Di usia batita, anak lagi senang-senangnya mengeksplorasi lingkungan sekitar. Maka dari itu, pengawasan orang tua sangatlah penting agar si Kecil terhindar dari bahaya. Namun, MomDad tentu tidak bisa mengawasi si Kecil selama 24 jam penuh. Ada kalanya MomDad ‘meleng’ dan ‘kecolongan’. Nah, di saat ‘kecolongan’ ini, MomDad perlu tahu tanda bahaya apabila si Kecil menelan bahan beracun seperti tanda berikut ini:<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671850590117-4592915f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-494095014-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Jika ada noda yang tidak diketahui asalnya di pakaian anak.<ul><li style="text-align: justify;">Anak tiba-tiba sulit bernapas.</li><li style="text-align: justify;">Anak tiba-tiba mual dan muntah-muntah.</li><li style="text-align: justify;">Anak tiba-tiba merasa sakit perut.</li><li style="text-align: justify;">Ada luka bakar di bibir atau mulut anak.</li><li style="text-align: justify;">Perubahan perilaku anak. Bisa sangat rewel atau malah sangat lemah.</li><li style="text-align: justify;">Bau napas anak yang tidak biasa.</li></ul>Jika ditemukan tanda-tanda seperti di atas, MomDad harus melakukan:<ul><li style="text-align: justify;">Pastikan bahan apa yang ditelan anak.</li><li style="text-align: justify;">Segera bawa ke UGD (Unit Gawat Darurat).</li><li style="text-align: justify;">Penanganan anak sehabis menelan bahan beracun akan sangat tergantung dari bahan itu sendiri.</li></ul>So, apabila MomDad menemukan si Kecil dengan ciri seperti di atas, segera lakukan cara penanganan secara tepat, ya.Sumber bacaan: Mommyclopedia Panduan Lengkap Merawat Batita, dr. Meta Hanindita, Sp.A

Kapan Perlu Curiga Anak Menelan Bahan Beracun?

kapan-perlu-curiga-anak-menelan-bahan-beracun-1671852269941

Secara tanpa sadar, MomDad mungkin pernah membentak si Kecil karena ia membuat kesalahan atau kesal dengan tindakannya. Ada kalanya MomDad hilang kesabaran dan meluapkan kekesalan pada anak. Namun, tahukah MomDad, ternyata membentak anak bisa memberikan dampak buruk, lho. Yuk, ketahui bahaya membentak si Kecil!Anak sulit belajar<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671849644837-a40eed49.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-513948594-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Ketika dibentak, seorang anak akan merasa takut dan “terancam” bahaya dan ia memasuki mode “fight or flight”. Seorang anak yang dalam mode ini “menutup” pusat belajar di otaknya, dan otak yang aktif dalam mode ini adalah otak yang berfungsi untuk “bertahan hidup” terhadap seseorang/situasi yang “mengancam” (misalnya orangtua yang berteriak dan membentak). Suatu studi juga menunjukkan bahwa bentakan dapat mempengaruhi kesehatan mental, seperti halnya hukuman fisik. Anak yang didisiplinkan dengan cara dibentak juga memiliki performa lebih buruk di sekolah dan kesehariannya, berbagai masalah perilaku lainnya seperti membangkang. Ketika orang tua mengkomunikasikan tujuan dan maksud mereka dalam kondisi tenang, seorang anak akan lebih reseptif dan mudah menerima didikan.Membentak anak membuat ia merasa tidak dihargai<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671849729008-526389ef.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-964733808-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bayangkan saja Ketika orang dewasa ditegur dan dibentak di tempat kerja, hal itu membuat kita mempertanyakan kemampuan dan membuat kita merasa tidak kompeten. Hal ini juga yang dirasakan anak Ketika ia dibentak, anak dapat merasa tidak dihargai/dicintai, dan bahkan ia seakan-akan adalah “musuh” dari orang tuanya.Membentak dapat memicu reaksi cemas, depresi, dan kemarahan di diri anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671849813296-6d517936.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1283571075-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Berbagai penelitian telah menemukkan bahwa anak yang sering dibentak lebih rentan mengalami depresi. Anak-anak dapat menangkap emosi negatif seperti kecemasan dari orangtua, dan respon kita terhadap kesalahan anak, misalnya dengan membentak dapat menstimulasi kecemasan yang sudah ia miliki.Koneksi/hubungan kita dengan anak dirusak dengan bentakan<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671849855976-40eb4cff.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Tanpa judul(4) (1).jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bentakan tidak menyarankan empati orang tua terhadap anak, dan bahkan anak akan merasa orang tua tidak berpihak padanya. Tentunya anak yang dibentak akan menyingkir dari situasi yang menyebabkan ia dibentak dengan defensive, marah dan terdiskoneksi, serta tidak terbuka terhadap perubahan, reseptif atau terkoneksi dengan orang tuanya.Bentakan tidak memberi contoh cara komunikasi yang baik<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671849906582-77364eb5.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1199672275-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Seorang anak mengalami kesulitan dalam meregulasi emosinya, apalagi jika orang tua tidak memberi mereka contoh yang baik. Selain itu Ketika kita membentak anak, maka kita mengaktivasi “mirror neuron” yang membuat anak membentak balik (atau setidaknya ingin). Kabar baiknya adalah, mirror neuron ini dapat bekerja dengan sebaliknya, misalnya Ketika seseorang tersenyum kepada kita, maka kita pun akan membalas dengan tersenyum.Nah, gimana sih cara MomDad menegur si Kecil saat ia berbuat kesalahan? Yuk, share pengelaman parenting MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/parenting" title="https://primaku.page.link/parenting" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum Parenting</a>&nbsp;bersama orang tua lainnya! Referensi<ul><li style="text-align: justify;">Markham LJ. Peaceful parents, happy kids. New York: Penguin books; 2012.</li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.parents.com/health/healthy-happy-kids/a-parental-wake-up-call-yelling-doesnt-help/" title="https://www.parents.com/health/healthy-happy-kids/a-parental-wake-up-call-yelling-doesnt-help/">https://www.parents.com/health/healthy-happy-kids/a-parental-wake-up-call-yelling-doesnt-help/ </a></li><li style="text-align: justify;"><a classname="e-rte-anchor" href="https://www.ahaparenting.com/read/Plan-to-Stop-Yelling" title="https://www.ahaparenting.com/read/Plan-to-Stop-Yelling">https://www.ahaparenting.com/read/Plan-to-Stop-Yelling</a></li></ul>

Ini Bahaya yang Akan Terjadi Jika MomDad Membentak si Kecil!

ini-bahaya-yang-akan-terjadi-jika-momdad-membentak-si-kecil-1671850491983

Teh merupakan salah satu minuman favorit yang sering dikonsumsi sehari-hari yang disukai orang dewasa maupun anak-anak. Belakangan ini, berbagai macam jenis produk teh tersedia di pasaran, mulai dari daun teh, teh celup, teh bubuk, hingga teh siap minum dalam kemasan botol dan kotak. Teh kemasan merupakan salah satu minum yang disukai anak, tetapi amankah konsumsi teh pada anak? Terdapat beberapa hal yang sebaiknya MomDad pertimbangkan sebelum memberikan teh pada si Kecil.Teh dapat mencegah berbagai penyakit<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671789005795-42e66bc5.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1409894607-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Teh bermanfaat untuk mencegah kanker, diabetes, dan penyakit jantung. Penelitian tahun 2013 menyebutkan bahwa konsumsi teh hijau dan teh hitam dapat menurunkan kadar kolesterol sehingga mengurangi risiko timbulnya penyakit jantung. Teh mengandung polyphenol yang bersifat anti-oksidan dan anti-radang yang berperan sebagai anti-kanker. Meski demikian kebanyakan penelitian tentang manfaat teh dengan kesehatan dilakukan pada orang dewasa. Sementara manfaat teh pada anak masih belum jelas.Teh mengandung stimulan dan bersifat diuretikTeh mengandung sekitar 3% kafein, theobromine, dan teofilin yang semuanya merupakan suatu stimulan. Akibat efek stimulan ini, teh bisa membuat anak menjadi “sangat aktif”. Apabila si Kecil cukup aktif atau sulit tidur, hindari memberikan teh untuknya, ya.Kafein yang terkandung dalam teh juga bersifat diuretik, artinya tubuh akan lebih banyak mengeluarkan air seni setelah minum teh. Itulah mengapa anak yang suka minum teh cenderung lebih sering buang air kecil.&nbsp;Teh tidak mengandung zat giziSeringkali setelah minum teh, anak akan merasa kenyang dan tidak mau makan. Padahal teh tidak mengandung zat gizi makro, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta hanya sedikit sekali mengandung mineral. Hal ini bisa merugikan bagi anak-anak yang membutuhkan zat gizi lengkap untuk bisa tumbuh dan berkembang.Teh kemasan seringkali mengandung tinggi gula<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671788982932-64c42c42.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1049303012-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Teh dalam kemasan biasanya telah ditambahkan gula yang cukup banyak. Satu botol teh isi 250 ml mengandung gula tambahan sekitar 20 g. World Health Organization (WHO) menyarankan asupan gula tambahan sebanyak 10% dari total kalori. Sebagai ilustrasi, seorang anak berusia 5 tahun yang memiliki berat badan ideal 18 kg boleh mendapat gula tambahan sekitar 45 g per hari. Bayangkan berapa banyak gula yang dikonsumsi si Kecil bila minum teh kemasan tiga kali sehari. Teh dalam kemasan yang banyak mengandung gula tambahan ini merupakan salah satu minuman yang dikaitkan dengan meningkatnya kejadian obesitas pada anak.Teh menghambat penyerapan zat besiKonsumsi teh dalam jumlah banyak saat makan dapat menyebabkan kekurangan zat besi. Es teh manis seringkali dihidangkan sebagai minuman pendamping saat makan. Hal ini sebaiknya dihindari karena polyphenol dan fitat yang terkandung dalam teh menghambat penyerapan zat besi. Akibatnya, tubuh kekurangan asupan zat besi yang dapat menyebabkan anemia atau kurang darah.Secara umum, sebetulnya teh tidak berbahaya bagi anak, tetapi manfaat konsumsi teh secara rutin pada anak belum terbukti, bahkan teh mengandung kafein serta zat anti nutrisi sehingga sebaiknya MomDad tetap menghindari pemberian teh bagi si Kecil.&nbsp;&nbsp;​MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" title="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum MPASI &amp; Laktasi</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho.Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Konsumsi Teh pada Anak, Amankah untuk Kesehatan?

konsumsi-teh-pada-anak-amankah-untuk-kesehatan-1671850542714

Stunting adalah pendek atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi berkepanjangan atau infeksi berulang. Stunting paling sering terjadi di 1.000 hari pertama kehidupan anak. Umumnya stunting ditandai dengan kondisi perawakan pendek di bawah rata-rata tinggi normal anak. Sebagai orang tua, MomDad tentu perlu memantau pertumbuhan dan perkembangan buah hati. Indikator sehat atau tidaknya anak, salah satunya bisa dilihat dari pertumbuhan tinggi dan berat badannya. Meskipun tinggi badan kerap diidentikkan dengan faktor genetik atau keturunan orang tua, namun pertumbuhan tinggi dan berat badan yang tidak sesuai standar bisa menjadi indikasi adanya stunting.Lantas, kapan anak dapat dikatakan stunting?Ciri stunting pada anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671782195065-04cb6155.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-503028241-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Perlu diingat bahwa MomDad tidak bisa sembarangan mendiagnosa buah hati mengalami stunting hanya karena kondisi tubuhnya kecil. Ada standar baku pengukuran tinggi badan menurut usia yang telah dibuat WHO. Untuk itu, MomDad perlu berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dulu, ya.Namun, MomDad juga perlu mewaspadai gejala atau ciri-ciri stunting yang mungkin muncul pada anak yang telah dirilis oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), seperti:<ul><li style="text-align: justify;">Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya</li><li style="text-align: justify;">Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda atau kecil untuk usianya</li><li style="text-align: justify;">Berat badan rendah untuk anak seusianya</li><li style="text-align: justify;">Pertumbuhan tulang dan gigi tertunda</li><li style="text-align: justify;">Anak mudah terserang penyakit</li></ul>Mengatasi stunting pada anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671782203974-93f984c4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1371396776-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Jika si Kecil mengalami stunting, cara terbaik yang bisa MomDad lakukan adalah segera membawanya ke dokter. Walaupun stunting bisa memengaruhi kondisi anak hingga ia dewasa, namun tetap bisa diatasi. Untuk itu, Kemenkes RI merekomendasikan pola asuh yang tepat, seperti memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan hingga 2 tahun. Berikan juga MPASI yang optimal, yakni mengandung 4-7 jenis makanan, seperti kacang-kacangan, umbi-umbian, produk olahan susu, daging atau telur serta sumber protein lain, hingga buah dan sayur yang mengandung banyak vitamin.Mencegah stunting<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671782210729-8586ce25.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1296531990-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Anak yang tumbuh sehat tentunya merupakan idaman semua orang tua. Nutrisi yang cukup tentu harus diberikan dalam masa tumbuh kembang anak. Agar mencegah terjadinya stunting, alangkah lebih baik untuk memperhatikan asupan nutrisi anak sejak dini. Selain itu, kecukupan nutrisi saat hamil dan menyusui pun perlu MomDad perhatikan.Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan ASI eksklusif hingga anak berusia 6 bulan dan dilanjutkan hingga berusia 2 tahun. Tak lupa mengenalkan anak pada makanan pendamping atau MPASI setelah anak berusia 6 bulan.Anak juga sudah bisa dikenalkan dengan makanan yang keluarga makan saat usianya menginjak 1 tahun. Upayakan untuk tetap memberikan makanan yang sehat dan nutrisi seimbang ya, MomDad seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.Nah, itulah penejelasan mengenai stunting yang perlu MomDad ketahui. Apabila punya pertanyaan seputar tumbuh kembang anak, MomDad dapat berkonsultasi di <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" title="https://primaku.page.link/tumbuh-kembang" target="_blank">Forum Tumbuh Kembang</a> dan pertanyaan MomDad akan langsung dijawab oleh ahli.Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Kapan Anak Dikatakan Stunting?

kapan-anak-dikatakan-stunting-1672637615349

<table class="e-rte-table" style="text-align: inherit; background-color: unset; width: 1059.33px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="width: 268.079px;">Nama Kegiatan</td><td style="width: 790.255px;" class="">Belajar Naik Tangga</td></tr><tr><td class="" style="width: 268.079px;">Usia</td><td style="width: 790.255px;" class="">9-12 bulan</td></tr><tr style="height: 28px;"><td class="" style="width: 268.079px;">Ranah Perkembangan​</td><td class="" style="width: 790.255px;">Motorik kasar </td></tr></tbody></table>Cara Bermain: <ul><li>Beri kesempatan si Kecil untuk&nbsp; mencoba naik tangga. Baginya, ini adalah tantangan yang menyenangkan. Daripada melarang dan membatasi gerak si Kecil, MomDad dapat melatihnya dengan pengawasan.</li><li>Di samping cara naik tangga, ajarkan pula cara turun tangga. Si Kecil perlu belajar untuk turun dengan cara mundur, yaitu kaki terlebih dahulu dan bukan kepala. MomDad dapat membantu memegangi dan memutar badan si Kecil agar perlahan sadar apa yang perlu dilakukan.</li><li>Semakin sering berlatih, ia akan semakin lihai dan nantinya mengurangi kemungkinan jatuh saat eksplorasi secara mandiri.</li></ul>Referensi: Panduan Tumbuh Kembang dan Stimulasi Anak Usia 0 - 5 Tahun oleh Rumah Dandelion

Stimulasi Bayi Usia 9-12 Bulan: Belajar Naik Tangga

stimulasi-bayi-usia-9-12-bulan-belajar-naik-tangga-1671767914050

<table class="e-rte-table" style="width: 1047px; min-width: 0px; height: 368px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 240.683px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 805.313px;">Makanan utama </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 240.683px;">Waktu memasak</td><td class="" style="vertical-align: top; width: 805.313px;">﻿﻿10 - 20 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 240.683px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 805.313px;">12 bulan ke atas</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 240.683px;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 805.313px;" class="">2 porsi</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 240.683px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 805.313px;" class="">Ikan salmon mengandung omega 3 yang cukup tinggi untuk menyempurnakan perkembangan otak, mata, dan saraf. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 240.683px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 805.313px;" class="">﻿﻿270 kkal energi 40 gram karbohidrat5 gram lemak17 gram protein2,1 mg zat besi1,1 mg seng</td></tr></tbody></table>﻿﻿Bahan:﻿﻿<ul><li style="font-size: 12pt;">1 pack Promina Pasta Spinach</li><li style="font-size: 12pt;">35 g ikan salmon filet, bentuk kotak kecil</li><li style="font-size: 12pt;">1 tangkai daun pasli, cincang</li><li style="font-size: 12pt;">2 siung bawang putih, cincang halus</li><li style="font-size: 12pt;">1/4 buah bawang bombay, iris tipis</li><li style="font-size: 12pt;">Garam secukupnya</li><li style="font-size: 12pt;">Keju parut secukupnya</li></ul>Cara membuat:<ul><li style="font-size: 12pt;">Rebus Promina Pasta Spinach selama 10 menit. Aduk sesekali. Tiriskan dan tuang ke dalam mangkuk. Tuangkan 1 sachet (10 g) saus Krim Ayam Bayam ke dalam mangkuk. Aduk rata.&nbsp;</li><li style="font-size: 12pt;">Tumis bawang putih dan bawang bombay hingga harum.&nbsp;</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan salmon, masak hingga matang/warnanya berubah.&nbsp;</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan garam, lalu aduk hingga rata.</li><li style="font-size: 12pt;">Campur Promina Pasta Spinach, aduk hingga rata. Masukkan sedikit air, aduk.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan keju yang sudah diparut, aduk. Taburkan daun pasli.</li><li style="font-size: 12pt;">Sajikan.</li></ul>

Pasta Salmon Spinach Carbonara

pasta-salmon-spinach-carbonara-1671763881686

Orang tua tentu ingin memberikan asupan gizi yang sempurna untuk anak. Untuk itu, sebisa mungkin MomDad akan memberikan makanan yang bergizi untuknya. Namun, ada beberapa anak yang menolak makan nasi. Tentu, hal ini membuat MomDad khawatir dan bingung.&nbsp;Umumnya anak tidak mau makan nasi saat sedang masuk pada tahap memilih makanan. Pada usia balita, anak sudah tahu mengenai makanan mana yang ia suka dan mana yang tidak. Seleranya sering kali berubah sesuai keinginan.&nbsp;Nah, ini beberapa cara yang bisa MomDad ikuti untuk mengatasi anak yang tidak mau makan nasi. Apa saja? Yuk, simak!Berikan sumber karbohidrat lain selain nasi<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671698213436-8d6db4d0.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1202764288-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Nasi bukan lah satu-satunya sumber karbohidrat yang dibutuhkan si Kecil. Agar tetap bertenaga dan sehat, ada beberapa pilihan sumber karbohidrat yang bisa MomDad berikan, misalnya kentang, jagung, ubi, singkong, gandum, roti, mie, bihun, dan lain-lain.&nbsp;Jadi, kalau si Kecil tidak mau mengkonsumsi nasi, MomDad bisa memberikan asupan karbohidrat dari makanan lain. Kebutuhan karbohidrat anak tetap dapat dipenuhi dari sumber lain, meskipun bukan dari nasiSediakan nasi dalam bentuk atau penampilan yang menarik<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671698244521-6313248e.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-874682586-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Kalau anak tidak mau makan nasi, MomDad bisa membuatnya menjadi tampilan yang menarik perhatian si Kecil. Misalnya dengan mencetak nasi ke dalam cetakan berbentuk binatang dengan hiasan sayur mayur berwarna di atasnya. Cara ini bisa membuat si Kecil lebih tertarik untuk melahapnya karena bentuknya yang beragam.Olah atau kemas nasi dalam bentuk yang dapat terima anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671698251124-c9918c4f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-481729756-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Saat anak susah makan nasi, MomDad juga bisa mengemasnya dalam bentuk dan rasa yang bervariasi. Misalnya,&nbsp; apabila anak menyukai makanan seperti kentang goreng atau bola kentang, maka ibu dapat menggunakan nasi sebagai bahan baku, dicampur dengan protein hewani seperti daging, kemudian digoreng.MomDad juga bisa mengubahnya menjadi bola-bola nasi dengan taburan seaweed, nasi kepal dengan isi tuna, atau nasi dengan bumbu dan rasa lainnya.&nbsp;Sajikan nasi dengan makanan yang ia telah mau konsumsi sebelumnya<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671698378052-a56c721f.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1301113384-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Dibanding memaksa anak makan nasi yang bisa memicu frustasi dan trauma makan, akan lebih baik bila MomDadi berusaha kreatif membuat variasi nasi. Salah satunya adalah dengan memperkenalkan nasi bersama dengan makanan yang telah mau dikonsumsi si Kecil sebelumnya. Misalnya, apabila anak menyukai pasta, Mom dapat menawarkan nasi pada piringnya, dalam jumlah sedikit dan membiarkan anak terbiasa serta ingin mencobanya sendiriAjak anak untuk menyiapkan nasi yang diolah<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671698472384-f4b06330.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1335823128-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> MomDad bisa mengajak anak bersama-sama membuat ketupat atau arem-arem. Umumnya anak akan lebih tertarik mencoba makanan “hasil karyanya” sendiri. MomDad juga bisa mengajaknya makan bersama alih-alih hanya makan sendiri. Hal ini dilakukan agar anak mencontoh kebiasaan orang tuanya saat makan.&nbsp;Saat anak melihat anggota keluarga menyantap makanan yang tersedia, lama kelamaan anak akan terbiasa melakukan hal yang sama, termasuk pada nasi.&nbsp;Nah, itu dia beberapa hal yang bisa MomDad lakukan untuk mengajak anak makan nasi. Meskipun anak menolak, MomDad bisa terus mencobanya beberapa hari atau beberapa minggu kemudian. Sebenarnya, nasi bukanlah makanan esensial karena dapat dengan mudah diganti dengan sumber karbohidrat yang lain. Namun, membiasakan si Kecil untuk menyukai makanan yang bervariasi, termasuk untuk menyukai nasi, memang sangat penting. Kiat-kiat mengenalkan nasi kepada si Kecil ini juga dapat dipraktikkan untuk bahan makanan lainnya.&nbsp;MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" title="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum MPASI &amp; Laktasi</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Tips Atasi Anak yang Enggak Mau Makan Nasi

tips-atasi-anak-yang-enggak-mau-makan-nasi-1671698604213

Madu memang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Mulai dari meningkatkan imunitas tubuh, meredakan batuk, hingga menjaga kesehatan saluran cerna. Namun, tahukah MomDad kalau madu juga bisa berisiko untuk bayi?Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya kapan MomDad bisa memberikan madu pada si Kecil, yuk simak penjelasannya berikut ini!Usia tepat bayi diberikan madu<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671695540035-db689b23.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-598241944-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Jika MomDad ingin memberikan madu pada si buah hati, sebaiknya menunggu hingga ia berusia lebih dari 1 tahun, ya. Pada usia ini, sistem cernanya sudah berkembang sempurna, sehingga kekebalan tubuhnya sudah mampu mencegah infeksi Clostridium botulinum.&nbsp;Pada usia lebih dari 1 tahun, MomDad juga bisa menambahkan madu pada MPASI si Kecil. Namun sebaiknya, MomDad tetap memperhatikan jumlah madu yang diberikan karena memberikan madu berarti menambah asupan gula si kecil. Pastikan untuk tidak melebihi 5% kebutuhan hariannya ya Mom!Dampak memberikan madu sebelum usia 1 tahun<img src="https://storage.primaku.com/editor/1671695545027-e42c2572.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-534798663-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bayi yang berusia di bawah 1 tahun tidak diperbolehkan mengkonsumsi madu karena berisiko mengalami keracunan makanan. Madu berpotensi mengandung spora bakteri Clostridium botulinum. Bakteri ini biasanya hidup di tanah dan dapat mengkontaminasi permukaan benda seperti karpet, lantai, bahkan madu.&nbsp;Bakteri ini dapat mengeluarkan toksi atau racun yang apabila tertelan oleh bayi &lt;1 tahun akan menyebabkan gejala kelumpuhan otot. Gejala awal dapat dijumpai pada 12-36 jam setelah bayi menelan madu dan dapat dimulai dengan gejala konstipasi. Kemudian bayi akan mengalami kondisi letargi, sulit dibangunkan, mata tampak sulit terbuka, wajah tampak tidak berekspresi, kesulitan menelan dan mudah tersedak, tangsian lemah, dan kesulitan bernapas. Apabila tidak ditangani segera, botulisme pada bayi dapat mengakibatkan kematian.Meskipun risikonya lebih berat pada bayi, namun sebenarnya, semua usia berisiko mengalami keracunan toksin Clostridium botulinum. Karena itu, pilihlah madu yang bersih dan dijual di dalam bejana tertutup rapat. Bila ingin lebih aman, sebaiknya MomDad memanaskan dulu (misalnya dengan microwave) madu yang akan diberikan kepada si Kecil.&nbsp;Manfaat madu untuk anak jika sudah cukup usia<ul><li style="text-align: justify;">Membantu penyembuhan saat batuk.&nbsp;Ada suatu studi yang menyatakan bahwa madu dapat digunakan sebagai terapi batuk anak di rumah. Anak berusia 1-5 tahun yang mengalami infeksi saluran napas ketika diberi 1-2 sendok teh madu sebelum jam tidur, memiliki perbaikan keluhan batuk dan perbaikan kualitas tidur.&nbsp;&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Madu memang memiliki manfaat anti-bakterial, anti amur dan anti-inflamasi. Meski demikian, madu merupakan salah satu sumber gula tambahan yang harus dibatasi konsumsinya. American Academy of Pediatrics menyarankan madu dapat dikonsumsi pada anak &gt;1 tahun dengan tetap mempertimbangkan batasan maksimal asupan gula tambahan pada anak, yaitu 6 sendok teh gula (jika merujuk pada batas maksimal 10% total kalori harian) atau 3-4 sendok teh (jika merujuk pada batas maksimal 5% total kalori harian menurut WHO), Jumlah madu yang dapat diberikan pada usia 1-5 tahun adalah sekitar&nbsp; ½ sendok teh;&nbsp; 1 sendok teh pada usia 6-11 tahun, dan 2 sendok teh pada usia&nbsp; &gt;12 tahun.&nbsp;</li><li style="text-align: justify;">Madu juga merupakan sumber energi, namun terutama hanya terdiri dari karbohidrat. 1 sendok teh madu mengandung 20-30 kkal, dan dapat menjadi tambahan energi bagi anak.</li><li style="text-align: justify;">Madu telah dikenal memiliki manfaat anti bakterial dan antiviral yang secara ilmiah telah terbukti mempercepat penyembuhan luka, gigitan serangga, luka bakar, atau eksim bila dioleskan pada kulit yang terkena. Madu juga telah ditemukan bermanfaat dalam tata laksana penyakit kulit psoriasis dan dermatitis atopik.</li></ul>Nah, itulah beberapa hal mengenai madu yang perlu MomDad ketahui. Semoga informasi ini bermanfaat dan menjadikan MomDad lebih berhati-hati dalam memilih makanan untuk si Kecil, ya.&nbsp;MomDad mau share informasi atau pertanyaan seputar MPASI dan Laktasi bersama orang tua lainnya? Yuk, ceritakan pengalaman MomDad di&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" title="https://primaku.page.link/MPASI-dan-Laktasi" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Forum MPASI &amp; Laktasi</a>! Selain itu, MomDad juga bisa bertanya seputar kesehatan si Kecil dan akan dijawab langsung oleh ahli, lho. Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D.

Kapan Perlu Curiga Anak Menelan Bahan Beracun?

Kapan Perlu Curiga Anak Menelan Bahan Beracun?

Ini Bahaya yang Akan Terjadi Jika MomDad Membentak si Kecil!

Ini Bahaya yang Akan Terjadi Jika MomDad Membentak si Kecil!

Konsumsi Teh pada Anak, Amankah untuk Kesehatan?

Konsumsi Teh pada Anak, Amankah untuk Kesehatan?

Kapan Anak Dikatakan Stunting?

Kapan Anak Dikatakan Stunting?

Stimulasi Bayi Usia 9-12 Bulan: Belajar Naik Tangga

Stimulasi Bayi Usia 9-12 Bulan: Belajar Naik Tangga

Pasta Salmon Spinach Carbonara

Pasta Salmon Spinach Carbonara

Tips Atasi Anak yang Enggak Mau Makan Nasi

Tips Atasi Anak yang Enggak Mau Makan Nasi

Kapan Bayi Boleh Diberikan Madu?

Kapan Bayi Boleh Diberikan Madu?