Speech delay atau keterlambatan bicara kerap dikaitkan dengan autisme. Hal ini disebabkan karena salah satu ciri autisme adalah anak sulit diajak bicara. Namun, apakah anak speech delay sama seperti autisme? Simak penjelasan di bawah, yuk! Speech delay dan autisme<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/4fc7a74b2104a1ce1042883745b16a9860_1679383741332.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-21T132728.959.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Speech delay atau terlambat bicara adalah kondisi perkembangan kemampuan bicara dan bahasa anak yang tidak sesuai dengan usia. Sementara autisme adalah suatu gangguan perkembangan neurologis dan perilaku yang membuat anak tidak mampu berinteraksi dengan sesama manusia, memiliki minat terbatas, dan berperilaku mengulang-ulang (repetitive).Speech delay merupakan suatu gejala, di mana anak yang kemampuan bicara dan bahasanya tidak sesuai dengan usianya dapat dikatakan speech delay. Namun, speech delay memiliki berbagai penyebab yang salah satunya adalah autisme.Perlu digaris bawahi, anak dengan speech delay belum tentu autisme. Perlu pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter yang ahli untuk memastikan apakah penyebab anak mengalami speech delay adalah autisme.Cara membedakan anak speech delay, namun bukan autisme<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/c105693523c9d7e1546675a6d10775f863_1679383785686.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-21T132656.959.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Autisme dicirikan dengan anak yang tidak mampu berinteraksi, sehingga bahasa pemahamannya kurang berkembang. Umumnya terjadi sebelum anak berusia 36 bulan dan selain gangguan komunikasi, gejala yang paling mencolok adalah tidak adanya interaksi dan adanya aktivitas motorik berulang tanpa tujuan (gerakan repetitif).Jika anak speech delay tidak segera ditangani, apakah akan berisiko autisme?Speech delay memiliki berbagai macam penyebab. Speech delay bukanlah diagnosis, dan salah satu diagnosis yang memiliki gejala speech delay adalah autisme. Bila anak dengan speech delay tidak segera ditangani, maka ketertinggalan kemampuan bahasa dan bicaranya akan semakin jauh dari usianya dan dapat memengaruhi perkembangan sosial dan emosi anak.&nbsp;Well, agar tumbuh kembang anak terpantau dengan baik, jangan lupa untuk update data pertumbuhan anak di aplikasi PrimaKu, ya.&nbsp;MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); text-align: inherit; font-size: 16px;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.Referensi:&nbsp;Hartanto F. Tentang: terlambat bicara pada anak. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.<div style="text-align: justify;"> </div>

Anak Speech Delay Mirip dengan Autisme, Benarkah?

anak-speech-delay-mirip-dengan-autisme--benarkah--1679453325550

Bengkak Sendi pada anak yang sedang bertumbuh memiliki penyebab yang sangat bervariasi mulai dari kondisi yang ringan hingga berat dan dimana lokasi pembengkakan sendi. Pendekatan diagnosis memerlukan evaluasi berbagai aspek. Seperti kapan munculnya, faktor pemicu nyeri sendi, riwayat trauma sebelumnya, gejala sistemik (demam tinggi, anak yang tampak lemas, dan lain sebagainya). Pada artikel ini, dibahas beberapa penyebab yang cukup sering dijumpai yaitu overuse injury, growing pain dan secara khusus menitik beratkan pada hemarthrosis untuk meningkatkan kewaspadaan orang tua terhadap hemofilia.Overuse injury atau cedera berlebihan<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8a498ab50cdb8efe3e89cb1fa7253359_1679370790993.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Overuse injury pada sendi umumnya menimbulkan nyeri kronik. Sendi yang paling sering mengalami keluhan nyeri kronik umumnya adalah sendi lutut dan dikatakan kronik apabila nyeri telah mencapai 6 minggu atau lebih. Nyeri sendi yang dihubungkan dengan overuse umumnya bersifat progresif, dan semakin nyeri, dengan toleransi aktivitas yang berkurang (lebih mudah nyeri meskipun dengan intensitas aktivitas yang rendah). Mekanisme terjadinya nyeri adalah akibat kerusakan sendi yang diakibatkan gerakan berulang dan/atau berlebihan, yang seringkali juga berkaitan dengan teknik gerakan (misalnya dalam olahraga tertentu) yang salah.Growing pain<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/b716ea5eb6d467af3f9250e2d3734f8e_1679370806337.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Keluhan sendi lain yang juga cukup sering dikeluhkan anak adalah growing pain. Growing pain didefinisikan sebagai nyeri yang dapat membangunkan anak saat tidur di siang/malam hari, tanpa disertai bukti objektif kelainan muskuloskeletal, dan tanpa adanya keterbatasan aktivitas (fungsi sendi normal). Growing pain dijumpai pada 15% anak, namun hingga saat ini penyebabnya belum diketahui. Diagnosis growing pain umumnya dapat dibuat secara klinis pada anak yang tampak normal dan tidak merasakan nyeri selama jam bangun, tanpa adanya keterbatasan gerak sendi dan aktivitas sehari-hari.Hemarthrosis (perdarahan sendi)<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/4de10db9ae223fe31e74ac0b4fac25ad8_1679370827250.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="4.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Bayi yang belajar merangkak dapat membantu menguatkan otot-otot pada tubuh, seperti pergelangan tangan, pundak, atau tangannya. Ketika bayi mulai diajarkan merangkak, tak hanya kemampuannya saja yang perlu diperhatikan, namun juga kondisi bayi dan lingkungan sekitarnya. Saat bayi merangkak, ia rentan mengalami benturan yang dapat menyebabkan perdarahan sendi atau hemarthrosis. Perdarahan sendi (hemarthrosis) umumnya terjadi di sendi-sendi besar seperti lutut, siku, dan mata kaki; dan merupakan gejala yang paling sering terjadi pada pasien hemofilia (sekitar 80%). Oleh sebab itu, MomDad perlu waspada hemofilia pada si Kecil.Hemofilia adalah suatu kondisi yang diturunkan secara genetik yang menyebabkan gangguan pembekuan darah di dalam tubuh anak. Kondisi Ini disebabkan karena adanya kekurangan faktor pembekuan darah, yang disebut sebagai faktor VIII dan faktor IX.Seorang pasien hemofilia akan mengalami perdarahan yang sulit berhenti ketika ia terluka. Tak hanya itu anak dengan hemofilia dapat mengalami perdarahan yang bersifat spontan, bahkan perdarahan pada organ dalam yang berpotensi mengancam nyawa.Perdarahan pada hemofilia sering kali terjadi pada sendi yang menahan beban berat seperti lutut atau mata kaki, atau sendi yang umum mengalami benturan seperti siku. Hemarthrosis dapat terjadi hanya pada salah satu sendi atau beberapa sendi dalam waktu bersamaanAnak dengan hemarthrosis akan merasa nyeri dan mengalami keterbatasan gerak sendi. Gejala akan sangat bergantung pada usia anak. Misalnya pada bayi, tanda awal perdarahan sendi mungkin berupa anak rewel dan menolak menggunakan tungkai yang mengalami perdarahan, sedangkan pada anak besar atau dewasa, umumnya mereka sudah bisa mengeluhkan sendi yang terasa kaku, teraba hangat, bengkak dan nyeri. Kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan gerak, bahkan kecacatan apabila tidak dilakukan dengan baikAnak hemofilia yang mengalami hemarthrosis memerlukan tata laksana umum berupa RICE dan tata laksana khusus berupa pemberian faktor pembekuan VIII atau IX. RICE adalah prinsip tata laksana anak yang mengalami cedera yang dapat dilakukan dalam 48 jam pertama. Pemberian medikamentosa berupa analgetik dapat dipertimbangkan bila anak sangat nyeri, atau dengan memberikan obat untuk membantu pembekuan darah.<table class="e-rte-table" style="width: 100%; min-width: 0px;"><tbody><tr><td style="width: 50%;" class="">Rest <span style="font-size: 11pt; font-family: Arial; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><img src="https://lh5.googleusercontent.com/rhXSfFxWULbr8Gs1sHukc4rM1-qKKIajYZflD1TFCZZ011c_NIeCelN7cay9DSpDWm3pRugvwzRln5mRFQgho2eK_u0w3jpMKi7LIAtOKtuFgBbS_DcbVPukXXWl8yHaz3E8ivtjKdUU6ccI7EK3Upc" width="127" height="105" style="margin-left:0px;margin-top:0px;" class="e-rte-image e-imginline"> </td><td style="width: 50%;" class="">Istirahatkan bagian tubuh yang cedera </td></tr><tr><td style="width: 50%;" class="">Ice <span style="font-size: 11pt; font-family: Arial; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><img src="https://lh6.googleusercontent.com/7LEtB2Ah3vIRG3Wl12zZg8ZgBa8Yvl5fOK75eRCNm93DkULr649iF_3R3GDZr-sl5WFSD_gfksZqjBOArhnfkIJLoCMRN5twPcFMgUPmAweRPS5gvdZbqZPV55Pimu-dCcoVjlJxiFFlkjSZUE_CPuA" width="127" height="107" style="margin-left:0px;margin-top:0px;" class="e-rte-image e-imginline"> </td><td style="width: 50%;" class=""><ul><li style="font-size: 12pt;">Untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan, berikan kompres es di bagian yang cedera </li><li style="font-size: 12pt;">Kompres dapat dilakukan selama 20 menit setiap 2-4 jam sekali, hingga 48-72 jam pasca trauma </li><li style="font-size: 12pt;">Kompres es dengan menggunakan es batu yang dibungkus kain. Hindari penggunaan cold pack kimia </li><li style="font-size: 12pt;">Jangan biarkan anak tidur dengan kompres es masih pada lokasi cedera </li></ul></td></tr><tr><td style="width: 50%;" class="">Compression <span style="font-size: 11pt; font-family: Arial; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><img src="https://lh5.googleusercontent.com/kvF-geWyJwLqe32u_3qRAhi3ATp7_sf7ygArc45h14iD3jz2XBCLkUClsRD2S0kz0o9i2G9w-EN1iLzErZ6_Q8KRhyvDA1Ot2Kj5hrOSF3fT4T2XGLHsAJzJt_FeVadZM5uztEGNNIE89LHerf1hSbI" width="127" height="107" style="margin-left:0px;margin-top:0px;" class="e-rte-image e-imginline"> </td><td style="width: 50%;" class=""><ul><li style="font-size: 12pt;">Lakukan penekanan menggunakan elastic wrap/compression socksuntuk mengurangi pembengkakan </li><li style="font-size: 12pt;">Wrap dipasang mulai dari bagian distal (bawah) lokasi cedera berangsur ke atas </li><li style="font-size: 12pt;">Pastikan jari tangan/kaki tidak terbungkus </li><li style="font-size: 12pt;">Hati-hati apabila terasa kebas, perubahan warna kulit (kebiruan), atau perubahan suhu (teraba dingin). Segera kendorkan wrap </li><li style="font-size: 12pt;">Jangan tidur dengan wrap di area cedera </li></ul></td></tr></tbody></table><table class="e-rte-table" style="width: 100%; min-width: 0px;"><tbody><tr><td style="width: 50%;" class="">Elevation <span style="font-size: 11pt; font-family: Arial; color: rgb(0, 0, 0); background-color: transparent; font-variant-numeric: normal; font-variant-east-asian: normal; font-variant-alternates: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><img src="https://lh4.googleusercontent.com/D0m5OugFtGLEpM14xGItcEnS8f6_jTwmBr1G1O0OEJb6jaJDUL5WGsjyAChtOTK5DC1ife_S5_tS7STPezTuXXCAgyzwkrBd2PSCGjC7AKOZD702QSYOdLEVRhxxOIiXSBV62IHa-mBMe1OiZw2vKKA" width="122" height="101" style="margin-left:0px;margin-top:0px;" class="e-rte-image e-imginline"> </td><td style="width: 50%;" class="">Naikkan tungkai yang mengalami cedera (untuk mengurangi pembengkakan) tungkai yang dinaikkan diposisikan lebih tinggi dari jantung. </td></tr></tbody></table>Sumber gambar: <a classname="e-rte-anchor" href="https://raisingchildren.net.au/toddlers/safety/cpr-first-aid/ricer-first-aid" title="https://raisingchildren.net.au/toddlers/safety/cpr-first-aid/ricer-first-aid">https://raisingchildren.net.au/toddlers/safety/cpr-first-aid/ricer-first-aid </a>Referensi:Data diakses pada 26 November 2022<ul><li style="text-align: justify;">Baker CL. Acute hemarthrosis of the knee. J Med Assoc Ga 1992; 81:301</li><li style="text-align: justify;">Srivastava A, Santagostino E, Dougall A, et al. WFH Guidelines for the Management of Hemophilia, 3rd edition. Hemophilia 2020; 26 Suppl 6:1</li><li style="text-align: justify;">Evans AM, Scutter SD. Prevalence of "growing pains" in young children. J Pediatr 2004; 145:255.</li><li style="text-align: justify;">Oster J, Nielsen A. Growing pains. A clinical investigation of a school population. Acta Paediatr Scand 1972; 61:329.</li><li style="text-align: justify;">Peterson H. Growing pains. Pediatr Clin North Am 1986; 33:1365.</li><li style="text-align: justify;">Brady M, Grey M. Growing pains: a myth or a reality. J Pediatr Health Care 1989; 3:219.</li><li style="text-align: justify;">Bernhardt DT. Acute injuries of the knee. In: Care of the Young Athlete, 2nd edition, Harris SS, Anderson SJ (Eds), American Academy of Orthopedic Surgeons and American Academy of Pediatrics, Elk Grove Village 2010. p.409.</li><li style="text-align: justify;">Bernhardt DT. Overuse injuries of the knee. In: Care of the Young Athlete, 2nd ed, Harris SS, Anderson SJ (Eds), American Academy of Orthopedic Surgeons, American Academy of Pediatrics, Elk Grove Village, Illinois 2010. p.421.</li><li style="text-align: justify;">Overuse injury. The American Orthopaedic Society for Sports Medicine. Accessed Dec. 17, 2018.</li></ul>Artikel edukasi kesehatan ini ditulis independen dan didukung oleh Novo Nordisk.

Pembengkakan pada Sendi Anak, Apa Penyebabnya?

pembengkakan-pada-sendi-anak--apa-penyebabnya--1679672754612

Merawat kulit tidak hanya untuk orang dewasa, bayi pun rentan mengalami masalah kulit dan pastinya harus dirawat. Bayi tidak hanya mengalami kulit kering, tapi juga sensitif sehingga dalam merawatnya pun harus dilakukan dengan tepat.Nah, berikut ini PrimaKu tidak hanya membahas mengenai tips merawat kulit kering di area sudut mata bayi tapi juga mengulas kenapa area tersebut kerap kering dan sensitif. Yuk, simak selengkapnya!Mengapa kulit di area sudut mata bayi kerap kering?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/bde23e55bbd89937410faa9d48dfd21fc_1678953381010.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-16T145610.333.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Kulit bayi cenderung lebih kering, tidak spesifik hanya di sudut mata saja. Hal tersebut disebabkan kemampuan kulit bayi untuk mempertahankan air masih kurang baik (transepidermal water loss meningkat) dan fungsi kelenjar keringat belum sempurna (bayi terutama bayi baru lahir cenderung tidak menghasilkan keringat).Bayi pun kerap kali mengucek mata sebagai tanda kalau dirinya lapar, mengantuk atau matanya tidak nyaman. Gesekan ini bisa memperparah kondisi kulit bawah mata bayi dan membuatnya iritasi.&nbsp;Bagaimana cara merawatnya?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/012ba2f8aa8f1059254f81f95a2586564_1678952706547.jpg" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="BeFunky-collage - 2023-03-16T144452.995.jpg" width="auto" height="auto" style="max-width: 1063px; font-size: 16px; min-width: 0px; min-height: 0px;"> Pertama-tama untuk membersihkan kulit bayi, gunakan pembersih yang lembut, pH netral, tanpa tambahan pewangi atau zat lain yang mungkin menyebabkan iritasi. Boleh gunakan pelembap untuk mengatasi kulit kering.Gunakan juga pelembap secara rutin untuk mengatasi kulit kering pada bayi. MomDad bisa mengoleskan pelembap setelah mandi atau setelah berenang. Sama halnya dengan pembersih, pelembap yang digunakan juga harus bebas parfum dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit bayi.Selain menggunakan pembersih dan pelembap yang dikhususkan untuk kulit bayi, MomDad juga bisa melakukan beberapa hal berikut untuk menjaga kelembapan kulit si Kecil:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Persingkat waktu mandi menjadi sekitar 10 menit saja</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Jaga suhu ruangan si Kecil untuk tetap sejuk</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Gunakan deterjen yang lembut dan bebas parfum</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Lindungi kulit si Kecil dari paparan sinar matahari atau udara dingin dengan pakaian yang nyaman</li></ul>Beberapa hal di atas merupakan penanganan cepat di rumah. Jika MomDad masih khawatir dengan kondisi si Kecil, sebaiknya periksakan langsung ke dokter atau tanya di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>,&nbsp;agar bisa mendapatkan penanganan yang sesuai. Mengingat area kulit bawah mata sensitif, sebaiknya tidak memberikan krim tanpa resep dokter, ya, MomDad.

Tips Merawat Kulit Kering di Area Sudut Mata Bayi

tips-merawat-kulit-kering-di-area-sudut-mata-bayi-1679672808772

Salah satu penyakit yang rentan dialami bayi newborn adalah penyakit ginjal bawaan. Gangguan ginjal bawaan sejak lahir umumnya dapat ditandai dengan adanya kelainan bentuk ginjal dan saluran kemih. Nah, untuk memperingati hari Ginjal Sedunia yang jatuh pada hari ini (9/3), yuk kenali lebih lanjut seputar penyakit ginjal bawaan pada bayi baru lahir agar MomDad bisa lebih waspada. Pengertian penyakit kelainan ginjal bawaan pada anak<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/5043a436b3bc3e811028812fa17563aca_1678348823131.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-09T142006.240.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Congenital Anomalies of Kidney and Urinary Tract (CAKUT) adalah suatu kelompok abnormalitas struktur ginjal dan saluran kemih, yang juga mencakup kandung kemih, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan uretra (saluran yang menghubungkan kandung kemih ke lubang keluarnya urin). CAKUT dapat disebabkan oleh perkembangan abnormal selama masa janin dan bersifat kongenital, meskipun gejalanya tidak selalu dijumpai saat awal kehidupan. [1]CAKUT memiliki derajat keparahan yang bervariasi dan meliputi berbagai abnormalitas perkembangan ginjal dan saluran kemih diantaranya tidak terbentuknya ginjal (agenesis atau hypoplasia), terbentuknya kantung-kantung di ginjal (ginjal multikista/dysplasia), penumpukan urin dalam ginjal (hidronefrosis), adanya ureter tambahan, obstruksi ureter pada sambungan dengan ginjal ataupun pada sambungan di kandung kemih, aliran balik urin dari kandung kemih ke ureter (vesicoureteral reflux) dan adanya selaput abnormal uretra yang menghambat keluarnya urin dari tubuh (posterior urethral valve). [2]Penyebab penyakit kelainan ginjal bawaan<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/81b8c7ab2d58101069972abc91068df5f71_1678348830629.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-09T142120.869.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Penyebabnya adalah kongenital/bawaan lahir, dan merupakan proses kompleks yang melibatkan genetik serta lingkungan. MomDad bisa mendeteksi dini menggunakan USG saat prenatal, dan dapat dijumpai abnormalitas jumlah air ketuban (oligohidramnion/air ketuban sedikit).3 Gejala lain yang dapat dijumpai pada masa bayi dan anak-anak adalah infeksi saluran kemih berulang, tampak lesu, anemia, kurang nafsu makan, pertumbuhan buruk, pembengkakan di tangan/kaki dan wajah area mata, perut membuncit, demam yang tidak diketahui penyebabnya, muntah-muntah berulang.2,3Umumnya anak yang mengalami CAKUT dapat menunjukkan tanda-tanda di atas yang akan memengaruhi pertumbuhan serta perkembangan anak serta performa akademis anak.Cara mencegah penyakit kelainan ginjal bawaan<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/934b71eccd28b107228a738ed1efd584a_1678348840306.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-09T142248.777.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Bergantung pada anomaly yang dialami, maka cara pencegahannya berbeda. Deteksi dini adalah yang terbaik, sehingga pemeriksaan kehamilan berkala perlu dikerjakan. Apabila telah terjadi penyakit ginjal kronik yang memerlukan terapi pengganti ginjal, maka anak perlu melakukan cuci darah dan transplantasi ginjal. Serta jika anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan disertai tanda-tanda di atas komunikasikan dengan dokter agar dapat dirujuk untuk pemeriksaan diagnostic yang sesuai.Bagi MomDad yang sedang menunggu kelahiran buah hati, semoga si Kecil lahir dengan selamat dan sehat, tanpa kekurangan apapun, ya. Jangan lupa untuk rutin cek kandungan sebagai langkah awal pencegahan penyakit kelainan ginjal bawaan pada bayi.Referensi:<ol><li style="text-align: justify;">Capone VP, Morello W, Taroni F, Montini G. Genetics of Congenital Anomalies of the Kidney and Urinary Tract: The Current State of Play. Int J Mol Sci. 2017 Apr 11;18(4):796. doi: 10.3390/ijms18040796.</li><li style="text-align: justify;">Rodriguez MM. Congenital Anomalies of the Kidney and the Urinary Tract (CAKUT). Fetal Pediatr Pathol. 2014 Oct-Dec;33(5-6):293-320. doi: 10.3109/15513815.2014.959678. Epub 2014 Oct 14. PMID: 25313840; PMCID: PMC4266037.</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://nortonchildrens.com/services/nephrology/services/congenital-anomalies-kidneys-urinary-tract/" title="https://nortonchildrens.com/services/nephrology/services/congenital-anomalies-kidneys-urinary-tract/">https://nortonchildrens.com/services/nephrology/services/congenital-anomalies-kidneys-urinary-tract/</a></li></ol>

Waspada Kelainan Penyakit Ginjal Bawaan pada Bayi Baru Lahir

waspada-kelainan-penyakit-ginjal-bawaan-pada-bayi-baru-lahir-1678349024988

Baru genap 3 tahun COVID-19 ‘tiba’, Indonesia dihebohkan lagi dengan adanya kasus flu burung. Cina melaporkan adanya kasus kedua flu burung menular pada manusia yang membuat gempar. Sebagai pencegahan, MomDad wajib tahu gejala, serta langkah tepat agar keluarga, terutama si Kecil terhindar dari penyakit ini.Waspada flu burung<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/bcd22dc29b76db1055cd88bf16e5c5b102_1677898466871.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-04T095409.485.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Avian influenza atau flu burung merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus avian (bird) influenza (flu) Tipe A. Virus ini secara alami menyebar di antara burung air liar di seluruh dunia dan dapat menginfeksi unggas peliharaan, serta spesies burung dan hewan lainnya. [1]Flu burung atau avian influenza, normalnya tidak mudah menginfeksi manusia. Tahun 2007, ditemukan kasus penularan H5N1 dari unggas ke manusia. Penularan flu burung atau avian influenza dari unggas ke manusia dapat terjadi pada masyarakat yang kontak langsung dengan cairan tubuh dari unggas yang terinfeksi virus H5N1, misalnya memegang, mencabuti bulu, dan mengelola produk mentah unggas yang terinfeksi kemudian mengusap daerah wajah sehingga virus dapat masuk ke saluran napas atau saluran cerna dan menyebabkan infeksi. Oleh karena itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan terhadap flu burung. [2]Gejala flu burung<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/116d184bfd51075174ca5936ccc3a12ad_1677898521869.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-01T013348.436.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Gejala dimulai dalam waktu 2-8 hari, dan dapat terlihat seperti flu biasa. Batuk, demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, dan sesak napas dapat terjadi.Anak yang mengalami infeksi saluran napas atas dengan gejala selesma belum dapat dicurigai terinfeksi virus H5N1. Anak mengalami infeksi saluran napas atas lalu mengalami perburukan klinis yang begitu cepat akibat radang paru yang cepat menyebar ke parenkim dan alveoli paru, sehingga anak menunjukkan gejala pneumonia, yaitu napas yang cepat dan napas sesak dan hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil leukosit yang rendah, serta ada riwayat kontak dengan unggas yang mati tidak wajar dan unggas mati secara massal maka kita patut curiga anak terinfeksi virus H5N1.Apakah flu burung bisa dicegah dengan imunisasi influenza?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/0110d28820bc5adb6f105ea3e98e7cce33_1677898619423.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage (64).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Seseorang yang telah diimunisasi influenza masih dapat terkena selesma yang disebabkan oleh virus selain influenza. Imunisasi flu hanya melindungi pasien dari infeksi flu, tetapi tidak dapat melindungi infeksi oleh virus lain penyebab selesma Dengan demikian, seorang anak yang sudah diimunisasi flu masih dapat terkena flu burung, namun dapat mengurangi risiko terjangkit flu burung. [1]Upaya pencegahan flu burung<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/b1221039f2ed46854bb1d17b734c2e652_1677898734842.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-04T095849.919.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Adapun upaya yang bisa MomDad lakukan sebagai langkah pencegahan flu burung, antara lain: [1]<ul><li style="text-align: justify;">Memakai alat pelindung diri lengkap saat kontak langsung atau saat mengolah unggas Mencuci tangan setelah kontak langsung dengan unggas.</li><li style="text-align: justify;">Tidak memelihara hewan ternak di pemukiman tempat tinggal.</li><li style="text-align: justify;">Tidak mengonsumsi bahan mentah unggas jika dicurigai unggas yang mati tidak wajar dan mati secara masal.</li><li style="text-align: justify;">Menghindari dan melaporkan unggas yang mati tidak wajar dan mati secara masal kepada petugas peternakan untuk dilakukan tindakan pemusnahan pada unggas-unggas yang dicurigai terinfeksi virus H5N1.</li></ul>Sebagai orang tua, MomDad patut meningkatkan kewaspadaan bila si Kecil mengalami gejala demam, batuk, pilek disertai nafas yang cepat dan napas sesak.Referensi:<ol><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/flu/avianflu/index.htm" title="https://www.cdc.gov/flu/avianflu/index.htm">https://www.cdc.gov/flu/avianflu/index.htm </a></li><li style="text-align: justify;">Berdasarkan wawancara dengan Dr. Darmawan B. Setyanto Sp.A(K), Divisi Respirologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM, pada tanggal 29 Maret 2016.</li></ol>

Waspada Penyakit Flu Burung Mengintai Anak!

waspada-penyakit-flu-burung-mengintai-anak--1678442380211

Di musim penghujan seperti sekarang ini, anak rentan terserang penyakit, salah satunya bapil atau batuk pilek. Sebab, musim hujan seperti membuat cuaca menjadi lebih dingin dan lembap. Plus, terkadang kita sebagai orang tua kerap melupakan hal-hal sederhana yang dapat membuat durasi anak bapil jadi lebih lama. Lantas, hal apa saja, sih yang perlu dihindari saat anak bapil?Merokok di depan anak<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/effb1ca523edd7c74559baa5c8f549ef_1677660906639.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-01T013015.646.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Apakah salah satu dari MomDad adalah perokok? Jika iya, hindari si Kecil dari paparan asap rokok. anak dapat menjadi second-hand smoker atau third-hand smoker yang berasal dari polutan asap rokok yang menempel pada permukaan benda, seperti rambut, furniture, pakaian, kacamata, dan lain-lain. Pada anak, menghirup asap rokok dapat menyebabkan infeksi telinga, infeksi paru-paru (seperti pneumonia), serangan asma, batuk, sakit tenggorokan, dan bersin. [1]Tidak mencuci tangan<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/ea28aebed7c0137ab8d8f26bacb54c68_1677660917091.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-01T012833.198.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Mencuci tangan merupakan kebiasaan baik yang dapat berperan sebagai pertahanan pertama melawan penyebaran banyak penyakit. Mulai dari flu biasa hingga infeksi yang lebih serius, seperti meningitis, bronkiolitis, flu, hepatitis A, dan diare. Ketika anak tidak mencuci tangan, khususnya saat sedang bapil, mereka dapat terinfeksi hanya dengan menyentuh mata, hidung, atau mulut.[2] Terlebih, anak yang bapil, kemungkinan akan lebih sering menyentuh area mulut atau hidung saat mereka batuk atau bersin.Bersin atau batuk ke tisu atau siku<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1425b9519fd1052909a65fbed8fd18390_1677660936409.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-01T012742.857.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Saat anak bersin atau batuk, MomDad mungkin memintanya untuk menutup hidung atau mulutnya menggunakan tisu atau siku. Namun, hal ini nyatanya dapat membuat virus atau kuman menyebar melalui udara. Sebaiknya, ajarkan si Kecil untuk menutup hidung atau mulutnya menggunakan tangan. Kemudian, minta si Kecil agar segera mencuci tangan setelah ia bersin ataupun batuk.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/5a9acfd21c103792e8e918101610cc14810c_1677660960793.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-01T155058.787.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Well, jika si Kecil mengalami hidung tersumbat, MomDad bisa mencoba menggunakan essential oil yang praktis agar si Kecil merasa lebih nyaman. MyBestie, ahlinya essential oil untuk anak dan bayiberbentuk roll on dandiformulasikan dari bahan alami serta memiliki sertifikasi BPOM dan sertifikasi halal, sehingga diklaim aman digunakan untuk anak. Pilih varian MyBestie Pingu yang dapat membantu melegakan hidung tersumbat dan meringankan saluran pernapasan, memberikan efek menenangkan, menghangatkan badan, mengurangi sakit kepala, serta melembapkan kulit.Nah, MomDad bisa mendapatkan MyBestie di <a class="e-rte-anchor" href="https://bit.ly/3U6gwhQ" title="https://bit.ly/3U6gwhQ" target="_blank">Shopee</a> dengan harga promo Rp35.000.Memberikan makanan berbahan susu<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/95e10f23e935135a4ebc58c24f2283fb8_1677661000026.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-01T012627.939.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Produk susu mengandung protein hewani, yang bisa memperberat gejala bagi anak yang sedang bapil. Pasalnya, anak mungkin mengalami peningkatan sekresi lendir, yang menyebabkan obstruksi jalan napas, sehingga dapat memperburuk kondisi anak.Oleh karena itu, MomDad sebaiknya tidak memberikan produk susu, seperti keju dan es krim kepada si Kecil saat bapil untuk menghindari produksi lendir. Namun, ASI dan susu formula pengecualian. Jika si Kecil masih membutuhkan ASI eksklusif, tingkatkan jumlah ASI dan jumlah menyusu per hari. Jika si Kecil sudah memasuki masa MPASI bertekstur padat, sebaiknya berikan ia pengganti nutrisi tambahan seperti bubur atau sup.Saling berbagi<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/1de110101d0ec03e6b2e30048c2dc6969_1677661013849.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-03-01T012453.307.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Transmisi kuman atau virus dapat terjadi ketika anak yang sedang mengalami bapil menggunakan peralatan makan, minum, atau handuk yang sama dengan orang lain. Pastikan agar anak memiliki peralatan makan masing-masing untuk mencegah penularan batuk-pilek antar anak di sekolah atau tempat penitipan anak atau acara keluarga.Nah, itu dia 5 kebiasaan buruk yang mungkin tidak MomDad sadari bisa memperburuk kondisi si Kecil saat bapil. Yuk, hindari melakukan 5 hal di atas agar bapil si Kecil bisa cepat membaik.Referensi:<ol><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/secondhand-smoke.html" title="https://kidshealth.org/en/parents/secondhand-smoke.html">https://kidshealth.org/en/parents/secondhand-smoke.html </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/hand-washing.html" title="https://kidshealth.org/en/parents/hand-washing.html">https://kidshealth.org/en/parents/hand-washing.html</a></li></ol>

Hindari 5 Kebiasaan Ini saat Anak Bapil!

hindari-5-kebiasaan-ini-saat-anak-bapil--1677820389808

Daya tahan tubuh anak dengan orang dewasa berbeda. Umumnya, anak rentan alami berbagai penyakit karena sistem imunnya belum sekuat orang dewasa. Untuk menjaga si Kecil agar nggak gampang sakit, MomDad bisa melakukan berbagai pencegahan dengan cara berikut.Gejala anak sakit terinfeksi virus<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/a34182bacabb872a797fa16158b259e1_1677577981238.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-02-28T162056.668.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Anak dengan sistem imun yang belum sekuat orang dewasa, rentan terinfeksi oleh virus. Nggak heran, anak-anak kerap mengalami gangguan kesehatan, seperti: [5]<ul><li style="text-align: justify;">Hidung tersumbat atau berair</li><li style="text-align: justify;">Mata merah dan berair</li><li style="text-align: justify;">Sakit tenggorokan</li><li style="text-align: justify;">Demam</li><li style="text-align: justify;">Ruam yang memutih atau memucat</li><li style="text-align: justify;">Batuk atau bersin</li><li style="text-align: justify;">Muntah dan/atau diare</li><li style="text-align: justify;">Ingin tidur lebih banyak atau lesu</li><li style="text-align: justify;">Tidak mau makan</li></ul>Sebagian besar virus yang ringan pada anak-anak atau bayi di bawah usia tiga bulan dapat menjadi sangat parah dan berkembang dengan cepat, sehingga perlu diperiksa oleh dokter atau penanganan secara medis.Tips agar anak nggak gampang sakit<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/040277228aee82a1df107bd8bae2f15e_1677578124952.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-02-28T162232.188.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Biar anak nggak gampang sakit dan daya tahan tubuhnnya tetap terjaga, MomDad dapat melakukan tips berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Hindari paparan kuman dan virus</li></ul>Penyakit yang paling sering dialami anak umumnya adalah batuk pilek yang disebabkan oleh virus. Virus penyebab anak batuk pilek atau selesma sangat banyak, bahkan mencapai 200 jenis. Seorang balita umumnya dapat terjangkit batuk pilek sebanyak 7-8 kali per tahunnya, dan gejalanya dapat berlangsung selama 14 hari atau lebih. [5]Oleh sebab itu, untuk menjaga anak agar terhindar dari paparan kuman dan virus, MomDad bisa mengajarkan dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan, menerapkan etika ketika bersin dan batuk, dan juga mengenakan masker.<ul><li style="text-align: justify;">Lengkapi imunisasi</li></ul>Rekomendasi pemberian imunisasi untuk usia tertentu merupakan hasil dari penelitian dan pertimbangan epidemiologi terkait penyakit, misalnya imunisasi Rotavirus diberikan untuk bayi berusia 2 bulan, karena infeksi rotavirus penyebab diare sering terjadi pada usia tersebut dan manifestasi beratnya akan lebih fatal jika terjadi infeksi alamiah pada bayi yang usianya lebih muda.Selain itu, keterlambatan imunisasi (meskipun pada akhirnya dapat dikejar), menempatkan seorang anak berisiko lebih tinggi terkena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), dan apabila sampai terkena penyakit tersebut maka gejalanya dapat menjadi lebih berat).<ul><li style="text-align: justify;">Menjaga daya tahan tubuh</li></ul>Anak di bawah usia 7 tahun memiliki sistem kekebalan yang masih berkembang. Seorang anak balita dapat mengalami infeksi virus sekitar 7-8 kali per tahun, 5-6 kali per tahun untuk anak usia sekolah, dan kira-kira 4 kali per tahun untuk remaja dan dewasa.Oleh karena itu, selain menerapkan pola hidup bersih dan sehat, MomDad juga harus memenuhi nutrisi anak yang cukup, aktivitas fisik sesuai usia, tidur yang cukup dan berkualitas, agar dapat menjaga daya tahan tubuh si kecil agar lebih tidak mudah sakit.<ul><li style="text-align: justify;">Penuhi kebutuhan nutrisi</li></ul>Anak yang memiliki masalah nutrisi atau pertumbuhan dapat memiliki kekebalan tubuh yang lebih rendah sehingga lebih mudah terjangkit virus dan bakteri atau kuman lainnya. Malnutrisi dapat menyebabkan kegagalan tubuh memproduksi antibodi, mengganggu kerja sel imun, mengganggu fungsi proteksi saluran cerna (gut barrier), menurunkan sekresi zat kimia protektif tubuh.<ul><li style="text-align: justify;">Mencukupkan kebutuhan vitamin D harian</li></ul>Kecukupan Vitamin D telah dihubungkan dengan kesehatan musculoskeletal, kekebalan tubuh, dan penurunan risiko penyakit autoimun. Untuk mencukupkan vitamin D, dapat diberikan suplementasi Vitamin D dengan dosis 400 IU untuk anak &lt; 1 tahun, 600 IU untuk anak &gt; 1 tahun. [2]Selain tips di atas, MomDad juga harus rutin, ya memeriksakan kesehatan anak ke dokter atau konsultasi di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="text-decoration-line: underline; background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>Referensi:<ol><li style="text-align: justify;">Rytter MJ, Kolte L, Briend A, Friis H, Christensen VB. The immune system in children with malnutrition--a systematic review. PLoS One. 2014 Aug 25;9(8):e105017. doi: 10.1371/journal.pone.0105017. PMID: 25153531; PMCID: PMC4143239</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perlukah-suplemen-vitamin-d" title="https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perlukah-suplemen-vitamin-d">https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perlukah-suplemen-vitamin-d </a></li><li style="text-align: justify;">Mailhot G, White JH. Vitamin D and Immunity in Infants and Children. Nutrients. 2020 Apr 27;12(5):1233. doi: 10.3390/nu12051233. PMID: 32349265; PMCID: PMC7282029</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/kids/colds/" title="https://kidshealth.org/kids/colds/">https://kidshealth.org/kids/colds/ </a></li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://mcpress.mayoclinic.org/parenting/the-constant-cold-why-kids-are-always-sick-and-what-to-do-about-it/" title="" target="_blank">https://mcpress.mayoclinic.org/parenting/the-constant-cold-why-kids-are-always-sick-and-what-to-do-about-it/</a></li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/viral_illnesses/#:~:text=It%20is%20common%20for%20healthy,are%20sick%20all%20the%20time" title="https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/viral_illnesses/#:~:text=It%20is%20common%20for%20healthy,are%20sick%20all%20the%20time">https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/viral_illnesses/#:~:text=It%20is%20common%20for%20healthy,are%20sick%20all%20the%20time </a></li></ol>