Sebagai orang tua, penting untuk menanamkan rasa percaya diri pada anak. Pasalnya, anak yang tumbuh dengan rasa percaya diri akan merasa dicintai, serta tumbuh menjadi seseorang yang bahagia dan produktif. Nah, agar rasa percaya diri si Kecil tertanam sejak dini, berikut tips yang bisa MomDad lakukan!Berikan anak pilihanBuat anak merasa didengar dengan memberikannya pilihan. Sebagai contoh, tanyakan padanya ingin nasi goreng atau bubur ayam untuk sarapan. Pilihan sederhana dapat mempersiapkan ia membuat pilihan yang lebih rumit kelak.Nothing is perfectJangan lupa untuk menjelaskan bahwa tidak ada yang mengharapkan ia sempurna. Cara MomDad merespons kesalahan anak akan menentukan pula caranya bereaksi terhadap kesalahan atau kegagalan.Berikan si Kecil tanggung jawabMinta si Kecil melakukan rutinitas harian sederhana, seperti membuang sampah atau membereskan mainan.Berikan pujianBerikan pujian saat si Kecil berani melakukan sesuatu. Misalnya, saat ia bisa menjawab namanya ketika ditanya orang asing.Sementara, hal-hal yang sebaiknya MomDad hindari antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Jangan membandingkan si Kecil dengan teman sebayanya. Fokuslah kepada kelebihannya.</li><li style="text-align: justify;">Jangan memaksa si Kecil ketika ia malu dan membutuhkan waktu untuk bersosialisasi. Semakin MomDad memaksanya, semakin ia menjadi takut dan tidak percaya diri.</li><li style="text-align: justify;">Jangan melakukan segala sesuatu untuknya. Bersabarlah dan biarkan anak mengerjakan sesuatu sendiri. Walaupun memakan waktu lebih lama dengan hasil yang pastinya tidak sempurna, ini dapat melatih kepercayaan diri anak.</li></ul>Yuk, pupuk rasa percaya diri si Kecil sejak dini agar ia bisa tumbuh menjadi anak yang bahagia dan produktif di masa depan!Ingin tahu tips dan informasi parenting lainnya? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto:&nbsp;iStockSumber bacaan:&nbsp;Mommyclopedia Panduan Lengkap Merawat Batita oleh dr. Meta Hanindita, Sp.A.​

Bangun Rasa Percaya Diri si Kecil dengan Cara Ini, yuk!

bangun-rasa-percaya-diri-si-kecil-dengan-cara-ini--yuk-

Memberikan kesempatan pada anak untuk mengerjakan kegiatannya sehari-hari, namun masih dalam pengawasan dan bantuan orang tua,&nbsp; merupakan salah satu cara mengajarkan kemandirian. Ada banyak contoh rutinitas harian yang bisa dilakukan si Kecil lho supaya lebih mandiri. Yuk, coba terapkan pada si Kecil!Kegiatan sehari-hari yang dapat mengajarkan kemandirian<table class="e-rte-table" style="width: 100%; min-width: 0px;"><tbody><tr><td style="width: 50%;" class="">Usia</td><td style="width: 50%;" class="">Rutinitas Harian yang dapat Dilakukan Sendiri</td></tr><tr><td style="width: 50%;" class="">1-2 tahun</td><td style="width: 50%;" class=""><ul><li>﻿﻿Menuangkan air/susu dari teko kecil ke dalam gelas</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Membawa piring ke dapur</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Minum sendiri dari gelas</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Menyisir rambut</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Menggosok gigi (dengan bantuan)</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Menggantung handuk di tempatnya</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Menyalakan/mematikan lampu</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Meletakkan pakaian kotor di keranjang pakaian</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Membuka gorden</li><li style="font-size: 12pt; text-align: justify;">Mencuci tangan</li></ul></td></tr><tr><td style="width: 50%;">2-3 tahun</td><td style="width: 50%;" class=""><ul style=""><li style="font-size: 12pt;">﻿﻿Menyirami tanaman</li><li style="">Mengelap lemari</li><li style="font-size: 12pt;">Mencuci tangan dan muka</li><li style="font-size: 12pt;">Membersihkan kamar</li><li style="font-size: 12pt;">Mengatur pakaian/kaos kaki berdasarkan warna</li><li style="font-size: 12pt;">Membersihkan jendela</li><li style="font-size: 12pt;">Membersihkan mainan sendiri</li><li style="font-size: 12pt;">Memilih pakaian sendiri</li></ul></td></tr></tbody></table>Perlu dicatat, jika membiarkan anak melakukan kegiatan harian sederhana, MomDad jangan berharap terlalu tinggi, ya. Pastinya anak tidak dapat mengerjakan kegiatan harian dengan sangat rapi. Misalnya ia menumpahkan sesuatu, tunjukkan padanya cara membersihkannya dan jelaskan bahwa kesalahan dapat terjadi pada setiap orang. Jangan memarahi atau menyalahkannya. Tak lupa, berikan pujian jika si Kecil berhasil melakukan rutinitas hariannya sendiri, seperti“Wah, hebat sekali kamu sudah bisa membereskan mainan sendiri!”Bagaimana, siap untuk melakukan tips di atas, MomDad? Semoga berhasil, ya!Ingin tahu tips dan informasi lainnya untuk jadi orang tua lebih baik? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto:&nbsp;iStockSumber bacaan:&nbsp;Mommyclopedia Panduan Lengkap Merawat Batita oleh dr. Meta Hanindita, Sp.A.​

Kegiatan Sehari-hari yang dapat Melatih Kemandirian Anak

kegiatan-sehari-hari-yang-dapat-melatih-kemandirian-anak

Memiliki anak kedua atau ketiga merupakan sebuah anugerah bagi sebuah keluarga, karena akan ada ‘anggota’ baru yang akan meramaikan keluarga kecil MomDad. Agar si Kecil dapat ‘menerima’ keberadaan adiknya, MomDad perlu memperhatikan do’s and don’ts sebelum sang adik lahir berikut ini, supaya tidak ada sibling rivalry di masa depan.Apa itu sibling rivalry?Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan saudara kandung untuk mendapatkan perhatian dari orang tua. Kemungkinan yang akan dilakukan batita saat adiknya lahir, antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Regresi (kemunduran), bertingkah seperti bayi lagi, Tidak mau berjalan sendiri dan minta digendong, kembali berbicara seperti bayi, dan lain sebagainya.</li><li style="text-align: justify;">Tidur di tempat tidur bayi milik sang adik.</li><li style="text-align: justify;">Mencubit atau menjambak sang adik.</li><li style="text-align: justify;">Minta ikut disusui ketikan Mom sedang menyusui sang adik.</li></ul>Do’s and don’ts sebelum sang adik lahirUntuk menghindari sibling rivalry, MomDad dapat melakukan tips berikut agar nantinya kedua buah hati bisa akur dan saling menyayangi satu sama lain.Do’sSebelum sang adik lahir:<ul><li style="text-align: justify;">Jelaskan pada si Kecil mengenai kelahiran adiknya yang akan datang. MomDad bisa menjelaskannya dengan sederhana atau melalui buku cerita. Biarkan ia merasakan bayi di perut Mom menendang, dan mintalah ia mengajak ngobrol sang adik di dalam perut.</li><li style="text-align: justify;">Ikut sertakan anak dalam persiapan kelahiran sang adik. Minta si Kecil memilih warna untuk kamar baru, memilih model baju atau gambar yang akan dipasang di kamar sang adik.</li><li style="text-align: justify;">Jelaskan apa yang terjadi saat Mom akan melahirkan. Beberapa minggu sebelum tanggal perkiraan kelahiran, jelaskan dengan sederhana kalau Mom akan melahirkan di rumah sakit selama beberapa hari.</li><li style="text-align: justify;">Katakan berulang kali bahwa MomDad menyayanginya dan akan tetap begitu.</li></ul>Setelah sang adik lahir:<ul><li style="text-align: justify;">Ikut sertakan si Kecil dama menjaga sang adik. Hal sederhana misalnya mengambilkan handuk mandik atau membawakan selimut akan membuatnya merasa dianggap “anak besar”.</li><li style="text-align: justify;">Puji anak saat menunjukkan perilaku baik terhadap adiknya.</li><li style="text-align: justify;">Tunjukkan pada si Kecil bagaimana bersikap lembut pada sang adik. Puji saat ia dapat bertingkah sesuai usianya.</li><li style="text-align: justify;">Atur perhatian MomDad, Berikan perhatian secara fokus pada masing-masing anak setiap harinya. Lakukan aktivitas bersama masing-masing anak secara rutin setiap hari.</li></ul>Don'ts<ul><li style="text-align: justify;">Jangan memperlakukan anak-anak secara sama. Setiap anak (bahkan kembar sekalipun) adalah pribadi yang berbeda. Misalnya, jika MomDad membelikan sang adik mainan mobil-mobilan, belum tentu kakaknya menyukainya. Belikan hal lain yang ia sukai.</li><li style="text-align: justify;">Jangan membandingkan anak-anak MomDad.</li><li style="text-align: justify;">Jangan meninggalkan batita berdua saja dengan adiknya tanpa pengawasan orang dewasa.</li></ul>Bagi MomDad yang kini sedang mempersiapkan kelahiran kedua atau seterusnya, tak ada salahnya mencoba tips di atas sebagai pencegahan sibling rivalry. Selamat mencoba, MomDad! Ingin tahu tips dan informasi lainnya untuk jadi orang tua lebih baik? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto:&nbsp;iStockSumber bacaan:&nbsp;Mommyclopedia Panduan Lengkap Merawat Batita oleh dr. Meta Hanindita, Sp.A.​﻿﻿

Do's & Don'ts sebelum Adik Lahir untuk Cegah Sibling Rivalry

do-s---don-ts-sebelum-adik-lahir-untuk-cegah-sibling-rivalry

Untuk sebagian orang, mungkin ingin memiliki anak lebih dari satu. Apakah MomDad salah satunya? Tidak ada yang salah dengan keputusan menambah anak. Asalkan MomDad sudah memperhitungkan segala konsekuensinya, termasuk dalam hal memikirkan jarak usia ideal antara kakak-adik. Lantas, ada enggak sih kelebihan dan kekurangan jika usia kakak-adik terlalu dekat atau terlalu jauh?Jarak usia ideal kakak beradikBadan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan jika ingin menambah anak kedua, ketiga atau seterusnya, tunggulah hingga si Kecil berusia setidaknya 24 bulan sebelum merencanakan kehamilan berikutnya, sehingga jarak usia anak antara kakak dan adik sekitar 3 tahun. WHO juga menyatakan bahwa jarak kelahiran 3-5 tahun adalah jarak yang paling optimal terkait dengan kesehatan ibu, anak sebelumnya dan, janin atau bayi yang akan dilahirkan.<div style="text-align: justify;">Kelebihan dan kekurangan jarak usia terlalu dekat atau jauh</div>Nah, jika MomDad berencana menambah anak, akan ada keuntungan dan kerugian jika jarak usia terlalu dekat atau jauh.Kelebihan dan kekurangan bila usia kakak-adik berdekatan:<ul><li style="text-align: justify;">Ada risiko masalah gizi dan pengasuhan karena fokus MomDad terpecah antara kakak dan adik.</li><li style="text-align: justify;">Usia kakak dan adik akan sebaya ketika menginjak usia sekolah dan remaja sehingga bisa menjadi teman dekat.</li><li style="text-align: justify;">MomDad harus mengurus dua anak yang berusia kurang lebih sama sering menghibur diri dengan mengatakan ‘sekalian capek’. Namun sebenarnya, hal ini berpotensi membuat MomDad (terutama Mom) kelelahan dan tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri.</li><li style="text-align: justify;">Kompetisi antara kakak dan adik lebih tinggi karena usia keduanya hampir sama.</li><li style="text-align: justify;">Kakak belum dapat berpikir abstrak, sehingga berpotensi menimbulkan kecemburuan. Misalnya, si kakak yang berusia dua tahun mungkin merasa kurang 'disayang MomDad’ hanya karena melihat adik lebih banyak digendong.</li></ul>Sementara kekurangan dan kelebihan bila usia kakak-adik terlalu jauh:<ul><li style="text-align: justify;">Kakak terbiasa menjadi anak satu-satunya, sehingga mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan kehadiran adik.</li><li style="text-align: justify;">Kakak dan adik mungkin tidak terlalu dekat karena minat dan situasi kehidupan yang sudah berbeda.</li><li style="text-align: justify;">Bila usia ibu sudah lebih dari 35 tahun, bahkan lebih dari 40 tahun, terdapat berbagai risiko medis mulai dari preeklamsia hingga meningkatnya risiko down syndrome.</li><li style="text-align: justify;">Kakak dapat dilibatkan dalam merawat dan mengasuh adik.</li><li style="text-align: justify;">Kakak sudah bisa mandiri di beberapa hal sehingga MomDad tidak terlalu repot.</li></ul>So, semua pilihan kembali kepada MomDad dan keluarga ya, apakah sudah siap menambah anak lagi?Ingin tahu tips dan informasi lainnya untuk jadi orang tua lebih baik? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto: iStock﻿﻿Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D. <div> </div>

Berapa Jarak Usia Ideal Kakak Beradik? Ini Jawaban Ahli!

berapa-jarak-usia-ideal-kakak-beradik--ini-jawaban-ahli-

Ada banyak alasan yang membuat orang tua memberikan gadget kepada anak, salah satunya agar anak tidak rewel. Screen time pada anak tentunya memiliki nilai plus dan minus. Namun, jika anak terlalu banyak screen time, tentunya akan berisiko bagi tumbuh kembang anak. Sebelum terlambat, yuk ketahui akibat kalau anak terlalu banyak screen time.Rekomendasi penggunaan gadget pada anak<table class="e-rte-table" style="width: 100%; min-width: 0px;"><tbody><tr><td style="width: 50%;" class="">Usia</td><td style="width: 50%;" class="">Screen time</td></tr><tr><td style="width: 50%;" class="">&lt;18 bulan</td><td style="width: 50%;" class="">Tidak diberikan sama sekali.</td></tr><tr><td style="width: 50%;" class="">18 - 24 bulan</td><td style="width: 50%;" class=""><ul style=""><li style="font-size: 12pt;">﻿﻿Jika ingin memperkenalkan media digital, pilih program berkualitas baik. </li><li style="">Selalu dengan pendampingan orang tua. </li></ul></td></tr><tr style="height: 29px;"><td style="width: 50%;" class="">2 - 5 tahun</td><td style="width: 50%;" class=""><ul style=""><li style="">﻿﻿Batasi hanya satu jam/hari.</li><li style="">Pilih program berkualitas baik.</li><li style="">Selalu dengan pendampingan orang tua.</li></ul></td></tr></tbody></table>Bahaya screen time berlebihanAdapun bahaya jika screen time si Kecil berlebihan, antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Meningkatkan risiko anak menderita obesitas kelak.</li><li style="text-align: justify;">Meningkatkan risiko anak terkena gangguan perhatian, kecemasan, dan depresi.</li><li style="text-align: justify;">Membuat Anak sulit tidur di malam hari.</li><li style="text-align: justify;">Kehilangan kemampuan sosial.</li><li style="text-align: justify;">Perubahan struktur dan fungsi otak.</li><li style="text-align: justify;">Lebih sedikit waktu untuk bermain aktif dan stimulasi tumbuh kembang.</li></ul>Tips mengurangi screen timeUntuk membiasakan MomDad dan si Kecil lepas sepenuhnya dari gadget, mungkin memang sedikit sulit. Namun, MomDad bisa mencoba mengurangi screen time secara perlahan dengan cara berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Sebagai panutan, beri contoh yang baik pada anak dan batasi juga waktu screen time MomDad.</li><li style="text-align: justify;">Jaga agar tempat tidur, waktu makan, dan waktu bermain orang tua-anak bebas dari televisi atau gadget.</li><li style="text-align: justify;">Selalu dampingi si Kecil saat melakukan screen time. Televisi atau gadget bukan diberikan agar ia sibuk sendiri, sehingga orang tua dapat bebas mengerjakan yang lain.</li><li style="text-align: justify;">Berikan aktivitas lain, seperti prakarya, puzzle, atau bermain di luar ruangan.</li></ul>Nah, jika si Kecil sulit lepas dari screen time, MomDad dapat mencoba tips di atas dan semoga waktu si Kecil lebih banyak dihabiskan untuk bermain bersama teman-temannya, alih-alih bermain gadget.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar tumbuh kembang anak? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber bacaan:&nbsp;Mommyclopedia Panduan Lengkap Merawat Batita oleh dr. Meta Hanindita, Sp.A.​﻿﻿

MomDad, Ini yang Terjadi Jika Anak Terlalu Banyak Screen Time!

momdad,-ini-yang-terjadi-jika-anak-terlalu-banyak-screen-time!-1671774761210

Menyusui jadi tahap selanjutnya yang dilakukan ibu setelah melahirkan. Menyusui seharusnya menjadi pengalaman yang menyenangkan, karena di momen ini ibu bisa memberikan manfaat ASI eksklusif pada bayi.Namun, tidak bisa dipungkiri ada saja berbagai masalah yang terjadi baik pada ibu dan pada bayi sehingga bisa mengganggu proses menyusui. Kesalahan saat menyusui terkadang tidak disadari. Nah, untuk mengetahui apa saja bentuk kesalahan tersebut dan bisa mengurangi faktor bahayanya untuk bayi, yuk simak artikelnya berikut ini!Menyusui terlalu mengikuti jadwal<img src="https://storage.primaku.com/editor/1659007825865-6557cf2b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1178789300-170667a(15).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Menyusui dikatakan baik dilakukan setiap 2-3 jam sekali. Padahal, menyusui seharusnya mengikuti permintaan bayi (on demand), sehingga ibu perlu belajar bagaimana mengenali tanda-tanda lapar yang ditunjukkan bayi, sebelum akhirnya bayi menangis.&nbsp;Bayi yang menangis karena lapar sebenarnya sudah di tahap akhir fase laparnya, jadi apabila bayi sudah menunjukkan tanda lapar seperti memasukkan tangan ke dalam mulut, kepala menengok ke kanan kiri mencari puting, terbangun dan menjadi lebih aktif, mengecap-ngecap dan membuka mulut, tidak perlu menunggu 3 jam berlalu untuk menyusui bayi.Posisi menyusui yang salah<img src="https://storage.primaku.com/editor/1659007939385-8da39645.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1178789300-170667a(16).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Posisi menyusui memiliki 4 kunci yaitu kepala, bahu, pinggul dan kaki bayi terletak di 1 garis lurus, yang artinya leher bayi tidak dalam posisi “menengok” ke payudara ibu ketika menyusu. Posisi leher yang menengok akan mempersulit proses hisap telan bayi. Berbagai posisi menyusui dapat dilihat pada gambar berikut: namun kesemuanya memiliki 1 kesamaan utama yaitu kepala, bahu, pinggul dan kaki bayi yang terletak segaris lurus.Perlekatan yang tidak tepat<img src="https://storage.primaku.com/editor/1659008000290-9d461aeb.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="cues 3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Perlekatan yang baik memiliki ciri yang dapat disingkat dengan akronim CALM. C: Chin atau&nbsp; dagu bayi menempel pada payudara ibu, yang artinya kepala bayi tidak boleh menekuk ke bawah dan mulutnya harus terbuka lebar, A: Areola atau sebagian besar areola ibu harus masuk ke mulut bayi dan bagian areola tampak di bibir bayi bagian atas harus lebih banyak daripada yang di bibir bawah bayi, L: Lips atau bibir bayi terpuntir keluar, dan tidak boleh tampak mencucu, M: mouth atau mulut bayi harus terbuka lebar dan pipi bayi tidak boleh tampak “kempot” seperti menghisap dari sedotan, melainkan harus cembung.Bayi tidur saat menyusui pasti kenyangEits, bukan berarti bayi yang tidur saat menyusui berarti kenyang, ya MomDad. Bayi baru lahir yang tertidur dalam menit-menit awal ketika menyusu biasanya karena aliran ASI yang lambat atau ASI yang sedikit. Pada kondisi ini bayi “tertidur” saat menyusu karena ASI yang didapatkan tidak sebanding dengan “usaha” yang dikeluarkan bayi, sehingga bayi merasa “lelah”. Kondisi ini biasanya diikuti dengan bayi yang terbangun 5 menit kemudian atau 30 menit kemudian dan tampak masih “lapar”.Menganggap nyeri saat menyusui normalIbu mungkin merasakan nyeri pada hari-hari pertama menyusui. hal tersebut terjadi karena gesekan dengan lidah dan langit-langit bayi saat menyusui dapat memberikan rasa tidak nyaman pada Mom saat menyusui, namun hal ini seharusnya sudah jauh berkurang dan menyusui harusnya terasa nyaman juga bagi Mom dalam minggu pertama proses mengasihi.&nbsp;Posisi dan perlekatan yang baik merupakan kunci utama agar Mom dapat merasa nyaman saat menyusui dan proses menyusui juga menjadi efektif. Jika nyeri ini berlanjut terus menerus bahkan sampai menimbulkan rasa “takut” karena Mom merasa nyeri saat menyusui, atau bahkan puting sampai lecet dan berdarah, Mom harus segera mencari pertolongan agar penyebabnya dapat dievaluasi dan ditatalaksana secara tepat.Itu dia beberapa kesalahan yang bisa saja mengganggu proses menyusui si Kecil . Kesalahan tersebut tidak hanya bisa memicu masalah kesehatan pada payudara Mom, tapi juga bisa mengurangi suplai ASI yang sangat dibutuhkan bayi.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar tumbuh kembang anak? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: verywellfamily.com dan lucincare.comArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Catat, Ini 5 Kesalahan Menyusui yang Sebaiknya Mom Hindari!

catat--ini-5-kesalahan-menyusui-yang-sebaiknya-mom-hindari-

Sebagai seorang Ibu, Mom mungkin pernah menghadapi si Kecil yang enggak mau menyusu atau nursing strike. Kalau sudah begini, Mom jadi khawatir akan asupan nutrisi dari ASI di tubuh si Kecil akan berkurang. Sebenarnya, apa sih yang menyebabkan si Kecil enggak mau menyusu? Yuk, simak penjelasan di bawah!Penyebab bayi tidak mau menyusu<ul><li style="text-align: justify;">Si Kecil sedang sakit.&nbsp;Si kecil yang sedang sakit sering menolak menyusu, sehingga MomDad harus waspada bila sewaktu-waktu si Kecil menolak menyusu. Di samping itu, hidung tersumbat dapat menyebabkan si Kecil kesulitan bernapas saat menyusu.</li><li style="text-align: justify;">Nyeri atau merasa tidak nyaman.&nbsp;Beberapa hal seperti tumbuh gigi, sariawan, atau sedang mengalami batuk pilek dapat menyebabkan nyeri ketika menyusu, sehingga si Kecil merasa tidak nyaman. Selain itu, kemungkinan adanya infeksi telinga juga dapat menyebabkan nyeri ketika menghisap atau berbaring ke satu sisi. Demikian pula nyeri setelah vaksinasi dapat menyebabkan si Kecil menolak bila disusui pada posisi tertentu.</li><li style="text-align: justify;">Distraksi atau adanya stres.&nbsp;Stimulasi yang terlalu berlebihan, keterlambatan pemberian susu dan terpisah lama dari Mom dapat menyebabkan si Kecil menolak menyusu. Terkadang ia juga sangat mudah terdistraksi sehingga terlihat seperti menolak menyusu.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Aroma atau rasa yang berbeda dari biasanya.&nbsp;Bila Mom menggunakan sabun, parfum, losion, atau deodorant baru, si Kecil dapat membedakan aromanya, lho. Perubahan pada rasa ASI dapat dipicu oleh makanan yang dimakan, obat-obatan, atau bahkan ketika Mom sudah haid atau hamil lagi.</li><li style="text-align: justify;">Pasokan susu yang mulai berkurang.</li></ul>Cara mengatasi si Kecil yang tak mau menyusuNamun demikian, ada beberapa hal yang bisa Mom lakukan jika si Kecil tidak mau menyusu, di antaranya:<ul><li style="text-align: justify;">Pastikan si kecil tidak sedang sakit.</li><li style="text-align: justify;">Bila si kecil terlihat lemah dan menolak menyusu lebih dari 3 jam, sebaiknya MomDad segera bawa ke dokter spesialis anak.</li><li style="text-align: justify;">Untuk mencegah payudara bengkak dan menjaga produksi susu, perah ASI dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi si kecil menyusu.</li><li style="text-align: justify;">Teruslah mencoba sambil mencari tahu kemungkinan penyebab si kecil menolak menyusu.</li><li style="text-align: justify;">Ubah posisi menyusui.</li><li style="text-align: justify;">Coba susui si kecil di ruangan yang tenang.</li><li style="text-align: justify;">Lakukan kontak kulit ke kulit.</li></ul>Namun, jika si Kecil masih terus tidak mau menyusu, jangan ragu untuk konsultasikan ke dokter spesialis anak ya, MomDad.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar tumbuh kembang anak? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Reference:&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/expert-answers/breastfeeding-strike/faq-20058157" title="https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/expert-answers/breastfeeding-strike/faq-20058157">https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/expert-answers/breastfeeding-strike/faq-20058157</a>Sumber foto: PexelsArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Si Kecil Enggak Mau Menyusu, Kenapa ya?

si-kecil-enggak-mau-menyusu--kenapa-ya-

Sunat umumnya dilakukan pada anak laki-laki. Namun, pada beberapa budaya dan tradisi, sunat juga dilakukan kepada anak perempuan. Hal ini pun masih menjadi kontroversi, terutama di kalangan para orang tua. Lalu, bagaimana perspektif medis mengenai sunat untuk anak perempuan ini? Simak jawabannya, yuk!Manfaat sunat pada bayi laki-lakiMelansir laman IDAI, sunat yang dalam bahasa medis disebut dengan sirkumsisi, merupakan tindakan membuang sebagian atau seluruh kulit penutup bagian depan kelamin. Pada anak laki-laki, sunat dilakukan dengan membuang kulit penutup depan glans penis atau prepusium.Tujuan sunat pada anak laki-laki adalah untuk menjaga kemaluan bersih dari tumpukan lemak yang ada di lipatan prepusium (dikenal sebagai smegma), menurunkan risiko infeksi saluran kemih, infeksi pada penis, maupun risiko mengalami penyakit menular seksual pada usia dewasa.Sunat pada anak perempuan dari tinjauan medisDi kalangan masyarakat tertentu, ternyata sunat juga kerap dilakukan pada bayi perempuan. Dari segi tinjauan medis, sunat pada bayi perempuan sebenarnya tidak selalu direkomendasikan.Sunat pada bayi perempuan biasanya dilakukan dengan memotong atau melukai sedikit kulit penutup (prepusium) klitoris. Secara anatomis, sebenarnya tidak semua anak perempuan memiliki prepusium yang menutupi klitoris maupun saluran kemih. Karena itu, sunat dinilai tidak perlu dilakukan pada setiap bayi perempuan.Sunat perempuan yang dimaksud dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) 1636/2010 adalah tindakan yang hanya menggores kulit yang menutupi bagian depan klitoris, tanpa melukai klitoris sehingga tidak akan timbul perlukaan atau perdarahan pada organ reproduksi perempuan.Kementerian Kesehatan melalui Direktur Bina Kesehatan Ibu menambahkan bahwa Permenkes 1636/2010 bukan bermaksud mewajibkan sunat perempuan, bukan pula untuk melegitimasi atau melegalisasi sunat perempuan. Dalam Permenkes tersebut dinyatakan bahwa sunat perempuan saat ini dikategorikan sebagai bukan tindakan kedokteran karena pelaksanaannya tidak berdasarkan indikasi medis dan belum terbukti bermanfaat bagi kesehatan.Bahaya sunat pada anak perempuanApabila sunat bayi perempuan dilakukan oleh tenaga medis sesuai Permenkes 1636/2010 tersebut, maka risiko untuk timbulnya perlukaan atau perdarahan pada organ reproduksi perempuan menjadi sangat kecil hingga tidak ada. Namun, bila masyarakat menyunat bayi perempuannya di dukun, maka hal tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan berbagai komplikasi.Namun, beberapa ahli mengungkapkan bahwa sunat pada anak perempuan tidak memberikan manfaat apapun, melainkan bisa membahayakan kesehatan karena bisa menimbulkan komplikasi, seperti rasa sakit yang hebat, perdarahan berlebihan, pembengkakan jaringan genital, demam, infeksi, syok, bahkan kematian.Sedangkan dalam jangka panjang, perempuan juga bisa mengalami nyeri saat berkemih, masalah pada vagina seperti keputihan, gatal, hingga infeksi, masalah menstruasi, masalah seksual, hingga peningkatan risiko komplikasi persalinan.WHO menentang semua jenis sunat pada anak perempuan dan menentang penyedia layanan kesehatan yang melakukan prosedur tersebut. Bahkan sunat pada anak perempuan dianggap sebagai pelanggaran hak asasi perempuan menurut dunia internasional.Itulah ulasan mengenai sunat pada anak perempuan menurut pandangan medis. Meski begitu, pilihan untuk menyunat si Kecil, kembali lagi ya pada keputusan MomDad dan keluarga.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar tumbuh kembang anak? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Bangun Rasa Percaya Diri si Kecil dengan Cara Ini, yuk!

Bangun Rasa Percaya Diri si Kecil dengan Cara Ini, yuk!

Kegiatan Sehari-hari yang dapat Melatih Kemandirian Anak

Kegiatan Sehari-hari yang dapat Melatih Kemandirian Anak

Do's & Don'ts sebelum Adik Lahir untuk Cegah Sibling Rivalry

Do's & Don'ts sebelum Adik Lahir untuk Cegah Sibling Rivalry

Berapa Jarak Usia Ideal Kakak Beradik? Ini Jawaban Ahli!

Berapa Jarak Usia Ideal Kakak Beradik? Ini Jawaban Ahli!

MomDad, Ini yang Terjadi Jika Anak Terlalu Banyak Screen Time!

MomDad, Ini yang Terjadi Jika Anak Terlalu Banyak Screen Time!

Catat, Ini 5 Kesalahan Menyusui yang Sebaiknya Mom Hindari!

Catat, Ini 5 Kesalahan Menyusui yang Sebaiknya Mom Hindari!

Si Kecil Enggak Mau Menyusu, Kenapa ya?

Si Kecil Enggak Mau Menyusu, Kenapa ya?

Perlukah Sunat pada Anak Perempuan? Ini Jawabannya Menurut Tinjauan Medis

Perlukah Sunat pada Anak Perempuan? Ini Jawabannya Menurut Tinjauan Medis