Kasus MPox di Dunia dan Indonesia Kasus MPox kembali meningkat di beberapa negara, termasuk Indonesia. Pada 14 Agustus 2024, WHO menetapkan MPox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (PHEIC) karena kasus yang melonjak, terutama di Republik Demokratik Kongo dan negara-negara Afrika lainnya. Di Indonesia sendiri, Mpox sudah masuk kategori Penyakit Emerging Tertentu yang Berpotensi Menyebabkan Wabah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan langkah-langkah untuk menghadapi Mpox. Salah satu cara untuk mencegah MPox adalah dengan pemberian vaksin. Lalu, siapa saja yang menjadi sasaran utama vaksin MPox? Apa Itu Gejala MPox?Sebelum membahas vaksin MPox, yuk, kita bahas dulu bagaimana gejala MPox. MPox bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak, terutama jika mereka melakukan kontak erat dengan orang yang sudah terinfeksi. Menurut data terbaru, anak-anak cenderung mengalami gejala yang lebih parah dibandingkan remaja dan orang dewasa. Gejala utamanya adalah ruam yang mirip dengan cacar air atau infeksi virus lainnya. Jadi, kalau MomDad melihat gejala mencurigakan pada anak, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat agar anak bisa diperiksa lebih lanjut.Untuk mengetahui bagaimana gejala dan penyebaran MPox selengkapnya, MomDad bisa baca artikel ini: <a class="e-rte-anchor" href="https://primaku.page.link/qgkL" title="https://primaku.page.link/qgkL" target="_blank">WHO Umumkan Darurat Monkeypox: Apa Bahayanya untuk Si Kecil?</a> Kelompok yang Berisiko Tertular MPoxOrang yang paling berisiko terkena MPox adalah mereka yang tinggal serumah atau punya riwayat kontak erat dengan penderita, termasuk melalui kontak seksual. Tenaga kesehatan yang merawat pasien MPox juga berisiko. Namun, kelompok yang paling utama terpapar adalah laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama jenis. Jadi, penting untuk waspada dan menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Siapakah Sasaran Utama Vaksin MPox<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/b4de5de7ccfab7f5bddd839ceb5bb782_1726534925327.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Vaksin_MPox-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1458px; min-height: 0px;"> Vaksin yang dulu digunakan untuk smallpox atau cacar sudah dikembangkan untuk melawan MPox. Namun, stoknya masih sangat terbatas. Beberapa negara, termasuk Indonesia, hanya merekomendasikan vaksin ini untuk orang-orang yang paling berisiko. Siapa saja mereka?<ul><li>Pasangan seksual berisiko tinggi</li><li>﻿﻿Petugas lab yang memeriksa spesimen MPox</li><li>Tenaga kesehatan yang merawat pasien MPox</li><li>Orang yang kontak erat dengan penderita MPox dalam 2 minggu terakhir</li></ul>Saat ini, vaksinasi massal belum dianjurkan. Jadi, kalau MomDad atau keluarga termasuk kelompok berisiko, sebaiknya segera konsultasi ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut soal vaksinasi. MPox dan Ibu MenyusuiApabila Ibu menyusui terdiagnosis MPox, sebaiknya segera berkonsultasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Jika memungkinkan untuk terus menyusui dan melakukan kontak, maka petugas akan memberikan saran untuk mengurangi risiko penularan, misalnya dengan menutupi luka dan mengenakan masker. Saat ini, belum diketahui apakah virus MPox dapat menular dari orang tua ke anak melalui ASI.MPox memang penyakit yang perlu diwaspadai, tapi dengan menjaga kebersihan, menghindari kontak erat dengan penderita, dan mendapatkan vaksin bagi yang berisiko, kita bisa membantu mencegah penyebarannya. Jangan lupa, jika ada gejala, segera periksa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Referensi:<ul><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240818/1346255/siaga-hadapi-mpox%E2%81%B7/" title="https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240818/1346255/siaga-hadapi-mpox%E2%81%B7/">https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240818/1346255/siaga-hadapi-mpox%E2%81%B7/ </a></li><li>Kemenkes. Monkeypox FAQ. Kemenkes. 2024. Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Penetapan Status Mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Global</li></ul>

Vaksin MPox: Mengapa Anak-Anak Bukan Sasaran Utama? Ini Fakta yang MomDad Harus Ketahui!

vaksin-mpox--mengapa-anak-anak-bukan-sasaran-utama--ini-fakta-yang-momdad-harus-ketahui--1726535039596

Belakangan ramai pembicaraan tentang susu ikan sebagai alternatif lain dari susu sapi. Hal ini pasti bikin MomDad bertanya-tanya, apa sih susu ikan? Amankah dikonsumsi oleh anak? Yuk, kita bahas!Apa Itu Susu?﻿﻿Sebelum membahas tentang susu ikan, kita pahami dulu apa itu susu. Susu adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar mammae (atau kelenjar payudara) pada mamalia betina, termasuk manusia. ASI (Air Susu Ibu) adalah contoh susu yang dihasilkan oleh tubuh manusia, dan menjadi sumber nutrisi utama bagi bayi hingga usia 2 tahun.ASI penting banget untuk anak! Sampai usia 6 bulan, ASI eksklusif sudah mencukupi kebutuhan nutrisi si Kecil. Setelah itu, nutrisi dari makanan tambahan secara bertahap perlu diperkenalkan:<ul><li>6-9 bulan: 70% dari ASI, 30% dari makanan</li><li>9-12 bulan: 50% dari ASI, 50% dari makanan</li><li>Di atas 1 tahun: 30% dari ASI, 70% dari makanan</li></ul>Setelah anak berusia 2 tahun, susu bukan lagi sumber nutrisi utama. Tapi, tetap bisa diberikan sebagai tambahan protein yang bagus untuk tumbuh kembang mereka.Nah, Apa itu Susu Ikan?﻿﻿Tunggu dulu, ikan kan bukan mamalia dan nggak punya kelenjar payudara. Jadi, dari mana asalnya susu ikan? Istilah susu ikan sebenarnya keliru, karena ikan jelas tidak menghasilkan susu. Hanya karena bentuknya cair dan warnanya putih, minuman ini disebut "susu". Hal ini mirip dengan susu kedelai (soya), yang sebenarnya berasal dari kacang kedelai, bukan susu dari mamalia.Pada susu ikan, protein diambil dari daging, kulit, atau bagian lain dari ikan yang diolah hingga menjadi bubuk. Bubuk ini nantinya dicampur dengan air hingga bentuknya mirip susu. Tapi ingat, bukan berarti ikan menghasilkan susu seperti sapi atau manusia, ya!Tren Susu Ikan di Negara Lain<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/dc24f70129ace7f7a1012cf7d4798c9bc_1726204048028.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Susu ikan-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 1202px; min-height: 0px;"> Susu ikan ternyata memang sudah lebih dikenal di negara lain, seperti Jepang dan Korea. Di sana, bubuk protein ikan sudah lama jadi bagian menu sehari-hari karena tinggi protein dan bagus untuk kesehatan otak dan jantung. Bahkan di Afrika dan India, susu ikan mulai dipakai sebagai solusi buat masalah keterbatasan sumber protein. Selain untuk makanan manusia, susu ikan juga dipakai untuk pakan ternak dan akuakultur.Penggunaan susu ikan ini bukan tanpa alasan, susu iklan memiliki beberapa keunggulan dibanding susu sapi, salah satunya proteinnya lebih tinggi dan penyerapan nutrisinya bisa sampai 96%. Susu ikan juga bebas alergen, plus kaya omega-3, EPA, dan DHA yang penting buat perkembangan otak dan kesehatan jantung, jadi nggak cuma alternatif jangka pendek untuk memenuhi kurangnya asupan susu sapi, tapi juga memberikan manfaat kesehatan jangka panjang.Lalu, Bolehkah Susu Ikan Dikonsumsi Anak-Anak?﻿﻿Untuk anak di bawah 1 tahun, jawabannya tidak boleh. Berbeda dengan susu kedelai yang sudah ada versi formula untuk bayi, susu ikan belum memiliki formula yang aman dikonsumsi untuk bayi di bawah 1 tahun.Lalu, apakah susu ikan bisa menjadi sumber alternatif protein? Susu ikan bisa menjadi alternatif sumber protein, terutama untuk orang yang mungkin alergi terhadap produk susu sapi. Namun, masih banyak hal teknis yang perlu diperhatikan, termasuk proses pengolahannya dan kecocokan dengan kebutuhan nutrisi si Kecil. Jadi, sebelum memberikan susu ikan sebagai alternatif, lebih baik konsultasikan dulu dengan dokter atau ahli gizi, ya MomDad!Referensi:﻿﻿Instagram Reels kolaborasi PrimaKu dengan dokter Lucky Yogasatria, Sp.A&nbsp;<a classname="e-rte-anchor" href="https://www.instagram.com/p/C_zodfyytXt/" title="https://www.instagram.com/p/C_zodfyytXt/" style="font-size: 12pt; text-align: inherit;">https://www.instagram.com/p/C_zodfyytXt/</a>CNBC. ​​RI Harus Belajar ke Sini, 5 Negara Maju Sudah Konsumsi Susu Ikan. 2024&nbsp;

Susu Ikan sebagai Sumber Alternatif Protein: Amankah Dikonsumsi Anak-Anak?

susu-ikan-sebagai-sumber-alternatif-protein--amankah-dikonsumsi-anak-anak--1726204342238

BAHAN:<ul><li>﻿﻿50 gram tahu putih, haluskan</li><li>50 gram daging udang atau</li><li>7 udang ukuran sedang (ambil dagingnya dan cindang halus)</li><li>1 butir telur</li><li>5 ml atau 1 sdt minya​k&nbsp;kanola untuk menumis</li><li>Minyak kelapa untuk menggoreng</li><li>Garam secukupnya (jika diperlukan)</li></ul><div> </div>BAHAN:<ul><li>1 siung bawang putih</li><li>1 buah bawang merah</li><li>¼ buah bawang bombai</li></ul> CARA MEMBUAT:1. Tumis bumbu halus tau hingga harum.2.⁠ ⁠Campurkan tumisan bumbu halus dengan tahu putih, udang, telur, dan garam, lalu aduk hingga tercampur rata.3.⁠ ⁠Bentuk adonan menjadi bulatan-bulatan.4.⁠ ⁠Goreng dalam minyak.

Resep MPASI Finger Foods Perkedel Tahu Udang

resep-mpasi-finger-foods-perkedel-tahu-udang-1729131779778

BAHAN:90 gram atau 1 kentang rebus ukuran sedang, haluskan30 gram atau 1 hati ayam rebus ukuran sedang, cincang kasar10 gram wortel, iris kecil2 butir telur puyuh rebus, iris tipis1 helai daun salam100 ml kaldu ayam7,5 ml atau 1½ sdt minyak sayur untuk menumisBUMBU HALUS:1 siung bawang putih1 buah bawang merah1 butir kemiriKunyit secukupnyaCARA MEMBUAT:1. Tumis bumbu halus hingga harum, lalu masukkan hati ayam..2. Masak hingga berubah warna.3. Masukkan kentang lumat, kaldu ayam, wortel, telur puyuh, terus aduk hingga mengental.4. Saring sesuai tekstur yang dinginkan.

Resep MPASI 6-8 Bulan: Bubur Kentang Hati Ayam Puyuh

resep-mpasi-6-8-bulan--bubur-kentang-hati-ayam-puyuh-1728034939556

BAHAN:<ul><li>90 gram atau 1 kentang rebus ukuran sedang, haluskan</li><li>30 gram atau 1 hati ayam rebus ukuran sedang, cinching kasar</li><li>10 gram wortel, iris</li><li>2 butir telur puyuh rebus, iris tipis</li><li>1 helai daun salam</li><li>100 ml kaldu ayam</li><li>7,5 ml atau 1½ sdt minyak sayur untuk menumis</li><li>Garam secukupnya (jika diperlukan)</li><li>Merica bubuk secukupnya (jika diperlukan)</li></ul> BUMBU HALUS:<ul><li>1 siung bawang putih</li><li>1 buah bawang merah</li><li>1 butir kemiri</li><li>Kunyit secukupnya</li></ul> CARA MEMBUAT:1.⁠ ⁠Tumis bumbu halus hingga harum, lalu masukkan hati ayam.2.⁠ ⁠Masak hingga berubah warna.3.⁠ ⁠Masukkan kentang lumat, kaldu ayam, wortel, telur puyuh, garam, dan merica, terus aduk hingga mengental.4.⁠ ⁠Saring sesuai tekstur yang diinginkan.

Resep MPASI Bubur Kentang Hati Ayam Puyuh

resep-mpasi-bubur-kentang-hati-ayam-puyuh-1725964311769

MomDad, pernah nggak sih kepikiran tentang apa hubungannya lingkar kepala si Kecil dengan berat badannya? Saat si Kecil dibawa ke dokter untuk pemeriksaan rutin, salah satu hal yang pasti diukur adalah lingkar kepalanya. Ternyata, ukuran ini bukan cuma soal kepala besar atau kecil, tapi juga punya hubungan erat dengan pertumbuhan tubuhnya secara keseluruhan, lho! Kaitan Lingkar Kepala dengan Berat Badan Bayi﻿﻿Lingkar kepala bayi bisa dibilang sebagai salah satu indikator penting dalam memantau pertumbuhannya. Ukuran ini secara tidak langsung mencerminkan seberapa besar tubuh bayi bertambah, terutama karena pertumbuhan otak yang berhubungan dengan penambahan berat dan tinggi badan yang cukup. Dalam beberapa penelitian, lingkar kepala bayi ternyata punya korelasi yang lebih kuat dengan berat badan, meskipun juga sangat berhubungan dengan tinggi badan.Jadi, saat lingkar kepala bayi diukur, dokter tidak hanya melihat berdasarkan usianya saja, tapi juga mempertimbangkan ukuran tubuh secara keseluruhan. Hal ini penting untuk memastikan pertumbuhan si Kecil berjalan optimal. Pentingnya Status Gizi pada Pertumbuhan Lingkar KepalaSelama 2 bulan pertama kehidupan, pertumbuhan berat dan panjang badan si Kecil sangat erat hubungannya dengan lingkar kepala. Jika status gizinya baik, otomatis lingkar kepalanya juga akan berkembang dengan baik. Tapi perlu MomDad ingat, ada juga kondisi-kondisi tertentu yang bisa memengaruhi ukuran lingkar kepala, seperti hidrosefalus atau mikrosefali. Oleh karena itu, penting banget untuk selalu memantau pertumbuhan si Kecil secara keseluruhan. Kenapa Lingkar Kepala Berpengaruh pada Berat dan Tinggi Badan?﻿﻿Dari penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa lingkar kepala bayi memang punya hubungan erat dengan berat dan tinggi badannya. Ukuran lingkar kepala yang normal menandakan pertumbuhan otak yang baik, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan tubuh secara keseluruhan.Jadi, jangan sepelekan pengukuran lingkar kepala, ya, MomDad! Ini bisa jadi salah satu cara untuk memastikan si Kecil tumbuh sehat dan optimal. Referensi:&nbsp;<ul><li>Geraedts, E. J., van Dommelen, P., Caliebe, J., Visser, R., Ranke, M. B., van Buuren, S., … Oostdijk, W. Association between Head Circumference and Body Size. Hormone Research in Paediatrics.2011; 75, 213–219.&nbsp;</li></ul>

Hubungan antara Lingkar Kepala dan Berat Badan untuk Tumbuh Kembang yang Lebih Optimal

hubungan-antara-lingkar-kepala-dan-berat-badan-untuk-tumbuh-kembang-yang-lebih-optimal-1725844551951

Hai MomDad! Mau tahu cara seru untuk membantu perkembangan si Kecil? Yuk, coba senam bayi! Senam bayi adalah salah satu cara yang bisa MomDad lakukan untuk menstimulasi indera sensorik dan perkembangan motorik kasar si Kecil. Dengan stimulasi dan aktivitas yang tepat, si Kecil bisa berkembang optimal di berbagai aspek. Manfaat Senam Bayi untuk Si KecilSenam bayi bukan hanya tentang motorik kasar, lho! Ada banyak manfaat lain yang bisa si Kecil dapatkan:<ol><li>Keterampilan Motorik Halus: Senam bayi membantu menguatkan otot-otot besar yang jadi dasar penting untuk keterampilan motorik halus, seperti memegang sendok saat makan atau menggambar.</li><li>Memperkuat Bonding dengan MomDad: Melalui senam bayi, ada banyak momen untuk kontak fisik, kontak mata, dan interaksi yang bisa memperkuat ikatan antara MomDad dan si Kecil.</li><li>Meningkatkan Kualitas Tidur: Bayi yang aktif dan terstimulasi dengan baik cenderung tidur lebih nyenyak. Senam bayi bisa membantu menyiapkan si Kecil untuk tidur lebih pulas saat waktunya tiba.</li><li>Baik untuk Pencernaan: Gerakan seperti "sepeda" dalam senam bayi bisa membantu memperlancar pencernaan si kecil dan mengurangi masalah perut seperti gas.</li></ol> Hal-Hal yang Perlu MomDad Perhatikan<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/710c82bfc455ea831b71baa2ec3860994_1725844263728.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Senam_bayi-2.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 945px; min-height: 0px;"> Sebelum mulai senam, ada beberapa hal penting yang perlu MomDad lakukan:<ul><li>Latihan Relaksasi dan Peregangan: Sebelum senam, ajak si Kecil melakukan latihan relaksasi dan peregangan dulu. Ini penting untuk menghindari cedera dan membuat si Kecil lebih nyaman.</li><li>Ajak Si Kecil Bicara dan Tertawa: Selama senam, jangan lupa ajak si Kecil berbicara, tertawa, dan peluk. Ini bukan hanya membuat senam jadi lebih menyenangkan, tapi juga memperkuat ikatan emosional.</li></ul> Gerakan Senam yang Bisa DicobaBerikut beberapa gerakan senam bayi yang bisa MomDad coba di rumah:<ol><li>Pijat Bayi (Posisi Telentang): Pijat ringan tubuh si Kecil. Kalau menangis, hentikan sebentar dan coba lagi nanti.</li><li>Gerakan Sepeda: Bantu si Kecil menggerakkan kakinya seperti sedang mengayuh sepeda. Gerakan ini bagus untuk menguatkan otot tungkai dan meningkatkan fleksibilitas.</li><li>Jongkok dan Ambil Mainan: Letakkan mainan di depan si Kecil, lalu ajak ia jongkok untuk mengambilnya. Ini membantu menguatkan otot kaki.</li><li>Gerakan Kaki ke Tangan dan Dada: Bawa kaki si Kecil ke arah tangan dan dadanya. Gerakan ini bagus untuk menguatkan otot perut dan leher.</li><li>Duduk di Pangkuan: Dudukkan si Kecil di pangkuan MomDad dengan posisi menghadap ke depan. Pegang panggulnya untuk stabilisasi, lalu ajak ia bersandar perlahan ke depan atau belakang.</li><li>Aktivitas Berlutut: Ajak si Kecil untuk melakukan gerakan berlutut. Ini membantu meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh.</li></ol> Kesimpulan﻿﻿Senam bayi bukan hanya membantu perkembangan fisik dan kognitif si Kecil, tapi juga memberikan rasa aman, memperkuat ikatan emosional dengan MomDad, dan merangsang kemampuan belajar di masa depan. Jadi, jangan ragu untuk meluangkan waktu melakukan senam bayi bersama si Kecil ya, MomDad! Referensi:<ul><li>Wahyuni LK. Stimulasi perkembangan senso-motorik: aktivitas fungsional dan bermain sesuai usia 6-12 bulan. 2023.</li><li><a classname="e-rte-anchor" href="https://babysparks.com/2019/04/16/benefits-of-gross-motor-exercises-for-baby/" title="https://babysparks.com/2019/04/16/benefits-of-gross-motor-exercises-for-baby/">https://babysparks.com/2019/04/16/benefits-of-gross-motor-exercises-for-baby/</a></li></ul>

Senam Bayi Usia 6-12 Bulan: Cara Asyik Menstimulasi Si Kecil

senam-bayi-usia-6-12-bulan--cara-asyik-menstimulasi-si-kecil-1725844347829

Pernah nggak sih merasa khawatir soal tidur si Kecil yang baru lahir? Tidurnya kok sering banget yaa? Nah, ternyata hal ini wajar banget karena bayi baru lahir memang belum paham soal siang dan malam. Mereka tidur kapan saja, di mana saja! Tapi, yuk kita bahas lebih lanjut sebenarnya berapa lama sih durasi tidur bayi baru lahir dalam sehari? Berapa Lama Bayi Baru Lahir Tidur? [1]Bayi yang baru lahir biasanya tidur sekitar 16 jam sehari, terbagi antara siang dan malam, masing-masing sekitar 8 jam. Tidurnya pun nggak langsung panjang, biasanya cuma 1-2 jam per sesi karena perut kecil mereka cepat lapar dan butuh disusui setiap 2-3 jam sekali. Mulai umur 3 bulan, biasanya mereka sudah mulai bisa tidur lebih panjang di malam hari. Jadi, kalau sekarang masih sering bangun, itu normal banget ya, MomDad. Tanda Bayi Cukup Tidur﻿﻿Bagaimana kita tahu kalau si Kecil tidurnya sudah cukup? Nah, perhatikan beberapa tanda berikut ini, ya:<ul><li>Tidur Malam yang Nyenyak: Bayi bisa tertidur dengan mudah di malam hari dan nggak rewel saat bangun pagi.</li><li>Tidur Siang yang Pas: Waktu tidur siangnya sesuai dengan usianya, tidak terlalu lama.</li><li>Aktif dan Bahagia: Kalau si kecil tampak segar, nggak sering rewel atau mengantuk sepanjang hari, berarti tidurnya cukup.</li></ul>Sebaliknya, jika si Kecil sering terlihat lelah, tidur siang terlalu lama, atau sering terbangun di malam hari, bisa jadi tidurnya kurang berkualitas. Ada beberapa kondisi medis yang bisa membuat si Kecil susah tidur, seperti dermatitis atopik (kulit gatal), batuk pilek, atau masalah perut, seperti kolik. Jika ini terjadi, sebaiknya MomDad konsultasi ke dokter. Cara Pastikan Bayi Tidur dengan Cukup<img src="https://s3.ap-southeast-3.amazonaws.com/assets.primaku.com/editor/4989dbc56b38337e6c52a83a3617e83c_1725844001980.jpg" class="e-rte-image e-imginline" alt="Durasi_tidur_bayi-3.jpg" width="auto" height="auto" style="min-width: 0px; max-width: 945px; min-height: 0px;"> Agar pertumbuhan dan perkembangan si Kecil optimal, pastikan mereka mendapatkan tidur yang cukup dengan cara berikut [2-3]:<ul><li>Hindari Overstimulasi: Terlalu banyak rangsangan bisa membuat bayi susah tidur. Coba hindari mainan yang terlalu banyak atau terlalu ribut menjelang tidur.</li><li>Perhatikan Tanda-tanda Mengantuk: Jika bayi sudah menunjukkan tanda mengantuk seperti menggosok mata, memalingkan wajah, segera bantu bayi untuk tidur, misalnya dengan mengajaknya ke kamar, menenangkan bayi, menghindari aktivitas yang terlampau bersifat fisik saat menjelang jam tidur (misal menggelitik, atau berceloteh).</li><li>Atur Jam Tidur Siang: Untuk bayi yang lebih besar, jangan biarkan tidur siang terlalu lama atau terlalu sore, karena ini bisa mengganggu tidur malamnya.</li></ul>Semoga dengan tips ini, MomDad bisa lebih tenang dan si Kecil bisa tidur dengan nyenyak ya! Referensi :&nbsp;﻿﻿1. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=infant-sleep-90-P02237" title="https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=infant-sleep-90-P02237">https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=infant-sleep-90-P02237 </a>2. Sambo CM. perkembangan tidur normal pada batita. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/perkembangan-tidur-normal-pada-batita" title="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/perkembangan-tidur-normal-pada-batita">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/perkembangan-tidur-normal-pada-batita </a>3. <a classname="e-rte-anchor" href="https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/sleep/Pages/healthy-sleep-habits-how-many-hours-does-your-child-need.aspx" title="https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/sleep/Pages/healthy-sleep-habits-how-many-hours-does-your-child-need.aspx">https://www.healthychildren.org/English/healthy-living/sleep/Pages/healthy-sleep-habits-how-many-hours-does-your-child-need.aspx</a>

Vaksin MPox: Mengapa Anak-Anak Bukan Sasaran Utama? Ini Fakta yang MomDad Harus Ketahui!

Vaksin MPox: Mengapa Anak-Anak Bukan Sasaran Utama? Ini Fakta yang MomDad Harus Ketahui!

Susu Ikan sebagai Sumber Alternatif Protein: Amankah Dikonsumsi Anak-Anak?

Susu Ikan sebagai Sumber Alternatif Protein: Amankah Dikonsumsi Anak-Anak?

Resep MPASI Finger Foods Perkedel Tahu Udang

Resep MPASI Finger Foods Perkedel Tahu Udang

Resep MPASI 6-8 Bulan: Bubur Kentang Hati Ayam Puyuh

Resep MPASI 6-8 Bulan: Bubur Kentang Hati Ayam Puyuh

Resep MPASI Bubur Kentang Hati Ayam Puyuh

Resep MPASI Bubur Kentang Hati Ayam Puyuh

Hubungan antara Lingkar Kepala dan Berat Badan untuk Tumbuh Kembang yang Lebih Optimal

Hubungan antara Lingkar Kepala dan Berat Badan untuk Tumbuh Kembang yang Lebih Optimal

Senam Bayi Usia 6-12 Bulan: Cara Asyik Menstimulasi Si Kecil

Senam Bayi Usia 6-12 Bulan: Cara Asyik Menstimulasi Si Kecil

Durasi Tidur Bayi Baru Lahir: Fakta yang Perlu MomDad Tahu

Durasi Tidur Bayi Baru Lahir: Fakta yang Perlu MomDad Tahu