Memiliki anak dan memulai peran sebagai orang tua baru atau new parent, tentu menjadi momen yang tidak terlupakan. Banyak hal yang baru pertama kali dilakukan seumur hidup sehingga wajar akan ada beberapa kesalahan dalam prosesnya.&nbsp;Namun, beberapa hal ini umum terjadi saat mengurus bayi. Nah, untuk menghindari kesalahan selama menjadi new parent, berikut beberapa kesalahan yang kerap dilakukan orang tua baru dan cara mengatasinya!Mengaplikasikan berbagai ramuan atau olesan pada tali pusat<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660620107479-99c8b0e0.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="treatment-newborn-baby-navel-with-cotton-swab_114963-13629.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Tali pusat bayi harus dijaga tetap kering dan tidak boleh dioleskan apapun di atasnya, kecuali atas indikasi medis tertentu. Beberapa perilaku budaya terutama di desa masih mengaplikasikan berbagai substansi di atas tali pusat karena kepercayaan tertentu. Hal ini berbahaya karena berisiko infeksi dan membahayakan nyawa bayi.Menganggap bayi menangis pasti lapar<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660619950302-d7a5d93f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Web_Photo_Editor-1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bayi menangis untuk berkomunikasi dengan sekitarnya. Ia dapat menangis karena lapar, kepanasan, tidak nyaman, ingin digendong, dan lain-lain. Kesalahan dalam mengenali sinyal yang diberikan bayi dapat berakibat stres tersendiri bagi orang tua baru. Misalnya, jika bayi menangis selalu dianggap lapar, maka ibu mungkin merasa ASI ibu kurang dan malah memberikan formula atau minuman lain, yang mengurangi angka keberhasilan ASI eksklusif. MomDad perlu belajar mengenali jenis-jenis tangisan bayi agar dapat memberikan respon yang tepat terhadap sinyal yang diberikan bayi dan meningkatkan bonding bayi dengan orang tua.Tidak mengenali tanda lapar awal bayi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660620176266-9b0a87aa.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="treatment-newborn-baby-navel-with-cotton-swab_114963-13629.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bayi yang menangis karena lapar sebenarnya sudah di tahap akhir fase laparnya, jadi apabila bayi sudah menunjukkan tanda lapar seperti memasukkan tangan ke dalam mulut, kepala menengok ke kanan kiri mencari puting, terbangun dan menjadi lebih aktif, mengecap-ngecap dan membuka mulut, tidak perlu menunggu 3 jam berlalu untuk menyusui bayi.Terlalu bersemangat menstimulasi hingga melewatkan tanda overstimulasi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660620254230-82338701.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="little-girl-playing-with-toy-blocks_155003-29829.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya. Untuk itu, saat bayi mulai dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar, terkadang MomDad menjadi terlalu bersemangat memberikan berbagai stimulasi.&nbsp;Namun, tidak selamanya hal tersebut baik untuk bayi, lho. MomDad perlu peka terhadap tanda-tanda bayi merasa sudah “cukup”, misalnya ketika ia menguap, memalingkan wajahnya menjauhi arah stimulus, rewel, dan menangis.Menempelkan koin di tali pusat yang sudah puput supaya bayi tidak “bodong”<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660620588100-b2eb8157.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="baby-navel-mother-s-hand-newborn-s-navel-care-about-baby-clean-soft-body-skin_234039-845.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Menempelkan koin di area tali pusat berisiko menimbulkan iritasi akibat penggunaan plester yang digunakan, atau infeksi karena kotoran yang menempel pada koin. Tindakan ini juga tidak berfungsi menutup lubang yang masih terbuka di pusar saat bayi baru lahir.&nbsp;Lubang ini akan menutup apabila ada aktivitas otot dinding perut, dan biasanya menutup sempurna pada usia 4-5 tahun. Ukuran “lubang” yang besar (&gt; 1,5 cm) menurunkan risiko tertutupnya lubang ini dengan sempurna.&nbsp;Mengetahui beberapa hal di atas sangat penting bagi ibu baru. Terkesan sepelem tapi hal-hal ini bisa saja membahayakan bayi jika terus dilakukan. Pastikan MomDad sudah siap agar bisa terhindar dari semua kesalahan di atas, ya.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar merawat si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

5 Kesalahan yang Kerap Dilakukan New Parent, Apa Saja?

5-kesalahan-yang-kerap-dilakukan-new-parent--apa-saja-

Mengganti popok merupakan kegiatan rutin yang harus dilakukan oleh setiap orang tua. Bagi first-time parent, mengganti popok mungkin tidak semudah yang terlihat. MomDad mungkin seringkali melakukan kesalahan tanpa disadari, yang mungkin berpotensi menyebarkan penyakit pada si Kecil. Nah, berikut merupakan beberapa kesalahan penggunaan pokok yang sering dilakukan.&nbsp;Lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti popok<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660536732429-9034ef28.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="FaCxw7yUUAImO1J.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti popok sangatlah berbahaya, baik bagi MomDad dan juga bayi. Banyak MomDad yang lebih sering lupa untuk mencuci tangan sebelum mengganti popok. Dengan demikian, ini akan mempercepat penyebaran virus dan penyakit melalui tangan kepada bayi. Sebab, tangan kita merupakan sarana penular penyakit yang paling efektif.Membeli ukuran yang salah<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660536748920-8e6b1355.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="hand-holding-used-baby-diaper_33745-278.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Membeli ukuran diaper yang salah akan membuatnya tidak efektif ketika digunakan. Agar tidak salah dalam membeli ukuran diaper, MomDad harus memperhatikan perubahan pada badan si Kecil dan menyesuaikannya dengan ukuran diaper. Ketika diaper terlalu kecil ataupun terlalu besar, ini akan membuatnya lebih mudah bocor ataupun membuat kaki si Kecil lebih kaku akibat diaper yang terlalu ketat.&nbsp;Mengeringkan cloth diaper di pengering pakaian<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660536761785-566a4887.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Web_Photo_Editor-1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Mengeringkan cloth diaper harus dilakukan di bawah sinar matahari dan bukan di pengering pakaian. Cara ini akan membuat cloth diaper menjadi lebih tahan lama karena tidak lembap.&nbsp;Terlambat mengganti diaper<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660536777179-f1996053.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mother-baby-shopping-supermarketthai-woman-has-daugther_44277-18890.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Durasi penggunaan diapers per kali pemakaian adalah sekitar 4 jam atau lebih sering apabila bayi BAB. Penggunaan diapers yang terlalu lama berpotensi menyebabkan iritasi kulit hingga infeksi saluran kemih.Menggunakan tisu basah untuk membersihkan kelamin bayi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660536791359-d0247aef.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="blue-blank-packaging-paper-wet-wipes-pouch-white-background-3d-rendering_476612-4622.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Tisu basah umumnya mengandung pewangi atau bahan kimia lainnya. Banyak MomDad yang keliru dalam hal ini sehingga membahayakan bayinya. Sebagai gantinya, MomDad bisa menggunakan kapas bulat yang dibasahi air untuk membersihkan kelamin bayi.Itu dia lima cara salah penggunaan popok yang sering dilakukan para first-time parents. Yuk, hindari melakukan kesalahan ini demi keamanan dan kenyamanan si Kecil, juga MomDad!Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Kesalahan Penggunaan Popok yang Sebaiknya Dihindari

kesalahan-penggunaan-popok-yang-sebaiknya-dihindari

Setiap bayi memiliki naluri untuk selalu berada dekat dengan ibunya. Gendongan pun menjadi sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap MomDad yang memiliki bayi karena dapat membuat bayi selalu berada dekat dengan ibu. Namun, dalam memilih gendongan&nbsp; MomDad pun harus selalu selektif karena gendongan yang tidak cocok beresiko membuat membuat si Kecil cedera; seringkali karena jatuh. Nah, gimana sih cara memilih gendongan yang aman untuk si Kecil?Tipe gendonganGendongan bayi memiliki beberapa tipe yang harus Mom ketahui, antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Baby carrier yang digunakan di depan tubuh ibu.</li><li style="text-align: justify;">Baby sling yang berbentuk seperti kantung dan digantungkan pada bahu ibu.</li><li style="text-align: justify;">Backpack yang biasanya lebih memiliki “struktur” untuk bayi yang lebih besar.</li></ul>Tips memilih gendongan bayi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660534768117-0cba081b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="shot-pretty-young-mother-with-little-baby-sling-drinking-coffee-kitchen-home_519356-854.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Untuk memilih gendongan yang tepat untuk si Kecil, ada beberapa hal yang harus MomDad perhatikan, seperti:&nbsp;<ul><li style="text-align: justify;">Dari faktor keamanan, gendongan harus memiliki tali pengaman untuk mencegah bayi terjatuh/merosot atau merangkak ke luar gendongan, sandaran kepala harus kokoh dan diberi bantalan untuk meredakan benturan. Selain itu, gendongan harus disesuaikan dengan berat badan dan ukuran tubuh bayi. Pastikan gendongan cukup panjang agar bagian punggung tersangga dengan baik, dan bukaan tungkai bawah tidak terlalu besar agar bayi tidak “tergelincir” keluar. Meski Indonesia belum memiliki standar aman untuk gendongan bayi, namun MomDad dapat memilih gendongan yang sudah memenuhi European standard EN 13209-2:2005 atau US standard ASTM F2236-08.</li><li style="text-align: justify;">Posisi pinggul aman. Kaki bayi harus terbuka seperti menunggangi badan penggendong, posisi bokong lebih rendah dari lutut, paha dan bokong tertopang dengan baik, seperti pada gambar di bawah ini (lihat artikel tentang posisi <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/MNzR" title="https://primaku.page.link/MNzR" target="_blank">menggendong M-shape</a>)</li></ul><img src="https://storage.primaku.com/editor/1660534794840-3e50f1e6.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Web_Photo_Editor (6).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> <ul><li style="text-align: justify;">Demi mencegah terjadinya developmental dysplasia of the hip (DDH), posisi pinggul harus benar, yaitu dengan membuka paha lebar seperti menunggangi badan penggendong (gambar atas). Perlu diketahui, menggendong bayi dengan posisi kedua kaki di dalam gendongan jenis sling, misalnya seperti dibedong, dapat meningkatkan risiko terjadinya DDH dan tidak direkomendasikan digunakan pada bayi di bawah usia 6 bulan.</li></ul><div style="text-align: justify;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1660535048880-9c1d8b5d.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Web_Photo_Editor (7).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div><ul><li style="text-align: justify;">Kemudahan pemakaian. Beberapa gendongan yang menggunakan kain pengikat (baby wrap), sulit digunakan karena memerlukan teknik khusus yang harus dikuasai dan dapat berdampak pada “keamanan” gendongan. Idealnya, gendongan harus dapat dikenakan oleh ibu secara mandiri. Apabila ada tali pengaman yang harus dikencangkan, harus dapat dilakukan dengan manuver satu tangan.</li><li style="text-align: justify;">Cobalah terlebih dahulu gendongan tanpa bayi dan dengan bayi. Usahakan memilih gendongan yang memiliki tali pengikat lebar di area bahu dan perut ibu agar beban bayi dapat terdistribusi di area yang lebih luas, untuk menghindari nyeri saat digunakan</li><li style="text-align: justify;">Bayi harus dapat menggerakkan kepala, lengan dan kakinya saat digendong</li><li style="text-align: justify;">Idealnya, bahan kain gendongan harus cukup kuat dan memiliki pengaman di setiap sisinya untuk menjaga keamanan bayi</li><li style="text-align: justify;">Pertimbangan perlunya kantung/risleting yang akan memudahkan ibu membawa barang-barang selama perjalanan</li><li style="text-align: justify;">Hati-hati jika terdapat logam atau aksesori tajam di area sekitar wajah bayi</li></ul>Semoga tips di atas bermanfaat ya buat MomDad dan si Kecil!<div style="text-align: justify;">Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.</div>

Tips Memilih Gendongan yang Aman untuk Si Kecil

tips-memilih-gendongan-yang-aman-untuk-si-kecil

Masa menyusui menjadi momen yang dijalani seorang ibu saat melahirkan. Bukan hanya untuk bayi, tapi juga untuk seorang ibu. Namun, bagaimana ya jika ibu kembali menjalani kehamilan saat masa menyusui?Mungkin hal ini menjadi kekhawatiran sendiri bagi seorang ibu. Mulai dari penurunan kualitas ASI hingga terganggunya kesehatan janin dan bayi yang disusui. Namun, ada beberapa hal yang perlu dipahami seorang ibu yang ingin menyusui saat hamil. Yuk, simak penjelasan selengkapnya!Apakah aman menyusui dalam kondisi hamil?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660291350443-ac852e4a.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1178789300-170667a(2)l.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Berdasarkan literatur, Breastfeeding during pregnancy (BDP) tidak terbukti meningkatkan risiko keguguran bagi ibu, janin lahir dengan berat lahir rendah maupun kelahiran prematur. Perlu diperhatikan bahwa kondisi kehamilan yang termasuk di dalam penelitian yang telah dipublikasi adalah kehamilan normal dan bukan kehamilan berisiko tinggi. Mom sebaiknya selalu mengonsultasikan kondisi kehamilan Mom ke dokter kandungan sebagai pertimbangan apakah tetap ingin menyusui si kakak selama hamil.Adakah risikonya?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660291358589-642ad40f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1178789300-170667a(1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Sejauh ini, pada kehamilan normal, BDP tidak terbukti meningkatkan angka keguguran, kelahiran prematur, maupun bayi yang lahir dengan berat lahir rendah.Namun pada kondisi kehamilan tertentu, menyusui mungkin sebaiknya tidak dilakukan, misalnya Mom memiliki riwayat keguguran sebelumnya, berisiko mengalami persalinan prematur, hamil anak kembar, atau mengalami nyeri perut bagian bawah hingga pendarahan saat hamil.&nbsp;Mom bisa konsultasi jika kehamilan terdapat resiko dan kondisi tersebut. Bila dokter tidak menyarankan, Mom tidak perlu bersedih karena nutrisi si Kecil bisa dipenuhi dari susu formula dan MPASI nantinya.Asupan yang dibutuhkanKebutuhan nutrisi Mom harus dijaga cukup karena BDP menempatkan tubuh Mom pada kebutuhan nutrisi ekstra. Pastikan untuk mencukupi kebutuhan energi, protein, vitamin dan mineral agar Mom tidak mengalami defisit saat menyusui dan hamil, terutama saat trimester ketiga.&nbsp;US Institute of Medicine merekomendasikan bahwa ibu menyusui harus mengonsumsi variasi diet yang meliputi sayur, buah, biji-bijian (serealia), produk susu tinggi kalsium dan makanan tinggi protein. Hingga kini belum didapatkan rekomendasi atau guideline nutrisi bagi ibu hamil yang menyusui. Namun, The Committee on Nutritional Status during Pregnancy dan Lactation of the US Institute of Medicine menyatakan bahwa ibu menyusui yang mengonsumsi diet seimbang dengan kalori yang cukup (2700 kalori/hari) dapat memenuhi kebutuhan harian semua nutrien kecuali kalsium dan zinc.&nbsp;Sedangkan yang mengonsumsi&nbsp; diet 2200 kalori berisiko mengalami defisiensi kalsium, magnesium, zinc, thiamin, vitamin B6, dan vitamin E. Ditambah lagi, mereka yang mengonsumsi diet 1800 kalori akan berisiko mengalami defisiensi mikronutrien yang telah disebutkan di atas ditambah riboflavin, folat, fosfor, dan besi. Dengan kata lain, Mom berisiko mengalami defisiensi nutrisi seiring dengan menurunnya asupan ibu. Jangan lupa, ibu hamil yang menyusui juga harus mencukupi kebutuhan cairan harian, sekitar 3 L per hari.&nbsp;Perubahan rasa ASI<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660291397663-52e7d534.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1178789300-170667a(8).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Literatur mengenai komposisi ASI serta dampak terhadap pertumbuhan anak yang masih disusui saat ini masih terbatas. Kuantitas ASI secara fisiologis akan menurun selama kehamilan karena efek hormon progesteron yang dapat menghambat kerja hormon oksitosin (hormon yang membantu dalam pengeluaran ASI.Suatu penelitian lain menunjukkan bahwa pada trimester pertama dan kedua kehamilan pada ibu menyusui, konsentrasi protein, klorida, dan natrium di ASI meningkat, sedangkan konsentrasi kalium, laktosa dan glukosa menurun yang berakibat rasa ASI menjadi lebih “asin”.Hal yang sebaiknya diperhatikan ibu hamil saat menyusuiMeski tergolong tidak berbahaya pada kehamilan normal, Mom juga perlu memperhatikan beberapa hal selama menyusui saat hamil seperti berikut ini:<ul><li style="text-align: justify;">Asupan kalori seperti yang telah dijelaskan di atas.</li><li style="text-align: justify;">Kebutuhan cairan.</li><li style="text-align: justify;">Untuk kehamilan berisiko, nasehat harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing ibu (bersifat individual). Pertimbangan perlu dikomunikasikan dengan orangtua terutama pada kehamilan berisiko tinggi seperti kehamilan remaja, kehamilan dengan gangguan malabsorpsi, pertumbuhan janin terhambat, kehamilan pada ibu yang mempunyai riwayat abortus berulang, atau pada kehamilan berisiko prematur.</li></ul>Menyusui disaat hamil mungkin jadi momen yang membahagiakan sekaligus melelahkan bagi seorang ibu karena harus mengurus dua anak sekaligus. Buat Mom yang tengah mengalaminya, sebaiknya rutin mengonsultasikan hal ini ke dokter kandungan, ya.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar ASI? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Serba-serbi Menyusui Saat Hamil yang Patut MomDad Ketahui

serba-serbi-menyusui-saat-hamil-yang-patut-momdad-ketahui

Salah satu perlengkapan yang biasanya disiapkan saat kelahiran si Kecil adalah kaus kaki. Mungkin hal ini ditujukan untuk memberikan kenyamanan dan kehangatan pada si Kecil. Namun, sebenarnya apakah perlu bayi mengenakan kaus kaki dan ada enggak sih risikonya? Untuk menjawab rasa penasaran MomDad, yuk simak penjelasannya di bawah!Kondisi yang dianjurkan pemakaian kaus kaki pada bayi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660275112462-48b3c2c1.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="child-s-legs-clothes-baby-plays-with-his-legs-striped-bodysuit_101969-2307.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Sebenarnya, memakaikan kaus kaki pada bayi sah-sah saja. Namun, sebaiknya hindari bayi mengenakan kaus kaki terlalu lama ya, MomDad, karena hal ini dapat megakibatkan hambatan pada tumbuh kembangnya. Sama halnya seperti tangan, kaki pun memiliki peran penting dalam memberikan stimulasi sensori.&nbsp;Bayi dianjurkan menggunakan kaus kaki hanya selama berada di lingkungan yang bersuhu dinginBahkan berdasarkan American Academy of Pediatrics, kaus kaki tidak begitu diperlukan. Sebab, kaki yang dingin merupakan hal yang lumrah atau normal dan tidak akan mengganggu si Kecil. Manfaat penggunaan kaus kaki pada bayi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660275122962-c77767c0.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1178789300-170667a(1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Adapun manfaat penggunaan kaus kaki pada bayi antara lain: <ul><li style="text-align: justify;">Menghangatkan bagian kaki, karena panas tubuh si Kecil umumnya hilang melalui kepala dan kaki</li><li style="text-align: justify;">Membuat si Kecil nyaman dengan kehangatan yang diberikan</li><li style="text-align: justify;">Mencegah kaki si Kecil terluka akibat goresan atau tusukan, baik dari baju yang dikenakan maupun dari lingkungan sekitar</li><li style="text-align: justify;">Mencegah kaki si Kecil dari gigitan nyamuk atau serangga</li></ul><div style="text-align: justify;"><div>Risiko penggunaan kaus kaki</div>Sementara risiko penggunaan kaus kaki pada bayi di antaranya: <ul style="margin-bottom: 1rem; text-align: left;"><li>Gangguan aliran darah bila kaus kaki yang digunakan terlalu ketat</li><li>Bekas karet kaus kaki menetap di kulit apabila kaus kaki yang digunakan terlalu ketat</li><li>Bayi kehilangan kesempatan belajar stimulasi sensori melalui kakinya</li></ul></div>Jadi, waktu ideal untuk memakaikan kaus kaki pada si Kecil harus disesuaikan dengan suhu ruangan di sekitarnya, ya. Jika suhu ruangan terlalu dingin, MomDad bisa pakaikan si Kecil kaus kaki. Namun, jika suhu ruangan di sekitar terpantau normal, biarkan kakinya ‘bernapas’ tanpa kaus kaki, sehingga sensorinya dapat bekerja.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar&nbsp;tips merawat si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Refrensi:&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/tips-tools/ask-the-pediatrician/Pages/How-long-is-it-appropriate-to-keep-hand-mittens-on-newborn-baby.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/tips-tools/ask-the-pediatrician/Pages/How-long-is-it-appropriate-to-keep-hand-mittens-on-newborn-baby.aspx">https://www.healthychildren.org/English/tips-tools/ask-the-pediatrician/Pages/How-long-is-it-appropriate-to-keep-hand-mittens-on-newborn-baby.aspx</a>Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Penggunaan Kaus Kaki pada Bayi, Perlu Enggak sih?

penggunaan-kaus-kaki-pada-bayi--perlu-enggak-sih-

Menggendong dengan posisi M-shape menjadi salah satu cara menggendong si Kecil yang paling banyak praktikan saat ini. Tidak hanya mudah, gendongan M-shape juga dikatakan aman untuk bayi. Namun, apakah benar cara menggendong ini direkomendasikan untuk si Kecil? Lalu, bagaimana cara menggendong M-shape yang baik untuk si Kecil?Usia yang dianjurkan untuk menggendong M-shape<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660211209792-4ec8251b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1225721329-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Posisi M-shape adalah posisi yang paling menyerupai posisi janin di dalam rahim. Posisi ini merupakan posisi yang direkomendasikan oleh International Hip Dysplasia Institute (IHDI) untuk menggendong bayi, terutama dalam 6 bulan pertama kehidupannya.MomDad nggak perlu khawatir, sebab menggendong dengan posisi M-shape ini tidak memiliki risiko yang akan membahayakan. Bahkan, posisi ini disebut-sebut sangat alamiah untuk si Kecil.&nbsp;Cara aman menggendong M-shape<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660210813507-f966c0ec.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="mshape.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Walaupun dianggap aman dan direkomendasikan, MomDad juga perlu tahu cara menggendong dengan posisi M-shape ini, antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Letakkan si Kecil dengan menghadap dada MomDad.</li><li style="text-align: justify;">Kemudian, paha si Kecil akan terbentang mengelilingi tubuh MomDad dengan posisi sendi panggul menekuk, sehingga posisi lutut akan sedikit lebih tinggi daripada bokongnya.</li><li style="text-align: justify;">Nah, pada saat menggendong dengan posisi ini, bokong dan paha si Kecil juga harus tertopang dengan baik. Posisi inilah yang direkomendasikan oleh IHDI sebagai posisi menggendong yang "sehat" karena menurunkan risiko terjadinya displasia panggul (hip dysplasia).</li><li style="text-align: justify;">Upayakan posisi leher dan kepala si Kecil tersangga dengan semestinya dan tidak terlalu mendongak.</li><li style="text-align: justify;">Punggung si Kecil menekuk seperti huruf C.</li></ul><div style="text-align: justify;"><img src="https://storage.primaku.com/editor/1660210861880-3a0133cc.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1178789300-170667a(22).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> </div>MomDad juga perlu tahu, bahwa sendi-sendi pada bayi baru lahir masih relatif lentur dan masih mudah bergeser dari posisinya. Sendi panggul yang berbentuk ball and socket (bola dan kantong) akan berkembang optimal pada posisi panggul yang benar, yaitu seperti posisi alamiahnya di dalam rahim atau M-shape.Selain itu, sebaiknya hindari membedong si Kecil terlalu ketat. Sebab, membedong terlalu ketat dalam posisi siap grak akan menempatkan tungkai si Kecil dalam posisi lurus dan tidaklah alamiah. Posisi ini mengakibatkan keluarnya bola sendi panggul dari kantongnya dan dapat memengaruhi bentuk kantong. Nah, kondisi inilah disebut sebagai displasia panggul atau hip dysplasia.Displasia panggul atau hip dysplasia memiliki risiko paling tinggi terjadi dalam 6 bulan pertama kehidupan si Kecil. Nah, pada saat ia belum bisa berjalan, posisi ini sering tidak menimbulkan gejala.Namun, setelah anak berjalan, akan tampak ketidaknormalan pada caranya berjalan. Bila tidak ditangani dengan baik, sendi tersebut akan mudah rusak dan menimbulkan nyeri saat si Kecil tumbuh dewasa.<div style="text-align: justify;">Nah setelah membaca penjelasan di atas, coba lebih diperhatikan lagi ya jika menggendong si Kecil dengan gendongan M-shape. Semoga bermanfaat, MomDad! </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><div>Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar&nbsp;tips merawat si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!</div></div><div style="text-align: justify;"> </div>Referensi:<ul><li style="text-align: left;">International hip dysplasia institute. <a classname="e-rte-anchor" href="https://hipdysplasia.org/baby-wearing/" title="https://hipdysplasia.org/baby-wearing/">https://hipdysplasia.org/baby-wearing/ </a></li><li style="text-align: left;">Heegaard J, Beaupre GS, Carter DR Mechanically modulated cartilage growth may regulate joint surface morphogenesis. J Orthop Res. 1999;17:509-517.</li><li style="text-align: left;">Zuscik M, Hilton JM, Zhang X, Chen D, O’Keef RJ. Regulation of chondrogenesis and chondrocyte differentiation by stress. J Clin Invest. 2008;118(2):429-438.</li></ul><div>Sumber foto: iStock</div><div>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.</div>

Tips Aman Menggendong M-Shape pada Si Kecil

tips-aman-menggendong-m-shape-pada-si-kecil-1671162749257

Apakah MomDad sering mendapati si Kecil lagi menggaruk-garuk telinga? Kalau iya, mungkin saja MomDad merasa khawatir ada masalah kesehatan, terutama di area telinga si Kecil.&nbsp;&nbsp;Secara alamiah sebenarnya bayi menggaruk telinga saat ia merasa ngantuk atau sesuatu yang mengganggu telinganya. Namun, kalau perilaku ini jadi kebiasaan, bisa mengisyaratkan ada yang salah dengan kesehatannya.&nbsp;Untuk tahu lebih jauh mengenai hal ini, yuk simak artikel ini sampai bawah ya!Telinga tertutup kotoran<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660207713649-7f2eb202.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1214714408-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Melihat anak terus menerus menggaruk telinga tentu rasanya tidak tega, ya, MomDad. Nah, salah satu yang bisa jadi penyebab adalah karena adanya penumpukan kotoran yang membuat anak tampak gelisah dan susah mendengar. Kalau karena hal ini, MomDad bisa berkonsultasi dengan dokter THT untuk mengeluarkan kotoran tersebut.Infeksi telinga<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660207721480-019bcb0e.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-907997690-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Selain itu, alasan lain si Kecil suka menggaruk telinga adalah adanya infeksi di dalam liang telinga, baik di bagian telinga bagian luar maupun di bagian telinga tengah. Gejala infeksi telinga bisa disertai dengan telinga kemerahan, demam, atau ada riwayat benda asing yang masuk ke dalam telinga. Kalau gejala ini muncul, MomDad dapat berkonsultasi dengan dokter anak, ya.&nbsp;Tanda bahwa si Kecil lelah atau mengantuk<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660207834406-28db9718.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-807688390-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Alasan lain si Kecil suka menggaruk telinga adalah karena ia lelah atau mengantuk. Menariknya, bayi merasa jika menggaruk telinga membuatnya nyaman dan tenang hingga akhirnya tidur lelap.Untuk itu, MomDad mungkin akan melihatnya menggaruk telinga sebelum tertidur atau di antara waktu menyusu karena itu merupakan saat yang nyaman menurutnya. Saat bayi tumbuh semakin besar, ia tidak perlu lagi menenangkan diri dengan cara ini dan akan berhenti dengan sendirinya.Telinga yang gatal<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660207731616-a5363bb7.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-172260107-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> MomDad sendiri mungkin sering merasa telinga gatal dan mulai menggaruknya. Nah, sama seperti orang dewasa, bayi juga terkadang merasa gatal di telinganya. Kulit halus di sekitar telinga bayi biasanya jadi alasan kenapa ia merasa gatal.Penyebab lainnya adalah karena kulit telinga yang kering, bisa karena AC atau cuaca panas, udara kering, dan keringat berlebih. Sisa sabun atau sampo juga bisa jadi alasan kenapa telinga bayi bisa gatal. Nantinya rasa gatal ini akan hilang sendirinya.Tumbuh gigi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660207840669-af460445.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-948080718-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Si Kecil yang lagi tumbuh gigi akan sering menarik, menggosok, hingga menggaruk telinganya. Tapi, kok tumbuh gigi malah menggaruk telinga? Nah, ternyata sering kali bayi salah mengartikan bahwa rasa nyeri yang dialaminya bukan berasal dari telinga melainkan gusinya.Meski begitu, telinga, hidung, dan tenggorokan juga saling berhubungan satu sama lain. Itu artinya, saraf di sekitar gigi dan mulut bisa juga sampai ke telinga sehingga bayi tidak nyaman dan mencoba meredakan nyeri dengan menggosok telinganya.Melihat penjelasan di atas, ternyata menggaruk telinga punya banyak alasan, ya. Meski begitu, kalau si Kecil menggaruk telinga dalam intensitas yang terlalu sering dan tidak biasa, MomDad bisa langsung membawanya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat, ya.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar&nbsp;kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.