MomDad, tau gak? Kalau anak sering haus dan buang air kecil, terus banyak makan tapi berat badannya justru turun, ternyata bisa berisiko alami diabetes, lho! 🎂🍭🍦🚫Sebagai orang tua, penting bagi kita untuk mengenali berbagai risiko serta gejala diabetes pada anak agar kondisi ini tidak terlambat ditangani oleh dokter.Btw, MomDad udah pada tau belum kalai diabetes itu juga ada tipe-tipenya, lho. Nah, untuk mengetahui serta membedakannya, yuk, kita saksikan bersama&nbsp;✨Waspada Anak Alami Diabetes Tipe 1 &amp; Kenali Gejalanya✨&nbsp;bersama dr. Faisal, Sp.A, M.Kes &amp; dr. Kanya Ayu, Sp.A

Waspada Anak Alami Diabetes Tipe 1 & Kenali Gejalanya

waspada-anak-alami-diabetes-tipe-1---kenali-gejalanya

Diare bisa terjadi kapan saja dan pada siapa saja, termasuk pada Mom yang sedang dalam masa menyusui. Meskipun diare umumnya berlangsung ringan dan dalam waktu yang tidak lama, namun sebagai ibu menyusui, tentu Mom khawatir apakah diarenya berpengaruh pada kondisi bayi.Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai diare pada busui dan cara tepat penanganannya, yuk simak artikel ini sampai selesai!Penyebab diare pada busui<img src="https://storage.primaku.com/editor/1668573778745-f3a8bf2d.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1331016391-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Diare dapat terjadi akibat keracunan makanan atau virus. Busui yang makan makanan tercemar dapat mengalami BAB cair yang disertai dengan nyeri perut, demam, dan sakit kepala.Apabila bayi mengonsumsi makanan tercemar yang sama, maka bayi juga dapat mengalami diare. Bila bayi masih mendapatkan ASI eksklusif, kecil kemungkinan bayi tertular diare. Tentu saja ibu diharapkan menjaga kebersihan tangan sebelum menyusui si Kecil.Gejala diare pada busui<img src="https://storage.primaku.com/editor/1668573852892-fc872ee3.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1387882496-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pada dasarnya gejala diare pada busui sama dengan gejala diare pada umumnya. Kondisi ini bisa membuat Mom bolak balik ke kamar mandi untuk BAB. Feses yang keluar pada umumnya juga berbentuk cair dan berbau.&nbsp;Pada kasus yang berat, diare juga dapat menimbulkan gejala seperti dehidrasi, darah pada feses, berat badan menurun, dan menggigil. Jika diare tidak membaik dalam 2 atau 3 hari sebaiknya Mom langsung mengunjungi dokter, ya. Pemeriksaan dokter akan sangat membantu menentukan pengobatan diare yang tepat.Cara penanganan tepat bagi busui yang diare<img src="https://storage.primaku.com/editor/1668573835499-b202d4e4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1167529091-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Untuk diare yang tidak parah, dapat dilakukan pengobatan rumahan. Mom bisa mencoba beberapa hal berikut ini di rumah jika diare yang berlangsung tidak sampai tiga hari.Mom dapat minum air putih untuk menghidrasi tubuh. Diare membuat cairan tubuh hilang. Busui memerlukan banyak cairan karena dia harus memproduksi ASI. Selain itu, Mom bisa meminum larutan rehidrasi oral yang dijual bebas. Hal tersebut tidak menghentikan diare namun mencegah ibu mengalami dehidrasi yang dapat mengurangi produksi ASI. Obat diare yang dijual bebas dan aman dikonsumsi busui adalah karbon aktif dan loperamide. Loperamide tidak diserap oleh usus dan hanya bekerja pada saluran cerna sehingga jumlahnya di dalam ASI hampir tidak ada.Amankah untuk tetap menyusui?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1668573757901-56bab739.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-464376075-612x612 (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Tentu saja Mom tetap aman untuk menyusui. Ibu menyusui yang sedang diare akan memberikan antibodi kepada bayinya sehingga membantu mengurangi risiko bayi terinfeksi.&nbsp;Nah, itu lah beberapa hal mengenai diare pada busui. Jika diare yang dialami Mom tidak kunjung membaik, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter, ya.&nbsp;Apabila punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil, MomDad dapat tanyakan pada ahli di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>.&nbsp;Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak, lho.Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD

Penanganan Tepat Diare bagi Ibu Menyusui

penanganan-tepat-diare-bagi-ibu-menyusui

Pneumonia jangan dianggap enteng!Pneumonia merupakan penyebab kematian Balita terbesar di Indonesia. Pada tahun 2018, diperkirakan sekitar 19.000 anak meninggal dunia akibat pneumonia. Bahkan Estimasi global menunjukkan bahwa setiap satu jam ada 71 anak di Indonesia yang tertular pneumonia[i].“Anak Langganan BatPil, Kapan Harus Curiga Pneumonia?”✅Narasumber: dr. Miza Dito Afrizal, Sp.A, BmedSci, M.Kes✅Moderator: dr. Ucha Merendar Sp.ASumber: UNICEF Indonesia. Lembaga Kesehatan dan Anak Memeringatkan Satu Anak Meninggal Akibat Pneumonia Setiap 39 Detik. 2019.

Anak Langganan BatPil, Kapan Harus Curiga Pneumonia?

anak-langganan-batpil--kapan-harus-curiga-pneumonia-

Ada banyak cara yang bisa MomDad lakukan untuk mengecek kesehatan si Kecil, salah satunya adalah dengan melihat warna urine. Urine atau air kencing atau air pipis merupakan cairan atau limbah cair sisa metabolisme yang dibuang oleh tubuh. Warna urine yang tidak biasa dapat menandakan kondisi kesehatan ginjal. Nah, untuk lebih mengetahui mengenai arti warna urine, yuk simak penjelasan di bawah!Warna urine dan artinya bagi kesehatan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1668400177400-8a511919.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1177216036-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Warna urine dapat tergantung pada banyaknya jumlah asupan cairan anak, sehingga warna urine juga dapat memberikan informasi mengenai status hidrasi tubuh. Di samping itu, perubahan warna urine juga bisa menjadi tanda suatu penyakit.Umumnya, urine normal akan berwarna jernih, kuning keemasan, hingga kuning pekat. Makin banyak anak minum, warna urinenya akan semakin jernih karena air dapat mengencerkan pigmen kuning pada urine. Namun, apabila anak kekurangan cairan, warna urine akan semakin pekat.Berikut ini adalah berbagai macam warna urine dan artinya bagi kesehatan yang perlu MomDad ketahui, di antaranya:<ul><li style="text-align: justify;">Urine berwarna merah atau pink</li></ul>Urine yang berwarna merah atau pink biasanya disebabkan oleh adanya darah di dalam urine. Adanya darah dalam urine mungkin disebabkan oleh infeksi saluran kemih, batu ginjal, atau batu saluran kencing, anak berolahraga berat, makanan (bit), atau obat-obatan.<ul><li style="text-align: justify;">Urine berwarna oranye</li></ul>Urine berwarna oranye disebabkan bisa disebabkan oleh konsumsi obat-obatan (sulfasalazin, kemoterapi), atau adanya masalah pada hati. Dehidrasi yang cukup berat juga dapat membuat urine berwarna oranye.<ul><li style="text-align: justify;">Urine berwarna biru atau hijau</li></ul>Urine berwarna biru atau hijau bisa disebabkan oleh zat pewarna dari obat-obatan untuk pemeriksaan fungsi ginjal dan kandung kemih, atau bisa juga dari obat-obatan golongan sedatif. Kondisi medis bernama familial benign hypercalcemia, adalah suatu kondisi langka yang menyebabkan urine bayi penderita berwarna biru. Urine berwarna hijau juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Pseudomonas.<ul><li style="text-align: justify;">Urine berwarna coklat gelap atau seperti cola</li></ul>Urine yang berwarna coklat gelap atau cola dapat disebabkan oleh warna makanan yang dikonsumsi, obat-obatan (obat antimalarial, metronidazole), kondisi medis (gangguan hati atau ginjal), dan olahraga berat.<ul><li style="text-align: justify;">Urine keruh atau berwarna putih susu</li></ul>Warna keruh atau seperti susu umumnya disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih dan batu ginjal.MomDad perlu memastikan si Kecil terhidrasi dengan baik, sehingga warna urine tetap normal. Apabila si Kecil mengalami kondisi seperti berikut, MomDad perlu membawanya ke ahli, antara lain: <ul><li style="text-align: justify;">Perubahan warna urine yang tidak dapat dijelaskan sebabnya dan tidak kembali menjadi normal seperti biasa.</li><li style="text-align: justify;">Adanya darah di dalam urine walaupun hanya terlihat sekali.</li><li style="text-align: justify;">Urine berwarna cokelat tua disertai feses pucat dan warna kuning pada kulit dan mata.</li><li style="text-align: justify;">Urine merah, merah muda, atau cokelat tua yang tidak disebabkan oleh perubahan makanan atau pemakaian obat-obatan.</li></ul>Jadi, perhatikan dengan baik ya MomDad warna dari urine si Kecil. Jika terdapat salah satu tanda bahaya dari penjelasan di atas, segera berkonsultasi ke dokter supaya cepat mendapatkan penanganan yang tepat.Apabila punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil, MomDad dapat tanyakan pada ahli di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>.&nbsp;Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak, lho. Sumber foto: iStock Sumber referensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urine-color/symptoms-causes/syc-20367333" title="https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urine-color/symptoms-causes/syc-20367333">https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urine-color/symptoms-causes/syc-20367333 </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.webmd.com/urinary-incontinence-oab/truth-about-urine" title="https://www.webmd.com/urinary-incontinence-oab/truth-about-urine">https://www.webmd.com/urinary-incontinence-oab/truth-about-urine </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/normalkah-warna-urine-bayiku" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/normalkah-warna-urine-bayiku">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/normalkah-warna-urine-bayiku</a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Deteksi Kesehatan Ginjal pada Anak dari Warna Urine, Kenali Perbedaannya!

deteksi-kesehatan-ginjal-pada-anak-dari-warna-urine--kenali-perbedaannya-

Belakangan muncul polemik yang menyatakan bahwa BPA atau bisphenol A, senyawa kimia yang digunakan dalam pembuatan plastik polikarbonat (PC), resin epoksi, dan bahan polimer lainnya, dapat memengaruhi kesehatan, termasuk gangguan kesuburan. Namun, benarkah hormon kita bisa terganggu karena paparan BPA? Yuk, kita simak faktanya!Apakah BPA memengaruhi kesuburan?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1667961948207-aedd6c34.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="fertility-still-life-arrangement_23-2149195248.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> BPA umumnya ditemukan dalam kemasan plastik atau kaleng, seperti tempat makan dan minum, hingga mainan. BPA berfungsi untuk memperkuat daya tahan kemasan sehingga dapat digunakan ulang. Selain itu, BPA juga digunakan pada kemasan makanan kaleng. Lapisan plastik yang mengandung BPA pada bagian dalam makanan kaleng berfungsi untuk mencegah karat.Sebagian masyarakat percaya bahwa BPA membawa dampak buruk bagi kesehatan, salah satunya menimbulkan gangguan endokrin atau hormon yang berkaitan dengan kesuburan.Terkait dengan endokrin, dokter spesialis penyakit dalam, dr. Laurentius Aswin Pramono, M-Epid, menyatakan bahwa “pada dasarnya, untuk menimbulkan gangguan metabolisme dan endokrin, <a class="e-rte-anchor" href="https://www.efsa.europa.eu/sites/default/files/corporate_publications/files/factsheetbpa150121.pdf" title="https://www.efsa.europa.eu/sites/default/files/corporate_publications/files/factsheetbpa150121.pdf" target="_blank">butuh kadar yang sangat besar dalam satu waktu bersamaan</a>&nbsp;​[1]. Dalam berbagai review studi, penggunaan bahan kimia dalam keseharian ternyata tidak mampu mencapai ambang yang bisa menyebabkan gangguan fungsi sistem endokrin dan reproduksi dalam tubuh atau endocrine disruption,” jelasnya.Faktor yang memengaruhi kesuburan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1667961928137-1788202b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="flat-lay-fertility-test-spermatozoa_23-2149214338.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Setelah membaca penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa BPA bukan faktor utama yang memengaruhi kesuburan. Umumnya, gangguan kesuburan pada pria dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:<ul><li style="text-align: justify;">Produksi atau fungsi sperma yang tidak normal karena testis yang tidak turun, cacat genetik, masalah kesehatan lain, seperti diabetes, atau infeksi seperti klamidia, gonore, gondok, atau HIV.</li><li style="text-align: justify;">Gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, alkohol, ganja, steroid anabolik, dan minum obat untuk mengobati infeksi bakteri, tekanan darah tinggi, serta depresi juga dapat mempengaruhi kesuburan.</li><li style="text-align: justify;">Sering terpapar udara panas, seperti sinar UV dapat meningkatkan suhu tubuh dan mempengaruhi produksi sperma.</li><li style="text-align: justify;">Gangguan ovulasi, yang mempengaruhi pelepasan sel telur dari ovarium.</li><li style="text-align: justify;">Kelainan rahim atau serviks, termasuk kelainan pada leher rahim, polip dalam rahim atau bentuk rahim.</li><li style="text-align: justify;">Kondisi tubuh yang terlalu gemuk atau kurus dapat mempengaruhi produksi hormon.</li><li style="text-align: justify;">Bertambahnya usia atau mencapai masa menopause yang biasanya terjadi menginjak usia 50 tahun, karena tidak bisa lagi memproduksi sel telur.</li></ul>Nah, itu dia penjelasan mengenai BPA dan kaitannya dengan kesuburan. Jika ingin mendapatkan informasi lain seputar parenting lifestyle, kesehatan, dan tumbuh kembang anak, jangan lupa follow PrimaKu di <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank">Instagram</a> dan <a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@official.primaku" title="https://www.tiktok.com/@official.primaku" target="_blank">TikTok</a>, ya.Sumber foto: iStockReferensi: 1.&nbsp;European Food Safety Authority, 2015Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Pendapat Ahli Soal BPA dan Kaitannya dengan Kesuburan

pendapat-ahli-soal-bpa-dan-kaitannya-dengan-kesuburan

Zat besi sangat dibutuhkan untuk berbagai fungsi tubuh, salah satunya sebagai bahan penting pada pembuatan sel darah merah. Kekurangan zat besi dalam tubuh akan menyebabkan anemia. Bagi yang belum tahu, anemia ada beberapa jenis, salah satunya anemia defisiensi besi (ADB), yakni kurangnya zat besi pada tubuh. Lantas, apa dampaknya jika ADB terjadi pada anak? Yuk, kita bahas bersama!ADB pada anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1667614930542-482ae90e.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="cerelac sub judul_1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Menurut Literatur dari Nestlé, 1 dari 2 anak di Indonesia terkena anemia, yang mayoritas disebabkan karena defisiensi besi. ADB memengaruhi banyak hal, salah satunya kecerdasan anak. Sel darah merah berfungsi mengantarkan oksigen ke seluruh organ tubuh termasuk otak sehingga penderita anemia relatif kurang terpenuhi oksigennya. <a class="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisiensi-besi-pada-bayi-dan-anak" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisiensi-besi-pada-bayi-dan-anak" target="_blank">Zat besi juga sangat berperan penting dalam mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan pertumbuhan seorang bayi</a>.Perlu diketahui, bayi dan anak merupakan golongan yang rentan mengalami ADB karena berbagai hal, di antaranya akibat kebutuhan tubuh akan zat besi yang meningkat seiring dengan percepatan pertumbuhan badan dan asupan zat besi dari makanan tidak cukup.Dampak kurang zat besi pada fungsi kognitifSaat berusia kurang dari 6 bulan, si Kecil masih memiliki cadangan zat besi yang cukup dari masa trimester terakhir kehamilan, serta ASI. Namun, ketika sudah berusia 6 bulan ke atas, si Kecil tumbuh begitu cepat sehingga berisiko kekurangan zat besi.Apabila bayi mengalami anemia defisiensi, maka dapat berdampak pada kegiatan fisik, seperti lari, melompat, atau melukis, serta skala perkembangan mental.Cara mencegah ADB<img src="https://storage.primaku.com/editor/1667614924271-edd8d9a5.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="cerelac sub judul_2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Cara sederhana mencegah ADB adalah dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi. Lalu, usahakan si Kecil mendapatkan ASI eksklusif. Psst, pemberian tambahan zat besi juga dianjurkan sejak bayi sampai usia remaja, guna mencegah anemia, lho. Sementara itu, studi yang dikembangkan oleh Nestlé menganjurkan untuk menggunakan MPASI fortifikasi 1 - 2 kali per-hari untuk bantu penuhi kebutuhan zat besi harian si Kecil.Zat besi dapat ditemukan dari makanan hewani, melalui hati ayam, daging merah seperti daging sapi, daging bebek, daging kambing, ikan kakap, ikan mujahir, dan kuning telur. Sementara pada sumber nabati, zat besi bisa MomDad dapatkan dari jagung, sayuran berdaun hijau seperti selada air, kangkung, brokoli, bayam hijau, buncis, dan kacang-kacangan. Oh iya, dibandingkan protein nabati, zat besi pada protein hewani ternyata lebih mudah diserap oleh tubuh, lho. Tak ketinggalan, dalam proses pengolahan bahan makanan, sangat perlu diperhatikan pengolahan yang baik dan benar, sehingga kandungan zat besi di dalamnya tidak berkurang.<img src="https://storage.primaku.com/editor/1667614950989-8a2ff85f.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="[CERELAC]_-_IGF_KV_Emotional_Beef.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Sebagai opsi tambahan yang praktis, MomDad juga dapat memenuhi kebutuhan zat besi si Kecil dengan memberikannya Nestlé CERELAC Homestyle Tim Daging Sayur yang merupakan bubur MPASI bergizi yang terinspirasi dari masakan Mom dan cocok untuk si Kecil yang sedang belajar mengunyah. Mampu melengkapi momen naik tekstur si Kecil, Nestlé CERELAC Homestyle Tim Daging Sayur memiliki zat besi sebanyak 4 mg/sajian. MPASI fortifikasi ini juga mengandung protein, 10 vitamin dan 5 mineral, serta omega 3 dan 6 yang memiliki tekstur pas untuk usia 8 bulan ke atas. Jika tertarik, MomDad bisa menemukan produk dengan rasa gurih dan nikmat ini di minimarket, supermarket, dan e-commerce.Disclaimer:BACA LABEL SEBELUM MEMBELIBACA PERINGATAN PADA LABELReferensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.mdpi.com/1660-4601/19/9/5416," title="https://www.mdpi.com/1660-4601/19/9/5416,">https://www.mdpi.com/1660-4601/19/9/5416, </a>this study is supported by Nestlé</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.researchgate.net/publication/312260038_Gangguan_Kognitif_pada_Anemia_Defisiensi_Besi" title="https://www.researchgate.net/publication/312260038_Gangguan_Kognitif_pada_Anemia_Defisiensi_Besi">https://www.researchgate.net/publication/312260038_Gangguan_Kognitif_pada_Anemia_Defisiensi_Besi </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi</a></li></ul>Sumber foto: FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Pentingnya Penuhi Zat Besi di Masa MPASI si Kecil

pentingnya-penuhi-zat-besi-di-masa-mpasi-si-kecil

Bayi yang menggunakan popok sepanjang waktu, sering kali mengalami ruam popok atau diaper rash. Ruam popok terjadi karena kulit terus menerus bergesekan dengan popok yang basah karena menampung urine bayi. Umumnya, bayi mengalami ruam di sekitar bokong, paha, atau lipatan paha.&nbsp;Kondisi ini kerap terjadi meskipun MomDad sudah membersihkan bokong dan mengganti popok secara teratur. Salah satu cara yang bisa mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan krim anti ruam popok. Namun, MomDad perlu jeli memilihkan krim tersebut agar tetap efektif mengatasi masalah kulit ini. Yuk, simak beberapa tipsnya!Perhatikan kandungan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1667535321192-8a1c8d98.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1058226224-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Krim anti ruam popok biasanya diberikan saat bayi sudah mengalami masalah kulit tersebut. Padahal, Mom dianjurkan untuk mengoleskan krim tersebut setiap ganti popok, lho. Nah, untuk memilih krim yang tepat MomDad perlu memilih mana yang efektif melindungi kulit bayi.&nbsp;Terdapat dua jenis krim ruam, yaitu produk berbasis petroleum dan produk berbasis zink. Krim berbasis petroleum cukup untuk mengatasi ruam ringan, namun bila ruam cenderung berat, lebih baik gunakan krim berbasis zink oksida.Hindari penggunaan produk yang mengandung kamfer, fenol, baking soda, salisilat atau difenhidramin karena dapat bersifat toksik bagi bayi. Produk dengan pewangi juga tidak direkomendasikan karena dapat menyebabkan iritasi.MomDad juga bisa memilih krim yang mengandung antibakteri agar bisa melindungi kulit bayi dari gesekan popok, kotoran, dan bakteri. Nah, akan lebih baik juga jika MomDad memilih produk yang berasal dari bahan-bahan alami.&nbsp;&nbsp;Cara pengaplikasian yang tepat<img src="https://storage.primaku.com/editor/1667535334375-3c198925.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1301315402-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Di negara tropis yang lembap, penggunaan popok yang menampung urine memang tidak selalu dianjurkan digunakan secara rutin, karena banyak bayi yang kulitnya sangat rentan terhadap kelembapan, sehingga sangat mudah mengalami ruam popok. Namun, apabila si Kecil mengalami ruam popok,&nbsp;MomDad bisa mengoleskan krim setiap kali mengganti popok. Krim ini berfungsi sebagai pelindung yang melapisi kulit dari gesekan popok. Nah, berikut beberapa cara pengaplikasian yang tepat:<ul><li style="text-align: justify;">Bersihkan area bokong dengan sabun yang tidak mengandung pewangi</li><li style="text-align: justify;">Keringkan kulit hingga benar-benar kering</li><li style="text-align: justify;">Oleskan krim tipis-tipis namun meliputi seluruh area yang mengalami ruam</li><li style="text-align: justify;">Sering-seringlah mengganti popok bayi</li><li style="text-align: justify;">Tidak perlu membersihkan krim sebelum mengganti popok</li><li style="text-align: justify;">Tunggulah 1-2 menit sampai area ruam benar-benar kering sebelum memakaikan popok kembali</li><li style="text-align: justify;">Krim ruam popok bisa digunakan 2-3 kali per hari atau setiap bayi digantikan popok. Pastikan kulit bayi benar-benar kering sebelum mengoleskan krim dan memakaikan popok kembali, sebab daerah lembab memicu pertumbuhan bakteri.</li></ul>Nah, itu dia beberapa cara memilih krim ruam popok dan cara pengaplikasiannya. Sesekali, MomDad boleh lho membiarkan si Kecil tidak menggunakan popok agar kulitnya bisa bebas ‘bernapas’.Apabila punya pertanyaan atau rekomendasi seputar krim untuk ruam popok, MomDad bisa&nbsp;share&nbsp;ke orang tua lainnya di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/produk-rekomendasi" title="https://primaku.page.link/produk-rekomendasi" target="_blank">Forum Produk Rekomendasi</a>.&nbsp;Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho!Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Si Kecil Alami Ruam Popok? Ini Tips Memilih Krim yang Tepat!

si-kecil-alami-ruam-popok--ini-tips-memilih-krim-yang-tepat-

TB atau tuberkulosis tak hanya diderita oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Bahkan, saat ini ada lebih dari 500 ribu kasus TB pada anak di seluruh dunia. Di artikel sebelumnya, PrimaKu sudah membahas mengenai penyebab TB pada anak dan beberapa gejalanya. Karena itu, kali ini PrimaKu akan membahas mengenai kapan MomDad harus curiga anak terkena TB dan bagaimana pencegahannya.Kapan harus curiga anak terkena TB?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1667456526977-e4a0c28b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="boy-with-mask-posing-white-background.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Seperti yang sudah disebutkan pada artikel sebelumnya, ada beberapa gejala TB pada anak yang perlu diwaspadai. Namun, gejala-gejala tersebut sangat tidak spesifik. Meskipun begitu, MomDad tetap arus curiga jika terhadap kemungkinan anak terkena TB. Karena itu, MomDad harus membawa anak ke dokter untuk dilakukan evaluasi TB, jika ditemukan beberapa gejala seperti berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Ada anggota keluarga atau orang serumah yang menderita TB aktif (sakit TB) baik sudah atau sedang berobat ataupun belum diobati.</li><li style="text-align: justify;">Bergejala (<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/TG86" title="https://primaku.page.link/TG86" target="_blank">lihat artikel sebelumnya</a>) dan terutama tinggal di pemukiman padat penduduk, walaupun tidak ada kontak TB yang jelas pada keluarga inti.</li><li style="text-align: justify;">Memiliki keluhan demam dan batuk tidak kunjung sembuh meskipun anak sudah dibawa berobat berkali-kali, serta sudah diberikan terapi standar.</li><li style="text-align: justify;">Memiliki anggota keluarga yang terdiagnosis HIV (human immunodeficiency virus), baik ayah maupun ibu.</li></ul>Untuk mengetahui apakah anak benar terkena TB atau tidak, berikut beberapa pemeriksaan yang perlu dijalani:<ul><li style="text-align: justify;">Mantoux test</li><li style="text-align: justify;">Rontgen dada</li><li style="text-align: justify;">IGRA (interferon gamma release assay)</li></ul>Catatan: yang perlu diingat oleh orang tua adalah gejala TB pada anak seringkali tidak khas, dan dokter dapat meminta beberapa pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis TBC.Pengobatan bergantung pada organ yang terkena, maka rejimen pengobatan TB pada anak berbeda-beda. Jika yang terkena adalah paru-paru, maka obat anti tuberkulosis (OAT) akan diberikan kepada anak selama total 6 bulan. Penting diingat bahwa OAT harus diminum terus menerus selama 6 bulan, untuk mencegah terjadinya resistensi OAT (kuman kebal terhadap obat).Upaya pencegahan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1667456592576-b680e117.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1367828305-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pengobatan TB memang membutuhkan waktu yang panjang. Karena itu, lebih baik mencegah daripada mengobati. Ada beberapa cara yang bisa MomDad lakukan sejak dini, salah satunya menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan rumah. Ajarkan juga anak untuk selalu:<ul><li style="text-align: justify;">Mencuci tangan sesering mungkin</li><li style="text-align: justify;">Menutup hidup dan mulut saat batuk atau bersin menggunakan tisu atau bagian dalam siku</li><li style="text-align: justify;">Menggunakan peralatan makan atau minum dan benda-benda pribadi yang berbeda antar anggota keluarga</li><li style="text-align: justify;">Jangan lupa juga untuk selalu membuka jendela rumah atau kamar untuk memastikan sirkulasi dan ventilasi udara yang baik.</li></ul>Yuk, terapkan tips di atas agar si Kecil senantiasa terhindar dari segala penyakit, termasuk tuberkulosis!MomDad punya pertanyaan seputar kondisi si Kecil? Yuk, tanyakan pada ahli di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" title="https://primaku.page.link/topic-tanya-dokter" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Tanya Dokter</a>!&nbsp;Pertanyaan MomDad akan dijawab langsung oleh dokter spesialis anak, lho. Sumber foto: iStockArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Waspada Anak Alami Diabetes Tipe 1 & Kenali Gejalanya

Waspada Anak Alami Diabetes Tipe 1 & Kenali Gejalanya

Penanganan Tepat Diare bagi Ibu Menyusui

Penanganan Tepat Diare bagi Ibu Menyusui

Anak Langganan BatPil, Kapan Harus Curiga Pneumonia?

Anak Langganan BatPil, Kapan Harus Curiga Pneumonia?

Deteksi Kesehatan Ginjal pada Anak dari Warna Urine, Kenali Perbedaannya!

Deteksi Kesehatan Ginjal pada Anak dari Warna Urine, Kenali Perbedaannya!

Pendapat Ahli Soal BPA dan Kaitannya dengan Kesuburan

Pendapat Ahli Soal BPA dan Kaitannya dengan Kesuburan

Pentingnya Penuhi Zat Besi di Masa MPASI si Kecil

Pentingnya Penuhi Zat Besi di Masa MPASI si Kecil

Si Kecil Alami Ruam Popok? Ini Tips Memilih Krim yang Tepat!

Si Kecil Alami Ruam Popok? Ini Tips Memilih Krim yang Tepat!

Langkah Sederhana untuk Cegah Tuberkulosis pada Anak

Langkah Sederhana untuk Cegah Tuberkulosis pada Anak