Setiap anak tumbuh dengan kecepatannya sendiri. Namun, jika si Kecil tidak berbicara seperti kebanyakan anak-anak pada usia yang sama, masalahnya mungkin adalah keterlambatan bicara atau speech delay. Keterlambatan bicara dan bahasa terjadi ketika seorang anak tidak mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa pada tingkat yang diharapkan. Ini adalah masalah perkembangan umum yang memengaruhi 10% anak-anak prasekolah.Menurut dr. Lucky Yogasatria, Sp.A melalui <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/p/CuOqKumRz2c/" title="https://www.instagram.com/p/CuOqKumRz2c/" target="_blank">Reels Instagram</a> nya, seorang anak dinilai memiliki keterlambatan bahasa jika perkembangan bicara dan bahasanya secara signifikan berada di bawah milestones anak seusianya.Perlu diketahui bahwa gangguan bahasa terbagi menjadi dua: <ul><li style="text-align: justify;">Gangguan bahasa reseptif, yaitu anak tidak mengerti jika diajak berbicara atau instruksi.</li><li style="text-align: justify;">Gangguan bahasa ekspresif, yaitu anak mengerti perkataan dan instruksi orang lain, tetapi tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata. Biasanya anak hanya akan menunjuk atau menarik seseorang jika ia menginginkan sesuatu.﻿﻿</li></ul><img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/4e6c71c4b5b9e3472977f6a03838d8c10_1694517057349.jpg" class="e-rte-image e-imginline e-resize" alt="Keterlambatan bicara_2.jpg" width="auto" height="auto" style="max-width: 1063px; font-size: 16px; min-width: 0px; min-height: 0px;"> Ada beberapa red flag keterlambatan bicara pada anak sesuai dengan usia yang perlu MomDad ketahui, yaitu:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Usia 6 bulan: Anak tidak menengok ketika dipanggil </li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Usia 9 bulan: Anak tidak ada babbling</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Usia 12 bulan: Anak tidak menunjuk</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Usia 16 bulan: Anak tidak ada kata berarti seperti “mama” atau “papa”</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Usia 2 tahun: Anak tidak mengucapkan kalimat dengan 2 kata seperti “mau makan” atau “buka pintu”</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Usia 3 tahun: Ucapan anak masih sulit dipahami</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Semua umur (pada usia berapa pun): Anak kehilangan kemampuan yang sebelumnya sudah dimiliki</li></ul>Apabila MomDad menyadari anak mengalami gejala di atas, maka segera bawa ke dokter anak agar dapat ditangani segera. Biasanya, dokter akan menyarankan untuk melakukan terapi bahasa.Referensi:<ul><li style="text-align: left;">Is Your Toddler Communicating With You? (Copyright © 2019 American Academy of Pediatrics) <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/Pages/language-delay.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/Pages/language-delay.aspx">https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/Pages/language-delay.aspx </a></li><li style="text-align: left;">Healthline (December 10, 2016). Language Delay. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthline.com/health/language-delay#symptoms" title="https://www.healthline.com/health/language-delay#symptoms">https://www.healthline.com/health/language-delay#symptoms </a></li><li style="text-align: left;">Family Doctor (August 2022). Speech and Language Delay. <a classname="e-rte-anchor" href="https://familydoctor.org/condition/speech-and-language-delay/" title="https://familydoctor.org/condition/speech-and-language-delay/">https://familydoctor.org/condition/speech-and-language-delay/ </a></li></ul>

Red Flag Keterlambatan Bicara pada Anak, Kenali Cirinya!

red-flag-keterlambatan-bicara-pada-anak--kenali-cirinya--1697103139221

Pada masa pertumbuhan, berat badan tentu jadi salah satu faktor yang paling berpengaruh. Mungkin MomDad juga sering memantau berat badan (BB) si Kecil tiap bulannya. Apakah sudah normal atau justru seret?Berat badan seret merupakan pertambahan berat badan anak yang tidak sesuai dengan pola pertumbuhan menurut kurva yang sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Kondisi ini juga biasanya jadi salah satu gejala penyakit jantung bawaan. Nah lho, kalau sudah begini, apa yang perlu orang tua lakukan ya? Apakah memang berkaitan dengan penyakit jantung? Untuk membahas lebih jauh mengenai BB anak seret, yuk scroll artikel ini sampai bawah!Penyebab berat badan tidak naik dengan baik<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/dc10f521eb26283d7210f55271fbe619a1_1694513785532.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BB Seret_2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Penting bagi MomDad untuk mengetahui penyebab si Kecil mengalami berat badan kurang. Beberapa hal bisa jadi penyebabnya, seperti:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Asupan nutrisi tidak cukup, baik secara kualitas maupun kuantitas.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Ada kondisi medis yang membuat pertambahan BB tidak optimal (contoh: anemia akibat kekurangan zat besi, infeksi saluran kemih, dan penyakit jantung bawaan).</li></ul>MomDad bisa memperhatikan sendiri bagaimana kondisi anak yang memiliki berat badan kurang. Umumnya, tulang rusuk si kecil terlihat jelas, ukuran pakaian yang tidak bertambah setelah beberapa bulan, dan berat tubuh yang tidak bertambah.Berat badan yang susah naik bisa dikaitkan dengan gejala penyakit jantung bawaan. Untuk itu, MomDad harus benar-benar peka dengan gejala awal yang anak tampilkan. Berikut gejala penyakit jantung bawaan yang bisa MomDad waspadai sejak awal:<ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Berat badan sulit naik</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Menyusu terputus-putus atau tidak bisa lama menyusu baik dari payudara maupun dot</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Berkeringat lebih banyak&nbsp;</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Tampak biru atau sesak</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Mudah mengalami infeksi saluran pernapasan (batuk, pilek, hingga radang paru)</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Pemeriksaan dokter menemukan adanya bising jantung</li></ul>Secara umum risiko bayi mengalami PJB adalah 1%. Bila saudara kandung juga mengalami PJB, risiko meningkat hingga 3%. Bila ibu yang mengalami PJB, risiko bayi mengalami PJB meningkat hingga 18%.&nbsp;Umumnya bayi yang mengalami PJB membutuhkan kalori yang lebih tinggi dengan cairan yang lebih sedikit dibandingkan bayi sehat sehingga mungkin terdapat perbedaan dalam pemberian nutrisi.&nbsp;Bayi yang mengalami PJB lebih mudah mengalami infeksi pada saluran napas, sehingga imunisasi sangat penting untuk dilengkapi. Imunisasi terhadap pneumokokus (PCV) dan influenza sangat penting untuk diberikan juga.&nbsp;Jadi, apakah BB seret harus selalu periksa jantung? Kalau MomDad sudah memastikan asupan cukup dan masalah medis lain teratasi, tetap penting untuk melakukan pemeriksaan terhadap penyakit jantung bawaan. Hal ini agar dokter bisa memeriksa langsung apakah ada bising jantung pada anak.&nbsp;Nah, itu dia beberapa hal yang perlu MomDad ketahui mengenai BB anak seret dan apa yang perlu diwaspadai. MomDad juga bisa memantau selalu berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala dengan memasukkan data di aplikasi PrimaKu, ya.&nbsp;Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

BB Anak Seret? Penyakit Ini Bisa Menjadi Penyebabnya

bb-anak-seret--penyakit-ini-bisa-menjadi-penyebabnya-1695034216711

Oral merupakan fase penting bagi bayi. Fase oral sendiri melewati beberapa tahapan. Bayi biasanya mulai mengoceh pada usia 4 bulan, saat mereka sudah bisa mendekatkan tangan ke mulut dan menghisap jari. Pada usia 6 bulan, kebiasaan ini mulai berkembang pesat, dan si Kecil akan mulai mengucapkan apa saja yang bisa ia ambil. Seiring berjalannya waktu, bayi mulai menyadari bahwa tangan mereka adalah alat yang berguna untuk menjelajahi lingkungan baru. MomDad akan melihat si Kecil mulai memukul, menggenggam, dan meraih apa pun yang ada di dekatnya. Begitu bayi dapat memegang suatu benda, ia akan memasukkannya ke dalam mulutnya. Nah, inilah yang dinamakan fase oral.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/80197d883af3748886a6f7eebc8221c6_1694422856109.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Fase_Oral_1.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 882px; min-height: 0px;"> Dilansir dari<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/p/CeS2WRRFzp_/" title="https://www.instagram.com/p/CeS2WRRFzp_/" target="_blank"> Instagram Reels</a> dr. Lucky, Sp,A, Fase oral merupakan fase yang sangat penting. Sering kali anak memasukkan tangan ke mulut atau mainan teether, orang tua melarang. Padahal fase oral adalah bagian dari perkembangan anak yang dimulai dari usia 2-3 bulan dan menghilang sekitar usia 18 bulan. Pada fase ini, bayi belajar lingkungan lewat mulutnya untuk memenuhi rasa penasaran dan kepuasan pribadinya. Fase ini memengaruhi kematangan otot di mulut, yang nantinya membantu memaksimalkan kemampuan anak untuk makan, mengunyah, menelan, dan berbicara. Selain itu, fase oral juga bagus untuk kognitif. Melalui fase oral, anak jadi belajar tekstur, ukura, rasa, dan bentuk suatu benda. Kalau dilarang, apa sih efeknya? Menurut teori psikoseksual psikoanalisis, jika gagal dalam fase oral, maka kelak saat dewasa dapat memengaruhi kepribadiannya. Anak tumbuh jadi pribadi yang gampang cemas, frustasi, menggigit jari, bahkan ada yang mencari kepuasan oral dengan cara merokok. Oleh karena itu, biarkanlah fase oral terjadi dan bantu bayi memastikan tangan kakinya bersih, sterilkan mainan bayi, dan mengawasi bayi untuk mengeksplor memasuki semua benda ke dalam mulut. Referensi:<ul><li style="text-align: left;">What to Expect (October 12, 2021). Why Babies Put Everything in Their Mouths. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/why-babies-mouth-everything.aspx" title="https://www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/why-babies-mouth-everything.aspx">https://www.whattoexpect.com/first-year/ask-heidi/why-babies-mouth-everything.aspx </a></li></ul>

Ini Alasan Mengapa Fase Oral Tidak Boleh Diganggu!

ini-alasan-mengapa-fase-oral-tidak-boleh-diganggu--1695034229614

Ada persepsi umum bahwa anak laki-laki berkembang lebih lambat dibandingkan anak perempuan, termasuk dalam hal bicara. Berdasarkan beberapa penelitian mengenai keterlambatan bicara atau speech delay. Memang, jumlah anak laki-laki yang mengalami speech delay lebih banyak dibandingkan anak perempuan. Namun, jenis kelamin bukanlah satu-satunya faktor risiko bagi keterlambatan bicara anak. Masih banyak faktor risiko lain, seperti kondisi keluarga, interaksi dengan keluarga, riwayat keluarga dengan speech delay, riwayat paparan layar atau gawai di usia sangat muda dengan waktu yang berlebihan, dan juga riwayat gangguan kesehatan serius di masa bayi.&nbsp; Tidak ada perbedaan gejala keterlambatan bicara pada anak perempuan dan laki-laki. Anak yang kemampuan bicaranya belum sesuai usianya saat ini dikategorikan sebagai anak yang mengalami keterlambatan bicara. Banyak sekali faktor risiko yang dapat berkontribusi terhadap keterlambatan bicara. Jenis kelamin laki-laki hanya salah satu faktor risiko saja, namun pada umumnya faktor risiko keterlambatan bicara dapat dibedakan menjadi faktor lingkungan dan juga faktor intrinsik/faktor dalam diri anak. Faktor lingkungan meliputi tingkat Pendidikan orangtua, lingkungan rumah, besarnya ukuran keluarga, stimulasi yang didapatkan anak, dan tingkat sosioekonomi. Sedangkan, faktor intrinsik meliputi status kesehatan anak, jenis kelamin, dan riwayat kelahiran berisiko (berat lahir rendah, kejang pada masa bayi).Fisher (2017) menegaskan bahwa tidak ada perbedaan nyata antara laki-laki dan perempuan dalam hal risiko keterlambatan bicara dan bahasa. Penelitian Van Hulle dkk. (2004) menunjukkan bahwa faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap perkembangan bahasa dibandingkan faktor genetik. Daripada jenis kelamin, faktor-faktor lain seperti kesulitan memahami bahasa atau riwayat keluarga memberikan risiko lebih tinggi untuk anak mengalami keterlambatan bahasa. Referensi:<ul><li style="text-align: left;">Mondal N, Bhat B, Plakkal N, Thulasingam M, Ajayan P, dkk. Prevalence and Risk Factors of Speech and Language Delay in Children Less Than Three Years of Age. J Compr Ped. 2016;7):e33173.</li><li style="text-align: left;">Kumar A, Zubair M, Gulraiz A, Kalla S, Khan S, Patel S, dkk. An assessment of risk factors of delayed speech and language in children: a cross-sectional study. Cureus. 2022;14:e29623.</li><li style="text-align: left;">Fisher, E.L. A systematic review and meta-analysis of predictors of expressive-language outcomes among late talkers, Journal of Speech, Language and Hearing Research, 60 (10), 2017, 2935-2948</li><li style="text-align: left;">Van Hulle, C., Goldsmith, H. &amp; Lemery, S. Genetic, Environmental, and Gender Effects on Individual Differences in Toddler Expressive Language. Journal of Speech, Language and Hearing Research, 47 (4), 2004, 904-912</li></ul>

Anak Laki-Laki Lebih Rentan Alami Speech Delay?

anak-laki-laki-lebih-rentan-alami-speech-delay--1694159423872

Ada tiga organ yang paling berperan dalam hal kemampuan bicara pada anak, yaitu otak, mulut, dan telinga. Kalau misalnya mereka ada masalah atau gangguan pada otak dan mulut, kemungkinan besar ada masalah juga dalam kemampuan berbicara. Tapi, telinga masih banyak yang belum tahu. Gangguan pendengaran pada anak juga dapat mengganggu perkembangan bicara atau speech delay, lho. Apa hubungannya sih antara telinga dan speech delay pada anak? Menurut <a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/p/CvPQjuuxxJM/" title="https://www.instagram.com/p/CvPQjuuxxJM/" target="_blank">dr. Miza</a>, tahap bicara anak dimulai dari kemampuan reseptif, yaitu kemampuan anak mendengar, lalu menangkap, serta mengerti omongan orang lain. Setelah sudah mengerti omongannya, baru kemudian mereka bisa mengucapkan kata-katanya atau disebut juga sebagai kemampuan ekspresif. Makanya kalau anak orang Indonesia, pasti pertama kali bisa bicara bahasa Indonesia. Itu karena yang mereka dengar sehari-hari adalah bahasa Indonesia. <img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/8b9745b9157f1b567c185d97bc1100a9e_1694069394632.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="speech_delay_2.jpeg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Jika ada gangguan dalam pendengaran anak, kemungkinan besar akan ada masalah juga dalam hal bicara. Jadi, jangan kaget kalau misal ada masalah bicara pada anak, justru yang dicek pertama kali adalah pendengarannya. Walaupun selama ini sepertinya orang tua merasa pendengaran anaknya baik-baik saja atau kalau orang tua merasa stimulasi bicaranya sudah benar, anak sudah tidak dikasih gadget, dan lain sebagainya, tapi perkembangan bahasanya kok terhambat atau terlambat?&nbsp; Contoh lain, anaknya berusia sekitar 6 bulan tapi tidak merespon dan menoleh ketika dipanggil, segera bawa anak ke dokter untuk diperiksa, salah satunya periksa fungsi pendengarannya.&nbsp; Ucapan dan bahasa yang dapat dipahami merupakan penanda yang berguna bagi perkembangan dan kecerdasan anak secara keseluruhan. Identifikasi keterlambatan yang tepat waktu oleh dokter dapat memungkinkan intervensi dini dan mengurangi kecacatan. Referensi:<ul><li dir="ltr" style="line-height: 1.38; text-align: left; margin-top: 0pt; margin-bottom: 0pt;"><a class="e-rte-anchor" href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4066968/" title="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4066968/" target="_blank">PubMed Central National Library of Medicine.</a> JAMA Otolaryngol Head Neck Surg. Author manuscript; available in PMC 2014 Jun 23. Published in final edited form as: <a class="e-rte-anchor" href="https://jamanetwork.com/journals/jamaotolaryngology/fullarticle/1851413" title="https://jamanetwork.com/journals/jamaotolaryngology/fullarticle/1851413" target="_blank">JAMA Otolaryngol Head Neck Surg. 2014 May 1; 140(5): 403–409</a>. doi: <a class="e-rte-anchor" href="https://jamanetwork.com/journals/jamaotolaryngology/fullarticle/1851413" title="https://jamanetwork.com/journals/jamaotolaryngology/fullarticle/1851413" target="_blank">10.1001/jamaoto.2014.267</a></li><li dir="ltr" style="line-height: 1.38; text-align: left; margin-top: 0pt; margin-bottom: 0pt;"><a class="e-rte-anchor" href="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6559061/" title="https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6559061/" target="_blank">PubMed Central National Library of Medicine.</a> J Family Med Prim Care. 2019 May; 8(5): 1642–1646. doi: <a class="e-rte-anchor" href="https://journals.lww.com/jfmpc/fulltext/2019/08050/speech_and_language_delay_in_children__prevalence.25.aspx" title="https://journals.lww.com/jfmpc/fulltext/2019/08050/speech_and_language_delay_in_children__prevalence.25.aspx" target="_blank">10.4103/jfmpc.jfmpc_162_19</a></li></ul>

Fungsi Pendengaran Berpengaruh, lho pada Speech Delay

fungsi-pendengaran-berpengaruh--lho-pada-speech-delay-1694074736951

Kekurangan nutrisi atau gizi pada tumbuh kembang anak adalah salah satu masalah serius di Indonesia. Berdasarkan data riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Indonesia merupakan negara dengan beban anak stunting tertinggi ke-2 di Kawasan Asia Tenggara dan ke-5 di dunia. Kekurangan gizi sendiri merupakan salah satu hal mendasar yang menyebabkan stunting. Pada umumnya, stunting dapat terjadi saat janin masih berada di dalam kandungan, yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi pada makanan ibu hamil. Oleh karena itu, stunting bisa Mom cegah di masa kehamilan dengan mengonsumsi nutrisi yang tepat. Untuk tahu lebih jelasnya, yuk simak penjelasan dari dr. Yohannessa Wulandari, M.Gizi, Sp.GK berikut!Nutrisi tepat untuk ibu hamil<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/68af4274f194a69dccb81b5b67bcffbe_1693991364167.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="stunting_2 (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Kesehatan pada ibu hamil merupakan hal yang paling utama, karena ini berkaitan dengan tumbuh kembang janin nantinya. Pemenuhan asupan nutrisi yang optimal sangat dibutuhkan ibu hamil untuk mencegah stunting pada si Kecil. Berikut contoh makan makanan bernutrisi dan bergizi seimbang yang diperlukan ibu hamil, terdiri dari: karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral sebesar sekitar 2200 kkal pada trimester 1 dan 2400 kkal pada trimester 2-3.Contoh menu makan siang yang baik untuk ibu hamil:<ul><li style="text-align: justify;">1 centong nasi (dapat diganti dengan sumber karbohidrat lainnya seperti roti, ubi, jagung, dan lain-lain)</li><li style="text-align: justify;">2 potong ayam tanpa kulit (dapat diganti dengan sumber protein hewani lain seperti daging, ikan dan telur)</li><li style="text-align: justify;">2 potong tahu atau tempe</li><li style="text-align: justify;">2 mangkuk sayur</li><li style="text-align: justify;">Buah</li><li style="text-align: justify;">Susu 200 ml</li></ul>Dengan catatan, sumber protein hewani harus diutamakan untuk ibu hamil daripada sumber protein nabati. Usahakan ibu mengonsumsi salah satu sumber protein hewani (daging, ikan, ayam, telur atau susu) setiap hari.Jangan lupa juga untuk konsumsi suplementasi vitamin dan mineral rutin sesuai anjuran dokter kandungan, serta cukupi kebutuhan cairan tubuh ibu hamil dengan minum air mineral sekitar 10 gelas air per-hari dan olahraga atau aktivitas fisik ringan untuk ibu hamil. Namun, sebelum itu perlu untuk konsultasi dokter kandungan terlebih dahulu.Jangan lupa juga untuk terus pantau kenaikan berat badan pada ibu hamil selama masa kehamilan sesuai dengan status gizi sebelum hamil. Sebagai catatan Mom, berikut angka indeks massa tubuh yang direkomendasikan:<ul><li style="text-align: justify;">Indeks massa tubuh (IMT) &lt;18,5 = Total kenaikan yang diharapkan adalah sekitar 12,5-18 kg</li><li style="text-align: justify;">IMT 18,5-24,9: total kenaikan yang diharapkan adalah sekitar 11,5-16 kg</li><li style="text-align: justify;">IMT 25-29,9: total kenaikan yang diharapkan adalah sekitar 7-11,5 kg</li><li style="text-align: justify;">IMT &gt;30: total kenaikan yang diharapkan adalah sekitar 5-9 kg</li></ul>Tips mencegah stunting sejak dini<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/7a623da87363e11f73448c1193463a66_1693991405127.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="stunting_3 (2).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Pencegahan stunting pada ibu hamil harus menjadi prioritas utama. Selain menjaga asupan makanan dengan nutrisi yang optimal, Mom juga bisa mencegah stunting dengan cara berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Ibu hamil harus memeriksa kehamilannya ke dokter kandungan atau ke pusat pelayanan kesehatan secara berkala atau rutin agar kesehatan ibu dan janin dapat dipantau.</li><li style="text-align: justify;">Sebaiknya wanita tidak hamil pada usia yang terlalu muda. Kehamilan pada remaja dapat mengakibatkan kompetisi kebutuhan nutrisi antara janin dan ibu yang juga masih dalam masa pertumbuhan.</li><li style="text-align: justify;">Menjaga jarak kehamilan.</li><li style="text-align: justify;">Hindari makan makanan mentah atau tanpa diolah.</li><li style="text-align: justify;">Cegah anemia. Anemia disebabkan akibat kekurangan zat besi, malaria dan masih banyak lagi. Ibu hamil bisa diskusikan hal ini ke dokter kandungan dengan mengoptimalkan kadar hemoglobin selama kehamilan.</li><li style="text-align: justify;">Perbaiki gaya hidup. Ibu hamil perlu memiliki gaya hidup yang baik dan sehat, perbaikan gaya hidup tidak hanya dari pola makan, tetapi secara keseluruhan. Ibu hamil disarankan olahraga rutin dan teratur, biasakan cuci tangan, istirahat yang cukup, berhenti merokok atau hindari asap rokok.</li></ul>Tindakan yang diambil selama kehamilan memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan anak setelah lahir. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa masa kehamilan sehat dan mendukung pertumbuhan janin yang optimal.berhenti minum minuman beralkohol, dan masih banyak lagi.Selain itu, imunisasi sesuai jadwal juga tak kalah penting, lho. Sebab, apabila anak tidak diimunisasi, berarti ia tidak memiliki kekebalan spesifik terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Artinya, anak dalam risiko besar untuk mengalami berbagai macam penyakit. Ketika anak sakit, maka dapat menyebabkan berat badan anak mudah berfluktuasi dan tak jarang anak tidak dapat mengejar kemunduran atau perlambatan pertumbuhannya setelah sakit. Semua imunisasi ditujukan untuk memelihara kesehatan seorang anak dalam rangka mengoptimalkan tumbuh kembangnya.Referensi:&nbsp;Ikatan Dokter Anak Indonesia (19 April 2016). Mencegah Anak Berperawakan Pendek. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mencegah-anak-berperawakan-pendek" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mencegah-anak-berperawakan-pendek">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mencegah-anak-berperawakan-pendek</a>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Pencegahan Stunting sejak Dini, Dimulai dari Sini!

pencegahan-stunting-sejak-dini--dimulai-dari-sini--1696255627174

Apakah MomDad pernah menonton film India berjudul Taare Zameen Par? Film yang berhasil memenangkan beberapa penghargaan itu menceritakan tentang seorang anak yang mengalami disleksia, di mana ia sulit mengikuti pelajaran selama di sekolah. Namun, di balik itu semua, anak tersebut memiliki keahlian di bidang lain yang membuat orang tuanya bangga. Disleksia adalah istilah yang digunakan untuk seseorang yang mengalami kesulitan membaca. Disleksia merupakan salah satu dari beberapa jenis gangguan belajar yang dapat terjadi pada anak. Anak dengan disleksia tidak memiliki gangguan kecerdasan, atau bahkan memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Namun, apabila kondisi ini tidak diketahui lebih awal maka dapat mempengaruhi kepercayaan diri anak karena ia akan mengalami kesulitan mengimbangi kemampuan membaca teman-temannya.&nbsp;​Sebenarnya apa yang terjadi pada disleksia?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/56dfc74e9bb19ba2d108dde0e42f9fca6_1693912400720.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage_-_2023-09-05T135631.698.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Anak belajar membaca dengan mempelajari bagaimana rangkaian bunyi huruf membentuk suku kata atau kata tertentu. Hal ini disebut sebagai phonemic awareness. Kemudian dia akan menghubungkan suara tersebut dengan bentuk huruf alfabetnya (phonics). Kedua kemampuan tersebut secara sinergis akan membuat anak mampu mengaitkan deretan huruf dan bunyinya dengan kata-kata yang dibentuknya. Akhirnya mereka secara otomatis akan dengan mudah mengenali kata-kata yang telah sering dilihatnya.Kemampuan membaca mirip dengan kemampuan bersepeda, kedua kemampuan membutuhkan koordinasi dari berbagai kemampuan yang berbeda dalam satu waktu. Seiring waktu dan latihan, proses koordinasi ini akan terjadi secara otomatis tanpa disadari sehingga pada suatu tahap, seseorang tidak perlu lagi berusaha untuk melakukan koordinasi dan dapat lebih memfokuskan perhatian dan energinya untuk memahami dan mengingat apa yang dibacanya.Pada awalnya, anak yang sedang mulai belajar membaca dan menulis, misalnya di taman kanak-kanak atau kelas 1 SD, akan sering salah menginterpretasikan huruf tertentu yang bunyi atau bentuknya mirip, seperti huruf “b” dengan “d”, atau angka “6” dengan “9”. Namun, mayoritas anak akan menguasai hal ini pada usia sekitar 7 tahun. Tidak demikian dengan anak disleksia. Pada anak yang mengalami disleksia, terdapat gangguan pada phonemic awareness dan phonics, sehingga proses ini tidak menjadi otomatis, namun terus menerus menjadi tugas yang berat dan memakan waktu, bahkan hingga usia remaja.Penelitian menunjukkan bahwa pada disleksia, otak memproses informasi yang masuk dari mata pada lokasi yang berbeda dengan otak seseorang yang tidak mengalami disleksia, dan dengan cara yang berbeda. Misalnya, tulisan yang seharusnya dibaca sebagai “buku”, akan tampak seperti “ubuk” atau “ubku”. Atau, pada bentuk disleksia yang lain, pikiran anak mungkin dapat melihat kata “buku” sebagaimana mestinya, namun lambat dalam menyambungkan/memberi makna pada kata tersebut (kegagalan rapid word recognition). Akibatnya, mungkin anak tersebut harus membaca dengan sangat lambat dan berulang kali sebelum dapat memahami suatu bacaan. Disleksia juga dapat bermanifestasi menjadi kesulitan menulis (disgrafia).Penyebab dan gejala disleksia<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/47c75da8811b971f38a3304521654237_1693912439529.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage_-_2023-09-05T135647.504.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Disleksia merupakan suatu kondisi yang dibawa sejak lahir, dan sangat mungkin berkaitan dengan faktor genetik. Anak dengan disleksia memiliki kecerdasan normal atau di atas rata-rata. Anak prasekolah atau anak sekolah dasar dengan disleksia dapat menunjukkan kesulitan dalam:<ul><li style="text-align: justify;">Berbicara</li><li style="text-align: justify;">Pengucapan kata yang panjang</li><li style="text-align: justify;">Bicara bersajak</li><li style="text-align: justify;">Mempelajari urutan alfabet, urutan hari dalam seminggu, warna, bentuk, dan angka</li><li style="text-align: justify;">Mempelajari nama huruf dan bunyinya</li><li style="text-align: justify;">Mempelajari cara menulis dan membaca namanya sendiri</li><li style="text-align: justify;">Menyebutkan huruf atau suku kata yang menyusun suatu kata, misalnya menyebutkan bahwa kata 'buku' terdiri dari suku kata 'bu' dan 'ku', serta terdiri dari huruf 'b', 'u', 'k' dan 'u'</li><li style="text-align: justify;">Menyebutkan kata-kata sederhana</li><li style="text-align: justify;">Membaca dan mengeja suatu kata dengan urutan huruf yang benar. Misalnya, “bola” bukan “obal” atau “alob”.</li><li style="text-align: justify;">Menulis dan melakukan gerakan lain yang memerlukan koordinasi motor halus</li></ul>Pada anak yang lebih besar, remaja, dan dewasa, gejala yang timbul dapat berupa:<ul><li style="text-align: justify;">Kemampuan membaca di bawah usianya</li><li style="text-align: justify;">Menghindari tugas yang melibatkan membaca atau menulis</li><li style="text-align: justify;">Memerlukan waktu lama untuk mengerjakan tugas yang melibatkan membaca atau menulis</li><li style="text-align: justify;">Kesulitan mempelajari bahasa asing</li></ul>Bagaimana disleksia dapat didiagnosis?<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/aee6f5701a10cb4926f10e2a1ebcf932d9_1693912499757.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage_-_2023-09-05T135533.849.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Disleksia perlu didiagnosis sedini mungkin agar anak tidak sampai mengalami perundungan/gangguan citra diri karena kesulitan yang dialaminya saat mengikuti kegiatan akademis di sekolah. Disleksia biasanya didiagnosis pada tingkat sekolah dasar. Diagnosis harus dilakukan oleh psikolog. Pemeriksaan yang dikerjakan termasuk pemeriksaan kecerdasan (IQ), kemampuan akademis saat membaca, menulis, dan matematika, serta pemrosesan fonetik. Evaluasi kemampuan membaca meliputi membaca satu kata, kelancaran membaca, dan pemahaman bacaan.Disleksia yang tidak terdiagnosis dapat bermanifestasi kecemasan, rasa frustasi, masalah dalam sosialisasi dan perilaku, kepercayaan diri yang rendah, hingga depresi.Disleksia tidak dapat diobati, namun dengan bantuan yang tepat, seorang anak disleksia akan mampu membaca dan belajar di sekolah umum.Referensi:<ul><li style="text-align: left;">Zettler-Greeley CM. Understanding dyslexia. <a classname="e-rte-anchor" href="https://kidshealth.org/en/parents/dyslexia.html" title="https://kidshealth.org/en/parents/dyslexia.html">https://kidshealth.org/en/parents/dyslexia.html </a></li><li style="text-align: left;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://dyslexiaresource.org/before-a-dyslexia-diagnosis/" title="https://dyslexiaresource.org/before-a-dyslexia-diagnosis/">https://dyslexiaresource.org/before-a-dyslexia-diagnosis/ </a></li><li style="text-align: left;">Adapted from Caring for Your Teenager (Copyright © 2003 American Academy of Pediatrics) (11/21/2015). Types of Learning Problems. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/learning-disabilities/Pages/Types-of-Learning-Problems.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/learning-disabilities/Pages/Types-of-Learning-Problems.aspx">https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/learning-disabilities/Pages/Types-of-Learning-Problems.aspx</a></li></ul>

Anak Susah Belajar Membaca, Kenali Gejala Disleksia

anak-susah-belajar-membaca--kenali-gejala-disleksia-1693986440969

Berat badan merupakan parameter paling sensitif untuk menentukan kondisi nutrisi saat ini dan juga merupakan parameter pertumbuhan yang paling cepat mengalami perubahan apabila anak mengalami malnutrisi akut. Pada umumnya, yang dilihat pada kondisi seperti ini adalah kurva berat badan menurut usia. Misalnya pada anak yang sebelumnya memiliki pertumbuhan yang baik, jika sedang sakit atau diare, berat badan dapat mengalami penurunan sesuai kondisi sakit saat ini. Namun, setelah anak sembuh, berat badan akan kembali ke normal seiring dengan peningkatan nafsu makannya.<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/912d1d3c1574de127dd1f1f4fcff10684_1693724167578.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="BeFunky-collage - 2023-08-30T132222.955.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1063px; min-height: 0px;"> Kenaikan berat badan anak memiliki rentang usia. Semakin tua usia anak, kenaikan berat badan per bulan harus semakin sedikit. Ada beberapa patokan yang dapat digunakan, misalnya untuk 0-3 bulan kenaikannya adalah 750-1000 gram/bulan, 4-6 bulan memiliki kenaikan 600 gram per bulan, 6-9 bulan memiliki kenaikan 450 gram per bulan, dan 9-12 bulan memiliki kenaikan 225 gram per bulan. Sedangkan, anak di atas usia setahun memiliki kenaikan rata-rata 200 gram per bulannya yang merupakan angkat kenaikan pada umumnya. Angka tersebut hanyalah perkiraan kasar, nilai sesungguhnya harus dilihat pada kurva pertumbuhan.Selain itu, kenaikan berat badan anak juga harus selalu disesuaikan dengan jalur pertumbuhan masing-masing, sehingga tidak selalu dapat dipukul rata untuk setiap anak. Anak yang kenaikan berat badannya terlalu banyak pada bulan-bulan sebelumnya, sebaiknya tidak naik terus terlalu tinggi, sehingga anak menjadi obes. Pada usia di atas 9 bulan, mengukur berat badan setiap bulan kadang-kadang membuat frustasi karena kenaikannya tidak cukup besar untuk dapat dideteksi oleh timbangan yang yang digunakan. Mungkin kenaikan berat badan anak baru terukur setiap 2 atau 3 bulan.Sebenarnya, untuk menentukan status gizi anak, kuurva berat badan menurut panjang/tinggi badan lebih penting. Pada kurva ini kita bisa dengan lebih jelas melihat apakah anak bertambah kurus atau bertambah gemuk, atau sebenarnya, meskipun berat badannya tidak naik, status gizinya menetap. Hal ini bisa terjadi bila anak tidak bertambah panjang/tinggi. Jadi, untuk menentukan status gizi anak, ketiga kurva parameter pertumbuhan harus dinilai, yaitu kurva berat badan menurut umur, kurva berat berat menurut panjang/tinggi badan, dan kurva panjang/tinggi badan terhadapa umur. Hanya menggunakan kurva berat badan terhadap umur dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil.Referensi:<ul><li style="text-align: left;">Batubara JRL, Tjahjono HA, Aditiawati. Panduan Praktik Klinis IkatanDokter Anak Indonesia Perawakan pendek pada anak dan remaja di Indonesia. UKK Endokrinologi IDAI. 2017</li><li style="text-align: left;">Nichols J, Duryea TK, Torchia MM. Normal growth patterns in infants and prepubertal children. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.uptodate.com/contents/normal-growth-patterns-in-infants-and-prepubertal-children#H30" title="https://www.uptodate.com/contents/normal-growth-patterns-in-infants-and-prepubertal-children#H30">https://www.uptodate.com/contents/normal-growth-patterns-in-infants-and-prepubertal-children#H30</a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Red Flag Keterlambatan Bicara pada Anak, Kenali Cirinya!

Red Flag Keterlambatan Bicara pada Anak, Kenali Cirinya!

BB Anak Seret? Penyakit Ini Bisa Menjadi Penyebabnya

BB Anak Seret? Penyakit Ini Bisa Menjadi Penyebabnya

Ini Alasan Mengapa Fase Oral Tidak Boleh Diganggu!

Ini Alasan Mengapa Fase Oral Tidak Boleh Diganggu!

Anak Laki-Laki Lebih Rentan Alami Speech Delay?

Anak Laki-Laki Lebih Rentan Alami Speech Delay?

Fungsi Pendengaran Berpengaruh, lho pada Speech Delay

Fungsi Pendengaran Berpengaruh, lho pada Speech Delay

Pencegahan Stunting sejak Dini, Dimulai dari Sini!

Pencegahan Stunting sejak Dini, Dimulai dari Sini!

Anak Susah Belajar Membaca, Kenali Gejala Disleksia

Anak Susah Belajar Membaca, Kenali Gejala Disleksia

Apakah Kenaikan BB Anakku sudah Sesuai dengan Kurva Pertumbuhan?

Apakah Kenaikan BB Anakku sudah Sesuai dengan Kurva Pertumbuhan?