Bahan:<ul><li>2 sdm nasi putih</li><li>1 butir telur ayam kampung</li><li>1 buah tahu</li><li>1 sdm wortel, parut</li><li>1 sdm buncis, iris</li><li>1 sdt margarin</li><li>1 siung bawang putih</li><li>1 siung bawang merah</li><li>Daun salam sekerat</li><li>300 ml air putih</li></ul>Cara membuat:<ol><li style="font-size: 12pt;">Tumis bawang putih dan bawang merah hingga setengah layu. Tambahkan daun salam, lalu masukkan potongan wortel dan buncis. Aduk hingga merata. Selanjutnya, tambahkan tahu dan nasi putih. Masak hingga mendidih.</li><li style="font-size: 12pt;">Setelah mendidih, kecilkan api dan lanjutkan memasak hingga semua bahan menjadi bubur dengan tekstur yang lunak. Setelah bubur matang, masukkan telur, lalu aduk hingga tercampur rata dan telur matang sempurna.</li><li style="font-size: 12pt;">Dinginkan bubur terlebih dahulu, lalu haluskan menggunakan blender. Setelah itu, saring untuk mendapatkan tekstur yang lebih lembut dan sesuai untuk bayi.</li><li style="font-size: 12pt;">Simpan bubur yang telah disaring ke dalam wadah tertutup rapat. Letakkan di dalam lemari es (chiller), dan hindari penyimpanan di dalam freezer agar tekstur dan kualitas bubur tetap terjaga.</li></ol>

MPASI 6 Bulan Pertama: Bubur Tim Telur Ayam Kampung

mpasi-6-bulan-pertama--bubur-tim-telur-ayam-kampung-1752117282180

Bumbu Dasar Kuning

bumbu-dasar-kuning-1752035381082

Choking atau tersedak merupakan salah satu kondisi darurat yang sering terjadi pada bayi dan anak balita, terutama saat proses makan. Risiko ini dapat meningkat apabila makanan tidak disiapkan dengan cara yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk memahami cara menyajikan makanan dengan aman dan mengetahui jenis makanan yang berisiko tinggi menyebabkan tersedak (choking hazard). Mencegah Anak Tersedak saat MakanSistem pengunyahan dan koordinasi menelan anak yang masih berkembang membuat mereka lebih rentan tersedak, terlebih jika diberikan makanan dalam ukuran besar, tekstur keras, atau bentuk yang mudah menyangkut di saluran napas. Nah, untuk mencegah anak tersedak, MomDad perlu perhatikan hal-hal berikut:1. Persiapan Makanan<ul><li>Masak dan sajikan makanan sesuai dengan ukuran, tekstur, dan bentuk yang sesuai usia anak.</li><li>Potong makanan kecil-kecil, haluskan, atau lumatkan jika diperlukan.</li><li>Hindari makanan kecil, lengket, atau keras yang sulit dikunyah dan ditelan.</li></ul> 2. Saat Makan dan Camilan<ul><li>Pastikan anak duduk tegak saat makan, bukan dalam posisi berbaring, merangkak, atau berjalan.</li><li>Dudukkan anak di kursi makan (high chair) atau tempat duduk yang aman.</li><li>Hindari memberi makan saat anak berada di dalam mobil atau stroller.</li><li>Ciptakan suasana makan yang tenang, tidak terburu-buru, dan bebas gangguan.</li></ul> 3. Pengawasan Orang Tua<ul><li>Awasi anak setiap saat saat makan.</li><li>Perhatikan dengan saksama apa saja yang dimasukkan anak ke dalam mulut.</li><li>Pelajari prosedur pertolongan pertama jika anak tersedak dan diskusikan dengan dokter atau tenaga kesehatan anak.</li></ul> Daftar Makanan yang Berisiko Tinggi Menyebabkan TersedakBerikut adalah daftar makanan yang sebaiknya dihindari untuk anak usia dini berdasarkan jenisnya:Buah dan Sayuran<ul><li>Jagung pipil utuh (mentah maupun matang)</li><li>Tomat ceri atau anggur utuh</li><li>Potongan buah atau sayur mentah keras (misalnya wortel dan apel)</li><li>Potongan buah kaleng yang belum dicacah</li><li>Anggur, beri, ceri, atau bola melon yang tidak dipotong</li><li>Buah kering seperti kismis</li></ul>Protein<ul><li>Kacang utuh atau cincang</li><li>Selai kacang atau biji yang disajikan dalam sendok atau potongan besar</li><li>Daging keras atau potongan besar</li><li>Sosis, hot dog, atau meat stick</li><li>Keju dalam potongan besar, terutama keju stik</li><li>Daging atau ikan yang masih bertulang</li><li>Kacang utuh (whole beans)</li></ul>Produk Gandum dan Karbohidrat<ul><li>Kue kering atau granola bar keras</li><li>Keripik, popcorn, pretzel</li><li>Roti atau biskuit dengan biji-bijian atau kacang utuh</li><li>Gandum utuh yang dimasak seperti barley atau wheat</li><li>Wheat germ biasa</li></ul>Makanan Manis<ul><li>Permen bulat atau keras, jelly bean, karamel</li><li>Gummy candy, marshmallow, dan permen kunyah</li><li>Permen karet</li></ul>Mencegah anak tersedak bukan hanya soal memilih makanan yang tepat, tetapi juga menciptakan suasana makan yang aman dan penuh perhatian. Jangan lupa untuk terus memantau si Kecil saat makan, memberikan makanan sesuai tahapan usianya, dan berkonsultasi dengan dokter anak bila ragu. Langkah-langkah kecil ini dapat membuat waktu makan lebih aman dan menyenangkan bagi anak. Referensi: <a class="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/infant-toddler-nutrition/foods-and-drinks/choking-hazards.html" title="https://www.cdc.gov/infant-toddler-nutrition/foods-and-drinks/choking-hazards.html" target="_blank">Choking Hazards | Infant and Toddler Nutrition | CDC&nbsp;</a>

Daftar Makanan yang Dapat Memicu Risiko Tersedak pada Anak

daftar-makanan-yang-dapat-memicu-risiko-tersedak-pada-anak-1751882354031

Mempersiapkan MPASI setiap hari tentu membutuhkan waktu, tenaga, dan perencanaan yang matang. Untuk menghemat waktu sekaligus memastikan bayi tetap mendapatkan asupan gizi yang baik, metode batch cooking MPASI kini banyak digunakan oleh para orang tua. Namun, penting untuk memahami bahwa proses penyimpanan makanan, khususnya di freezer, harus dilakukan dengan cara yang aman dan higienis agar nutrisi tetap terjaga dan makanan tidak terkontaminasi. Apa Itu Batch Cooking MPASI?Batch cooking adalah metode memasak dalam jumlah besar sekaligus, lalu disimpan dalam porsi-porsi kecil untuk dikonsumsi di hari berikutnya. Dalam MPASI, batch cooking dapat membantu MomDad dalam berbagai hal, seperti:<ul><li>Menghemat waktu dan energi, sehingga tidak perlu mengolah bahan dari awal setiap kali waktu makan tiba</li><li>Memudahkan perencanaan menu harian</li><li>Menjaga konsistensi pemberian makanan bergizi</li><li>Menghindari stres akibat terburu-buru memasak</li></ul> Tips Penyimpanan Aman MPASI di FreezerAgar MPASI batch cooking tetap aman dikonsumsi, berikut panduan yang perlu diperhatikan:<ol><li>Gunakan Wadah yang Aman untuk Makanan</li></ol>Pilih wadah berbahan food-grade, bebas BPA, dan dapat ditutup rapat. Bisa menggunakan ice cube tray, wadah silikon, atau kontainer kecil khusus freezer.2. Tunggu Hingga Dingin sebelum DibekukanSetelah dimasak, biarkan MPASI hingga suhu ruang terlebih dahulu (tidak lebih dari 2 jam) sebelum dimasukkan ke dalam freezer.3. Beri Label TanggalSelalu beri label tanggal pembuatan pada setiap wadah untuk memastikan makanan digunakan dalam waktu yang aman.4. Porsi KecilSimpan MPASI dalam porsi sekali makan untuk menghindari pemanasan ulang berulang, yang dapat menurunkan kualitas makanan.5. Cairkan dengan AmanLakukan proses pencairan (thawing) dengan cara memindahkan MPASI ke dalam kulkas semalaman atau menggunakan metode double boiler. Hindari mencairkan di suhu ruang terlalu lama.6, Jangan Membekukan UlangMPASI yang sudah dicairkan tidak boleh dibekukan kembali karena meningkatkan risiko kontaminasi bakteri.Batch cooking MPASI bisa menjadi solusi praktis dan efisien bagi MomDad dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian si Kecil. Namun, penyimpanan yang tepat dan aman adalah kunci utama agar makanan yang diberikan tetap sehat, bergizi, dan tidak membahayakan si Kecil. Selalu pastikan kebersihan alat, wadah, dan tangan selama proses memasak hingga penyimpanan. Bila dilakukan dengan benar, batch cooking bisa menjadi kebiasaan yang mendukung tumbuh kembang optimal anak sejak dini. Referensi: <a class="e-rte-anchor" href="https://www.nhs.uk/baby/weaning-and-feeding/childrens-food-safety-and-hygiene/" title="https://www.nhs.uk/baby/weaning-and-feeding/childrens-food-safety-and-hygiene/" target="_blank">Children's food: safety and hygiene - NHS&nbsp;</a>

Tips Menyimpan MPASI Batch Cooking dengan Aman di Freezer

tips-menyimpan-mpasi-batch-cooking-dengan-aman-di-freezer-1751882159361

MPASI Double Prohe: Risotto Ayam

mpasi-double-prohe--risotto-ayam-1751862075208

Bahan:<ul><li>300 gr tulang sumsum sapi</li><li>1 lembar daun salam</li><li>½ bawang bombay</li><li>2 buah wortel baby</li><li>1 batang seledri</li><li>Air secukupnya&nbsp;</li></ul>Cara membuat:<ol><li>Gunakan tulang sapi bagian sumsum yang bersih, minim lemak dan darah. Cuci hingga bersih, lalu buang bagian lemak berlebih yang menempel pada tulang.</li><li>Rebus tulang dalam air mendidih selama 5–10 menit untuk menghilangkan darah kotor dan sisa lemak. Setelah itu, angkat dan tiriskan.</li><li>Siapkan air secukupnya di dalam slow cooker atau pressure cooker. Masukkan tulang yang telah dibersihkan bersama batang seledri, wortel, bawang bombay, dan daun salam. Masak selama 10 hingga 20 jam hingga sumsum dalam tulang benar-benar keluar, sesuaikan dengan tingkat kekentalan dan rasa yang diinginkan.&nbsp;</li><li>Setelah proses pemasakan selesai, buang lapisan lemak berlebih yang mengapung di permukaan kaldu menggunakan sendok sup.</li><li>Dinginkan kaldu, kemudian tuangkan ke dalam wadah-wadah kecil (kontainer tertutup). Simpan di dalam&nbsp;&nbsp;&nbsp;untuk menjaga kualitasnya. Kaldu dapat bertahan hingga 2 bulan dalam penyimpanan beku.</li><li>Kaldu dapat dicairkan sebelum digunakan dan dimanfaatkan sebagai campuran dalam masakan keluarga atau menu MPASI bayi mulai usia 6 bulan ke atas.</li></ol>

Bumbu MPASI:  Kaldu Sumsum Sapi

bumbu-mpasi---kaldu-sumsum-sapi-1751617670778

Snack BB Booster: Alpukat Mousse

snack-bb-booster--alpukat-mousse-1751518801994

Daging sapi kerap menjadi pilihan utama jika ingin memberikan MPASI dengan protein hewani (prohe) terbaik. Namun, pernahkah MomDad mencoba daging wagyu sebagai menu MPASI? Daging wagyu dan daging sapi biasa merupakan dua jenis daging berbeda, khususnya dalam hal nutrisi. Nah, apa saja perbedaan keduanya dan apa manfaat daging wagyu untuk MPASI si Kecil? Yuk, kita bahas lebih mendalam! Manfaat Daging Sapi untuk Bayi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/fa4c65c639c6fdf1977109678f25432ee_1750946690521.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="daging wagyu untuk MPASI (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Saat mulai MPASI, bayi masih memiliki lambung yang kecil, sedangkan nutrisi yang dibutuhkan besar. Oleh karena itu, makanan yang diberikan pun perlu padat nutrisi. Sebagai pilihan ideal, daging sapi dapat diberikan karena kaya nutrisi, mudah diserap, dan bisa diberikan dalam volume kecil, tapi tetap bergizi tinggi.Memasuki usia 6-7 bulan, kebutuhan zat besi bayi mulai meningkat secara signifikan, dari sekitar 0,27 mg per hari menjadi 11 mg per hari[1]. Makanya, sejak usia sekitar 6 bulan, semua bayi perlu mulai mengonsumsi MPASI yang kaya akan zat besi untuk mencukupi kebutuhan zat besi yang mudah diserap tubuh (bioavailable iron).Beberapa studi[2,3] menunjukkan bahwa kekurangan zat besi berpotensi berdampak pada perkembangan saraf, skor kognitif, dan perilaku, bahkan setelah kekurangannya diperbaiki. Dengan mencukupi kebutuhan zat besi sejak dini, si Kecil tidak hanya tumbuh secara fisik, tetapi juga mendapatkan dukungan untuk perkembangan otak yang sehat dan berfungsi optimal[4]. Perbedaan Daging Sapi Biasa dan Daging Wagyu<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/19df9c16877e9ae57c63933a15bcd6a5_1750946704315.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="daging wagyu untuk MPASI (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;">Perbedaan utama antara daging wagyu dan daging sapi biasa terletak pada tingkat marbling yang sangat istimewa. Daging wagyu memiliki pola lemak putih (marbling) yang khas, di mana sebaran lemak terdapat di dalam jaringan otot (lemak intramuskular), yang tidak hanya memberikan tekstur premium, tetapi juga menandakan kandungan lemak tak jenuh yang umumnya dianggap lebih sehat dan bisa mendukung penyerapan vitamin larut lemak[5].Tingkat marbling pada daging wagyu pun sangat halus dan merata di seluruh bagian otot, sehingga menghasilkan tekstur yang lembut seperti mentega dan sensasi meleleh di mulut. Keunikan ini membuat daging wagyu jauh lebih empuk, juicy, dan gurih dibandingkan dengan daging sapi biasa. Cocok dikonsumsi sebagai MPASI si Kecil. Nah, kini MomDad bisa lho memberikan MPASI bernutrisi dari daging wagyu untuk si Kecil dengan Promina Puffs Wagyu Beef!&nbsp;<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/d55a7e7a889ea87dede874b982125375_1750946719427.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Beef Wagyu - KV Tactical-fotor-20250626145957.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1459px; min-height: 0px;"> Promina Puffs Wagyu Beef adalah snack puffs terbuat dari beras dan daging sapi asli yang memiliki rasa gurih alami, dengan kandungan natrium 0% dan tanpa MSG. Diperkaya 10 vitamin, omega 3 dan 6, serta tinggi zat besi. Puffs nya yang berbentuk bunga, bisa menstimulasi motorik anak untuk latihan menjimpit. Dibuat tanpa pengawet, bebas gluten, dan bertekstur mudah lumer, sehingga cocok dikonsumsi untuk bayi usia 8+ bulan. Yuk, dapatkan Promina Puffs Wagyu Beef di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tokopedia.com/promina-official-store/promina-puffs-wagyu-beef-15-gr-1731340216256726019?extParam=src%3Dshop%26whid%3D125910&amp;aff_unique_id=&amp;channel=others&amp;chain_key=" title="" target="_blank">e-commerce</a> sekarang! Referensi:<ol><li>Institute of Medicine (US) Panel on Micronutrients. Dietary Reference Intakes for Vitamin A, Vitamin K, Arsenic, Boron, Chromium, Copper, Iodine, Iron, Manganese, Molybdenum, Nickel, Silicon, Vanadium, and Zinc. Washington, DC: National Academies Press (US); 2001.</li><li>Betsy Lozoff, John Beard, James Connor, Barbara Felt, Michael Georgieff, Timothy Schallert, Long-Lasting Neural and Behavioral Effects of Iron Deficiency in Infancy, Nutrition Reviews, Volume 64, Issue suppl_2, May 2006, Pages S34–S43,&nbsp;</li><li>Lozoff B, Jimenez E, Smith JB. Double Burden of Iron Deficiency in Infancy and Low Socioeconomic Status: A Longitudinal Analysis of Cognitive Test Scores to Age 19 Years. Arch Pediatr Adolesc Med. 2006;160(11):1108–1113.&nbsp;</li><li>Victoria C Wilk, Michelle K McGuire, Annie J Roe. Early Life Beef Consumption Patterns Are Related to Cognitive Outcomes at 1–5 Years of Age: An Exploratory Study. Nutrients. 2022 Oct 26;14(21):4497.</li><li>Yi Zhang, Kounosuke Otomaru, Kazunaga Oshima, Yuji Goto, Ichiro Oshima, Susumu Muroya, Mitsue Sano, Rena Saneshima, Yukiko Nagao, Aoi Kinoshita, Yasuko Okamura, Sanggun Roh, Akira Ohtsuka, Takafumi Gotoh. Effects of low and high levels of maternal nutrition consumed for the entirety of gestation on the development of muscle, adipose tissue, bone, and the organs of Wagyu cattle fetuses. Anim Sci J. 2021 Jul 29;92(1):e13600.</li></ol>

MPASI 6 Bulan Pertama: Bubur Tim Telur Ayam Kampung

MPASI 6 Bulan Pertama: Bubur Tim Telur Ayam Kampung

Bumbu Dasar Kuning

Bumbu Dasar Kuning

Daftar Makanan yang Dapat Memicu Risiko Tersedak pada Anak

Daftar Makanan yang Dapat Memicu Risiko Tersedak pada Anak

Tips Menyimpan MPASI Batch Cooking dengan Aman di Freezer

Tips Menyimpan MPASI Batch Cooking dengan Aman di Freezer

MPASI Double Prohe: Risotto Ayam

MPASI Double Prohe: Risotto Ayam

Bumbu MPASI: Kaldu Sumsum Sapi

Bumbu MPASI: Kaldu Sumsum Sapi

Snack BB Booster: Alpukat Mousse

Snack BB Booster: Alpukat Mousse

Daging Wagyu untuk MPASI, Pilihan Prohe Berkualitas Tinggi

Daging Wagyu untuk MPASI, Pilihan Prohe Berkualitas Tinggi