Pentingnya Penuhi Zat Besi di Masa MPASI si Kecil
Author: Dhia Priyanka
Topik: Zat Besi, Anemia Defisiensi Besi , ADB
Zat besi sangat dibutuhkan untuk berbagai fungsi tubuh, salah satunya sebagai bahan penting pada pembuatan sel darah merah. Kekurangan zat besi dalam tubuh akan menyebabkan anemia. Bagi yang belum tahu, anemia ada beberapa jenis, salah satunya anemia defisiensi besi (ADB), yakni kurangnya zat besi pada tubuh. Lantas, apa dampaknya jika ADB terjadi pada anak? Yuk, kita bahas bersama!
ADB pada anak
Menurut Literatur dari Nestlé, 1 dari 2 anak di Indonesia terkena anemia, yang mayoritas disebabkan karena defisiensi besi. ADB memengaruhi banyak hal, salah satunya kecerdasan anak. Sel darah merah berfungsi mengantarkan oksigen ke seluruh organ tubuh termasuk otak sehingga penderita anemia relatif kurang terpenuhi oksigennya. Zat besi juga sangat berperan penting dalam mempengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan pertumbuhan seorang bayi.
Perlu diketahui, bayi dan anak merupakan golongan yang rentan mengalami ADB karena berbagai hal, di antaranya akibat kebutuhan tubuh akan zat besi yang meningkat seiring dengan percepatan pertumbuhan badan dan asupan zat besi dari makanan tidak cukup.
Dampak kurang zat besi pada fungsi kognitif
Saat berusia kurang dari 6 bulan, si Kecil masih memiliki cadangan zat besi yang cukup dari masa trimester terakhir kehamilan, serta ASI. Namun, ketika sudah berusia 6 bulan ke atas, si Kecil tumbuh begitu cepat sehingga berisiko kekurangan zat besi.
Apabila bayi mengalami anemia defisiensi, maka dapat berdampak pada kegiatan fisik, seperti lari, melompat, atau melukis, serta skala perkembangan mental.
Cara mencegah ADB
Cara sederhana mencegah ADB adalah dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi. Lalu, usahakan si Kecil mendapatkan ASI eksklusif. Psst, pemberian tambahan zat besi juga dianjurkan sejak bayi sampai usia remaja, guna mencegah anemia, lho. Sementara itu, studi yang dikembangkan oleh Nestlé menganjurkan untuk menggunakan MPASI fortifikasi 1 - 2 kali per-hari untuk bantu penuhi kebutuhan zat besi harian si Kecil.
Zat besi dapat ditemukan dari makanan hewani, melalui hati ayam, daging merah seperti daging sapi, daging bebek, daging kambing, ikan kakap, ikan mujahir, dan kuning telur. Sementara pada sumber nabati, zat besi bisa MomDad dapatkan dari jagung, sayuran berdaun hijau seperti selada air, kangkung, brokoli, bayam hijau, buncis, dan kacang-kacangan. Oh iya, dibandingkan protein nabati, zat besi pada protein hewani ternyata lebih mudah diserap oleh tubuh, lho. Tak ketinggalan, dalam proses pengolahan bahan makanan, sangat perlu diperhatikan pengolahan yang baik dan benar, sehingga kandungan zat besi di dalamnya tidak berkurang.
Sebagai opsi tambahan yang praktis, MomDad juga dapat memenuhi kebutuhan zat besi si Kecil dengan memberikannya Nestlé CERELAC Homestyle Tim Daging Sayur yang merupakan bubur MPASI bergizi yang terinspirasi dari masakan Mom dan cocok untuk si Kecil yang sedang belajar mengunyah. Mampu melengkapi momen naik tekstur si Kecil, Nestlé CERELAC Homestyle Tim Daging Sayur memiliki zat besi sebanyak 4 mg/sajian. MPASI fortifikasi ini juga mengandung protein, 10 vitamin dan 5 mineral, serta omega 3 dan 6 yang memiliki tekstur pas untuk usia 8 bulan ke atas. Jika tertarik, MomDad bisa menemukan produk dengan rasa gurih dan nikmat ini di minimarket, supermarket, dan e-commerce.
Disclaimer:
BACA LABEL SEBELUM MEMBELI
BACA PERINGATAN PADA LABEL
Referensi:
- https://www.mdpi.com/1660-4601/19/9/5416, this study is supported by Nestlé
- https://www.researchgate.net/publication/312260038_Gangguan_Kognitif_pada_Anemia_Defisiensi_Besi
- https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi
Sumber foto: Freepik
Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.