Belekan atau kotoran pada sudut mata sering dialami bayi baru lahir sejak hari-hari hingga minggu pertama usianya. Belekan yang terjadi bisa mengenai satu atau kedua mata sekaligus. Mata tampak lengket, diikuti warna belek yang kuning. Air mata sering tampak menetes dan kelopak mata tampak sembab namun tanpa diikuti oleh kemerahan pada bagian putih mata atau konjunctiva serta belekan seperti nanah. Keadaan ini disebabkan karena adanya sumbatan pada saluran atau duktus nasolakrimalis yang normalnya berfungsi mengalirkan air mata dari sudut bola mata ke hidung yang kemudian akan menguap seiring dengan udara pernapasan yang mengaliri hidung. Jika terjadi sumbatan, maka air mata tidak dapat dialirkan ke hidung dan menggenang atau menumpuk pada mata, membuat mata tampak sembab, air mata menetes, atau kemudian mengering dan bercampur dengan sekret atau kotoran yang larut pada air mata dan membuat mata belekan. Untuk menghindari terjadinya infeksi mata yang ditandai dengan mata kemerahan dan nanah, maka pada bayi baru lahir pemberian salep atau tetes mata seperti eritromisin sangatlah penting.Penyebab utamanya adalah karena katup Hasner pada saluran air mata yang gagal membuka secara normal pada saat kelahiran. Sekitar 5% bayi baru lahir mengalami sumbatan pada satu atau kedua mata, namun hampir 90% dapat sembuh sendiri pada usia 1 tahun.1 Survei yang dilakukan oleh para ahli mata di dunia menunjukkan bahwa sekitar 64% dari mereka memakai teknik pemijatan ringan pada sudut bola mata hingga ke pangkal hidung sebagai penanganan awal terhadap kasus-kasus dengan sumbatan duktus nasolakrimalis sampai pasien berusia 1 tahun, dan tindakan invasif/operasi dengan memakai probe/alat yang dimasukkan ke dalam saluran lacrimalis dilakukan oleh 70,8% dokter mata pada pasien dengan keluhan menetap hingga usia diatas 1 tahun.2 Pemijatan ringan pada sudut bola mata hingga ke pangkal hidung dapat dilakukan secara rutin hingga gejala menghilang. Jika terdapat infeksi sekunder oleh bakteri atau diperberat dengan gejala infeksi saluran napas seperti flu, penggunaan obat tetes mata atau salep dapat diberikan, namun tetes atau salep mata tidak membuka sumbatan yang ada. Kelainan lain yang juga menyebabkan sumbatan pada ductus nasolacrimalis salah satunya adalah congenital dacryoceleatau bengkak pada sudut mata akibat tidak terbentuknya kantong cairan mata/lacrimal sejak lahir, namun khas ditandai dengan benjolan atau bengkak kebiruan pada sudut mata hingga ke pangkal hidung yang kadang dapat mengeluarkan nanah.Daftar Pustaka: <ul><li>Nasolacrimal Duct Obstruction. Diunduh dari http://www.aapos.org. Diakses pada tanggal 8 April 2016. </li><li>Schellini SA, Ariki CT, Sousa RL, Weil D, Padovani CR. Management of congenital nasolacrimal duct obstruction—latin American study. Ophthal Plast Reconstr Surg. 2013 Sep-Oct;29(5):389-92. </li><li>Schnall BM. Pediatric nasolacrimal duct obstruction. Curr Opin Opthamol. 2013 Sep;24(5):421-4. </li></ul> Penulis : Dr. Fransiska Farah, Sp.A, M.Kes Reviewer : Dr. Rosalina Dewi Roeslani, Sp.A(K) Ikatan Dokter Anak Indonesia

Belekan pada bayi baru lahir, normalkah?

belekan-pada-bayi-baru-lahir--normalkah-

<div id="idai-content"> Apa itu Hepatitis?<ul><li>Hepatitis adalah proses peradangan pada hati. </li><li>Hepatitis dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin, gangguan metabolik, maupun kelainan autoimun. </li><li>Penyebab utama hepatitis adalah infeksi virus. </li></ul>Apa itu Virus Hepatitis?<ul><li>Virus hepatitis hanya menginfeksi hati, tidak pernah ke organ lain. </li><li>Dengan kemajuan di bidang biologi-molekuler telah dapat diidentifikasi sedikitnya 6 virus penyebab utama hepatitis, yaitu A, B, C, D, E, dan G. </li><li>Anak yang menderita hepatitis A tidak akan berubah menjadi hepatitis B, C, D dan selanjutnya, karena masing-masing virus sangat berbeda dan tidak dapat berubah menjadi virus lain. </li></ul>Baca juga :&nbsp;Menyusui pada Ibu penderita Hepatitis BApa itu Hepatitis B?<ul><li>Hepatitis B adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B. </li><li>Hepatitis B paling ditakutkan karena dapat menjadi kronik. </li><li>Hepatitis virus B kronik merupakan infeksi virus hepatitis B yang menetap paling sedikit selama 6 bulan. </li><li>Penderita Hepatitis B kronik merupakan sumber penularan utama. </li><li>Resiko menjadi kronik sangat tinggi (90%) bila infeksi tersebut didapat saat bayi. </li><li>Penularan pada bayi didapat dari ibu pembawa hepatitis B kronik, yang disebut sebagai transmisi vertikal. </li><li>Transmisi vertikal dapat terjadi saat intrauterin, intrapartum atau setelah lahir, tetapi sebagian besar transmisi vertikal tersebut terjadi intrapartum. </li></ul>Angka Kejadian Hepatitis B<ul><li>Hepatitis B ini bersifat endemis di seluruh dunia terutama Asia Tenggara termasuk Indonesia. </li><li>Prevalens di Indonesia berkisar 3-20% dan diduga sebagian besar terinfeksi melalui transmisi vertikal.&nbsp; </li></ul>Baca juga :&nbsp;Air Susu Ibu dan Pengendalian InfeksiPerjalanan Penyakit Hepatitis BApa Gejala Hepatitis B Kronik?<ul><li>70% anak yang terinfeksi hepatitis B akut tidak ada gejala. </li><li>Anak dapat terjangkit tetapi tidak mengetahuinya. </li><li>Hepatitis B kronik pada anak umumnya tidak menimbulkan gejala, kadang hanya timbul mual atau lesu. </li></ul>Siapa yang Berisiko Terkena Hepatitis B?<ul><li>Transfusi </li><li>Cuci darah </li><li>Tertusuk jarum suntik </li><li>Petugas medis </li><li>Petugas laboratorium </li><li>Alat cukur bersama </li><li>Akunpuntur </li><li>Tindik </li><li>Narkoba suntik </li><li>Pemadam kebakaran </li><li>Pasangan penderita hepatitis B </li><li>Tato </li></ul>Baca juga :&nbsp;Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahayaBagaimana Mencegah Hepatitis B?<ul><li>Uji tapis donor darah terhadap virus hepatitis B </li><li>Sterilisasi alat operasi, alat suntik, peralatan gigi. </li><li>Penggunaan sarung tangan oleh tenaga medis </li><li>Mencegah kemungkinan terjadinya luka kecil yang dapat menjadi tempat masuknya virus seperti pemakaian sikat gigi, sisir, alat pencukur pribadi. </li></ul>Cara Terbaik Mencegah Hepatitis B<ul><li>Memotong transmisi vertikal </li><li>Memberikan vaksinasi hepatitis B sesuai jadwal imunisasi terbaru yang direkomendasikan oleh IDAI dan Kemenkes. </li></ul>Sumber gambar :&nbsp;<a href="http://img.medscapestatic.com/thumbnail_library/dt_160826_hepatitis_b_virus_800x600.jpg?interpolation=lanczos-none&amp;resize=234:160">http://img.medscapestatic.com/thumbnail_library/dt_160826_hepatitis_b_virus_800x600.jpg?interpolation=lanczos-none&amp;resize=234:160</a>Ikatan Dokter Anak Indonesia.Simak artikel lainnya :Bayi Baru Lahir: Apa yang Perlu Diperhatikan? (Bagian I)Bijakkah Periksa Darah Secara Mandiri Ketika Anak Demam ?Susu Formula Alternatif untuk Alergi Susu Sapi&nbsp; </div>