Umumnya, anak memiliki sifat agak sedikit manja. Anak yang memiliki sifat ini akan selalu meminta keinginannya segera dituruti oleh orang tua. Akan tetapi, sebaiknya MomDad perlu waspada dengan sifat manja si Kecil. Sebab, bila dibiarkan, hal ini akan terus berkembang seiring bertambah usia anak dan akan memengaruhi proses sosialisasi dengan teman sebayanya. Nah, anak yang manja biasanya tidak bisa berperilaku disiplin, manipulatif, dan terkadang bersikap tidak menyenangkan. Untuk lebih jelasnya, yuk kita ketahui bersama mengenai ciri anak manja.Ciri - ciri anak manja<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664588362971-a3ce6560.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1030198542-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Perilaku manja biasanya akan mulai muncul saat anak berusia 2-3 tahun. Gimana sih caranya untuk tahu apakah si Kecil termasuk anak yang manja atau tidak?&nbsp;Well, berikut beberapa ciri anak manja yang perlu MomDad waspadai:<ul><li style="text-align: justify;">Anak tidak dapat mengikuti aturan atau menerima saran</li><li style="text-align: justify;">Tidak merespon atau mengacuhkan perintah ‘tidak’ maupun ‘stop’</li><li style="text-align: justify;">Selalu protes terhadap berbagai hal</li><li style="text-align: justify;">Tidak mengerti perbedaan antara kebutuhan dan keinginan</li><li style="text-align: justify;">Anak selalu memaksakan kehendaknya</li><li style="text-align: justify;">Tidak menghormati keinginan orang lain</li><li style="text-align: justify;">Berusaha mengontrol lingkungan atau orang disekitarnya</li><li style="text-align: justify;">Sering ngambek, merengek, dan tantrum</li></ul>Dampak anak manja<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664588444975-ea86f6ec.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1331799746-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Anak manja memiliki dampak yang berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Bila sifat ini tidak segera ditangani, maka anak yang manja dapat mengalami hal-hal berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Memiliki masalah dalam pergaulannya di lingkungan sekitar maupun sekolah</li><li style="text-align: justify;">Teman sebayanya jarang ada yang ingin berteman dengan mereka yang memiliki sifat manja, karena terlalu mengatur atau egois</li><li style="text-align: justify;">Anak manja juga cenderung tidak sopan dan menuntut terlalu banyak dari orang yang lebih dewasa darinya</li><li style="text-align: justify;">Pada masa remaja, anak yang manja akan mengalami kesulitan bergaul. Hal ini dapat berdampak pada risk-taking behavior, seperti merokok, konsumsi alkohol dan obat-obat terlarang</li></ul>Tips mendidik anak agar tidak manja<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664588530033-86b77759.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1191216558-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Tentunya MomDad tidak ingin si Kecil tumbuh menjadi sosok yang manja kan? Agar si Kecil tidak manja, MomDad dapat mendidiknya dengan cara berikut:<ul><li style="text-align: justify;">Hindari permissive parenting</li><li style="text-align: justify;">Tetapkan aturan dan batasan pada anak</li><li style="text-align: justify;">Biarkan anak menangis apabila keinginannya tidak dituruti, ketahuilah kebutuhan dan keinginan anak</li><li style="text-align: justify;">Jangan memberikan apa yang anak inginkan bila ia memintanya melalui tantrum</li><li style="text-align: justify;">Ajarkan anak untuk bersabar</li><li style="text-align: justify;">Hindari memuji anak berlebihan</li><li style="text-align: justify;">Ajarkan anak untuk menghormati orang lain</li></ul>Setiap orang tua ingin anaknya tumbuh dan dapat diterima di lingkungan masyarakat dengan baik. Semoga dengan membaca penjelasan di atas, MomDad dapat melakukan cara parenting secara tepat, ya.&nbsp;Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar parenting? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto: iStock Sumber referensi:&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://hhma.org/healthadvisor/pa-prevspo-hhg/" title="https://hhma.org/healthadvisor/pa-prevspo-hhg/">https://hhma.org/healthadvisor/pa-prevspo-hhg/</a>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Kenali Ciri Anak Manja, serta Dampaknya bagi Lingkungan Sosial

kenali-ciri-anak-manja--serta-dampaknya-bagi-lingkungan-sosial

Beberapa waktu lalu sempat ramai di sosial media mengenai salah satu produksi minuman kemasan yang dikomplain oleh pembelinya, karena minuman tersebut dianggap terlalu manis. Hal ini memberikan rasa khawatir terhadap generasi muda yang berisiko mengalami diabetes. Seberapa rentankah anak dan remaja mengalami diabetes? Yuk, kita bahas bersama!Risiko diabetes pada generasi muda<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664536248614-c51abd8d.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="glass-full-sugar-cubes-unhealthy-diet-concept_79075-16654.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Berdasarkan situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI), penderita diabetes di Indonesia dapat mencapai 30 juta orang pada tahun 2030 mendatang bila gaya hidup tidak dijaga. MomDad juga perlu tahu, bahwa saat ini diabetes merupakan penyakit mematikan ketiga di Indonesia setelah stroke dan jantung. Tidak hanya diderita orang dengan usia lanjut, diabetes juga kerap menjangkit anak-anak dan remaja. Bahkan, diabetes yang menjangkit pada anak-anak dan remaja justru lebih berbahaya dibanding penderita usia lanjut.Diabetes mellitus atau yang biasa disebut juga dengan kencing manis merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan masalah tingginya kadar gula dalam darah (insulin). Berdasarkan jenis masalahnya, diabetes mellitus dibagi menjadi dua, yaitu:<ul><li style="text-align: justify;">Diabetes mellitus tipe 1</li></ul>Diabetes mellitus tipe 1 merupakan jenis diabetes yang paling sering dialami oleh anak-anak dan remaja yang terjadi akibat masalah pada produksi insulin. Diabetes mellitus tipe 1 terjadi kerusakan pada sel yang bekerja memproduksi insulin, yaitu sel beta pankreas.Pada umumnya, kerusakan ini disebabkan oleh proses autoimun, yakni tubuh memproduksi antibodi yang merusak sel beta pankreas, sehingga mengakibatkan kekurangan produksi insulin.Oleh karena itu, satu-satunya cara pengobatan diabetes mellitus tipe 1 adalah dengan memberikan insulin dari luar selama seumur hidup. Sampai saat ini belum ada pilihan pengobatan lain untuk diabetes mellitus tipe 1 selain pemberian insulin.<ul><li style="text-align: justify;">Diabetes mellitus tipe 2</li></ul>Diabetes mellitus tipe 2 umumnya diderita orang dewasa. Namun, tak bisa dipungkiri juga kalau diabetes mellitus tipe 2 juga bisa terjadi pada anak atau remaja yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.Seiring dengan peningkatan jumlah obesitas pada anak dan remaja, maka jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 pada anak dan remaja pun ikut meningkat. Setidaknya sebanyak 85% anak dengan diabetes mellitus tipe 2 terdiagnosis pada kondisi obesitas.Selain akibat obesitas, diabetes mellitus tipe 2 ini juga merupakan penyakit warisan. Seorang anak yang memiliki orang tua atau keluarga lain yang menderita obesitas harus waspada, karena sangat berisiko terkena diabetes mellitus tipe 2 di kemudian hari.Perbaikan gaya hidup sehat merupakan penanganan yang tepat pada diabetes mellitus tipe 2. Pada penderita diabetes mellitus tipe 2 sangat perlu mengatur pola hingga porsi makan, olahraga dan menurunkan berat badan pada anak obesitas merupakan hal-hal yang terpenting.Cara cegah diabetes pada anak<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664536478483-4a89b1cf.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="close-up-teenage-girl-eating-hamburger_53876-137570.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Anak-anak, terutama yang berisiko diabetes mellitus tipe 2 karena faktor warisan dari keluarga, harus membiasakan diri dengan gaya hidup berikut sejak dini:&nbsp; <ul><li style="text-align: justify;">Meminimalkan konsumsi gula terutama dengan menghindari terbiasa minum minuman bergula. Jangan biasakan anak minum minuman berkadar gula tinggi seperti minuman bersoda, teh dalam kemasan dan jus buah kemasan. Biasakan anak minum air putih, teh tawar, susu rendah lemak tanpa gula, dan berbagai minuman tanpa gula lainnya. </li><li style="text-align: justify;">Menambah asupan sayur dan buah. Biasakan anak untuk makan sayur dan buah setidaknya 5 porsi sehari. Gantilah kudapan ringannya dengan sayur atau buah.</li><li style="text-align: justify;">Mengurangi konsumsi semi-processed food seperti makanan kalengan dan kemasan serta makanan cepat saji.</li><li style="text-align: justify;">Mengendalikan porsi makan.</li><li style="text-align: justify;">Mengubah pola makan keluarga agar tidak tinggi karbohidrat atau tinggi lemak. Sediakan lebih banyak sayur dan buah.</li><li style="text-align: justify;">Beraktivitas fisik setidaknya 60 menit sehari.</li><li style="text-align: justify;">Mengurangi waktu sedenter, seperti menonton TV, bermain game di komputer, bermain ponsel, dengan durasi maksimal 2 jam per hari.</li></ul>Maka dari itu, apabila seorang anak terdiagnosis menderita diabetes, MomDad harus segera membawanya ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan guna menentukan tipe diabetes yang diderita.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto:&nbsp;​FreepikReferensi:<ul><li>Pulgaron ER, Delamater AM. Obesity and type 2 diabetes in children: epidemiology and treatment. Curr Diab Rep. 2014;15:508.</li><li>Mayer-Davis EJ, Kahkoska AR, Jefferies C, Dabelea D, Balde N, Gong CX, dkk. ISPAD Clinical practice consensus guidelines 2018: definition, epidemiology, and classification of diabetes in children and adolescents. Pediatr Diabetes. 2018;19:7-19.</li><li>Zeitler P, Arslanian S, Fu J,Pinhas-Hamiel O, Reiner T, Tandon N, dkk. ISPAD Clinical practice consensus guidelines 2018: type 2 diabetes mellitus in youth. Pediatr Diabetes. 2018;19:28-46.</li><li><a classname="e-rte-anchor" href="http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/diabetes-penderita-di-indonesia-bisa-mencapai-30-juta-orang-pada-tahun-2030" title="http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/diabetes-penderita-di-indonesia-bisa-mencapai-30-juta-orang-pada-tahun-2030">http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/diabetes-penderita-di-indonesia-bisa-mencapai-30-juta-orang-pada-tahun-2030</a></li></ul>Artikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Waspada, Anak dan Remaja Rentan Terkena Diabetes 

waspada--anak-dan-remaja-rentan-terkena-diabetes-

Beberapa tahun lalu, masyarakat sempat dihebohkan dengan adanya temuin vaksin palsu yang diberikan oleh sejumlah oknum petugas kesehatan. Meskipun sudah beberapa tahun berlalu, keresahan ini masih kerap dirasakan oleh masyarakat, terutama para orang tua. Lalu, apakah vaksin palsu masih beredar?Benarkah vaksin palsu masih beredar?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664524431469-629de412.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="covid-still-life-with-vaccine_23-2149079585.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> DR. Dr. Toto Wisnu Hendrarto, SpA(K), DTM&amp;H yang merupakan Anggota Satgas Imunisasi IDAI, mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan saat rapat kerja dengan DPR, Kapolri telah menyimpulkan kini tidak ada lagi rumah sakit yang mengedarkan vaksin palsu. Hal ini tentu bukan tanpa alasan.Menurut laporan resmi Komite Nasional KIPI, tidak ditemukan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang berhubungan dengan vaksin palsu. Efek samping vaksin palsu bisa dilihat dari tidak terbentuknya kekebalan pada penyakit difteri, pertussis, dan tetanus. Strategi terbaik yang bisa dilakukan saat ini adalah melakukan imunisasi ulang.MomDad juga sebaiknya jangan percaya langsung dengan informasi tidak resmi. Sebaiknya, percaya hanya pada Kemenkes. Masyarakat yang mendapatkan vaksin palsu akan dihubungi secara resmi oleh petugas dari Kemenkes RI.Bagaimana jika anak terlanjur mendapatkan vaksin palsu?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664524833297-c274d634.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="vaccination-baby-injection-arm_73944-15308.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> DR. Dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A(K), MTropPaed menjelaskan dalam bidang ilmu kesehatan, anak-anak berbeda dengan orang dewasa. Maka check-up yang dilakukan adalah pemeriksaan tumbuh kembang secara berkala sampai dengan usia 18 tahun. Jika MomDad selalu rutin membawa anak untuk vaksinasi setiap bulan, berarti MomDad sudah sekaligus melakukan pemeriksaan kondisi anak.Di luar jadwal vaksinasi, pemantauan tumbuh kembang dapat dilakukan melihat buku pedoman yang diberikan saat pemberian vaksinasi. Untuk itu, pelajari buku imunisasi yang diperoleh, yang terdapat kurva tumbuh kembang dalam buku tersebut. Jika terdapat penyimpangan, silakan bawa si Kecil langsung ke fasilitas kesehatan terdekat. Pemeriksaan laboratorium hanya dilakukan sesuai indikasi dan tidak dilakukan secara rutin.Itu dia penjelasan mengenai vaksin palsu yang perlu MomDad tahu. Sebelum si Kecil divaksin, pastikan MomDad menerima informasi dari sumber terpercaya, ya.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar vaksinasi? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto:&nbsp;​FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Apakah hingga Saat ini Masih Ada Vaksin Palsu untuk Anak?

apakah-hingga-saat-ini-masih-ada-vaksin-palsu-untuk-anak-

Si Kecil makin aktif bergerak terutama saat memasuki usia 1-2 tahun merupakan momen membahagiakan bagi orang tua. Namun, ada kalanya para orang tua bingung dalam menentukan apakah si Kecil sudah menunjukan perkembangan yang ideal untuk usianya. Agar MomDad tidak keliru dan bisa segera berkonsultasi jika menemukan hal yang tidak sesuai, yuk ketahui sederet ceklis perkembangan motor kasar dan halus pada anak usia 1-2 tahun berikut! Motor kasar usia 1-2 tahun<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664505249007-f348ca47.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="adorable-baby-playing-with-toy-home-floor_23-2149355548.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Motorik kasar adalah gerakan yang melibatkan kelompok otot-otot besar pada anak seperti lengan, kaki, betis, atau seluruh tubuh. Umumnya aktivitas yang masuk dalam motorik kasar adalah berlari, melompat, menangkap bola dan melempar. Berikut sederet ceklis perkembangan motorik kasar anak yang perlu MomDad ketahui:&nbsp;<ul><li style="text-align: justify;">Berjalan sendiri, dan jarang terjatuh</li><li style="text-align: justify;">Berjongkok untuk mengambil benda yang jatuh</li><li style="text-align: justify;">Dapat melempar/menendang bola tanpa kehilangan keseimbangan</li><li style="text-align: justify;">Dapat mempertahankan keseimbangan saat duduk atau berdiri sembari menggunakan kedua tangannya untuk bereksplorasi dengan mainannya</li><li style="text-align: justify;">Dapat berjalan sambil menarik mainan di belakangnya</li><li style="text-align: justify;">Dapat berjalan sambil membawa mainan/benda yang berukuran cukup besar</li><li style="text-align: justify;">Berlari</li><li style="text-align: justify;">Memanjat furnitur/mainannya tanpa bantuan</li><li style="text-align: justify;">Dapat naik dan turun tangga berpegangan</li></ul>Motor halus usia 1-2 tahun<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664505183898-c7e85915.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="baby-girl-playing-with-educational-toy-nursery_73683-347.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Motorik halus adalah perkembangan si Kecil dalam menggerakan otot-otot kecilnya dengan melakukan aktivitas seperti menyusun, menggambar, menulis atau memasukan balok sesuai bentuknya. Berikut ceklis perkembangan ideal motorik halus anak usia 1-2 tahun:<ul><li style="text-align: justify;">Menumpuk dua objek/balok (12-18 bulan), hingga 4 balok atau lebih pada usia 2 tahun</li><li style="text-align: justify;">Mencoret-coret</li><li style="text-align: justify;">Membalikkan wadah untuk mengeluarkan isinya</li><li style="text-align: justify;">Mulai sering menggunakan salah satu sisi tangan lebih sering pada usia di atas 18 bulan (tangan kanan atau kiri)</li><li style="text-align: justify;">Tertarik bermain dengan kunci-gembok, saklar mainan, kancing, slot pintu, dan sebagainya. Untuk alternatif orang tua bisa memberikan mainan seperti busy board.&nbsp; Tetapi pastikan orang tua selalu mengawasi ketika anak bermain dan pilih mainan yang tidak memiliki unsur terpisah seperti paku atau baut yang bisa terlepas, untuk menghindari benda tersebut tertelan.</li></ul>Nah itu dia Berbagai perkembangan ideal yang dialami oleh bayi usia 1-2 tahun. Namun, MomDad perlu mewaspadai jika buah hati menunjukkan tanda di bawah ini, dan segera konsultasikan dengan dokter ahli.<ul><li style="text-align: justify;">Anak tidak dapat berjalan hingga usia 18 bulan</li><li style="text-align: justify;">Anak terus menerus berjalan jinjit. Tidak terjadi pola berjalan seperti orang dewasa, yaitu menggunakan tumit dan ujung kaki (heel&nbsp; to toe)</li><li style="text-align: justify;">Tidak dapat memanjat tangga</li><li style="text-align: justify;">Tidak menggunakan pincer grasp (menjimpit menggunakan telunjuk dan ibu jari) saat memegang benda berukuran kecil</li></ul>Well, apakah motor kasar dan halus si Kecil sudah sesuai dengan ceklis di atas, MomDad? Semoga sudah ya dan tumbuh kembangnya berjalan dengan optimal.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar perkembangan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle!Sumber foto:&nbsp;​FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Kenali Perkembangan Motor Kasar dan Halus Anak Usia 1-2 Tahun

kenali-perkembangan-motor-kasar-dan-halus-anak-usia-1-2-tahun

Bermain menjadi kegiatan yang paling disukai anak-anak sehingga seolah mereka tidak pernah merasa lelah walaupun sudah bermain seharian. Anak yang suka bermain dan aktif bisa menunjukkan bahwa mereka dalam kondisi fisik yang sehat.Namun, jika anak menunjukkan sikap yang sangat aktif dan cenderung tidak bisa diam, terutama saat sedang belajar di dalam kelas, orang tua bisa mulai hati-hati karena bisa jadi anak termasuk dalam kategori hiperaktif. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasannya, yuk!&nbsp;Penyebab anak terlalu aktif<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664449105651-f287db45.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="full-shot-happy-kid-sitting-container_23-2149311328.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Secara alamiah, anak memiliki energi yang sangat banyak sehingga mereka terlihat aktif atau bahkan sangat aktif. Misalnya pada anak usia pra-sekolah, biasanya mereka memiliki tingkat keaktifan yang sangat tinggi disertai rasa ingin tahu yang sangat besar. Anak yang lebih tua dan remaja juga masih dapat terlihat enerjik, namun tidak seaktif anak-anak usia balita.Salah satu penyebab mengapa anak terlalu aktif sehingga membutuhkan penilaian dan terapi lebih lanjut yaitu ADHD (attention deficit and hyperactivity disorder). Kata ‘disorder’ berarti sudah muncul gangguan dalam berbagai aktivitas anak yang disebabkan oleh gangguan perhatian dan hiperaktivitasnya, seperti dalam kehidupan sosial dan bersekolah. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa gangguan ADHD cenderung diturunkan dari keluarga (genetik).Namun, beberapa dugaan lain, seperti terlalu banyak makan gula, tidak terbukti secara ilmiah dapat menyebabkan anak terlalu aktif. Penelitian membuktikan bahwa perbandingan yang dilakukan pada anak yang mengonsumsi banyak gula dan pengganti gula tidak ada bedanya. Bukan berarti MomDad bisa memperbolehkan anak mengonsumsi banyak gula, dan tidak memberikan gula sama sekali juga bukan solusinya.Menghadapi balita yang terlalu aktif<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664449114783-d7203986.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="father-son-playing-park-sunset-time-people-having-fun-field-concept-friendly-family-summer-vacation-father-son-legs-walk-across-lawn-park_1150-45801.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Lalu, bagaimana caranya agar para orang tua bisa menghadapi anak-anak yang terlalu aktif, ya? Berikut jawabannya:<ul><li style="text-align: justify;">Hindari suasana atau situasi yang terlalu bising di rumah sehingga anak lebih mudah untuk beristirahat.</li><li style="text-align: justify;">Sediakan waktu berkualitas antara MomDad dengan anak untuk melakukan aktivitas yang lebih ‘kalem’, seperti membaca buku bersama.</li><li style="text-align: justify;">Berikan kesempatan kepada anak untuk menyalurkan energinya melalui aktivitas fisik yang lebih terarah, seperti berenang, bersepeda, main bola, dan lain-lain.</li><li style="text-align: justify;">Apabila terjadi konflik dalam rumah tangga antara MomDad, usahakan untuk tidak melakukan atau menunjukkan di depan anak karena dapat memicu rasa tidak aman yang akan ditunjukkan melalui perilaku terlalu aktif.</li></ul>Itu dia penjelasan mengenai penyebab dan cara mengatasi anak yang terlalu aktif. Apabila si Kecil termasuk salah satunya, jangan ragu untuk konsultasikan ke ahli ya, MomDad.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar perkembangan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto:&nbsp;​FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Gimana sih Cara Hadapi Balita yang Terlalu Aktif? Ini Kata Ahli!

gimana-sih-cara-hadapi-balita-yang-terlalu-aktif--ini-kata-ahli-

Masyarakat Indonesia seringkali memanfaatkan madu sebagai obat herbal tradisional maupun pemanis makanan dan minuman alami. Hal ini tak lepas dari kandungan yang ada di dalam madu, seperti karbohidrat, asam amino bebas, vitamin, flavonoid, hingga antioksidan. Karena banyaknya kandungan baik tersebut, banyak orang tua yang memberikan madu untuk anaknya yang masih bayi. Sebenarnya, apakah bayi boleh diberikan madu? Ketahui jawabannya, yuk! Dapat sebabkan infant botulismBanyak orang tua memberikan madu pada bayi mereka dengan harapan dapat meningkatkan daya tahan tubuh si Kecil agar terhindar dari penyakit. Madu kerap digunakan sebagai obat herbal tradisional untuk meredakan gejala batuk dan sulit tidur pada anak dengan infeksi saluran napas atas. Namun demikian, tidak semua orang tua mengetahui risiko pemberian madu pada bayi di bawah usia 12 bulan.Konsumsi madu pada bayi berusia kurang dari 12 bulan dapat meningkatkan risiko infant botulism (penyakit botulisme pada bayi). Infant botulism terjadi akibat toksin yang diproduksi oleh kuman Clostridium botulinum, yakni bakteri gram positif bersifat anaerob yang dapat ditemukan di dalam tanah yang dapat terbawa oleh udara.Sudah terbukti secara mikrobiologis dan epidemiologis, spora Clostridium botulinum ternyata dapat ditemukan juga pada madu. Sebanyak 95% kasus infant botulism terjadi pada bayi berusia 6 minggu hingga 6 bulan. Bayi yang menelan spora Clostridium botulinum berisiko mengalami infant botulism karena masih belum lengkapnya flora normal pada usus bayi sehingga belum dapat berkompetisi dengan spora yang masuk ke saluran cerna.<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664439832734-c89610d4.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="dripping-honey-glass-jar.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Perbedaan pH pada saluran cerna memungkinkan pertumbuhan spora Clostridium botulinum yang masuk ke saluran cerna. Spora akan bergerminasi atau bertunas dan berkolonisasi di usus besar dan akan mulai memproduksi toksin botulinum yang menyebabkan penyakit. Pada anak besar atau orang dewasa, madu jarang menyebabkan masalah kesehatan karena flora normal usus dapat bersaing dengan spora yang masuk ke saluran cerna sehingga tidak timbul penyakit.Toksin botulinum yang masuk ke saluran cerna bayi akan menyerang sistem saraf dan menyebabkan kelemahan otot atau hipotonia. Ini terjadi karena toksin botulinum akan berikatan dengan reseptor sehingga menghambat pelepasan asetilkolin (zat kimia penghantar rangsang saraf) yang berakibat terhambatnya hantaran saraf, tidak hanya di saluran cerna, namun juga di seluruh tubuh.Gejala yang tampak pada bayi yang mengalami infant botulism antara lain lesu, lemas, sesak napas, malas menyusu, sulit menelan, sembelit, sulit membuka mata, dan mulut kering. Infant botulism bahkan dapat menyebabkan kematian karena kelemahan otot&nbsp;Untuk meminimalkan risiko infant botulism, tidak disarankan memberikan madu pada bayi berusia kurang dari 12 bulan. Sebagai alternatif, sari buah dapat diberikan sebagai pemanis alamiah bagi bayi yang sudah mendapat makanan pendamping ASI (usia 6 bulan ke atas).Yuk, lebih waspada dan bijak lagi dalam memberikan obat kepada si Kecil. Sebaiknya konsultasikan kondisi si Kecil ke ahli agar mendapat penanganan yang tepat.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar kesehatan si Kecil? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto:&nbsp;​FreepikDaftar Pustaka:1.&nbsp; 	Ahmed N, Sutcliffe A, Tipper C. Feasibility study: honey for treatment of cough in children. Pediatric Reports 2013; 5:e8.2.&nbsp; 	Cohen H A, Rozen J, Kristal H, Laks Y, et al. Effect of honey on nocturnal cought and sleep quality: adouble-blind, randomized, placebo-controlled study. 2012; 130:e465-471.3.&nbsp; 	Benjamins L J, Gourishankar A, Marquez V Y, Cardona H E, et al. Honey pacifier use among an indigent pediatric population. 2013; 131:e1838-41.4.&nbsp; 	Abdulla C O, Ayubi A, Zulfiquer F, Santhanam G, et al. Infant botulism following honey ingestion. BMJ case reports. 2012; doi:10.1136/bcr.11.2011.5153.5.&nbsp; 	Sastroasmoro Sudigdo. Membina tumbuh kembang bayi dan balita; makanan tambahan. Jakarta: Badan penerbit ikatandokter anak indonesia; 2007.Hal115-124.6.&nbsp; 	Brook I. Infant Botulism. Journal of perinatology. 2007; 175-180.Penulis: Dr. Devina AngelaReviewer:<ul><li style="text-align: justify;">Dr. TitisPrawitasari, Sp.A(K) dan Dr. Amanda Soebadi, Sp.A</li><li style="text-align: justify;">Ikatan Dokter Anak Indonesia</li></ul>

Kerap Dijadikan Obat Herbal, Bolehkah Madu Diberikan ke Bayi?

kerap-dijadikan-obat-herbal--bolehkah-madu-diberikan-ke-bayi-

Santan menjadi makanan yang sering dijumpai dalam masakan Indonesia. Tak hanya mampu memberikan rasa gurih, santan merupakan sumber lemak, protein, zat besi, magnesium yang baik bagi tubuh.&nbsp;Namun, yang jadi pertanyaan apa penggunaan santan pada menu MPASI baik bagi kesehatan tubuh bayi? Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak berikut ini!Usia berapa bayi boleh menyantap santan dalam MPASI?<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664439360682-d63b769b.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1317017295-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> MomDad bisa memberikan MPASI bersantan kepada bayi sejak usia si Kecil berusia 6 bulan. Santan merupakan sumber lemak yang sehat sehingga bisa ditambahkan dalam MPASI selama jumlahnya tidak berlebihan. Meski begitu, MomDad juga perlu menyeimbangkan menu MPASI dengan sayuran dan lauk yang menyehatkan.&nbsp;Takaran untuk memberikan santan dalam MPASI<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664439366859-3503a926.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-511528562-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Meski santan merupakan kandungan nutrisi yang baik, MomDad perlu mengetahui takaran yang pas untuk memberikan santan pada si Kecil. Jumlah rata-rata santan yang dapat digunakan adalah 1-2 sendok makan santan per kali masak.Jumlah tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan gizi masing-masing anak yang terus meningkat seiring usia.Dampak buruk bagi anak jika memberikan santan terlalu dini<img src="https://storage.primaku.com/editor/1664439373414-de6e727a.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="istockphoto-1127551066-612x612.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1062px; min-height: 0px;"> Bayi berusia 0-12 bulan hanya disarankan untuk minum ASI atau susu formula, minuman lain, termasuk santan segar yang digunakan sebagai minuman, tidak disarankan untuk digunakan sebagai pengganti ASI/susu formula.Pemberian santan sebelum usia yang aman untuk MPASI berpotensi menyebabkan gangguan pada saluran cerna hingga risiko tersedak karena kekentalannya.Jadi, santan boleh saja diberikan pada bayi, asal tidak terlalu sering. Saat mengolah santan, sebaiknya MomDad sendiri yang membuat santan dibanding menggunakan santan kemasan yang umumnya ditambahkan pemanis buatan.Ingin tahu tips dan informasi lainnya seputar MPASI? Ayo, baca artikel di aplikasi PrimaKu atau kunjungi&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.com/" title="https://primaku.com/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">primaku.com</a>. Selain itu, MomDad bisa juga menonton seluruh tayangan ulang webinar di aplikasi, lho. Tak ketinggalan,&nbsp;follow&nbsp;juga akun&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/official.primaku/" title="https://www.instagram.com/official.primaku/" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">Instagram</a>&nbsp;dan&nbsp;<a class="e-rte-anchor" href="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" title="https://www.tiktok.com/@officialprimaku" target="_blank" style="background-color: rgb(255, 255, 255); font-size: 16px;">TikTok</a>&nbsp;PrimaKu supaya enggak ketinggalan update informasi seputar kesehatan anak dan&nbsp;parenting lifestyle! Sumber foto:&nbsp;​FreepikArtikel ini telah ditinjau oleh Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., PhD.

Catat, Ini Penggunaan Santan yang Tepat untuk MPASI

catat--ini-penggunaan-santan-yang-tepat-untuk-mpasi-1689821051437

<table class="e-rte-table" style="width: 1076.01px; min-width: 0px;"><tbody><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 181.99px;">Kategori </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 893.01px;">Camilan </td></tr><tr style="height: 25px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 181.99px;">Waktu memasak</td><td style="vertical-align: top; width: 893.01px;" class="">60 - 120 menit</td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 181.99px;">Usia </td><td class="" style="vertical-align: top; width: 893.01px;">12 bulan ke atas</td></tr><tr style="height: 24px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 181.99px;">Porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 893.01px;" class="">15 porsi</td></tr><tr style="height: 44px;"><td class="" style="vertical-align: top; width: 181.99px;">Fun facts</td><td style="vertical-align: top; width: 893.01px;" class="">Kandungan air di buah naga sangat tinggi yaitu sekitar 90%, sehingga baik untuk mencegah sembelit. </td></tr><tr><td class="" style="vertical-align: top; width: 181.99px;">﻿﻿Kandungan per porsi</td><td style="vertical-align: top; width: 893.01px;" class="">34,3 kkal energi7,3 gram karbohidrat0 gram lemak0,1 gram protein0 mg zat besi0 mg seng</td></tr></tbody></table>Bahan:<ul><li>1 bungkus agar-agar bubuk warna putih</li><li>1/2 sdt vanili bubuk</li><li>100 g gula pasir</li><li>200 g daging buah naga merah, blender sampai halus</li><li>600 ml air putih</li></ul>Cara membuat:<ul><li style="font-size: 12pt;">Rebus agar-agar, gula pasir, vanili bubuk, dan air ke dalam panci, sambil diaduk sampai tercampur rata.</li><li style="font-size: 12pt;">Masukkan daging buah naga yang sudah diblender, aduk rata.</li><li style="font-size: 12pt;">Tuang ke dalam cetakan, biarkan sampai dingin.</li></ul><div><div>Referensi: Mommyclopedia 89 Resep Makanan Anak 2-5 Tahun oleh Dr. dr. Meta Hanindita, Sp.A(K)</div><div>Ilustrasi foto:&nbsp;Shutterstock</div></div>

Kenali Ciri Anak Manja, serta Dampaknya bagi Lingkungan Sosial

Kenali Ciri Anak Manja, serta Dampaknya bagi Lingkungan Sosial

Waspada, Anak dan Remaja Rentan Terkena Diabetes

Waspada, Anak dan Remaja Rentan Terkena Diabetes

Apakah hingga Saat ini Masih Ada Vaksin Palsu untuk Anak?

Apakah hingga Saat ini Masih Ada Vaksin Palsu untuk Anak?

Kenali Perkembangan Motor Kasar dan Halus Anak Usia 1-2 Tahun

Kenali Perkembangan Motor Kasar dan Halus Anak Usia 1-2 Tahun

Gimana sih Cara Hadapi Balita yang Terlalu Aktif? Ini Kata Ahli!

Gimana sih Cara Hadapi Balita yang Terlalu Aktif? Ini Kata Ahli!

Kerap Dijadikan Obat Herbal, Bolehkah Madu Diberikan ke Bayi?

Kerap Dijadikan Obat Herbal, Bolehkah Madu Diberikan ke Bayi?

Catat, Ini Penggunaan Santan yang Tepat untuk MPASI

Catat, Ini Penggunaan Santan yang Tepat untuk MPASI

Agar-Agar Buah Naga

Agar-Agar Buah Naga