Setelah beberapa hari bayi lahir, mungkin MomDad menemukan kerak di area kepalanya. Tidak perlu panik, sebenarnya kerak yang ada di kepala bayi atau juga disebut cradle cap adalah hal yang wajar terjadi. Lalu, sebenarnya apa sih penyebab terjadinya cradle cap dan bagaimana cara membersihkannya? Simak jawabannya di artikel ini, yuk!Penyebab cradle cap<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660120714635-f973856b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="240_F_97193018_6jdrxsVIeVZobxeMno1csg7lTXJu2Ciz.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Kerak pada kepala bayi atau yang disebut juga sebagai cradle cap adalah timbulnya penebalan kulit yang tampak keras dan mungkin disertai dengan pengelupasan kulit di beberapa area kepala yang dapat disertai dengan tampak berminyak dan berwarna kekuningan pada kulit kepala.Kondisi ini sering dijumpai pada bayi baru lahir. Keluhan ini dapat disertai dengan warna kulit kemerahan, dan dapat juga dijumpai pada bagian tubuh lain seperti wajah, daun telinga, hidung, kelopak mata dan daerah lipatan selangkangan.Cradle cap biasanya tidak menyebabkan gatal, namun seringkali sulit dibersihkan. Kondisi ini akan hilang sendiri dalam beberapa minggu atau bulan. Cradle cap biasanya disebabkan oleh dermatitis seboroik yang diduga disebabkan oleh hormon yang menyebabkan peningkatan produksi minyak/sebum di kulit atau folikel rambut. Hormon ini didapat bayi dari ibu melalui plasenta/tali pusat sebelum bayi lahir.Penyebab lain cradle cap adalah jamur malassezia yang tumbuh bersama bakteri pada sebum. Pada kondisi ini, selain terapi standar mungkin diperlukan salep atau krim antijamur seperti ketokonazol. Cradle cap tidak disebabkan oleh kebersihan yang buruk dan tidak menular.Cara membersihkan cradle cap<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660120853638-16b8e133.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="240_F_137910192_It2RSOi3ZnFaNgWmKRI2FS3LjnS3bBFj.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> MomDad tidak perlu panik dan langsung membawa bayi ke dokter karena cradle cap bisa ditangani sendiri di rumah. Berikut caranya:<ul><li style="text-align: justify;">Membersihkan kulit kepala bayi dengan sampo yang lembut setiap hari sekali.</li><li style="text-align: justify;">Menggunakan jari, handuk basah, atau sikat lembut untuk menggosok daerah berkerak untuk merontokkan kerak. Misalnya, pada saat keramas atau sebelum rambut dibilas. Jangan menggaruk kerak karena dapat menimbulkan laserasi (lecet) pada kulit kepala bayi.</li><li style="text-align: justify;">Menggunakan mineral oil atau petroleum jelly beberapa jam sebelum mandi untuk melunakkan kerak agar lebih mudah dibersihkan. Penggunaan minyak harus selalu dibilas kembali menggunakan air dan sampo seperti biasa, karena membiarkan minyak tertinggal di kepala bayi akan memperberat kondisi ini. Setelah bayi keramas, Mom dapat membersihkan kerak menggunakan sisir lembut atau menggosoknya menggunakan jari/handuk basah secara lembut.</li><li style="text-align: justify;">Jika terapi standar di rumah tidak membantu, Mom dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mengatasinya. Mungkin dokter akan meresepkan steroid potensi rendah seperti hidrokortison disertai antijamur ketokonazol jika diperlukan. Penting diingat untuk tidak menggunakan terapi salep atau krim tanpa konsultasi dengan dokter. Karena meskipun hanya dioleskan pada kulit, bahan aktif salep atau krim tersebut tetap dapat diserap oleh kulit.</li><li style="text-align: justify;">Jangan menggunakan sampo antiketombe di pasaran karena mengandung asam salisilat dan dapat diserap oleh kulit.</li></ul><div style="text-align: justify;">Nah, jika si Kecil mengalami cradle cap, MomDad bisa mencoba tips di atas, ya. Semoga membantu!Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar&nbsp;kesehatan ibu dan anak? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: Freepik</div>Referensi:<ul><li style="text-align: left;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cradle-cap/symptoms-causes/syc-20350396#:~:text=Cradle%20" title="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cradle-cap/symptoms-causes/syc-20350396#:~:text=Cradle%20">https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cradle-cap/symptoms-causes/syc-20350396#:~:text=Cradle%20</a></li><li style="text-align: left;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cradle-cap/diagnosis-treatment/drc-20350400" title="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cradle-cap/diagnosis-treatment/drc-20350400">https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cradle-cap/diagnosis-treatment/drc-20350400 </a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Kerak di Kepala Bayi, Perlu Dibersihkan atau Dibiarkan?

kerak-di-kepala-bayi--perlu-dibersihkan-atau-dibiarkan-

Kehamilan merupakan waktu yang berharga bagi seorang ibu. Banyak hal baru yang dirasakan, terutama buat yang pertama kali mengandung. Termasuk ASI yang keluar padahal masih hamil.Meskipun tidak semua mengalaminya, namun ASI yang menetes dari puting saat masih hamil mungkin menimbulkan kecemasan bagi para Mom. Nah, untuk itu di artikel ini bakal membahas bagian dari persiapan tubuh untuk masa menyusui nanti. Yuk, simak!ASI keluar atau rembes saat hamil, bahayakah?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660108003681-5f771241.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="close-up-pregnant-women-having-painful-feelings-breast-woman-checking-her-breast-cancer_79075-21523.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pada dasarnya pembentukan ASI sudah berjalan sejak masa kehamilan, tepatnya pada minggu ke-16 kehamilan. Bila ASI mulai merembes keluar dari payudara, umumnya yang keluar adalah kolostrum dan tidak berbahaya.Kolostrum yang keluar saat hamil atau sebelum bayi lahir ini menandakan payudara yang siap memberikan ASI. Untuk itu, Mom tidak perlu khawatir akan kehabisan ASI nantinya saat melahirkan karena akan semakin banyak setelah bayi lahir.Penyebab ASI keluar saat masih hamilKolostrum sendiri merupakan makanan pertama yang sempurna untuk bayi yang baru lahir. Cairan ini berupa cairan kaya protein dan antibodi yang diproduksi tubuh untuk bayi baru lahir. Belum diketahui dengan jelas apa penyebab kolostrum dapat keluar saat Mom masih hamil, namun diduga berkaitan dengan persiapan payudara untuk menyusui bayi yang akan lahir.&nbsp;Kapan seharusnya ASI dapat keluar?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1660108025116-99dda564.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1178789300-170667a(8).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Umumnya ASI mulai keluar dalam jumlah banyak pada hari ke 2-3 pasca persalinan, Pada saat ini hormon progesteron yang tadinya dihasilkan oleh plasenta mulai menurun kadarnya, sementara kadar hormon penghasil ASI seperti prolaktin mulai naik kadarnya.ASI yang keluar dari payudara merupakan hal yang biasa selama kehamilan. Kondisi ini menandakan tubuh yang siap memberi makan pada si buah hati dan hormon di tubuh Mom sedang bekerja.&nbsp;Tips saat ASI keluar saat hamilBila merasa terganggu dengan ASI yang keluar pada saat masih hamil, Mom dapat melapisi pakaian dalam (bra) yang ringan dan dapat dikenakan bersama dengan breastpad agar ASI tidak membasahi pakaian.&nbsp;Mom juga bisa memilih bantalan payudara yang terbuat dari kain, karena tidak nyaman dengan bantalan payudara yang sekali pakai. Plus, kurangi stimulasi puting untuk mengurangi kemungkinan ASI keluar.Nah, itu dia beberapa hal yang perlu Mom tahu mengenai ASI yang keluar saat hamil. Mom tidak perlu malu akan hal tersebut, malahan ASI yang keluar merupakan tanda Mom siap menghadapi fase menyusui, lho.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar&nbsp;ASI dan menyusui? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.<div> </div>

ASI Keluar Saat Masih Hamil, Normalkah?

asi-keluar-saat-masih-hamil--normalkah-

Memberi ASI bagi bayi merupakan perjalanan yang indah. Sampai-sampai Mom tidak sadar kalau sudah waktunya untuk si Kecil berhenti minum ASI. Sesuai anjuran, anak boleh lepas dari ASI saat usianya 2 tahun.Banyak mitos yang beredar mengenai menyusui yang membuat keinginan ibu semakin susut untuk menyusui anaknya. Padahal, semua mitos ini seharusnya tidak dilakukan Mom pada anak. Apa saja ya? Yuk, simak berikut ini!Mengoles makanan bersifat pedas/pahit di sekitar areola<img src="https://storage.primaku.com/editor/1659953808609-ab213ea1.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="220806-BG-Live-.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Mengoles areola dengan sesuai yang bersifat pedas dan pahit seperti cabai, kunyit, dan odol sama saja dengan membohongi anak. Lebih baik Mom menghindari cara ini, ya.Daripada membohonginya, coba untuk mulai mengurangi jadwal menyusui dengan cara bertahap hingga si Kecil benar-benar lupa menyusu. Dengan begitu, Mom juga tidak perlu mengurangi esensi menyusu dengan cara membohongi anak.Menakuti anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1659953904316-04ccb9cc.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="220806-BG-Live-.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Beberapa ibu yang menyapih saat anak tumbuh gigi, merasa takut digigit. Alhasil, mulai menakuti anak dengan hal-hal yang tidak benar seputar masih menyusu, misalnya gigi anak akan copot bila masih menyusu pada ibunya padahal sudah besar.Padahal, anak melakukan ini karena proses tumbuh gigi membuat gusinya tidak nyaman dan mencari objek gigit. Untuk mengatasinya, ajari anak untuk tidak menggigit saat menyusu, Mom. Karena kalau menggigit berarti anak tidak minum ASI. Maka, gigi bukan masalah, asal Mom tahu cara tepat menanganinya.&nbsp;Membuat citra payudara menjadi tidak baik<img src="https://storage.primaku.com/editor/1659954100590-c67678d3.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="220806-BG-Live-.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Demi membuat anak berhenti menyusu, ada juga nih Mom yang membuat citra payudara jadi terlihat jelek di mata anak. Misalnya, dengan menggambar payudara dengan lipstik agar anak mengira payudara berdarah dan takut atau jijik untuk menyusu.Cara ini memang efektif, tapi sayangnya tidak membuat pengalaman menyapih jadi positif di mata anak. Bahkan berisiko lho membuat kepercayaan si Kecil rusak pada Mom. Daripada melakukan cara tersebut, lebih baik mengurangi proses menyusui dengan bertahap.Mengatakan bahwa ASI sudah kering<img src="https://storage.primaku.com/editor/1659954562810-d7dd2a2a.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="220806-BG-Live-.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Membohongi anak dengan mengatakan bahwa ASI ibunya sudah kering atau basi sebaiknya tidak dilakukan lagi, ya, Mom. Anak tahu lho ketika orang tuanya sedang berbohong dan malah membuat proses menyapih jadi buruk.Jika suatu saat anak tahu kebenarannya, anak bisa saja menganggap bahwa bohong itu boleh dilakukan dan akhirnya keterusan. Enggak mau kan anak jadi pembohong?Membandingkan dengan anak lain<img src="https://storage.primaku.com/editor/1659954687853-83ba5b24.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="220806-BG-Live-.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Mengejek atau membandingkan anak dengan anak lain yang seumur dengannya namun sudah tidak menyusu justru berdampak buruk pada anak. Perbandingan membuat anak meragukan dirinya sendiri, sering berpikiran negatif, dan membuat hubungan dengan anak menjadi renggang.Daripada melakukan hal ini, sebaiknya Mom menyapih ketika sudah sama-sama siap ya. Prinsip menyapih sebaiknya dilakukan secara bertahap dan perlahan dan usahakan tidak dilakukan secara mendadak karena anak bisa menolak.Dalam menyapih, Mom juga perlu melakukan pendekatan pada anak agar ia tidak merasa dibohongi dan bisa terbiasa dengan makanan lain selain ASI.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar&nbsp;ASI dan menyapih? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Mitos seputar Menyapih yang Sebaiknya Tidak Mom Lakukan

mitos-seputar-menyapih-yang-sebaiknya-tidak-mom-lakukan

Halo, MomDad pejuang ASI!Yu, tambah ilmu mengenai ASI lewat webinar dalam rangka #PekanASIPrimaKu &amp; Pekan ASI Sedunia bersama:&nbsp;dr. Dimple Nagrani, Sp. A dan dr. Marissa Tania Stephanie Pudjiadi, Sp. A.Webinar ini spesial karena PrimaKu berkolaborasi dengan Satgas ASI &amp; IDAI, lho. Tonton video di atas sampai selesai ya agar tahu peran besar Dad dalam keberhasilan Mom menyusui.

Peran Ayah Pengaruhi Keberhasilan Ibu Menyusui

peran-ayah-pengaruhi-keberhasilan-ibu-menyusui

Kerap digunakan sejak zaman dulu, banyak orang tua menganggap penggunaan sarung tangan pada newborn atau bayi baru lahir adalah wajib. Orang tua mengira bayi akan merasa kedinginan jika tidak mengenakan sarung tangan. Ada pula anggapan bahwa bayi bisa mencakar wajahnya karena kukunya panjang sehingga harus dipakaikan sarung tangan. Padahal, sebenarnya penggunaan sarung tangan tidak direkomendasikan, lho! Kenapa, ya?Mengapa tidak perlu?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1659944331240-e104ba55.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="sleeping-newborn-baby-cute-little-girl-4-days-old-adorable-lying-side-with-gloves_661491-1907.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Anggapan bayi kedinginan jika tidak mengenakan sarung tangan biasanya karena orang tua kerap menemukan bercak kebiruan di tangan dan kaki bayi. Sebenarnya bercak kebiruan ini merupakan hal yang wajar terjadi pada bayi cukup bulan yang sehat. Sensasi dingin juga tidak mengganggu bayi.Jika khawatir bayi akan mencakar wajahnya sendiri kalau tak menggunakan sarung tangan, maka MomDad bisa menggunting kukunya sebelum panjang untuk mencegah hal itu terjadi. Banyak rumah sakit yang kini tidak merekomendasikan penggunaan sarung tangan, lho! Jadi, MomDad tidak perlu terkejut jika mendapatkan saran ini, ya.Selain itu, berikut ini beberapa alasan mengapa tidak perlu memakaikan sarung tangan pada bayi baru lahir:<ul><li style="text-align: justify;">Bayi menggunakan tangannya untuk menenangkan diri. Di dalam rahim, bayi sudah menggunakan tangan untuk menenangkan diri sehingga bila setelah lahir tangan ditutup dengan sarung tangan, bayi dapat menjadi jengkel dan akhirnya rewel.</li><li style="text-align: justify;">Sarung tangan memiliki ukuran kecil dan mudah terlepas.</li><li style="text-align: justify;">Sarung tangan menghalangi bayi untuk mendapatkan rangsang taktil.</li><li style="text-align: justify;">Bila sarung tangan memiliki hiasan berbentuk bulat dan kecil, bisa berpotensi tertelan atau membuat bayi tersedak.</li></ul>Lalu, apakah bayi benar-benar tidak boleh menggunakan sarung tangan? Jawabannya boleh-boleh saja, asalkan tidak sepanjang waktu. Salah satu cara bayi menyampaikan keinginannya adalah dengan isyarat tubuhnya. Misalnya, saat bayi lapar, maka ia akan memasukkan tangannya ke mulut. Jika bayi selalu dipakaikan sarung tangan, MomDad akan sulit menangkap isyarat ini.Penggunaan sarung tangan juga bisa menghambat bonding antara ibu dan bayi. Saat menyusui atau berinteraksi dengan ibu, bayi sering menggenggam tangan ibunya. Ini juga akan mengasah keterampilan motoriknya. Karena itu, proses alami ini jangan sampai terhalang sarung tangan, ya.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar newborn? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Sarung Tangan pada Newborn, Perlu Enggak, sih?

sarung-tangan-pada-newborn--perlu-enggak--sih-

Salah satu tahap tumbuh kembang penting anak menuju kemandirian adalah kemampuannya untuk buang air sendiri di toilet. Peran orang tua pun amat dibutuhkan agar proses melatih anak terbiasa buang air di toilet (toilet training) berjalan dengan baik. Namun, pada prosesnya, terkadang orang tua menemukan berbagai tantangan. Sebenarnya, kapan sih waktu yang tepat untuk melakukan toilet training pada anak?Tahap pelaksanaan toilet training<img src="https://storage.primaku.com/editor/1659753616460-3730ac54.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Cover-tanpa-CTA-Replay.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Sebelum melakukan toilet training, orang tua perlu sepakat dengan pihak yang terlibat dalam pengasuhan anak, seperti anggota keluarga, pengasuh, atau petugas tempat penitipan anak (day care). MomDad juga bisa menemui dokter anak lebih dulu untuk menentukan kesiapan anak serta rencana pendekatan yang akan dilakukan.MomDad juga perlu memberikan dorongan kepada anak untuk percaya diri melakukannya sendiri dan beri pujian setiap ia berhasil. Jangan sampai memaksakan jika anak belum siap, karena jika ia merasa tertekan atau tidak nyaman, ia mungkin akan menahan buang airnya.Anak mungkin masih akan buang air di celana karena masih belum terbiasa. Hal ini tentunya wajar dan sebaiknya MomDad tetap memberikan dukungan. Jangan sampai emosi atau bahkan membentak anak karena tekanan yang ia alami bisa menjadi kemunduran. Tetap beri pengertian agar ia mau belajar dan terbiasa.Waktu yang tepat untuk toilet training<img src="https://storage.primaku.com/editor/1659753610157-8aaee35c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="boy-bathroom-sitting-toilet_41969-7382.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Jika membahas berapa usia yang tepat, sebenarnya tidak ada usia yang pasti. Kesiapan anak bisa dilihat dari kematangan fisik dan psikologis yang umumnya muncul mulai usia 18 bulan hingga 2,5 tahun. Karena itu, MomDad bisa melihat tanda-tanda kesiapan anak, antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Mampu menirukan orang tua dan menunjukkan ketertarikan untuk belajar</li><li style="text-align: justify;">Mampu mengembalikan benda-benda ke tempat semula, baik diminta atau tidak</li><li style="text-align: justify;">Mampu menunjukkan tanda kemandirian dengan berkata tidak</li><li style="text-align: justify;">Mampu berjalan dan duduk dengan baik</li><li style="text-align: justify;">Mampu menyampaikan keinginan buang air</li><li style="text-align: justify;">Mampu melepas dan memakai pakaiannya</li></ul>Setelah membaca penjelasan di atas, apakah si Kecil sudah diap untuk diajarkan toilet training, MomDad?Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar tips parenting? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Kapan sih Anak Siap Diajarkan Toilet Training? Ini Kata Ahlinya!

kapan-sih-anak-siap-diajarkan-toilet-training--ini-kata-ahlinya-

Tantrum adalah salah satu cara seorang anak untuk mengekspresikan dan mengelola perasaannya, serta salah satu usahanya untuk mengubah apa yang terjadi di sekitarnya. Jika si Kecil tantrum, MomDad jangan ikutan tantrum. Yuk, tonton ulang Instagram Live PrimaKu di atas untuk tahu bagaimana cara yang tepat atasi anak tantrum bareng TigaGenerasi!