<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">Camilan </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">5 - 10 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">6-8 bulan</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">1 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 891.45px;" class="">Alpukat kaya akan asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) yang merupakan sumber lemak baik. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 183.568px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 891.45px;">58 kkal energi4,9 gram karbohidrat4,4 gram lemak0,8 gram protein0,2 mg zat besi0,0 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>30 gram alpukat</li><li>20 gram jeruk peras</li></ul>Cara membuat:<ul><li>Campur alpukat dengan jeruk peras, lalu haluskan.</li></ul><div>Referensi:&nbsp;Hanindita, Meta. 2020. Mommyclopedia: 78 Resep MPASI. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama</div><div>Ilustrasi foto:&nbsp;iStock</div>

Puree Alpukat Jeruk

puree-alpukat-jeruk-1672034110964

Di artikel sebelumnya, kita sudah membahas seputar usia normal bayi dapat mengangkat kepala. Pada umumnya, bayi berusia 1-2 bulan dapat mengangkat kepala hingga membentuk sudut 30-45 derajat. Lalu, mendekati usia 2 bulan, bayi akan dapat mengangkat kepala dan dada sehingga sudut kepala dengan bidang datar membentuk sudut sekitar 45-60 derajat. Kemudian, pada usia 3 bulan, bayi akan mampu mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut 90 derajat, bisa bertopang siku, serta memiliki kontrol kepala yang baik.Lantas, apa sih dampaknya jika bayi di usia tersebut belum bisa mengangkat kepala?Penyebab bayi belum bisa mengangkat kepala<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672028070005-df94f00f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1193239574-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Gangguan perkembangan pada bayi yang belum bisa mengangkat kepala pada usia tertentu bisa disebabkan karena adanya faktor risiko. Diantaranya yaitu: <ul><li style="text-align: justify;">Faktor genetik</li><li style="text-align: justify;">Kondisi intrauterine, kondisi dimana pertumbuhan janin di dalam kandungan terhambat</li><li style="text-align: justify;">Kebiasaan Mom mengonsumsi alkohol atau merokok selama hamil</li><li style="text-align: justify;">Komplikasi kelahiran</li><li style="text-align: justify;">Berat badan lahir rendah</li><li style="text-align: justify;">Bayi prematur</li><li style="text-align: justify;">Kelahiran multiple</li><li style="text-align: justify;">Infeksi saat kehamilan atau saat bayi lahir</li><li style="text-align: justify;">Kernikterus, kerusakan pada otak karena karena tingginya kadar bilirubin di dalam darah</li></ul>Dampaknya untuk tumbuh kembang jika bayi belum bisa mengangkat kepala<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672028478397-568ccce2.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1367707643-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Perkembangan motorik kasar seorang anak mengikuti pola sefalokaudal, yang artinya kekuatan motoriknya akan muncul secara berangsur dari bagian paling atas hingga paling bawah. Oleh karena itu, kontrol gerakan otot dimulai dari kepala, bahu, dada, lengan, panggul, hingga tungkai bawah secara berurutan.Nah, perlu diketahui bahwa ketidakmampuan bayi dalam mengangkat kepala membutuhkan evaluasi lebih lanjut guna mencari tahu apakah ada kondisi medis yang mendasari. Pada umumnya, keterlambatan bayi dalam mengangkat kepala akan diikuti dengan keterlambatan motorik kasar berikutnya, seperti terlambat duduk, terlambat berjalan, dan lain-lain.Perkembangan setiap anak memang berbeda-beda, namun MomDad juga perlu mengawasi dengan cermat jika ada kondisi tertentu yang tampak serius sehingga menyebabkan si Kecil belum bisa mengangkat kepalanya sendiri. Konsultasi dengan dokter juga sangat disarankan untuk mengetahui penyebabnya. So, good luck MomDad!MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber foto: iStockReferensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-6mo" title="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-6mo">https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-6mo </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-2mo" title="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-2mo">https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-2mo </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/ncbddd/developmentaldisabilities/causes-and-risk-factors" title="https://www.cdc.gov/ncbddd/developmentaldisabilities/causes-and-risk-factors">https://www.cdc.gov/ncbddd/developmentaldisabilities/causes-and-risk-factors </a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Ini Bahayanya Jika Bayi Belum Bisa Mengangkat Kepala!

ini-bahayanya-jika-bayi-belum-bisa-mengangkat-kepala-1672028562867

Dalam mengawasi tumbuh kembang si Kecil, salah satu fase perkembangan yang sangat penting adalah momen ketika bayi bisa mengangkat kepalanya sendiri. Penting bagi MomDad untuk mengetahui usia berapa bayi seharusnya bisa mengangkat kepalanya sendiri serta kondisi yang perlu dikhawatirkan jika bayi belum bisa mengangkat kepalanya. Agar tahu lebih lengkapnya, yuk simak penjelasan di bawah ini! Kapan bayi bisa mengangkat kepalanya sendiri?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672025199825-2061561c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1331245251-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pada gambar di bawah MomDad bisa melihat bahwa terdapat urutan perkembangan kemampuan bayi dalam mengangkat kepala. Pada umumnya, bayi berusia 1-2 bulan dapat mengangkat kepala hingga membentuk sudut 30-45 derajat. Lalu, mendekati usia 2 bulan, bayi akan dapat mengangkat kepala dan dada sehingga sudut kepala dengan bidang datar membentuk sudut sekitar 45-60 derajat. Kemudian, pada usia 3 bulan, bayi akan mampu mengangkat kepalanya sehingga membentuk sudut 90 derajat, bisa bertopang siku, serta memiliki kontrol kepala yang baik.<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672024594884-05e9c6b9.png" class="e-rte-image e-imginline" alt="kepala.png" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Stimulasi agar bayi mampu mengangkat kepala<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672025081402-598ec5b4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1042026260-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Untuk stimulasi mandiri, MomDad bisa melakukan beberapa hal ini untuk melatih bayi mengangkat kepalanya sendiri. Salah satunya dengan tummy time. Pada tummy time, MomDad meletakkan bayi pada posisi telungkup di atas perutnya. Kemudian, tunjukkan mainan yang diletakkan sekitar setinggi mata bayi sehingga ia tertarik untuk melihat dan berusaha untuk mengangkat kepalanya. Tummy time bisa dilakukan sesering mungkin dalam sehari dengan durasi mencapai 30 menit saat bayi dalam kondisi bangun.Jika si Kecil sudah bisa melihat benda yang ada di depannya, MomDad bisa meletakkan letak mainan tersebut lebih tinggi dari posisi mata sehingga bayi dapat mengikuti gerak benda dengan mengangkat kepalanya lebih tinggi, serta menggerakkan mainan dari kiri ke kanan dan juga sebaliknya.Selain tummy time, MomDad juga bisa meletakkan beberapa mainan berwarna cerah, cermin, gambar dengan warna kontras setinggi mata bayi. Ikut bermain dengan si Kecil juga disarankan, lho! Gunanya agar bayi tidak merasa bosan dan semakin bersemangat untuk menegakkan kepalaPerlu diingat juga untuk menghindari kebiasaan menempatkan bayi di gendongan atau bouncer secara terus menerus agar bayi bisa memiliki kesempatan untuk bergerak dan melatih kemampuan motoriknya.Kapan orang tua perlu khawatir?​<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672025139463-77fca857.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1215165561-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> MomDad perlu khawatir saat anak belum bisa mengangkat kepalanya jika:<ul><li style="text-align: justify;">Pada usia 3 bulan belum bisa mengangkat kepalanya sendiri pada posisi tengkurap</li><li style="text-align: justify;">Bayi tampak kaku dan otot nampak tegang</li><li style="text-align: justify;">Bayi tampak lemas, seperti boneka</li><li style="text-align: justify;">Kepala bayi masih tertinggal saat ditarik dari posisi terlentang ke posisi duduk</li><li style="text-align: justify;">Hanya menggunakan salah satu sisi anggota geraknya, misalnya hanya menggerakan tangan dan tungkai bawah kiri saja</li><li style="text-align: justify;">Pada usia 3 bulan tidak dapat memegang benda</li><li style="text-align: justify;">Pada usia 3 bulan mata bayi tidak mengikuti objek yang bergerak pada usia 3 bulan</li><li style="text-align: justify;">Adanya preferensi kepala pada salah satu sisi, misalnya bayi selalu memiringkan kepala ke kanan atau kiri dengan keterbatasan menengok ke sisi sebaliknya</li></ul>Apabila si Kecil menunjukkan gejala seperti di atas, segera konsultasikan kondisinya ke ahli, ya.MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar tumbuh kembang bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px; text-align: left;">Forum Tumbuh Kembang</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Sumber foto: FreepikReferensi:<ul><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-6mo.html" title="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-6mo.html">https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-6mo</a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-2mo.html#tips" title="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-2mo.html#tips">https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-2mo</a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.cdc.gov/ncbddd/developmentaldisabilities/causes-and-risk-factors.html#:~:text=These%20factors%20include%20genetics%3B%20parental,environmental%20toxins%2C%20such%20as%20lead" title="https://www.cdc.gov/ncbddd/developmentaldisabilities/causes-and-risk-factors.html#:~:text=These%20factors%20include%20genetics%3B%20parental,environmental%20toxins%2C%20such%20as%20lead">https://www.cdc.gov/ncbddd/developmentaldisabilities/causes-and-risk-factors</a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Kapan Bayi Mampu Mengangkat Kepala?

kapan-bayi-mampu-mengangkat-kepala-1672630183633

Anak-anak, termasuk bayi, pada umumnya menyukai makanan yang manis. Namun, MomDad sering ragu-ragu untuk&nbsp; menambahkan gula pasir ke dalam makanan anak. Dalam hal ini MomDad benar, karena ada batas maksimum penambahan gula pada makanan yang sebaiknya tidak dilanggar, agar anak mulai belajar makan makanan sehat sejak diniNamun, tahukah MomDad kalau ternyata ada alternatif bahan alami lain yang bisa dijadikan pengganti pemanis makanan bayi, lho! Nah, berikut ini 5 bahan alami yang bisa MomDad gunakan!Madu<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672022688223-bf0c9bf9.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-183354852-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Madu dapat digunakan sebagai pemanis alami untuk MPASI. Madu yang tidak dipanaskan mengandung antijamur, antibakteri dan antiseptik. Menambahkan madu sebagai pemanis alami pada MPASI juga bermanfaat baik untuk imunitas anak karena didalamnya terkandung asam amino, vitamin dan mineral. Namun, perlu diingat bahwa madu hanya boleh diberikan pada anak di atas usia 1 tahun, ya. Pastikan juga bahwa madu yang kita pakai bersih, tidak terkontaminasi kuman berbahaya.Apel<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672022740137-ccd1db72.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-614444404-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Apel juga dapat digunakan sebagai pemanis alami MPASI bayi dan dapat diberikan mulai usia 6 bulan. Apel bisa dicampurkan ke dalam MPASI dalam bentuk puree sebagai tambahan pemanis.&nbsp;Gula kelapa<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672022799890-1c5afedf.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1347808338-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Gula kelapa memiliki indeks glikemik yang lebih rendah daripada gula halus. Selain itu, gula yang terbuat dari nira kelapa ini juga mengandung mineral, zat besi, seng, kalsium dan serat. MomDad bisa menambahkan gula kelapa sebagai alternatif saat membuat cemilan atau puding untuk si Kecil.&nbsp;Bila si Kecil menyukai makanan tanpa tambahan gula dan garam, MomDad tidak perlu memberikan tambahan pemanis. Tapi, kalau anak lebih suka makanan dengan rasa manis, boleh diberikan secukupnya, ya.Pisang<img src="https://storage.primaku.com/editor/1672022854206-2e8e7dfc.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1220484659-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Pisang merupakan bahan MPASI yang populer, meskipun saat ini tidak disarankan digunakan sebagai menu tunggal MPASI. Pisang dapat digunakan sebagai bahan campuran makanan untuk memberikan tambahan rasa manis. Pisang juga banyak mengandung vitamin dan mineral, diantaranya vitamin C, (pro) vitamin A, asam folat, kalium dan fosfor.Sirup beras <img src="https://storage.primaku.com/editor/1672022920775-5c1d72dd.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-497495775-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Sirup beras, atau brown rice syrup dibuat dari campuran beras coklat dan barley malt. Kombinasi keduanya kemudian difermentasi oleh enzim yang berasal dari karbohidrat dan diubah menjadi maltosa. Bahan pengganti gula ini bisa digunakan dengan dicampurkan pada bubur beras, puding atau camilan.Meskipun menggunakan pemanis alami, perlu diingat bahwa penambahan gula harus dibatasi, tidak boleh berlebihan ya, MomDad.Gula yang berlebih bisa merusak gigi dan meningkatkan risiko obesitas.&nbsp;Itulah 5 bahan makanan yang bisa MomDad gunakan sebagai pengganti gula pada MPASI. Semoga informasi di atas bermanfaat, ya buat MomDad!MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" title="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum MPASI &amp; Laktasi</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Bisa Menjadi Pengganti Gula, Ini Pemanis Alami yang Aman untuk MPASI

bisa-menjadi-pengganti-gula--ini-pemanis-alami-yang-aman-untuk-mpasi-1673405530753

<table class="e-rte-table" style="text-align: inherit; background-color: unset; width: 1059.33px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="width: 271.076px;">Nama Kegiatan</td><td style="width: 787.257px;" class="">Melempar Benda</td></tr><tr><td class="" style="width: 271.076px;">Usia</td><td style="width: 787.257px;" class="">6-9 bulan</td></tr><tr style="height: 28px;"><td class="" style="width: 271.076px;">Ranah Perkembangan​</td><td style="width: 787.257px;" class="">Motorik kasar </td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>Mainan dengan tekstur empuk (bola atau boneka kecil)</li></ul>Cara Bermain: <ul><li>Kumpulkan mainan dengan tekstur empuk dalam satu wadah. Beri contoh si Kecil untuk mengambil mainan dan melemparnya, lalu biarkan ia mencoba.</li><li>Bila si Kecil belum tergerak melakukannya secara mandiri, MomDad dapat membimbing gerakan tangannya.</li></ul>Referensi: Panduan Tumbuh Kembang dan Stimulasi Anak Usia 0 - 5 Tahun oleh Rumah Dandelion

Stimulasi Bayi Usia 6-9 Bulan: Melempar Benda

stimulasi-bayi-usia-6-9-bulan-melempar-benda-1671937617983

Saat si Kecil sakit, MomDad mungkin mengalami kesulitan memintanya untuk meminum obat. Ada beberapa alasan kenapa anak sulit minum obat, seperti tidak mengerti kenapa ia harus minum obat, tidak suka rasa atau teksturnya, dan sulit menelan tablet atau kapsul. Namun, agar kondisinya membaik, MomDad perlu mencari cara agar ia tetap mau minum obat. Jangan putus asa, yuk coba lakukan hal ini agar ia mau minum obat!<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671937157625-5d69865c.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1282504213-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> <ul><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Jelaskan pada anak kenapa ia harus minum obat dan apa akibatnya jika ia tidak meminum obat.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Hindari menakut-nakuti anak dengan minum obat, seperti “ayo yang pintar, kalau nakal nanti minum obat, lho!”</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Cari tahu cara minum obat yang paling nyaman untuk anak. Dengan sendok, pipet, atau minum dengan sedotan atau gelas.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Tanyakan juga padanya di mana ia ingin meminum obat di tempat tidurnya, di sofa, atau di pangkuan MomDad.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Berikan obat di pipi dalam si Kecil untuk mengurangi rasanya karena papil perasa paling banyak terletak di bagian belakang lidah.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Cara lain mengurangi rasa obat adalah dengan memberikan minuman dingin sebelumnya.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Dibandingkan memintanya meminum obat, berikan pilihan kepada si Kecil agar ia lebih kooperatif.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Permainan role-play dapat membantu MomDad memberikan obat pada anak.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Berpura-puralah memberikan obat pada boneka, lalu minta si Kecil untuk meminum obatnya.</li><li style="text-align: justify; font-size: 12pt;">Berikan pujian padanya setiap ia mau meminum obat.</li></ul><div style="text-align: justify;">Apabila saat ini si Kecil sedang sakit dan susah minum obat, tak ada salahnya MomDad mencoba tips di atas. Semoga berhasil, MomDad!</div><div style="text-align: justify;"> </div>Sumber bacaan: Mommyclopedia Panduan Lengkap Merawat Batita, dr. Meta Hanindita, Sp.A.

Si Kecil Susah Minum Obat Saat Sakit? Coba Atasi dengan Cara Ini, yuk!

si-kecil-susah-minum-obat-saat-sakit-coba-atasi-dengan-cara-ini-yuk-1671937195588

Ketika anak bertemu dengan orang baru, ia mungkin cenderung menjadi malu dan tidak berani mengekspresikan dirinya. Meski hal ini termasuk normal, namun sebagai orang tua, MomDad juga perlu melatih si Kecil supaya ia mampu keluar dari zona nyamannya. Nah, apabila si Kecil termasuk anak yang pemalu, MomDad bisa atasi dengan cara berikut ini:<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671936761226-37ce83d6.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1147442425-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> <ul><li style="text-align: justify;">Beri waktu pada si Kecil untuk merasa nyaman. Jangan melepaskan sendirian di situasi banyak orang tak dikenal. Dorong orang lain untuk bermain di dekat si Kecil dan menggunakan suara yang tenang.</li><li style="text-align: justify;">Jangan memberi label “pemalu” pada anak. MomDad tidak membantunya mengatasi rasa malunya jika terus menerus mengatakan padanya dan orang lain kalau ia pemalu.</li><li style="text-align: justify;">Puji si Kecil saat mulai berani mengatasi malunya.</li><li style="text-align: justify;">Jangan memarahinya atau bersikap tak sabar saat ia malu di tengah banyak orang. Anak membutuhkan dukungan dan pengertian orang tuanya.</li><li style="text-align: justify;">Berikan contoh untuk si Kecil bagaimana menjadi pribadi yang mudah bersosialisasi.</li><li style="text-align: justify;">Libatkan si Kecil dalam berbagai kegiatan yang ia sukai. Semakin sering ia bertemu dengan teman sebaya, semakin banyak kesempatan untuknya melatih diri menjadi tidak pemalu.</li></ul>Nah, jika si Kecil punya sifat pemalu, MomDad bisa coba tips di atas agar ia bisa jadi lebih berani. Selamat mencoba, MomDad!Jika ingin share pengalaman&nbsp;parenting,&nbsp;MomDad dapat ceritakan di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/parenting" title="https://primaku.page.link/parenting" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Parenting</a>&nbsp;bersama orang tua lainnya! Sumber bacaan: Mommyclopedia Panduan Lengkap Merawat Batita, dr. Meta Hanindita, Sp.A.

Tips Atasi Anak Pemalu agar Lebih Berani

tips-atasi-anak-pemalu-agar-lebih-berani-1674369294128

<table class="e-rte-table" style="text-align: inherit; background-color: unset; width: 1059.33px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="width: 25.5902%;">Nama Kegiatan</td><td style="width: 74.3154%;" class="">Meraih Benda</td></tr><tr><td class="" style="width: 25.5902%;">Usia</td><td style="width: 74.3154%;" class="">3-6 bulan</td></tr><tr style="height: 28px;"><td class="" style="width: 25.5902%;">Ranah Perkembangan​</td><td style="width: 74.3154%;" class="">Motorik halus </td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>Benda/mainan yang ringan</li></ul>Cara Bermain: <ul><li>Berikan benda atau mainan untuk dipegang si Kecil. Kemudian beri satu benda lain ke tangan yang sama.&nbsp;</li><li>Jika ia memegang benda pertama di tangan kanan, berikan benda kedua di tangan kanan pula. Si Kecil akan mencoba mengambil benda kedua dan berusaha memindahkan benda pertama ke tangannya yang lain.</li><li>Pastikan benda cukup ringan agar mudah digenggam dan dipindahtangankan, tidak memiliki ujung yang tajam dan cukup besar agar tidak tertelan.</li></ul>Referensi: Panduan Tumbuh Kembang dan Stimulasi Anak Usia 0 - 5 Tahun oleh Rumah Dandelion

Puree Alpukat Jeruk

Puree Alpukat Jeruk

Ini Bahayanya Jika Bayi Belum Bisa Mengangkat Kepala!

Ini Bahayanya Jika Bayi Belum Bisa Mengangkat Kepala!

Kapan Bayi Mampu Mengangkat Kepala?

Kapan Bayi Mampu Mengangkat Kepala?

Bisa Menjadi Pengganti Gula, Ini Pemanis Alami yang Aman untuk MPASI

Bisa Menjadi Pengganti Gula, Ini Pemanis Alami yang Aman untuk MPASI

Stimulasi Bayi Usia 6-9 Bulan: Melempar Benda

Stimulasi Bayi Usia 6-9 Bulan: Melempar Benda

Si Kecil Susah Minum Obat Saat Sakit? Coba Atasi dengan Cara Ini, yuk!

Si Kecil Susah Minum Obat Saat Sakit? Coba Atasi dengan Cara Ini, yuk!

Tips Atasi Anak Pemalu agar Lebih Berani

Tips Atasi Anak Pemalu agar Lebih Berani

Stimulasi Bayi Usia 3-6 Bulan: Meraih Benda

Stimulasi Bayi Usia 3-6 Bulan: Meraih Benda