Anak bayi memiliki aroma khas yang membuat orang dewasa kerap kali merasa gemas ingin menciumnya. Aroma yang tercium pada bayi terkadang berasal dari penggunaan bedak tabur. Selain membuat aroma bayi menyenangkan, bedak tabut juga kerap digunakan untuk membuat kulit di area popok tetap kering. Sebenarnya, apakah penggunaan bedak tabut pada bayi diperbolehkan?Bahan pembuat bedak bayiBedak bayi dibuat dari mineral talc yang mengandung elemen seperti magnesium, silikon, dan oksigen. Fungsinya untuk menyerap kelembapan dan mengurangi gesekan antar kulit sehingga bisa mencegah lecet, termasuk lecet karena popok. Karena itu, bedak tabur biasa digunakan untuk bayi selama puluhan tahun.Namun, saat ini bedak bayi yang ada di pasaran bukan hanya terbuat dari talc. Bedak bayi dengan klaim free-talc biasanya menggunakan bubuk jagung (cornstarch), bahan penyerap yang lebih alami.Apakah bedak bayi aman?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665131760024-deeeb657.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Tanpa judul.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> American Academy of Pediatrics (AAP) tidak merekomendasikan penggunaan bedak tabur karena dapat mengiritasi kulit bayi. Sebenarnya bayi juga tidak memerlukan bedak untuk perawatan kulitnya. AAP juga menyatakan bahwa bedak tabur dapat berbahaya bagi bayi apabila terhirup.Kandungan pada bedak bayi berupa magnesium silikon dipercaya dapat memicu kanker. Pasalnya, bedak bayi yang terbuat dari bahan tersebut mengandung zat berbahaya yang disebut asbes. Zat ini bersifat karsinogenik yang memicu pertumbuhan sel kanker. Jika terhirup dalam jangka panjang akan meingkatkan risiko kanker paru-paru pada bayi.Terlebih lagi, ada beberapa kekhawatiran terhadap penggunaan bedak talc dalam jangka panjang, khususnya di area kelamin, karena dapat meningkatkan risiko kanker ovarium. Begitu juga dengan bedak cornstarch, jenis bedak ini juga dapat menyebabkan ruam di area popok semakin parah.Kapan penggunaan bedak yang diperbolehkan?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665132168107-83192f35.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-849465880-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bedak tabur tidak lagi direkomendasikan untuk penggunaan secara rutin. Bedak dapat diberikan pada bayi apabila ada keluhan. seperti biang keringat (miliaria) atau pada kondisi cacar air. Namun, bedak yang digunakan pada kedua kondisi di atas adalah jenis bedak cair yang mengandung obat dan ditujukan untuk mengatasi keluhan.So, pemakaian bedak pada bayi dibutuhkan apabila si Kecil mengalami keluhan ya, MomDad.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Benarkah Bedak Tabur Tak Aman untuk Bayi?

benarkah-bedak-tabur-tak-aman-untuk-bayi-

Tidak hanya pada orang dewasa, buang angin atau kentut juga dialami oleh bayi. Bayi yang sehat juga sering buang angin ataupun kentut dengan cara sendawa atau kentut. Hal ini dikarenakan bayi belum bisa mengeluarkan jumlah gas di perutnya dengan sempurna.&nbsp;Namun, beberapa orang tua juga khawatir dengan bayi yang jarang kentut. Kalau si Kecil mengalami hal serupa, sebaiknya MomDad membaca artikel ini sampai habis, ya!Bayi yang jarang kentut apakah normal?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665032691728-f235eda8.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-487300876-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Kentut adalah hal yang alamiah. Bayi kentut untuk mengeluarkan udara dari dalam ususnya. Kumpulan udara tersebut dapat diakibatkan konsumsi makanan tertentu atau karena Bayi banyak menangis sehingga menelan banyak udara. Anak yang terlalu sering kentut justru menunjukkan bahwa perutnya kembung, sehingga perlu pemeriksaan oleh dokter.Lantas, bagaimana dengan bayi yang jarang kentut? Bayi jarang kentut bisa dikarenakan sistem pencernaan yang sensitif sehingga kurang bisa mencerna komponen makanan yang dikonsumsi.&nbsp;Indikasi penyakit jika bayi jarang kentut<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665032707419-3627c7d7.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1338503899-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Apabila bayi tidak kentut yang disertai dengan nyeri perut dan muntah hebat, bayi dapat mengalami sumbatan pada usus (obstruksi usus). Sumbatan tersebut bisa merupakan bawaan lahir maupun ada usus yang masuk ke dalam usus lainnya (intususepsi).Umumnya manusia kentut 5-25 kali dalam sehari, terutama setelah makan. Jika lebih dari normal sebenarnya normal dan tidak berbahaya, namun menyebabkan bayi tidak nyaman karena biasanya disertai rasa kembung. Kondisi ini juga membuatnya menjadi rewel.&nbsp; &nbsp;Apa yang bisa dilakukan orang tua agar kentut bayi bisa normal?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1665032725631-3cf65ff1.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-496700078-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Tidak ada terapi khusus untuk kentut karena kentut adalah hal yang normal. Namun bila MomDad merasa bahwa kentut anak terlalu sering, perhatikan lagi apa yang ia makan sehari-hari. Hindari konstipasi dengan memberikan cukup air dan memperhatikan konsumsi serat harian.MomDad juga bisa membantu bayi bersendawa untuk membuat gas di dalam tubuhnya berkurang, misalnya dengan mengusap atau menepuk punggung secara lembut. Pastikan juga si Kecil mendapatkan posisi menyusu yang benar sehingga susu lebih mudah turun ke lambungnya dan udara yang tidak sengaja tertelan bisa keluar.&nbsp;Nah, itu lah beberapa hal mengenai kentut normal pada bayi. Kalau MomDad mendapati si Kecil kentut disertai gejala, segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis, ya.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Bayi Jarang Kentut, Normal Enggak, sih?

bayi-jarang-kentut--normal-enggak--sih-

Pemakaian gurita bisa dibilang sudah jadi ‘wejangan’ dari orang tua terdahulu. Banyak yang menganggap bahwa penggunaan gurita pada bayi berguna untuk mengecilkan perut atau mengempiskan pusar bodong.Lantas, yang jadi pertanyaan MomDad kini adalah amankah menggunakan kain gurita pada bayi? Apakah manfaat dan fungsi kesehatan dari wejangan ini bagi bayi? Untuk mengetahui lebih lengkapnya, yuk simak!Bayi baru lahir tidak perlu memakai gurita<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664954076544-cdd10bf9.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1014519426-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pemakaian gurita pada bayi kini perlahan sudah mulai ditinggalkan. Pasalnya, penggunaan gurita justru berbahaya bagi bayi karena bisa membuatnya kesulitan bernapas. Salah satu yang dijadikan alasan penggunaan gurita pada bayi yakni karena orang tua merasa khawatir perut bayi yang besar.Namun, sebenarnya perkembangan otot dan lemak yang ada di area perut si Kecil memang belum sempurna. Alhasil menyebabkan perut terlihat tidak proporsional seperti kembung. Namun, seiring bertumbuhnya si Kecil, perutnya akan mengecil dengan sendirinya karena pertumbuhan serta perkembangan kulit, lemak, dan otot si Kecil makin sempurna.Efek samping pemakaian gurita<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664954084424-d24710f5.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-959464870-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Penggunaan gurita dapat menyebabkan gangguan napas pada bayi karena bayi lebih banyak bernapas menggunakan otot perut. Gurita yang diikat terlalu kencang dapat mengakibatkan gangguan pengembangan rongga dada dan perut pada bayi yang dapat menyebabkan masuknya udara ke paru-paru bayi menjadi berkurang.Selain itu, pada bayi baru lahir, penggunaan gurita dapat menutupi tali pusat yang belum puput. Tali pusat harus dibiarkan kering sendiri di udara bebas, dan dijaga agar tetap bersih dari urin maupun kotoran bayi (dari popok) yang berisiko menyebabkan infeksi tali pusatPerawatan bayi dengan bedong yang dianjurkan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664954091704-acf14366.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1174864943-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Merawat bayi dengan membungkus kain bedong sudah jadi kebiasaan sebagian orang tua sejak dulu. Selain untuk memberi kehangatan, terkadang orang tua cemas melihat bayinya reflek terkejut seperti kaki yang kejang dan gemetar. Padahal, gerakan kejut ini merupakan hal normal yang akan menghilang sendiri saat bayi memasuki usia 3 bulan. Cara mengatasinya dengan memberi kehangatan dan kenyamanan seperti dengan memeluk, meletakkan telapak tangan ibu di dada bayi, atau menggunakan pakaian hangat.&nbsp;Kalau MomDad tetap ingin membedong si Kecil, pilihlah pakaian dari bahan yang lembut, menyerap air dan tidak kaku. Bayi hanya perlu memakai atasan, popok atau celana, selimut dan topi jika bayi kedinginan. Tidak dianjurkan untuk membedong karena membatasi gerak bayi.&nbsp;Selain itu, <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/EE1c" title="https://primaku.page.link/EE1c" target="_blank">tidak dianjurkan pula untuk terus menggunakan sarung tangan</a> maupun kaos kaki karena terdapat indera peraba yang merupakan alat untuk belajar pada bayi. Jangan gunakan gurita karena bayi bernafas lebih banyak menggunakan otot-otot&nbsp;Nah, sekarang MomDad sudah tahu kan bahwa menggunakan gurita yang terlalu ketat bisa bermasalah bagi pernapasan si Kecil? Untuk itu, mulai sekarang sebaiknya menghindari membedong bayi dengan sangat kencang, ya, MomDad.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar bayi newborn? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Perlu Enggak, sih Bayi Memakai Gurita? 

perlu-enggak--sih-bayi-memakai-gurita--

Selama menyusui, Mom sering kali mendapatkan banyak pantangan makanan yang dipercaya dapat memengaruhi si kecil, salah satunya adalah makanan pedas. Ada yang bilang, kalau Mom makan pedas selama menyusui akan membuat anak jadi rewel. Benar enggak, sih? Busui makan pedas bikin anak jadi rewel?Sebenarnya, Mom yang sedang hamil maupun menyusui tidak memiliki pantangan makanan dengan rasa tertentu, salah satunya pedas, selama Mom tidak mengalami keluhan, seperti nyeri perut, perih di area ulu hati, diare, dan sebagainya.Penelitian menunjukkan bahwa, bayi yang terkena berbagai rasa lewat cairan amnion selama kehamilan dan ASI, akan memiliki toleransi lebih tinggi terhadap variasi rasa pada makanan saat sudah mengonsumsi MPASI.Suatu penelitian dari Korea menyatakan bahwa terdapat beberapa jenis makanan yang umumnya dihindari saat ibu hamil maupun menyusui, antara lain kafein, makanan pedas, makanan mentah, alkohol, dan beberapa jenis makanan yang menimbulkan gas seperti brokoli, kol, kubis.Makanan pedas dipercaya dapat menyebabkan kolik, kembung, diare dan ruam pada bayi, namun hingga saat ini belum terbukti. Beberapa jenis makanan dengan rasa yang kuat seperti bawang putih mungkin dapat mengubah rasa ASI, namun tidak terbukti menimbulkan gejala saluran cerna pada bayi. Beberapa bayi memang dapat menunjukkan intoleransi terhadap jenis makanan tertentu, namun sifatnya individual (sama seperti beberapa orang tidak bisa makan pedas), sehingga rekomendasi menghindari makanan pedas untuk semua ibu menyusui tidak memiliki bukti yang cukup.Penyebab anak rewel<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664864557768-08cbe208.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="cute-baby-white-dress-is-crying-stay-with-parents-house_208349-1366.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/5os7" title="https://primaku.page.link/5os7" target="_blank">Anak yang rewel dapat disebabkan oleh berbagai hal</a>, misalnya lapar, tidak nyaman karena popoknya basah, nyeri perut, kepanasan, mengantuk, dan lain sebagainya. Penting bagi Mom untuk mencari penyebab yang mungkin menjadi alasan bayi rewel dan tidak langsung menunjuk pada makanan tertentu yang dikonsumsi oleh busui.&nbsp;Risiko busui makan makanan pedas<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664864719373-99346687.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="thai-spicy-chili-sauce-nam-prik-kapi-paste-with-mixed-herb-ingredient-traditional-thai-food-cuisine_640221-269.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Banyak isu yang beredar bahwa ibu yang sedang menyusui tidak diperbolehkan makan makanan pedas. Nyatanya, sejauh ini belum ada cukup bukti dari efek makanan pedas terhadap bayi yang menyatakan berbahaya.Namun, jika Mom mengalami keluhan, seperti rasa terbakar di dada, nyeri perut, diare saat mengonsumsi makanan pedas, maka segera berhenti dan hindari makanan dengan rasa tersebut.So, Mom enggak perlu khawatir ya jika ingin mengonsumsi makanan pedas selama menyusui. Kecuali kalau Mom memiliki keluhan terentu.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar menyusui? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Referensi:<ul><li style="text-align: justify;">Jeong G, Park SW, Lee YK, Ko SY, Shin SM. Maternal food restrictions during breastfeeding. Korean J Pediatr. 2017 Mar;60(3):70-76. doi: 10.3345/kjp.2017.60.3.70. Epub 2017 Mar 27. PMID: 28392822; PMCID: PMC5383635.</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/breastfeeding/spicy-food-while-breastfeeding#foods-to-eat" title="https://www.healthline.com/health/breastfeeding/spicy-food-while-breastfeeding#foods-to-eat">https://www.healthline.com/health/breastfeeding/spicy-food-while-breastfeeding#foods-to-eat </a></li></ul>Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Busui Makan Pedas Bikin Anak Jadi Rewel?

busui-makan-pedas-bikin-anak-jadi-rewel-

Ibu menyusui yang bekerja kerap mengalami dilema tersendiri. Di satu sisi, banyak yang ingin menyusui anak secara langsung (direct breastfeeding). Di sisi lain, ibu bekerja juga memiliki kewajiban untuk berangkat ke kantor dan khawatir tidak bisa memberikan ASI dengan maksimal. Padahal, Mom tetap bisa memberikan ASI untuk si Kecil secara maksimal walaupun sibuk bekerja, lho! Simak tipsnya, yuk!1. Gunakan media yang tepatSebelum mulai memberikan ASI perah (ASIP), sebaiknya Mom cari tahu dulu apa media yang paling cocok dengan si Kecil. Jika memutuskan menggunakan dot, pilih nipple yang paling mirip dengan puting Mom. Dengan begitu, bayi tidak akan mengalami bingung puting saat Mom akan menyusui langsung.2. Membiasakan si Kecil menyusu dengan anggota keluarga lainUsahakan ibu tidak berada di sekitar bayi ketika ia diberikan ASIP dengan media lain. Biarkan pengasuh atau anggota keluarga lain, seperti ayah atau nenek yang memberikan ASI perah. Dengan begitu, bayi pun akan terbiasa menggunakan dot untuk menyusu dan tidak terdistraksi dengan kehadiran ibunya.<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664783264527-7767bae3.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="freepik - sub3.jpg" width="auto" height="auto" style="max-width: 1062px; min-width: 0px; min-height: 0px;">3. Ibu harus tetap menyusui bayinya secara langsungWalaupun anak mulai terbiasa menyusu ASIP, bukan berarti Mom tidak lagi menyusui anak secara langsung, ya. Sebelum berangkat kerja, usahakan untuk menyusui si Kecil, misalnya saat sarapan atau setelah ia mandi pagi. Lalu, di malam hari setelah pulang kerja, Mom juga perlu menyusui si Kecil. Tujuannya adalah agar si Kecil tetap bisa merasakan dekat dengan ibunya walaupun tidak bertemu seharian.<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664783279771-d3d407c3.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="little-baby-drinking-milk-from-bottle.jpg" width="auto" height="auto" style="max-width: 1062px; min-width: 0px; min-height: 0px;">4. Gunakan ASIP yang paling baru atau segarSaat ingin memberikan ASIP untuk bayi, usahakan untuk menggunakan ASIP yang paling baru atau segar, terutama bila bayi menolak ASIP yang sudah pernah dibekukan. Sama halnya seperti makanan yang kita konsumsi, bayi juga lebih menyukai rasa ASIP yang masih segar. Jangan lupa untuk selalu mengecek ketersediaan ASIP yang ada di tempat penyimpanan, ya, Moms!5. Kontak skin to skinSegera sesudah ibu sampai di rumah, lakukan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/kx6J" title="https://primaku.page.link/kx6J" target="_blank">skin to skin contact&nbsp;</a>dengan bayi. Hal ini bertujuan agar Mom dan si Kecil tetap bisa melakukan bonding atau ikatan, sehingga walaupun ibunya pergi bekerja seharian, bayi tetap bisa merasakan kasih sayang Mom melalui sentuhan.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar menyusui? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Tips Memberikan ASIP untuk Ibu yang Bekerja

tips-memberikan-asip-untuk-ibu-yang-bekerja

Mengurus dan membesarkan anak tentu menjadi pekerjaan mulia yang dilakukan oleh setiap ibu. Meskipun berprofesi sebagai ibu rumah tangga, Mom tetap bisa berkarya dan mendapatkan penghasilan tambahan untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah, lho! Tak perlu bingung, berikut beberapa inspirasi kegiatan yang bisa Mom lakukan. Berjualan online<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664677793559-c063be5c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="portrait-beautiful-attractive-young-smiling-asian-woman-using-smartphone_7861-1077.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Rasanya bukan hal aneh jika kini kita melihat banyak ibu yang menawarkan dagangannya secara online melalui status WhatsApp atau Instagram stories. Berjualan secara online memang banyak diminati karena Mom tidak perlu susah payah membuka toko offline. Pikirkan jenis barang yang ingin Mom jual, seperti pakaian anak, piyama tidur, atau barang-barang lain yang banyak diminati saat ini. Selain menawarkan ke keluarga atau tetangga, maksimalkan juga promosi lewat media sosial.Membuka bisnis makanan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664677864674-78c403c2.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="breakfast-is-ready_1098-16796.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Ide selanjutnya yang bisa Mom pertimbangkan adalah membuka bisnis makanan. Bisa dibilang jenis bisnis satu ini selalu diminati, apalagi dengan tren gaya hidup masa kini. Mom bisa menjual aneka makanan seperti camilan, kue kering, hingga lauk pauk yang bisa dikemas dengan praktis. Setelah itu, foto produk jualan menggunakan handphone maupun kamera secara menarik, lalu posting di media sosial, market place, atau platform ojek online. Jika ada modal lebih, Mom bisa membuka sendiri rumah makan, kafe, atau restoran. Jangan lupa untuk memaksimalkan promosi di berbagai platform, ya!Pekerja lepas (freelancer)<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664677932937-cf240cef.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="beautiful-asian-muslim-lady-casual-wear-working-using-laptop-modern-new-normal-office_7861-2975.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Jika sebelum menikah dan memiliki anak Mom adalah pekerja kantoran, Mom bisa melanjutkan pekerjaan yang pernah dilakukan dengan sistem freelance. Misalnya, sebelumnya Mom bekerja sebagai desainer grafis, Mom bisa mencari perusahaan yang membuka lowongan ini. Saat anak tidur atau waktu luang lain, bisa Mom manfaatkan untuk mengerjakannya. Namun, jenis pekerjaan ini mungkin akan sedikit menyita waktu sehingga kurang cocok jika dilakukan saat anak masih sangat kecil dan membutuhkan perhatian ekstra.Influencer media sosial<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664678020389-807f346f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="beauty-blogger-present-beauty-cosmetics-sitting-front-camera-recording-video_7861-1362.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Saat ini menjadi influencer media sosial menjadi pekerjaan yang cukup menjanjikan. Sebelum memulai menjadi influencer, Mom harus tahu dulu personal branding seperti apa yang ingin Mom tampilkan. Jika Mom suka bercerita mengenai pengalaman menyiapkan bekal anak, maka Mom perlu konsisten mengunggah dan membuat konten menarik tentang ini. Atau jika Mom suka makeup dan skincare, Mom bisa membagikan pengalaman menggunakan produk-produk tersebut dengan cara yang menarik.Jadi, dari beberapa ide untuk mendapatkan penghasilan tambahan di atas, mana sih yang ingin Mom coba?Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar mengurus kebutuhan keluarga? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: Freepik

Ide Mendapatkan Penghasilan Tambahan untuk Ibu Rumah Tangga

ide-mendapatkan-penghasilan-tambahan-untuk-ibu-rumah-tangga

Pada dasarnya, mengelola keuangan bisa dilakukan dengan fleksibel, mengingat keuangan tiap orang berbeda. Namun, untuk memudahkan mengatur uang, MomDad bisa menggunakan sistem yang membantu agar tetap konsisten dan memudahkan tiap orang untuk melihat alur keuangan.Nah, supaya mudah mengalokasikan pengeluaran, MomDad bisa menggunakan prinsip 10 – 20 – 30 – 40. Penasaran seperti apa pembagian pos keuangannya? Yuk, simak penjelasan berikut ini!10% untuk kebaikan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664599628436-e5c4a1ef.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="volunteer-holding-box-containing-donations-charity_23-2149230561.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Kebaikan tentu memiliki arti yang luas. Nah, di 10% ini MomDad bisa menggunakannya untuk donasi atau sedekah. Misalnya ke tempat ibadah, atau berbakti pada orang tua dengan memberi bantuan.&nbsp;Untuk angka ini sebenarnya tidak bersifat wajib, apalagi buat yang penghasilannya belum besar atau masih memiliki banyak tanggungan. Sebaliknya, untuk MomDad yang memiliki penghasilan lebih, persentase pengeluaran ini bisa dimasukkan.20% untuk masa depan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664599681115-7c7c96b2.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="piggy-bank-top-books_93675-135473.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Mengelola uang tidak terbatas untuk masa kini saja, tapi juga persiapan masa depan. Nah, di 20% ini MomDad bisa mengalokasikannya untuk asuransi, dana pendidikan, dana pensiun, dana darurat, dan investasi.&nbsp;Mengingat saat ini sudah banyak produk jasa keuangan dan investasi, MomDad bisa memilih produk yang sesuai dengan tujuan masa depan. Yang terpenting adalah untuk memahami risiko, cara kerja, hak dan kewajiban.30% untuk cicilan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664599746841-9fc9c00c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="miniature-bank-with-coins-stacks-jar-beside_23-2148568012.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Harga kebutuhan yang semakin meningkat membuat sebagian orang sangat mungkin memiliki cicilan. Baik itu untuk rumah, apartemen, atau kendaran. Memiliki cicilan tidak ada salahnya jika perencanaan keuangan sudah matang.Pastikan untuk memiliki cicilan yang sifatnya produktif atau jangka panjang, misalnya untuk rumah dan kendaraan. Hati-hati jika MomDad memiliki cicilan konsumtif seperti gadget, tas mewah, atau perabotan mewah yang membuat keuangan kurang sehat. Jika memang dananya belum cukup, akan lebih baik untuk membeli sesuai kemampuan. Kalau sudah terlanjur berhutang konsumtif, segera dilunasi secepatnya agar keuangan tetap stabil.40% untuk kebutuhan hidup<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664599801977-f8886e36.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="young-couple-managing-family-budget-home_1098-18993.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Last but not least adalah persentase untuk memenuhi kebutuhan hidup. 40% merupakan angka ideal untuk kebutuhan hidup termasuk di dalamnya adalah biaya belanja bulanan, transportasi, langganan televisi, hobi, pakaian, rekreasi, dan sebagainya.Semua yang sifatnya kebutuhan pokok hingga gaya hidup masuk dalam alokasi ini. Kalau saja ada pengeluaran yang sifatnya darurat seperti biaya rumah sakit, sebaiknya mabil dari alokasi masa depan sebanyak 20%.Meskipun alokasi dana penghasilan di atas sifatnya tidak wajib, MomDad bisa menggunakannya untuk menjadi patokan agar arus keuangan tetap terkontrol. Semoga cara ini bisa membantu, ya. Selamat mencoba!Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar mengurus kebutuhan keluarga? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: Freepik

Tips Kelola Penghasilan dengan Prinsip 10 – 20 – 30 – 40, yuk Coba Terapkan!

tips-kelola-penghasilan-dengan-prinsip-10-–-20-–-30-–-40,-yuk-coba-terapkan!-1672206201664

Masyarakat Indonesia seringkali memanfaatkan madu sebagai obat herbal tradisional maupun pemanis makanan dan minuman alami. Hal ini tak lepas dari kandungan yang ada di dalam madu, seperti karbohidrat, asam amino bebas, vitamin, flavonoid, hingga antioksidan. Karena banyaknya kandungan baik tersebut, banyak orang tua yang memberikan madu untuk anaknya yang masih bayi. Sebenarnya, apakah bayi boleh diberikan madu? Ketahui jawabannya, yuk! Dapat sebabkan infant botulismBanyak orang tua memberikan madu pada bayi mereka dengan harapan dapat meningkatkan daya tahan tubuh si Kecil agar terhindar dari penyakit. Madu kerap digunakan sebagai obat herbal tradisional untuk meredakan gejala batuk dan sulit tidur pada anak dengan infeksi saluran napas atas. Namun demikian, tidak semua orang tua mengetahui risiko pemberian madu pada bayi di bawah usia 12 bulan.Konsumsi madu pada bayi berusia kurang dari 12 bulan dapat meningkatkan risiko infant botulism (penyakit botulisme pada bayi). Infant botulism terjadi akibat toksin yang diproduksi oleh kuman Clostridium botulinum, yakni bakteri gram positif bersifat anaerob yang dapat ditemukan di dalam tanah yang dapat terbawa oleh udara.Sudah terbukti secara mikrobiologis dan epidemiologis, spora Clostridium botulinum ternyata dapat ditemukan juga pada madu. Sebanyak 95% kasus infant botulism terjadi pada bayi berusia 6 minggu hingga 6 bulan. Bayi yang menelan spora Clostridium botulinum berisiko mengalami infant botulism karena masih belum lengkapnya flora normal pada usus bayi sehingga belum dapat berkompetisi dengan spora yang masuk ke saluran cerna.<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664439832734-c89610d4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="dripping-honey-glass-jar.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Perbedaan pH pada saluran cerna memungkinkan pertumbuhan spora Clostridium botulinum yang masuk ke saluran cerna. Spora akan bergerminasi atau bertunas dan berkolonisasi di usus besar dan akan mulai memproduksi toksin botulinum yang menyebabkan penyakit. Pada anak besar atau orang dewasa, madu jarang menyebabkan masalah kesehatan karena flora normal usus dapat bersaing dengan spora yang masuk ke saluran cerna sehingga tidak timbul penyakit.Toksin botulinum yang masuk ke saluran cerna bayi akan menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelemahan otot atau hipotonia. Ini terjadi karena toksin botulinum akan berikatan dengan reseptor sehingga menghambat pelepasan asetilkolin (zat kimia penghantar rangsang saraf) yang berakibat terhambatnya hantaran saraf, tidak hanya di saluran cerna, namun juga di seluruh tubuh.Gejala yang tampak pada bayi yang mengalami infant botulism antara lain lesu, lemas, sesak napas, malas menyusu, sulit menelan, sembelit, sulit membuka mata, dan mulut kering. Infant botulism bahkan dapat menyebabkan kematian karena kelemahan otot&nbsp;Untuk meminimalkan risiko infant botulism, tidak disarankan memberikan madu pada bayi berusia kurang dari 12 bulan. Sebagai alternatif, sari buah dapat diberikan sebagai pemanis alamiah bagi bayi yang sudah mendapat makanan pendamping ASI (usia 6 bulan ke atas).Yuk, lebih waspada dan bijak lagi dalam memberikan obat kepada si Kecil. Sebaiknya konsultasikan kondisi si Kecil ke ahli agar mendapat penanganan yang tepat.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto:&nbsp;​FreepikDaftar Pustaka:1.&nbsp; 	Ahmed N, Sutcliffe A, Tipper C. Feasibility study: honey for treatment of cough in children. Pediatric Reports 2013; 5:e8.2.&nbsp; 	Cohen H A, Rozen J, Kristal H, Laks Y, et al. Effect of honey on nocturnal cought and sleep quality: adouble-blind, randomized, placebo-controlled study. 2012; 130:e465-471.3.&nbsp; 	Benjamins L J, Gourishankar A, Marquez V Y, Cardona H E, et al. Honey pacifier use among an indigent pediatric population. 2013; 131:e1838-41.4.&nbsp; 	Abdulla C O, Ayubi A, Zulfiquer F, Santhanam G, et al. Infant botulism following honey ingestion. BMJ case reports. 2012; doi:10.1136/bcr.11.2011.5153.5.&nbsp; 	Sastroasmoro Sudigdo. Membina tumbuh kembang bayi dan balita; makanan tambahan. Jakarta: Badan penerbit ikatandokter anak indonesia; 2007.Hal115-124.6.&nbsp; 	Brook I. Infant Botulism. Journal of perinatology. 2007; 175-180.Penulis: Dr. Devina AngelaReviewer:<ul><li style="text-align: justify;">Dr. TitisPrawitasari, Sp.A(K) dan Dr. Amanda Soebadi, Sp.A</li><li style="text-align: justify;">Ikatan Dokter Anak Indonesia</li></ul>

Benarkah Bedak Tabur Tak Aman untuk Bayi?

Benarkah Bedak Tabur Tak Aman untuk Bayi?

Bayi Jarang Kentut, Normal Enggak, sih?

Bayi Jarang Kentut, Normal Enggak, sih?

Perlu Enggak, sih Bayi Memakai Gurita?

Perlu Enggak, sih Bayi Memakai Gurita?

Busui Makan Pedas Bikin Anak Jadi Rewel?

Busui Makan Pedas Bikin Anak Jadi Rewel?

Tips Memberikan ASIP untuk Ibu yang Bekerja

Tips Memberikan ASIP untuk Ibu yang Bekerja

Ide Mendapatkan Penghasilan Tambahan untuk Ibu Rumah Tangga

Ide Mendapatkan Penghasilan Tambahan untuk Ibu Rumah Tangga

Tips Kelola Penghasilan dengan Prinsip 10 – 20 – 30 – 40, yuk Coba Terapkan!

Tips Kelola Penghasilan dengan Prinsip 10 – 20 – 30 – 40, yuk Coba Terapkan!

Kerap Dijadikan Obat Herbal, Bolehkah Madu Diberikan ke Bayi?

Kerap Dijadikan Obat Herbal, Bolehkah Madu Diberikan ke Bayi?