</li></ul>Gejala-gejala di atas sering kali sulit dideteksi pada bayi yang belum bisa mengungkapkan keluhannya. Bahkan, DBD lebih sering terjadi dan bisa lebih berbahaya jika dialami oleh bayi. Maka dari itu, MomDad perlu waspada jika bayi merasakan:<ul><li style="text-align: justify;">Demam tinggi selama 2-7 hari</li><li style="text-align: justify;">Rewel</li><li style="text-align: justify;">Tampak lemas dan sulit dibangunkan ketika tidur</li><li style="text-align: justify;">tangan dan kaki dingin</li><li style="text-align: justify;">Timbul bercak atau bintik kemerahan bertanda perdarahan di bawah kulit (petekie)</li><li style="text-align: justify;">Perdarahan gusi hingga mimisan</li><li style="text-align: justify;">BAB darah dan kehitaman yang menandai adanya perdarahan saluran cerna atas</li><li style="text-align: justify;">Muntah-muntah setidaknya 3 kali dalam 24 jam</li></ul>Jika MomDad menemukan beberapa gejala seperti di atas, jangan panik dan segera periksa si Kecil ke dokter sebelum terlambat.Cara mengatasi demam berdarah dengueJika musim hujan sudah datang, hal yang paling penting dalam mengatasi nyamuk&nbsp;aedes aegypti&nbsp;&nbsp;adalah dengan memperhatikan kebersihan lingkungan. Berdasarkan situs resmi IDAI, MomDad bisa terapkan 3M, yaitu:<ul><li style="text-align: justify;">Menguras bak mandi</li><li style="text-align: justify;">Menutup tempat penampungan air</li><li style="text-align: justify;">Mendaur ulang barang bekas</li></ul>Jika ingin melakukan pelindungan ekstra, MomDad bisa gunakan kelambu pada tempat tidur si Kecil dan krim anti nyamuk, serta memelihara ikan sebagai predator nyamuk.Namun, jika si Kecil sudah terlanjur terinfeksi DBD, maka segera bawa dan periksakan ke dokter agar dapat dilakukan evaluasi lebih lanjut dan dokter bisa memutuskan apakah si Kecil perlu dirawat inap di rumah sakit atau rawat jalan. Jangan sampai si Kecil mengalami kejang, yang artinya penyebaran oksigen ke berbagai jaringan tubuh sudah berkurang dan menyebabkan kerusakan organ. Pada kondisi seperti ini, DBD akan lebih sulit ditangani.Semoga penjelasan di atas bermanfaat ya untuk MomDad. Jika ingin tahu konten menarik seputar tumbuh kembang anak lainnya, jangan lupa follow <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> di Instagram.Suka dengan artikel ini? Yuk, like dan bookmark artikelnya!Refrensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/waspada-demam-berdarah-dengue" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/waspada-demam-berdarah-dengue">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/waspada-demam-berdarah-dengue </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/gerakan-bersama-melawan-demam-berdarah%20" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/gerakan-bersama-melawan-demam-berdarah%20">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/gerakan-bersama-melawan-demam-berdarah%20 </a></li></ul>Sumber foto: PexelsArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. Dr. Madarina Julia, Sp.A (K), MPH., Ph.D