​Di artikel sebelumnya, MomDad sudah mengetahui kaidah responsive feeding agar si Kecil lahap MPASI. Di artikel ini, PrimaKu ingin memberitahu trik lainnya agar MomDad&nbsp;mengenal responsive feeding lebih dalam dan bagaimana cara melakukannya. Yuk, langsung simak di bawah ini!&nbsp;Mencoba beberapa kombinasi makanan, rasa atau tekstur <img src="https://storage.primaku.com/editor/1647414052331-f50a368e.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="source pexel sub 4.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Tidak ada salahnya untuk memberikan berbagai kombinasi makanan, misalnya rasa yang berbeda atau tekstur yang berbeda kalau bayi menolak banyak makanan. Mungkin saja, makanan yang sama membuatnya bosan.Dengan memperkenalkan berbagai macam makanan, rasa, dan tekstur, bayi pun jadi lebih mengenal variasi dan kedepannya tidak menjadi pemilih saat makan.&nbsp; <div>Meminimalisir distraktor selama makan </div><div><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647415025741-565f91ec.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="source pexel sub 5.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div><div>Biasakan bayi untuk makan dengan posisi duduk dan tanpa adanya distraksi. Membiasakan bayi makan sembari duduk di meja makannya juga melatih kedisiplinan bayi. Sebaiknya, hindari makan sambil digendong agar bayi tidak terbiasa.&nbsp;</div><div> </div><div>Selain itu, penting untuk menjauhkan gadget ataupun mainan saat bayi sedang disuapi. Meminimalisir distraktor memungkinkan bayi untuk fokus pada makanan dan menikmati makanan yang disediakan oleh MomDad.</div><div><div style=""> </div><div style=""><div>Menentukan jadwal makan bayi</div><div style="font-size: 14pt;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647414215373-cf5f2193.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="source pexel sub 6.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div><div style=""><div style="">Metode responsive feeding memungkinkan MomDad untuk menentukan kapan si kecil makan, apa yang dimakan, dan di mana bayi makan. Namun, tetap saja si kecil harus dapat merespons dengan baik setiap makanan yang ia makan, karena bagi bayi makan adalah proses belajar.</div><div style=""> </div><div style="">Agar tidak berlebihan dan mencegah bayi obesitas tapi tetap bisa memberikan nutrisi dan gizi yang dibutuhkan, MomDad perlu menentukan jadwal makan bayi. Misalnya saja, setelah ASI pagi, 2 jam kemudian memberikan MPASI pertama, lalu 2 jam kemudian memberikan makanan selingan (dapat berupa buah atau finger food). Kemudian berikan MPASI kedua di siang hari, dan 2 jam kemudian dilanjutkan dengan ASI, begitu seterusnya hingga ASI ketiga di malam hari saat si kecil hendak tidur.</div><div style=""> </div><div style="">Responsive feeding dilaporkan dapat meningkatkan kemampuan makan (self feeding) seorang anak dan respons positif terhadap bahasa verbal ibu. Selain itu,&nbsp;metode ini&nbsp;juga bisa melatih buah hati untuk berperilaku makan dengan baik, disiplin, dan mampu menghargai makanan serta waktu makan. </div><div style=""> </div><div style="">Nah, itu dia beberapa informasi mengenai responsive feeding.&nbsp;MomDad bisa menikmati berbagai konten informatif lainnya seputar MPASI dan tumbuh kembang si Kecil dengan follow akun Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan selalu pantau artikel terbaru di aplikasi PrimaKu, ya!&nbsp; </div></div><div style="font-size: 14pt;"> </div><div style="font-size: 14pt;"><div style="font-size: 13px;">Sumber foto:&nbsp;Pexels</div><div style="font-size: 13px;">Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</div></div></div><div style="font-weight: bold;"> </div></div>

Responsive Feeding, Trik Agar Anak Lahap MPASI (Part II)

responsive-feeding--trik-agar-anak-lahap-mpasi--part-ii-

Saat memulai fase makanan pendamping atau MPASI, ada beberapa masalah yang mungkin dihadapi MomDad, salah satunya adalah respons bayi yang tidak mau makan sama sekali. Bukan hanya menu makanan yang perlu diperhatikan, pemberian makan kepada bayi juga harus mengikuti kaidah responsive feeding dari WHO.Pasalnya, memberi makan bayi dengan mencekoki atau memaksanya justru membuat si kecil trauma makan yang efeknya bisa berkepanjangan, lho! Untuk itu, di artikel ini PrimaKu mau mengajak MomDad untuk mengenal responsive feeding dan bagaimana caranya. Yuk, simak!Bayi makan dengan disuapi langsung <img src="https://storage.primaku.com/editor/1647402564728-197a328e.jpg" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="source pexel sub 1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Karena belum bisa mengunyah dengan baik di usianya yang baru menginjak 6 bulan, MomDad harus menyuapi bayi. Suapilah bayi dengan rasa gembira agar perasaan MomDad tersalurkan pada si kecil. Ingat, tidak perlu dipaksa ya MomDad. Biarkan bayi membuka mulut sendiri ketika sendok mendekati mulutnya.Peka terhadap rasa lapar dan kenyang <img src="https://storage.primaku.com/editor/1647402750532-70b2544c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="source pexel sub 2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Meski bukan proses yang mudah, MomDad harus mengenai sinyal lapar dan kenyang yang diberikan oleh si kecil. Jika bayi belum mau makan, sudahi proses makan jika dalam 15 menit bayi masih menolak, MomDad dapat menawarkan kembali 1-2 jam berikutnya. Jangan dulu diberikan camilan atau susu sebagai pengganti makan ya, agar ia merasa lapar. Ingat bahwa, jika MomDad memutuskan untuk memberikan makanan sejam kemudian, maka jarak dengan makan berikutnya usahakan 2 jam, supaya ada waktu bagi bayi mengosongkan lambungnya.Nah, MomDad juga perlu berhenti menyuapinya kalau si kecil menunjukkan tanda kenyang seperti berpaling dari sendok, membuang makanannya, atau menggelengkan kepala saat ingin disuap. Meski begitu, beberapa bayi memang memiliki isyarat sendiri untuk memperlihatkan rasa kenyang. So, MomDad perlu mengenali isyarat tersebut, ya.<div>Berikan makanan secara perlahan dan sabar </div><div> </div><div><img src="https://storage.primaku.com/editor/1647402842972-1f19c6ed.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="source pexel sub 3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"></div><div> </div><div><div>Kunci sukses responsive feeding adalah harus sabar dan tidak memaksa. Itu dia alasan kenapa MomDad perlu peka terhadap sinyal lapar dan kenyang versi si kecil. Selain itu, sebaiknya hindari gangguan yang bisa mengalihkan perhatiannya saat makan, misalnya TV, atau mainan.</div></div><div> </div><div>Selain tiga trik di atas, ada trik lain lho, yang bisa MomDad coba agar si Kecil lahap MPASI. Untuk mengetahui trik lainnya, yuk follow Instagram <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">@official.primaku</a> dan pantau terus artikel selanjutnya di aplikasi, ya!</div><div> </div><div><div>Sumber foto:&nbsp;Pexels</div><div>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.</div></div>

Responsive Feeding, Trik Agar Anak Lahap MPASI (Part I)

responsive-feeding--trik-agar-anak-lahap-mpasi--part-i-

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Camilan </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">30 - 45 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">12 bulan ke atas</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">5 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">Tempe merupakan sumber kalsium yang tinggi karena mengandung 110 mg kalsium per 100 gram tempe (sekitar 1/3 kalsium yang terkandung dalam 1 gelas susu). </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">140 kkal energi2,1 gram karbohidrat12,2 gram lemak8,5 gram protein1,2 mg zat besi1 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>100 gram tempe, haluskan</li><li style="font-size: 12pt;">50 gram daging sapi, giling halus</li><li>2 telur ayam, kocok lepas</li><li>1 sdm tepung roti&nbsp;&nbsp;</li><li>½&nbsp; sdm tepung terigu</li><li>Garam secukupnya</li><li>Merica secukupnya</li><li>100 gram tepung panir</li></ul>Bumbu halus:<ul><li>1 siung bawang putih</li><li style="font-size: 12pt;">2 buah bawang merah</li><li>Ketumbar secukupnya</li></ul>Cara membuat:<ul><li>Sisakan sedikit telur untuk dibuat dadar.</li><li style="font-size: 12pt;">Campur semua bahan dan bumbu halus, aduk hingga merata.</li><li>Gulung adonan tempe dengan dadar.</li><li>Bungkus dengan daun pisang, lalu kukus hingga matang.</li><li>Setelah matang, potong serong, lalu goreng hingga kecokelatan.</li></ul><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div>

Rolade Tempe

rolade-tempe-1676458731057

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Camilan </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">30 - 45 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">12 bulan ke atas</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">3 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">Setiap 100 gram stroberi mengandung 2 gram serat larut dan tidak larut yang bermnfaat untuk kesehatan saluran cerna. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">48 kkal energi6,3 gram karbohidrat1,1 gram lemak1,3 gram protein0,1 mg zat besi0,2 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>1 buah pisang matang, haluskan</li><li style="font-size: 12pt;">150 gram yoghurt</li><li>Stroberi secukupnya</li></ul>Cara membuat:<ul><li>Campur pisang yang sudah dihaluskan dengan yoghurt hingga rata.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan adonan ke dalam cetakan.</li><li>Bekukan di dalam freezer.</li><li>Sajikan dengan topping stroberi.</li></ul><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div>

Kue Yoghurt Pisang Stroberi

kue-yoghurt-pisang-stroberi

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">Camilan </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">30 - 45 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">12 bulan ke atas</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">10 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">Selalu perhatikan kandungan garam (natrium) pada produk olahan agar tidak melebihi kebutuhan natrium per hari. Setiap 1 gram garam dapur (1/5 sendok teh) mengandung 400 mg natrium.&nbsp; </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">106 kkal energi0,7 gram karbohidrat9,1 gram lemak5,7 gram protein1,9 mg zat besi0,9 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>300 gram tahu putih, haluskan</li><li style="font-size: 12pt;">½&nbsp; sdt gula pasir</li><li>¼&nbsp; sdt merica bubuk</li><li>1 butir telur ayam, kocok lepas</li><li>1 siung bawang putih, haluskan</li><li>Garam secukupnya&nbsp;</li><li>150 gram sosis sapi, potong kecil</li><li>Minyak jagung secukupnya untuk menggoreng</li></ul>Cara membuat:<ul><li>Campur tahu yang sudah dihaluskan dengan semua bahan (kecuali sosis) hingga rata.</li><li style="font-size: 12pt;">Ambil adonan sedikit, pipihkan, masukkan potongan sosis, lalu dibentuk bulat.</li><li>Goreng hingga kecokelatan.</li></ul><div> </div><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div><div>Ilustrasi foto: Pinterest</div>

Tahu Isi Sosis

tahu-isi-sosis

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">Camilan </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">30 - 45 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">12 bulan ke atas</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">5 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">Tenggiri kaya akan omega 3 yang merupakan sumber DHA, vitamin D, vitamin B12, dan selenium. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">100 kkal energi0,5 gram karbohidrat7,2 gram lemak8,3 gram protein0,9 mg zat besi0,4 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>150 gr daging ikan tenggiri segar, haluskan</li><li style="font-size: 12pt;">40 gr tepung tapioka</li><li>1 sdt tepung maizena</li><li>50 ml santan cair</li><li>1 butir telur, ambil putihnya, kocok</li><li>1 daun bawang, iris tipis</li><li>Daun pisang</li></ul>Bumbu halus:<ul><li>2 siung bawang putih</li><li style="font-size: 12pt;">3 butir bawang merah</li><li>½&nbsp; sdm gula pasir</li><li>1 sdt garam</li><li>¼&nbsp; Sdt merica bubuk</li></ul>Cara membuat:<ul><li>Campur daging ikan tenggiri dengan bumbu halus, aduk hingga rata.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan tepung tapioka dan tepung maizena, aduk hingga tercampur rata, lalu masukkan - santan, kocokan putih telur, dan daun bawang.</li><li>Ambil adonan, bentuk memanjang, lalu bungkus dengan daun pisang.</li><li>Kukus sekitar 15 menit hingga matang.</li></ul><div> </div><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div><div>Ilustrasi foto: Pinterest</div>

Otak-Otak Kukus

otak-otak-kukus

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">Camilan </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">30 - 45 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">12 bulan ke atas</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">10 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">Kandungan daging kaya akan zat besi yang baik untuk perkembangan otak, pembentukan sel darah merah dan seng yang diperlukan dalam metabolisme sel serta menunjang pertumbuhan tinggi badan. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">93,4 kkal energi5,3 gram karbohidrat6,7 gram lemak2,9 gram protein0,4 mg zat besi0,6 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>250 gram kentang, kukus lalu haluskan</li><li style="font-size: 12pt;">1 sdm susu bubuk</li><li>100 gram daging giling</li><li>30 gram wortel, potong dadu</li><li>¼ sdt merica</li><li>1 sdm tepung terigu</li><li>3 sdm margarin, untuk menumis</li><li>Garam secukupnya</li><li>2 butir telur</li><li>100 gram tepung panir</li></ul>Bumbu halus:<ul><li>2 siung bawang putih</li><li style="font-size: 12pt;">3 buah bawang merah</li></ul>Cara membuat:<ul><li>Campur kentang yang sudah dihaluskan dengan susu bubuk, garam, merica, dan 1 butir telur. Aduk hingga merata.</li><li style="font-size: 12pt;">Tumis bumbu halus hingga harum, lalu masukkan daging giling dan wortel.</li><li>Tambahkan garam, merica, dan sedikit air, dan aduk hingga tercampur rata dan matang.</li><li>Masukkan tepung terigu yang sudah dilarutkan dengan sedikit air, lalu angkat.</li><li>Ambil adonan kentang, pipihkan, isi dengan tumisan daging, lalu tutup membentuk bulatan.</li><li>Celupkan ke dalam telur kocok (1 butir), gulingkan ke dalam tepung panir hingga tertutup semua permukaannya, lalu goreng hingga matang.</li></ul><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div><div>Ilustrasi foto: Pinterest</div>